OLEH
KELOMPOK 13
KENDARI
2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
pelaksaananya dengan tidak melupakan aspek-aspek yang mendukung dalam
proses penilaian. Selain itu, perlu ditunjukkan keunggulan-keungulannya agar
banyak para pendidik menggunakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ini sebagai
salah satu alternatif penilaian dalam pembelajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah
Tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan makalah ini
adalah dapat menambah wawasan tentang Penilaian Berbasis Kelas (PBK) terkait
dengan keunggulan, prinsip-prinsip, serta aspek-aspek yang sangat penting dalam
proses penilaian ini.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
1. Memberikan informasi mengenai kemajuan hasil belajar siswa secara
individual dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kegiatan
belajar yang dilakukannya.
2. Memberikan informasi yang akurat guna lebih memberdayakan kegiatan
belajar lebih lanjut, baik terhadap individu siswa masing-masing, maupun
untuk keseluruhan siswa.
3. Memberikan informasi yang memungkinkan dapat digunakan guru dan siswa
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dan sekaligus menetapkan
tingkat kesukaran dan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan remedial,
pendalaman dan pengayaan pengalaman belajar.
4. Memberikan dorongan atau motivasi belajar siswa melalui pemberian
informasi tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan
perbaikan belajar.
5. Memberikan informasi semua aspek kemajuan setiap siswa yang pada
gilirannya guru dapat memberikan bantuan bagi pertumbuhannya secara lebih
efektif kearah pengembangan kepribadian siswa pada masa depannya.
6. Memberikan bimbingan yang tepat dalam memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan minat, keterampilan dan kemampuannya.
5
kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk salah sehingga kesimpulan
yang ditarik juga besar kemungkinan menjadi salah.
2. Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, PBK harus dinyatakan dan dapat dirasakan
sebagai penghargaan untuk memotivasi siswa yang berhasil (positive
reinforcement) dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil
belajar bagi yang kurang berhasil (negative reinforcement), sehingga
keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.
5. Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
(stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan
6
tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa
ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
6. Berkesinambungan
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan
dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan
siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui
penilaian.
7. Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan
prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
8. Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu, PBK hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya
mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung
informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa
dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
7
a. Pelaksanaan PBK hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan
menyenangkan. Hal itu berarti bahwa kedaulatan guru sebagai penilai,
dan kedaulatan siswa sebagai yang ternilai berada pada posisi sejajar.
b. Semua siswa mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama dalam
menerima program pembelajaran sebelumnya dalam selama proses PBK.
c. Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dengan PBK.
d. Kriteria untuk membuat keputusan atas hasil PBK hendaknya disepakati
dengan siswa dan orang tua/wali.
8
i. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman
dan membandingkan metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan.
j. Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua/wali dan atasannya.
9
2. Aspek Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai-nilai. Penilaian aspek
ini diperoleh dari hasil catatan perilaku harian. Berkenaan dengan ranah afektif,
ada dua hal yang harus dinilai. Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai
dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian,
dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran
dan proses pembelajaran. Adapun tingkatan domain afektif yang dinilai adalah
kemampuan peserta didik dalam:
a. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan
kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai
etika dan estetika.
c. Menilai (valuating) dijintau dari segi baik-buruk, adil-tidak adil, indah-
tidak indah terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam
perilaku kehidupan sehari-hari.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik,
antara lain:
a. Observasi perilaku, perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam suatu hal. Maka guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya.
b. Pertanyaan langsung, guru juga dapat menanyakan secara langsung atau
wawancara tentang sikap peserta didik berkaitan dengan suatu hal.
c. Laporan pribadi, melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik
diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang
suatu masalah, keadaan atau hal yang menjadi objek sikap.
10
3. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor ini berhubungan dengan ketrampilan melakukan
sesuatu. Penilaian aspek ini diperoleh dari tugas-tugas terstruktur melalui
kegiatan diskusi, laporan kegiatan siswa yang menunjang kegiatan belajarnya.
Domain psikomotor meliputi hal-hal berikut.
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi kemampuan gerakan awal
beirisi kemampuan peserta didik dalam menggerakakan sebagian anggota
badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi kemampuan melakukan atau
menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara
menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
11
Secara umum aspek-aspek di atas merujuk pada beberapa aspek dalam setiap
kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dibidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap
individu.
3. Kemahiran (Skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan secara praktik
tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (Value), yaitu norma-norma dianggap baik oleh setiap individu.
5. Sikap (Attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan.
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) dalam Pembelajaran Berbasis
Kompetensi (PBK) merupakan penilaian yang melakukan pendekatan langsung
dengan peserta didik sehingga disarankan kepada pembaca khususnya pendidik
untuk mengimplementasikan sistem Penilaian Berbasis Kelas ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asrul dan Rusydi Ananda dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan:
Ciptapustaka Media.
Saefuddin, Asis. 2012. Merancang Teknik Penilaian Berbasis Kelas: Kasus Guru
Fiqih Tsanawiyah. Volume XVII, Nomor 1. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Wulan, Elis Ratna dan Rusdiana. 2014. Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan
Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia Bandung.
14