Anda di halaman 1dari 34

KONSEP SEHAT SAKIT

Presented by :
Sofiana N, S.Kep Ners, M.Kep
DEFINISI SEHAT

• Menurut WHO :

Sehat adalah suatu


keadaan yang sempurna
baik fisik, mental dan
sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau
kelemahan.
• Batasan Sehat menurut Undang-undang Kesehatan
RI:
kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi
Mengandung 3 karakteristik :

1) Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.

2) Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan

eksternal.

3) Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan


penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi
merupakan proses.Proses disini adalah adaptasi individu
yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
• Definisi Sehat Pender (1982).

Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui


kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
(aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan
integritas struktural.
• Definisi Sehat Paune (1983).

Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan


diri (self care Resouces) yang menjamin tindakanuntuk
perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.Self care
Resouces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan
sikap.Self care Aktions merupakan perilaku yang sesuai
dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkanfungsi psikososial dan
spiritual.
Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran
seseorang tentang sehat. sangat bervariasi.Faktor yang
mempengaruhi diri seseorang tentang sakit :
• Status perkembanganKemampuan mengerti tentang
keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikatakan dengan usia.Contoh :
Bayi dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat
mengungkapkan dan mengatasi.Pengetahuan perawat
tentang status perkembangan individu memudahkan untuk
melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu
mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya.
• Pengaruh sosial dan kultural.Masing-masing kultur
mempunyai pandangan tentang sehat dan diturunkan dari
orang tua ke anak-anak.
• Pengalaman masa laluSeseorang dapat mempertimbangkan
adanya rasa nyeri/sakit. Disfungsi (tidak berfungsi) membantu
menentukan definisi seorang tentang sehat.
• Harapan sesorang tentang dirinyaSeseorang mengharapkan
dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat.
• Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu :
Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik/secara
utuh, Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri),
kebutuhan, peran dan kemampuan.
DEFINISI SAKIT
PEMONS(1972). Sakit adalah gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya.

BAUMAN(1965). Seseorang menggunakan3 kriteria untuk


menentukan apakah mereka sakit atau tidak, yaitu:
1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri.
2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti
baik, buruk, dan sakit.
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari
misalnya bekerja ,sekolah
• Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai
gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas.Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada
dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
• Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
• Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi
dengan lingkungan.
• Gangguan kesehatan. Sehat sakit berada pada sesuatu dimana
setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat :

 Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam

sehat/kesehatan seseorang.
 Kedudukannya : dinamis dan bersifat individual.

 Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal

pada satu titik dan kemauan pada titik yang lain.


MODEL SEHAT SAKIT

 Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)


Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang
merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu ,
yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang
optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai
kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total”
……………cont
• Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai
dengan adaptasi individu terhadap berbagai
perubahan pada lingkungan internal dan
eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan, dan
spiritual yang sehat.
• Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi
individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada
mengalami perubahan atau penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
 Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan
klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor
resiko klienmerupakan faktor penting untuk diperhatikan
dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor
resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis.
 Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat
kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara
dua titik ekstrem pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat
Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang
mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi
dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau
lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik
sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian
pasangannya.
• Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977)
ini berorientasi pada cara memaksimalkan
potensi sehat pada individu melalui
perubahan perilaku.
• Pada pendekatan model ini perawat melakukan
intervensi keperawatan yang dapat membantu klien
mengubah perilaku tertentu yang mengandung
resiko tinggi terhadap kesehatan. Model ini berhasil
diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga
digunakan dalam keperawatan keluarga maupun
komunitas
• Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu
atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen,
Pejamu, dan Lingkungan.
Agen merupakan berbagai faktor internal-eksternal yang dengan
atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau
sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau
psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan
(bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu adalah seseorang atau sekelompok orang yang rentan
terhadap penyakit/sakit tertentu. Faktor pejamu antara
lainsituasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan
seseorang beresiko menjadi sakit.Misalnya: Riwayat keluarga,
usia, gaya hidup dan lain-lain.
• Sedangkan lingkungan berarti seluruh faktor yang ada diluar
pejamu. Faktor lingkungan mencakup lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik, misalnya tingkat ekonomi,
iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan, dan lain-
lain. Lingkungan social, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan
interaksi sosial, misalnya stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis
hidup, dan lain-lain.
• Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh
interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut
Berne et al (1990) respon yang dapat meningkatkan kesehatan
atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara
seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.Selain
dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan
dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.
• Model Keyakinan-Kesehatan
• Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan
Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara
keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
• Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku
sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana
mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
 Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan
antara lain:
 Persepsi individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu
penyakit.Misal: seorang klien perlu mengenal adanya
pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi
kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien
mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
 Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit
tertentu.Dipengaruhi oleh variabel demografi dan
sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran
untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran
keluarga atau dokter dan lain-lain).
 Persepsi individu tentang manfaat yang diperoleh dari
tindakan yang diambil.Seseorang mungkin mengambil
tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup,
meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari
pengobatan medis.
• Model Peningkatan-Kesehatan (Pender).

Fokus dari model ini adalah menjelaskan


alasan keterlibatan klien dalam aktivitas
kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor
pengubah), mengembalikan kesehatan serta
mencegah terjadinya penyakit.
Variabel yang mempengaruhi keyakinan dan praktik kesehatan
adalah sebagai berikut.

1. Variabel internal, meliputi:


a. Tahap perkembangan
Pola pikir dan pola perilaku seseorang mengalami perubahan
sepanjang hidupnya. Perawat harus mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat
menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien
melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana
perawatan.
b. Latar belakang intelektual
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagian terbentuk oleh
variabel intelektual, yang terdiri dari pengetahuan (informasi
yang salah) tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu.
c. Persepsi tentang fungsi
 Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan
terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Ketika perawat mengkaji
tingkat kesehatan klien, mereka mengumpulkan data subjektif tentang cara
klien merasakan fungsi fisik, seperti tingkat keletihan, sesak napas, atau
nyeri. Mereka juga mengumpulkan data objektif tentang fungsi actual,
seperti tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru.
d. Faktor emosional
 Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan
cara melaksanakannya. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang
berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai
mereka berpikir tentang resiko menderita kanker dan akan menyangkal
adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan.
e. Faktor spiritual
 Terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup
nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga/teman,
dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
 2. Variabel eksternal
a. Praktek di keluarga
 Cara bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan
kesehatan biasanya akan mempengaruhi cara klien dalam
melaksanakan kesehatan. Klien kemungkinan besar akan
melakukan tindakan-tindakan pencegahan bila keluarganya
melakukan hal yang sama.
b. Faktor sosio-ekonomik
 Faktor sosial dan psiko-sosial dapat meningkatkan resiko
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang
mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakit. Variabel psiko-
sosial mencakup stabilitas perkawinan/hubungan intim
seseorang, kebiasaan gaya hidup, dan lingkungan kerja. Variabel
sosial berperan dalam menentukan bagaimana sistem
pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis.
c. Latar belakang budaya
• Mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan
individu. Budaya juga mempengaruhi tempat masuk
ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan
mempengaruhi cara melaksanakan kesehatan
pribadi.
Variabel yang mempengaruhi perilaku sakit adalah sebagai
berikut :
1. Variabel internal
Variabel internal yang penting dan dapat mempengaruhi
perilaku pada saat klien sakit antara lain persepsi mereka
terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Jika klien merasa
yakin bahwa gejala sakit tersebut dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari, maka mereka lebih cenderung mencari
bantuan kesehatan dibandingkan bila klien tidak memandang
gejala tersebut dapat menjadi suatu gangguan baginya.
2. Variabel eksternal
Yang mempengaruhi perilaku sakit klien terdiri dari gejala yang
dapat dilihat, kelompok sosial, latar belakang budaya, variabel
ekonomi, kemudahan akses ke dalam system pelayanan
kesehatan, dan dukungan sosial.
Empat tahap pencegahan penyakit sebagai berikut.

1. Pencegahan primordial
• Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya
perkembangan pengetahuan dalam epidemiologi penyakit
kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet dan lain-lain.
Pencegahan ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara
berkembang karena sering harus ada keputusan secara nasional.
2. Pencegahan primer
• Bertujuan mengurangi insiden dengan mengontrol penyebab dan
faktor-faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik
disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi dan lain-lain.
Biasanya merupakan Population Strategy sehingga secara individual
gunanya sangat sedikit : penggunaan Seat-belt, program berhenti
merokok dan lain-lain.
3. Pencegahan sekunder
• Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang
lebih serius lewat diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju
pada periode diantara timbulnya penyakit dan waktu didiagnosis
& usaha prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode
awal mudah diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan
kearah buruk dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat
untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal
: Screening pada kanker serviks, pengukuran tekanan darah
secara rutin dan lain-lain.
4. Pencegahan tersier
• Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan &
rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak
dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien Poliomyelitis,
Stroke, kecelakaan dan lain-lain.
Lima tingkat pencegahan penyakit sebagai berikut.

1. Health Promotion
Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan
status kesehatan atau memelihara kesehatan, melalui :
Penyuluhan/pendidikan kesehatan
Rekreasi sehat
Olahraga teratur\
Perhatian terhadp perkembangan kepribadian
2. Specific Protection
 Mencegah para pejamu dengan menaikkan daya tahan
tubuh, melalui :
 Imunisasi
 Pelindung khusus : Helm, tutup telinga
 Perbaikan lingkungan
 Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan
kesehatan, seperti pengawet, pewarna dan lain-lain.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment
 Dilakukan bila pejamu sakit,setidak – tidaknya diduga sakit

(penyakitnya masih ringan). Mencegah orang lain tertular.


Misal : Case finding, skrining survei penyakit asymtomatis,
deteksi dini pencemaran, dan lain-lain.
4. Disability Limitation(Pembatasan kecacata /kelemahan)
 Dilakukan pada waktu pejamu sakit/sakit berat dengan
tujuan mencegah cacat lebih lanjut, fisik, sosial maupun
mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada
penyakit-penyakit menahun diatasi gangguan mental
maupun sosialnya.
5. Rehabilitation
 Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat
maupun bagi dirinya sendiri, mencegah cacat total setelah
terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misal : Fisioterapi pada
kelumpuhan supaya tidak timbul kontraktur/atropi,
psikoterapi pada gangguan mental, latihan keterampilan
tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi,
penyediaan fasilitas khusus pada penderita.
Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit
kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit yaitu :


1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit
dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap
dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi
terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan
keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada
tubuhnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
• Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan
kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4. Tahap penyembuhan
• Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses
kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang
akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

Anda mungkin juga menyukai