Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmahtullahi Wabarakatuh

Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah NYA sehingga saya dapat menyelesaikan Jurnal Masive Open Online
Course (MOOC) sebagai tugas pasca Orientasi PPPK guru lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2024.

MOOC sebagai bagian dari Orientasi Guru Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja
menandai langkah inovatif dalam penyediaan pendidikan dan pelatihan yang relevan dan
dapat diakses secara luas. Melalui platform digital, kami dapat mengakses materi-materi
yang relevan, berpartisipasi dalam diskusi, serta memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang kami butuhkan sesuai dengan jadwal dan kenyamanan kami.

Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyelenggaraan program ini, serta kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada guru PPPK lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara dalam menyelesaikan jurnal ini.

Sebagi penyusun, semoga jurnal ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan pemerintah. Saya menyadari
dalam penyusunan dan penulisan jurnal ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saya berharap adanya saran dan kritik yang membangun.

Moramo, 7 Maret 2024

Penulis,

ARJULITA SARI, S.Pd.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

AGENDA I ........................................................................................................................................ 1

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA ......................................... 1

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER......................................................................................... 5

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA...................................................................................... 8

AGENDA II ..................................................................................................................................... 10

A. BORIENTASI PELAYANAN .............................................................................................. 10

B. AKUNTABEL ..................................................................................................................... 11

C. KOMPETEN ...................................................................................................................... 11

D. HARMONIS ....................................................................................................................... 12

E. LOYAL ............................................................................................................................... 13

F. ADAPTIF ........................................................................................................................... 13

G. KOLABORATIF.................................................................................................................. 14

AGENDA III .................................................................................................................................... 16

A. SMART ASN ...................................................................................................................... 16

B. MANAJEMEN ASN ............................................................................................................ 17

KESIMPULAN................................................................................................................................ 22

ii
AGENDA I

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

 Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Beberapa titik sejaran Indonesia terbentuknya wawasan kebangsaan:

1) 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia, dalam pertemuan

itu mereka sepakat mendirikan Boedi oetomo.

2) Pada tanggal 30 April 1926 di Jkaarta diselenggarakan “Kerapatan Besar

Pemuda” yang kemudian dikenal dengan nama “Kongres Pemuda I”.

3) Pada tanggal 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan

menghasilkan tiga poin penting yaitu: (1) bertumpah dara yang satu, tanah

Indonesia; (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; (3) berbahasa satu

bahasa Indonesia.

4) Sampai pada titik terbentuknyan PPKI, terlihat bahwa kekuatan para Tokoh

Pendiri Bangsa ini (founding fathers), yaitu saat menjelang kemerdekaan

untuk menyusun suatu dasar negara.

 Konsep Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam

rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati

diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national

system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan

Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi

bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan

sejahtera.

Jurnal MOOC 1
 Empat Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia. Kata

"Pancasila" berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata: "panca"

yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip atau asas. Oleh karena itu,

Pancasila secara harfiah dapat diartikan sebagai "lima prinsip" atau "lima

asas".

Pancasila berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan

bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar,

sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat

atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam

mencapai cita-cita nasional.

2. Undang-Undang Dasar 1945

Di dalam Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi

konstitusional, Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu

membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga

penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.

Fungsi UUD 1945 sangat penting dalam menjalankan sistem

pemerintahan dan mengatur hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Berikut adalah beberapa fungsi utama UUD 1945:

a. Sebagai Landasan Negara

b. Mengatur Pembagian Kekuasaan

c. Menjamin Hak Asasi Manusia

d. Mengatur Hubungan Antara Pemerintah dan Masyarakat

e. Menetapkan Dasar Negara dan Lambang Negara

f. Menyelenggarakan Pemilihan Umum

Jurnal MOOC 2
3. Bhinneka Tunggal Ika

Mengutip dari Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka

Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga

anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.

Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila, pengertiannya diperluas,

menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan

kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku,

bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam

kesatuan nusantara raya.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya

dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya

disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI

seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;

b. Memajukan kesejahteraan umum;

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan

fungsi negara Indonesia.)

 Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia

1. Bendera

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya

disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara yang

dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17

Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera

Pusaka Sang Saka Merah Putih.

Jurnal MOOC 3
2. Bahasa

Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara

dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda

tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan

sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Bahasa Indonesia berfungsi

sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai

suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.)

3. Lambang Negara

Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda

Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa

jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan

Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Garuda dengan perisai sebagaimana dimaksud dalam memiliki paruh, sayap,

ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda

memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor

berbulu 19, dan leher berbulu 45.

4. Lagu Kebangsaan

Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu

Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf

Supratman.

Jurnal MOOC 4
B. ANALISIS ISU KONTEMPORER

1. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat

level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam

melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu,

keluarga(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),

Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada

tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS.

Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,

Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu

memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya; perkembangan

demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi

dan politik Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami

sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan

dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada

akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut

bermuara pada tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional

demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak

berbatas.

2. Isu-Isu Strategis Kontemporer

a. Korupsi

Dalam hal pemberantasan korupsi Ratifikasi UNCAC memiliki arti penting bagi

Indonesia, yaitu:

1) meningkatkan kerjasama internasional khususnya dalam melacak,

membekukan menyita, dan mengembalikan aset-aset hasil korupsi yang

ditempatkan di luar negeri.

Jurnal MOOC 5
2) meningkatkan kerjasama internasional dalam mewujudkan tata

pemerintahan yang baik.

3) meningkatkan kerjasama internasional dalam pelaksanaan perjanjian

ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, penyerahan narapidana, pengalihan

proses pidana, dan kerjasama penegakan hukum.

4) mendorong terjalinnya kerjasama teknik dan pertukaran informasi dalam

pencegahan dan pemberantasan tindak pidan korupsi di bawah payung

kerjasama pembangunan ekonomi dan bantuan teknis pada lingkup

bilateral, regional, dan multilateral.

5) harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional dalam pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai dengan konvensi ini.

b. Narkoba

Di kalangan masyarakat luas atau secara umum dikenal istilah Narkoba

atau Napza, dimana keduanya istilah tersebut mempunyai kandungan makna

yang sama. Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan dalam dunia obat-

obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu dapat

mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau

penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter.

c. Terorisme dan Radikalisme

Terorisme merupakan suatu ancaman yang sangat serius di era global saat

ini. Dalam merespon perkembangan terorisme di berbagai negara, secara

internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288

tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat

pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu: 1) pencegahan kondisi

kondusif penyebaran terorisme; 2) langkah pencegahan dan memerangi

terorisme; 3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah

dan memberantas terorisme serta penguatan peran sistem PBB; dan 4)

penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law

Jurnal MOOC 6
sebagai dasar pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun

High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang menempatkan

terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya

memerlukan paradigma baru.

d. Money Laundring

Saat ini pemberantasan pencucian uang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang. UU No. 8 Tahun 2010 (UU PP-TPPU) tersebut menggantikan

undang-undang sebelumnya yang mengatur tindak pidana pencucian uang yaitu,

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003.

e. Proxy War

Terdapat setidaknya tiga istilah yang perlu dikenali dan dipahami karena

selain selalu digunakan dalam literatur komunikasi massa, juga merupakan

perkembangan terkini dari komunikasi massa saat ini, yaitu istilah komunikasi

massa itu sendiri, media massa, dan media sosial

f. Teknik Analisis Isu

Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya

menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada

kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu

tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,

sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan

artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif

pemecahan masalahnya. Beberapa alat bantu menganalisis isu diantaranya:

Mind Mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT.

Jurnal MOOC 7
C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh

seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang

beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar

disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk

menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara

1. Kemampuan Awal Bela Negara

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal

bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan

dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga

kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara

menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang

mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Dengan

demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela

negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani

maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai lain di

luar daerahnya.

