Si, MH
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
“ Pendidikan Bela Negara Sebagai Kewajiban Warga Negara ”
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Sholawat dan salam tetaplah
kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
Terima kasih kepada Bapak Dr. H. Husen Sarujin SH. MM. M.Si. MH. selaku
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan sesuai
wawasan bagi pembaca dan juga penyusun. Harapan kami semoga makalah ini
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
C. Tujuan .........................................................................................3
D. Bentuk dan Wujud Penerapan Sikap dan Perilaku Bela Negara ....26
A. Kesimpulan ................................................................................32
B. Saran ........................................................................................33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya. Seperti apakah Hak dan
paling nampak adalah unsur-unsur dari negara adalah berupa rakyat, wilayah
dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di
siapa sajakah yang bisa dianggap warga negara. Di Indonesia merupakan salah
Bebicara bela negara tentulah di benak kita akan terlintas suatu tidakan
dan negara, arti bela negara sendiri sebenarnya sikap atau perilaku warga
1
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sikap ini dilandasi oleh konstitusi kita UUD 1945
pasal 27 ayat 3 “ Setiap Warga Negara Berhak dan Wajib Ikut Serta Dalam upaya
Pembelaan Negara “ dalam hal ini setiap warga negara mmpunyi kewajiban
yang sama dalam masalah pembelaan negara baik fisik maupun non fisik.
Adapun pengertian fisik artinya kita membela negara dengan suatu tindakan
mempertahankan negara sedangkan untuk non fisik artinya kita melakukan bela
integritas negara.
Ketika kita melihat ke masa lalu konteks bela negara sebelum dan
kemerdekaan republik ini sedangkan pada era globalisasi saat ini upaya bela
negara tidaklah seperti itu lagi banyak hal yang bisa kita lakukan dalam rangka
2
bidang terutama teknologi informasi suatu keniscayaan yang tidak bisa kita
baik bahkan yang buruk sekalipun melalui jejaring internet di seluruh dunia. Hal
ini nyata berdampak pada kehidupan di masyarakat kita pada saat ini. Akibat tak
B. Rumusan Masalah
Negara?
Negara?
C. Tujuan
Warga Negara.
3
3. Untuk Mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara
Bela Negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya secara
konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan
Tahun 1945 yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
melaksanakan upaya bela negara dengan gigih untuk mengatasi berbagai bentuk
nilai-nilai dasar yang ada dalam konsepsi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
5
Bangsa Indonesia berjuang tanpa tanpa henti sejak melawan kolonial
Belanda dan pasukan sekutu, serta mengatasi berbagai konflik dalam negeri yang
“sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
dan negara”. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga
penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
merupakan :
6
Dari beberapa pernyataan diatas maka Bela Negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, serta
dimilikinya secara optimal. Artinya, fungsi pendidikan tidak lagi sekadar proses
dapat memberikan kejelasan makna bela negara sebagai nilai, semakna pada
merefleksikan patriotisme.
7
Pancasila, serta mengandung muatan identitas nasional Indonesia, serta muatan
dan berkeadaban.
kepentingan negara. Dengan demikian, bela negara termasuk nilai dasar yang
harus dibela.
bangsa ini pada 1928. Oleh karena itu, bela negara merupakan kristalisasi nilai-
nilai kebangsaan selama 17 tahun, dari 1928 hingga 1945. Puncak proses
kristalisasi nilai itu ialah pada saat proklamasi kemerdekaan bangsa, 17 Agustus
1945. Proses kristalisasi nilai itu juga disebut sebagai nilai patriotisme, yang
terdiri atas nilai-nilai pantang menyerah, rela berkorban, dan tanpa pamrih
Pancasila tidak sama dengan bela negara. Namun, Pancasila dan bela negara
8
Berdasarkan UUD 1945 amendemen ke-4 Pasal 27, ayat (3), bela negara
merupakan salah satu konsep partisipasi rakyat, yakni terbuka untuk seluruh
warga negara Indonesia. Lebih lanjut lagi, UU RI Nomor 20 Tahun 1982 Pasal 18
ayat (1) menjelaskan hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
pendahuluan bela negara (PPBN) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
sisdiknas.
Sementara itu, Pasal 19 ayat (2), menjelaskan PPBN wajib diikuti setiap
warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu; a) tahap awal, pada
pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan pada gerakan pramuka; b) Tahap
desain rumusan lima unsur dasar bela negara, yaitu; 1) cinta Tanah Air; 2)
9
dikotomis terhadap makna bela negara, yaitu dari sisi pendidikan dan dari sisi
pertahanan.
ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara“, dan Pasal 30 Ayat (1 dan 2), tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan
utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Selain UU 1945, dalam UU No.3
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
Negara. (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau
10
militer dan lapis pertahanan nirmiliter merupakan manifestasi dari keikutsertaan
yang mendasar dari pertahanan negara yang bersifat semesta adalah perlunya
kesadaran bela negara dari seluruh warga negara dari semua lapisan
masyarakat Indonesia.
Sikap bela negara itu sendiri merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi
kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut
adanya kesadaran akan bela negara, kita harus dapat memiliki sikap dan
prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.
ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Sumber daya manusia
dan mengatasi segala bentuk ancaman, baik dari dalam ataupun dari luar negeri.
11
kesadaran bela negara (PKBN) untuk tahun 2015-2040, dijadikan sebagai acuan
PKBN, sehingga tercipta kesepahaman guna terwujudnva kesaman pola pikir dan
namun pendidikan kesadaran bela negara hanya dapat berhasil apabila seluruh
bangsa yang menjadi program prioritas pemerintahan yang tertuang dalam Nawa
dalam aspek kehidupan. baik hukum, ekonomi, politik. sosial budaya, maupun
sejarah pembentuk bangsa, nilai patriotisme, nasionalisme, cinta tanah air dan
semangat bela negara dihadapkan pada kondisi objektif yang dapat mengancam
Dari sisi pendidikan, orang seolah menafsirkan bela negara hanya sebatas
12
kewarganegaraan. Perbedaan penafsiran(?) Dari sisi pertahanan, bela negara
Jika keluaran pendidikan tinggi tidak atau kurang memiliki karakter bela
Kualitas SDM yang demikian tentu merupakan sasaran empuk bagi ancaman
dilancarkan negara tertentu, misalnya, sangat mungkin terjadi, dan kita tak
mampu berbuat apa pun, karena SDM kita tidak siap. Jika SDM punya kapasitas
melandasinya, SDM tersebut hanya akan menjadikan bangsa ini sebagai boneka
bangsa lain.
5) rule of law dan HAM; 6) hak dan kewajiban warga negara serta negara; 7)
13
Perlu Pengintegrasian Proses pembelajaran yang ideal ialah yang aktif dan
ajar, kegiatan, media, dan sumber pun mampu mengundang, melibatkan, dan
memberdayakan seluruh potensi diri serta mendorong siswa didik untuk menjadi
meningkatkan kualitas diri sehingga kelak dapat menjadi pemimpin yang baik,
sangat relevan diterapkan pada pembelajaran PKn. Pada akhirnya, integrasi dan
utama tingkat nasional yang selama ini hanya dikenal melalui PKn.
berfokus pada siswa didik. Dalam model pembelajaran ini, siswa didik akan
dituntut aktif dalam mempelajari dan mencari sumber yang terkait bela negara,
termasuk kajian komparasi dengan melihat model negara lain, seperti pesan
14
memastikan kejayaan dan keberlangsungan bangsa." Menteri Pertahanan
dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan soft power bangsa
bahkan akan memberikan deterrent effect bagi negara lain yang ingin mencoba
Bela negara adalah keniscayaan dan bukan hal yang baru. Konsep
pamrih. Menhan berharap agar kesadaran bela negara terpatri dalam jiwa
rakyat Indonesia dan tercipta persatuan dan kesatuan yang kokoh agar mampu
bukan ditujukan untuk lapisan tertentu saja, akan tetapi untuk semua lapisan
masyarakat apapun profesi dan peran warga negara di dalam kehidupan sehari
hari. Sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertahanan,
15
dilaksanakan secara berkesinambungan dengan menyesuaikan perkembangan
negara yang berperan sebagai agent of change (dunia nyata & maya)
terbinanya kader bela negara di wilayah perbatasan dan daerah rawan konflik.
16
Program pembentukan kader bela negara merupakan gagasan pemerintah
militer dan nirmiliter. Kemhan akan membentuk kader bela negara dengan target
sebanyak 100 juta kader secara bertahap melalui program pembinaan kesadaran
bela negara di seluruh provinsi. Program pembentukan kader pembina bela negara
ini memiliki tujuan dan sasaran memiliki 100 Juta warga kader bela negara yang
kader pembina bela negara ini bukanlah wajib militer, namun sebagai perwujudan
hak dan kewajiban warga negara dalam pembelaan negara yang perlu disiapkan.
senjata, namun diwujudkan kepada bentuk disiplin pribadi, kelompok dan disiplin
nasional. Selain dari pada itu, untuk meningkatkan motivasi bekerja, menggalang
Program awal bela negara Iebih diarahkan kepada para pelatih atau
sebagai pembina bela negara Kedepannya para pelatih ini mampu melakukan
PAUD, TK, SD, SMP, dan seterusnya. Teknis program pembentukan para kader
di daerah, dan mengikuti pelatihan selama 1 bulan. Dalam pelatihan para kader
17
akan diberikan beberapa nilai-nilai bela negara. Nilai-nilai tursebut yaitu
berkorban. Selain itu para kader juga diberikan kemampuan awal bela negara
secara fisik dan psikis melalui kegiatan-kegiatan peningkatan disiplin fisik dan
dan negara.
18
kementerian, lembaga pemerintah, Pemerintah daerah, TNI dan Polri.
lembaga pemerintah, pemda, TNI dan Polri dan komponen bangsa lainnya.
PKBN yang direncanakan di dalam Grand Design PKBN ini, yaitu melalui : 1)
PKBN melalui pendidikan formal, mulai dari tingkat PAUD (pendidikan anak usia
formal, berbagai kursus yang ada di seluruh Indonesia. Pendidikan informal, yang
bangsa lainnya, dimana pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat Bela Negara
leading sector.
19
PKBN. Strategi ini mendasarkan konsep penularan kesadaran bela negara
informal atau liar, yang menggelinding terus bagaikan bola salju. Pembentukan
kader bela negara yang berperan sebagai ‘agent of change’ (baik di dunia nyata
dan opini, merupakan salah satu upaya strategi melalui keteladanan. Selain itu
juga peran dari tokoh masarakat, orang tua, selebritas akan sangat membantu
mata pelajaran atau mata kuliah atau merupakan bahan pelatihan tersendiri. Di
sini peran dari guru, dosen, pelatih, dan fasilitator sangat penting, juga bagaimana
materi nilai-nilai bela negara itu diorganisasikan, rancangan multi media untuk
negara, juga sangat penting. Pembiasaan, merupakan upaya penanaman nilai yang
dalam kurun waktu jangka pandang, secara konsisten dan berkesinantbungan. Jadi
dimana saja dan kapan saja, oleh siapa saja melalui saluran komunikasi cetak
terejawantahkan dalam sikap dan perilaku, serta cara pandang warga negara di
20
yang dilakukan melalui sistem penghargaan dan hukuman. Disini peranan
penghargaan sangat penting. Misal: hukuman yang berat bagi bandar narkoba,
pentingma kesadaran bela negara pada cakupan nasional. yang merupakan unsur
poster, film, jurnal, majalah berkala dan media sosial yang dapat memberikan
Gaung Bela Negara secara nasional. Contoh: salah satu pokok kegiatan
Kementerian Pertahanan di lima tahun kedua (2020-2021) dan lima tahun ketiga
mensukseskan strategi sosialisasi PKBN, agar berdaya hasil optimal, antara lain:
Sistem sosialisasi bertahap, berjenjang yang terjadi dengan baik, agar peran sadar
(tatap muka) langsung dengan yang akan ditulari nilai-nilai bela negara, melalui
komunikasi 2 (dua) arah akan lebih efektif ketimbang satu arah berupa ceramah.
Sistem sosialisasi yang mewajibkan peserta sosialisasi diuji atau (di test
pemahaman materi nilai-nilai bela negara di akhir kegiatan sasialisasi, agar yang
21
lingkungannya. Penyediaan sarana sosialisasi yang memadai atau mencukupi
untuk seluruh sasaran penanaman nilai-nilai bela negara. Sistem sosialisasi yang
melibatkan atau menugaskan dengan jelas dan tegas koordinassi dari unsur-unsur
daerah, TNI, Polri dan komponen bangsa lainnya, disertai surat penugasan bagi
sebaiknya di bentuk tim kerja. Bimbingan teknis sosialisasi nilai-nilai bela negara
juga diperlukan.
daerah, TNI dan Polri, serta komponen bangsa lainnya. Melakukan gerakan
nasional bela negara secara terpadu dengan keterbukaan, pengertian dan saling
menghargai dalam pelaksnaan PKBN agar dapat berjalan dengan baik untuk
PKBN, antara lain: penunjukkan koordinator yang bertanggung jawab. Hal ini untuk
terwujudnya koordinasi dan kerjasama yang baik dalam pelaksanaan PKBN. Misal:
pembentukan tim terpadu, perangkat kebijakan, sarana atau format baku untuk
22
monitoring dan evaluasi terkait koordinasi di antara kementerian, lembaga
negara tersebut berada di Rindam (Resimen Induk Komando Militer) yang tersebar
umum (jalan, jembatan dll). Kontra nilai negatif. Kontra nilai negatif aadalah upaya
individu yang tidak terstruktur dan bergerak dengan tak terkendali atau
liar. Upaya-upaya ini dilakukan secara terpadu, serentak, dan sesegera mungkin
dengan nilai-nilai bela negara. Misal: Cinta tanah air merupakan iman,
Warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang telah ada dalam
23
Hak Dan Kewaajiban Warga Negara :
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Hak
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk
- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2). - Hak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
24
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
25
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat
(1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Hak dan Kewajiban telah
dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu : 1. Pasal 26, ayat
(1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
dengan undang-undang. 2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan
hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. 4. Pasal 30, ayat (1), hak dan
kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2)
adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat
pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai
26
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
bersenjata.
- Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat
tentang pembelaan diatur oleh UU.” Jadi sudah jelas, mau tidak mau kita wajib
ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, dan
hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Dasar hukum dan
- Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
Rakyat.
27
- Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
- Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
bela negara
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara Pasal 30 (1
&2) ; (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
a. Pendidikan Kewarganegaraan
- Melestarikan budaya
28
- Taat akan hukum dan aturan-aturan negara Arti penting pembelaan negara
d). Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam
kemerdekaan
b. Secara Non Fisik Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara
pada tanah air serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai
29
Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga,
Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll
sehat
siskamling/ronda
masyarakat
yang ada
30
o Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama h. Selalu
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
seutuhnya.
34 UUD 1945.
32
pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya
kemampuannya.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
33
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://unnes.ac.id/pakar/bela-negara-haruskah
https://www.kemhan.go.id/badiklat/2016/04/02/pentingnya-pendidikan-
kesadaran-bela-negara-bagi-seluruh-bangsa-indonesia-untuk-menangkal-
ancaman.html
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Aksara:
2019.
35