Anda di halaman 1dari 19

STANDAR PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

K.13 DAN K.MB SEKOLAH MENENGAH

OLEH : KELOMPOK 6

1. Daniel Zega (212117012)


2. Noverlin Krisna Murni Zega (212117060)
3. Putri Jernita Giawa (212117064)
4. Reska Widyanti Telaumbanua (212117067)
5. Sadar Riang Lase (212117069)

Kelas /Semeter : B /III (Tiga)


Mata Kuliah : Telaah Kurikulum SM
Dosen pengampu : Drs. Amin Otoni Harefa, M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STANDAR PENILAIAN DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM K.13 DAN K.MB SEKOLAH
MENENGAH’’. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum SM. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki .
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca

Gunungsitoli, November 2022

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................ 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................... 2

A. Standar Penilaian Pendidikan K.13.................................................................. 2


B. Standar Penilaian K.MB ................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman mengalami perkembangan dan perubahan diberbagai bidang.
Perkembangan dan perubahan tersebut dapat mempengaruhi perubahan sistem
pendidikan. Cara dan sistem pendidikan yang sudah berakar dalam dan bertahan
lama sebenarnya membutuhkan reformasi pendidikan secara menyeluruh. Dalam hal
pemerintah mencoba memotong kompas dengan gagasan untuk menyamaratakan
mutu pendidikan di Indonesia. Namun, upaya ini sering menjadi sasaran kritik dan
kecaman karena belum meratanya taraf kehidupan di masing-masing wilayah di
Indonesia.
Dalam kegiatan peroses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam peroses belajar mengajar. Karena dengan
adanya kurikulum akan memudahkan setiap pengajar dalam peroses belajr mengajar.
Selain itu, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan .
Perkembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas
sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan.
Kurikulum dapat meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang
diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang
harus dialami oleh peserta didik. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab
tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjaang masa, kurikulum harus
dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung
berubah. Dalam suatu pengembangan kurikulum ia memiliki rasionalisme dan
mekanisme yang diperlukan dalam suatu perkembangan dalam kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana standar penilaian dalam pengembangan K.13?
2. Bagaimana standar penilaian dalam pengembangan K.MB?

C. Tujuan
1. Dapat memahami standar penilaian dalam pengembangan K.13 Sekolah
Menengah.
2. Dapat memahami standar penilaian dalam pengembangan K.MB Sekolah
Menengah.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Standar Penilaian Pendidikan Kurikulum 2013


Standar penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah haruslah
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Ada beberapa hal yang penting untuk dikuasai terkait dengan standar
penilaian pendidikan ini, yaitu:

1. Definisi Terkait Standar Penilaian Pendidikan


Ada berbagai macam definisi terkait dengan standar penilaian pendidikan,
antara lain:

 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,


manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
 Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
 Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
 Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
 Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu
pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan.

2. Lingkup Penilaian
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri
atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek:
a. Sikap
Penilaian sikap sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik.

2
b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik.

c. Keterampilan
Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

3. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu

4. Prinsip Penilaian
Prinsip penilaian hasil belajar:

 Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan


kemampuan yang diukur;
 Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
 Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.terpadu, berarti
penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
 Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
 Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik;
 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku;
 Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

3
5. Bentuk Penilaian
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a) Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;
b) Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c) Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester,
akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
3) Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud
diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal terkait.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk


ujian sekolah/madrasah. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan
pendidikan.
Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan
dan hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud untuk
melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan.
Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan sebagai
mana yang dimaksud, satuan pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan
minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional
digunakan sebagai dasar untuk:
a) Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b) Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
c) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

6. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
c) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
d) Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus
mengikuti pembelajaran remedi; dan
f) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

4
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:
a) Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
c) Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah;
d) Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e) Kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:


a) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional (UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan;
b) Penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian
kompetensi lulusan.
c) Hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil
UN;
d) Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan
dalam perbaikan proses pembelajaran;
e) Hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
dasar untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan;
f) Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam
bentuk survei dan/atau sensus; dan
g) Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan
Menteri.

7. Prosedur Penilaian
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
a) Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
b) Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
c) Menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
d) Mendeskripsikan perilaku peserta didik.

Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:


a) Menyusun perencanaan penilaian;
b) Mengembangkan instrumen penilaian;
c) Melaksanakan penilaian;
d) Memanfaatkan hasil penilaian; dan
e) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

5
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a) Menyusun perencanaan penilaian;
b) Mengembangkan instrumen penilaian;
c) Melaksanakan penilaian;
d) Memanfaatkan hasil penilaian; dan
e) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan
dengan urutan:
a) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun;
b) Menyusun kisi-kisi penilaian;
c) Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
d) Melakukan analisis kualitas instrumen;
e) Melakukan penilaian;
f) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g) Melaporkan hasil penilaian; dan
h) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.

Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan


mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan:
a) Menetapkan KKM;
b) Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
c) Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
d) Melakukan analisis kualitas instrumen;
e) Melakukan penilaian;
f) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
g) Melaporkan hasil penilaian; dan
h) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.

Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan urutan:


a) Menyusun kisi-kisi penilaian;
b) Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
c) Melakukan analisis kualitas instrumen;
d) Melakukan penilaian;
e) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
f) Melaporkan hasil penilaian; dan
g) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.

8. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

6
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

B. Standar Penilaian Pengembangan K.MB


Asesmen atau penilaian kurikulum merdeka merupakan salah satu aspek
yang penting dalam proses belajar mengajar, sebagai usaha dalam mengembangkan
kualitas pendidikan. Penilaian dalam bentuk apapun bisa menjadi sangat penting,
karena mempunyai tujuan untuk melihat pencapaian suatu pembelajaran. Asesmen
pembelajaran diharapkan bisa menjadi tolak ukur secara komprehensif aspek-aspek
yang seharusnya diukur.
Pada implementasi kurikulum 2013, kita mengenal persyaratan penilaian
yaitu Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir
Semester(PAS)/Penilaian Akhir Tahun (PAT).
Dengan adanya penilaian Kurikulum Merdeka, istilah penilaian di atas
sudah mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud bisa dicermati dalam
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudyaan, Riset, dan Teknologi nomor 21 Tahun
2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia dini, Jenjang
Pendidikan dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah yang diundangkan tanggal 26
April 2022

1. Prinsip Penilaian
a) Penilaian adalah bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan
balik untuk guru, siswa, dan orang tua siswa, agar bisa memandu mereka
dalam menentukan strategi pembelajaran berikutnya.
Misalnya, Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada
tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik
dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya.

b) Penilaian dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut


dengan keleluasaan untuk menentukan waktu dan teknik pelaksanaan
asesmen, agar efektif dan bisa mencapai tujuan pembelajaran.
Misalnya, Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik
mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran serta pendidik
menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan
tujuan asesmen.

c) Penilaian dirancang secara adil, valid, proporsional, dan reliable (dapat


dipercaya) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan
tentang langkah yang akan ditempuh berikutnya.
Misalnya Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk
kepentingan menguji.
7
d) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian siswa, sifatnya sederhana dan
informatif serta memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter
dan kompetensi yang dicapai dan juga strategi tindak lanjutnya.
Misalnya, Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas,
mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta
didik dan orang tua

e) Hasil penilaian digunakan untuk guru, siswa, tenaga kependidikan, dan


orang tua siswa sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Misalnya. Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.

2. Bentuk Penilaian Kurikulum Merdeka


Bentuk penilaian Kurikulum Merdeka hasil belajar siswa yaitu penilaian
formatif dan penilaian sumatif.

a. Penilaian Formatif
Penilaian formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk
memperbaiki proses belajar. Tujuan dari penilaian formatif yaitu untuk
memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta melakukan evaluasi
atas pencapaian tujuan pembelajaran.
Misalnya, asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk
mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk
dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru
dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil
belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. Seperti Pendidik
memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan
dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Bagi peserta didik, asesmen formatif berguna untuk berefleksi,
dengan memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta
langkahlangkah yang perlu ia lakukan untuk meningkatkan terus
capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan
strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan
efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen
ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta
didik yang diajarnya.

8
b. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Penilaian ini bertujuan
untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa sebagai dasar dalam
menentukan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.

Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan


laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Berbeda dengan asesmen formatif,
asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:


a. Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik
dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
b. Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan
kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
c. Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang
berikutnya.

3. Prosedur Penilaian Hasil Belajar


1. Perumusan Tujuan Penilaian
Perumusan tujuan penilaian dilakukan dengan memperhatikan
keselarasan dengan tujuan pembelajaran yang merujuk pada kurikulum
yang digunakan oleh satuan pendidikan, yang dimuat dalam perencanaan
pembelajaran.
Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan, maka ia
tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik yang
mengembangkan sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul
ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.
a. Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen. Tujuan
ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
b. Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan
instrumen, antara lain: karakteristik peserta didik, kesesuaian asesmen
dengan rencana/ tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan
penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta
didik dan pendidik.

Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat


menjadi inspirasi bagi pendidik, yaitu:
a. Rubrik adalah pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi
kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat
menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.

9
b. Ceklis adalah daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen
yang dituju.
c. Catatan Anekdotal adalah catatan singkat hasil observasi yang
difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar
belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan.
d. Grafik Perkembangan (Kontinum) adalah grafik atau infografik yang
menggambarkan tahap perkembangan belajar.

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian


yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik
asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
a. Observasi e. Tes Lisan
b. Kinerja f. Penugasan
c. Projek g. Portofolio
d. Tes Tertulis

2. Pemilihan dan/atau Pengembangan Instrumen Penilaian


Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen penilaian Kurikulum
Merdeka dilaksanakan oleh guru, dengan cara mempertimbangkan
karakteristik kebutuhan siswa dan berdasarkan rencana penilaian yang
termuat dalam perencanaan pembelajaran.
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan
pendidik dengan menggunakan :
a. Menggunakan deskripsi kriteria
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria
ketuntasan seperti pada tabel berikut.
Kriteria Tidak Memadai Memadai
Laporan menunjukkan kemampuan

penulisan teks eksplanasi dengan runtut
Laporan menunjukkan hasil pengamatan

yang jelas.
Laporan menceritakan pengalaman secara

jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
yang logis disertai dengan argumen yang 
logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika
minimal 3 kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak
tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik
ini bisa diperbaik

10
b. Menggunakan rubric
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria
ketuntasan yang terdiri atas dua bagian sebagai berikut.
Baru
Layak Cakap Mahir
Berkembang
Mampu menulis teks
Belum mampu Mampu Mampu menulis
eksplanasi, hasil
menulis teks menulis teks teks eksplanasi,
pengamatan, dan
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil pengamatan,
pengalaman secara
pengamatan, dan hasil dan pengalaman
jelas. Laporan
pengalaman pengamatan, secara jelas.
menjelaskan
belum jelas dan Laporan
hubungan kausalitas
Isi tertuang dalam pengalaman menjelaskan
yang logis disertai
Laporan tulisan. Ide dan secara jelas. hubungan
dengan argumen
informasi dalam Laporan kausalitas yang
yang logis sehingga
laporan menunjukkan logis disertai
dapat meyakinkan
tercampur dan hubungan dengan argumen
pembaca serta ada
hubungan antara yang jelas di yang logis sehingga
fakta-fakta
paragraf tidak sebagian dapat meyakinkan
pendukung yang
berhubungan. paragraf. pembaca
relevan
Belum
Sebagian
Penulisan menggunakan Sebagian besar
tanda baca Semua tanda baca
(tanda tanda baca dan tanda baca dan
dan huruf dan huruf kapital
baca dan huruf kapital atau huruf kapital
kapital digunakan secara
huruf sebagian besar digunakan secara
digunakan tepat
kapital) tidak digunakan tepat
secara tepat
secara tepat.
Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua
kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap.

c. menggunakan interval nilai


Contoh, untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian,
pendidik menentukan interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes,
pendidik dapat langsung menilai hasil kerja peserta didik dan
menentukan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.
a. 0 - 40% belum mencapai, remedial di seluruh bagian
b. 41 - 65 % belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang
diperlukan
c. 66 - 85 % sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
d. 86 - 100% sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau
tantangan lebih
11
3. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian bisa dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah
proses pembelajaran.
Contoh, perhatikan tabel berikut
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan
soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat,
segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan
peserta didik di kelasnya, yaitu :
1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung
keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar
dalam menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai
berikut:
Mayoritas peserta didik Beberapa peserta didik Beberapa peserta
Kesiapan
telah memahami konsep dapat memahami konsep didik belum
Belajar
keliling dan dapat keliling, namun belum memahami
menghitung keliling lancar dalam menghitung konsep keliling
bangun datar keliling bangun datar
 Peserta didik  Pendidik menjelaskan cara menghitung
Pembelajaran
mengerjakan soalsoal keliling bangun datar
terdiferensiasi
yang lebih  Peserta didik diberi latihan untuk
menantang yang berkelompok menghitung keliling bangun
mengaplikasikan datar dengan menggunakan bantuan
konsep keliling benda-benda konkret.
dalam kehidupan  Jika mengalami kesulian, peserta didik
sehari-hari. diminta mengajukan pertanyaan kepada 3
 Peserta didik teman sebelum bertanya langsung kepada
bekerja secara pendidik. Pendidik akan sesekali
mandiri dan saling mendampingi kelompok untuk
memeriksa memastikan agar tidak terjadi
pekerjaan masing- miskonsepsi
masing.

4. Pengolahan Hasil Penilaian


Pengolahan hasil penilaian dilakukan dengan menganalisis secara
kuantitatif dan kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan penilaian berupa
angka dan deskripsi.
Contoh: Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu
tujuan pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam
sumber energy yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar, dengan
indikator terdiri atas seperti pada tabel berikut

12
Bukti Tujuan Perlu Cukup (61 – 70) Baik (71 – 80) Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan (81 - 100)
(0 – 60)
Mampu Belum mampu Menguraikan 1 Menguraikan Menguraikan
menguraikan menguraikan contoh manfaat 2 contoh lebih dari 2
manfaat manfaat sumber sumber energy manfaat contoh
sumber energy energy sumber manfaat
energy sumber
energ
Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai melakukan secara mandiri, secara lain dalam
prosedur prosedur namun masih mandiri melakukan
pengamatan ditemukan 1 atau dengan tepat prosedur
2 kali kesalahan pengamatan

Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan


unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk
pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti
dalam tabel berikut ini
Nama Kualitas Kualitas Deskripsi Nilai
Bukti 1 Bukti
Indikator 2
Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat 72
sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat (59)*
bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh 87,5
Baik (95 manfaat sumber energi serta dapat
melakukan prosedur pengamatan secara
mandiri dengan tepat
5. Pelaporan Hasil Penilaian
Pelaporan hasil penilaian dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan
belajar, berupa laporan haisl belajar yang telah disusun berdasarkan
pengolahan hasil penilaian dan paling sedikit memuat informasi tentang
pencapaian hasil belajar peserta didik. Laporan hasil belajar untuk pendidian
anak usia dini juga memuat informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak. Laporan hasil belajar tersebut tertuang dalam rapor atau
bentuk laporan hasil penilaian lainnya.
13
4. Penentuan Kenaikan Kelas

Penentuan kenaikan kelas dalam penilaian Kurikulum Merdeka dilakukan


dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian siswa pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi
lainnya selama satu tahun ajaran.

Sedangkan penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan dilakukan dengan


cara mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian siswa pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler. Satuan
Pendidikan menetapkan bahwa mekanisme penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan dari Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan
untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk
semua mata pelajaran.Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Dengan adanya penilaian Kurikulum Merdeka, istilah penilaian di atas sudah
mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud bisa dicermati dalam Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudyaan, Riset, dan Teknologi nomor 21 Tahun 2022 tentang
Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia dini, Jenjang Pendidikan
dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah yang diundangkan tanggal 26 April 2022
Bentuk penilaian Kurikulum Merdeka hasil belajar siswa yaitu penilaian formatif
dan penilaian sumatif.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para pembaca tidak
hanya berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah menyadari masih ada
kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, pemakalah
mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat memberikan masukan tentang
penulisan makalah yang lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik


Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah

DIREKTORAT SMA. 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anggraena, Yogi. 2022. Panduan pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.

16

Anda mungkin juga menyukai