Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini
merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan
golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis
yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat
dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik terwujud apabila
seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ
tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan
psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga
mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik
anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu
bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas
ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami
masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak.
Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi,
kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul
pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi. Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan
fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak usia
dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak
usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah makalah yang berjudul
“Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini.”

B.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.              Mengapa pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini dianggap penting?
2.              Bagaimana keterlibatan kesehatan psikologis dengan kesehatan fisik pada anak usia
dini?
3.              Bagaimana permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini?
4.              Apa dampak permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini?
5.              Bagaimana cara memelihara dan menjaga kesehatan anak usia dini?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kajian Teori
1.   Pengertian Pemeliharaan Kesehatan
Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan
bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari 
pengertian  diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam arti
lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan dengan
pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka perlu mengerti akan pengertian
memelihara kesehatan anak usia dini itu sendiri dibawah ini penjabaran pengertian
memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata memelihara  berasal dari kata ‘pelihara’ yang
artinya rawat dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat
adalah suatu keadaan ketika seluruh organ tubuh dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan
bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian
kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan
adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
a.             Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b.        Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c.             Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
d.            Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.

2
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan
sosial, yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari
pengertian tersebut terdapat 4 macam kesehatan
a.    Kesehatan badan / fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis memang tidak sakit. Semua
organ normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan funsi tubuh.
b.   Kesehatan jiwa / mental
1)      Pikiran ynag sehat tercermin dari cara berpikir seseorang yakni berpikir yang logis dan
runtut.
2)  Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang dalam mengekspresikan
emosinya.
3)     Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukurnya, pujian dan penyembahannya terhadap Sang Pencipta.
c.    Kesehatan sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu
berhubungan dengan orang lain atau kelompok tanpa membeda-bedakan suku, ras,agama atau
bangsa dll.
d.   Kesehatan ekonomi
(orang dewasa) terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang
dapat menyokong hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian
kesehatan, maka pengertian memelihara kesehatan mengandung arti  upaya penanggulangan
dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut Beichler dan Snowman  adalah anak yang
berada pada usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini secara perkata diatas  dapat
disimpulkan bahwasannya pengertian memelihara kesehatan anak usia dini adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa
dan raga.
2.   Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini

3
Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu.
Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a.    Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh
anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi
dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak
cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya
mempengaruhi status gizinya.
b.   Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)        Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan
dan daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2)        Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih
sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
(fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik,
peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga
dan masyarakat.
3)        Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang
baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak,
pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas,
rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin
dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan
kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran
terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a.    Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1)      Kegemukan atau obesitas,
2)      Berat badan lebih dari umurnya,
3)      Nafsu makan tinggi,
4)      Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b.   Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1)      Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi

4
2)      Postur tubuh tegap dan otot padat
3)      Rambut berkilau dan kuat
4)      Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5)      Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)      Gigi bersih dan gusi merah muda
7)      Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)      Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)      Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10)  Tidur nyenyak
c.    Gizi kurang untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1)      Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2)      Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3)      Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)      Mata yang cekung,
5)      Rambut  tipis,
6)      Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya
mengalami pengecilan,
7)      Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d.   Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
            Ciri-cirinya (Marasmus):
1)      Badannya kurus,
2)      Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang
menyusut,
3)      Cenderung rewel dan mudah menangis,
4)      Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5)      Jaringan lemak berkurang,
6)      Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7)      Sering mengalami penyakit infeksi,
8)      Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1)      Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2)      Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)      Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada
anak

5
4)      Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)      Hati mereka membesar
6)      Otot mengecil
7)      Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8)      Menderita anemia dan diare
9)      Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan
mungkin lebih buruk lagi. Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak
makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan
makanan yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang
baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana yang
nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula
ukuran makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil
atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau
makanan camilan  harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik
anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.

B.  Pembahasan
1.   Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala
kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan
bahwa karakteristik anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki
keingintahuan yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies
Ranti, “anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi
dengan teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang
banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas atas
sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai
orangtua dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan
standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan yang
sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan sangat

6
diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemeliharaan
kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang
dewasa, tentu ini dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan
dari orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan dilatih untuk mandiri dalam
menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak,
seperti memotong kuku, menggosok gigi, melatih untuk mandi sendiri. Namun dalam hal ini
pengawasan dari orangtua dan guru masih sangat diperlukan untuk membenarkan dan juga
menghindari kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi
penyakit yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara pemeliharaan
kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak serta lingkungannya,
menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat waktu, pembiasaan perawatan diri
yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan
yang sehat dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu saja ini harus
didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama keluarganya agar mencontohkan juga
membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus
sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam pemberian makanan pada anak, usahakan
makanan tersebut terlihat menarik agar anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat
bermanfaat ketika anak tidak menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan
tersebut dengan masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak sehinggga
anak mau untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik dan sehat juga
tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit
dapat diperoleh anak usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan akibatnya masing-
masing. Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia dini hendaknya diketahui
oleh orangtua dan guru agar dapat memantau perkembangan anak juga memberikan
pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu menjelaskan kepada anak mengenai
berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata,
telinga, kulit, gigi, dan jasmani. Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini,
sejak anak sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya
memelihara dan menjaga kesehatan.

7
Salah satu bentuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya
dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin kepada
seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat
melindungi anak usia dini dari serangan bermacam-macam virus sehingga diharapkan seorang
anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya.
Vaksin yang biasanya digunakan dalam imunisasi, yaitu:
a.            BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
b.            Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
c.            DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
d.           Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e.            Campak
Untuk mencegah penyakit campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak
usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan
pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini harus
disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua dan guru dapat menanamkan hidup sehat
pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang
biasa dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan
kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak
usia dini. 
2.   Keterlibatan Kesehatan Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada
dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu
tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut
menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau
integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.

8
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang
keduanya merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan
fisik yaitu terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak
sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan
spiritualnnya sehat.  Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni
mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari
kemempuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat
tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang
lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun
juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan
menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan
kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam
hal ini dikenal dengan istilah  somatoform yaitu gangguan mental yang mempengaruhi fisik,
tetapi pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun contohnya adalah
dengan seorang anak yang megalami gangguan psikis seperti trauma, stress, takut yang
berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki perilaku menarik diri, nafsu makannya
berkurang, bahkan cenderung takut untuk tidur. Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya
akan berdampak pada fisik anak yang lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi lain
energinya terkuras karena munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan
emosi yang tidak sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak munculnya penyakit-penyakit fisik
seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika
keadaan fisiknya sehat dalam arti semua organnya normal dan berfungsi normal, maka
menunjang terhadap pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara
positif dan bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi
dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau
yang dikenal dengan istilah psikomatik yaitu gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan
psikis. Contohnya adalah ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun gangguan fisik
lainnya cenderung menyebabkan anak menjadi merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk
berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya stress dan depresi karena penyakit

9
yang dialami. Selain itu juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan diekspresikan
dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis
merupakan komponen yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan
demikian, anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun
psikis.

3.   Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
a.      Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan
dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung.
Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat
menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1)          pertumbuhan lambat
2)          perut bengkak
3)          tubuh kurus
4)          kehilangan nafsu makan
5)          kehilangan energi
6)          pucat (anemia)
7)          luka di sudut-sudut mulut
8)          sering pilek dan infeksi lainnya
9)          rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1)          berat badan tidak bertambah
2)          pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3)          bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4)          rambut menipis atau bahkan rontok
5)          kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6)          luka dalam mulut
7)          kecerdasan tidak berkembang
8)          'Mata kering' (xeroftalmia)
9)          kebutaan

10
BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab
kondisi kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih
sangat rentan terserang virus. Penyakit yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja
pada seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan
ada bermacam-macam, hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis. Gangguan yang
terjadi pada fisik dan psikis seseorang dapat saling terlibat dan mempengaruhi, misalnya
penyakit psikosomatis. Kesehatan yang tidak dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat
menyebabkan kematian. Namun kondisi kesehatan dapat dijaga, ada banyak sekali cara
menjaga kesehatan, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, imunisasi,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, dan mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan
tidak hanya perlu dijaga bila anak ada di rumah, namun di manapun anak berada, sebab virus
dan bakteri penyakit ada di mana saja.

B.  Saran
Berdasarkan ilmu yang telah diketahui, maka sebagai pihak yang bertanggung jawab pada
anak, seperti orang tua dan guru di sekolah perlu memahami ilmu mengenai kesehatan anak,
sebab dengan memamahaminya orang tua dan guru dapat menjaga anak dengan baik dan
mengahasilkan anak yang berkualitas. Dalam hal ini, menjaga kesehatan bukan hal yang
mudah sebab virus dan bakteri dapat berkembang di mana saja, oleh sebab itu pemeliharaam
kesehatan seperti menjaga kebersihan, imunisasi, gizi yang cukup, dan sebagainya perlu
diperhatikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.

12

Anda mungkin juga menyukai