KESEHATAN
KEPERAWATAN &
UMUM
MAKALAH KESEHATAN KEPERAWATAN & UMUM
Beranda
Kesehatan
o Keperawatan
o Kebidanan
Umum
o Sosial
o IPA
o Olahraga
o Budidaya
o Agama
Pendidikan
Privacy
Contact
About
Reaksi:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: BERANDA, KEPERAWATAN, KESEHATAN
No comments:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Newer PostOlder PostHome
Keperawatan
lam Pelayanan keperawatan...
ng keperawatan
Dalam Keperawatan
rawatan
AWATAN MONILIASIS
AWATAN STOMATITIS
AWATAN SEROSIS HEPAR
AWATAN IKTERUS
ISIK SISTEM RESPIRASI PADA AN...
n parotitis
n Gingivitis
AWATAN KELUARGA
OK BAGI KESEHATAN
an Yang Bernilai Pancasil...
KOLAH
LAR SEKSUAL
UNG KORONER
PENYAKIT TIDAK MENULAR LANSIA...
EKSKLUSIF
GKUNGAN
ansplantasi Organ)
LIEN YANG MENGHADAPI KEHILANG...
Search
Search
Populer
MAKALAH ASKEP BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru...
MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumentasi adalah segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang
dapat dipercaya sebag...
MAKALAH ASKEP BRONKHITIS PADA BAYI/ANAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian
adalah saluran pernafasa...
MAKALAH ASKEP ANAK DENGAN MORBILI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini
mudah menular kepada ana...
LEAFLET DIABETES MELITUS
silakan download leaflet diabetes melitus di sini
lutfilatifah2909
Smile! You’re at the best WordPress.com site ever
SKIP TO CONTENT
HOME
ABOUT ME
MASTER
MATERI
DOWNLOAD
LINK TEMAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan
sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang
berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim
dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan
suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan
dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun
negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh
suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi
juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Jadi dapat dikatakan bahwa aspek budaya dapat mempengaruhi bagaimana budaya meningkatkan
aspek kesehatan bagi individu ataupun masyarakat, atau bahkan dapat menurunkannya.
2. Bagaimana pengaruh budaya, baik pengaruh positif atau negatif terhadap kesehatan?
3. TUJUAN
PENULISAN
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya, baik pengaruh positif atau negatif
terhadap kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. PENGERTIAN SEHAT dan SAKIT
Pengertian Sehat
Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hukum alam atau cara-cara alamiah baik dari
segi fisik, kejiwaan, dan lingkungan. Ada beberapa definisi sehat:
1. Menurut model rentang sehat-sakit (Neuman), Sehat adalah sebuah keadaan dinamis
yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai
perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan
fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.
2. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
3. Sedang menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal
(psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya
yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan. Saat ini banyak sekali dari rakyat Indonesia yang tidak mampu mendapat
jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan,
seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat
kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik,
berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok
manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Sehat fisik, diartikan sebagai kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda utama:
kulit bersih
mata bersinar
nafas segar
semua alat indera berfungsi lengkap dengan denyut nadi dan tekanan
darah dalam keadaan istirahat dan dalam gerakan ada dalam batas-batas
normal menurut umur dan jenis kelamin.
1. sehat mental
2. sehat sosial
3. sehat spiritual
Pengertian sakit
Sakit adalah proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami
perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Atau suatu
keadaan dimana fisik mengalami penurunan daya imun. Sakit juga didefinisikan sebagai tidak
adanya keserasian antara lingkungan dan individu (R. Susan). Sedangkan menurut Oxford
English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ
badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status sehat. Sedangkan definisi
sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Menurut Bauman (1965)
seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu :
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit dipengaruhi dengan faktor sebab dan
penyebabnya (multiple factor causation). Menurut Webster, penyakit mnerupakan kondisi yang
tidak nyaman ( discomfort . sedangkan dalam Oxford English Dictionary, disebutkan bahwa
penyakit ( Illness ) merupakan kondisi badan dengan fungsi-fungsinya terganggu ( a condition or
body or some part or organ of the body in which its functions are disturbed or derenged ). Secara
ekologi penyakit merupakan akibat dari kegagalan penyesuaian ( mal ajusment ) dari organisme
manusia thd lingkungannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang
beragam. Arti sehat menurut UU kesehatan RI no. 23 th. 1992, Sehat merupakan kondisi yang
sempurna baik fisik maupun psikis dan berkemampuan untuk melakukan kegiatan produktif.
Kesehatan Sosial Penjelasan Pasal 3 UU No.9 th 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Tambahan Lembaran Negara RI No.2068): Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam
masyarakat, sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam
masyakarat, yang memungkinkannya bekerja dan menikmati hiburan pada waktunya.
Sehat secara sosial dinyatakan sebagai kondisi pada seseorang yang memungkinkan ia
menunaikan tugas perikehidupannya di tengah-tengah masyarakat, tanpa merasa cemas dalam
memelihara dan memajukan dirinya sendiri maupun keluarganya sehari-hari. Dulu dari sudut
pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam
kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat
sehat dari berbagai aspek. Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental
and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity.
WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,
maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sebatas mana seseorang dapat dianggap sempurna
jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya:
hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan
peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang
dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai
kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik
dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh
lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh,
termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep
sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat
setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh
kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang
normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan
sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan
sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari
seperti halnya orang yang sehat.
Konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu
agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau
makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif
persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang
menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering
menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,
kehilangan nafsu makan, atau “Kanker= kantong kering” (tidak punya uang). Selanjutnya
masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). Untuk mengobati sakit yang termasuk
dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok,
pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus
dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya
tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor
yaitu:
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku
sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas
social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi
yang berbeda di kalangan pasien.
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social dan pengertian profesional yang
beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai
aspek. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya
yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena
penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar.
Dari sini dapat ditarik tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap
kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan
pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan. Pada alur paling atas, terlihat
bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau
tingkat radiasi ultraviolet) dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung
(misalnya sejenis kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah,
mengilustrasikan proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara
kondisi lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi.
Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi langsung antara
perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang merah bahwa
perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab
atas faktor-faktor penyangga utama kesehatan dan kehidupan manusia, seperti produksi bahan
makanan, air bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan
keselamatan dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan menemukan
banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan permasalahan pemunculan toksi-
ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai ke pengaruh lingkungan dalam skala
besar yang bekerja pada gangguan kondisi ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah
bahwa resiko terbesar dari dampak perubahan sosial dan budaya atas kesehatan dialami mereka
yang paling rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan
ekonominya.
Pengaruh positif
Seperti warga di Desa. Bangunsari Rt 02- Rw 04, Kecamatan. Pamarican, Kabupaten. Ciamis-
Jawa Baratyang tidak hanya terdiri dari satu golongan/budaya, warga di desa Bangunsari
memang dominan oleh warga berketurunan sunda, namun ada juga yang berbudaya jawa
(keturunan jawa).
1. Budaya Sunda
Para warga di desa Bangunsari, bukan hanya terdiri dari warga asli di desa Bangunsari
saja, tapi pasti seluruh orang sunda sudah mengenal konsep sehat sakit dengan istilah
muriang, hare-eng (tidak enak badan/demam), flu (salesma), batuk (yohgoy), nyeri sirah
(sakit kepala). Dan untuk pengobatan tersebut biasanya warga di desa Bangunsari
terlebih dahulu memakai obat-obat yang biasa tersedia di warung-warung di desa
tersebut sebelum akhirnya mereka memeriksakan diri ke puskesmas. Namun ada
beberapa juga yang biasa menggunakan obat-obat tradisional.
2. Budaya Jawa
Di desa Bangunsari percaya bahwa konsep sakit sehat berhubungan dengan bathin,
semua yang di lakukan bersumber dari niatan atau kehendak hati. Bila salah satu dri
mereka ada yang sakit, baik itu dari faktor lingkungan itu sendiri, cuaca, atau bahkan
guna-guna. Maka mereka biasa “kerokan” dan akan di beri obat-obatan tradisional yang
biasanya dalam bentuk jamu (dijamoni). Atau bahkan mereka pergi berobat kepada
dukun-dukun di desa Bangunsari tersebut. Ini dilakukan karena mereka melihat
kebiasaan yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama di sekitar mereka.
Padahal hal ini sangat lah kurang tepat sebab penanganan dengan cara tradisional seperti
itu tidak memuaskan dalam memenuhi kebutuhan sehat para penduduk di masa seperti
ini. Namun dengan berkembangnya budaya, saat ini mereka “jawa” sudah mulai
mengenal obat-obatan seperti yang lazim di gunakan oleh para “sunda”, bahkan mereka
pun telah akrab dengan para ahli medis, seperti para dokter.
Namun walaupun begitu masih ada beberapa warga jawa di desa Bangunsari yang masih
dengan setia meneruskan tradisi dari para leluhur mereka.
Atau pada contoh lain seperti, di desa Bangunsari biasanya para perempuan yang sedang
mengandung biasa melakukan aktivitas rumah tangga seperti mengepel lantai, dan untuk
pekerjaan ini mereka sering kali melakukan dengan cara tradisional (zaman dulu), yaitu dengan
jongkok. Keyakinan para kaum perempuan di desa Bangunsari, umumnya para orang tua yang
sampai saat ini masih turun-temurun. Mereka selalu mengingatkan kepada putri-putri mereka
yang sedang mengandung, terutama mereka yang kandungannya sudah menginjak bulannya
(masa melahirkan). Mereka berkeyakinan bahwa hal itu akan membantu kelancaran proses
kelahiran nantinya.
Padahal apabila melihat pada perkembangan zaman, sekarang ini sudah ada kemajuan di bidang
medis untuk membantu kesulitan dalam persalinan, yaitu dengan cara ceasar.
Namun, bukan berarti pengobatan tradisional itu negatif atau tidak baik. Adanya pengobatan
tradisional justru membantu dalam proses penyembuhan beberapa penyakit.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dan latar belakang budaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku sehat-sakit,
dengan faktor lainnya meliputi:
Faktor Internal
Faktor eksternal
– Kelompok sosial
– Dukungan sosial
– Ekonomi, dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://umitrastikes.blogspot.com/2010/01/konsep-sehat-sakit.html, diakses
pada hari selasa, 19 November 2013, pukul. 20:25 WIB
http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-konteks-
sosial-budaya/, diakses pada hari jum’at, 22 November 2013, pukul. 15:52 WIB
http://christinedethan.wordpress.com/2013/04/13/konsep-sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-
konteks-sosial-budaya/, diakses pada hari jum’at, 22 November 2013, pukul. 16:37 WIB
http://apapunituzar.blogspot.com/2013/09/perilaku-sehat-dan-perilaku-sakit.html, diakses pada
hari jum’at, 22 November 2013, pukul 17:17 WIB
Share this:
Twitter
Facebook
Post navigation
← MAKALAH PAI KEP.S1_ SYARI’AH ISLAM
MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN →
Leave a Reply
M T W T F S S
May »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
April 2014
Blogroll
Discuss
Get Inspired
Get Polling
Get Support
Learn WordPress.com
Theme Showcase
WordPress Planet
WordPress.com News
ump
krs online
UMP
BLOG AT WORDPRESS.COM.