Disusun oleh:
KELAS 3E
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan
kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya dan bumi beserta isinya pula. Dengan rahmat dan
kasih sayang-Nya, maka kami dapat menyelesaikan makalah ini yang tentunya masih jauh dari
kata sempurna ini.
Shalawat serta salam kami sanjungkan kepada rasul agung, Rasulullah SAW. Semoga
syafaat beliau senantiasa tercurah kepada para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai
akhir hayat nanti. Serta shalawat untuk keluarga beliau dan shahabat-shahabat beliau.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah “Assesmen
Pembelajaran” yang telah sabar membimbing kami dalam memperoleh materi serta kami juga
harapkan agar kiranya ibu dosen dapat memberikan masukan-masukan bagi kurangnya
kelengkapan dalam makalah yang kami buat ini.
Kami juga berharap bahwa apa yang sudah kami tulis dapat bermanfaat bagi teman-
teman pembaca dalam memperoleh pengetahuan tentang materi. Dan jika ada masukan,
sekiranya tak segan untuk menambahkan supaya kami dapat memperbaiki kesalahan dan
kekurang dalam makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................4
A. Latar Belakang .......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Pengertian Assesmen..............................................................................................5
B. Pengertian Assesmen Menurut Para Ahli...............................................................5
C. Tujuan Dan Fungsi Assesmen Pendidikan.............................................................6
D. Prinsip-prinsip Assesmen Yang BAik....................................................................9
E. Subjek, Objek, Dan Saran Assesmen Pendidikan .................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua
tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana
kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga pengajar di berbagai tingkatan sekolah.
Misalnya, Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar,
terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan
dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan
dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Mengingat
begitu pentingnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengevaluasi
kegiatan dan hasil belajar, maka dalam makalah ini secara berurutan akan dibahas
prinsip-prinsip dasar serta langkah-langkah untuk mengantarkan para pendidik
mendalami pengetahuan dan pedoman tentang bagaimana cara mempersiapkan dan
melaksanakan evaluasi hasil belajar yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asesmen ?
2. Apa fungsi, tujuan, dan prinsip asesmen pembelajaran ?
3. Apa saja subjek,objek dan sasaran asesmen pendidikan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian asesmen pembelajaran.
2. Memahami fungsi, tujuan, dan prinsip asesmen pembelajaran.
3. Menjelaskan subjek,objek dan sasaran asesmen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Assesmen
Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan
penggunaan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang
hasil belajar dan pencapaian kompetensi dari peserta didik.
Bahkan ada pula peserta didik yang takut mengikuti ujian nasional. Namun justru
yang langsung diubah adalah kurikulum; tanpa keadaan melihat yang sesung-guhnya,
apa dan mengapa hal itu terjadi. Juga tanpa asesmen dan evaluasi yang men- dalam
tentang kurikulum yang sedang berlaku. Berkenaan dengan hal itu, beberapa pertanyaan
yang perlu dijawab adalah:
1. Apakah kurikulum itu sudah dilaksanakan dengan tepat dan benar; mana yang
tidak dikuasai, materi apa yang sulit dirasakan, atau mengapa banyak materi
kurikulum yang esensial tidak diberikan secara utuh?
2. Apakah pendidik telah bekerja dengan baik sesuai dengan kurikulum?
3. Apakah fasilitas penunjang proses pendidikan; seperti media dan alat pelajaran,
buku dan sarana sudah mencukupi?
4. Apakah sarana fisik sekolah sudah tersedia?
5. Apakah peserta didik yang melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi (SD ke SMP;
SMP ke SMA) telah memberikan kemampuan awal yang cukup?
6. mendekatkan kemampuan dasar peserta didik?
7. kesiapan anak untuk mempersiapkan dan bagaimana pula kesiapan orangtua untuk
membantu anaknya belajar di rumah?
8. tanggung jawab orangtua dan warga masyarakat terhadap pen didikan?
Informasi itu perlu disediakan dengan melakukan evaluasi pendidikan atau
pembelajaranan. Sehingga, setelah melakukan analisis kekuatan dan kelemahan dari
ber-bagai komponen pendidikan berdasarkan informasi yang tersedia maka apa yang
dimasukkan diperbaiki tergambar dengan jelas. Namun realita di lapangan, sangat
sedikit yang melakukan asesmen secara menyeluruh dan mencakup semua komponen
pendidikan, hingga informasi dan balikan (feedback) untuk perbaikan sepenggal-
sepenggal. Kurikulum diubah, tetapi pendidiknya tidak disiapkan, sarana dan fasilitas
belajar serta pembiayaan dan kesejahteraan pendidik kurang diperhatikan.
Asesmen proses dan belajar sebenarnya terletak di posisi tingkat penca- paian
peserta didik. Sebagai contoh, rata-rata Ujian Akhir Nasional adalah 4, sedang-kan
rata-rata ujian sekolah nilai 7. Apa sebenarnya yang salah? Ujian, proses pendidikan,
gaji pendidik, lingkungan, fasilitas belajar, atau budaya dan pendidik mental yang
sudah berubah, sampai nilai menurut "selera" masing-masing? benar-benar isu yang
beredar: "Belajar atau belajar, akan tetap naik dan lulus juga? Semuanya akan dapat
diselesaikan dengan baik dan benar, jika penilaian dan evaluasi dilakukan secara
menyeluruh dan teratur serta rutin dilakukan oleh tim.
Asesmen proses pembelajaran maupun asesmen proses belajar perlu dilakukan
secara berbarengan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Asesmen masukan
yang mencakup peserta didik, pendidik, sarana dan fasilitas, kurikulum/program, ser-
ta lingkungan lainnya, harus juga dilakukan. Berdasarkan data itu, kinerja baru
dilakukan sesuai dengan prioritas dan anggaran serta fasilitas penunjang lain yang
tersedia dan mungkin disediakan. Kalau akar masalah belum diketahui se- cara
menyeluruh maka tindakan perbaikan akan menjadi tambal sulam. Sebab, tidak
diketahui komponen mana yang perlu disegerakan dalam anggaran yang ter- batas.
Dengan kata lain, asesmen yang komprehensif, berkelanjutan dan mencakup semua
komponen pendidikan atau komponen pembelajaran, menyediakan informasi yang
berguna bagi pengambil keputusan untuk menemukan serta menemukan aspek dan
komponen apa yang perlu ditingkatkan.
Asesmen dalam pendidikan dan pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam beberapa
cara yang berbeda, seperti:
A. Asesmen informal (informal assessment) dan asessmen formal (fonmal
assessment).
B. Asesmen sumatif (penilaian sumatif) dan asesmen formatif (penilaian formatif),
atau asesmen formatif-sumatif (penilaian formatif-sumatif).
C. Asesmen objektif (penilaian objektif) dan asesmen subjektif (penilaian subjektif).
D. Asesmen tradisional dan asesmen inovatif: asesmen alternatif (altermative
assessment)/asesmen autentik (autenthic assessment) dan asesmen kinerja/unjuk kerja
(performance assessment).
E. Asesmen proses (process assesmenr) dan asesmen produk (product assessment)
F. Asesmen idiograpik (idiogruphic assessment) dan asesmen nomotetik (nonothelic
assessmentmeri).
G. Asesmen berdasarkan referensi atau unjuk kerja: penilaian acuan kriteria,
penilaian tidak bereferensi, penilaian ipsatif, dan penilaian kinerja,
h. Asesmen internal (penilaian internal) dan asesmen eksternal (penilaian eksternal).
i. Asesmen penempatan (placement assessment) dan asesmen diagnostik (diagnas- tie
assessment), asesmen target (targetted assessment).
J. Asesmen kontinu (continous assessment) dan asesmen terminal (tenninal
assessment).
k. Asesmen konvergen (penilaian konvergen) dan asesmen divergen (penilaian
divergen).
Belakangan ini muncul lagi berbagai istilah yang bergulir dengan cepat, seperti:
penilaian kelas, penilaian berbasis kurikulum, penilaian kognitif, penilaian diri,
penilaian hasil, penilaian langsung dan tidak langsung, serta penilaian karir.
Instrumen yang digunakan tidak hanya belajar pada tes, juga menggunakan cara lain
yang lebih inovatif sesuai dengan fungsi, seperti kuis, demontrasi, presentasi,
observasi informal, observasi formal, interviu, skala, portofolio, rubrik, peta konsep,
daftar periksa , proyek, laporan, kritik terbuka dan tertulis, unjuk kerja, dan penilaian
diri.
Ahli-ahli lain, seperti Bloom (1981) menekankan bahwa fungsi asesmen lebih banyak
diarahkan untuk memperbaiki proses pendidikan dan kegiatan belajar. Empat fungsi
asesmen yang dikemukakan Bloom sebagai berikut:
1. Fungsi diagnostik,
2. Fungsi penempatan,
3. Fungsi penentuan tingkat keberhasilan, dan
4. Fungsi seleksi.
J. Stanley Ahmann dan Marwin D. Glock (1981) menyatakan ada empat sub-
kelompok kegunaan asesmen dan evaluasi pendidikan, yaitu:
Fungsi satu dan dua lebih terkait pada peserta didik, baik menyangkut tingkat
keberhasilannya maupun kesukaran-kesukaran yang dihadapinya dalam proses pen-
didikan. Fungsi tiga lebih terkait pada proses dan komponen pendidikan. Sementara
Fungsi empat, dalam aspek yang lebih luas. Kalau ditinjau dari sisi peserta didik,
Kellough et al. (1999) menyatakan peserta didik sekurang-kurangnya harus mampu
menjawab empat pertanyaan dasar:
1. Ke mana saya akan pergi?
2. Di mana saya sekarang?
3. Bagaimana saya tahu saya sampai di sana?
4. Apakah saya sudah menggunakan lintasan yang benar untuk sampai ke sana?
1. Asesmen yang baik bersifat komprehensif Prinsip ini menunjukkan pada kita
betapa pentingnya cakupan yang luas dari alat ukur yang digunakan, sesuai dengan
materi pelajaran. Cakupan itu bukan sema- la-mata dilihat dari luas materi yang
dinilai, melainkan juga domain (aspek) yang diukur. Melalui tes objektif, banyak
informasi aspek kognitif yang dapat dikum- pulkan, tetapi sangat sedikit sekali yang
berkaitan dengan minat, keterampilan, sikap, kepribadian maupun pelaksanaan
kurikulum dan proses pendidikan. Kue- sioner, bagus digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang alat, media, sarana dan prasarana, tetapi kurang
tepat untuk mengukur hasid belajar. Dengan menggunakan tes esai, informasi yang
dikumpulkan sedikit, tetapi kemampuan menalar, dan mengemukakan pendapat dapat
dijaring dengan baik. Oleh karena itu, perumusan secara tepat aspek yang akan dinilai
sangat es- ensial. Selanjutnya aspek tersebut hendaklah ditinjau secara menyeluruh
dan komprehensif, baik dari segi keterwakilan luasnya, maupun dari segi tujuan yang
dirumuskan sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Instrumen apa yang akan
digunakan sangat terkait dengan kedua pembatasan tersebut. Sebab setiap jenis/ tipe
instrumen mempunyai keterbatasan tersendiri. Tidak ada instrumen yang baik untuk
semua tujuan.
3. Asesmen yang baik bersifat objektif. Apa pun yang akan dinilai berkenaan dengan
input, proses, produk maupun ouicomes pendidikan, asesmen seyogianya
menyediakan informasi yang sesung- guhnya dan autentik. Gambaran yang
sesungguhnya tentang peristiwa, kejadian, objek dan sasaran yang dinilai itu hanya
dimungkinkan kalau asesmen itu bersifat objektif. Untuk itu asessor harus mampu
objektif; instrumen harus valid dan re- liabel; dan pengadministrasian instrumen harus
sesuai dengan manual yang telah ditetapkan. Pengolahan dan analisis data hendaklah
objektif. Asesmen reflektif kuriku- lum misalnya, hendaklah dilakukan oleh orang
yang ahli dalam pengembang kuri- kulum dan orang yang ahli dalam bidang studi
atau mata pelajaran. Untuk menilai belajar, dapat dilakukan oleh pendidik/assessor
yang mampu dalam bidang terse- but dan memahami tujuan pendidikan, serta
menguasai cara mengembangkan instrumen yang baik. Data yang terkumpul dengan
menggunakan alat asesmen yang telah dirakit, selanjutnya diskor dan dinilai secara
objektif dan ditafsirkan dengan jelas dan tegas, serta tidak memihak. Artinya,
gambaran belajar itu tidak dipengaruhi olch faktor lain di luar yang di capai peserta
didik. Untuk itu, perlu ada patokan atau norma yang jelas dengan klasifikasi yang
tegas, sehingga gam- baran apa yang didapat peserta didik akan menjamin ketepatan
dan keakuratan gambaran peserta didik yang sebenarnya.
4. Asesmen yang baik berpijak pada tujuan yang telah ditetapkan dan menggunakan
kriteria yang jelas. Perumusan tujuan yang jelas, sangat penting dalam proses
pendidikan. Tujuan pendidikan/pembelajaran merupakan awal dari semua kegiatan
pen- didikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan yang jelas akan
membawa dampak positif pada pemilihan metode dan strategi pendidikan. Tu- juan
yang jelas akan membantu dalam memilih media pendidikan. Tujuan yang jelas
merupakan dasar dalam merumuskan kisi-kisi ujian dan bentuk ujian yang akan
digunakan. Tujuan itu hendaklah terjabar dengan baik, jelas dan mudah diukur atau
dinilai, sehingga menjadi pegangan assessor dan membantu dalam memilih dan
menyusun alat asesmen yang tepat. Di samping itu, pemberian makna, nilai dan arti
harus berpijak pada krite- ria/patokan yang ditetapkan sebelumnya. Pengendalian
mutu pendidikan dengan baik dan benar, hanya mungkin dilaksanakan apabila sejak
dini kriteria penca- paian telah ditentukan, bukan dirumuskan kemudian setelah
pelaksanaan kegiat- an dilakukan. Sehingga, pemberian arti tersebut diawali dengan
membandingkan tingkat pencapaian kegiatan yang dilakukan dengan kriteria yang
ditetapkan.
5. Suatu prosedur asesmen dapat digunakan jika prosedur itu relevan dengan tujuan
pendidikan/pembelajaran dan karakteristik unjuk kerja yang dinilai dengan
menggunakan instrumen asesmen yang tepat, valid dan reliabel. Tidak ada alat
asesmen tunggal yang mampu dan dapat menilai semua kom- ponen pendidikan,
termasuk kurikulum, program, proses pendidikan, kondi- si awal peserta didik dan
guru, kemajuan peserta didik, serta proses dan hasil belajar. Untuk menilai
pengetahuan siap (pengetahuan hafalan/materi yang di- hafal) umpamanya, dapat
digunakan tes dalam bentuk: betul-salah (true-false) tetapi bentuk ini tidak baik
digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman, keterampilan berpikir atau
perubahan sikap peserta didik. Untuk yang tersebut terakhir itu, pendidik/guru, dan
tenaga penunjang lainnya hendaklah mencari instrumen atau alat asesmen yang lain,
sehingga dapat merangkum semua yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan peserta
didik yang sesungguhnya.
6. Makin banyak dan relevan informasi yang dikumpulkan melalui asesmen, makin
baik tingkat kepercayaan terhadap keputusan yang diambil melalui evaluasi pen-
didikan. Keputusan yang diambil tentang suatu komponen pendidikan, seperti kua-
litas pendidikan, akan lebih tepat apabila assessor menggunakan berbagai teknik dan
instrumen dalam menilainya. Assessor dapat melakukan observasi pada saat individu
yang dinilai sedang melaksanakan proses pendidikan, baik secara me- nyeluruh
maupun sub-sub-aspek dalam proses pendidikan. Dengan data yang kengkap sebagai
hasil ascsmen tentang proses pembelajaran, maka keputusan serta pemberian makna
terhadap asesmen menjadi lebih terarah, tepat dan dapat dipercaya.
7. Asesmen yang baik hendaknya dilakukan oleh suatu tim Penggunaan assessor lebih
dari satu orang sangat besar artinya dalam penentuan objektivitas asesmen. Cara ini
dapat mengurangi subjektivitas yang mungkin timbul, dibandingkan apabila penilaian
itu dilakukan oleh satu orang saja. Di samping itu, apabila assessor merupakan suatu
tim, mereka dapat melakukan di- alog sesama mereka dan membicarakan secara
mendalam tentang orang yang dinilainya. Dengan demikian diharapkan, apa yang
mereka peroleh dari kom- ponen pembelajaran yang dinilai, maka itulah hasil yang
sesungguhnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami ingin menyampaikan melalui makalah ini agar pembaca makalah dapat memahami materi
konsep dasar asesmen secara mendalam dan mendapat pengetahuan lebih banyak lagi tentang
asesmen pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA