Anda di halaman 1dari 25

MODEL PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT PENILAIAN DALAM

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Makalah disusun sebagai tugas pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran


Matematika

Oleh:
Nasrul
20700121042

Dosen Pengampu:
Dr. Nursalam, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
II. PEMBAHASAN............................................................................................................ 6
A. Kurikulum Merdeka......................................................................................................6
B. Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka......................6
C. KKM...................................................................................................................................... 8
D. Tahap Lanjut Penilaian Hasil Belajar....................................................................11
E. Pelaporan........................................................................................................................... 13
F. Laporan Hasil Belajar (LHB).....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 23

ii
3

MODEL PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT PENILAIAN DALAM


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Oleh: Nasrul

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana yang sangat signifikan dalam membentuk


individu yang memiliki kualitas dan potensi yang baik sebagai Sumber Daya
Manusia (SDM). Pendidikan yang efektif untuk masa depan adalah pendidikan
yang dapat mengoptimalkan potensi siswa, memungkinkan mereka untuk
mengatasi dan menyelesaikan tantangan kehidupan dengan baik 1. Oleh karena itu,
setiap proses pendidikan akan berusaha mengembangkan potensi individu melalui
suatu pembelajaran sebagai sebuah elemen penting yang dapat membawa
perubahan pada masyarakat.
Investasi utama bagi setiap bangsa, terutama bagi negara yang sedang
berkembang dan berusaha membangun dirinya, adalah pembelajaran.
Pembangunan hanya mungkin terjadi melalui pengembangan manusia melalui
proses pembelajaran, dengan tujuan mencapai esensi kemanusiaan sebagai
khalifah di dunia. Pengembangan pembelajaran merupakan tanggung jawab
seorang pendidik, yang harus mampu mentransformasikan ilmu yang dimilikinya
dengan menggunakan bahan ajar yang telah ada, serta memperhatikan metode
pengajaran yang dapat mudah diterima oleh peserta didik. Hal ini penting agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, guru perlu melakukan evaluasi sebagai suatu kegiatan
dalam proses pembelajaran2.

1
Muhammad Yusuf Hidayat, A. Nenyhindarwaty, dan Fitriani Nur A, “ANALISIS PENENTUAN STANDAR
NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MATA PELAJARAN FISIKA KELAS XI SMAN 17 MAKASSAR,”
Jurnal Pendidikan Fisika, 8.1 (2020).
2
L Idrus, “Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran,” Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, 9.2 (2019), 920–
35.

3
4

Evaluasi atau penilaian merupakan elemen integral dalam proses


pembelajaran yang tak dapat dipisahkan sepenuhnya dari aktivitas pengajaran.
Penilaian memiliki potensi untuk memberikan motivasi kepada murid agar lebih
tekun dalam pembelajaran secara berkelanjutan, juga mendorong guru untuk terus
meningkatkan mutu proses pengajaran dan mendorong sekolah untuk terus
memperbaiki fasilitas serta mutu pendidikan siswa3.
Seorang pendidik juga diharapkan memberikan evaluasi atau penilaian yang
obyektif terhadap muridnya. Oleh karena itu, saat memberikan penilaian hasil
belajar, seorang guru harus memastikan bahwa penilaiannya dilakukan dengan
objektivitas, mencerminkan profesionalisme sebagai seorang pendidik.
Secara keseluruhan, terdapat dua kegiatan pokok yang harus dijalankan
dalam mengelola hasil penilaian, yakni melakukan skoring dan memberikan
penilaian (Arifin, 2012). Pada dasarnya, melakukan penilaian atau memberikan
nilai adalah melakukan pengukuran terhadap kinerja siswa. Dengan kata lain,
proses penilaian melibatkan konversi jawaban siswa menjadi nilai numerik. Nilai
tersebut mencerminkan nilai kuantitatif dari respons pada setiap soal tes 4.
Memberikan nilai melibatkan langkah-langkah untuk menginterpretasikan
skor tes yang telah diubah ke dalam klasifikasi evaluatif sesuai dengan norma atau
kriteria yang telah ditentukan. 5. Skor yang telah disesuaikan dengan standar
tertentu menciptakan nilai sebagai hasilnya.
Evaluasi hasil perlu dianalisis oleh setiap pengajar untuk menilai sikap,
bakat, minat, dan aspek kepribadian lainnya dari siswa. Hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi siswa yang paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan,
terlepas dari bentuk atau jenis hasil belajar yang diperoleh. Penting untuk berbagi
hasil belajar siswa dengan guru bimbingan dan penyuluhan (BP) agar dapat

3
Ina Magdalena dkk., “Evaluasi belajar peserta didik,” Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah, 2
(2020), 117–27.
4
Reni dan Arif Bulan, “Prosedur Pengelolaan dan Pelaporan Hasil Evaluasi Pembelajaran,” Seminar
Nasional Taman Siswa Bima, 2019, 317–20.
5
Ade Oktaviyani, Herpratiwi, dan M. Sukirlan, “EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
KELAS ENGLISH FOR CHILDREN DI ENGLISH SMART BANDAR JAYA,” Jurnal Teknologi Informasi
Komunikasi Pendidikan, 3.1 (2015), 1–12.
5

dianalisis, menjadi dasar untuk pengembangan siswa dalam menentukan jenjang


pendidikan, profesi, atau karir di masa depan6.
Laporan prestasi belajar sebaiknya mencerminkan kemampuan peserta didik
dalam menguasai kompetensi mata pelajaran tertentu serta tingkat
penguasaannya. Sehingga, orang tua dapat merujuk pada evaluasi guru mengenai
pencapaian kompetensi khusus sebagai sumber informasi yang berguna untuk
membantu peserta didik meningkatkan performanya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah model pelaporan dan tindak
lanjut penilaian dalam implementasi kurikulum merdeka pada evaluasi
pembelajaran ini antara lain:
1. Jelaskan apa yang dimaksud kurikulum merdeka?

2. Jelaskan Bagaimana prinsip asesmen dalam implementasi kurikulum


merdeka?

3. Jelaskan apa yang dimaksud KKM?

4. Jelaskan Bagaimana tahap lanjut penilaian hasil belajar?

5. Jelaskan apa yang dimaksud pelaporan?

6. Jelaskan apa yang dimaksud laporan hasil belajar?

6
Nunung Nuriyah, “Evaluasi pembelajaran: Sebuah Kajian Teori,” Jurnal Edueksos, 3.1 (2014), 73–86
<https://doi.org/10.1165/rcmb.2013-0411OC>.
6

II. PEMBAHASAN

A. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka sebagai opsi pemulihan pembelajaran yang dicanangkan


oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemdikbudristek) menerbitkan kebijakan mengenai pengembangan Kurikulum
Merdeka. Opsi kebijakan pengembangan Kurikulum Merdeka ini diberikan kepada
satuan pendidikan sebagai tambahan upaya untuk melakukan pemulihan krisis
pembelajaran selama 2022-2024 akibat adanya pandemi COVID-19. Kebijakan
Kemdikbudristek mengenai Kurikulum Nasional akan dikaji ulang pada tahun
2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran, merujuk pada
kondisi di mana pandemi COVID-19 yang menyebabkan kendala dan dampak yang
cukup signifikan dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan.7

B. Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

1. Asesmen Merupakan Bagian Terpadu


Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Maka dari itu, asesmen adalah bagian terpadu dari proses
pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik
sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Salah satu yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah dengan melakukan
asesmen di awal sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rancangan
pembelajaran. Peserta didik pun dapat dilibatkan dalam proses asesmen seperti
melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan
balik antarteman.
2. Dirancang dan Dilakukan Sesuai Dengan Fungsi Asesmen

7
Tono Supriatna Nugraha, “Inovasi Kurikulum,” 19.2 (2022), 251–62.
7

Asesmen perlu dirancang dan juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi


asesmen itu sendiri. Namun, terdapat keleluasaan pada segi teknik dan juga waktu
pelaksanaannya agar bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidik dalam hal ini perlu memberikan kejelasan pada peserta didik
mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. Teknik dari asesmen yang
beragam sendiri bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Misal hasil
dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara
hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
3. Dirancang Secara Adil, Proporsional, Valid, dan Dapat Dipercaya (Reliable)
Pada dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid,
dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan
keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
Untuk itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar
asesmen tidak hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga sebagai bagian
dari proses pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh pendidik
sebagai bahan penyusunan rencana tindak lanjut.
4. Laporan Bersifat Sederhana dan Informatif
Laporan dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara
sederhana dan seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid
bisa memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya.
Selain penyajian laporan dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik
juga perlu memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan
mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama beserta orang tua.
5. Hasil Asesmen Digunakan Sebagai Bahan Refleksi
Seperti yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas
untuk penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat
sebagai bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan
rencana tindak lanjut.
8

Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk


menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi
oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.8

C. KKM

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk


menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal
tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata
pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara
akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersam pendidik, peserta didik,
dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh
peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan dalam menyikapi
hasil belajar peserta didik.
Fungsi KKM
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
KD mata pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapainnya berdasarkan KKM
yang diterapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap
pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau
layanan pengayaan.
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran.

8
Admin SMP, “Kenali 5 Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,” Direktorat SMP,
2022 <https://ditsmp.kemdikbud.go.id/kenali-5-prinsip-asesmen-dalam-implementasi-kurikulum-
merdeka/>.
9

Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
Apabila hal tersebut tidak biasa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD
yang belum tuntas dan perlu diperbaikan.
3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dari hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan pencapaian KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk
mendapatkan informasi.` tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah
atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan
sarana prasarana belajar di sekolah.
4. Sebagai "kontrak" pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua atau wali murid).
Keberhasilan pencpaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan
bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan dan orang
tua. Pendidikan melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan
proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian
KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-
tugas yang telah didesains pendidik. Orang tua dapat membantu dengan
memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pembeljaaran dan penilaian di sekolah.
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran.
Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampui
KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak
ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan.
Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggug
jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
10

Mekanisme Penetapan KKM


1. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
 Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui profesinal judgement oleh pendidik dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajarkan mata pelajaran di sekolah. Sedangkan metode kuantitatif
dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
criteria yang ditentukan.
 Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung dan intake peseta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi.
 Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan rata-
rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta
didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila
yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah
ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
 Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
 Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH atau rapor).
 Indikator merupakan acuan/tujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS) maupun
ulangan akhir semester (UAS). Soal ulangan maupun tugas-tugas harus mampu
mencerminkan atau menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan
demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan
karena semunya memiliki hasil yang setara.
11

 Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya


perbedaan nilai ketuntasan minimal (Depdiknas, 2008).9

D. Tahap Lanjut Penilaian Hasil Belajar

Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan


untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa
dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan
pada proses dan hasil belajar siswa.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilakukan secara sistematis dan
fleksibel, sehingga dalam prosesnya akan dapat menunjang optimalisasi hasil
belajar siswa.
Prosedur kegiatan yang perlu ditempuh, setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya yang harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan Penilaian Akhir
Kegiatan penilaian dalam proses belajar merupakan kegiatan mutlak yang
harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu
memiliki kemampuan dalam menilaihasil belajar siswa. Penilaian belajar dalam
kegiatan akhir pembelajaran (postest), tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir/tindak lanjut relatif singkat,
maka guru perlu mengidentifikasi teknik yang dianggap tepat untuk efektivitas
dan efisiensi dalam pelaksanakan penilaian.
Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang
ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh
siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan
oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat
dilaksanakan di sekolah.
Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian akhir, guru
harus mengkondisikan siswa. Supaya siswa secara maksimal dapat
9
Snurkhalimah, “Penilaian KKM,” Scribd, 2019 <https://id.scribd.com/doc/117771063/MAKALAH-
penilaian-KKM>.
12

mengorganisasi (pemahaman) kembali tentang materi pelajaran yang telah


dibahas.
Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh
guru meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses seperti
yang telah dijelasklan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan
penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui
sejauhmana hasil belajar yang diperoleh siswa. Dua jenis penilaian tersebut
sangat penting dalam pembelajaran.10
2. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian siswa. Evaluasi ini mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi siswa dalam
proses pembelajaran.11
3. Laporan Hasil Penilaian
Setelah selesai tahapan penilaian, guru harus membuat laporan hasil
penilaian yang mencakup informasi tentang hasil belajar siswa, seperti nilai
kualitatif (pernyataan narasi) dan nilai kuantitatif (berupa alat ukur (tes) yang
digunakan dalam penilaian).12
4. Pengolahan Hasil Penilaian
Setelah memiliki hasil penilaian, guru perlu melakukan pengolahan hasil
penilaian, seperti menganalisis dan mengidentifikasi hasil belajar
siswa13. Pengolahan hasil penilaian membantu guru dalam mengoptimalkan
hasil belajar siswa dan mempersiapkan mereka untuk proses pembelajaran
berikutnya.

10
“Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran,” Coursehero.com, 2020
<https://www.coursehero.com/file/55711291/Kegiatan-Akhir-dan-Tindak-Lanjut-Pembelajarandocx/>.
11
Mila Rosya dkk., “Evaluasi Hasil Belajar pada Awal, Proses, dan Akhir Mata Kuliah Psikolinguistik di
Universitas Muria Kudus,” Prosiding Seminar …, 2021, 1–7
<https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/view/896>.
12
“Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran Itu Penting!!,” lughotuna.id, 2021 <https://lughotuna.id/tindak-
lanjut-evaluasi-pembelajaran-itu-penting/>.
13
“Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran.”
13

Dalam menjaga kualitas pembelajaran, tahapan lanjut penilaian hasil belajar


sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dan sikap siswa, serta
menjamin kan dalam proses pembelajaran

E. Pelaporan

1. Pengertian Pelaporan
Pelaporan dalam konteks pendidikan mengacu pada proses penyampaian
informasi atau laporan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan kegiatan
pendidikan. Pelaporan ini bisa melibatkan berbagai pihak, seperti guru, siswa,
orang tua, atau pihak-pihak terkait lainnya. Tujuan utama pelaporan dalam
pendidikan adalah untuk menyampaikan data, evaluasi, dan informasi penting
guna mendukung pengambilan keputusan, meningkatkan kualitas pembelajaran,
dan memastikan kemajuan peserta didik.
Pelaporan penilaian merupakan proses di mana guru menyampaikan hasil
penilaian tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini kepada orang
tua dan pihak-pihak terkait. Sekolah melakukan pelaporan secara teratur atau
pada periode tertentu14. Pelaporan penilaian adalah proses penyampaian
informasi atau laporan mengenai hasil penilaian atau evaluasi suatu kinerja,
proyek, atau kegiatan. Tujuan dari pelaporan penilaian adalah untuk
menyampaikan informasi yang jelas, akurat, dan relevan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pelaporan penilaian dapat dilakukan dalam berbagai konteks,
seperti pendidikan, bisnis, organisasi, atau proyek.
Dalam konteks pendidikan, pelaporan penilaian seringkali mengacu pada
penyampaian informasi mengenai prestasi dan kemajuan siswa. Guru atau
lembaga pendidikan dapat memberikan laporan penilaian kepada siswa dan orang
tua untuk memberikan gambaran tentang pencapaian siswa, potensi
pengembangan, serta saran perbaikan.
2. Fungsi Pelaporan
Pelaporan penilaian memiliki beberapa fungsi penting yang melibatkan
proses pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi mengenai prestasi atau
14
Imam Syafi’i dan Nur Qomariyah, “Strategi Pelaporan Penilaian Pembelajaran Dalam Masa Pandemi
Covid-19 di RA Al-Ma’ruf Beyan Imam,” Jurnal Ilmiah Potensia, 6.1 (2021), 57–65.
14

kinerja suatu individu, kelompok, atau organisasi. Berikut adalah beberapa fungsi
utama dari pelaporan penilaian:

a. Memberikan Umpan Balik (Feedback): Pelaporan penilaian memberikan

umpan balik kepada individu atau kelompok mengenai kinerja mereka.

Informasi ini dapat membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan

mereka, serta memberikan panduan untuk perbaikan.

b. Pengambilan Keputusan: Hasil dari penilaian sering digunakan sebagai

dasar untuk pengambilan keputusan. Ini dapat mencakup keputusan terkait

promosi, pemberian bonus, pengembangan karyawan, atau pengakuan

prestasi.

c. Evaluasi Program atau Proyek: Dalam konteks organisasi atau proyek,

penilaian dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas suatu program

atau proyek. Hasil penilaian ini dapat digunakan untuk membuat

perubahan atau perbaikan yang diperlukan.

d. Perencanaan Pengembangan Individu: Hasil penilaian sering digunakan

untuk merencanakan pengembangan individu. Ini melibatkan identifikasi

kebutuhan pelatihan atau pengembangan lebih lanjut berdasarkan hasil

penilaian kinerja.

e. Pengukuran Kinerja Organisasi: Pelaporan penilaian dapat membantu

organisasi dalam mengukur kinerja keseluruhan. Ini termasuk

mengidentifikasi area di mana organisasi berhasil dan di mana perbaikan

diperlukan.

f. Akuntabilitas: Pelaporan penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat

akuntabilitas, baik untuk individu maupun organisasi. Ini menciptakan

transparansi mengenai kinerja dan memberikan tanggung jawab atas hasil

yang dicapai.
15

g. Motivasi dan Pengakuan: Penilaian yang disampaikan secara positif dapat

memberikan motivasi kepada individu atau kelompok untuk meningkatkan

kinerja mereka. Selain itu, pengakuan atas prestasi dapat menjadi insentif

yang kuat.

h. Komunikasi Intern dan Ekstern: Pelaporan penilaian dapat digunakan

sebagai alat komunikasi baik di internal organisasi maupun kepada pihak

eksternal. Ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang

kinerja dan pencapaian.

i. Pengembangan Sistem Penilaian: Hasil pelaporan penilaian dapat

membantu dalam pengembangan dan penyempurnaan sistem penilaian itu

sendiri. Ini termasuk mengidentifikasi kekurangan atau aspek-aspek yang

perlu diperbaiki.

3. Bentuk-Bentuk Pelaporan
Pelaporan penilaian dapat memiliki berbagai bentuk, tergantung pada
konteks dan tujuan dari penilaian tersebut. Berikut adalah beberapa bentuk
pelaporan penilaian yang umum:

a. Laporan Tertulis:

 Deskriptif: Penilaian deskriptif memberikan gambaran secara rinci

tentang kinerja individu atau kelompok. Laporan ini biasanya berisi

analisis kekuatan dan kelemahan, serta rekomendasi untuk perbaikan.

 Statistik: Pelaporan statistik menggunakan data numerik untuk

menggambarkan kinerja. Ini dapat mencakup rata-rata, median, dan

deviasi standar untuk memberikan pandangan statistik tentang hasil

penilaian.

b. Laporan Grafis:
16

 Grafik Batang atau Garis: Grafik ini digunakan untuk memvisualisasikan

perbandingan atau tren dalam kinerja. Ini memberikan pandangan yang

cepat dan mudah dipahami tentang perkembangan seiring waktu.

 Diagram Lingkaran: Digunakan untuk menunjukkan proporsi atau

persentase pencapaian dalam berbagai kategori atau kompetensi.

c. Laporan Presentasi:

 Presentasi Lisan: Penilaian dapat disampaikan melalui presentasi lisan,

yang dapat mencakup penggunaan slide, grafik, dan pemahaman verbal

untuk menjelaskan hasil penilaian.

 Demo atau Proyeksi Visual: Dalam beberapa kasus, penilaian dapat

disajikan melalui demonstrasi langsung atau proyeksi visual untuk

memperlihatkan keterampilan atau pencapaian tertentu.

d. Laporan Elektronik atau Online:

 Dashboard Online: Dalam dunia digital, seringkali penilaian

disampaikan melalui platform online dengan menggunakan dashboard

yang menyajikan data secara interaktif.

 Laporan Email atau Pesan Sistem: Hasil penilaian dapat dikirimkan


melalui email atau pesan sistem untuk memberi tahu individu atau

kelompok tentang pencapaian mereka.

e. Laporan Evaluasi Proyek atau Penelitian:

 Laporan Proyek: Dalam konteks proyek atau penelitian, hasil penilaian

sering dijelaskan dalam laporan lengkap yang mencakup tujuan,

metode, temuan, dan rekomendasi.

 Artikel atau Publikasi: Penilaian yang melibatkan riset seringkali

disampaikan melalui artikel ilmiah atau publikasi yang mematuhi

standar akademis.
17

F. Laporan Hasil Belajar (LHB)

1. Pengertian LHB
Laporan Hasil Belajar (LHB) adalah suatu dokumen yang memuat informasi
tentang prestasi atau pencapaian hasil belajar siswa atau peserta didik dalam
suatu periode tertentu. LHB digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan seberapa baik pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Penilaian hasil pembelajaran melibatkan dua kegiatan utama, yakni esesmen
dan evaluasi, yang bertujuan untuk menilai prestasi siswa. Esesmen mencakup
pengumpulan informasi mengenai hasil belajar, sementara evaluasi fokus pada
penilaian dan pengolahan hasil belajar tersebut. Dalam konteks ini, hasil belajar
merujuk pada kemampuan siswa dalam mencapai tahapan pencapaian
pengalaman belajar untuk suatu kompetensi dasar tertentu (Kunandar, 2007).
Dalam silabus, hasil belajar berperan sebagai panduan terkait perubahan perilaku
yang diharapkan dari siswa seiring dengan pelaksanaan kegiatan belajar, sejalan
dengan kompetensi dasar dan materi standar yang disajikan 15.

2. Manfaat LHB
Laporan Hasil Belajar (LHB) adalah dokumen yang merinci pencapaian dan
evaluasi hasil belajar siswa. Manfaat Laporan Hasil Belajar sangat beragam dan
penting untuk berbagai pihak, termasuk siswa, orang tua, guru, dan pihak terkait
lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari Laporan Hasil Belajar:

a. Evaluasi Kemajuan Siswa: LHB memberikan gambaran yang jelas tentang

sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Ini memungkinkan

guru dan siswa untuk mengevaluasi kemajuan belajar dan mengidentifikasi

area yang perlu diperbaiki.

b. Feedback untuk Pembelajaran: Laporan Hasil Belajar dapat memberikan

feedback konstruktif kepada siswa mengenai kekuatan dan kelemahan

15
Syafi’i dan Qomariyah.
18

mereka dalam pembelajaran. Hal ini membantu siswa untuk memahami di

mana mereka telah berhasil dan di mana mereka perlu meningkatkan usaha

mereka.

c. Basis Pengambilan Keputusan Guru: Guru dapat menggunakan LHB sebagai

dasar untuk membuat keputusan terkait pengajaran, baik itu menyesuaikan

metode pengajaran, memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang

membutuhkan, atau memberikan tantangan tambahan kepada siswa yang

telah mencapai tingkat pencapaian yang tinggi.

d. Keterlibatan Orang Tua: LHB dapat menjadi sarana untuk melibatkan orang

tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Dengan menyediakan informasi

tentang kemajuan akademis anak, orang tua dapat berpartisipasi secara

aktif dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.

e. Basis Evaluasi Sistem Pendidikan: Laporan Hasil Belajar juga dapat

digunakan oleh pihak terkait, seperti kepala sekolah, pengawas pendidikan,

atau departemen pendidikan, untuk mengevaluasi efektivitas sistem

pendidikan secara keseluruhan. Data dari LHB dapat membantu membuat

kebijakan dan program yang lebih baik.


f. Motivasi Siswa: Mengetahui hasil belajar mereka dapat memotivasi siswa

untuk terus bekerja keras dan meningkatkan performa akademis mereka.

Pemahaman tentang pencapaian mereka dapat menjadi dorongan positif.

g. Penyesuaian Kurikulum: Data dari LHB dapat membantu dalam

menyesuaikan kurikulum pendidikan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Kurikulum yang disesuaikan dapat lebih efektif dalam memfasilitasi

pembelajaran dan pengembangan siswa.

h. Pemberian Penghargaan dan Penghargaan: Laporan Hasil Belajar dapat

menjadi dasar untuk memberikan penghargaan dan penghargaan kepada


19

siswa yang mencapai tingkat prestasi tertentu. Ini dapat merangsang

semangat belajar dan motivasi siswa.


Secara keseluruhan, Laporan Hasil Belajar memiliki peran yang krusial dalam
pemantauan dan perbaikan sistem pendidikan serta pengembangan siswa secara
individu.

3. Bentuk-bentuk LHB
Laporan Hasil Belajar (LHB) merupakan suatu dokumen yang memuat
informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik. Bentuk-bentuk laporan
hasil belajar dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebijakan lembaga
pendidikan. Berikut adalah beberapa bentuk umum dari Laporan Hasil Belajar:

a. Rapor Kelas:
Rapor kelas adalah bentuk laporan hasil belajar yang umum
digunakan di berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah. Rapor ini biasanya mencakup penilaian terhadap
setiap mata pelajaran yang diikuti oleh siswa, termasuk nilai, kehadiran,
sikap, dan catatan lainnya.
Rapor merupakan laporan nilai siswa yang telah didapatkan oleh
siswa selama menempuh pendidikan dalam satu semester. Pencatatan nilai
rapor melibatkan berbagai pihak di sekolah, diantaranya wali kelas, guru
pelajaran, dan pejabat kurikulum.16

b. Laporan Perkembangan Individu:


Laporan ini lebih fokus pada perkembangan individu peserta didik.
Biasanya, laporan ini mencakup analisis perkembangan peserta didik dalam
aspek-aspek tertentu, seperti kemampuan membaca, menulis, berbicara,
serta perkembangan sosial dan emosional.

c. Laporan Hasil Ujian Nasional:


Di beberapa negara, terdapat ujian nasional yang dilakukan untuk
mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap kurikulum

16
Ricky Zulfiandry dan Amir Mahmud, “Sistem Pencatatan Penilaian Rapor Siswa Berdasarkan Kurikulum
2013 (Studi Kasus MIN Pasar Baru Bintuhan),” Jurnal Media Infotama, 13.1 (2017), 36–43
<https://doi.org/10.37676/jmi.v13i1.444>.
20

nasional. Laporan hasil ujian nasional ini biasanya menyajikan data hasil
ujian secara keseluruhan, baik untuk individu maupun kelompok.

d. Laporan Proyek atau Tugas Akhir:


Pada tingkatan pendidikan lebih tinggi, peserta didik mungkin
diminta untuk menyusun laporan hasil belajar berdasarkan proyek atau
tugas akhir yang mereka kerjakan. Laporan ini mencakup tinjauan literatur,
metodologi, temuan, dan kesimpulan dari proyek atau tugas tersebut.

e. Laporan Praktik Kerja Industri (PKL):


Bagi peserta didik yang menjalani program pendidikan tingkat
lanjut, seperti di perguruan tinggi atau politeknik, laporan hasil belajar
dapat berbentuk laporan praktik kerja industri. Laporan ini mencakup
pengalaman peserta didik selama menjalani praktik di industri, hasil yang
dicapai, dan evaluasi dari pihak industri.

f. Laporan Evaluasi Pembelajaran Harian:


Dalam konteks pembelajaran harian, guru dapat menyusun laporan
hasil belajar yang bersifat formatif. Laporan ini mencakup pencapaian
peserta didik dalam setiap pertemuan atau siklus pembelajaran,
memberikan gambaran tentang sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

g. Laporan Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS):
Laporan ini mencakup hasil ujian tengah semester dan ujian akhir
semester yang dilakukan secara berkala dalam suatu periode pembelajaran.
Bentuk laporan hasil belajar dapat bervariasi tergantung pada kebijakan
lembaga pendidikan dan tingkat pendidikan peserta didik. Laporan tersebut
sebaiknya memberikan gambaran yang akurat tentang pencapaian hasil belajar
peserta didik dan dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan terkait
pengembangan kurikulum dan bimbingan peserta didik.

4. Cara Pengisian
21

a. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik dinyatakan

dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0-100.

b. Ketuntasan belajar setiap indikator ditetapkan berkisar antara 0- 100%.

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.

c. Kolom Pengetahuan diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK

dan KD setiap mata pelajaran dan muatan lokal per semester. Nilai ini

ditulis secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat dan huruf.

d. Kolom Praktik diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK dan KD

untuk aspek praktik pada mata pelajaran dan muatan lokal tertentu per

semester. Nilai ini ditulis secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat

dan huruf.

e. Kolom sikap/afektif diisi dengan hasil penilaian aspek sikap/afektif pada

setiap mata pelajaran dan muatan lokal melalui pengamatan pembelajaran

selama proses berlangsung per semester. Nilai sikap/afektif dicantumkan

dalam bentuk predikat, dengan klasifikasi tinggi, sedang dan rendah

(motivasi dan minat belajar, sikap, kerjasama, disiplin, dll), untuk nilai yang

terkait dengan mata pelajaran dan muatan lokal dapat menggunakan


predikat amat baik, baik, cukup dan kurang.

f. Pada kolom ketercapaian kompetensi diisi dengan uraian singkat/deskripsi

yang menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi (baik yang telah

tuntas atau yang belum tuntas).

g. Tabel pengembangan diri diisi dengan jenis pengembangan diri (kegiatan

kreativitas) yang diikuti oleh peserta didik dan dalam kolom keterangan

diisi dengan penilaian aspek sikap/afektif yang difokuskan pada perubahan.

Perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri.

h. Tabel Ketidakhadiran pada kolom keterangan diisi dengan lama waktu

(hari, jam atau satuan waktu lainnya)


22

i. Tabel Kepribadian pada Kolom keterangan diisi dengan predikat prestasi

kepribadian (amat baik, baik, cukup, atau kurang) peserta didik, dan

deskripsi tentang sikap/perilaku peserta didik yang paling dominan baik

positif maupun negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Antari, N. K. Y. T., Wendra, I. W., & Wisudariani, N. M. R. (2017). Pelaksanaan


23

Pengajaran Pengayaan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI TKJ2


Smk Negeri 3 Singaraja. E-Journal Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Undoksha, 7(2), 1–10.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/view/11251

Bambang, S. (2012). Editor Buku Prinsip Assesmen.compressed.pdf (M. Suryaman


(ed.)). UNY Press.

Basyit, A., Mukhtarom, A., Anwar, K., Husein, M. T., Nahrawi, & Suparman, N.
(2023). ANALISIS PENILAIAN KELAS DAN PROGRAM TINDAK LANJUT
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDHI PEKERTI SISWA
KELAS VII SMPN 15 TANGERANG Abdul. 19(1), 81–90.

Diani, E. R., Ainun Najib, N., & Wahyuningsih, P. (2023). Konsep Remedial Dan
Pengayaan Sebagai Upaya Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan Prinsip Mastery Learning. JIT: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 1(1), 37–48.

Hidayat, R., & Fatonah, U. (2021). Program Pengayaan Pembelajaran Sebagai Salah
Satu Upaya Penjamin Mutu Pembelajaran Bagi Siswa Sdit Aladzieve Selama
Masa Pendemi. Jurnal Edukha |, 2(1), 35–43.

Hidayat, Muhammad Yusuf, A. Nenyhindarwaty, dan Fitriani Nur A, “ANALISIS


PENENTUAN STANDAR NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
MATA PELAJARAN FISIKA KELAS XI SMAN 17 MAKASSAR,” Jurnal Pendidikan
Fisika, 8.1 (2020)

Idrus, L, “Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran,” Evaluasi Dalam Proses


Pembelajaran, 9.2 (2019), 920–35

Latifah, D. wahyu. (2019). Pelaksanaan Program Remedial…, Deanty Wahyu Latifah,


FKIP UMP, 2019. 6–30.

Lidi, M. W. (2019). Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi


Kesulitan Belajar. Foundasia, 9(1), 15–26.
https://doi.org/10.21831/foundasia.v9i1.26158

“Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran,” Coursehero.com, 2020


24

<https://www.coursehero.com/file/55711291/Kegiatan-Akhir-dan-Tindak-
Lanjut-Pembelajarandocx/>

Magdalena, Ina, Alvi Ridwanita, Bunga Aulia, dan Universitas Muhammadiyah


Tangerang, “Evaluasi belajar peserta didik,” Pandawa : Jurnal Pendidikan dan
Dakwah, 2 (2020), 117–27

Masithoh, D. D., Abdah, Z. A. El, & Anshori, I. (2019). Program Perbaikan dan
Pengayaan. Umsida, 1–9.

Nugraha, Tono Supriatna, “Inovasi Kurikulum,” 19.2 (2022), 251–62

Nuriyah, Nunung, “Evaluasi pembelajaran: Sebuah Kajian Teori,” Jurnal Edueksos,


3.1 (2014), 73–86 <https://doi.org/10.1165/rcmb.2013-0411OC>

Nurmawati. (2016). Buku Evaluasi Pendidikan.pdf (Asrul (ed.)). Citapustaka Media.

Oktaviyani, Ade, Herpratiwi, dan M. Sukirlan, “EVALUASI PROGRAM


PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS ENGLISH FOR CHILDREN DI
ENGLISH SMART BANDAR JAYA,” Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi
Pendidikan, 3.1 (2015), 1–12

Primanisa, R., & Jf, N. Z. (2020). Tindak Lanjut Hasil Asesmen Terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK).
(JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(1), 1–14.
https://doi.org/10.15575/japra.v3i1.8100

Reni, dan Arif Bulan, “Prosedur Pengelolaan dan Pelaporan Hasil Evaluasi
Pembelajaran,” Seminar Nasional Taman Siswa Bima, 2019, 317–20

Rosya, Mila, Fathur Rokhman, Rustono Rustono, dan hari Bakti Mardikantoro,
“Evaluasi Hasil Belajar pada Awal, Proses, dan Akhir Mata Kuliah
Psikolinguistik di Universitas Muria Kudus,” Prosiding Seminar …, 2021, 1–7
<https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/view/896>

SMP, Admin, “Kenali 5 Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka,”


Direktorat SMP, 2022 <https://ditsmp.kemdikbud.go.id/kenali-5-prinsip-
asesmen-dalam-implementasi-kurikulum-merdeka/>
25

Snurkhalimah, “Penilaian KKM,” Scribd, 2019


<https://id.scribd.com/doc/117771063/MAKALAH-penilaian-KKM>

Syafi’i, Imam, dan Nur Qomariyah, “Strategi Pelaporan Penilaian Pembelajaran


Dalam Masa Pandemi Covid-19 di RA Al-Ma’ruf Beyan Imam,” Jurnal Ilmiah
Potensia, 6.1 (2021), 57–65

“Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran Itu Penting!!,” lughotuna.id, 2021


<https://lughotuna.id/tindak-lanjut-evaluasi-pembelajaran-itu-penting/>

Yuliananingsih. (2020). Kegiatan Tindak Lanjut Dalam Pengembangan Asesmen


Pembelajaran Di Mi. EL-Muhbib: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan
Dasar, 4(1), 17–30. https://doi.org/10.52266/el-muhbib.v4i1.391

Yustuti, E. (2022). Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi


Pembelajaran Kesulitan Belajar. Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah,
2(1), 351.

Zulfiandry, Ricky, dan Amir Mahmud, “Sistem Pencatatan Penilaian Rapor Siswa
Berdasarkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus MIN Pasar Baru Bintuhan),” Jurnal
Media Infotama, 13.1 (2017), 36–43
<https://doi.org/10.37676/jmi.v13i1.444>

Anda mungkin juga menyukai