Anda di halaman 1dari 14

PEMILIHAN MATERI DI KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TUJUAN

PEMBELAJARAN SKI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Sejarah
Diampu Oleh Dr. Widiati Isana, M.Ag & Hafidz Fadhlan, M.Pd., M.Hum

Addin Siddiqin 1205010004


Adrian Maulana 1205010009
Alfina Lailaturrahmah 1205010015
Amila Sholeha 1205010022

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemilihan Materi Di
Kompetensi Dasar, Indikator Dan Tujuan Pembelajaran Ski”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pendidikan Sejarah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Widiati Isana,
M.Ag. & Hafidz Fadhlan, M.Pd., M.Hum selaku dosen mata kuliah Pendidikan Sejarah yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Kompetensi Dasar......................................................................................................................2
B. Indikator....................................................................................................................................3
1. Pengertian Indikator...............................................................................................................3
2. Indikator dalam Pencapaian Kompetensi...............................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia
dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju.
Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia dapat
digolongkan menjadi dua yaitu: Tenaga Kependidikan Guru dan Non Guru. Menurut
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan, komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya
manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan
(penilik, pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan).
Proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan
belajar mengajar di tempat mereka bekerja, Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh
hasil pembinaan dan supervisi Wakil Direktur . Pada pelaksanaan Kurikulum 2013
menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran
secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam memberikan
pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna (peserta didik, masyarakat) akan
sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual
dan kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kompetensi Dasar?
2. Apa itu Indikator Dalam Pembelajaran?
3. Apa itu Tujuan dari Pembelajaran SKI?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Kompetensi Dasar
2. Untuk Mengetahui Apa itu Indikator Dalam Pembelajaran
3. Untuk Mengetahui Tujuan dari Pembelajaran SKI

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dasar
yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang lebih
kompleks dalam suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar biasanya dinyatakan dalam
bentuk indikator atau tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur.1Kompetensi
dasar ini berfungsi sebagai dasar atau fondasi yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi yang lebih kompleks pada tingkat yang lebih tinggi.Kompetensi dasar
sering dirumuskan dalam bentuk indikator yang dapat diukur.
Indikator ini menjelaskan tentang pengetahuan atau keterampilan yang harus
dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil pembelajaran. Contohnya, dalam mata
pelajaran matematika, kompetensi dasar dapat berupa kemampuan untuk melakukan
operasi matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, serta kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep matematika pada
situasi kehidupan sehari-hari.Kompetensi dasar ini merupakan bagian penting dalam
penyusunan kurikulum karena memungkinkan guru untuk merencanakan
pembelajaran yang terstruktur dan terukur, serta memastikan bahwa peserta didik
telah mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan pada akhir pembelajaran.
Kompetensi dasar memiliki beberapa fungsi penting dalam pembelajaran di
sekolah. Berikut adalah beberapa fungsi kompetensi dasar yang dapat dikutip dari
buku "Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep dan Aplikasi di Sekolah" oleh Kaelan:2
 Menjadi acuan bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
 Menjadi acuan bagi siswa untuk mengetahui apa yang harus dipelajari
dan dicapai dalam pembelajaran.
 Membantu dalam mengevaluasi pencapaian hasil belajar siswa.
 Menjamin kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang
diharapkan.
 Membantu dalam memonitor kemajuan dan perkembangan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Urgensi kompetensi dasar terletak pada perannya dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kompetensi dasar yang jelas dan spesifik akan membantu siswa
memahami apa yang harus mereka pelajari dan capai dalam setiap mata pelajaran.
Berikut adalah beberapa urgensi kompetensi dasar yang dapat dikutip dari artikel
“Urgensi Kompetensi Dasar dalam Implementasi Kurikulum 2013” oleh Sahri dan
Sartika:3

1
Kemdikbud. (2017). Panduan Penyusunan Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.
2
Kaelan. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep dan Aplikasi di Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.
3
Sahri, M. S., & Sartika. (2017). Urgensi Kompetensi Dasar dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), 127-135.

2
1. Menjamin keterpaduan anatar kurikulum, pembelajaran, dan evaluasi.
2. Memudahkan siswa dalam memahami tujuan pembelajaran dan
mencapainya.
3. Mempercepat proses pembelajaran karena guru dapat lebih fokus dalam
mengajar materi yang sesuai dengan kompetensi dasar.
4. Membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
yang efektif dan efisien.
5. Membantu siswa dalam mengevaluasi dan mengembangkan kemampuan
belajar mereka.
Pada mata pelajaran Mata Pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah di Indonesia. Berikut
adalah beberapa contoh kompetensi dasar yang biasanya diajarkan dalam mata
pelajaran SKI:
1. Menjelaskan sejarah perkembangan Islam dari masa awal hingga saat ini.
2. Menjelaskan ajaran Islam dan implementasinya dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Menjelaskan konsep Tauhid, Akidah, dan Syariah dalam Islam.
4. Menjelaskan kontribusi Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
6. Menganalisis pengaruh kebudayaan Islam terhadap budaya Indonesia dan
dunia.
7. Menyajikan informasi mengenai tokoh-tokoh Islam terkemuka.
8. Menjelaskan peran dan fungsi lembaga-lembaga Islam dalam kehidupan
masyarakat.
9. Menghargai keragaman budaya dan agama dalam bingkai persatuan dan
kesatuan bangsa
10. Menerapkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Kompetensi dasar di atas bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki
pemahaman yang baik mengenai sejarah, ajaran, dan pengaruh Islam dalam
kehidupan, serta memiliki nilai-nilai ke-Islaman yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan masyarakat secara luas.

B. Indikator
1. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik
yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat
instrumen penilaiannya. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan
karakteristik SK-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan. Untuk
kompetensi yang menuntut penguasaan konsep dan prinsip menggunakan kata

3
kerja operasional yang sesuai dan berbeda untuk kompetensi yang menuntut
kemapuan opersional atau prosedural.
Indikator dalam perencanaan proses pembelajaran disusun untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, indikator
dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Adapun kreteria dalam
merumuskan indikator, yaitu pertama, indikator dirumuskan dalam bentuk
perilaku yang dapat diukur tingkat keberhasilannya; kedua, perilaku yang diukur
itu berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar; ketiga, setiap satu
indikator hanya mengandung satu perilaku; dan keempat, perilaku dalam indikator
harus signifikan dengan kompetensi utama dalam pembelajaran bahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Bentuk perilaku yang dapat
dirumuskan dalam indikator maupun tujuan pembelajaran berdasarkan Taxonomy
of Educational Objectives terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
Indikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam rancangan persiapan
pembelajaran karena proses belajar mengajar yang baik harus direncanakan
dengan baik pula. Pengembangan indikator yang baik akan mengukur kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang dikehendakai oleh kurikukulum di sekolah
karena indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perilaku siswa yang terukur mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan atau dapat diobservasi.
Indikator merupakan Kompetensi Dasar yang lebih spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh
siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi.
Untuk merumuskan indikator perlu diperhatikan:
 Mengacu pada kompetensi dasar dan materi pembelajaran
 Kata kerja operasional sama atau lebih rinci dari kata kerja operasional
pada kompetensi dasar
 Tiap kompetensi dasar bisa dibuat tiga atau lebih indikator
 Cakupan lebih sempit dibanding kompetensi dasar
 Cakupan materi lebih sedikit dibanding dengan standar kompetensi.
 Tiap indikator dapat dibuat tiga atau lebih butir soal.
Perbendaharaan kata kerja operasional yang beragam akan sangat membantu
guru dalam merumuskan indikator berdasarkan kompetensi dasarnya. Contoh;
pada kompetensi dasar “Pada Masa Dinasti Abbasyiah” berdasarkan data tersebut,
Indikatornya:
 Menjelaskan bagaimana sejarah awal terbentuknya dinasti abasyiah
 Menjelaskan bagaimana masa kejayaaan pada masa dinasti abasyiah
 Menjelaskan bagaimana proses kehancuran dinasti abasyiah

2. Indikator dalam Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Pengembangan indikator
mempertimbangkan (1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja
yang digunakan dalam KD, (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah, dan (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan/daerah.4
Pengembangan pembelajaran dan penilaian ada dua rumusan indikator, yaitu
Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator dan Indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang
dikenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan
menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya
mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan
pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD karena indikator sebagai pedoman
dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran
sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara
cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta
didik, sekolah, serta lingkungan, dan sebagai pedoman dalam mendesain kegiatan
pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat
dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai
dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan
gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi.
Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural
menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi
ekspositori, melainkan lebih tepat dengan strategi discoveryinquiry.
Fungsi lain dari indikator adalah sebagai pedoman dalam merancang dan
melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam

4
Sri Hartini, “PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA
INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH”, Jurnal Publikasi
Ilmiah, hlm.200-205

5
merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian
memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta
pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus
mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan
SK dan KD. Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkat kompetensi dalam SK dan KD.5
Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang
dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator
melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata
kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan
tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada
tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan
kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi
berdasarkan kata kerja yang digunakan adalah Berhubungan dengan mencari
keterangan (dealing with retrieval), Memproses (processing), Menerapkan dan
mengevaluasi. Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan
penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai
tendensi yang digunakan SK dan KD.
Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan
harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja
berdasarkan aspek kognitif adalah tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan penilaian. Pada ranah afektif menggunakan kata kerja
operasional yang meliputi tingkata menerima, menanggapi, menilai, mengelola,
dan menghayati. Ranah psikomotorik memiliki tingkatan menirukan,
memanipulasi, pengalamiahan, dan artikulasi. Pada masing-masing tingkatan baik
dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik memilki bentuk kata kerja
operasional tersendiri yang terukur dan teramati. Setiap mata pelajaran memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan
ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator.6

5
Ibid
6
Ibid

6
Karakteristik mata pelajaran sejarah yang terdiri dari aspek mendengar,
membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran
matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru melakukan kajian
mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan
indikator. Karakteristik mata pelajaran dikaji pada dokumen standar isi mengenai
tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik
yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan
gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir
keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau
psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga
kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.
a) Menganalisis Kebutuhan dan Potensi Kebutuhan dan potensi peserta didik,
sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya
dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik
mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya,
termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator dikembangkan guna
peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang sehingga diperlukan
informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
b) Merumuskan Indikator Perumusan indikator perlu diperhatikan beberapa
ketentuan (1) setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga
indikator, (2) keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator
harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta
didik, (3) indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi, (4) rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua
aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran, (5) indikator
harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai, dan (6) rumusan

7
indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik. 7
c) Mengembangkan Indikator Penilaian Indikator penilaian merupakan
pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian
kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan
pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah.
Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses
dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan
melalui tes dan nontes harus sesuai dengan indikator penilaian. Indikator
penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan
indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian
memiliki batasanbatasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi
instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau
penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.

C. Tujuan Pembelajaran
Mengenai tujuan dari pembelajaran SKI, Kemenag memberikan pernyataan
bahwa pembelajaran SKI di madrasah dari dua sudut. Pertama, dari sudut pandang
pendidikan bahwa pembelajaran sejarah Islam perlu membentuk nilai karakter,
membekali muatan kognitif, dan menggerakan psikomotorik siswa sebagaimana
tujuan pendidikan nasional dan pembentukan karakter muslim yang rahmatan lil
alamin. Kedua, dari sudut fakta sejarah dengan membekali berbagai fakta sejarah
yang ada secara lengkap dalam rangka penguatan misi pendidikan sebagaimana pada
sudut pandang pertama.8
Secara garis besar, Mata Pelajaran SKI bertujuan agar pesrta didik memiliki
kemampuan, sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun
oleh Rasulullah dalam rangka mengembnagkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
2. Membangun kesadaran peserta tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasrkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan pserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban umat Islam masa lampau.

7
Ibid
8
Kemenag. Perkaya Kurikulum SKI, Kemenag perkaya fakta sejarah peradaban.
https://kemenag.go.id/nasional/review-kurikulum-ski-kemenag-perkaya-fakta-sejarah-peradaban-d3ko55 .
Diakses tanggal 9 september 2023.

8
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprsetasi, dan mengkaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik
ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan
dan peradaban Islam.

9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi dasar adalah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dasar
yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang lebih
kompleks dalam suatu mata pelajaran. Urgensi kompetensi dasar terletak pada
perannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dan indikator merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikator mempunyai peranan yang
sangat penting dalam rancangan persiapan pembelajaran karena proses belajar
mengajar yang baik harus direncanakan dengan baik pula.
Mengenai tujuan dari pembelajaran SKI, Kemenag memberikan pernyataan
bahwa pembelajaran SKI di madrasah dari dua sudut. Pertama, dari sudut pandang
pendidikan bahwa pembelajaran sejarah Islam perlu membentuk nilai karakter,
membekali muatan kognitif, dan menggerakan psikomotorik siswa sebagaimana
tujuan pendidikan nasional dan pembentukan karakter muslim yang rahmatan lil
alamin. Kedua, dari sudut fakta sejarah dengan membekali berbagai fakta sejarah
yang ada secara lengkap dalam rangka penguatan misi pendidikan sebagaimana pada
sudut pandang pertama.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. (2017). Panduan Penyusunan Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.

Kaelan. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep dan Aplikasi di Sekolah. Jakarta:


Rajawali Pers.

Sahri, M. S., & Sartika. (2017). Urgensi Kompetensi Dasar dalam Implementasi Kurikulum
2013. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), 127-135.

Dwiyanti, Gebi “RPP, PENGEMBANGAN INDIKATOR, DAN TUJUAN


PEMBELAJARAN”, Jurnal Pendidikan Kimia.

Anonim, “Indikator Pembelajaran”,

Hartini, Sri “PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI


DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN
KARANGANYAR JAWA TENGAH”, Jurnal Publikasi Ilmiah,

Kemenag. Perkaya Kurikulum SKI, Kemenag perkaya fakta sejarah peradaban.


https://kemenag.go.id/nasional/review-kurikulum-ski-kemenag-perkaya-fakta-sejarah-
peradaban-d3ko55 . Diakses tanggal 9 september 2023.

Asmi Faiqatul Himmah. Pembelajaran SKI di Madrasah. Diktat Kuliah Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan UIN KH Achmad siddiq

11

Anda mungkin juga menyukai