2. Rencana Aksi Bela Negara

Aksi Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan yang

mencakup: 1) rangkaian upaya-upaya bela negara; 2) guna menghadapi segala

macam Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan; 3) dalam menjamin

kelangsungan hidup bangsa dan negara, 4) yang diselenggarakan secara

selaras, mantap, sistematis, terstruktur, terstandardisasi, dan massif; 5) dengan

mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha; 6) di segenap aspek

kehidupan nasional; 7) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, 8) serta didasari oleh

Semangat Mewujudkan Negara yang Berdaulat, Adil, dan Makmur sebagai

Jurnal MOOC 8
penggenap Nilai-Nilai Dasar Bela Negara, 9) yang dilandasi oleh keinsyafan akan

anugerah kemerdekaan, dan; 10) keharusan bersatu dalam wadah Bangsa dan

Negara Indonesia, serta; 11) tekad untuk menentukan nasib nusa, bangsa, dan

negaranya sendiri.

Jurnal MOOC 9
AGENDA II

A. BORIENTASI PELAYANAN

Berorientasi pelayanan adalah sikap atau pendekatan yang menekankan

pentingnya melayani orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah

beberapa karakteristik dan manfaat dari berorientasi pelayanan:

a. Empati: Berorientasi pelayanan melibatkan kemampuan untuk memahami dan

merasakan pengalaman orang lain.

b. Pengabdian: Ini melibatkan komitmen untuk memberikan kontribusi positif

kepada orang lain atau masyarakat secara umum.

c. Kesadaran Sosial: Orang yang berorientasi pelayanan cenderung memiliki

kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan di sekitar mereka.

d. Keterlibatan Komunitas: Berorientasi pelayanan mendorong keterlibatan aktif

dalam komunitas dan upaya untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan

lingkungan yang mempengaruhi masyarakat tempat mereka tinggal.

e. Kepemimpinan yang Membangun: Orang yang berorientasi pelayanan sering kali

menjadi pemimpin yang efektif karena mereka mampu menginspirasi,

memotivasi, dan memimpin dengan teladan dalam melayani kebutuhan orang

lain.

Manfaat dari berorientasi pelayanan termasuk memperkuat hubungan

interpersonal, membangun rasa pencapaian dan kepuasan, serta meningkatkan

kualitas hidup secara keseluruhan. Selain itu, sikap ini juga dapat berdampak positif

pada karir dan reputasi seseorang, karena kemampuan untuk bekerja sama dan

melayani orang lain sering dihargai dalam berbagai konteks sosial dan profesional.

Jurnal MOOC 10
B. AKUNTABEL

Akuntabel berarti bertanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan atas

tindakan atau keputusan seseorang atau suatu organisasi. Ini mencakup

keterbukaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap standar, aturan, atau norma

yang berlaku. Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan akuntabilitas:

a. Tanggung Jawab: Akuntabel berarti menerima tanggung jawab atas tindakan

atau keputusan yang diambil.

b. Transparansi: Akuntabel melibatkan tingkat transparansi yang tinggi dalam

segala hal yang berkaitan dengan tindakan atau keputusan yang diambil.

c. Standar dan Norma: Akuntabel berarti mematuhi standar, aturan, atau norma

yang berlaku dalam suatu organisasi atau masyarakat.

d. Pertanggungjawaban: Akuntabel juga berarti siap untuk

mempertanggungjawabkan tindakan atau keputusan kepada pihak-pihak yang

terpengaruh atau yang memiliki kepentingan dalam situasi tersebut.

e. Pembenaran dan Pembelajaran: Akuntabel juga melibatkan kesiapan untuk

melakukan evaluasi diri dan pembelajaran dari kesalahan atau kegagalan.

C. KOMPETEN

Kompeten merujuk pada kemampuan atau kualifikasi seseorang untuk

melakukan tugas atau pekerjaan dengan baik dan efektif. Berikut adalah beberapa

aspek yang terkait dengan kompetensi:

a. Pengetahuan: Kompeten melibatkan pemahaman yang mendalam tentang

subjek, topik, atau bidang tertentu.

b. Keterampilan: Kompeten juga melibatkan penguasaan keterampilan praktis yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan efektif.

c. Pengalaman: Pengalaman praktis dalam suatu bidang juga merupakan

komponen penting dari kompetensi. Pengalaman memungkinkan seseorang

Jurnal MOOC 11
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, meningkatkan

keterampilan, dan menghadapi berbagai situasi dengan lebih baik.

d. Kepatuhan terhadap Standar: Kompeten mencakup kesiapan untuk mematuhi

standar atau persyaratan yang ditetapkan dalam suatu bidang atau profesi.

e. Pengembangan Diri: Kompeten juga melibatkan kesadaran dan komitmen untuk

terus belajar dan berkembang.

D. HARMONIS

Harmonis merujuk pada kondisi di mana hubungan antara individu, kelompok,

atau elemen-elemen lainnya dalam suatu sistem atau lingkungan dianggap

seimbang, damai, dan serasi. Berikut adalah beberapa ciri yang terkait dengan

suasana yang harmonis:

a. Keseimbangan: Harmonis melibatkan keseimbangan yang baik antara berbagai

aspek kehidupan, seperti hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kehidupan

pribadi. Ini mencakup distribusi yang adil dari waktu, perhatian, dan sumber

daya.

b. Keselarasan: Harmonis juga melibatkan keselarasan antara nilai-nilai, tujuan,

dan kepentingan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

c. Keseluruhan yang Seimbang: Harmonis tidak hanya melibatkan hubungan yang

harmonis antara individu, tetapi juga mencakup keseimbangan yang luas dalam

masyarakat atau lingkungan di mana mereka berinteraksi.

d. Keterbukaan dan Komunikasi yang Efektif: Suasana yang harmonis didukung

oleh keterbukaan dalam komunikasi dan kemampuan untuk berbicara secara

jujur dan terbuka satu sama lain.

e. Respek dan Empati: Harmonis melibatkan adanya rasa saling menghargai dan

empati antara individu atau kelompok. Ini mencakup pengakuan terhadap

perbedaan, penghargaan terhadap keberagaman, dan komitmen untuk bekerja

sama untuk mencapai tujuan bersama.

Jurnal MOOC 12
E. LOYAL

Loyalitas adalah komitmen atau kesetiaan yang kuat terhadap seseorang,

sebuah kelompok, atau suatu ide. Berikut adalah beberapa ciri dari sikap loyalitas:

a. Kesetiaan yang Kokoh: Loyalitas melibatkan komitmen yang kuat dan konsisten

terhadap orang atau entitas tertentu.

b. Kepatuhan terhadap Janji: Loyalitas mencakup memenuhi janji dan komitmen

yang telah dibuat kepada orang lain atau kelompok.

c. Dukungan yang Konsisten: Loyalitas juga melibatkan memberikan dukungan

yang konsisten dan terus-menerus kepada orang atau kelompok yang kita

loyalitasinya.

d. Kehadiran dalam Kesulitan: Loyalitas diuji ketika kita dihadapkan pada

masamasa sulit atau konflik. Orang yang loyal akan tetap ada dan mendukung,

bahkan ketika situasi sulit atau konflik muncul.

e. Penerimaan Keterbatasan: Loyalitas juga melibatkan penerimaan bahwa tidak

ada yang sempurna, dan orang atau kelompok yang kita loyalitasinya bisa

melakukan kesalahan atau membuat keputusan yang tidak bijaksana.

F. ADAPTIF

Adaptif merujuk pada kemampuan seseorang atau suatu sistem untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan atau kondisi yang berubah.

Ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru, menanggapi

tantangan, dan mengubah strategi atau perilaku sesuai dengan kebutuhan. Berikut

adalah beberapa ciri dari sikap adaptif:

a. Fleksibilitas: Orang yang adaptif cenderung memiliki fleksibilitas yang tinggi

dalam berpikir dan bertindak. Mereka dapat menyesuaikan rencana, strategi,

atau pendekatan mereka sesuai dengan perubahan kondisi atau situasi yang

muncul.

b. Penerimaan terhadap Perubahan: Orang yang adaptif menerima bahwa

perubahan adalah bagian alami dari kehidupan dan lingkungan. Mereka tidak

Jurnal MOOC 13
takut dengan perubahan, tetapi melihatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh

dan berkembang.

c. Kemampuan Belajar: Orang yang adaptif memiliki kemampuan untuk belajar

dengan cepat dan efektif. Mereka terbuka terhadap ide-ide baru, informasi baru,

dan pandangan baru, dan mampu mengintegrasikannya ke dalam pemikiran dan

tindakan mereka.

d. Kreativitas: Orang yang adaptif sering kali memiliki kreativitas yang tinggi dalam

menemukan solusi baru atau pendekatan alternatif untuk mengatasi tantangan

atau masalah. Mereka berpikir di luar kotak dan tidak terikat pada cara-cara

lama atau konvensional.

e. Ketahanan: Orang yang adaptif memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap

stres atau tekanan. Mereka mampu menjaga keseimbangan emosional dan

mental dalam menghadapi situasi yang sulit atau tidak terduga.

f. Kemampuan adaptif sangat penting dalam kehidupan pribadi dan profesional,

terutama dalam dunia yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini.

Orang yang adaptif cenderung lebih sukses dalam menghadapi tantangan,

mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan dalam perjalanan hidup mereka. Oleh

karena itu, mengembangkan sikap adaptif dapat menjadi kunci untuk sukses dan

kesejahteraan jangka panjang.

G. KOLABORATIF

Kolaboratif merujuk pada kerjasama dan partisipasi aktif antara individu atau

kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Ini melibatkan berbagi ide, sumber daya,

dan tanggung jawab untuk menciptakan hasil yang lebih baik daripada yang bisa

dicapai secara individual. Berikut adalah beberapa ciri dari sikap kolaboratif:

a. Keterbukaan: Orang yang kolaboratif terbuka terhadap ide-ide dan sudut

pandang orang lain. Mereka menghargai keberagaman dan memperlakukan

pendapat dan kontribusi orang lain dengan hormat.

Jurnal MOOC 14
b. Kesediaan untuk Belajar: Orang yang kolaboratif bersedia untuk belajar dari

orang lain dan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka melalui

interaksi dengan orang lain. Mereka tidak takut mengakui kekurangan mereka

sendiri dan mencari masukan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja

mereka.

c. Kemampuan Komunikasi: Kolaborasi memerlukan kemampuan komunikasi yang

baik. Orang yang kolaboratif mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif,

baik secara lisan maupun tertulis, dan mampu mendengarkan dengan baik.

d. Kesepakatan dan Konsensus: Kolaborasi melibatkan mencapai kesepakatan

atau konsensus dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah

bersama. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan

perbedaan pendapat dan mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak

terlibat.

e. Pembagian Tanggung Jawab: Orang yang kolaboratif bersedia untuk berbagi

tanggung jawab dan beban kerja dengan orang lain dalam mencapai tujuan

bersama. Mereka siap memberikan kontribusi yang sesuai dengan keahlian dan

kapasitas mereka, dan siap membantu rekan-rekan mereka ketika diperlukan.

Jurnal MOOC 15
AGENDA III

A. SMART ASN

1. Literasi Digital

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital

dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &

Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari

kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya

menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan

aman menggunakan media digital (digital safety)

Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,

mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi,

dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk

pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi

yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi

informasi dan literasi media.

Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah

bagaimana set iap individu menyadari bahwa ket ika memasuki Era Digital, secara

otomat is dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan,

sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan

kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada

nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya

pendidikan sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu

para digital native (warga digital) yang lebih banyak „belajar‟ dari media digital.

Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness communication tanpa

stereotip dan pandangan negat ive adalah juga persoalan meningkatkan

kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.

Jurnal MOOC 16
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk

mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak

Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa

nyaman. Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi

menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau

ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Kesejahteraan digital

merupakan ist ilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital

terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung

jawab untuk menciptakan kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap individu.

B. MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara) merujuk pada pengelolaan sumber

daya manusia yang bekerja di berbagai lembaga pemerintah dan badan negara di

Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek manajemen ASN:

1) Rekrutmen dan Seleksi: Proses rekrutmen dan seleksi ASN dilakukan untuk

mengisi posisi-posisi di berbagai instansi pemerintah. Proses ini meliputi

pengumuman lowongan, pengajuan lamaran, uji kompetensi, dan seleksi akhir

untuk memastikan bahwa individu yang terpilih memiliki kompetensi dan

kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan jabatan.

2) Penempatan dan Mutasi: Setelah direkrut, ASN ditempatkan pada posisi atau

unit kerja tertentu sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimilikinya.

Selain itu, manajemen ASN juga dapat melakukan mutasi ASN antarunit kerja

atau antarinstansi untuk mengoptimalkan penempatan sumber daya manusia.

3) Pengembangan Karyawan: Manajemen ASN juga melibatkan

pengembangankaryawan melalui berbagai program pelatihan dan

pengembangan keterampilan. Ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme ASN dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Jurnal MOOC 17
4) Evaluasi Kinerja: Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala untuk menilai

pencapaian ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hasil

evaluasi kinerja ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan karir,

peningkatan gaji, atau pemberian penghargaan.

5) Disiplin dan Pengawasan: Manajemen ASN juga mencakup pengawasan dan

penegakan disiplin terhadap perilaku dan kinerja ASN. Ini termasuk penanganan

pelanggaran kode etik atau aturan kerja, serta penerapan sanksi jika diperlukan.

6) Kesejahteraan dan Penghargaan: Manajemen ASN bertanggung jawab untuk

memastikan kesejahteraan dan kepuasan kerja ASN. Ini dapat meliputi

penyediaan fasilitas kesehatan, program kesejahteraan, serta pemberian

penghargaan dan insentif sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi ASN.

Penerapan manajemen ASN yang efektif diharapkan dapat meningkatkan

kinerja dan pelayanan publik yang lebih baik dari lembaga pemerintah dan badan

negara. dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi

Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:

1) Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN;

2) Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan

dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN

diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah

Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif

terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi polit ik,

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu

tersedia sumber daya aparatursipil Negara yang unggul selaras dengan

perkembangan jaman.

Jurnal MOOC 18
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS);

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan

yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh

dan intervensi semua golongan dan partai politik Untuk menjalankan kedudukannya.

Fungsi Pegawai ASN sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan public;

2) Pelayan public;

3) Perekat dan pemersatu bangsa Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin

kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah

mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik

dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.

Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para

ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Manajemen ASN Pasca recruit ment, dalam organisasi berbagai system

pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana

semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi

pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai

diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad

performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari

organisasi untuk meningkatkan kinerja.

1) Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.

Jurnal MOOC 19
2) Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,

pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,

penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhent

ian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan

3) Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian

kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian

penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan

perlindungan.

4) Pengisian jabatan pimpinan t inggi utama dan madya pada kementerian,

kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah

dilakukan secara terbuka dan kompetit if di kalangan PNS dengan

memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan lat

ihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi

selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelant ikan Pejabat Pimpinan Tinggi,

kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan

perundang- undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

6) Penggant ian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun

dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan

Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun

7) Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian

memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan

pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan

yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiat if

sendiri

Jurnal MOOC 20
8) Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang

diangkat menjadi Pejabat Negara diberhent ikan sementara dari jabatannya

dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

9) Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik

Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:

menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan

mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

10) Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan

dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi

ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi

Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif.

Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Jurnal MOOC 21
KESIMPULAN

1. Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka

mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa

(nat ion character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (nat ional syst em)

yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka

Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan

negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Salah

satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara,

baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara

menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan

jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga et ika,

etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati

diri bangsa yang luhur dan terhormat.

2. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core

Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen

memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat Amanah seorang ASN

menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan

Core Values ASN BerAKHLAK.

3. Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan

sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital

native (wargadigital) yang lebih banyak „belajar‟ dari media digital. Meningkatkan

kemampuan membangun mindfulness communicat ion tanpa stereotip dan

pandangan negat ive adalah juga persoalan meningkatkan kemampuan literasi

media dalam konteks budaya digital. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS

dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan

Jurnal MOOC 22
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,pengembangan karier, pola karier,

promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,penghargaan, disiplin,

pemberhent ian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen

PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan

tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;

pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Jurnal MOOC 23

Anda mungkin juga menyukai