Anda di halaman 1dari 18

Revisi Kelompok III

KONSEP BANGSA DAN NEGARA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik
Dosen Pengampu : Drs. SURYA SUKTI, M.A

Oleh

RAUDHATUL UTRAJAH
NIM:1902140026
Jl.Galaxy 1 No 17 Kota Palangka Raya
SITI MAULIDIAH
NIM.190214006
Jl. Stadji, Wortel Gamg brokoli V Kecamatan Panarung, Kelurahan
Pahandut.
ERMA
NIM.1902140038
Jl.Dr.Murjani Kota Palangka Raya
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
KELAS A
TAHUN 2022/2023
ABSTRACT

Indonesia is an archipelagic country that has a diversity of cultures, races, ethnic


groups, beliefs, religions, and languages. According to the motto of Bhineka
Tunggal Ika, even though it has cultural diversity, Indonesia is still one. The
diversity that exists in Indonesia is the wealth and beauty of the Indonesian nation.
The term nation-state which means to align between the terms 'state' (state) and
'nation' (nation). This leads to an understanding that a state cannot be realized
without the ties of different ethnic groups, with which a different 'nation' can be
united in a container of ties called a 'state. So it can be concluded that the Nation
is a group of human beings who have a common identity, and have common
language, ideology, culture, history, and purpose. Meanwhile, the state is a social
group that occupies a specific territory or region that forms an organization under
political and governmental institutions.

ABSTRAK

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku
bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal
Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu.
Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
Indonesia. Istilah negara-bangsa yang berarti mengerjakan antara istilah ‘negara’
(state) dengan ‘bangsa’ (nation). Ini membawa kepada suatu pemahaman bahwa
suatu negara tidak mungkin diwujudkan tanpa ikatan dari berbagai suku bangsa,
yang dengan ikatan itu maka suatu ‘bangsa’ yang berbeda-beda dapat disatukan
dalam suatu wadah ikatan yang disebut ‘negara. Jadi dapat disimpulkan Bangsa
adalah suatu kelompok manusia yang memiliki identitas bersama, dan mempunyai
kesamaan bahasa, ideologi, budaya, sejarah, dan tujuan. Sementara itu, negara
adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
membentuk suatu organisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan.

Kata kunci: konsep Bangsa, Konsep Negara, Bhineka Tunggal Ika.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik berupa
sehat fisik maupun akan pikiran sehingga kami selaku penyusun mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Bangsa dan Negara” ini guna
memenuhi tugas mata kuliah”Pengantar Ilmu Politik “ dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi besar Nabi
Muhammad SAW yang telah dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami tentu menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan masukan serta kritik yang membangun dari
pembaca agar nantinya makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian,
kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Akhir kata, dengan mengharap ridho Allah SWT, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menaati perjalanan
beraqidah menuju jenjang kehidupan akhirat, dan semoga makalah ini pula dapat
berperan sebagaimana mestinya.

Palangka Raya, 15 Maret 2022

Kelompok III

ii
MOTTO

‫بعدالفشلهناكعالمةعلىالنجاح‬

After your failure there is a sign of your success

Setelah kegagalan ada tanda keberhasilan

‫نطمح أن يلهم‬

Aspire to inspire

Bercita-cita untuk menginspirasi

‫ توجد طريقة‬، ‫حيثما توجد إرادة‬


Where there is a will, there is a way

Dimana ada kemauan disitu ada jalan

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan dan Penulisan..................................................................................2
D. Metode Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pembentukan Bangsa-bangsa..........................................................3
B. Faktor-faktor Pembwentukan Identitas Bersama........................................4
C. Ideologi Nasional........................................................................................7
D. Integrasi Politik...........................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa merupakan sekumpulan orang yang memiliki kesamaan asal
keturunan, adat,bahasa, dan sejarah, serta berpemerintahan sendiri, Negara
adalah Aosiasi politik yang mempunyai kedaulatan dalam suatu teritorial, yang
membentuk dan memperaktikan kewenangan, dimana didalamnya terdapat
kelompok masyarakat yang terikat oleh peraturan yang berlaku di negara
tersebut.
Negara bertujuan untuk menciptakan kondisi di mana kepentingan
masyarakat dapat terpenuhi, namun tetap melalui control yang tegas oleh
peraturan Fungsi negara secara umum adalah menciptakan ketertiban, keadilan,
kemakmuran, dan keamanan.1
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang
dikenal sebagai Nusantara,yang artinya negara kepulauan yang terdiri dari
ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh
ratusan juta penduduk. NKRI dikenal juga sebagai negara yang memiliki
keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga
tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbedabeda
tetapi tetap satu juga”. Indonesia mengalami bererapa kali pergantian bentuk
negara, mulai dari tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik
Indonesia Serikat (RIS), kemudian tanggal 27 Desember 1949 belanda
mengakui kedaulatan Indonesia berubah menjadi Negara Serikat, bangsa
Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia
kembali ke bentuk negara kesatuan. Tujuan NKRI adalah seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pada alinea ke 4 yang berbunyi
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
1
Isjwara, F. Pengantar Ilmu Politik, 1992. Bandung: Binacipta

1
Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan social”.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi negara
yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh
rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Kita sebagai
generasi penerus wajib turut serta dalam usaha membela negara. Menjaga sikap
dan perilaku dalam mempertahankan NKRI.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembentukan Bangsa dan Negara?
2. Apa saja faktor pembentukan identitas bersama?
3. Apa yang dimaksud dengan Ideologi Nasional?
4. Apa yang di maksud dengan integrasi politik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan, apa saja proses pembentukan
bangsa-bangsa
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan, apa saja factor-faktor identitas
bersama
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan, bagimana ideologi nasional
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan, bagaimana integrasi politik
D. Manfaat penulisan
Manfaat teoritis
a. Bagi penulis hal ini sebagai sarana untuk kita mengaplikasikan ide-ide
pokok mengenai ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan.
b. Memberikan suatu pemikiran mengenai bagaimana konsep bangsa dan
negara
Manfaat praktis

2
Dapat menambah wawasan dan pengalaman secara langsung
mengenai bagaimana suatu pemikiran mengenai paradigma pemikiran
simbiosis mutualistik itu sendiri.

E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu
mengumpulkan referensi dari beberapa buku dan artikel ilmiah dan jurnal
yang diambil dari internet dan website tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan makalah, yang bisa juga disebut sebagai metode pustaka.
1. Sumber dan Jenis Data
Dalam penyusunan makalah ini diperlukan suatu metode. Adapun
dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan metode kepustakaan
dan internet.
2. Pengumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi pustaka, informasi yang didapatkan
dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi
yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait pada materi yang
dibahas.
3. Analisis Data
Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topic
kajian kemudian dilakukan penyusunan makalah berdasarkan data yang
di persiapkan secara logis dan sistematis.
4. Penarikan Kesimpulan
Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan
masalah, tujuan penulisan dan pembahasan. Simpulan yang di tarik serta
mempresentasikan pokok pembahasan makalah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukan Bangsa-Bangsa

Suatu negara yang memiliki berbagai suku bangsa dan ras berupaya
keras membentuk suatu bangsa baru dengan identitas kultural yang baru pula.
Hal itu dimaksudkan agar terbentuknya suatu negara terpusat modern yang
penduduknya meliputi satu nasionalitas (suatu bangsa) merupakan proses
pembentukan bangsa-negara. Pengertian bangsa dalam istilah satu bangsa
berbeda dengan pengertian bangsa dalam istilah bangsa negara (nation-
state).Bangsa dalam bangsa-negara mencakup jumlah kelompok masyarakat
(berbagai suku bangsa dan ras) yang lebih luas daripada bangsa dalam suku
bangsa. Kesamaan identitas kultural dalam suku bangsa lebih sempit
cakupannya daripada identitas kultural dalam bangsa-negara. Dikatakan
sebagai komunitas politik yang dibayangkan karena bangsa yang paling kecil
sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama lain.

Dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang paling besar


sekalipun yang penduduknya ratusan juta jiwa— mempunyai batas wiayah
yang relatif jelas. Dibayangkan sebagai berdaulat karena bangsa ini berada di
bawah suatu negara mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa
tersebut. Akhirnya, disebut sebagai komunitas yang dibayangkan karena
terlepas dari adanya kesenjangan dan penindasan, para anggota bangsa Itu
selalu memandang satu sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
Perasaan sebangsa inilah yang menyebabkan berjuta-juta orang bersedia mati
bagi komunitas yang dibayangkan Itu.2

Sementara itu, secara umum dikenal adanya dua model proses


pembentukan bangsa-negara. Pertama, model ortodoks yang bermula dari
adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk
2
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia,
Deepublish, Yogyakarta, 2019.

4
satu negara tersendiri. Setelah bangsa-negara ini terbentuk, kemudian suatu
rezim politik (konstitusi) dirumuskan dan ditetapkan, dan sesuai dengan pilihan
rezlm politik itu, dikembangkan sejumlah bentuk partisipasi politik warga
masyarakat dalam kehidupan bangsa-negara. Pada tingkat prkembangan
tertentu, munculnya kesadaran politik di kalangan satu atau beberapa kelompok
suku bangsa untuk berpartisipasi dalam proses politik akan membawa mereka
kepada pertanyaan yang lebih mendasar. Pertanyaan ini berkaitan dengan
pilihan rezim politik. Hal itu dipertanyakan setelah melalui proses politisasi
yang secukupnya.

Suatu bangsa akan terbentuk apabila masalah-masalah bentuk


partisipasi politik dan rezim politik disepakati jawabannya. Namun, pada
proses politisasi yang dilakukan secara memadai, mungkin saja terdapat satu
atau lebih kelompok suku bangsa yang tidak bersedia ikut serta dalam bangsa
yang baru. Mungkin disebabkan ketidaksetujuan mereka terhadap pilihan
bentuk-bentuk partisipasi politik dan rezim politik. Kedua model ini berbeda
dalam empat hal. Pertama, ada tidaknya perubahan unsur dalam
pengelompokan masyarakat.

Model ortodoks tidak mengandung perubahan unsur karena satu


bangsa membentuk satu negara. Model mutakhir mengandung perubahan unsur
dari banyak kelompok suku bangsa menjadi satu bangsa baru. Kedua, lamanya
waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan bangsa-negara. Model
ortodoks memerlukan waktu yang singkat sebab membentuk struktur
kekuasaari saja (tidak perlu membentuk identitas kultural baru), sedangkan
model mutakhir memerlukan waktu yang lebih lama karena harus mencapai
kesepakatan tentang identitas kultural (nasionalitas) yang baru. Ketiga,
kesadaran politik dalam model ortodoks muncul setelah terbentuknya bangsa-
negara, sedangkan dalam model mutakhir kesadaran politik muncul
mendahului dan menjadi kondisi awal bagi terbentuknya bangsa negara.
Keempat, derajat pentingnya partisipasi politik dan rezim politik.

5
B. Faktor-faktor Pembentukan Identitas Bersama

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan


terbentuknya identitas bersama yang kemudian dapat membentuk identitas
nasional dalam konsep bangsa dan Negara:

1. Primordial
Yang merupakan faktor-faktor primordial adalah ikatan kekerabatan
(darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa,daerah,bahasa,dan adat-
istiadat.Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya tidak menjamin
terbentuknya suatu bangsa,namun kemajemukan secara budaya
mempersukar pembentukan satu nasionalitas baru (bangsa negara) karena
perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai,separti yang terjadi pada
Malaysia (sebab: kemajemukan suku bangsa).
2. Sakral
Yang merupakan faktor-faktor sakral adalah kesamaan agama yang
dipeluk oleh suatu masyarakat (ikatan ideology doktriner yang kuat dalam
suatu masyarakat ).Kesamaan agama atau ideologi tidak menjamin
terbentuknya suatu bangsa-negara,seperti sepuluh negara Arab
(untuk Islam) dan puluhan negara Amerika Latin (untuk Katholik).
3. Tokoh
Salah satu faktor yang menyatukan bangsa adalah kepeminpinan dari
seorang tokoh yang disegani dan dihormati.Contoh: Bung Karno dan Bung
Hatta (Indonesia),Joseph Bros Tito (Yugoslavia)
4. Sejarah
Faktor pemersatu bangsa yang tak kalah penting adalah persepsi yang
sama tentang asal-usul,pengalaman masa lalu,serta tekad dan tujuan yang
sama antar kelompok masyarakat.3
5. Bhineka Tunggal Ika

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020


3

Departemen Dalam Negeri.2003. Sosialisasi kebangsaan .Modul 8 Depdagri Dirjen


Kesatuan Bangsa

6
Suatu bangsa-negara akan terbentuk ketika memiliki prinsip bersatu
dalam perbedaan (unity in diversity).Contoh : Swiss dengan
berbagai agama,suku bangsa serta berbagai daerah, juga Amerika Serikat.
6. Ekonomi
Perkembangan ekonomi akan menimbulkan solidaritas dan
persatuan masyarakat.
Contoh : Eropa Barat dan Amerika Utara.
7. Kelembagaan
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik ,seperti birokrasi,angkatan
bersenjata dan partai politik berperan dalam menyatukan berbagai
kepentingan yang ada di kalangan penduduk sehingga membentuk suatu
kepentingan nasional.

C. Ideologi Nasional
Ideologi nasional adalah ideologi yang memuat seluruh cita-cita dan
tujuan dari suatu negara.
a. Istilah ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar , cita-cita dan logos berarti ilmu.
b. Secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang ide atau gagasan. Dalam
pengertian sehari-hari “idea” disamakan artinya dengan “cita-cita”.
c. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai ,
sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan / paham.
d. Ideologi menurut Oesman dan Alfian (1990: 6), berintikan serangkaian
nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa
sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa mereka.4
e. Ideologi merupakan kerangka penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
cita-cita bangsa. Ideologi bangsa adalah cara pandang suatu bangsa dalam
menyelenggarakan negaranya. Ideologi adalah suatu sistem nilai yang

4
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0,
Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.

7
terdiriatas nilai dasar yang menjadi cita-cita dan nilai instrumental yang
berfungsi sebagai metode atau cara mewujudkan cita-cita tersebut.
f. Ideologi sebagai kumpulan gagasan , ide, keyakinan, kepercayaan yang
menyeluruh dan
g. sistematis, yang menyangkut :
a. Bidang politik
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang agama
e. Soejono Soemargono (1983)
h. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normative.

D. Integrasi Politik
Integrasi politik menunjuk pada sebuah ‘proses kepada’ atau sebuah
‘produk akhir’ penyatuan politik di tingkat global atau regional di antara unit-
unit nasional yang terpisah. Integrasi politik sebagai sebuah proses di mana
sekelompok masyarakat, yang pada awalnya diorganisasikan dalam dua atau
lebih negara bangsa yang mandiri, bersama-sama mengangkat sebuah
keseluruhan politik yang dalam beberapa pengertian dapat digambarkan
sebagai sebuah ‘community’.
Dapat di artikan juga bahwasannya intgrasi politik adalah penyatuan
masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis,
yakni 1) integrasi bangsa,
1. integrasi wilayah,
2. integrasi nilai,
3. integrasi elit-massa, dan
4. integrasi tingkah laku (perilaku integratif).5

5
Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan
Perundang-
Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.

8
Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national
integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai
pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation” artinya
bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar
belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.

1. Aspek Integrasi
a. Integrasi bidang politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal
dan horizontal. Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut
hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa
pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani
celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang
partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang
berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat
beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
b. Integrasi bidang ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan
antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat.
Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-
orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dan sinergis.
c. Integrasi bidang sosial budaya
ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-
unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya. Integrasi
sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok

9
kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan
ras.6

Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap


identitas -identitas baru yang diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa
nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya.
Negara-bangsa baru, seperti halnya Indonesia setelah tahun 1945, sangat
penting membangun integrasi nasional. Ada dua hal yang dapat menjelaskan
hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang
perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat
Indonesia. Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi
masalah pelik bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya,
tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa (nation
state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku)
yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar.

Ainul Yakin,2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Mulya


6

Budiyanto, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. LAN

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Suatu negara yang memiliki berbagai suku bangsa dan ras berupaya keras
membentuk suatu bangsa baru dengan identitas kultural yang baru pula.
Hal itu dimaksudkan agar terbentuknya suatu negara terpusat modern yang
penduduknya meliputi satu nasionalitas (suatu bangsa) merupakan proses
pembentukan bangsa-negara. Pengertian bangsa dalam istilah satu bangsa
berbeda dengan pengertian bangsa dalam istilah bangsa negara (nation-
state).
b. Terdapat tujuh faktor yang menyebabkan terbentuknya identitas bersama
yang kemudian dapat membentuk identitas nasional dalam konsep bangsa
dan Negara
1. Primordial
2. Sakral
3. Tokoh
4. Sejarah
5. Behineka tunggal ika
6. Ekonomi
7. Kelembagaan
c. Yang di maksud dengan suatu ideology nasional adalah suatu Ideologi
nasional adalah ideologi yang memuat seluruh cita-cita dan tujuan dari
suatu negara.
d. Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya adalah “national
integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai
pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation”
artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda

11
latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu
kekuasaan politik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara


Indonesia,Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020

Departemen Dalam Negeri.2003. Sosialisasi kebangsaan .Modul 8 Depdagri Dirjen


Kesatuan Bangsa

Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020

Ainul Yakin,2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Mulya

Budiyanto, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. LAN

13

Anda mungkin juga menyukai