Anda di halaman 1dari 17

PROSES

BERBANGSA DAN BERNEGARA

TUGAS KELOMPOK 2
DISUSUN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA
DOSEN PENGAMPU:
MOH. ALI KURNIAWAN, S.HI., M.H

DISUSUN OLEH:

1. ACIN NIM. 231122001


2. AMI HUSNAINI NIM. 231122005
3. ANNISA SHOLEHAT NIM. 231122008
4. APOLONIA ASENDRIKA NIM. 231122010
5. BRIGITA WIBI. P NIM. 231122016
6. DWI ISMARWATI NIM. 231122020
7. HAMZAH RIPAI. H NIM. 231122029
8. SELINA ELIN NIM. 231122029
9. YUNIARTI NIM. 231122075

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
SARJANA TERAPAN DAN
PROFESI NERS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan segala nikmat dan
kesempatan kepada Kami sehingga dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Pancasila yang berjudul “Proses Berbangsa dan Bernegara”
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta sebagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena masih dalam tahap belajar.
Oleh karena itu, kami dengan terbuka akan menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan
para pembaca khususnya.

Sintang, Oktober 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Bangsa dan Negara .................................................. 1
B. Proses Berbangsa dan Bernegara ............................................... 1
C. Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara .............. 3
D. Pengertian Hakikat Berbangsa ................................................... 7
E. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa ............................................ 8
F. Pengertian Hakikat Bernegara ................................................... 8
G. Unsur -unsur Negara ................................................................. 10
H. Manfaat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ........................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bangsa dan Negara


Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang mempunyai
persamaan tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah. Jadi Bangsa
Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang
sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam
satu wilayah Nusantara/Indonesia.
Secara etimologis, negara berasal dari kata belanda staat, atau inggris
state, yang berasal dari bahasa latin yaitu Status atau statum yang berarti
“menempatkan dalam keadaan berdiri” jadi organisasi diantara
sekelompok/beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang
mengurus tata tertib atau bisa diartikan sebagai satu perserikatan yang
melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat
dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
B. Proses Berbangsa dan Bernegara
1. Masa sebelum kemerdekaan
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan
lebih berorientasi pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari
tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII dan Kerajaan Majapahit
abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para
penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk
mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang menyebabkan
kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena kerajaan
tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang
sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam
periode selanjutnya secara nyata mulai dipersiapkan kemerdekaan
Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan dibentuknya
Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan

1
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
2. Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya
dengan hakikat pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara
dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan
kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara,
menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa,
maka takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan
Indonesia dalam proses berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara
yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari
masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan
semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah
masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa
turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk
menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara
harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga
dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu
sendiri. Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat
untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal yang
bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses
berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara,
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan
kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting
ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang
dan seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke

2
depan. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan
keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama yang dapat memberi
suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah
tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa individu – individu
tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni
suatu kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu
perasaan akan harga diri.Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga
diperlukan penciptaan identitas bersama.
Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat dilihat pada:
a. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
b. Lambang negara yaitu Garuda Pancasila
c. Slogan/semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika
d. Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia
e. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
f. Pahlawan-pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti
patimura, Hasanudin, Pangeran antasari dan lain-lain
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup.
Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan
internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain.
Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta
kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok
dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas
bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan
bangsa dan negara di masa depan.
C. Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sejarah menunjukkan dinamika kehidupan bangsa Indonesia
mengalami pasang surut sesuai dengan tantangan zaman yang dihadapi.
Segala perubahan yang terjadi disadari sebagai konsekuensi kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan lingkungan masyarakat internasional. Dalam
rangka pelaksanaan kehidupan nasional Indonesia telah memiliki seperangkat
sarana yang dapat digunakan sebagi acuan, yaitu :

