Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seni Rupa

Dosen Pengampu :
Dr. Deni Setiawan, S.Sn., M.Hum.

Disusun oleh :
Putri Wulan Agustina
(1401419214)

ROMBEL J
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.
Atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Konsep Pendidikan
Seni Rupa di SD” tepat pada waktunya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seni Rupa. Dan tidak
lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah ini Dr.
Deni Setiawan, S.Sn., M.Hum. yang telah membimbing saya pada proses pembuatan
makalah ini, dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan kontribusi dan
pendapatnya.

Saya berharap makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui fungsi
seni rupa, aspek fisik dan isi seni rupa, dan juga memahami konsep pendidikan seni rupa
di SD. Jika ada kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini saya mohon
maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan untuk
makalah berikutnya. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih.

Majalengka, 30 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


2.1 Fungsi Seni Rupa ....................................................................................................... 3
2.2 Aspek Fisik Dan Isi Seni Rupa .................................................................................. 8
2.3 Konsep Pendidikan Seni Rupa di SD ......................................................................... 9

BAB II PENUTUP ............................................................................................................ 12


3.1 Simpulan .................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan seni telah mulai diterapkan sejak tingkat pendidikan yang paling dasar, dan
lalu berlanjut hingga tingkat pendidikan menengah dan tingkat pendidikan atas. Bahkan saat
ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang memfokuskan pendidikan seni yang telah
disediakan oleh pemerintah. Pendidikan seni juga dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
Masyarakat pada umumnya memahami seni sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
segala bentuk keindahan yang diciptakan oleh manusia, sesuatu yang mampu memberikan
kesenangan, kepuasan dan kenikmatan dalam jiwa manusia baik sebagai seniman (kreator)
maupun sebagai penikmat (apresiator). Pada kenyataannya bentuk-bentuk karya seni saat ini
(kontemporer dan modern) tidak hanya menampilkan bentuk-bentuk yang indah dan
menyenangkan tetapi juga yang tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni saat
ini menampilkan persoalan yang diangkat dari berbagai problem kehidupan. Para pakar dan
ahli seni telah banyak mendefinisikan seni. Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat
dirangkum suatu definisi atau pengertian umum tentang seni yaitu sebagai ekspresi perasaan
manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang
lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada
penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena upaya manusia dalam memahami kehidupan
ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, alam, dan sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan
melalui media gerak (tari), suara (musik), rupa, dan penggabungan/peleburan berbagai media
akan melahirkan kesatuan estetik.
Seni rupa pada dasarnya ada di sekitar kita namun seringkali kita tidak menyadari
kehadirannya. Kesadaran terhadap kehadiran seni rupa seringkali hanya ditunjuk kan dengan
keberadaan karya seni rupa yang lazim dikenali seperti lukisan atau patung. Hal tersebut tidak
terlalu salah, karena pada umumnya ketika kita menghadiri pameran seni rupa maka kedua
jenis karya seni rupa tersebutlah yang dihadirkan. Seni rupa bukan hanya lukisan dan patung,
berbagai produk kebutuhan sehari-hari pada kenyataannya dikategorikan juga sebagai karya
seni rupa. Dalam dunia pendidikan terutama pendidikan terhadap anak-anak di sekolah dasar,
seni rupa sangat berperan, terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran menjadi elemen pokok
yang membantu siswa memahami berbagai materi pelajaran non seni rupa. Dalam unit ini

1
saudara akan memperoleh materi yang mengantarkan saudara terhadap pemahaman karya seni
rupa, bagaimana ia bisa dikenali dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam
dunia pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada pembahasan ini, yaitu :
1. Apa saja Fungsi Seni Rupa?
2. Apa yang menjadi Aspek Fisik dan Isi Seni Rupa ?
3. Bagaimana Konsep Pendidikan Seni Rupa di SD?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui Fungsi Seni Rupa
2. Mendeskripsikan Aspek Fisik dan Isi Seni Rupa
3. Menjelaskan Konsep Pendidikan Seni Rupa di SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Seni Rupa


Fungsi Seni Secara Umum
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Seni telah disadari keberadaannya, sehingga perkembangan manusia dalam
menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan. Pada perkembangan
selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan
mereka. Bahkan seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia:
1. Fungsi Individual/Fungsi Pribadi
Charles Batteaux (1713-1780) membedakan seni menjadi dua, yaitu:
1. Seni murni (fine art/ pure art)
2. Seni terapan (useful art/ applied art)
Pengelompokan tersebut berdasarkan fungsi seni bagi kehidupan seorang seniman.
Berdasarkan teori tersebut, maka fungsi seni bagi seorang individual dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
A. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Manusia homo sapien telah mengenal alat-alat kehidupan sehari-hari. Dari
peninggalannya dapat diketahui bahwa manusia zaman itu telah mengenal dan
mempelajari dunia fisik. Mereka berusaha membuat benda-benda terapan. Manusia
disebut homo faber, artinya ia memiliki emosi dan kecakapan untuk berekspresi pada
keindahan dan pemakaian benda-benda. Sifat artistic yang dimiliki oleh seseorang artist
reaksi terhadap penciptaan benda yang indah dengan nilai artistic. Pada penciptaan suatu
benda seseorang selalu mempertimbangkan dan menghadirkan aspek kehidupan. Di abad
teknologi kehadiran aspek seni dalam pembuatan benda-benda fungsional tidak dapat
diabaikan. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik. Karena itu
segi kenyamanan menjadi hal yang penting. Peradaban manusia terus maju. Penciptaan-
penciptaan manusia juga ikut berkembang dengan pesat.
Contoh-contoh seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik antara lain:
a. Seni bangunan
b. Seni furniture

3
c. Seni pakaian (tekstil)
d. Seni kerajinan, dan sebagainya.
B. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Emosional
Mengapa manusia bisa marah, sedih, gembira, haru, iba, cinta dan benci? Manusia
dapat merasakan semua itu karena dalam dirinya terkandung dorongan emosional. Dan
situasi emosi akan muncul bila ada rangsangan dari luar, rangsangan tersebut akan
membentuk suatu asosiasi dan tanggapan. Dari tanggapan inilah lalu timbul refleksi yang
berupa perasaan marah, benci, sedih, kasihan, haru dan sebagainya.
Pengalaman-pengalaman individual yang terus terjadi setiap saat bisa diungkapkan
lewat bahasa seni. Masalah cinta, perkawinan, kelahiran dan kematian atau rasa suka cita
bisa menjadi pengalaman individu yang direkam dalam karya seni. Karena itu biasanya
digunakan sebagai ekspresi diri dalam berkarya, apalagi pada seni modern yang tidak lagi
kolektif sifatnya. fungsi pribadi seni ada beberapa permasalahan yang biasanya menjadi
pusat perhatian manusia, antara lain:
Ekspresi psikologis: Cinta, Kematian, Masalah spiritual, Ekspresi estetik
2. Fungsi Sosial
Sebenarnya seluruh karya seni memiliki fungsi sosial karena selalu ada interaksi
antara karya seni dan pemirsanya. Senirupa bisa menjadi sarana untuk penyampaian
protes, pujian dan kritik.
Beberapa fungsi seni dalam bidang tertentu, sebagai berikut.
- Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Rekreasi
- Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Komunikasi
- Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Pendidikan
- Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Keagamaan
Buku Approaches to Art in Education tulisan Laura H. Chapman (1978) menguraikan
setiap karya seni memiliki fungsi, apakah yang personal, social, physical, political,
religious, educational, dan economic.
Dari sisi lain ditemukan adanya 3 pengelompokan:
1. Difungsikan untuk mengekspresikan gagasan atau memecahkan problema tertentu.
Setiap gagasan atau problema mempersyaratkan dipilihnya karya seni yang sesuai
untuk gagasan dan problema tersebut,

4
2. Difungsikan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Yang dimaksud di sini antara lain
adalah kebutuhan menyatakan identitas katakanlah yang nasional; kemudian
kebuthan akan seremoni. Masing-masingnya mempersyaratkan hadirnya karya seni
dengan karakteristik tertentu.
3. Difungsikan dengan memberikan ciri kontekstual. Konteks dimaksud memberikan
fungsi tertentu kepada karya seni bersangkutan. Karya seni yang digunakan dalam
upacara keagamaan akan memperoleh fungsi yang lain apabila ditempatkan dalam
suatu museum. Bendera yang berkibar pada tiangnya akan memiliki arti yang
berbeda apabila digunakan sebagai penutup peti jenazah.
Fungsi Seni di Sekolah Dasar
A. Seni Sebagai Media Ekspresi
Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Ekspresi yang ditunjukan anak
merupakan ekspresi untuk mencapai tujuan tertentu, dapat pula mengekspresikan sesuatu
yang menyatakan perasaan. Seringkali anak kurang mampu mengeluarkan isi hatinya
dengan bahasa lisan, namun bahasa tulisan lebih sulit digunakan untuk mengungkapkan
isi hatinya. Oleh karena itu, wujud ekspresi dalam seni rupa dapat berupa gambar, patung
dan karya lainnya.

Gambar anak yang cenderung ekspresif


(Sumber: Buku Hasil Lomba Melukis Siswa SD, DIKNAS 2002)

5
B. Seni Sebagai Media Komunikasi
Anak memiliki keinginan untuk menyatakan apa yang ada pada pikirannya kepada orang
lain, oleh karenanya anak berkomunikasi. Keinginan berkomunikasi dapat melalui
berbagai media seni : suara, tulis, gerak dan gambar. Melalui suara komunikasi dapat
diwujudkan dalam bentuk nyanyian. Karya sastra merupakan media komunikasi yang
disampaikan melalui tulisan. Drama dan bermain peran merupakan media komunikasi
yang diwujudkan dalam gerak dan gambar merupakan media komunikasi yang dibentuk
dengan bahasa rupa.
C. Seni Sebagai Media Bermain
Bermain merupakan bentuk ekspresi bebas paling jelas ada pada anak-anak dan sesuatu
yang paling murni. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Permainan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan empat fungsi mental :
1. segi perasaan, dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan ke arah drama.
2. segi intuisi, dikembangkan dengan latihan-latihan ritmis ke arah tari dan musik.
3. segi sensasi, dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri ke arah plastis atau
visual.
4. segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif ke arah keahlian.

Hasil karya membentuk


D. Seni Sebagai Media Pengembangan Kreatifitas dan Kemampuan Berpikir
Kreativitas berperan mengembangkan kemampuan kognitif. Seni dapat memancing
tumbuhnya kemampuan kreatif. Kreativitas tidak hanya diperlukan dalam kesenian, tetapi
juga diperlukan pada bidang lain untuk membentuk kepribadian anak seutuhnya.

6
Pengertian kreativitas menurut S.C. Utami Munandar (dalam Muharram, Halaman 27) :
1. kemampuan untuk membuat kondisi baru dan unsur-unsur yang ada.
2. kemampuan menggunkan data atau informasi yang tersedia.
3. kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, kemurnian dalam
mengembangkan dan memperkaya gagasan.
Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat anak
melakukan kegiatan seni, memotivasi untuk berpikir dan mengambil kesimpulan.
Aristoteles berpendapat bahwa dalam seni harus selaras dengan rasio dan emosi.
Penciptaan seni menempatkan rasio sebagai control. Contoh : balok permainan tidak
dapat disusun seenaknya menjadi bentuk arsitektural, tetapi dibutuhkan satu penyusunan
yang berpola.

Gambar anak berbakat


E. Sebagai Media Untuk Memperoleh Pengalaman Esthetis
Sebagai media untuk memperolaeh pengalaman esthetis dimana melalui aktivitas
penghayatan, apresiasi, ekspresi dan kreasi seni di SD bisa memberikan pengalaman
untuk menumbuhkan sensitivitas keindahan dan nilai seni. Berolah seni rupa adalah
pengalaman esthetis yang menarik bagi minat dan keinginan anak.
F. Seni Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni
Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun bakat yang
terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya meskipun berbakat

7
tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat itu. Pendidikan seni rupa yang ideal
memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan
mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolah.
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan seni rupa tersebut maka dalam pembinaan
kemampuan berkreasi/berkarya senirupa akan meliputi semua bentuk kegiatan tentang
aktivitas fisik, pikir, keterampilan, kreativitas dan cita rasa keindahan. Kesungguhan
dalam berolah senirupa tersebut akan terlihat dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi,
berkreasi dan berapresiasi. Pendidikan senirupa di SD umumnya diwujudkan pada
kegiatan berolah cipta senirupa dan kerajinan tangan. Adapun pendekatan materi senirupa
dalam pembelajaran di SD antara lain dapat dilakukan melalui belajar tentang pengenalan
elemen/unsure seni, prinsip-prinsip seni/azas desain, proses dan teknik berkarya senirupa
serta apresiasi sesuai dengan nilai-nilai budaya serta keindahan yang relevan dengan
konteks sosial budaya masyarakat.

2.2 Aspek Fisik dan Isi Seni Rupa


2.2.1 Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahami
oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya
terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
a) Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan
volume, kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua
dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2
Dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat
dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan
sebagainya.
b) Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial, karena terdapat tiga dimensi
yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan
indra gerak dan raba.
2.2.2 Aspek Isi
Aspek isi adalah ide atau gagasan atau tema atau makna dari bentuk karya seni. Isi atau
makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat atau publik seni.

8
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu, persepsi-
kognisi, intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat ini,
bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-
tindakan tidakbersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep
outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von
Ehrenfels padatahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk
mengerti sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan
komposisi diubahmenjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain
tetapi keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan-
aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia
melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal
(asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap
berdasarkan kemiripan gambaran dalam memorinya. Tanda tanda yang dekat satu sama lain
cenderung bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat
kemiripan pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung
membentuk satu kesatuan.

2.3 Konsep Pendidikan Seni Rupa di SD


Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam
dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah
pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah
Pendidikan Seni Rupa. Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga
beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga
apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan. Pendidikan seni merupakan
sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan
permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman,
melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan

9
demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni
Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya
lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan
mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan
mempromosikan gagasan multikultural. (Catur Budi, 2012)
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan senirupa, maka dalam pembinaan
kemampuan berkreasi/berkarya senirupa akan meliputi semua bentuk kegiatan tentang
aktivitas fisik, pikir, keterampilan, kreativitas dan cita rasa keindahan. Kesungguhan dalam
berolah senirupa tersebut akan terlihat dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi
dan berapresiasi. Pendidikan seni rupa di SD umumnya diwujudkan pada kegiatan berolah
cipta seni rupa dan kerajinan tangan. Adapun pendekatan materi senirupa dalam pembelajaran
di SD antara lain dapat dilakukan melalui belajar tentang pengenalan elemen/unsur seni,
prinsip-prinsip seni/azas desain, proses dan teknik berkarya senirupa serta apresiasi sesuai
dengan nilai-nilai budaya serta keindahan yang relevan dengan konteks sosial budaya
masyarakat.
Selain itu dalam pendidikan senirupa di SD hendaknya juga dapat diciptakan suasana
belajar yang “Aktif Kreatif Efektif dan Menyengkan (PAKEM). Dalam penerapan PAKEM
di SD didasarkan pada pemahaman sebagai berikut. Aktif, dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif belajar, bertanya, menjawab,
mengemukakan gagasan, berkarya, berapresiasi dan lainnya. Kreatif, adalah guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Menyenangkan, adalah suasana kegiatan belajar mengajar yang dapat memusatkan
perhatian siswa secara penuh pada materi/kegiatan belajar sehingga waktu curah perhatiannya
(time on task) tinggi. Sedangkan Efektif yaitu dapat menghasilkan produk belajar yang
tinggi/optimal. (Depdikbud-Unesco. 2002).
Gambaran penerapannya di SD yaitu:
1) Siswa mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk mengembangkan keterampilan
dan pemahaman dengan pendekatan belajar sambil bekerja/berbuat;
2) Guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif;

10
3) Menata kelas dengan lebih baik seperti memajang hasil kegiatan belajar, hasil akhir karya
siswa, membuat sudut baca dan lainnya;
4) Menerapkan cara mengajar secara bervariasi, bersifat kerja sama dan teraktif (kooperatif
dan interaktif) antar sesama siswa atau kerja individual;
5) Guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah, mengungkapkan pikirannya dan
melibatkan siswa untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bermanfaat untuk sumber
belajar.
Secara bervariasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru hendaknya
menggunakan strategi/pendekatan mengajar yang dapat memadukan keaktifan siswa dalam
belajar, baik secara fisik, mental dan emosional. Keterpaduan secara konseptual adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran atau sejumlah materi,
konsep, aktivitas yang berhubungan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
anak Dasar pertimbangannya adalah: (1) keseluruhan perkembangan anak SD bersifat
holistik; (2) anak usia SD dapat belajar dengan baik yaitu melalui keterlibatan aktif dengan
sesama anak dan dengan orang dewasa; (3) memungkinkan pembelajaran lebih menarik dan
bermakna bagi siswa, medorong kreativitas guru dalam mengajar, memungkinkan anak
mempelajari fakta-fakta dalam konteks yang lebih nyata dan kongkrit, (4) dapat memberikan
kesempatan membentuk berbagai keterampilan seperti menemukan, menilai, memanfaatkan
informasi dalam konteks yang bermakna, kerjasama dan mandiri.
Dalam implementasi di SD, pendekatan keterpaduan ini antara lain bertolak dari suatu
topik/tema yang dipilih atau dikembangkan oleh guru bersama anak. Tujuannya agar
konsepkonsep dan aspek dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk
mempelajari dan menjelajahi topik/tema tersebut. Dengan pendekatan terpadu akan terwujud
ciri: (a) pembelajaran berpusat pada anak; (b) memberikan pengalaman langsung pada anak;
(c) tidak menimbulkan adanya pemisahan bidang studi secara jelas; (d) kedalaman hasil
pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (Tim Pengembang
PGSD. 1997). Sasaran integrasi/keterpaduan adalah materi (bahan belajar) dan penyampaian
pemaknaan. Sedangkan mengenai kegiatan belajarnya yaitu multi metode, kelompok,
individual, klasikal (penghayatan langsung).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi
beberapa kelompok yaitu sebagai Fungsi Individual dan Fungsi Sosial. Fungsi individual ini
dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi. Sedangkan fungsi sosial yang dikelompokkan
dalam beberapa bidang yaitu rekreasi/hiburan, komunikasi, edukasi/pendidikan, dan
religi/keagamaan.
Pendidikan seni pada umumnya meliputi rupa, seni musik, seni tari dan seni drama (seni
teater). Adapun fungsi seni di Sekolah Dasar diantaranya : sebagai media ekspresi, media
komunikasi, media bermain, media pengembangan bakat seni, media kemampuan berpikir,
dan sebagai media untuk memperoleh pengalaman estetis.
Dalam aspek fisik, seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat karya
seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Sedangkan karya seni
tiga dimensi disebut juga karya seni spasial, karena terdapat tiga dimensi yang harus benar-
benar diperhatikan yaitu panjang lebar dan tinggi. Contohnya, patung, kerajinan gerabah,
meja, kursi, dan sebagainya. Aspek isi adalah ide atau gagasan atau tema atau makna dari
bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi
penikmat atau publik seni.
Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak
menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik
anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni
dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan
keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan
kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri,
mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan
multikultural.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, Sigit. 2021. Bahan Ajar Seni Rupa. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNNES.

Catur, Budi S.S.Pd. 2012. Konsep Dasar Seni Rupa SD. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Surakarta: FKIP-UMS

Tim Bina Karya. 2019. Ilmu Seni Rupa Dasar. Temanggung: Desa Pustaka Indonesia. Pekerti,
dkk. 2008. Metode Pengembangan dan Seni. Bandung: Universitas Terbuka.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/seni-rupa.html (diakses tanggal 28 Agustus
2021, pukul 19.20 WIB)

https://adoc.pub/konsep-dasar-seni-rupa-sd.html (diakses tanggal 29 Agustus 2021, pukul 12.15


WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai