Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KESEHATAN
KEPERAWATAN &
UMUM
MAKALAH KESEHATAN KEPERAWATAN & UMUM

 Beranda
 Kesehatan
o Keperawatan
o Kebidanan
 Umum
o Sosial
o IPA
o Olahraga
o Budidaya
o Agama
 Pendidikan
 Privacy
 Contact
 About

Sunday, December 25, 2016

MAKALAH SEHAT SAKIT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus
dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spektrum merupakan suatu
kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu
berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat
yang sempurna. Banyak yang menjadi rujukan mengenai apa itu pengertian sehat sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat” yang terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di kampus.
Berkaitan dengan judul tersebut,maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut :
1. Apakah sehat itu?
2. Apakah sakit itu ?
3. Bagaimana hubungan antara sehat sakit dan penyakit?!
4. Bagaimana tahapan sehat dan sakit?
1.3 Tujuan
Ø Untuk mengetahui bagaimana konsep sehat dan sakit.
Ø Untuk mengetahui   bagaimana Hubungan antar keduannya.
Ø Bagaimana tahapan sehat sakit
BAB II
PEMBAHASAN
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
Pada bab ini akan dikaji tentang bagaimana pengertian sehat sakit dan bagaimana hubungan
antar keduannya.
A . Pengertian Sehat dan Sakit
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus
dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spektrum merupakan suatu
kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu
berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat
yang sempurna. Banyak yang menjadi rujukan mengenai apa itu pengertian sehat sakit.
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992
tentang kesehatan)
Pengertian sakit sendiri adalah suatu proses di mana ada gangguan dan tidak ada kestabilan
antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh
yang bisa mengganggu aktifitasnya sehari- hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun sosial.
2.1 Pengertian Sehat
Beberapa   pengertian sehat diantaranya yaitu :
WHO, 1947
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan.
Mengandung tiga karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
3. Sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif
Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu
keadaan tapi merupakan proses.
Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
Ø UU N0. 23/1992 tentang kesehatan
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992
tentang kesehatan)
Ø Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
Ø Pepkin’s
Suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat
mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
Ø Zaidin Ali
Kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif
Ø President’s Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )
o   Sehat Þ bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan
suatu keadaan tapi merupakan suatu proses
o   Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap lingkungan
sosialnya.
Ø Payne ( 1983 )
1. Sehat Þ fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care Resources )
yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara adekuat.
2. Self Care Resources Þ mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
3. Self Care Action Þ perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk  
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
Ø Sehat Menurut Dunn (1959).
Sehat adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda dan gejala dari penyakit.
Ø DEFINISI SEHAT PENDER (1982)
Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang
lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Ø DEFINISI SEHAT PAUNE (1983)
Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin
tindakanuntuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.
Self care Resoureces : encangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahan kan dan menigkatkanfungsi psicososial da piritual.
Ø DEFINISI SEHAT MENURUT PERSEORANGAN
Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariasi.
Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit :
1.Status Pekembangan.
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap
perubahandalam kesehatan dikatakan dengan usia.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi.
Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan
pengkajian terhadap individu dan membantu mengatisipasi perilaku-perilku selanjutnya.
2.Pengaruh sosial dan cultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat dan diturunhan dari orang tua keanak-
anak.
Contoh : – Cina : sehat adalah keseimbangan antara Yin dan yang.
– Sosok (ekonomi rendah) flu suatu yang biasa, merasa sehat.
3. Pengalaman masa lalu.
Seseoran dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri / sakit disfungsi (tidak berfungsi)
membantu menentukan definisi seorang tentang sehat.
4. Harapan sesorang tentang dirinya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat.
Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri.
1.Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik / secara utuh.
2.Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan kemampuan.
Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian sehat di atas maka bahwa kesehatan itu terdiri dari 3
dimensi yaitu fisik, psikis dan sosial yang dapat diartikan secara lebih positif, dengan kata lain
bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-luasnya kemampuan yang
dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan sehat.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Diri Seseorang Tentang Sehat
Status perkembangan
–     Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan
dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
–     Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.
–    Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk
melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku
selanjutnya
Pengaruh sosiokultural
–     Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua pada
anaknya.
–     Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat
Pengalaman masa lalu
–     Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal
karena pengalaman sebelumnya
–    Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
Harapan seseorang tentang dirinya
–     Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat
Ø FAKTOR LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIRI
–    Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik
–     Self Esteem. Body Image, kebutuhan peran dan kemampuan
–    Jika ada ancaman : anxiety ( cemas )
2.3 Pengertian sakit
Beberapa pengertian sakit ,di antaranya:
Ø Pepkin’s
Suatu kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, maupun rohani maupun sosial.
Ø Kleinman
Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikofisiologis pada seseorang
Ø Parson
Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi
penyesuaian
Ø Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Pemons, 1972)
Ø Parsors ( 1972 )
Sakit Þ Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme
sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
Ø Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
–     Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
–    Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
–     Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah
Ø Oxford English Dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya
terganggu atau menyimpang.
Ø Zaidin Ali
Keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan
spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan kemandirian indivisu
baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Ø BAUMAN (1965)
Seseoang menggunakan3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
1.Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri.
2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkuranya kapasitas.
2.4 PENGERTIAN PENYAKIT
Ø Istilah medis yang digambarkan sebgai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan
berkurangnya   kapasitas
Ø Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit
Pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit
–    Hasil intraksi sesorang dengan lingkungan
–    Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam berdaptasi dengan lingkungan
–    Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara factor : Host-Agent-Environment
2.5 Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit
Ø Hubungan antara konsep sehat sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat
sakit, yaitu :
1. Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
2. Sebagai manifetasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi dengan
lingkungan.
3. Gangguan Kesehatan.
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat.
Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.
1. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat / kesehatan
seseorang.
2. Kedudukannya : dinamis, dan bersifat individual.
3. JARAK dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan
kemauan pada titik yang lain.
2.6 Sakit dan perilaku sakit
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, social, perkembangan yang terganggu.
Bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh :
–    Seseorang dengan penyakit leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan
mampu berfungsi seperti biasanya.
–    Sedangkan dengan seseorang dengan penyakit kanker payudara yang sedang mempersiapkan
diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain
dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya
; mendefinisikan dan mengintrerprestasikan ; gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan dan penggunaan system pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.
2.7 Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
1. Tahap Transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa
dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
–     secara fisik : nyeri, panas tinggi.
–     Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
–     Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.
Konsultasi dengan orang terdekat : gejala perasaan, kadang-kadang mencoba pengobatan
dirumah.
1. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).
Penerimaan terhadap sakit.
1. Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan
peran sakit.
2. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri,
mengikuti   nasehat teman / keluarga.
Akhir dari tahap ini dapat ditentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih buruk.
Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rebcana pengobatan
dipenuhi / dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
1. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
–     Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
– 3 tipe informasi :
1. Validasi keadaan sakit.
2. Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
3. Keyakinan bahwa mereka akan baik.
–     Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala kembali
pada posisi kesehatan.
1. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit : menjadi pasien yany
tergantungan untuk memperoleh bantuan.
Setiap orang mempunyai ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
*     Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien di kaitkan dengan tahap
perkembangan.®Perawat
*     Support terhadap perilaku pasien yang mengarah pada kemandirian.
1. Tahap Penyembuhan
2. Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada kondisi sebelum
sakit.
3. Kesiapan fungsi social
4. Member pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian.
5. Memberikan harapan dan support.
1. Tingkat Pencegahan
Untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:
Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific
protection).
1. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
Pencegahan tersier: rehabilitasi.
2. Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:
1. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
2. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan
ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk
menanggulangi stress dan lain-lain.
3. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
4. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
tujuan utama dari tindakan ini ialah
1)   Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk
mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat.
1. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi,
terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
4. Pencegahan tersier
5. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi
hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik,
mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu adalah
2.8 Proses Perjalanan Penyakit Dibedakan Atas
1. a) Fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara
agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan dan
2. b) Fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.
Tingkat pencegahan penyakit (sumber: Leavel and clark, 1958)
Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya makan makanan
bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah
terjadinya penyakit misalnya menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit,
mengurangi dan mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor
penyakit misalnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes, atau
terhadap agent penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotika untuk membunuh
kuman.
Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau proteksi pada
bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan flour
untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya
mencuci tangan dengan larutan antiseptik sebelum operasi untuk mencegah infeksi, mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.
Diagnosa dini dilakukan melalui proses skrining seperti misalnya skrining kanker payudara,
kanker rahim, adanya penyakit-penyakit tertentu pada masa kehamilan, sehingga pengobatan
dapat dilakukan saat dini dan akibat buruknya dapat dicegah.
Kadang-kadang batas dari ketiga tahap pencegahan itu tidak jelas sehingga ada kegiatan yang
tumpang tindih dapat digolongkan pada perlindungan khusus akan tetapi juga dapat digolongkan
pada diagnosa dini dan pengobatan segera misalnya pengobatan lesi prekanker pada rahim dapat
termasuk pengobatan dini dapat juga perlindungan khusus.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan kesehatan dokter,
perawat dan praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal
empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu
(Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:
1. Apa masalahnya (surveillance)?
2. Identifikasi masalah.
3. Apa masalahnya?
4. Kapan terjadinya?
5. Dimana?
6. Siapa penderitanya?
7. Bagaimana terjadinya?
8. Kapan hal itu terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu?
9. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko)?
10. Mengapa hal itu lebih mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang
meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian
(faktor protektif)?
11. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah
terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan
dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu
dalam mencegah dan menanggulangi masalah.
12. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala
besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana
melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan
sumber daya untuk melaksanakannya.
2.9 Ciri-ciri Sehat dan sakit
Ø   Ciri- ciri sehat
1. Suhu normal 36,5°C – 37,5°C.
2. Tubuhnya sehat bugar dan tidak lemas.
3. Wajahnya berseri, tidak nyeri, emosi stabil
4. Tidak ada gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
5. Selalu berfikir positif dan tidak merasa ada gangguan.
6. Mampu melaksanakan segala aktifitas dengan semangat.
Ø Ciri- ciri sakit
1. Suhu abnormal > 38°C.
2. Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala
aktifitas.
3. Wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri.
4. Adanya gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
5. Selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep sehat-sakit adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi, banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun
profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Kemampuan
kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan
penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk
menjaga kesehatan sendiri. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan
dan cara melaksankannya.
3.2 Saran
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit berfikirlah yang positif, karena keadaan sakit
dimulai dengan keadaan jasmani, rohani dan sosial yang kurang baik. Sakit bukan saja karena
faktor alam tetapi faktor dari alam bawah sadar kita.
Pengen sehat,
Slalu berfikir yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html
http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/06/pengertian-sakit.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-sehat-sakit.html

