Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM
ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Dosen Pengampu: Dra. Ariantje Dimpudus, M.Pd.

Disusun oleh :

Novita Kala Pangadongan (2005046047)


Emelia Puspitasari (2005046065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar” sesuai dengan waktu yang
ditetapkan. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah
Kurikulum.

Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penulis mendapat banyak


bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan dan
penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada pada


makalah ini sebagai akibat dari pengetahuan dan keterbatasan kami. Sehubungan
dengan hal tersebut, kami akan selalu membuka dari untuk menerima segala kritik
yang membangun dari berbagai pihak sebagai salah satu usaha guna menutupi
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan, semoga makalah ini dapat diterima dan dimanfaatkan sebaik-
baiknya.

Samarinda, 13 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Definisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................................................... 3
B. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..............................................................22
C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMA/MA/SMK ..............................23
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................27
A. Kesimpulan ......................................................................................................................27
B. Saran ................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan bisa dimulai dari suatu pembaruan dan
penyempurnaan sistem pendidikan secara menyeluruh agar bangsa ini dapat
bersaing pada era global yang semakin kompetitif. Dalam rangka
melakukan pembeharuan sistem pendidikan tersebut, Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) sedang melakukan
penyempurnaan kurikulum nasional untuk jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama, dan menengah pertama yang diberlakukan
mulai tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum pendidikan di Indonesia telah
mengalami beberapa kali penyempurnaan.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk menyesuaiakan pendidikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum
sebagai pedoman mengajar mempunyai karakteristik fleksibel dalam kurun
waktu tertentu harus direnovasi sehingga mempunyai nilai inovatif dan
komunikatif. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa, dan negara.
Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
pada peradaban dunia. Sejalan dengan hal tersebut Kurikulum adalah
instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi

1
pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Oleh
karena itu, implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah strategis
dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia di masa
depan. Dalam merancang perencanaan pembelajaran, guru harus benar-
benar memahami setiap butir KI, KD, dan Indikator. Sebab, tanpa
pemahaman yang baik akan menimbulkan hambatan dalam
mengimplementasikan setiap butir KI, KD dan indikator pada rencana
pelaksanaan pembelajaran. Apabila guru keliru dalam merancang rencana
pembelajaran, hal tersebut akan berimbas pada pelaksanaan dan penilaian
hasil belajar. Sebagai guru atau calon guru perlu mengetahui dan memahami
makna dan bagian-bagian dari kompetensi inti dan kompetensi dasar
terdapat keterkaitanya, maka pada bagian selanjutnya akan di bahas secara
rinci mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kompetensi inti pada sekolah dasar dan sekolah menengah?
2. Bagaimana kompetensi dasar pada sekolah dasar dan sekolah menengah?
3. Bagaimana hubungan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar?
C. Tujuan
1. Mengetahui kompetensi inti pada sekolah dasar dan sekolah menengah?
2. Mengetahui kompetensi dasar pada sekolah dasar dan sekolah
menengah?
3. Mengetahui hubungan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar
kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak
berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi
matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai
kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang
dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai
siswa. Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil
belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya.
Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan
pada kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai.
1. Kompetensi inti
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti
meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan
dengan meningkatnya kelas. Melalui kompetensi inti sebagai anak
tangga menuju kompetensi lulusan, integrasi vertikal antar kompetensi
dasar, dan peningkatan kemampuan peserta didik dari kelas ke kelas
dapat direncanakan. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi
lulusan pada ranah sikap di pecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual
terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa,
dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik

3
pada setiap tingkat kelas atau program dan menjadi landasan
pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi inti merupakan bentuk
perubahan dari standar kompetensi pada kurikulum sebelumnya
(KTSP). Kompetensi ini berfungsi sebagai unsur pengorganisasian
(organizing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,
kompetensi ini merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi
dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atanya sehingga memenuhi
prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang di pelajari siswa. Sementara organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata pelajaran
dengan konten kompetensi mata pelajaran yang berada dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses
saling memperkuat. Selain itu, kompetensi inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang anatara pencapaian hard skills dan soft skillls.
Dalam kurikulus 2013, kompetensi inti mencakup beberapa aspek,
diantaranya sikap spiritual, sikap sosial pengetahuan, dan keterampilan
yang berfungsi sebagai pengintegrasian muatan pembelajaran. Mata
pelajaran atau program dalam mencapai standar kompetensi lulus.
Beberapa aspek tersebut, merupakan implementasi dari hard skills dan
soft skills artinya dengan sikap spiritual, peserta didik akan memiliki
moral atau etika yang baik dalam kehidupannya. Selain itu, sikap ini
merupakan perwujudan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karenanya, apa yang dilakukan pun harus sesuai
dengan apa yang diperintahkan-Nya. Secara operasional ranah sikap
pada kompetensi inti kurikulum 2013 dibagi menjadi dua yaitu sikap
spiritual dan sikap sosial. Kemudian disusul dengan kompetensi
pengetahuan dan kompetensi ketrampilan. Keempatnya dinotasikan
dengan sebutan KI (kompetensi inti). Rinciannya seperti berikut:
a. Sikap spiritual dinotasikan sebagai KI-1

4
Sikap merupakan pandangan atau kecenderungan mental. Dalam
Kamus bahasa Inggris, sikap berarti attitude. Attitude is way of
thingking or behaving (sikap ialah cara berfikir atau bertindak. Sikap
merupakan sebuah ekspresi dan nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Sikap merupakan kecenderungan
individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus
yang ada dalam lingkungan sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
sikap ialah suatu kecenderungan mental seseorang yang dapat
melahirkan suatu tindakan atau perbuatan.
Sikap spiritual menjadi salah satu kompetensi siswa yang dinilai
oleh pendidik. Sebenarnya, bukan hanya bertujuan untuk penilaian
saja, akan tetapi sebagai ikon pendidikan karakter di kurikulum
terbaru ini demi menyongsong terwujudnya generasi bangsa yang
beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia.
Sikap spiritual bersesuaian dengan kekuatan karakter
transendensi. Kekuatan karakter transendensi merupakan kekuatan
yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam
semesta dan memberi makna pada kehidupan. Sikap spiritual
menjadi kompetensi yang pertama daripada kompetensi lainnya.
Sehingga pembelajarannya pun harus terus menerus untuk dijadikan
sebuah pembiasaan bahkan diintegrasikan ke dalam setiap mata
pelajaran. Sikap spiritual tersebut sangat berkaitan dengan
pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dengan cara
menghormati, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang
dianut. Sehingga, penekanan pada penilaian sikap spiritual
kurikulum 2013 ini diantaranya seperti rajin beribadah, berperilaku
syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi
dalam beribadah, mengucapkan salam. Keempat hal tersebut dapat
dirincikan sebagai berikut:
1) Rajin beribadah
2) Bersyukur

5
3) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4) Kebiasaan mengucapkan salam
b. Sikap sosial dinotasikan KI-2
Istilah sosial secara realita sangat erat hubungannya dengan orang
lain. Sikap sosial merupakan salah satu perilaku yang digunakan
ketika seseorang sedang bersosial dengan orang lain ataupun
sekelompok orang. Peterson dan Seligman yang dikutip oleh
Wiguna menyatakan bahwa sikap sosial merupakan sikap seseorang
yang berkenaan antara dirinya dengan orang lain atau masyarakat
dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik seseorang dengan
orang lain sehingga dapat hidup berdampingan dengan baik dan
saling memberikan manfaat.
Pada kurikulum 2013, pembentukan sikap sosial yang ada pada
diri siswa sangat diperhatikan. Hal ini tidak berbeda dengan sikap
spiritual. Dengan memiliki sikap sosial, siswa diharapkan mampu
menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab. Hubungan antar manusia akan
lebih harmonis jika dilandasi dengan sikap sosial yang baik. Seperti,
sikap bagaimana harus menghargai yang lebih muda dan bagaimana
sikap menghormati yang lebih tua. Hal ini menjadi dasar sikap dalam
bergaul dengan orang lain supaya dapat terhindar dari hal-hal buruk
yang tidak diinginkan.
Untuk mempertajam status sikap sosial dalam kompetensi inti di
kurikulum 2013 ini, kita teringat warisan filosofis edukatif bapak
Pendidikan kita (KI Hajar Dewantoro) yakni “Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya,
apabila berada di depan pendidik harus mampu memberi teladan,
apabila berada di tengah harus mampu memberikan dan
menumbuhkan semangat, sedangkan apabila di belakang harus
mampu memberikan dorongan secara moral dalam memperoleh
peluang untuk berkarya.

6
Hal diatas diperluas dengan sikap sosial yang senada yang mana
ditekankan pada kurikulum 2013, diantaranya jujur, disiplin,
tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri.
Perinciannya sebagai berikut:
1) Jujur
Istilah jujur bisa diartikan sebagai perilaku dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Dalam bahasa Inggris,
jujur ialah honesty yang maknanya menjunjung tinggi kebenaran
dengan tulus ikhlas. Jika kejujuran dibawa ke dalam dimensi
pendidikan, maka peserta didik yang jujur dapat dilihat dari
indikator dibawah ini:
a) Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit
b) Menghindari perbuatan menipu, menyontek, lagiat, atau
mencuri
c) Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang benar
d) Dapat dipercaya dari apa yang dikatakannya, dan
e) Menjaga reputasi dan martabat yang baik dan terpuji.
2) Disiplin
Karakter disiplin mampu mendorong seseorang untuk
menghasilkan sesuatu tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara selalu menghargai
waktu. Selain mengarah pada waktu, disiplin juga mengarah pada
perilaku patuh terhadap berbagai peraturan. Sebagai contoh,
disiplin dalam pembelajaran dapat diwujudkan dengan selalu
datang tepat waktu, memakai seragam sesuai peraturan, selalu
mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain-lain.
Di sisi lain, disiplin diarahkan pada ranah kontrol diri (self
control). Artinya, kontrol diri yang mampu mendorong dan
mengarahkan seseorang untuk dapat menggapai sesuatu. Contoh,
belajar dirumah tanpa harus menunggu disuruh, dengan tujuan
supaya mendapatkan prestasi yang lebih baik. Disiplin dalam

7
belajar akan mampu meningkatkan potensi dan bakat dalam diri
seseorang. Alangkah baiknya, jika disiplin ini dilakukan sebagai
karakter yang sifatnya berkelanjutan (continue). Selain itu,
konsisten terhadap waktu yang dimiliki akan membawa seseorang
untuk dapat mewujudkan potensinya. Dapat disimpulkan disiplin
merupakan suatu karakter seseorang yang dapat ditunjukkan
dengan cara menghargai waktu, selalu mematuhi peraturan dan
ketentuan yang berlaku sesuai nilai dan norma yang berlaku, serta
selalu konsisten terhadap apa yang dipelajari sehingga mampu
menghasilkan sesuatu.
3) Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung
jawab harus dimulai dari diri kita sendiri yakni dengan cara
bertanggung jawab atas semu kewajiban yang seharusnya kita
lakukan. Sikap tanggung jawab yang dimiliki seseorang akan
mampu mengantarkan mereka pada kehidupan yang seimbang
karena adanya kesadaran dalam melaksanakan kewajiban.
Maksudnya, kewajiban tersebut diselesaikan dengan perasaan
penuh keikhlasan, kesabaran, keuletan, tanpa mengeluh, serta
bersungguh-sungguh.
Orang yang memiliki sikap tanggungjawab pasti akan
menghargai setiap waktu yang dimilikinya. Ia tidak pernah
menyia-nyiakan waktu yang ada. Ia tipe orang yang tidak
menunda-nunda pekerjaan. Waktunya akan terpakai dengan
sangat efektif sehingga pekerjaannya pun dapat terselesaikan
dengan baik. Dibalik sikap tanggungjawabnya, ia pasti selalu
berfikir untuk jangka panjang. Sehingga segala tindakan yang
diambilnya selalu efektif. Jadi dari uraian diatas, penulis

8
menyimpulkan bahwa tanggungjawab merupakan suatu sikap
yang dimiliki seseorang untuk selalu berusaha menjalankan
kewajibannya dan menyelesaikannya dengan sebaik mungkin.
4) Toleransi
Istilah toleransi berasal dari bahasa Inggris “tolerance” yang
diserap dari bahasa Latin “tolerantia” artinya kesabaran atau
ketahanan terhadap sesuatu. Toleransi dapat dipahami saling
memikul walau pekerjaan itu tidak disukai atau memberi tempat
bagi orang lain walaupun keduanya tidak sependapat. Jadi,
toleransi itu lebih menunjuk pada suatu sikap kerelaan untuk
menerima kenyataan atas perbedaan yang dimiliki orang lain.
Orang dikatakan memiliki toleransi yang tinggi jika ia tidak
merasa paling benar sendiri ataupun memaksakan pandangan dan
keyakinan yang berbeda, akan tetapi lebih mengakui hak dan
kebebasan orang lain untuk memiliki dan mengekspresikannya.
Toleransi muncul karena adanya suatu perbedaan. Berawal dari
penciptaan manusia yang diciptakan dalam keadaan yang
berbeda-beda. Orang yang terlahir kembar saja, mereka pasti
memiliki perbedaan. Sehingga mengindikasikan bahwa di dunia
alam semesta ini banyak perbedaan. Perbedaan merupakan
sesuatu hal yang lumrah dan wajar. Bahkan menghargai
perbedaan merupakan sesuatu keniscayaan. Perbedaan ini
menunjukkan suatu pluralitas manusia yang hanya dapat hidup
bersama apabila saling menghormati dan saling menghargai
keperbedaan. Keperbedaan itulah yang mengharuskan manusia
untuk hidup dalam toleransi. Sehingga toleransi dapat dipahami
sebagai suatu sikap dan tindakan untuk menghargai berbagai
perbedaan yang berbeda dari dirinya.
5) Gotong Royong
Pokok dari sikap gotong royong ini ialah tumbuhnya sikap
kekeluargaan serta semangat untuk saling berbagi. Sikap ini

9
muncul seiring dengan munculnya kesadaran bahwa diri ini
adalah bagian dari orang lain. Apa yang dirasakan pada diri orang
lain akan terasa pada diri kita. Hal ini menjadi bukti bahwa
manusia disamping menjadi makhluk Tuhan juga sebagai
makhluk sosial. Karena, hakikatnya manusia ialah makhluk yang
tidak mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain guna untuk
bersosialisasi demi kelangsungan hidupnya. Hal ini senada
dengan pendapat Aristoteles (seorang filosof dari Yunani) yang
dikutip oleh Waluyo dkk. bahwa manusia adalah zoon politicon
artinya manusia telah dikuadratkan untuk hidup bermasyarakat.
Hidup bermasyarakat ini dijadikan suatu alasan untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing individu.
6) Santun
Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial inilah yang
mengharuskan manusia mampu berbicara dan berperilaku yang
baik dengan sesamanya. Santun merupakan sikap baik dalam
pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku.44
Khususnya dalam berbahasa, pemilihan bahasa yang tepat akan
mengantarkan pada komunikasi yang baik pula, sehingga pesan
yang dimaksud dapat tersampaikan. Selain itu, perilaku yang tepat
juga dapat mendukung ketepatan informasi yang disampaikan.
Karena, perilaku merupakan salah satu bahasa tubuh yang tidak
pernah berbohong dalam mendukung bahasa lisan seseorang.
Sehubungan dengan karakter santun yang digunakan anak
sekolah dapat diwujudkan dengan menggunakan bahasa yang
tepat ketika berbicara dengan orang yang lebih muda atau lebih
tua, atau sebayanya. Ketika berbicara tidak boleh terlalu keras
tetapi jelas. Karakter santun ini dapat menjaga hubungan
persaudaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Sehingga, hal ini akan mampu mempererat tali persatuan dan
kesatuan sesama manusia.

10
7) Percaya diri
Potensi dan bakat peserta didik dapat berkembang secara aktif
apabila di dalam dirinya telah muncul rasa percaya diri. Rasa
percaya diri menjadi salah satu keyakinan yang telah terbentuk
pada diri seseorang yang mana membuat ia merasa mampu untuk
mencapai tujuan hidupnya. Sehingga, jika dalam diri seseorang
telah tumbuh rasa percaya diri, sikapnya lebih optimis dan
pandangannya selalu ke masa depan dalam menggapai tujuan
hidupnya.
Proses pembelajaran dalam pendidikan kurikulum 2013, sangat
menekankan pencapaian karakter percaya diri. Seperti yang telah
kita ketahui, percaya diri menjadi salah satu aspek untuk
mengembangkan potensi seseorang. Percaya diri yakni suatu
keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun
harus dihadapi dengan cara berbuat sesuatu. Proses terbentuknya
rasa percaya diri ini diantaranya melalui proses sebagai berikut:
a) terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses
perkembangan
b) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang
dimilikinya dan melahirkannya keyakinan yang kuat untuk
bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-
kelebihan.
c) Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-
kelemahan yang dimiliki agar tidak menimbulkan rasa rendah
diri.
d) Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan
dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Salah satu cara menanamkan rasa percaya diri yakni melalui
proses pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk
membiasakan sikap berani saat bersosialisasi di lingkungan
sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.

11
c. Pengetahuan dinotasikan sebagai KI-3
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan. Pengetahuan bisa
diperoleh melalui pendidikan pengalaman, intusi, logika, wahyu,
atau kegiatan mencoba-coba (trial dan error). Pengetahuan yang
dibahas dalam kajian kali ini yakni pengetahuan yang mengarah
pada pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Ketika manusia
sudah mulai mampu untuk mengembangkan apa yang ada dalam
pikirannya, disaat itulah manusia akan mampu mengembangkan
pengetahuannya. Dengan adanya pengetahuan, maka akan mampu
membuat manusia mengatasi berbagai permasalahan yang hadir
dalam hidupnya. Pemahaman yang tinggi akan membuat manusia
menemukan kebenaran-kebenaran yang baru. Artinya, di dalam
hidupnya manusia mempunyai tujuan yang lebih dari hanya sekedar
hidup. Tujuan inilah yang membuat manusia akan terus
mengembangkan pengetahuannya yang mana pengetahuan akan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang istimewa. Sebagaimana
yang telah dicetuskan dalam kurikulum 2013, siswa tidak hanya
mampu teori, akan tetapi diharapkan mampu dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan
yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses belajar
mengajar. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik terhadap empat dimensi pengetahuan yang meliputi
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural, serta pengetahuan metakognitif melalui kecakapan
berfikir tingkat rendah sampai yang tertinggi. Seperti yang
ditetapkan dalam revisi taksonomi Bloom, dimensi-dimensi
pengetahuan diantaranya empat sebagai berikut.
a) Pengetahuan secara faktual (factual knowledge)

12
Pengetahuan secara faktual bisa juga dikatakan dengan
pengetahuan tentang elemen-elemen yang terpisah dan
mempunyai ciri-ciri tersendiri dari berbagai informasi. Dimensi
pengetahuan ini berisi mengenai elemen-elemen dasar yang
harus diketahui oleh siswa apabila mereka sedang mempelajari
atau menyelesaikan masalah dalam suatu disiplin ilmu. Dalam
artian lain, faktual diartikan dengan suatu pembelajran yang
senantiasa dilakukan tehadap masalah-masalah faktual yang
terjadi di sekitar peserta didik sehingga peserta didik dibiasakan
untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Substansi atau materi pembelajaran yang berbasis
pada fakta atau fenomena dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu sehingga tidak hanya sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau semata-mata hanya dongeng.
b) Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)
Dimensi ini mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
dan hubungan antara dua atau lebih kategori dan klasifikasi.
Kategori ini mencakup prinsip dan generalisasi tentang hal-hal
yang abstrak dengan meringkas hasil-hasil yang telah diamati.
c) Pengetahuan prosedural (procedural knowledge)
Pengetahuan lebih mengarah pada pengetahuan tentang
bagaimana cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini lebih
mencakup mengenai suatu keterampilan, algoritme, teknik, dan
metode yang digunakan untuk menentukan dan atau
menjustifikasi seperti “kapan melakukan sesuatu” dalam bidang
ilmu tertentu.
d) Pengetahuan metakognitif (metacognitif knowledge)
Pengetahuan ini lebih mencakup pengetahuan kognisi secara
umum yang meliputi pengetahuan strategis, pengetahuan tentang
proses-proses kognitif termasuk pengetahuan kontekstual dan
kondisional dan pengetahuan diri.

13
d. Ketrampilan dinotasikan sebagai KI-4.
Sehubungan dengan kompetensi ketrampilan yang diharapkan
dalam Kurikulum 2013 yaitu keterampilan untuk mengembangkan
dan mengeksplorasikan pengetahuannya. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang luas belum tentu mempunyai keterampilan luas
dan begitu pula sebaliknya.
Adapun tahapan-tahapan dalam mengukur ketrampilan peserta
didik diantaranya diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.55 Dalam kurikulum
2013, keenam tahapan tersebut biasa disebut dengan pendekatan
scientific atau disingkat dengan 5M. Pendekatan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa dalam
memahami berbagai materi itu bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, sehingga tidak harus bergantung pada informasi satu arah dari
guru.
Aspek sosial merupakan gambaran bentuk hubungan sesama manusia
dan juga lingkungannya. Aspek ini akan mengajarkan kepada peserta
didik tentang pentingnya hubungan sosial. Di samping itu, manusia
adalah makhluk sosial yang adakn membutuhkan bantuan orang lain.
Lebih-lebih nanti setelah peserta didk menyelesaikan studinya, pasti
mereka akan kembali ke masyarakat. Mka dari itu, peserta didik harus
memiliki bekal yang cukup dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya.
Adapun aspek pengetahuan merupakan cerminan dari ilmu yang
dipelajari di bangku sekolah. Aspek ini bersifat kognitif yang diperoleh
peserta didik dari materi-materi yang diajarkan dalam kegiatan
pembelajaran. Melalui aspke pengetahuan, harapanya peserta didik
mampu memahami dan menerapkan ilmunya dan teknologi dengan
sebaik-baiknya. Sementara aspek keterampilan adalah kemampuan untuk
melatih kreativitas peserta didik dalam mengolah dan menyajikan matei-

14
materi yang diperoleh di sekolah. Aspek ini lebih menekankan kepada
kemapuan psikomotor peserta didik.
2. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti
yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dapat
dikatakan bahwa kompetensi dasar merupakan gambaran pokok materi
yang harus disampaikan kepada peserta didik. Dengan kompetensi dasar
ini, seorang pendidik akan mengatahui materi apa saja yang harus
diajarkan. Maka dari itu, kompetensi dasar merupakan salah satu acuab
utama dalam melaksanakan pembelajaran. Pada setiap rumusan KD
terdapat unsur kemampuan berfikir dan bertindak yang dinyatakan dalam
kata kerja dan materi. Kompetensi dasar (KD); adalah tingkat
kemampuan suatu pokok bahasan pada suatu mata pelajaran yang
mengacu pada kompetensi inti.
. Masing-masing aspek tersebut harus berjalan secara beriringan dan
seimbang sehingga akan menghasilkan lulusan yang soft skills dan hard
skills yang berkualitas. Dalam mendukung kompetensi inti, capaian
pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar yang
dikelompokkan menjadi empat bagian. Hal ini sesuai dengan rumusan
kompetensi inti yang disukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi
sikap spriritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, uraian
kompetensi dasar sedetai ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus
berlanjut ke keterampilan, dan bermuara ;ada sikap. Kompetensi dasar
dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik,
tetapi sebagai pegangan bagi pensisik, bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung
dalam materinya.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas

15
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi
inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran
sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu
yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan
perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun
humanisme.
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa
mereka telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan.
Majid (2014:43) berpendapat bahwa, kompetensi dasar berisi
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi dasar akan memastikan capaian
pembelajaran tidak terhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus
berlanjut ke keterampilan dan bermuara pada sikap.
Kompetensi dasar dikembangkan dengan memerhatikan siswa
dan mata pelajaran yang akan diajarkan pada saat kegiatan belajar
mengajar. Kompetensi dasar dapat merefleksikan keluasan, kedalaman,
kompleksitas, serta digambarkan secara jelas dan dapat diukur
dengan teknik penilaian tertentu. Tim Kementerian dan Kebudayaan
dalam Kurikulum 2013 mendefinisikan pengertian KD sebagai
berikut: Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada KI
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.

16
Kompetensi dasar merupakan hal yang penting bagi setiap
perangkat pendidikan, karena melalui kompetensi dasar, setiap proses
pembelajaran dapat tersusun, dan terencana dengan baik sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik pula. Selain itu KD
dalam setiap mata pelajaran telah disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik pada umumnya, agar peserta didik dapat memahami
secara baik.
Adapun fungsi dari Kompetensi Dasar adalah sebagai acuan atau
rujukan guru dalam menyusun indikator kompetensi pada pembelajaran di
kelas. Dengan demikian, akan tercapai tujuan pembelajarannya.Serta
kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan
secara eksplisit, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan
kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang
harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan
dalam merencanakan strategi dan indikator keberhasilan.
Ada beberapa aspek di dalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:
a. Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
b. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang
dimiliki setiap individu
c. Kemahiran (skill)
d. Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara praktik
tentang tugas yang dibebankan kepadanya
e. Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
f. Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan.
Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan
dalam kurikulum yang bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan
kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman
kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai tanggung jawab.

17
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini
bukanlah hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi
cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
a. Karakteristik dan Kriteria Kompetensi Dasar
Tujuan pembelajaran haruslah spesifik, artinya apabila isi pokok
bahasan sudah dipilih dan sudah spesifik, maka sudah tentu tujuan pun
harus sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipilih tersebut. Tujuan
pembelajaran dapat menjadi pedoman bagi pengajar untuk menargetkan
siswa mencapai tujuan yang diinginkan sehingga setelah selesai pokok
bahasan yang diajarkan. Siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan itu, maka kompetensi
yang harus dimiliki atau dikuasai oleh siswa antara lain dalam kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan
pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni
evaluasi. Tujuan kognitif merupakan tujuan agar tercapainya
kemampuan intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu
pengetahuan (ingatan), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
a) Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan ini dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menghafal, mengingat. Kembali atau
mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh SK: siswa dapat menyebutkan kembali bangun-
bangun geometri yang berdimensi tiga. Contoh KD: siswa
mampu menyebutkan sifat-sifat bangun prisma.
b) Tingkat Pemahaman (Comprehension)

18
Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan
sesuatu dengan caranya sendiri.
Contoh: siswa dapat menjelaskan ciri yang membedakan
bangun kubus dengan persegi empat.
c) Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari
dengan menerapkan. Pemahaman berdasarkan ilmu yang
dimiliki.
Contoh: siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu
segitiga jika diketahui sudut-sudut lainnya.
d) Analisis (Analysis)
Maksudnya adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai
masalah dengan sistem analisis.
Contoh: siswa dapat menganalisis sejauh mana dalam dan
luasnya pembahasan diskusi yang mereka laksanakan.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis ini diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan
unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh. Contoh: siswa dapat menyusun
rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan
yang berlaku di sekolah.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimiliki.

19
Di samping kawasan kognitif di atas, biasanya dalam suatu
perencanaan pembelajaran ada mata pelajaran tertentu yang
memiliki tuntutan untuk kerja yang dinilai adalah kawasan afektif
dan psikomotor.
2) Kawasan Afektif.
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan
sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian
perasaan sosial. Tingkat afeksi ini ada lima dari yang paling
sederhana hingga ke yang kompleks antara lain: kemauan
menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya,
ketekunan dan ketelitian.
Tujuan pengajaran afektif adalah pemberian keterampilan
suatu proses dan hasil belajar yang menekankan pada bagaimana
siswa bersikap dan bertingkah laku di dalam lingkungan dan
masyarakatnya. Dan beberapa ahli menekankan kematangan moral
dan sosial anak didik.
3) Kawasan Psikomotorik
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.
Tujuannya memberikan pengalaman kepada siswa untuk terampil
mengerjakan sesuatu menggunakan motor yang dimilikinya.
Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai
berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana
sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) antara lain: persepsi,
kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons
terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan originasi. Menurut Nana
Sudjana, ada 6 aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan
ekspressif dan interpretatif.

20
Kriteria tujuan pembelajaran yang baik, sebaiknya mencakup tiga
elemen utama, yaitu:
a) Menyatakan apa yang seharunya dapat dikerjakan siswa selama
belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada
akhir pelajaran.
b) Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat
mendemonstrasikan perilaku tersebut.
c) Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan
minimum yang dapat diterima.
b. Langkah-langkah Penyusunan Kompetensi Dasar
Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
di Standar Isi.
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang
operasional maupun yang tidak operasional karena setiap kata kerja
tindakan yang berada pada kelompok pemahaman dan juga
pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk rumusan kompetensi
dasar.
Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar
adalah sebagai berikut:
1) Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud.
2) Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.
3) Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan
rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan

21
urutannya lebih dahulu juga tentukan indikator-indikator yang
relevan dan tuliskan sesuai urutannya.
4) Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan
KD nya, apabila belum lakukanlah analisis lanjut untuk
menemukan indikator-indikator lain yang kemungkinan belum
teridentifikasi.
5) Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang
teridentifikasi sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang
tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.

D. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar dimulai
dengan melihat standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan
adalah pijakan sekaligus sasaran yang harus dihasilkan dari proses
pembelajaran. Dari proses berguru dan pengalaman belajarm akseptor
didik akan memperoleh pembelajaran tidak ekslusif berupa pengembangan
perilaku sosial dan spiritual yang relevan dengan berpedoman pada
kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2. Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4)
mempersembahkan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal yanh harus dicapai akseptor didik. Kompetensi
dasar dari KI-3 ialah dasar pengembangan materi pembelajaran, sedangkan
kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan mengalaman
berguru yang perlu dilakukan akseptor didik. Dari sinilah pendidik
sanggup menyebarkan proses berguru dan cara evauasi yang diharapkan
melalui pembelajaran langsung. Rangkaian dari KI-KD hingga dengan
evaluasi tertuang dalam silabus dan RPP.
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau opersionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

22
(afektif, kognitif, dan psikomotor yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap
sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan )kompetensi inti 4). Keempat
kelompok tersebut menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan
penerapan pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4). Semua mata
pelajaran yang diajarkan atau dipelajari harus berkontribusi terhadap
pembentukan kompetensi inti. Kompetensi sikap siritual (KI-1) dan sosial
(KI-2) tidak diajarkan, tidak dihafalkan dan tidak diujikan, tetapi
dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4).

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMA/MA/SMK

Kelas: X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi


sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap
Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

23
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan
sebagai
berikut ini.
Kompetensi Inti 3 (pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (keterampilan)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari
tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah
teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan, menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


3.1 Mengintepretasi persamaan dan 4.1 Menyelesaikan masalah yang
pertidaksamaan nilai mutlak dari berkaitan dengan persamaan dan
bentuk linear satu variabel dengan pertidaksamaan nilai mutlak dari
persamaan dan pertidaksamaan bentuk linear satu variable
linear Aljabar lainnya.

24
3.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah yang
penyelesaian pertidaksamaan berkaitan dengan pertidaksamaan
rasional dan irasional satu variabel rasional dan irasional satu variabel
3.3 Menyusun sistem persamaan 4.3 Menyelesaikan masalah
linear kontekstual yang berkaitan dengan
tiga variabel dari masalah sistem persamaan linear tiga
kontekstual variable
3.4 Menjelaskan dan menentukan 4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
penyelesaian sistem pertidaksamaan masalah yang berkaitan dengan
dua sistem pertidaksamaan dua variabel
variabel (linear-kuadrat dan (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat)
kuadrat- kuadrat)
3.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menganalisa karakteristik
fungsi (terutama fungsi linear, masing - masing grafik (titik potong
fungsi kuadrat, dan fungsi rasional) dengan sumbu, titik puncak,
secara formal yang meliputi notasi, asimtot) dan perubahan grafik
daerah asal, daerah hasil, dan fungsinya akibat
ekspresi simbolik, serta sketsa transformasi ( ) ( ),
( )
grafiknya
dan sebaganinya
3.6 Menjelaskan operasi komposisi 4.6 Menyelesaikan masalah yang
pada fungsi dan operasi invers pada berkaitan dengan operasi komposisi
fungsi invers serta sifat-sifatnya dan operasi invers suatu fungsi
serta menentukan eksistensinya
3.7 Menjelaskan rasio trigonometri 4.7 Menyelesaikan masalah
(sinus, cosinus, tangen, cosecan, kontekstual yang berkaitan dengan
secan, dan cotangen) pada segitiga rasio trigonometri (sinus, cosinus,
siku-siku tangen, cosecan, secan, dan
cotangen) pada segitiga siku-siku
3.8 Menggeneralisasi rasio 4.8 Menyelesaikan masalah
trigonometri untuk sudut-sudut di kontekstual yang berkaitan dengan
berbagai kuadran rasio trigonometri sudut-sudut di
dan sudut-sudut berelasi berbagai kuadran dan sudut-sudut
berelasi
3.9 Menjelaskan aturan sinus dan 4.9 Menyelesaikan masalah yang
Cosinus berkaitan dengan aturan sinus dan
cosinus
3.10 Menjelaskan fungsi 4.10 Menganalisa perubahan grafik
trigonometri fungsi trigonometri akibat
dengan menggunakan lingkaran perubahan pada konstanta pada

25
satuan fungsi y = a sin b(x + c) + d.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan
materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan
sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Standar
kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai
hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Kompetensi inti
adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau
program dan menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.
Sedangkan Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai
kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui
pembelajaran.
2. Dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar dimulai
dengan melihat standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi
lulusan adalah pijakan sekaligus sasaran yang harus dihasilkan dari
proses pembelajaran. Dari proses berguru dan pengalaman belajar
akseptor didik akan memperoleh pembelajaran tidak ekslusif berupa
pengembangan perilaku sosial dan spiritual yang relevan dengan
berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2.
B. Saran
Menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar sangatlah
penting karena akan sangat menentukan bagaimana proses dari
pembelajaran nantinya berlangsung. Guru perlu menguasai materi
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sedang atau akan diajarkan
guna merumuskan alat evaluasi yang sesuai dalam pembelajaran.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairil. 2013. Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Emawati, dkk. 2021. Workshop Pendidikan Matematika. Selayu: Insan Cendikia


Mandiri.

Hidayah, Ulfah, dkk. 2016. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
KONSISTENSI KOMPETENSI INTI (KI), KOMPETENSI DASAR (KD),
DAN INDIKATOR PADA EVALUASI GURU DALAM
PEMBELAJARAN EKSPOSISI BERDASARKAN KURIKULUM 2013
SISWA KELAS X MAN PATAS. 5(3).

Nurtikasari, dkk. 2015. Standar kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dan
Cara Pembuatannya. Madiun: Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP PGRI
Madiun

Anda mungkin juga menyukai