Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

KONSEP DAN PROSES PENCIPTAAN LUKISAN ABSTRAK EKSPRESIF

KARYA DEDI SUFRIADI

Oleh :

Nama : Ningrum

NIM : 22206244037
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka....................................................................................................6
1. Pengertian Seni Lukis............................................................................................6
2. Pengertian konsep dalam Seni Lukis.....................................................................18
3. Pengertian proses dalam seni lukis........................................................................19
4. Pengertian penciptaan sebuah karya lukis.............................................................21
5. Seni lukis abstrak...................................................................................................21
6. Biografi Dedi Sufriadi............................................................................................22
B. Kerangka Pikir.......................................................................................................23

C. BAB III METODE PENELITIAN

D. Jenis Penelitian...................................................................................................... 26
E. Lokasi Penelitian....................................................................................................26
F. Variabel dan Desain Penelitian.............................................................................. 27
1. Variabel Penelitian................................................................................................. 27
2. Desain Penelitian................................................................................................... 27
G. Definisi Operasional Variabel................................................................................28
1. Ide atau Konsep.....................................................................................................28
2. Proses penciptaan karya.........................................................................................29
H. Subjek dan Objek Penelitian..................................................................................30
I. Instrumen Penelitian.............................................................................................. 30
J. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................31
K. Teknik Analisis Data......................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni sepanjang sejarah tidak lepas dari kehidupan manusia, karena seni adalah

salah satu kebudayaan yang mengandung nilai indah (estetis), sedangkan manusia

menyukai keindahan. Seni senantiasa mengandung ide-ide yang disampaikan melalui

karya. Ide dan gagasan tersebut diperoleh berdasarkan kualitas pengalaman dan

ekspresi seniman.

Kata seni dan keindahan adalah dua kata yang selalu berkaitan pengertiannya,

malah beberapa batasan tentang seni selalu mengaitkan dengan keindahan. Misalnya

seni adalah segala macam keindahan ciptaan manusia atau seni adalah pembuatan

benda-benda yang indah. Pada dasarnya memang harus diakui bahwa seni tidak dapat

dipisahkan dengan keindahan, walaupun tidak semua yang indah adalah seni. Indah

itu bisa didapat setelah mengamati kejadian di alam.

Seni mempunyai keistimewaan, karena tidak dapat diukur dengan akal,

karena seni adalah hasil ungkapan batin seseorang, ungkapan jiwa seseorang

sehingga Seni merupakan simbol seseorang, seperti halnya pada karya seni lukis.

Karena pada dasarnya seni lukis merupakan hasil ekspresi jiwa senimannya. Dalam

menghasilkan karya seni, perupa dapat mengambil dari berbagai macam sumber

penciptaan dengan menyingkapi realitas yang dihadapi, berdasar dari dukungan, daya

pandang yang dianggap menarik sebagai suatu objek dalam berkarya.

Karya seni khususnya seni lukis lahir dari seniman yang kreatif, artinya

seniman selalu berusaha meningkatkan sensibilitas dan persepsi terhadap dinamika

kehidupan masyarakat. Sebaliknya masyarakat akan dapat merasakan manfaatnya.

Seniman yang kreatif akan membawa masyarakat keselera estetik yang lebih dalam,
bukan selera yang mengarah pada kedangkalan seni. Hal tersebut menuntut

kreativitas seniman dalam proses cipta seni, secara teoritis membutuhkan pemikiran

yang matang. Ada tiga komponen dalam proses pencipta seni sebagai landasan

berkarya, komponen tersebut adalah tema, bentuk dan isi. Walaupun secara teori

dapat dipisahkan namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. (Dharsono, 2004:28).

Awal Seni Modern Indonesia menggambarkan suatu peralihan dari gaya seni

tradisional yang telah ada sejak zaman prasejarah. Walaupun bentuk – bentuk

tradisional terus digunakan hingga sekarang, ada perkembangan yang berarti sejak

abad ke 19.

Dedi Sufriadi adalah salah satu seniman Indonesia kelahiran palembang yang

tinggal di kota yogyakarta, berhasil mengembangkan karyanya dari mulai berkarya

sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga menjadi mahasiswa di Perguruan

Tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan sampai sekarang.

Dedi Sufriadi ialah seorang seniman kota budaya yogyakarta yang memiliki

kompetensi dengan karakter yang kuat. Ia menekuni dunia kesenian seperti halnya

seni lukis dengan berbagai corak dari setiap periodenya.

Karakteristik karya lukisan dedi sufriadi ini cukup memberikan nuansa

tersendiri dalam mendukung eksistensi seni rupa di yogyakarta. Kesibukan akan

aktivitas mengikuti setian event untuk gerakan seni lingkungan dibeberapa negara,

tidaklah menjadi penghalang baginya untuk berkarya seni lukis. Berbagai corak

dalam seni lukis mampu digelutinya seperti lukisan figuratif, realis, naturalisme,

impresionis sampai pada lukisan abstrak. Tidak mengherankan jika karya lukisannya

selama ini mampu memberikan nuansa tersendiri dalam memberikan andil sebagai

pendukung budaya kota yogyakarta. Oleh karena itu, maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti “Konsep dan Proses Penciptaan Lukisan Abstrak Karya Dedi

Sufriadi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah yang akan

diteliti, sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep penciptaan lukisan abstrak karya Dedi

Sufriadi?

2. Bagaimana proses penciptaan lukisan abstrak yang

dilakukan oleh Dedi Sufriadi?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan memperoleh data

dan informasi yang aktual dan benar. Tujuan yang lain dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan abstrak ekspresi karya

Dedi Sufriadi.

2. Untuk mendeskripsikan proses penciptaan karya lukis yang dilakukan

Dedi Sufriadi dalam berkarya seni lukis Abstrak Ekspesi.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan apresiasi kita

terhadap periode estetis lukisan abstrak ekspresi. Adapun manfaat yang lain dari

penelitian ini di antaranya:

1. Dapat mengetahui konsep penciptaan karya lukisan abstrak ekspresi

karya Dedi Sufriadi.

2. Dapat mengetahui p r o s e s p e n c i p t a a n karya lukis yang digunakan Dedi

Sufriadi. dalam berkarya seni lukis Abstrak Ekspesi.


3. Sebagai bahan apresiasi bagi mahasiswa, khususnya program studi

Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta tentang konsep dan

proses penciptaan lukisan abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi

4. Sebagai referensi yang dapat menunjukkan eksistensi D e d i S u f r i a d i .


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimaksud sebagai landasan dan pedoman dalam

melaksanakan penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori

yang berhubungan dengan kosep dan proses penciptaan Lukisan Abstrak Ekspresi

Karya dedi sufriadi adapun yang dimaksudkan di sini yaitu:

1. Pengertian Seni Lukis

Sebelum lebih lanjut membahas tentang seni lukis terlebih dahulu kita akan

membahas tentang seni.

Kata seni berasal dari bahas Melayu yakni kecil. Dalam bahasa Inggris seni

atau “Art” berarti keahlian dan keterampilan manusia dalam mengekspresikan dan

menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan baik untuk diri sendiri

maupun untuk masyarakat umumnya. Dalam bahasa Sangsekerta seni berasal dari

kata “sani” yang berarti pemujaan, pelayanan, permintaan atau pencarian dengan

hormat dan jujur. Kemudian dalam bahasa Belanda “genie” yakni jenius. Selanjutnya

dalam bahasa latin pada abad pertengahan “Ars” yaitu ketangkasan dan kemahiran

dalam mengerjakan sesuatu. Adapun beberapa defenisi seni yang dikemukakan oleh

para tokoh/ahli yaitu:

Seni adalah “segala yang berkaitan dengan karya cipta yang dihasilkan oleh
unsur rasa” (Kamus Ilmiah Populer, 2006: 431).

Seni adalah “keajaiban transendental yang senantiasa mengungkap kualitas


emosional dan pada akhirya menemukan hakikat kebenaran” (Muh. Faisal, 2011).
Seni adalah “kreativitas, ekspresi dan proses” Gothe, 1773 (dalam Benny

Subiantoro, 2011:11). Soedarso SP mengatakan bahwa seni lukis adalah “suatu

pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional

dengan menggunakan garis dan warna”.

Aliran yang dimaksud tersebut di antaranya sebagai berikut:

a. Impresionisme

Impresionisme adalah “sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan

pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan

”. Namun kalangan Akademisi ada yang justru menampilkan kesan garis yang

Impresionis. Aliran Impresionis muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris

pada tahun 1860-an.

b. Ekspresionis

“Ekspresionisme adalah suatu aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang

sudah didistorsikan dalam bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun

sensasi dari dalam” (Soedarso SP., 2000:99). Salah satu tokoh dari aliran ini

adalah Vaincent Van Gogh

c. Dadaisme merupakan produk dari perang dunia I. Wujud karyanya kelihatan

acak- acakan, tidak beraturan. Sinisme dan ketiadaan ilusi adalah ciri khas

dadaisme yang diekspresikan dalam bentuk main-main, mistis atau sesuatu yang

menimbulkan kejutan

d. Surealis, kaum Surrealis membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki

kebebasan besar sebebas orang bermimpi. Aliran ini seakan mengungkapkan

kejadian yang ada di alam mimpi.

e. Realisme, Realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap realitas seperti

adanya, tanpa ilusi dan tanpa tambahan apa-apa. Yang ingin dicari

adalah . Namun dalam perkembangannya bukan lagi kewajaran, melainkan

cenderung melahirkan yang jelek-jelek misalnya kemelaratan, penderitaan dan


sejenisnya.

f. Naturalisme dan realisme adalah dua aliran yang agak sukar dibedakan corak

lukisannya. Dalam hasil karya lukisan kedua-duanya mengambil kepersisan

bentuk dari alam, baik anatomi, proporsional, warna dan sebagainya. Namun jika

dilihat dari perkembangan coraknya ternyata masih terdapat perbedaan. Kalau

dalam realisme memilih objek yang jelek-jelek misalnya kemelaratan, maka

dalam naturalisme memilih objek yang indah – indah. Seandainya objek lukisan

kurang indah, maka ia menambah indah

g. Romantisme adalah gaya atau aliran seni yang menitikberatkan pada curahan

perasaan, reaksi emosional terhadap fenomena alam, dan penolakan terhadap

realisme. Dalam seni lukis gerakan ini menghasilkan kebebasan baru dalam

menata komposisi, melahirkan citra goresan kuas terbuka, pembaharuan dan

tingkatan warna yang lembut, hampir tidak kentara. Gerakan rimantik pertama

ditemukan di dalam seni sastra sekitar tahun 1780 dan terus bertahan sampai

abad ke-19.

g. Ekspresionis abstrak atau abstrak ekspresi adalah lebih menekankan pada

ekspresi seniman bebas, tidak terikat ruang. Abstrak ekspresi adalah sebuah

gerakan seni pasca perang dunia 2 di Amerika Serikat.

Meski sebutan “ekspresionisme abstrak” pertama ditetapkan pada seni

Amerika tahun 1946 oleh kritikus seni Robert Coates, sebutan ini pertama di

gunakan di Jerman tahun 1919 di majalah Der Strum, mengenai

ekspresionisme Jerman. Di Jerman AS Albert Barr adalah orang pertama yang

memakai sebutan ini pada tahun 1929 merujuk karya karya Wassily

Kandinsky. Pelukis keturunan Jerman Amerika Hans Hofmann adalah salah

seorang yang memiliki andil besar dalam terbentuknya aliran Abstrak

Ekspresionisme. Pelukis ini menggunakan cat pigment yang kental dan

seringkali melukiskan catnya pada kanvas tebal tebal dan kuat hingga
menonjol membentuk permukaan yang tidak rata.

2. Pengertian Konsep dalam Seni Lukis

Ide adalah inspirasi atau konsep yang dimiliki yang akan dituangkan

menjadi wujud karya seni, sedangkan konsep merupakan kemampuan untuk

berkreasi atau daya mencipta. konsep pencipta adalah unsur – unsur kejiwaan

yang dimiliki oleh seniman, yang mendorong baginya untuk menciptakan sebuah

karya sesuai yang tertuang di dalam idenya. konsep penciptaan itu bisa berkaitan

dengan isi atau apa yang diungkapkan, maupun cara ungkapannya yang berkaitan

dengan teknik dan bahan yang digunaka atau materi lainnya dalam lukisan.

Secara sengaja maupun tidak sengaja seorang seniman tentu akan

bersentuhan dengan pengalaman yang menyentuh batinnya dan menimbulkan

kegelisahan pada seniman itu sendiri. Sehingga seniman tergugah terangsang

untuk menjadikannya sebuah gagasan. Hal-hal yang mempengaruhi tentang

gagasan tersebut dapat dialami ketika seniman merenung, menghayal

berimajinasi, dan juga dari hasil pengamatan dari suatu hal seperti membaca,

menonton televisi atau film maupun pengamatan fenomena dari alam sekitar.

Melalui interaksi pengamatan secara nyata lahirlah sebuah ide atau pemikiran

dalam sebuah karya seni yang berkembang kemudian diolah menjadi bahasa rupa

atau visual yang kemudian diekspresikan ke dalam lukisan.

Konsep visual dalam penciptaan karya terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Unsur Visual

a. Bentuk

Dalam seni rupa bentuk merupakan kesatuan unsur yang dapat mendukung suatu

karya seni lukis. Kata bentuk, dalam seni rupa merupakan istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu wujud yang dibuat seseorang.18 Berkaitan dengan bentuk

visual dalam penciptaan karya memilih bentuk-bentuk yang umum yang mana
agar mudah di pahami, dalam artian sasaran dalam karya seni lukis ini luas.

b.Warna

Warna yang terdapat pada seni lukis memiliki peran yang sangat penting, selain

untuk memunculkan karakter bentuk warna yang ditampilkan dalam karya juga

bermaksud menciptakan suasana tertentu yang tak lepas dari makna yang akan

disampaikan.

c. Komposisi Visual

Terdapat beberapa komposisi dalam ilmu nirmana dwimatra salah satunya adalah

komposisi dinamis, adalah menggabungkan beberapa unsur rupa untuk mencapai

kesesuaian antara unsur satu dengna lainnya, demi mencapai susunan yang

dinamis.

3. Proses Penciptaan karya seni lukis

Setiap seniman tentu memikirkan tentang ide gagasan yang mendasari dan

menginspirasi seniman itu sendiri, setiap seniman memiliki cara tersendiri untuk

mencari sumber inspirasi. Inspirasi bisa muncul dari pengalaman, lingkungan,

rutinitas, dan masih banyak hal untuk dijadikan sebagai sumber inspirasi (Lilik

Awaludin, 2017).

Dalam tahapan kali ini bermaksud, setelah ide gagasan didapat tahap

selanjutnya adalah mengembangkan gagasan awan demi kemantapan pribadi

terkait dengan sumber inspirasi yang akan dituangkan dalam karya seni.

Pengembangan yang dilakukan dapat berupa pengamatan, perenungan, sampai

pada buku acuan terkait bahasa metafor mau pun makna (Lilik Awaludin, 2017)

Setelah ide gagasan ditemukan yang telah dimantapkan dengan

pengembangan-pengembangan yang dilakukan, tahap selanjutnya adalah

visualisasi dari rancangan pada kertas ke media kanvas (Lilik Awaludin, 2017)

Persiapan bahan dan alat memang tidak bisa lepas dalam menciptakan
karya seni lukis, dimana untuk mewujudkan suatu karya perlu adanya bahan dan

alat. Dalam menciptakan sebuah karya mustahil tanpa adanya bahan dan alat. Di

zaman yang semakin maju ini memang tidak terbatas, kebebasan dalam

penggunaan bahan dan alat sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai artistik pada

sebuah karya seni lukis(Lilik Awaludin, 2017)

4. Beberapa Teknik dalam Melukis

Ketika seniman mempunyai gagasan, maka perlu dipikirkan bagaimana

cara mewujudkan idenya tersebut, atau cara mentransformir wujud yang idiil

menjadi sensuil, sehingga sebuah karya seni seni bias bernilai tinggi. Teknik

untuk mewujudkan sebuah karya, antara lain dalam bentuk pengolahan bahan

dengan cara – cara khusus, seperti teknik basa (menggunakan kuas), teknik kering

(menggunakan pensil), teknik palet dan teknik sapuan jari. Beberapa teknik dalam

melukis sebagai berikut:

a. Teknik Basa (menggunakan kuas)

Teknik basa merupakan teknik lukis dengan mengencerkan cat

minya terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat, baru kemudian

dipoleskan di atas permukaan kanvas. Dalam teknik ini menggunakan kuas

yang panjang bulunya. Teknik basa ini biasanya digunakan untuk melukis

secara rata (flat) atau anpa kesan volume. Kelebihan dari teknik ini adalah

akan cepat memblok warna, lukisan terlihat bersih dan cemerlang, hanya

membutuhkan cat minyak yang relative sedikit, serta cat minyak yang

menempel dipalet masih tetap bias digunakan.

b. Teknik Kering (menggunakan pensil)

Melukis dengan menggunakan teknik kering berarti melukis tanpa

menggunakan minyak cat (linseed oil). Teknik ini menggunakan kuas

dalam keadaan kering dan tidak berminyak. Oleh karena itu, sebaiknya
menggunakan cat yang baru dikeluarkan dari tube. teknik kering ini cocok

untuk melukis dengan kesan volume dan keruangan, seperti realism,

naturalism dan surealisme. Adapun kelebihan dari teknik kering ini adalah

mudah membentuk objek dan kesan keruangan, mudah mengontrol proses

pendetailan, lebih mudah menghapus warna dengan cara menumpuk

dengan warna lain. Selama melukis pendangan tidak akan terganggu

dengan factor cat yang mengkilat, serta cat akan lebih cepat kering.

c. Teknik Palet

Teknik Palet merupakan teknik melukis dengan menggunakan

pisau palet. dari penggunaan alat tersebut menghasilkan tekstur cat yang

lebih tebal dibandingkan dengan menggunakan kuas.

d. Teknik Sapuan Jari

Teknik sapuan jari adalah teknik melukis dengan menggunakan jari- jari,

apakah dengan menggunakan jari – jari tangan atau jari – jari kaki.

5. Seni Lukis Abstrak

Seni Lukis Abstrak dalam Perkembangannya Terbagi atas dua sebagai

berikut:

1. Abstrak Ekspresi Ekspresionis abstrak atau abstrak ekspresi adalah

lebih menekankan pada ekspresi seniman bebas, tidak terikat ruang. Abstrak

ekspresi adalah sebuah gerakan seni pasca perang dunia 2 di Amerika Serikat.

Gerakan ini merupakan gerakan Amerika pertama yang memiliki pengaruh

keseluruh dunia dan menempatkan New York City sebagai pusat dunia seni Barat

setelah sebelumnya di tempati Paris.

2. Abstrak Geometris adalah suatu bentuk dari seni abstrak yang

menggunakan bentuk geometrik simpel yang diletakkan di tempat yang tidak ilusionis

dan digabungkan dengan komposisi non-objektif. Abstrak geometris diusulkan agar

berfungsi sebagai solusi untuk para pelukis modern yang menolak karya
ilusionistik. salah satu seniman dari seni abstrak geometris adalah Piet Mondrian.

6. Biografi Dedi Sufriadi

Lahir: 1976 di Palembang, Indonesia

Yogyakarta 2004 – Sarjana Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI),

Yogyakarta 2013 – Magister Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI)

Berasal dari Palembang di Sumatera Selatan, Dedy Sufriadi adalah anak kedua dari enam
bersaudara dan mulai serius melukis pada usia 15 tahun saat masih duduk di Sekolah Menengah
Seni Rupa (SMSR). Dari sana, ia melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (Institut Seni
Indonesia) yang bergengsi di Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan akronim Indonesia ISI, di
mana ia mengambil jurusan seni lukis. Pada tahun 2013, ia memperoleh gelar Master dari
institusi yang sama.Dedy Sufriadi
2. Kerangka Berpikir

Seni Lukis Abstrak Ekspresif

Konsep Penciptaan Seni lukis Proses Penciptaan Seni Lukis


Abstrak Ekpresif Abstrak Ekspresif

Hasil Penelitian

Skema 1. Kerangka pikir

Berdasarkan skema yang telah digambarkan, maka dapat diuraikan

hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang lain. Pengembangan

teori, dimaksudkan untuk mengungkapkan teori dengan masalah yang akan diteliti

sehingga dapat ditelaah literatur guna mencari teori yang mendukung seni lukis

abstrak. Agar konsep dan proses penciptaan karya seni lukis abstrak ekspresif

dapat dipahami lebih jelas dan mendalam. Penciptaan karya seni lukis sekiranya

dapat memberi rangsangan atau daya goda secara universal tehadap penikmatnya

baik bentuk maupun isi.

Konsep merupakan kemampuan untuk berkreasi atau daya mencipta.

konsep pencipta adalah unsur – unsur kejiwaan yang dimiliki oleh seniman, yang

mendorong baginya untuk menciptakan sebuah karya sesuai yang tertuang di

dalam idenya. konsep penciptaan itu bisa berkaitan dengan isi atau apa yang

diungkapkan, maupun cara ungkapannya yang berkaitan dengan teknik dan bahan

yang digunakan atau materi lainnya dalam lukisan. Konsep merupakan salah satu

penentu keberhasilan dalam mewujudkan mutu maupun kualitas suatu karya

sehingga menjadi mahal untuk diapresiasi para pengamat. Berangkat konsep yang

dimiliki oleh seniman, sebuah karya dapat dikatakan memiliki ciri khas. Dalam

hal ini seni lukis abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi, mempunyai konsep dan
proses penciptaan, sehingga lukisannya mampu hadir sebagai karya lukis yang

sarat makna simbolis dan berkarakter.


BAB III METOE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat “deskriptif kualitatif”, yang artinya metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti

berperan sebagai instrumen kunci. (Sugiyono, 2008: 15).

Dalam arti lain deskriptif kualitatif ialah memberi gambaran secara

objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya mengenai konsep dan proses

penciptaan lukisan abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di NALARROEPA RUANG SENI Jl.

Karangjati Taman tirto, Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini

dianggap relevan dengan judul dan tujuan penelitian, sehingga memudahkan

peneliti dalam melakukan penelitian.

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam

penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini adalah “ Konsep

dan Proses Penciptaan lukisan abstrak ekspresi karya Firman Djamil”. Adapun

keadaan variabel- variabel sebagai berikut:

1.1. Konsep penciptaan lukisan abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi.

1.2. Proses Penciptaan yang dilakukan Dedi Sufriadi dalam

berkarya seni lukis abstrak ekspresi.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang Ide atau konsep

dan proses penciptaan seni lukis abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi.
A. Desain Penelitian
1. Konsep Penciptaan
a. Non Visual (Imajinasi, sudut pandang dan estetika)

b. Visual (Bentuk, Warna dan Komposisi)

2. Proses Penciptaan

a. Upaya menemukan gagasan

b. Alat dan Bahan

c. Teknik

d. Penegasan karakter dan improvisasi

e. Finishing

E. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, ataupun benda.

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil

penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian. Subjek

dalam penelitian ini adalah seniman Dedi Sufriadi

Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang

menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa

berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat,

pandangan penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati,keadaan batin, dan bisa

juga berupa proses.Objek penelitian adalah sasaran atau permasalahan yang akan

diteliti, adapun objek penelitian ini adalah periode estetis lukisan abstrak ekspresi

karya Dedi Sufriadi

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan informasi kualitatif tentang variabel yang sedang diteliti,

seperti: Kamera untuk mengutip/mengambil gambar pada saat wawancara dengan

informan, Handpone untuk merekam suara si informan pada saat wawancara, alat

tulis menulis untuk menulis hala – hal yang perlu di tulis pada saat wawancara.
G. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum mengolah data, ada beberapa cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang benar, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Untuk memperoleh data primer pada penelitian ini, teknik yang

digunakan adalah observasi.

Untuk memperloleh data secara langsung terhadap periode estetis lukisan

abstrak karya Firman Djamil, observasi dilakukan dengan mengamati unsur-unsur

yang diteliti untuk kemudian dianalisis. Adapun jumlah seni lukis abstrak ekpresi

karya Dedi Sufriadi yang akan dianalisis periode estetisnya yaitu sebanyak sampel

yang diteliti (10 buah lukisan).

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan keterangan objektif melalui

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rumusan masalah yang diajukan

kepada Dedi Sufriadi sebagai senimannya. Wawancara yang akan dilakukan

dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian yang berjudul “Konsep dan

proses Penciptaan Lukisan Abstrak Ekspresi Karya Dedi Sufriadi ”.

3. Dokumentasi

Mengingat dokumentasi merupakan suatu yang sangat penting dalam

suatu penelitian maka teknik dokumentasi yang dilakukan, menggunakan media

elektronik dan alat bantu lainnya yang relevan untuk mendapat gambaran yang

jelas tentang periode estetis lukisan abstrak ekspresi karya Dedi Sufriadi yang

terpilih sebagai sampel penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dianggap tetap untuk jenis penelitian ini adalah
teknik analisis kualitatif deskriptif. Data yang telah dikumpul dan dianggap

penting dan untuk disajikan dengan cara memberika uraian sesuai dengan kategori

yang terdapat dalam teknik analisis data, maka penulis akan mengolah data secara

terpisah sebagai berikut:

1. Program analisis ini dimulai dengan membaca, mempelajari dan

menelaah seluruh data yang berkumpul dan hasil observasi dan

wawancara, kemudian memeriksa kembali untuk membuktikan hasil

yang jelas, lengkap dan benar.

2. Mengadakan kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang dianggap

penting mengenai periode estetis lukisan abstrak ekspesi karya Dedi Sufriadi .

Setelah data direduksi, dilakukan penafsiran dari data yang ada dan

merupakan hasil wawancara dengan responden atau dengan analisis non statistik.

Anda mungkin juga menyukai