Diposkan oleh ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN  di 4:29:00 AM

Reaksi: 
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: BERANDA, KEPERAWATAN, KESEHATAN

No comments:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Mengenai Saya

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN


View my complete profile
Archive

Keperawatan
lam Pelayanan keperawatan...
ng keperawatan
Dalam Keperawatan
rawatan

H-TAMAH DALAM KEPERAWATAN


DALAM KEPERAWATAN
AWATAN
TERHADAP PASIEN
RHADAP PASIEN DALAM DUNIA KEPE...
IAN ASUHAN KEPERAWATAN

AN PIMPINAN PERSALINAN DAN PEL...


TOLOGIS
IOLOGIS
GSI PERAWAT

AWATAN MONILIASIS
AWATAN STOMATITIS
AWATAN SEROSIS HEPAR
AWATAN IKTERUS
ISIK SISTEM RESPIRASI PADA AN...
n parotitis
n Gingivitis
AWATAN KELUARGA
OK BAGI KESEHATAN
an Yang Bernilai Pancasil...
KOLAH
LAR SEKSUAL
UNG KORONER
PENYAKIT TIDAK MENULAR LANSIA...
EKSKLUSIF
GKUNGAN
ansplantasi Organ)
LIEN YANG MENGHADAPI KEHILANG...

Search

Search

Populer


MAKALAH ASKEP BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK
BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru...


MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN
BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dokumentasi adalah segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang
dapat dipercaya sebag...


MAKALAH ASKEP BRONKHITIS PADA BAYI/ANAK
BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Penyakit infeksi sekarang ini yang banyak menimbulkan kematian
adalah saluran pernafasa...


MAKALAH ASKEP ANAK DENGAN MORBILI
BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini
mudah menular kepada ana...


LEAFLET DIABETES MELITUS
silakan download leaflet diabetes melitus  di sini

Simple theme. Theme images by nicodemos. Powered by Blogger.

lutfilatifah2909
Smile! You’re at the best WordPress.com site ever
SKIP TO CONTENT
 HOME
 ABOUT ME
 MASTER
 MATERI
 DOWNLOAD
 LINK TEMAN

Makalah Psikologi Keperawatan S1, sehat-


sakit
APRIL 8, 2014LEAVE A COMMENT
BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1    LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan
sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang
berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim
dalam suatu tempat tertentu.

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan
suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan
dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun
negatif.

Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh
suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai
dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi
juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

Jadi dapat dikatakan bahwa aspek budaya dapat mempengaruhi bagaimana budaya meningkatkan
aspek kesehatan bagi individu ataupun masyarakat, atau bahkan dapat menurunkannya.

1.      RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian sehat dan sakit?

2. Bagaimana pengaruh budaya, baik pengaruh positif atau negatif terhadap kesehatan?

3. TUJUAN
   PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian sehat dan sakit.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya, baik pengaruh positif atau negatif
terhadap kesehatan.

 
 

BAB II

PEMBAHASAN
 
2. PENGERTIAN SEHAT dan SAKIT

Pengertian Sehat
Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hukum alam atau cara-cara alamiah baik dari
segi fisik, kejiwaan, dan lingkungan. Ada beberapa definisi sehat:

1. Menurut model rentang sehat-sakit (Neuman), Sehat adalah sebuah keadaan dinamis
yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai
perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan
fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.

2. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

3. Sedang menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal
(psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal  (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan


kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain.

Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya
yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan. Saat ini banyak sekali dari rakyat Indonesia yang tidak mampu mendapat
jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan,
seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat
kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik,
berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok
manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan
jiwa merupakanbagian integral kesehatan.

Sehat fisik, diartikan sebagai kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda utama:

 kulit bersih
 mata bersinar

 rambut yang subur

 otot-otot yang kuat

 tidak terlalu gemuk

 nafas segar

 nafsu makan yang baik

 tidur yang nyenyak

 buang air besar dan kecil teratur

 gerakan badan yang supel, mudah, dan terkoordinasi

 semua organ yang sebanding dan berfungsi normal

 semua alat indera berfungsi lengkap dengan denyut nadi dan tekanan
darah dalam keadaan istirahat dan dalam gerakan ada dalam batas-batas
normal menurut umur dan jenis kelamin.

Adapun macam-macam sehat yang lain:

1. sehat mental

2. sehat sosial

3. sehat spiritual

Pengertian sakit

Sakit adalah  proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami
perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Atau suatu
keadaan dimana fisik mengalami penurunan daya imun. Sakit juga didefinisikan sebagai tidak
adanya keserasian antara lingkungan dan individu (R. Susan). Sedangkan menurut Oxford
English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ
badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

Beberapa definisi lain mengenai sakit,

 suatu keadaan yang tidak menyenangkanyang menimpa seseorang sehingga


seseorang menimbulkan gangguan aktivitas jasmani, rohani, dan sosial
(Perkins).
 Suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang (Oxford English Dictionary).

Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status sehat. Sedangkan definisi
sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Menurut Bauman (1965)
seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu :

1.     Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri, dll.

2.     Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, misalnya baik, buruk, sakit.

3.     Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja, sekolah,


dll.

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit dipengaruhi dengan faktor sebab dan
penyebabnya (multiple factor causation). Menurut  Webster, penyakit mnerupakan kondisi yang
tidak nyaman ( discomfort . sedangkan dalam Oxford English Dictionary, disebutkan bahwa
penyakit ( Illness ) merupakan kondisi badan dengan fungsi-fungsinya terganggu ( a condition or
body or some part or organ of the body in which its functions are disturbed or derenged ). Secara
ekologi penyakit merupakan akibat dari kegagalan penyesuaian ( mal ajusment ) dari organisme
manusia thd lingkungannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.

1.     Disease adalah gangguan & penyimpangan dari  struktur dan fungsi organ-organ


tubuh.

2.     Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit


yg di deritanya.

3.     Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan


pengetiannya thd penyakitnya (illness).

2.2 PENGARUH BUDAYA, BAIK PENGARUH POSITIF ATAU NEGATIF TERHADAP


KESEHATAN

A. konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang
beragam. Arti sehat menurut UU kesehatan RI no. 23 th. 1992, Sehat merupakan kondisi yang
sempurna baik fisik maupun psikis dan berkemampuan untuk melakukan kegiatan produktif.
Kesehatan Sosial Penjelasan Pasal 3 UU No.9 th 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Tambahan Lembaran Negara RI No.2068): Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam
masyarakat, sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam
masyakarat, yang memungkinkannya bekerja dan menikmati hiburan pada waktunya.

Sehat secara sosial dinyatakan sebagai kondisi pada seseorang yang memungkinkan ia
menunaikan tugas perikehidupannya di tengah-tengah masyarakat, tanpa merasa cemas dalam
memelihara dan memajukan dirinya sendiri maupun keluarganya sehari-hari. Dulu dari sudut
pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam
kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat
sehat dari berbagai aspek. Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental
and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity.

WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,
maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sebatas mana seseorang dapat dianggap sempurna
jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya:
hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan
peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang
dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai
kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik
dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh
lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh,
termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep
sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat
setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh
kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang
normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan
sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan
sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari
seperti halnya orang yang sehat.

Konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu
agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau
makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung). Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif
persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang
menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering
menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,
kehilangan nafsu makan, atau “Kanker= kantong kering” (tidak punya uang). Selanjutnya
masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :

1.      Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia


2.      Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.

3.      Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). Untuk mengobati sakit yang termasuk
dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok,
pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus
dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian  upaya penanggulangannya
tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor
yaitu:

1.            Environment atau lingkungan.

2.            Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance.

3.            Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk,


dan sebagainya.

4.            Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku
sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas
social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi
yang berbeda di kalangan pasien.

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social dan pengertian profesional yang
beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai
aspek. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya
yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena
penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar.

B. Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya terhadap Kesehatan


Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam
masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai
saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
bahkan dapat berkembang luas.

Dari sini dapat ditarik tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap
kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan
pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan. Pada alur paling atas, terlihat
bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau
tingkat radiasi ultraviolet) dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung
(misalnya sejenis kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah,
mengilustrasikan proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara
kondisi lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi.

Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi langsung antara
perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang merah bahwa
perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab
atas faktor-faktor penyangga utama kesehatan dan kehidupan manusia, seperti produksi bahan
makanan, air bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan
keselamatan dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan menemukan
banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan permasalahan pemunculan toksi-
ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai ke pengaruh lingkungan dalam skala
besar yang bekerja pada gangguan kondisi ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah
bahwa resiko terbesar dari dampak perubahan sosial dan budaya atas kesehatan dialami mereka
yang paling rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan
ekonominya.

Pengaruh positif

    Meningkatkan kesehatan pada masyarakat indonesia dibanding sebelum masuknya budaya


tersebut. Pengobatan versi barat yaitu pengobatan terhadap penyakit berdasarkan ilmu yang
sudah terbukti dapat menyembuhkan penyakit, bukan kepercayaan, bukan dengan obat yang
belum terbukti khasiatnya. Seperti contohnya vaksin, obat-obatanan sekarang ini, vitamin, dan
tindakan-tindakan medis, itu semua merupakan adopsi dari kebudayaan barat, yang sekarang ini
secara nyata berdampak positif terhadap kesehatan masyarat dibandingkan dengan masyarakat
dulu.

Seperti warga di Desa. Bangunsari Rt 02- Rw 04, Kecamatan. Pamarican, Kabupaten. Ciamis-
Jawa Baratyang tidak hanya terdiri dari satu golongan/budaya, warga di desa Bangunsari
memang dominan oleh warga berketurunan sunda, namun ada juga yang berbudaya jawa
(keturunan jawa).

1. Budaya Sunda

Para warga di desa Bangunsari, bukan hanya terdiri dari warga asli di desa Bangunsari
saja, tapi pasti seluruh orang sunda sudah mengenal konsep sehat sakit dengan istilah
muriang, hare-eng (tidak enak badan/demam), flu (salesma), batuk (yohgoy), nyeri sirah
(sakit kepala). Dan untuk pengobatan tersebut biasanya warga di desa Bangunsari
terlebih dahulu memakai obat-obat yang biasa tersedia di warung-warung di desa
tersebut sebelum akhirnya mereka memeriksakan diri ke puskesmas. Namun ada
beberapa juga yang biasa menggunakan obat-obat tradisional.

2. Budaya Jawa

Di desa Bangunsari percaya bahwa konsep sakit sehat berhubungan dengan bathin,
semua yang di lakukan bersumber dari niatan atau kehendak hati. Bila salah satu dri
mereka ada yang sakit, baik itu dari faktor lingkungan itu sendiri, cuaca, atau bahkan
guna-guna. Maka mereka biasa “kerokan” dan akan di beri obat-obatan tradisional yang
biasanya dalam bentuk jamu (dijamoni). Atau bahkan mereka pergi berobat kepada
dukun-dukun di desa Bangunsari tersebut. Ini dilakukan karena mereka melihat
kebiasaan yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama di sekitar mereka.
Padahal hal ini sangat lah kurang tepat sebab penanganan dengan cara tradisional seperti
itu tidak memuaskan dalam memenuhi kebutuhan sehat para penduduk di masa seperti
ini. Namun dengan berkembangnya budaya, saat ini mereka “jawa” sudah mulai
mengenal obat-obatan seperti yang lazim di gunakan oleh para “sunda”, bahkan mereka
pun telah akrab dengan para ahli medis, seperti para dokter.

Namun walaupun begitu masih ada beberapa warga jawa di desa Bangunsari yang masih
dengan setia meneruskan tradisi dari para leluhur mereka.

 
Atau pada contoh lain seperti, di desa Bangunsari biasanya para perempuan yang sedang
mengandung biasa melakukan aktivitas rumah tangga seperti mengepel lantai, dan untuk
pekerjaan ini mereka sering kali melakukan dengan cara tradisional (zaman dulu), yaitu dengan
jongkok. Keyakinan para kaum perempuan di desa Bangunsari, umumnya para orang tua yang
sampai saat ini masih turun-temurun. Mereka selalu mengingatkan kepada putri-putri mereka
yang sedang mengandung, terutama mereka yang kandungannya sudah menginjak bulannya
(masa melahirkan). Mereka berkeyakinan bahwa hal itu akan membantu kelancaran proses
kelahiran nantinya.

Padahal apabila melihat pada perkembangan zaman, sekarang ini sudah ada kemajuan di bidang
medis untuk membantu kesulitan dalam persalinan, yaitu dengan cara ceasar.

    Namun, bukan berarti pengobatan tradisional itu negatif atau tidak baik. Adanya pengobatan
tradisional justru membantu dalam proses penyembuhan beberapa penyakit.

 
 

BAB III

PENUTUP
 
1. Kesimpulan

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante


dari berbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial
budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. WHO mendefinisikan pengertian
sehat sebagai suatu keadaan sempurnabaik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial
seseorang.

Dan latar belakang budaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku sehat-sakit,
dengan faktor lainnya meliputi:

         Faktor Internal

–          Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami.

–          Asal atau Jenis penyakit

         Faktor eksternal

–          Gejala yang dapat di lihat

–          Kelompok sosial

–          Latar Belakang Budaya

–          Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayana

–          Dukungan sosial

–          Ekonomi, dll.

Perkembangan budaya akan memberikan dampak/pengaruh yang positif terhadap kesehatan,


bukan hanya bagi para individu, warga perkotaan,warga pedesaan, tetapi juga bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia.

 
 

DAFTAR PUSTAKA
 

http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html, diakses pada hari selasa, 19


November 2013, pukul. 20:13 WIB

http://umitrastikes.blogspot.com/2010/01/konsep-sehat-sakit.html, diakses
pada hari selasa, 19 November 2013, pukul. 20:25 WIB

eprints.undip.ac.id/10596/1/ARTIKEL.doc, diakses pada hari selasa, 19 November 2013, pukul.


22:36 WIB

http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-konteks-
sosial-budaya/, diakses pada hari jum’at, 22 November 2013, pukul. 15:52 WIB

http://christinedethan.wordpress.com/2013/04/13/konsep-sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-
konteks-sosial-budaya/, diakses pada hari jum’at, 22 November 2013, pukul. 16:37 WIB

http://apapunituzar.blogspot.com/2013/09/perilaku-sehat-dan-perilaku-sakit.html, diakses pada
hari jum’at, 22 November 2013, pukul 17:17 WIB

catatan materi perkuliahan psikologi

 
 

 
Share this:

 Twitter
 Facebook

Post navigation
← MAKALAH PAI KEP.S1_ SYARI’AH ISLAM
MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN →
Leave a Reply

M T W T F S S

    May »

  1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30  

April 2014

Blogroll
 Discuss
 Get Inspired
 Get Polling
 Get Support
 Learn WordPress.com
 Theme Showcase
 WordPress Planet
 WordPress.com News

ump
 krs online
 UMP
BLOG AT WORDPRESS.COM.

Close and accept


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
 Follow

Anda mungkin juga menyukai