Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN


(PENILAIAN BERBASIS KELAS :
KEUNGGULAN, PRINSIP DAN ASPEK)

OLEH
KELOMPOK 13

MUHAMAD AMIN (A1K118030)


RAMNASARI (A1K118036)
MUSLAN (A1K118076)
RESKI AMALIA TUGHA (A1K116105)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEH

KENDARI

2020

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai kegiatan dalam kehidupan manusia pasti membutuhkan yang


namanya evaluasi agar mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Banyak hal-hal
yang dilakukan manusia untuk melakukan evaluasi terhadap diri sendiri baik itu
disadari maupun tidak disadari. Evaluasi atau penilaian juga dilakukan dalam
dunia pendidikan. Dalam hal ini evaluasi atau penilaian merupakan salah satu
komponen dalam sistem pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis
sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta
didik sejauh mengikuti proses pembelajaran.
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran memiliki banyak tipe
pendekatan. Salah satu bentuk penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) adalah Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
ini memiliki keunggulan karena penilaian dilakukan dengan pendekatan langsung
dengan masing-masing peserta didik secara langsung untuk melihat perkembangan
kognitifnya maupun perkembangan sikapnya terhadap pembelajaran yang
dilakukan.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test), penilaian hasil kerja siswa melalui
kumpulan hasil kerja (karya) siswa, penilaian produk tiga dimensi, dan penilaian
unjuk kerja (performance) siswa. Meskipun demikian, dalam pelaksanaanya
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ini harus berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
yang telah ditentukan dalam kurikulum dengan memperhatikan aspek-aspek
tertentu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian yang lebih dalam terhadap
Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Terutama terletak pada prinsip-prinsip

2
pelaksaananya dengan tidak melupakan aspek-aspek yang mendukung dalam
proses penilaian. Selain itu, perlu ditunjukkan keunggulan-keungulannya agar
banyak para pendidik menggunakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ini sebagai
salah satu alternatif penilaian dalam pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan pada penyusunan makalah tentang Penilaian


Berbasis Kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Apa keunggulan yang dimiliki oleh sistem Penilaian Berbasis Kelas (PBK)?
2. Bagaimana prinsip-prinsip dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK)?
3. Aspek-aspek apa sajakah yang diperhatikan dalam Penilaian Berbasis Kelas
(PBK)?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan makalah ini
adalah dapat menambah wawasan tentang Penilaian Berbasis Kelas (PBK) terkait
dengan keunggulan, prinsip-prinsip, serta aspek-aspek yang sangat penting dalam
proses penilaian ini.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penilaian ini dilaksanakan oleh guru
secara variatif dan terpadu dengan kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu
disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja
siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja/penampilan
(performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan
hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa. Sehingga PBK
dapat dikatakan sebagai bentuk penilaian yang paling komprehensif. Dalam PBK
menunjukkan bahwa gurulah yang paling mengetahui kemampuan atau kemajuan
belajar siswa, bukan kepala sekolah, pengawas, apalagi pejabat struktural di
Departemen atau Dinas. Hal ini antara lain disebabkan para gurulah yang sehari-
hari berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa di dalam kelas dan di
lingkungan sekolah. Dengan demikian, PBK yang memberi kewenangan sangat
leluasa kepada guru untuk menilai siswa merupakan suatu keunggulan agar
diperoleh hasil belajar yang akurat sesuai dengan kemampuan siswa yang
sebenarnya. Selain itu, dalam PBK guru tentu tidak dapat menilai sekehendak
hatinya, melainkan harus menyampaikan secara terbuka kepada siswa untuk
menyepakati bersama kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dan standar nilai
yang diberikan olehguru.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan
penilaian hasil belajar siswa yang sangat akurat dan komprehensif baik itu secara
kognitif maupun secara afektif. Sehingga dengan keunggulan ini, PBK dapat
mengarahkan pembelajaran yang bertujuan sebagai berikut.

4
1. Memberikan informasi mengenai kemajuan hasil belajar siswa secara
individual dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kegiatan
belajar yang dilakukannya.
2. Memberikan informasi yang akurat guna lebih memberdayakan kegiatan
belajar lebih lanjut, baik terhadap individu siswa masing-masing, maupun
untuk keseluruhan siswa.
3. Memberikan informasi yang memungkinkan dapat digunakan guru dan siswa
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dan sekaligus menetapkan
tingkat kesukaran dan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan remedial,
pendalaman dan pengayaan pengalaman belajar.
4. Memberikan dorongan atau motivasi belajar siswa melalui pemberian
informasi tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan
perbaikan belajar.
5. Memberikan informasi semua aspek kemajuan setiap siswa yang pada
gilirannya guru dapat memberikan bantuan bagi pertumbuhannya secara lebih
efektif kearah pengembangan kepribadian siswa pada masa depannya.
6. Memberikan bimbingan yang tepat dalam memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan minat, keterampilan dan kemampuannya.

B. Prinsip-Prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Sebagai bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK


sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya.
Namun demikian, guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan
dan kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Valid
PBK harus mengukur objek yang seharusnya diukur dengan
menggunakan jenis alat ukur yang tepat atau sahih (valid). Artinya, ada

5
kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk salah sehingga kesimpulan
yang ditarik juga besar kemungkinan menjadi salah.

2. Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, PBK harus dinyatakan dan dapat dirasakan
sebagai penghargaan untuk memotivasi siswa yang berhasil (positive
reinforcement) dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil
belajar bagi yang kurang berhasil (negative reinforcement), sehingga
keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.

3. Berorientasi pada kompetensi


PBK harus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan/nilai yang terefleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini,
maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara
jelas dan terarah.
4. Adil dan objektif
PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan objektivitas siswa,
tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berbagai
hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan
dalam penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa,
karena merasa dianaktirikan

5. Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
(stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan

6
tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa
ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

6. Berkesinambungan
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan
dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan
siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui
penilaian.

7. Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan
prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

8. Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu, PBK hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya
mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung
informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa
dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Selain harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaan


PBK juga harus memegang prinsip-prinsip tambahan sebagai berikut:
1. Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan yang
terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami,
serta mendemontrasikan kemampuannya. Sebagai implikasi dari prinsip ini,
adalah:

7
a. Pelaksanaan PBK hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan
menyenangkan. Hal itu berarti bahwa kedaulatan guru sebagai penilai,
dan kedaulatan siswa sebagai yang ternilai berada pada posisi sejajar.
b. Semua siswa mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama dalam
menerima program pembelajaran sebelumnya dalam selama proses PBK.
c. Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dengan PBK.
d. Kriteria untuk membuat keputusan atas hasil PBK hendaknya disepakati
dengan siswa dan orang tua/wali.

2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan


secara tepat. Sebagai implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Prosedur PBK harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara jelas.
b. Prosedur PBK dan catatan harian hasil belajar siswa hendaknya mudah
dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak harus mengambil
waktu yang berlebihan.
c. Catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami dan
bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran.
d. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa
dengan berbagai cara harus digunakan sebagai manamestinya.
e. Penilaian pencapaian belajar siswa yang bersifat positif untuk
pembelajaran selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan siswa.
f. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa
mendapatkan bimbingan dan bantuan yang sewajarnya.
g. Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan
pencapaian hasil belajar siswa.
h. Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran misalnya
konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan metode dan
hasil penilaian perlu dipertimbangkan.

8
i. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman
dan membandingkan metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan.
j. Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua/wali dan atasannya.

C. Aspek-Aspek dalam Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian dalam PBK dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek


berikut aspek kognitif, afektif, dan aspek psikomotor.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan pengetahuan. Instrumen yang
digunakan pada aspek ini adalah berupa tes pilihan ganda, uraian tes lisan.
Penilaian aspek kognitif diperoleh dari tes formatif dan hasil tes sumatif serta
tugas-tugas terstruktur. Aspek-aspek kognitif meliputi hal-hal berikut.
a. Tingkatan hafalan, mencakup kemampuan menghafal verbal atau
menghafal materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur.
b. Tingkatan pemahaman, meliputi kemampuan membandingkan
(menunjukkan persamaan dan perbedaan).
c. Tingkatan aplikasi, mencakup kemampuan menerapakan rumus, dalil atau
prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan.
d. Tingakatn analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi,
menggolongkan, memerinci, mengurai suatu objek.
e. Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau
kompenen, menyusun, membentuk bangunan, mengarang, meluksi,
menggambar, dan sebagainya.
f. Tingakatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai terhadap
objek studi dengan menggunakan kriteria tertentu.

9
2. Aspek Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai-nilai. Penilaian aspek
ini diperoleh dari hasil catatan perilaku harian. Berkenaan dengan ranah afektif,
ada dua hal yang harus dinilai. Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai
dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian,
dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran
dan proses pembelajaran. Adapun tingkatan domain afektif yang dinilai adalah
kemampuan peserta didik dalam:
a. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan
kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai
etika dan estetika.
c. Menilai (valuating) dijintau dari segi baik-buruk, adil-tidak adil, indah-
tidak indah terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam
perilaku kehidupan sehari-hari.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik,
antara lain:
a. Observasi perilaku, perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam suatu hal. Maka guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya.
b. Pertanyaan langsung, guru juga dapat menanyakan secara langsung atau
wawancara tentang sikap peserta didik berkaitan dengan suatu hal.
c. Laporan pribadi, melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik
diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang
suatu masalah, keadaan atau hal yang menjadi objek sikap.

10
3. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor ini berhubungan dengan ketrampilan melakukan
sesuatu. Penilaian aspek ini diperoleh dari tugas-tugas terstruktur melalui
kegiatan diskusi, laporan kegiatan siswa yang menunjang kegiatan belajarnya.
Domain psikomotor meliputi hal-hal berikut.
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan gerakan awal
beirisi kemampuan peserta didik dalam menggerakakan sebagian anggota
badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau
menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara
menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur domain psikomotor


adalah tes penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik, seperti:
a. Tes paper and pencil. Walaupun bentuknya seperti tes tertulis, tetapi
sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya,
misalnya berupa desain alat, desain grafis, dan sebagainya.
b. Tes identifikasi. Tes ini ditunjukan untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam mengidentifikasi sesuatu. Misalnya, menemukan bagian yang
rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat.
c. Tes simulasi. Tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang
dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik.
d. Tes petik kerja. Tes ini dilakukan dengan alat yang sesungguhnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai
atau terampil menggunakan alat tersebut.

11
Secara umum aspek-aspek di atas merujuk pada beberapa aspek dalam setiap
kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dibidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap
individu.
3. Kemahiran (Skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan secara praktik
tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (Value), yaitu norma-norma dianggap baik oleh setiap individu.
5. Sikap (Attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan.

12
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan Penilaian Berbasis Kelas


(PBK) adalah sebagai berikut.
1. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan penilaian hasil belajar siswa yang
memiliki keunggulan yaitu penilaian yang sangat akurat dan komprehensif
baik itu secara kognitif maupun secara afektif karena guru sebagai
pengevaluasi dapat memberikan penilaian secara individu berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu.
2. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam PBK adalah meliputi valid, mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan,
menyeluruh dan bermakna.
3. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam PBK adalah aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik.

B. Saran
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dalam Pembelajaran Berbasis
Kompetensi (PBK) merupakan penilaian yang melakukan pendekatan langsung
dengan peserta didik sehingga disarankan kepada pembaca khususnya pendidik
untuk mengimplementasikan sistem Penilaian Berbasis Kelas ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhamad. 2013. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Semarang:


Penerbit Unnisula Press

Arifin, Zainal. 2010. Strategi Pengembangan Penilaian Berbasis Kelas (Class-Room


Based Assessment). Bandung.

Asrul dan Rusydi Ananda dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan:
Ciptapustaka Media.

Kunaefi, Tresna Dermawan dkk. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum


Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

Nurhayati, A. 2016. Prinsip dan Tujuan Penilaian Tindakan Kelas. Volume V,


Nomor 1. SDN Kabaro Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

Saefuddin, Asis. 2012. Merancang Teknik Penilaian Berbasis Kelas: Kasus Guru
Fiqih Tsanawiyah. Volume XVII, Nomor 1. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Suardana, I Wayan. 2014. Model Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum Berbasis


Kompetensi Berbasis KKNI. FKH Universitas Udayana.

Wulan, Elis Ratna dan Rusdiana. 2014. Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan
Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai