Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDUAL KEEMPAT (4)

MATA KULIAH
EVALUASI PENDIDIKAN IPA
DOSEN PENGAMPUH: Dr. LA MARONTA GALIB, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
ARJULITA SARI
NIM: G2J123024

PENDIDIKAN IPA (FISIKA)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

TAHUN 2024
1. Penilaian Berbasis Kelas
A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
PBK merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan (standar komptensi, komptensi
dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar). (Hariadi, 2016:2). Hasil dari penilaian
tersebut akan digunakan dalam mengambil keputusan, sebagai umpan balik terhadap
pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan memodifikasi aktifitas belajar dan
mengajar terhadap pencapaian kompetensi dasar. Jadi, PBK mencakup kegiatan
pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan
tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut.

B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas


 Tujuan Penilaian Berbasis Kelas
Secara umum tujuan PBK adalah untuk mengetahui keberhasilan dalam
ketercapaian mutu pendidikan, menilai hasil belajar peserta didik selama mengikuti
kegiatan pembelajaran di sekolah, dan untuk melaporkan dalam bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan kepada masyaraka (Winarti, dkk.,
2023).
Tujuan khusus PBK lainnya yang dikemukakan Azrul, dkk. (2014) dalam
Winarti, dkk (2023) antara lain:
1) Digunakan sebagai informasi untuk pencapaian tujuan pembelajaran selama
peserta didik mengikuti proses pembelajaran.
2) Digunakan sebagai gambaran oleh peserta didik sehingga mereka dapat
termotivasi dengan acuan pencapaian tujuan pembelajaran
3) Digunakan sebagai laporan peningkatan kemampuan maupun perbaikan dalam
bentuk remidial atau penambahan pemahaman dalam bentuk pengayaan
4) Digunakan sebagai dasar dalam memberikan bimbingan yang tepat sesuai
dengan minat, kemampuan dan keterampilan peserta didik
5) Dapat dijadikan acuan dalam aspek kemajuan peserta didik sehingga gurunya
mampu memberikan bantuan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik
dari aspek yang dimiliki atau diminati oleh peserta didiknya
 Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Menurut Yamin dan Maisal (2009:204) dalam Natonis, (2022) Penilaian
berbasis kelas mempunyai fungsi:
1) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi
2) mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya
3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya
5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta
didik.
Arifin, (2013) dalam Winarti, dkk (2023) menyatakan bahwa, fungsi PBK
bagi peserta didik dan guru antara lain:
1) membantu peserta didik untuk meraih prestasinya dengan mengembangkan
potensi yang dimilikinya
2) membantu guru dalam mengembangkan administrasi dan menetapkan metode apa
yang tepat dalam proses pembelajaran.

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan PBK adalah dapat dijadikan
pedoman dalam mempertimbangkan perencanaan untuk memenuhi standar sekolah
yang telah ditentukan dengan memperhatikan beberapa aspek di dalamnya salah satunya
apakah kondisi belajar di sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. PBK juga
berfungsi untuk menemukan kelemahan, gambaran, evaluasi dan kontrol guru dalam
menunjang situasi pembelajaran di sekolah.
 Manfaat Penilian Berbasis Kelas
Manfaat PBK menurut Kunandar, (2014) dalam Winarti, dkk (2023) antara
lain:
1) memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dari hasil umpan balik
selama proses pembelajaran
2) melakukan pengayaan dan remidal dari hasil pemantauan kemajuan dan diagnosis
kesulitan belajar peserta didik
3) sebagai acuan atau pedoman untuk guru bagaimana caranya merancang kegiatan
pembelajaran, memperbaiki metode
4) pendekatan yang sesuai dan sumber belajar yang menunjang proses pembelajaran
sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang
berbeda-beda dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan
5) meningkatkan partisipasi orang tua dan komite sekolah dalam mengawasi proses
pembelajaran disekolah melalui hasil pembelajaran peserta didik.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam Qodir, (2017)


mengemukakan hasil penilaian babasis kelas berguna untuk:
1) Umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kemampuan dan
kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil
belajarnya.
2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik
sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remedial
3) Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajaran di
kelas.
4) Memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan
walaupun dengan kecepatan belajar yang berbedabeda.
5) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat
tentang efektibilitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan peran
sertanya di bidang pendidikan
C. Prinsip, Teknik dan Prosedur Penilaian Berbasis Kelas
 Prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dan dipenuhi dalam penyusunannya menurut Azrul, dkk., (2016) dan Putra, (2013)
dalam Winarti, dkk (2023) antara lain:
1) valid; PBK harus menggunakan alat yang sesuai dengan fungsi pengukurannya
dan sasarannya dalam proses menilai.
2) Reliabilitas; PBK harus memiliki petunjuk pelaksanaan dan penskoran yang jelas
untuk menjamin penilaian yang reliable, maksudnya konsistensi hasil penilaian.
3) Mendidik; PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil
belajar peserta didik.
4) berorientasi pada kompetensi; PBK harus menilai pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta didik sebagai kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan
pembelajaran.
5) adil dan obyektif; PBK dibuat tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang
budaya, dan berbagai hal yang memberikan pengaruh pada pembelajaran dengan
mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektivitas peserta didik.
6) Terbuka; artinya PBK dilaksanakan secara nyata apa adanya tanpa adanya
manipulasi yang dapat merugikan semua pihak, hendaknya dilakukan secara
terbuka bagi berbagai kalangan (stakeholders) baik langsung maupun tidak
langsung.
7) Berkesinambungan; PBK harus dilakukan secara bertahap, terencana dan secara
terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu.
8) Menyeluruh; PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur
penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik yang dapat
dipertanggung-jawabkan kepada semua pihak.
9) Bermakna; PBK diharapkan mendapatkan hasil yang memiliki makna signifikan
bagi semua pihak yaitu mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi
peserta didik yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan
tingkat penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan.

 Teknik Penilian Berbasis Kelas


Teknik PBK dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik. Sehingga teknik penilaian berbasis kelas dapat
ditinjau berdasarkan KTSP dan kurikulum merdeka.

Tabel 1.1 Teknik Penilaian berbasis kelas dalam kurikulum merdeka


Tugas atau aktivitas rutin maupun harian dapat dinilai menggunakan
penilaian observasi. Penilaian ini dapat dilakukan melalui
Observasi pengamatan prilaku yang diamati secara berkala dan
berkesinambungan. Fokus penilaian observasi dilakukan terhadap
semua peserta didik atau per individu
Penilaian yang berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, atau membuat portofolio merupakan asesmen kinerja. Hasil
penilaian ini dituntut agar peserta didik mampu mendemostrasikan
Kinerja
dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki peserta didik ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Merupakan suatu tugas yang meliputi kegiatan perancangan,
Projek pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu yang dinilai dalam bentuk kegiatan penilaian.
Mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
didik dengan menggunakan tes dengan soal dan jawaban disajikan
Tes tertulis secara tertulis. Soal esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk
tes tertulis lainnya merupakan bentuk tes tertulis yang dapat
diterapkan.
Pemberian soal maupun pertanyaan yang dapat diberikan secara
Tes lisan klasikal ketika pembelajaran dimana nantinya hasilnya peserta didik
dituntut untuk menjawab secara lisan.
Penugasan Digunakan untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta
didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan tugas kepada peserta didik.
Dokumen yang berupa hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
Portofolio
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu
dengan cara dokumendokumen tersebut dikumpulkan menjadi satu
Diadaptasi dari Anggraena, dkk., 2022 dalam Winarti, dkk (2023)

Sedangkan Muslich (2007), dalam Natonis, (2022) teknik penilaian berbasis


kelas dalam KTSP:
1) Penilaian Kinerja; penilaian berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa sebagaimana yang terjadi.
2) Penilaian penugasan (proyek/project); Penilaian terhadap suatu tugas yang
mengandung suatu investigasi harus selesai dalam waktu tertentu.
3) Penilaian hasil kerja (produk/product): merupakan penilaian kepada siswa dalam
mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan
sesuatu, kerja praktek atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi.
4) Penilaian tes tertulis (paper dan pen); tes tertulis merupakan tes dimana soal dan
jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
5) Penilaian portofolio; portofolio merupakan hasil kerja siswa. Hasil kerja tersebut
sering disebut artefak. Artefak- artefak dihasilkan dari pengalaman belajar atau
proses pembelajaran siswa dalam periode waktu tertentu.
6) Penilaian sikap; merupakan penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa
terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah.

 Langkah/Prosedur Penilaian Berbasis Kelas


Menurut (Yamin & Maisal, 2009 : 203) dalam Natonis (2022), langkah-
langkah penilaian berbasis kelas adalah:
1) Perencanaan
2) Penyusunan alat penilaian
3) Pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian
hasil belajar peserta didik
4) Pengolahan
5) Penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik

Nurhadi (2004:172) dalam Natonis, (2022), prosedur penilaian berbasis kelas


adalah sebagai berikut:
1) Mengukur semua aspek pembelajaran : penilaian Proses, penilaian kinerja,
portofolio, sikap, tes tertulis, hasil kerja (produk).
2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3) Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4) Tes hanya salah satu pengumpul data penilaian.
5) Tugas yang diberikan kepada siswa berhubungan dengan keseharian kehidupan
siswa.
6) Menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan keluasannya
(kuantitas).

2. Perbandingan Penilaian/Asesmen pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


Perbandingan atau perbedaan penilaian antara kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 2.1 Perbandingan Penilaian antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka Sumber Rujukan
 Penilaian pengetahuan, sikap,  Dikurikulum merdeka,
dan keterampilan dilakukan penilaian dikenal dengan kata
secara terpisah. “asesmen”
 Tidak memisahkan penilaian
pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Dirangkaikan
sebagai satu kesatuan proses Rohimajaya, (2022)
yang berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi yang
utuh yang dinyatakan dalam
capaian pembelajaran
 Terdapat penilaian projek
penguatan profil pelajar
pancasila
Selaian penilaian auntentik, Selaian asesmen auntentik,
terdapat: terdapat:
 Penilaian formatif  Asesemen diagnosis
Dwi, (2023)
 Penilaian sumatif  Asesmen formatif
 Asesmen sumatif

Memiliki kriteria ketuntasan Tidak ada kkm, yang ada adalah


minimal (kkm) dengan prinsip kriteria ketercapaian tujuan
belajar tuntas pada setiap pembelajaran (kktp) yang
Dwi, (2023)
kompetensi dasar pengetahuan berprinsip tidak menyamakan
dan keterampilan per mata kemampuan semua peserta didik
pelajaran
Penilaian dalam kurikulum 2013 Asesemen kurikulum merdeka
menggunakan penilaian autentik, lebih menekankan pada literasi dan
yang mencakup berbagai jenis numerasi peserta didik
Setiawan, (2022)
model tes seperti observasi,
portofolio, dan lainnya, bukan
hanya tes tertulis.
 Dengan bantuan penilaian  Penguatan asesmen
formatif dan sumatif oleh perkembangan dan
guru, kemajuan belajar penggunaan hasil asesmen
dipantau, hasil belajar dalam merencanakan
dipantau dan kebutuhan untuk pembelajaran sesuai dengan
perbaikan terusmenerus dari tingkat pencapaian siswa.
hasil belajar siswa  Memperkuat pelaksanaan
diidentifikasi. penilaian otentik, terutama Susanti, (2023).
 Mengaskan dalam sebagai bagian dari proyek
memberikan nilai secara valid penguatan profil peserta didik
terhadap proses belajar. pancasila.
 Aktivitas menilai ini memiliki  Belum adanya pembatas dari
tiga macam bentuk yaitu, evaluasi sifat, wawasan ilmu
sifat, wawasan ilmu serta serta skills.
skills
Penilaian pada kurikulum 2013 Kurikulum merdeka lebih fokus
mencakup berbagai aspek seperti pada penguatan profil pelajar
Adla & Maulia,
pengetahuan, keterampilan, sikap, pancasila serta melibatkan
(2023)
dan perilaku kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler
3. Teknik dan Prosedur Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Kriteria
Ketuntasan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) pada Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka

a. Teknik dan Prosedur Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada


Kurikulum 2013
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik
2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
3) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
4) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal
adalah:
1) Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh peserta didik.
2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah.
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran;
 Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat
penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi
masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan
kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya

(sumber: Ananda, 2023)

b. Teknik dan Prosedur Penentuan Kriteria Ketuntasan Ketercapaian Tujuan


Pembelajaran (KKTP) pada Kurikulum Merdeka

Dalam Kemendibuk (2022) menjelaskan bahwa KKTP dikembangkan saat


pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan
pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.
Dalam menentukan KKTP dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa
cara/pendekatan, di antaranya:
1) Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria; yakni apabila kriteria yang sudah
ditetapkan tidak dapat tercapai oleh peserta didik, maka tujuan pembelajaran
dianggap belum tercapai.
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil
pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
2) Pendekatan 2: menggunakan rubrik; yaitu dapat mengidentifikasi sejauh mana
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan
yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan.
3) Pendekatan 3: menggunakan interval nilai; Untuk menggunakan interval, pendidik
dan/ atau satuan pendidikan dapat menggunakan rubrik maupun nilai dari tes.
Pendidik menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak lanjut yang akan
dilakukan untuk para peserta didik.
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran
1) Setiap satuan Pendidikan dan pendidik akan menggunakan Alur Tujuan
pembelajaran dan Modul Ajar yang berbeda, oleh karena itu untuk
mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan
kriteria yang berbeda baik dalam angka kuantitatif atau kualitatif sesuai dengan
karakteristik :
 Tujuan pembelajaran
 Aktivitas pembelajaran
 Asesmen yang dilaksanakan
2) Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran; diturunkan dari indikator asesmen
suatu tujuan pembelajaran, yang mencerminkan ketercapaian kompetensi pada
tujuan pembelajaran.
3) Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses
pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar
pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan memberi intervensi
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.

 Langkah-langkah menyusun KKTP


1) Dari TP langsung dibuatkan RUBRIK PENILAIAN dengan 4 atau 5 kriteria,
sehingga guru dapat menentukan pencapaian peserta didik dan memberikan
tindak lanjut, atau
2) Dari TP diturunkan lebih rinci menjadi semacam INDIKATOR ASESMEN,
sehingga indikator asesmen tsb menjadi ukuran ketercapaian
3) Atau gabungan (a) dan (b) : dibuatkan Indikator Asesmen dan Rubrik
Ketercapaiannya
DAFTAR PUSTAKA

Adla, S. R., & Maulia, S. T. (2023). Transisi Kurikulum K13 Dengan Kurikulum Merdeka
Terhadap Hasil Belajar Peserta didik. Lencana: Jurnal Inovasi Ilmu Pendidikan, 1(2), 262-
270. https://doi.org/10.55606/lencana.v1i2.1518

Ananda, R., & Rafida, T. (2023). Evaluasi Pembelajaran (Perspektif Sains dan Islam). Medan:
Pusdikra Mitra Jaya

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:


Puskur. Balitbang

Dwi, S., (2023). Analisis Perbandingan Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
di SD Negeri 6 Pangkalpinang. Edois: Jurnal Education of Islamic,Vol. 1, 2 (Oktober 2023).
DOI 10.32923/edois.v1i02.3691

Hariadi, J. (2016). Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia Pada Mts. Swasta Madrasah Ulumul Quran Kota Langsa. Jurnal Seuneubok Lada,
Vol. 3, No.2, Juli - Desember 2016

Natonis, A. D., (2022). Penilaian Berbasis Kelas. Malang: Rena Cipta Mandiri

Pendidikan, K., Teknologi, D. A. N., Standar, B., & Pendidikan, D. A. N. A. (2022). Panduan
Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.
Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi: 32-35.

Qodir, A., (2017). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: K-Media.

Rohimajaya, Z. A., Hartono, R., Yuliasri, I., & Fitriat, W. S. (2022). Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk SMA di Era Digital.
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES 2022: 825-829.
http://pps.unnes.ac.id/pps2/prodi/prosiding-pascasarjana-unnes

Setiawan, A., Ahla, S. S. U. F., & Husna, H. (2022). Konsep Model Inovasi Kurikulum KBK,
KBM, KTSP, K13, dan Kurikulum Merdeka (Literature Review). AL GHAZALI: Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam, 54-77. https://doi.org/10.21092/ag.jippi.v1i1.xxxx

Susanti, M., Rahmadona, T., & Fitriyah, Y. (2023). Perbedaan Penilaian Kurikulum 2013
dengan Kurikulum Merdeka. JURNAL BASICEDU, Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Halaman 339 – 350.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i1.4444

Winarti, P. dkk., (2023). Evaluasi Pembelajaran. Sumatera Utara: Graha Mitra Edukasi

Anda mungkin juga menyukai