3
1. Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia terkandung
didalamnya konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan
yang terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Pancasila tidak hanya sebagai pandangan
hidup bangsa, tetapi juga sebagai dasar negara RI. Pancasila dalam
kehidupan ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar falsafah
Negara (Philosofiche Gronslag). Dalam pengertian ini Pancasila suatu
dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan
kata lain Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan negara.
Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa
Indonesia yang pluralistik dan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu
mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan
negara-bangsa Indonesia. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha
Esa, mengandung konsep dasar yang terdapat pada segala agama dan
keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat Indonesia, merupakan
common denominator dari berbagai agama, sehingga dapat diterima
semua agama dan keyakinan. Demikian juga dengan sila kedua,
kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penghormatan terhadap
hak asasi manusia. Manusia didudukkan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, tidak hanya setara, tetapi juga secara adil dan beradab.
Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam
implementasinya dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, sedang kehidupan
berbangsa dan bernegara ini adalah untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk kesejahteraan perorangan
atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi
negara-bangsa yang pluralistik. Pancasila sebagai salah satu pilar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki konsep, prinsip dan nilai
yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero

4
wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya
Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. UUD 1945
Undang Undang Dasar 1945 adalah hukum dasar yang tertulis.
Sebagai hukum, maka UUD 1945 bersifat mengikat bagi pemerintah
lembaga negara, lembaga masyarakat, setiap warga negara Indonesia di
mana saja dan setiap penduduk yang ada di wilayah negara Indonesia.
Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma – norma, aturan – aturan atau
ketentuan – ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati.
Undang Undang Dasar bukanlah hukum biasa. Sebagai hukum
dasar, undang– undang dasar itu sendiri merupakan sumber hukum.
Setiap produk hukum seperti undang–undang, peraturan atau keputusan
pemerintah, dan juga setiap tindakan kebijakan pemerintah haruslah
berdasarkan dan bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi yang
pada akhirnya dipertanggungjawabkan pada ketentuanketentuan UUD
1945.UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Pembukaan
UUD 1945 dan Pasal–pasal UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan sebagai pokok
kaidah fundamental negara RI. Dengan demikian pembukaan memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dari pasal–pasal UUD 1945. Dalam
kaitannya dengan pembukaan UUD 1945 ini berhubungan dengan
Pancasila. Dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945 dengan jelas
menunjukkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara RI. Oleh karena
kedudukan Pembukaan sebagai pokok kaidah fundamental negara RI,
mempunyai kedudukan yang sangat kuat, tetap, dan tidak dapat diubah
oleh siapapun, maka perumusan Pancasila yang terkandung di dalam
pembukaan bersifat kuat, tetap dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Dengan kata lain, perumusan Pancasila yang sah adalah seperti yang
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945
3. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia
merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk menyamakan persepsi,

5
visi dan motivasi dalam rangka menjamin persatuan dan kesatuan serta
kepentingan nasional dalam rangka pencapaian cita – cita nasional
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam
kehidupannya secara umum manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
keturunan dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan wawasan nasional,
manusia Indonesia yang telah bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
sangat diwarnai oleh faktor lingkungan baik internal maupun eksternal,
dekat maupun jauh.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia
merupakan penjabaran dari falsafah bangsa Indonesia Pancasila sesuai
dengan kondisi atau keadaan geografis negara serta sejarah yang
dialaminya. Melalui wawasan tersebut bangsa Indonesia menentukan
cara–cara pemanfaatan kondisi geografis, kondisi sosial budaya dan
lingkungannya dalam rangka menjamin kepentingan nasional dan
mencapai cita – cita nasional
4. Ketahanan Nasional sebagai Pendekatan Konsepsional
Setiap bangsa mempunyai cita–cita luhur yang ingin dicapai.
Perjuangan untuk mencapai cita–cita tersebut mempunyai fungsi sebagai
penentu tujuan nasionalnya. Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional
setiap bangsa akan menghadapi berbagai macam tantangan. Untuk itu,
setiap bangsa harus memiliki harus memiliki ketahanan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik bangsa, meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatsi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasional. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
keuletan dan menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional
yang tangguh akan lebih mendorong pembangunan nasional, dan

6
berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan
nasional.
D. Pengertian Hakikat Berbangsa
Sejak awal manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara
berpasangan (Adam dan Hawa), laki-laki dan perempuan. Oleh karena
berpasangan inilah manusia menjadi semakin bertambah jumlahnya seiring
dengan kebutuhan biologisnya. Dengan semakin berkembangnya manusia di
dunia ini maka semakin berkembang pula kebutuhan untuk pemenuhan
hidupnya sehari-hari, mulai dari kebutuhan sandang, pangan, sampai papan.
Untuk memenuhi kebutuhan inilah manusia saling berinteraksi satu sama lain.
Hubungan antarmanusia hanya dapat dilakukan dalam suatu
kelompok/komunitas. Oleh karena itu, setiap manusia tidak dapat hidup
sendiri, setiap manusia selalu berhubungan dengan manusia lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki
identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi,
budaya, dan/atau sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul
keturunan yang sama. Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa,
yaitu “natie” dan “nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan
oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut:
1. Satu kesatuan bahasa.
2. Satu kesatuan daerah.
3. Satu kesatuan ekonomi.
4. Satu kesatuan hubungan ekonomi.
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Sebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas
etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-
cirinya adalah: memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama,
kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas
tertentu. Istilah bangsa sering disebut sama dengan istilah rakyat. Untuk
membedakan keduanya para ahli mengatakan bahwa bangsa adalah suatu
pengertian politis, sedangkan rakyat adalah suatu pengertian sosiologis.

7
E. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya
faktorfaktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni
kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan politik,
perasaan, dan agama. Menurut Friedrich Hertz ada 4 unsur yang berpengaruh
bagi terbentuknya suatu bangsa, yaitu:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan Nasional.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan Nasional bebas dari dominasi
dan campur tangan bangsa asing.
3. Keinginan akan kemandirian, Keunggulan, Indifidualitas, Keaslian atau
Kekhasan menjadi tinggi Bahasa Nasional.
4. Keinginan untuk menonjol diantara bangsa-bangsa dalam mengejar
kehormatan pengaruh prestise.
F. Pengertian Hakikat Bernegara
Negara merupakan integrasi kekuasaan politik, organisasi pokok
kekuatan politik, agency (alat) masyarakat yang memegang kekuasaan
mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala
kekuasaan di dalamnya. Dengan demikian negara mengintegrasikan dan
membimbing berbagai kegiatan sosial penduduknya ke arah tujuan bersama.
Istilah Negara merupakan terjemahan dari kata staat (bahasa Belanda),
state (bahasa Inggris), etat (bahasa Perancis), lo stato (bahasa Italia), dan der
staat (bahasa Belanda). Menurut bahasa sansekerta, negari atau negara yang
berarti kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut
negeri atau Negara, yang berarti tempat tinggal. Istilah staat mula-mula
dipergunakan di Eropa Barat pada abad ke-15, bahwa kata staat, state, etat itu
dialihkan dari kata status atau statum (bahas Latin) yang secara etimologis
berarti sesuatu yang memiliki sifat-sifat tegak dan tetap. Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup
dalam satu daerah/wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan
diurus oleh suatu badan pemerintahan dengan teratur. Dapat disimpulkan
bahwa negara merupakan:

8
1. Organisasi kekuasaan yang teratur
2. Organisasi yang mempunyai kekuasaan yang bersifat memaksa dan
memonopoli
3. Suatu organisasi untuk mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat
4. Persekutuan yang mempunyai wilayah tertentu dan yang dilengkapi
dengan alat perlengkapan Negara.
Pada umumnya sifat hakikat negara mencakup hal-hal berikut:
1. Sifat Memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk
memaksakan kekuasaan fisik secara legal, sehingga sseluruh peraturan
perundang-undangan serta kebujakan lainnya dapat ditaati oleh
masyarakat, terwujud ketertiban dan kemampuan dalam masyarakat.
2. Sifat Monopoli, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk menetapkan
tujuan bersama masyarakat. Bila warga negara dan masyarakat
mengingkari dan melanggar hal demikian, maka negara dapat mengambil
tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. Sifat Mencakup Semua (all-encompasing, all-embaracing), artinya semua
peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa
terkecuali.
4. Sifat Menentukan, artinya negara memiliki kekuasaan untuk menentukan
sikapsikap untuk menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga
membuat Negara dapat menentukan secara unilateral dan dapat pula
menuntut bahwa semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara
(kecuali orang asing) menjadi anggota politik Negara.
Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentuk perwujudan dari sifat-sifat
Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakekat
Negara, diantaranya:
1. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,
kebutuhan antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di
dalam ruang lingkup masyarakat terdapat banyak kepentingan individu
yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak jarang pula saling
bertentangan. Maka manusia harus dapat beradaptasi dengan baik untuk

9
menyesuaikan kepentingan-kepentingannya agar dapat hidup dengan
rukun
2. Teori Yuridis
a. Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang
yang bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.
b. Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan
setiap orang yang berada di wilayah tersebut harus tunduk terhadap
raja tersebut.
c. Perjanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi
hak-hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka
masyarakat dapat meminta pertanggung jawaban raja.
G. Unsur -unsur Negara
1. Rakyat
Orang yang diam dan berkumpul disuatu Negara.
2. Wilayah
Bagian/tempat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara,
seperti:
a. Darat
b. Udara
c. Laut
d. Wilayah ekstra territorial
3. Pemerintah yang berdaulat
Arti sempit: lembaga eksekutif (Presiden dan kabinet).
Arti luas: semua badan yang berwenang mengelola negara, terdiri:
a. Legislatif : DPR
b. Eksekutif : Presiden
c. Yudikatif: MA
d. Eksaminatif (kontrol): BPK
e. Konstitutif : MPR

10
4. Pengakuan negara lain
a. De facto (fakta/fisik)
Kenyataan berdirinya suatu negara. Bersifat: lemah, mudah berubah.
b. De jure (hukum)
Manfaat kehiduan Berbangsa dan Bernegara. Pentingnya memahami
sikap berbangsa dan bernegara dalam setiap warga dapat
memeberikan manfaat yang besar bagi dirirnya, masyarakat bangsa
dan negara.
H. Manfaat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1. Dengan kehidupan Berbangsa dan Bernegara kita dapat mengetahui
sejarah negara kita sendiri serta dapat melestraikan budaya Indonesia dan
tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat Nasional
maupun Internasional.
2. Dengan kesadaran Berbangsa dan Bernegara kita dapat mewujudkannya
dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok
dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat Nasional
maupun Internasional.
3. Dapat memahami isi dari pancasila yang berguna untuk mempersatukan
bangsa Indonsesia yang terdiri dari beranekaragam budaya, agama, etnis,
dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan dan hambatan.
4. Dengan kehidupan Berbangsa dan Bernegara akan memunculkan sikap
rela berkorban seperti contoh dalam dunia olahraga, para atlet bekerja
keras untuk bisa mengahrumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana
kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi atlet saja, mereka juga
memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
mengahbiskan waktunya mengantri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.

11
5. Dapat menciptakan keamanan dan lingkungan sekitar seperti menjadi
bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam.
6. Dapat menjaga kebersihan serta kesehatan antara kebersihan tempat
tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh
besar bagi generasi penerus bangsa.
7. Dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap produksi dalam negeri agar
Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri.

12
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Bangsa adalah kumpulan dari banyaknya orang yang mempunyai
persamaan tujuan, asal, adat istiadat, bahasa, dan sejarah.
2. Negara adalah beberapa kelompok manusia yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan
yang mengurus tata tertib atau bisa diartikan sebagai satu perserikatan
yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
3. Unsur-unsur negara adalah memiliki wilayah, memiliki rakyat,
pemerintahan yang berdaulat,
4. Proses berbangsa dan bernegara dibedakan menjadi 2, yaitu berbangsa
dan bernegara sebelum kemerdekaan dan saat ini.
5. Manfaat hidup berbangsa dan bernegara antar lain : dapat mengetahui
sejarah negara, dapat menjadikan anak-anak bangsa yang berprestasi
baik, dapat mempersatukan bangsa indonesia tidak mengenal ras, budaya
atau suku bangsa bahkan agama, menumbuhkan rasa tolong menolong
antar rakyat, dapat menciptakan keamanan dilingkungan, dapat menjaga
kebersihan dan keamanan dan kesejahteraan, dan dapat menimbulkan
rasa cinta terhadap produksi yang dibuat oleh negeri sendiri.
B. Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini mahasiswa dan mahasiswi dapat
lebih menghargai jasa-jasa para pahlawan yang sudah berjuang untuk negara
kita merdeka sehingga kita tidak merasakan proses berbangsa dan bernegara
sesulit mereka-mereka saat dimedan perang.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan bagi kami
dan para pembaca semoga dapat lebih memahami dan mengerti juga
diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, M., Wawasan Nusantara Dalam Peraturan Perundang-undangan


Negara Republik Indonesia, Shalia Indonesia, 1980. Buku sejarah perjuangan
bangsa Indonesia.
Drs.S. Sumarsono, MBA, Pendidikan Kewarganegaraan, 2002. Jakarta, PT
Gramedia Pustama Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai