Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak pandemic Covid-19 menyerang Indonesia pada bulan Maret
2020, banyak kegiatan yang harus dilakukan dari rumah. Salah satunya
belajar bagi anak-anak sekolah. Hingga kini, berbagai daerah masih harus
menyelenggarakan pendidikan secara daring karena angka kasus Covid-19
masih cukup banyak di daerah tersebut.
Pelaksanaan program belajar dari rumah yang sudah berlangsung
cukup lama memberikan dampak tersendiri terhadap psikologis anak dan
orang tua. Ibu harus mengajari atau minimal memantau anaknya di jam-
jam yang sudah ditentukan sekolah,kendala besar terjadi pada ibu yang
bekerja, yang tidak bisa mendampingi anak selama proses belajar
mengajar. Pembelajaran dari rumah akan bagus jika dilaksanakan dengan
pengaturan dan pengendalian yang bagus. Harusnya anak lebih unggul
dididik dengan pola ini jika tersistemasi dengan jelas.
Mekanisme belajar di rumah sungguh amat berbeda dengan metode
bersekolah yang tatap muka sifatnya. Keterkaitan emosional anak dengan
guru dan juga antar-sesama teman sekelas pasti akan sedikit banyak
mengganggu proses belajar bermasyarakat atau bersosialisasi para anak
didik. Mereka kehilangan panggung bermain sekaligus panggung
berinteraksi antar sesame teman sebaya. Mereka kehilangan “mitra curhat”
antar teman sebaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah dampak positif dan negatif pembelajaran daring bagi
anak?
2. Bagaimanakah cara agar pembelajaran daring membuat anak tidak
merasa terbebani?
3. Apa saja hambatan dan kendala dari belajar daring?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak terhadap anak dengan diberlakukannya
pembelajaran daring
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menangani masalah
pembelajaran jarak jauh atau daring yang membuat anak terbebani
3. Untuk mengetahui hambatan dan kendala pembelajaran daring

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Dari Belajar Daring


Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak terhadap siswa yaitu
pembelajaran daring masih membingungkan siswa. Siswa menjadi pasif,
kurang kreatif dan produktif,, penumpukan informasi konsep pada siswa
kurang bermanfaat serta siswa mengalami stress. Hal ini dapat menjadi
evaluasi agar pembelajaran daring dapat diupayakan diterima dengan baik oleh
siswa tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri.
Lalu adakah dampak yang mungkin terjadi dari sistem belajar dari
rumah atau pembelajaran jarak jauh dengan perkembangan kognitif anak?
Sudah pasti, ada dampak positif dan negativ dari sistem belajar yang
diberlakukan secara daring dirumah demi menghindari penularan virus, hingga
vaksin sepenuhnya berhasil digunakan. Beberapa orang tua mungkin lebih
senang dengan sistem ini, tetapi sisanya terlebih pada area yang minim akses
internet, hal ini menjadi tatantangan tersendiri bagi mereka.
Lalu apa saja dampak dari belajar daring dirumah selama masa
pandemi ini? Berikut ini beberapa diantaranya :
• Waktu belajar yang menjadi lebih pendek, karena teknologi akan
memudahkan anak mengakses materi dari mana saja dan kapan saja. Mereka
tidak perlu menghabiskan waktu menembus kemacetan atau mencemaskan
keterlembatan ketika berangkat kesekolah, sehingga belajar lebih efektif.
• Pengembangan diri jadi lebih mudah, karena anak juga bisa
melakukan aktivitas lainnya, seperti menggambar, mewarnai atau membaca.
• Tugas sekolah menumpuk, karena kurangnya waktu bertatap muka
seperti disekolah, guru akan lebih membebani siswa dengan memberikan tugas
atau latihan guna mengisi waktu selama dirumah.
• Menjadi lebih sering berinteraksi dengan gawai, dan perangkat
elektronik lainnya dalam waktu lama setiap hari. Bisa jadi, anak mungkin akan
mengalami kecanduan gawai nantinya.
Menurut Syah (2011: 163) mengatakan bahwa faktor kejenuhan belajar
berasal dari luar dan dalam individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi
kejenuhan belajar antara lain per-saingan yang ketat dan menuntut kerja
intelek yang berat. Selain itu dalam durasi waktu yang cukup panjang
1. Pembelajaran daring masih membingungkan siswa
Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pembelajaran daring ini
adalah implementasi dari pembelajaran. Baru-baru ini banyak siswa yang

2
mengeluhkan tugas yang banyak tanpa adanya materi yang cukup sehingga
mereka agak kewalahan dalam mengikuti proses pembelajaran. Bahkan
aplikasi Whatsapp, e-learning, dan juga Zoom masih membingungkan bagi
mereka. Pembelajaran daring memang membutuhkan adaptasi dan usaha agar
dapat berjalan lancar. Selain itu dibutuhkan usaha untuk memahami materi
yang biasanya disampaikan secara lisan menjadi tulisan dan video atau live
streaming. Namun sejalan dengan itu adanya beberapa keluhan yang dirasakan
oleh para siswa dimana mulai dirasakan rasa bosan akibat monotonnya metode
pembelajaran.
2. Siswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran daring
adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Meskipun
pembelajaran daring menggunakan berbagai
aplikasi dilaksanakan, namun guru dan dosen tetap harus memperhatikan
bagaimana model pembelajaran dan skenario dari pembelajaran yang akan
dilaksanakan karena pembelajaran tanpa rencana yang matang akan
menyulitkan pendidik dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada
realitasnya masih banyak pendidik yang memiliki pemahaman bahwa belajar
merupakan transmisi pengetahuan kepada para siswa. Hal ini menyebabkan
siswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif dalam mengembangkan
potensinya. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pemahaman baru bahwa
belajar merupakan ruang untuk mengembangkan seluruh potensi para siswa
dan mereka diberi kebebasan untuk mengembangkannya sendiri.
3. Penumpukan informasi/ konsep pada siswa kurang bermanfaat
Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting,
namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana
konsep itu dipahami oleh siswa. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses
belajar- mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara
memecahkan masalah, untuk itu yang terpenting adalah proses terjadinya belajar
yang bermakna dan proses berpikir bagi siswa. Pada umumnya mereka yang
mendapatkan pembelajaran disekolah seringkali sulit untuk menerapkan
pengetahuan yang diperolehnya dengan permasalahan yang terjadi di dunia nyata,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya seakan akan tidak berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh pendidik untuk
meningkatkan kompetensinya terutama dalam pembelajaran daring
atau online ini. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring bukanlah sekedar
memberikan tugas tetapi bagaimana pembelajaran tersebut dapat bermakna
sehingga mampu mengantarkan para mahasiswa menjadi manusia yang handal
dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Bersama informasi
akademis yang kerap dibagikan lewat media sosial maka berita mengenai
COVID-19 ikut lalu lalang secara masif dan tidak terkendali di berbagai media
sosial dan berpotensi menimbulkan social media fatigue pada pelajar.

3
Kelebihan informasi telah terbukti menyebabkan social media fatigue
karena membebani kognisi individu. Social media fatigue adalah perasaan
subjektif pengguna media sosial yang merasa lelah, jengkel, marah, kecewa,
kehilangan minat, atau berkurang-nya motivasi berkaitan dengan interaksi di
berbagai aspek penggunaan media sosial karena banyaknya konten yang ditemui
dalam media social. Social media fatigue menyebabkan individu kehilangan
konsentrasi dan fokus terhadap apa yang harus dikerjakan. Hal ini memicu
konsekuensi negatif lainnya yaitu penurunan performa belajar. Artinya, siswa
yang belajar di rumah selama wabah COVID-19 diduga tidak mampu
menampilkan kinerja yang maksimal dan mengalami penurunan prestasi.
4. Siswa mengalami stres
Stres yang dialami siswa akibat wabah COVID-19 ini dipengaruhi oleh
munculnya rasa takut akan tertular COVID-19, kekhawatiran saat pergi keluar
rumah, kebosanan saat melakukan social distancing, dan kesulitan memahami
materi saat pembelajaran daring. Keterbatasan untuk melakukan aktivitas di luar
serta kecemasan tertular virus COVID-19 yang ditunjukkan memberikan
gambaran b ahwa wabah ini menimbulkan stress tersendiri bagi siswa.
Pelaksanaan physical distancing ini tentu membutuhkan adaptasi bagi berbagai
pihak. Terutama bagi siswa yang harus melakukan pembelajaran secara daring
semenjak mewabahnya virus corona. Kesulitan muncul bukan hanya perkara
keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga terkait dengan beban kerja yang
besar mengingat ada banyak mata pelajaran yang harus dihadapi dalam masa
pandemi COVID-19 ini. Hal ini terjadi karena siswa terbiasa dengan
pembelajaran tatap muka secara reguler, sedangkan pembelajaran jarak jauh
sebelumnya hanya dilakukan secara insidental. Sehingga perubahan pola
pembelajaran ini memberikan permasalahan tersendiri bagi siswa. Munculnya
tekanan dan stres pada siswa yang melakukan pembelajaran jarak jauh. Pada titik
ini, tekanan tentu menjadi terasa lebih berat, sehingga siswa melakukan banyak
coping stress di mana salah satunya adalah terlibat dengan penggunaan media
sosial. Jadi pada titik ini, seharusnya media sosial menjadi salah satu jalan keluar
meretas rasa bosan ataupun stres karena belajar di rumah. Hanya saja, keadaan
menjadi berbeda selama pandemi COVID-19. Kelebihan informasi telah terbukti
menyebabkan social media fatigue karena membebani kognisi individu.
Strategi untuk institusi pendidikan, sekolah harus menekankan kesehatan
mental siswa dengan mendukung dan memberikan pedoman organisasi kesehatan
yang diperbarui melalui belajar online.
Dunia seperti tergoncang dengan adanya virus yang mewabah, yang
merambah seluruh aspek kehidupan. Sehingga mengakibatkan anak-anak tidak
bisa lagi belajar seperti biasanya dan sangat berdampak juga bagi kegiatan belajar
mengajar mereka.

4
Covid-19 yang melahirkan protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak
dan sering cuci tangan telah mengubah mekanisme anak sekolah secara drastis.
Tiba-tiba saja anak sekolah harus melakukan aktifitas belajarnya dari rumah.
Sebuah perubahan yang pasti mengundang berbagai respon dari anak-anak
sekolah terhadap kesehariannya.
Pembelajaran daring sangat bermanfaat di masa pendemi saat ini, agar
siswa tetap mengikuti pembelajaran walaupun sedang dirumah saja. Akan tetapi ,
pembelajaran daring juga memiliki banyak kendala khususnya untuk siswa
sekolah dasar. Banyak siswa di tingkat sekolah dasar mengalami kesulitan dalam
pembelajaran daring seperti tidak mempunyai smartphone untuk menunjang
proses belajarnya.
Sekolah dasar harusnya menjadi tempat dasar penanaman nilai-nilai
karakter yang mungkin tidak diajarkan dirumah. Namun, karena dampak pendemi
ini siswa menjadi kesulitan menerima pendidikan karakter secara langsung dari
guru-gurunya di sekolah.
Pembelajaran daring ditingkat sekolah dasar biasanya hanya diberikan
tugas oleh guru tanpa disertai penjelasan mengenai materinya terlebih dahulu.
Sehingga proses belajar siswa hanya bergantung pada orang tua. Akan tetapi,
orangtua terkadang tidak bisa sepenuhnya membantu karena terkendala waktu,
pengetahuan, dan keahlian dalam teknologi.

B. HAMBATAN DARI BELAJAR DARING


1. Keterbatasan penguasaan teknologi oleh siswa
Siswa sekolah dasar yang kehidupaannya masih sebatas bermain,
pengetahuannya pun mungkin masih terbatas pada apa yan diajarkan oleh
guru, sehingga pemahaman akan teknologi digital pendukung
pembelajaran oleh sebagian besar siswa sekolah dasar masih amat sangat
rendah
2. Sarana prasarana yang belum memadai
Perangkat pendukung teknologi yang mahal serta kondisi ekonomi yang
sedang sulit ditambah kondisi pandemi, mengakibatkan siswa serba
terbatas dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang
sangat diperlukan dengan musibah Covid-19 ini.
3. Akses internet yang terbatas
Jaringan internet yang belum merata hingga pelosok negeri mengakibatkan
terhambatnya pelaksanaan pembelajaran daring.
4. Kurang siapnya penyediaan anggaran
Biaya juga turut menghambat pelaksanaan pembelajaran daring, terutama
pada siswa dengan kesejahteraan yang rendah. Ketika siswa menggunakan
kuota internet untuk memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas

5
mereka kesulitan untuk membayarnya. Ada dilema dalam pemanfaatan
media daring, ketika menteri pendidikan memberikan semangat
produktivitas harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan
finansial siswa belum melaju ke arah yang sama. Negara juga belum hadir
secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan biaya untuk menunjang
pembelajaran daring.
Belum adanya sistem yang baku yang menjadi pegangan sistem
pembelajaran jarak jauh menyebabkan semakin sulitnya tercapainya tujuan
pembelajaran, dimana dikarenakan keterbatasan media pula
mengakibatkan sistem pembelajaran secara daring cenderung hanya
sebatas pemberian tugas disertai dengan dokumentasi. Hal ini tentunya
mengakibatkan pengetahuan yang harusnya diperoleh siswa menjadi tidak
tersampaikan, dimana siswa hanya mengerjakan tugas tanpa pemberian
stimulus materi pembelajaran terkait.
Adanya masa pandemi ini menjadikan perubahan besar dalam tatanan dan
sistem pendidikan di Indonesia saat ini. Berbagai pihak yang terlibat dalam
dunia pendidikan dapat ikut merasakan dampak yang diakibatkan oleh
pandemi, mulai dari penyelenggara pendidikan, guru, siswa, hingga
orangtua. Penyelenggara pendidikan, dalam hal ini sekolah harus merubah
sistem pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring.
Sekolah juga harus menyediakan berbagai alternatif

proses pembelajaran bagi siswa yang memiliki keterbatasan untuk


mengikuti pembelajaran secara daring. Berkurangnya kegiatan tatap muka
menjadikan tugas- tugas administrasi, supervisi, dan tugas lainnya
dilaksanakan secara daring dari rumah.
Dampak yang lain juga dirasakan guru setelah adanya perubahan
pembelajaran menjadi sistem pembelajaran daring. Guru dituntut lebih
kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media yang digunakan selama
kegiatan pembelajaran daring. Berbagai keterbatasan kemampuan guru
dalam bidang IT menjadikan guru harus memutar otak dan kembali belajar
mengenai perkembangan teknologi dan informasi guna mendukung proses
pembelajaran daring. Guru harus memastikan bahwa siswa dapat
menyerap pelajaran dengan baik walaupun tidak selalu berhasil maksimal
seperti ketika pembelajaran tatap muka di sekolah.
Pembelajaran daring merupakan sebuah pola kegiatan baru yang
harus dilakukan siswa guna mengikuti serangkaian kegiatan di dalam
dunia pendidikan. Akibatnya siswa sekolah harus menyesuaikan diri dan
mulai belajar membiasakan diri dengan pola kegiatan pembelajaran daring
yang berbeda dengan kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Pembelajaran
daring yang diidentikkan dengan pemberian tugas yang banyak dari guru
menjadikan siswa sekolah tidak memiliki pemaknaan esensi belajar yang
tepat. Siswa sekolah hanya akan belajar jika ada tugas yang dikirim oleh

6
gurunya. Sebaliknya, esensi belajar sebagai berkembang dan
bertambahnya pengetahuan baru bagi siswa sekolah kurang maksimal.
Penerapan pembelajaran daring bagi siswa sekolah dasar juga berdampak
pada kehidupan sosial dan pendidikan karakternya yang harusnya didapat
di sekolah, dimana siswa tidak bisa berinteraksi dengan teman- temannya,
bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka
dengan para gurunya. Berkurangnya interaksi dengan teman dan guru
dapat menjadikan siswa mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan,
sehingga perangkat yang digunakan untuk pembelajaran daring akan
berubah fungsi menjadi sumber pemecah kebosanan siswa. Misalnya saja
siswa yang menyalahgunakan gawainya sebagai media belajar untuk
kepentingan lain.
Menurut Wahyu Aji (2020) dampak pembelajaran daring di masa pandemi
terhadap orang tua yaitu kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya
penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat
penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban
pengeluaran orang tua. Beralihnya fungsi guru yang digantikan orang tua di
rumah sebagai dampak diberlakukannya sistem pembelajaran daring juga
menjadikan masalah baru. Keterbatasan pengetahuan orang tua dalam hal
teknologi informasi dan kurangnya keterampilan orang tua dalam mengajar
banyak terjadi di kalangan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak
semua orang tua siswa memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mapan ketika
mendampingi sang anak yang belajar di rumah.
C. KENDALA DARI BELAJAR DARING BAGI ANAK
Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, banyak kendala
yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula
tatap muka (Luring), akibat pandemi tersebut berubah dengan banyak dilakukan
secara online (Daring).
Adapun kendala dalam pembelajaran daring yaitu sebagai berikut:
- Lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk kuota internet
murid sangat minim.
- Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monooton dan
membuat para murid merasa jenuh atau bosan.
- Pembelajaran dominan belum interaktif
- Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau.
- Pembelajarannya cenderung tugas online
- Tugas yang diberikan pada para murid menumpuk
- Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis

7
- Penilaian yang dilakukan para guru berupa penilaian harian (PH),
Penilaian Tengah Semester (PAS) termasuk ujian sekolah (US) kurang
berintegritas.

Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam


mengatasi kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat
ditempuh yaitu sebagai seorang guru, harus mencari berbagai
solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Adapun alternatif solusi
yang dapat ditempuh yaitu:
(1) lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau
jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang terjangkau
jaringan internet. Apabila minimalis quota internetnya diatasi
bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah,
maksimum 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-
19.
(2) Digunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga
siswa tidak jenuh.
(3) Diupayakan menggunakan media daring variatif yang bias
untuk interaktif.
(4) Apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnya
zoom meeting, google meet, webinar dan lain-lain agar karakter
atau perilaku para murid relatif terpantau.

(5) Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sebaiknya


sehari sebelumnya sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca
terlebih dahulu. Ketika guru menjelaskan materi para murid
dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan bisa
ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk
mengumpulkan dan dinilai.
(6) Mengumpulkan tugas tidak terlambat. Bila tugas sudah
diterima segera dikoreksi/dinilai dan hasilnya segera diinfokan
kepada para murid.
(7) Dengan media daring yang variatif dan dominan live akan
mampu menyerap materi pelajaran mendekati optimal.
(8) Memanfaatkan media daring yang variatif dan dominan live
akan bisa dipantau terus menerus perilaku siswa selama mengikuti
kegiatan penilaian. Caranya dengan menghidupkan kamera pada
media daring yang digunakan sehingga kejujurannya dapat
dipantau mendekati baik. Akan lebih baik apabila pada
pembelajaran dan penilaian dengan melibatkan orang tua/wali
murid bisa membantu mengawasinya dengan baik di rumah
masing-masing.

8
D. Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar
Agar tidak menimbulkan depresi, stres, atau masalah psikologis lainnya,
kondisi jenuh berkepanjangan tersebut harus segera diatasi atau mungkin harus
dicegah sebelum terjadi. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya sebagai
berikut.

 Membuat agenda
Seringkali kita melupakan pentingnya langkah satu ini, padahal
manfaatnya sangat baik bagi terorganisasikannya aktivitas-aktivitas kita.
Buatlah agenda atas kegiatanmu mulai dari bangun pagi hingga
beristirahat malam. Susunlah agenda mulai dari yang pokok seperti jadwal
pembelajaran dan deadline-deadline tugas kemudian selipi dengan
aktivitas-aktivitas pendamping. Usahakan aktivitas pendamping setiap
harinya dapat bervariasi.
 Nutrisi tubuh yang cukup
Pastikan tubuh kita menerima nutrisi yang cukup sebagai sumber
energi untuk melakukan berbagai aktivitas, terutama aktivitas
pembelajaran. Konsumsi makanan sehat yang membangun kebugaran
tubuh kita secara teratur
 Olahraga
Luangkan waktu untuk berolahraga. Tidak harus olahraga berat,
cukup olahraga ringan yang dapat dilakukan di lingkungan rumah. Hal ini
membantu menjaga kesehatan secara fisik dan meningkatkan mood secara
mental.
 Istirahat cukup
Tubuh manusia tidak dapat diforsir untuk melakukan aktivitas
berat secara berlebihan. Belajar secara daring secara tidak langsung
memaksa kita untuk menatap layar komputer atau handphone terus
menerus. Selain itu, otak kita juga terus bekerja untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai deadline. Untuk itu,
waktu istirahat yang cukup sangat diperlukan agar tubuh kita segar
kembali. Misalnya, kita dapat berhenti beberapa menit untuk menatap
layar dengan selingan aktivitas lain. Pada malam hari, hindari begadang
dan segeralah beristirahat. Begadang hingga larut malam biasanya
menimbulkan overthinking terhadap hal-hal yang tidak semestinya terlihat
berat untuk dihadapi sehingga otak kita kembali bekerja keras.

9
 Me time
Cari mood atau suasana yang membangun terbentuknya suasana
hati yang baik. Kita dapat melakukan hobi, menonton film atau serial
drama, membaca buku-buku dengan topik yang disukai, memasak,
bermain game secukupnya, merawat diri, mendengarkan musik, menata
ruang belajar, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan masing-masing
individu.
 Menemukan partner ngobrol
Temukan partner ngobrol yang mendukung suasana hati bahagia
meskipun dilakukan secara virtual. Misalnya mengobrol topik yang ringan
dengan suasana santai dan penuh canda, sharing tentang permasalahan
yang dialami dengan partner yang mampu mendengarkan atau
membangun. Hindari obrolan dengan topik yang toxic supaya jiwa kita
tidak menyerap energi yang negatif sehingga menimbulkan kelelahan.
‘Mengobrol’ tidak hanya melalui pesan singkat tetapi lakukan video call
misalnya, supaya suasana menjadi lebih terbangun, kita dapat melihat
ekspresi dan mendengarkan nada bicara lawan tutur.
 Berdoa
Ucapkan terima kasih serta rasa syukur pada Sang Pencipta atas
nikmat yang boleh kita terima. Meski kita menemui hal-hal berat dalam
perjalanan masa pandemi, kita tetap dikuatkan hingga saat ini. Teruslah
percaya bahwa kekhawatiran yang kita alami akan terus mendapat
pertolongan-Nya.
 Mengucapkan terima kasih pada diri sendiri
Diri kita telah melakukan hal-hal berat dan kita telah melaluinya
meski dengan segala perihnya perjuangan. Jangan lupa ucapkan terima
kasih pada diri. Berikan reward yang setimpal atas kuatnya fisik, pikiran,
dan hati. Dengan mengucapkan terima kasih pada diri sendiri, kita akan
menjadi ikhlas terhadap perjalanan yang mengecewakan dan menjadi lebih
teguh untuk menyambut masa mendatang dalam menyelesaikan tugas dan
kewajiban kita.
Memang benar bahwa kita tidak bisa bahagia setiap saat, namun
kita dapat melakukan banyak hal untuk mencapainya dari diri kita sendiri.
Sekalipun dalam waktu-waktu tertentu bahagia belum tercapai, kita tetap
kuat dan diri kita tidak down secara berkepanjangan. Dengan keadaan

10
yang bahagia, tentunya memberikan suasana belajar yang bahagia pula,
aktivitas belajar lancar, tugas terselesaikan, sehingga pembelajaran daring
tidak dirasa sebagai beban.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan pembelajaran daring di tengah pandemi tidak
sepenuhnya terlaksana tanpa halangan, apalagi pelaksanaan di sekolah
dasar. Masih ada begitu banyak keterbatasan yang menghalangi
terlaksananya pembelajaran daring secara maksimal yaitu penguasaan
teknologi yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai,
akses internet yang masih terbatas serta kurang siapnya penyediaan
anggaran. Dampak pembelajaran secara daring di tingkat sekolah dasar
juga menyentuh seluruh pihak yang terkait seperti siswa, guru, dan orang
tua. Belum adanya sistem yang baku yang menjadi pegangan sistem
pembelajaran jarak jauh menyebabkan semakin sulitnya tercapainya tujuan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran daring di tingkat sekolah dasar
sangat membutuhkan peran pendampingan orang tua dalam
pelaksanannya, namun keterbatasan orang tua soal waktu dan juga
keterbatasan penguasaan teknologi turut menghambat pelaksanaannya,
oleh karena itu sangat diperlukan adanya pelaksanaan bimbingan belajar
utnuk siswa. Peran mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat dapat
dilaksanakan melalui Kuliah Kerja Nyata dengan mengembangkan
program kerja di bidang pendidikan, Hal tersebut sangat sesuai dan
relevan dengan Tri Dharma perguruan tinggi, yang diimplementasikan
dalam kegiatan pendampingan belajar pada anak-anak sekolah dasar dan
menengah sebagai dampak diberlakukannya kebijakan belajar mandiri di
rumah, diantaranya yaitu, pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.
B. Saran
Penulis berharap agar wabah dari covid-19 yang belum juga usai
sampai dengan saat ini agar segera berakhir agar aktivitas belajar mengajar
dapat kembali pulih dan tentunya kita bisa lebih leluasa lagi beraktivitas
seperti sebelum adanya covid-19 ini. Dan untuk kita semua selalu menjaga
kesehatan, patuhilah protokol kesehatan,memakai masker, rajin mencuci
tangan dan gunakan hand-sanitizer setelah melakukan aktivitas diluar
rumah.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://sman1-mgl.sch.id/new/blog/2021/01/01/simak-jurus-jitu-wujudkan-
pembelajaran-daring-berintegritas-di-era-pandemi-http://bimbeltridaya.com/
kendala-siswa-terhadap-akses-belajar-daring-di-tengah-pandemi-covid-19/
https://www.kompas.id/baca/dikbud/2020/07/13/siswa-alami-dampak-psikologis-
pembelajaran-jarak-jauh-paling-nyata/
https://sma3jogja.sch.id/blog/kiat-mengatasi-kejenuhan-belajar-di-masa-pandemi/

12

Anda mungkin juga menyukai