Anda di halaman 1dari 27

KONSEP SEHAT- SAKIT

MILLA EVELIANTI SAPUTRI

1
Definisi Sehat dan sakit menurut dasar
keperawatan.
 WHO (1947).
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.

 Mengandung 3 karakteristik yang dapat meningkatkan konsep


sehat yang optimis (Edelman & Mandle,1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal
dan eksternal.
3. penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

2
 Neuman (1989, 1990).
Sehat adalah sebagai totalitas dari seluruh proses kehidupan.

 Pender (1982)
Sehat adalah aktualisasi perwujudan yang diperoleh individu
melalui kepuasan dalam berhububgan dengan orang lain.
Perilaku yang sesuai dengan tujuan,perawatan diri yang
kompeten.

 Payne (1983).
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri
(self care Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan
diri (self care action) secara adekuat.
 Self care care resources : Mencakup pengatahuan,
keterampilan dan sikap.
 Self care actions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual.

3
 UU No. 23/1992 tentang kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa
(rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.

 Zaidin ali (1999).


Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status
kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial dan
spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara
mandiri dan produktif.

4
Model-Model Sehat – Sakit.
 Model kontinum sehat- sakit.
 Sehat adalah suatu keadaan yan dinamis yang berubah secara
terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
berbagai perubahan yang ada di lingkungan internal dan
eksternalnya. Untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
 Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu dalam sutu
atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau
penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu
sebelumnya.

5
 RENTANG SEHAT – SAKIT

Sehat Sehat Sakit


Sejahtera Setengah Sakit Kronis Mati
Sekali Normal
Sakit

6
 Model Kesejahteraan tingkat tinggi.
Model ini pertama kali di kembangkan pada akhir tahun 1950an
dan kemudian di revisi oleh Dunn (1977), model sejahtera
tingkat tinggi berorientasi pada cara memaksimalkan potensi
sehat pada setiap individu. Model ini mencakup kemajuan
kearah tingkat fungsi yang lebih tinggi, yang menjadi suatu
tantangan yang terbuka dan luas dimana individu mampu
dengan potensi yang paling maksimal.

 Model keperawatan Holistik → Kemitraan perawat – klien.


 Model keperawatan holistik berusaha untuk menciptakan
kondisi yang dapat meningkatkan kesehatan secara optimal.
Sistem keyakinan yang dimiliki klien merupakan kerangka kerja
awal untuk membntu klien menemukan cara yang sehat dalam
rangka memenuhi kebutuhannya.(Rawlins, Williams
&back,1993).
 Menurut model holistik, klien adalah orang yang ikut berperan
aktif dalam usaha peningkatan kesehatan, dimana klien akan
bekerjasama secara erat dengan perawat untuk menentukan
intervensi yang tepat dan diperlukan.

7
 Model agens – pejamu – lingkungan.
 Model sehat-sakit agens-pejamu-lingkungan berasal dari kerja
kesehatan komunitas. (Leavell et al 1965).
 Menurut pendekatan ini tingkat sehat sakit individu atau
kelompok ditentukan oleh hubungan yang dinamis antara
agens-pejamu-lingkungan.
 Agens adalah berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit.Agens dapat
bersifat :biologis, kimia, fisik mekanis atau psikososial.
 Pejamu adalah Seseorang atau sekelompok orang yang rentan
terhadap penyakit atau sakit tertentu. Faktor-faktor pejamu
adalah situasi atau kondisi fisik & psikososial yang
menyebabkan seseorang atau sekelompok orang yang berisiko
menjadi sakit.
 Lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
Lingkungan fisik antara lain tingkat ekonomi, iklim, kondisi
tempat tinggal dan beberapa eleman seperti penerangan dan
kebisingan. Lingkungan sosial: interaksi seseorang/sekelompok
orang dengan oranglain, termasuk stres, konflik dengan orang
lain, kesulitan ekonomi, krisis individu.

8
 Model keyakinan-kesehatan.
 Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch (1974) &
Becker & maiman (1975) menyatakan hubungan antara
keyakinan seseorang dengan perilaku yang di tampilkannya.
Komponen-komponennya adalah sebagai berikut.
 Persepsi individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu
penyakit.
 Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
 Persepsi seseorang tentang manfaat yang di peroleh dan
tindakan yang diambil.
 Model keyakinan-kesehatan membantu perawat memahami
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan
dan perilaku klien serta membantu perawat membuat rencana
perawatan yang paling efektif untuk membantu klien
memelihara atau memperoleh kembali status kesehatannya &
mencegah terjadinya penyakit.

9
 Model Peningkatan Kesehatan.
 Model peningkatan kesehatan yang dikemukakan
oleh Pender (1982,1993,1996). Di buat untuk
menjadi sebuah model yang akan menyeimbangkan
dengan model-model perlindungan kesehatan.
 Fokus dari model ini adalah untuk menjelaskan
alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan.
Model ini telah diujikan pada berbagai macam
populasi karena model ini salah satu indikator
peningkatan kesehatan yang dapat diandalkan.

10
Faktor –faktor yang mempengaruhi
status kesehatan.
 Perkembangan.
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor –faktor
perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahan status
kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan & perkembangan. Mengingat proses
perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang
memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan
kesehatan yang berbeda-beda

 sosial kultural.
Sosial &kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan
status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi
pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.

11
 Lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik
seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat
pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah
yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan
sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat
yang dapat merubah kesehatan.
 pelayanan.
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat
pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

12
 pengalaman masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Hal ini dapat dikatahui jika ada pengalaman kesehatan
yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan lainnya.
 Harapan seseorang tentang dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah yang optimal.
Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih
baik. Secara fisik maupun psikologis, karena melalui harapan akan
timbul motifasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal
yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
 keturunan.
Keturunan juga membarikan pengaruh terhadap status kesehatan
seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah
dimiliki melalui faktor genetik.
 Definisi Sakit.
Yaitu Defiasi atau penyimpangan dari status sehat.

 Persons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sitem biologis
dan penyesuaian sosialnya.

 Bauman (1965).
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan
apakah mereka sakit :
 adanya gejala: naiknya temperatur, nyeri.
 persepsi tentang bagaimana mereka merasakan: baik, buruk,
sakit.
 Kemampuan untuk melaksankan aktivitas sehari-hari: bekerja,
sekolah.

14
 Perkin’s
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam
aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani-rohani, maupun
sosial.

 Webster’s New Coligiat Act.


Sakit adalah suatu kondisi di mana keadaan tubuh melemah.

 Kleinman.
Sakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi
dan psikofisiologi pada seseorang.

 Zaidin Ali (1998).


Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan
status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial
dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh
produktifitas kemandirian individu baik secara keseluruhan
maupun sebagian.

15
Kesakitan.
 Helman (1990).
Kesakitan adalah apa yang dirasakan pasien saat dia
pergi ke dokter sedangkan penyakit adalah hasil
yang didapatkan sepulang dari dokter (diagnosis).

 Salam (1988).
Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal,
kultural atau perasaan kurang nyaman akibat dari
adanya penyakit.

 Zaidin ali (1998).


Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman seseorang
yang mendorong untuk memeriksakan kesehatan,
mencari pengobatan dan perawatannya.

16
Tahap Proses sakit.
1. Tahap gejala.
 Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses
sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap
dirinya karena timbulnya suatu gejala.
 Konsultasi dengan orang terdekat: gejala + perasaan, kadang-
kadang mencoba pengobatan dirumah.

2. Tahap asumsi terhadap sakit.


 Penerimaan terhadap sakit.
 Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman
:menghasilkan peran sakit
 Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah
dan merasa lebih baik atau Individu masih mencari penegasan
dari keluarga tentang sakitnya.

17
3. Tahap Kontak dengan pelayanan kesehatan.
 Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan
atas inisiatif sendiri

 Tiga tipe informasi:


1. Validasi keadaan sakit
2. Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti
3. Keyakinan bahwa mereka akan baik.

 Jika tidak ada gejala: individu mempersepsikan dirinya


sembuh, jika ada gejala, kembali pada profesi kesehatan

4. Tahap ketergantungan.
 Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami
suatu penyakit yang terutama akan mendapatkan bantuan
pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai
ketergantungan dalam pengobatan. Akan tetapi tidak semua
orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama
melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya.

18
 Perawat :
 Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien dikaitkan dengan
tahap perkembangan.
 Support terhadap perilaku pasien yg mengarah pada
kemandirian.

5 Tahap penyembuhan.
 Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses
kembalinya kemampuan untuk beradaptasi. Dimana seseorang
akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta
adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan sosial.

 Perawat:
 Membantu pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan
kemandirian.
 Memberi harapan

19
Perilaku peran sakit
Yaitu kegiatan yg dilakukan oleh individu yg
mempertimbangkan dirinya sakit dengan
tujuan untuk memperoleh kesehatan.

Parsons: 4 aspek dari peran sakit.


1. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk
kondisi mereka (selama kondisi sakit)
2. Klien dibebaskan dari tugas dan fungsi sosial
3. Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh
kondisi sehat secepat mungkin
4. Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang
yang kompeten

20
Dampak sakit.

1. terjadi perubahan peran pada keluarga.


Selam sakit peran dalam kelurga akan mengalami gangguan
mengingat terjadimya pergantian peran dari salah satu anggota
keluarga yang mengalami sakit.

2. terjadi gangguan psikologis.


Keadaan ini dapat mengakbatkan terjadinya stres (ketegangan)
sampai mengalami kecemasan yang berat apabila
psikologisnya tidak disiapkan dengan baik.

3. Masalah ekonomi (keuangan).


Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa
pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga.

21
4. kesepian akibat perpisahan.
Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya
selalu berkumpul dengan keluarga. Namun ketika sakit orang
tersebut harus dirawat dan berpisah dari keluarganya.

5. Terganggunya privasi seseorang.


Privasi sesorang dapat ditujukan pada perasaan menyenangkan
yang merefleksikan tingkat penghargaan seseorang.

6. perubahan kebiasaan sosial.


Ini jelas terjadi mengingat selama dirumah interaksi dengan
lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika
seseorang sakit selutuh aktivitas sosialnya akan mengalami
perubahan.

22
7.Otonomi.
Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri dan
mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan selalu
memiliki ketergantungan.

8.Terjadi perubahan gaya hidup.


Adanya peraturan dan ketentuan dari rumah sakit khususnya
perilaku sehat serta aturan dalam makanan, obat dan aktivitas
agar seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya
hidupnya.

23
 Efek sakit terhadap anggota keluarga, orang yg
sakit : mempengaruhi keluarga dan orang berarti
lainnya.
 Jenis dari efek dan luasnya tentang 3 aspek :
1. Anggota keluarga mana yang sakit?
2. Serius dan lamanya sakit?
3. Adat dan kebiasaan yang dipegang oleh keluarga.

24
Perilaku pada orang sakit.
 adanya perasaan ketakutan.
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan
ditandai adanya perasaan takut sebagai dampak dari sakit.
Apabial sikap penerimaan terhadap sakitnya serta dampak yang
ditimbulkanbelum dapat diterima secara penuh pada seseorang
yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui
perasaan ketakutan dan hal ini apabila dibiarkan akan
mengganggu status mentalseseorang.
 Menarik diri.
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses
kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialami seseorang pun
akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang
akan berperilaku menarik didri seperti diam jika tidak diberi
pertanyaan. Hal tersebut bentuk upaya menghindari
kecemasan.

25
 Egosentris.
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukan
dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak
mau mendengarkan perasaan orang lain atau memikirkan orang
lain. Perilaku ini juga ditujukan dengan selalu ingin bercerita
tentang penyakitnya.
 Sensitif terhadap persoalan kecil.
Pada orang sakit perubahan perilkau ini biasanya selalu
ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil
sebagai dampak tergangguanya psikologis seperti selalu
mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.

26
 Reaksi Emosional tinggi.
Perilaku ini dapat ditujukan dari seseorang yang mengalami
sakit dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta
tuntutan perhatian yang lebih dari orang sekitar.
 Perubahan persepsi.
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditujukan
dengan timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang
yang dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga
menaruh harapan sangat besar pada dokter dan perawat
tersebut.
 Berkurangnya Minat
Perubahan perilaku yang ditujukan pada seseorang yang
mengalami sakit ini adalah berkurangnya minat karena
terjadinya stres (ketegangan) yang diakibatkan penyakit yang
dirasakan serta menurunya kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

27

Anda mungkin juga menyukai