Anda di halaman 1dari 12

Konsep Sehat dan Sakit

Wiwin Lismidiati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.

A. Definisi Sehat
● Menurut (WHO, 1947), sehat adalah suatu kondisi dimana fisik, mental, dan sosial
dalam keadaan baik, bukan hanya tidak adanya penyakit maupun kecacatan.
● Sehat juga didefinisikan sebagai aktualisasi dari potensi seseorang yang melekat dan
diperoleh dari  perilaku yang diarahkan pada tujuan, perawatan diri, hubungan yang
memuaskan dengan orang lain sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga integritas
struktural dan keharmonisan dengan lingkungan (Pender, Murdaugh, and Parsons,
2011).
● (Pender, 1996) menjelaskan bahwa semua orang yang terbebas dari penyakit belum
tentu sehat. Sehat meliputi mental, sosial dan kesejahteraan spiritual dan fokus pada
kesehatan di tingkat keluarga dan komunitas. (Pender, Murdaugh, and Parsons, 2006).
● Pender, Murdaugh, and Parsons (2011) menjelaskan bahwa kondisi kehidupan
merupakan faktor yang lebih mempengaruhi kesehatan seseorang daripada
patologisnya. Kondisi kehidupan dapat mempunyai efek yang positif maupun negatif
bagi kesehatan, meliputi variabel sosial ekonomi, seperti lingkungan, pola diet, dan
gaya hidup.
● Dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa kesehatan
adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
B. Model sehat dan sakit
● Model merupakan cara teoris untuk memahami konsep atau ide. Model mewakili cara
yang berbeda untuk memahami masalah yang kompleks. Contohnya bagaimana
sesorang melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit.
● Sehat dan sakit merupakan konsep yang kompleks maka dari itu model digunakan
untuk memahami hubungan antara konsep dengan sikap pasien mengenai kesehatan
dan perilaku kesehatan. Contohnya bagaimana pandangan pasien/masyarakat terhadap
suatu penyakit. 
● Kepercayaan kesehatan merupakan ide, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap
kesehatan dan penyakit. Terkadang masyarakat melihat bahwa penyakit berasal dari
roh jahat. Hal ini disebabkan masyarakat lebih meyakini hoaks/mitos daripada fakta. 
● Keyakinan kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku kesehatan. Keyakinan
kesehatan dapat mempengaruhi secara positif maupun negatif  tingkat kesehatan
pasien.
● Perawat mengembangkan model untuk memahami sikap dan nilai pasien tentang
kesehatan dan penyakit serta untuk memberikan perawatan kesehatan yang efektif.
C. Health Belief Models (Model Keyakinan Kesehatan)
● Model kepercayaan/keyakinan kesehatan yang diperkenalkan Rosenstoch (1974)
membahas hubungan antara keyakinan dan perilaku seseorang.  
● Model keyakinan kesehatan membantu memahami faktor yang mempengaruhi
persepsi, keyakinan, dan perilaku pasien untuk merencanakan perawatan yang efektif
pada pasien untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan dan mencegah
penyakit.
● Adapun tiga komponen dari model keyakinan kesehatan:
1. Komponen pertama
Persepsi individu tentang kerentanan terhadap penyakit. Contoh: seseorang
menyadari bahwa memiliki faktor keturunan dari sebuah penyakit dan menyadari
bahwa ada kerentanan terhadap penyakit tersebut.
2. Komponen kedua
Persepsi individu tentang keparahan suatu penyakit. Persepsi tentang
keparahan dipengaruhi oleh variabel demografis dan psikologis sosial. 
3. Komponen ketiga
Kemungkinan seseorang untuk mengambil tindakan pencegahan yang dilihat
dari persepsi seseorang tentang manfaat dan hambatan dari sebuah tindakan.
D. Health Promotion Model (Model Promosi Kesehatan)
● The health promotion model (HPM) dikenalkan oleh Pender (pada tahun 1982 dan
direvisi pada tahun 1996) dirancang untuk menjadi suatu ‘pelengkap pada model
perlindungan kesehatan’.
● Promosi kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan pasien. HPM
menggambarkan sifat yang multidimensi saat berinteraksi dalam lingkungan mereka
untuk meningkatkan kesehatan (Pender,1996; Pender, Murdaugh, and Parsons, 2011).
● Terdapat tiga fokus HPM, yaitu:
1. Karakteristik dan pengalaman individu
2. Pengetahuan dan perilaku yang khusus
3. Hasil dari perilaku/tindakan
E. Hierarki Kebutuhan Maslow
● Kebutuhan dasar manusia adalah elemen yang diperlukan untuk kelangsungan
hidup dan kesehatan manusia.
● Hierarki kebutuhan Maslow merupakan model yang digunakan perawat untuk
memahami keterkaitan dari hubungan pada kebutuhan dasar manusia.
● Menurut model ini, kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada yang
lain (beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain, contoh
: memenuhi kebutuhan fisiologis sebelum kebutuhan cinta dan memiliki).
● Hierarki model kebutuhan memberikan dasar bagi perawat untuk merawat
pasien dari segala usia. Dalam penerapannya fokus perawatan adalah pada
kebutuhan pasien.

● Dalam penerapannya, pemenuhan kebutuhan dasar manusia tidak selalu sesuai


urutan, seperti pada gambar diatas. Namun, pemenuhan kebutuhan dasar
manusia bergantung pada situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Contoh:
ketika terjadi kebakaran yang lebih penting adalah keamanan daripada
fisiologisnya.
F. Holistic Health Model (Model Holistik Kesehatan)
● Model Holistik Kesehatan keperawatan berupaya menciptakan kondisi yang
mempromosikan kesehatan yang optimal.
● Di model ini, perawat yang menggunakan proses keperawatan menganggap
bahwa pasien sebagai ahli utama mengenai kesehatan mereka sendiri dan
menghormati pengalaman subjektif yang relevan dan membantu proses
penyembuhan (Edelman and Mandle, 2010).
● Perawat yang menggunakan model keperawatan holistik dapat mengenali
kemampuan penyembuhan alami tubuh dan menggabungkan intervensi
komplementer dan alternatif.
● Adapun contoh alternatif:
1. Music therapy atau terapi musik
Terapi musik umum diberikan kepada pasien kanker dan diruang
operasi untuk memberikan efek rileks.
2. Reminiscence atau memori
Terapi ini umum diberikan kepada pasien lansia yang merasa cemas
dan mengalami hilang ingatan.
3. Relaxation therapy atau terapi rileksasi
Terapi ini umum diberikan kepada pasien yang akan melahirkan.
Contoh: cara bernapas yang rileks dan cara mengejan
4. Therapeutic touch
5. Guided imagery
● Terapi holistik dapat melibatkan pasien dalam memelihara kesehatannya
sendiri.
● Strategi holistik ini dapar digunakan di semua tahap kesehatan dan penyakit,
merupakan bagian integral dalam perluasan peran keperawatan.
G. Variable yang mempengaruhi kesehatan, keyakinan kesehatan, dan praktik

internal external

Development stages Family practices


Perkembangan emosi dan usia. Contoh: Gaya hidup
penyampaian suatu informasi akan berbeda
tergantung usia dari penerima informasi.

Intelectual background Socioeconomic factors


Keyakinan terhadap pengetahuan dan Contoh: orang yang tergolong
informasi ekonomi rendah akan sulit untuk
memenuhi kebutuhan gizi.

Cultural backgrounds (budaya)


Perception of function
Cara pandang atau persepsi

Emotional factors
Respon pasien terhadap stress dan
bagaimana pasien menerapkan koping stress

Spiritual factors
Spiritual tidak mutlak tentang agama, tetapi
lebih tercermin pada praktik agama yang
dilakukan oleh pasien.

H. Wellness (kesejahteraan)
● Definisi dari wellness adalah:
a. Pilihan atau keputusan yang dibuat untuk bergerak menuju kesehatan
opsional
b. Cara hidup atau gaya hidup yang dirancang untuk mencapai
kesejahteraan
c. Suatu proses kesadaran yang tidak ada akhirnya
d. Penanganan energi dengan efisien
e. Integrasi tubuh, pikiran dan jiwa
f. Penerimaan terhadap diri sendiri
● Faktor yang berkontribusi terhadap kesejahteraan
a. Good physical selfcare atau perawatan diri yang baik
b. Prevention of illness/injury atau pencegahan terhadap penyakit/luka
c. Using one’s full intellectual potential atau menggunakan potensial
intelektual.
d. Expressing emotions and managing stress appropriately atau
mengekespresikan emosi dan memanajemen stress dengan koping yang
bagus.
e. Maintain good interpersonal relationships atau menjaga hubungan
interpersonal yang bagus.
f. Concern about one’s environment and condition throughout the world
atau perhatian terhadap lingkungan seseorang dan kondisi di seluruh
dunia (kondisi di luar sana).
● Dimensi kesejahteraan

● Kesejahteraan ada tiga macam:


a. Physical health atau kesehatan fisik (cukup tidur/nyenyak, sadar akan
keamanan, aktivitas/latihan fisik teratur, manajemen tingkat stres, diet
yang seimbang, perawatan medis diri/medical self care)
b. Emotional and social health atau kesehatan emosional dan sosial
- Emotional heatlh (dapat mengekspresikan emosinya baik
negatif maupun positif, mampu berhubungan dengan orang
lain, self esteem, tertawa lepas).
- Social health (mampu berhubungan dengan komunitas, mampu
berhubunhan dengan keluarga dan teman).
- Keduanya saling berhubungan.
c. Intelectual health atau kesehatan intelektual (rasa ingin tahu/penasaran,
berperan aktif, update knowledge, mengikuti perkembangan saat ini.)
I. Tingkat perawatan pencegahan
● Ada tiga tingkatan, yaitu:
a. Primary prevention
Promosi kesehatan (imunisasi, aktivitas fisik/jasmani, gizi) sebelum
sakit
b. Secondary prevention
Individu yang memiliki suatu penyakit/komplikasi/adaresiko,
contohnya pap smear untuk mendetaksi kanker serviks.
c. Tertiary prevention
Sudah dinyatakan/sudah mengalami, sehingga diarahkan ke
pengobatan diagnosis atau rehabilitasi, contoh kemoterapi, operasi,
radioterapi.

Tabel the natural history of any disease of man.

J. Faktor risiko
● Faktor risiko adalah setiap situasi, kebiasaan, kondisi lingkungan dan sosial,
kondisi fisiologis dan psikologis, kondisi perkembangan atau intelektual,
kondisi spiritual atau yang lainnya yang meningkatkan kerentanan individu
atau kelompok terhadap suatu penyakit.
● Faktor risiko, perilaku, modifikasi faktor risiko dan modifikasi perilaku
merupakan komponen atau bagian dari promosi kesehatan, kesejahteraan dan
aktivitas pencegahan penyakit.
● Adanya faktor risiko belum tentu/tidak berarti bahwa suatu penyakit akan
berkembang, tetapi meningkatkan kemungkinan bahwa individu tersebut
mengalami penyakit atau disfungsi tertentu.
● Perawat dan tenaga kesehatan profesional harus perhatian terhadap faktor
risiko, (biasanya disebut health hazard) karena beberapa alasan tertentu.
● Ada empat faktor resiko:
a. Gen dan fisiologi
b. Usia
c. Lingkungan
d. Gaya hidup
K. Cara memodifikasi dan mengubah kebiasaan kesehatan
1. Mengidentifikasi faktor risiko
2. Mendiskusikan tentang bahaya kesehatan dengan pasien
setelah pengkajian keperawatan yang komprehensif, lalu bantu
pasien memutuskan apakah dia ingin mempertahankan atau
meningkatkan status kesehatannya dengan mengambil tindakan
pengurangan risiko (Edelman dan Mandle, 2010)
3. Menekankan wellness strategies yang mengajarkan pasie
untuk merawat diri mereka sendiri dengan cara yang lebih sehat
karena mereka mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan mengurangi potensi biaya tinggi dari
masalah kesehatan yang tidak terkelola.
4. Memahami proses perubahan perilaku akan membantu untuk
mendukung perubahan perilaku yang sulit pada pasien. Percaya
bahwa perubahan melibatkan gerakan melalui serangkaian
tahapan. DiClernente dan Prochaska (1996) menjelaskan
terkait tahapan perubahan dalam model transteoritis
(model untuk modifikasi perilaku).
● Stages of Change Model

Tahap Definisi Strategi Perubahan Potensial

Precontemplation Tidak ada niat untuk mengambil Meningkatkan kesadaran untuk


tindakan dalam 6 bulan kedepan berubah, informasi secara personal
tentang bahaya dan manfaat

Contemplation Sudah mempertimbangkan Motivasi, dorongan untuk menyusun


adanya perubahan/berniat untuk rencana spesifik
mengambil tindakan dalam 6
bulan kedepan

Preparation Berniat untuk mengambil Membantu mengembangkan dan


tindakan dalam 30 hari kedepan mengimplementasikan rencana aksi
dan memiliki beberapa langkah yang lebih konkrit; membantu
menetapkan tujuan bertahap
perilaku ke arah ini (sudah
mulai perubahan kecil)

Action Ada perubahan perilaku kurang Membantu dengan umpan balik,


dari 6 bulan penyelesaian masalah, dukungan
sosial, dan pujian/penguatan

Maintenance Ada perubahan perilaku lebih Membantu mengatasi,


dari 6 bulan (mempertahankan) mengingatkan, menemukan
alternatif, menghindari slips/kambuh
(sebagainmana berlaku)

L. illness
● Suatu keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan,
ataupun spiritual dari seseorang berkurang atau mengalami gangguan.
● Penyakit akut biasanya reversibel, memiliki durasi pendek, dan seringkali parah.
Gejala muncul tiba-tiba, intens, dan sering mereda setelah waktu yang relatif singkat.
Penyakit akut dapat mempengaruhi fungsi dalam dimensi apapun.
● Penyakit kronis, menetap, biasanya lebih dari 6 bulan, ireversibel (masih ada gejala
sisa dari penyakit tersebut), mempengaruhi fungsi dalam satu sistem atau lebih.
M. Perilaku sakit
● Orang yang sakit pada umumnya akan bertindak dengan cara yang disebut
sosiolog medis disebut perilaku sakit
● Melibatkan bagaimana orang itu memantau tubuh mereka, mendefinisikan,
dan menafsirkan gejala mereka, mengambil tindakan perbaikan, dan
menggunakan sumber daya dalam sistem perawatan kesehatan
(Mechanic,1995)
● Sejarah pribadi, situasi sosial, norma sosial, dan pengalaman masa lalu
mempengaruhi perilaku sakit (Larsen, 2009b). Bagaimana orang bereaksi
terhadap penyakit sangat bervariasi; Perilaku sakit yang ditampilkan dalam
keadaan sakit sering digunakan untuk mengelola kesulitan hidup (Mechanic,
1995)
N. Stages of illness
a. Symptoms experiences (mengalami keluhan/gejala): merasakan keluhan
dan mengidentifikasi
b. Assumption of the sick role: mengasumsikan diri dari gejala-gejala yang
dialami
c. Medical care contact (penanganan medis) : nakes
d. Dependent patient role (peran pasien tergantung) : minum obat
e. Recovery and rehabilitation (pemulihan dan rehabilitasi)
● Variable yang mempengaruhi penyakit dan perilaku sakit
Internal: persepsi pasien terhadap keluhan/gejala, sifat penyakit (akut/kronis)
External: visibiltas gejala, kelompok sosial, latar belakang budaya, ekonomi,
aksesibilitas sistem perawatan kesehatan, dukungan sosial
● Dampak penyakit pada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai