Anda di halaman 1dari 7

2.

4 Pengembangan Pembelajaran Matematika Di Luar Kelas

A. Pengembangan Pembelajaran Matematika Di Luar Kelas Yang Terintegrasi Dengan Seni


Dalam proses pembelajaran matematika di kelas, peranan seorang guru sangat
menentukan minat belajar seorang siswa. Jika cara guru menyampaikan pembelajaran
matematika tidak menyenangkan, maka akan memberikan dampak yang kurang baik bagi siswa.
Namun jika guru mampu menyajikan pembelajaran matematika dalam bentuk yang menarik,
indah dan menyenangkan, maka akan mendorong minat siswa dalam mempelajari matematika.
Karena pada dasarnya minat sangat mempengaruhi terhadap proses dan hasil belajar. Kualitas
minat belajar akan seiring dengan kualitas hasil belajar. Upaya menjadikan matematika yang
menyenangkan sering menjadi kunci saran yang utama dalam pengembangan pembelajaran yang
efektif.
Pembelajaran outdoor learning merupakan satu jalan bagaimana guru dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar anak. Selama ini pembelajaran di sekolah lebih banyak
dilakukan di dalam kelas, di batasi oleh tembok dan dinding-dinding yang kokoh. Kegiatan
pembelajaran di kelas sering kali membosankan serta membuat jenuh peserta didik yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa. Karenanya pembelajaran yang
dikemas di luar kelas memiliki arti penting yang sangat luas. Bahkan, pengalaman belajarnya
tidak bisa didapatkan dengan belajar di dalam kelas.
Adapun Langkah-langkah pembelajaran Matematika luar kelas (Outdoor Mathematics)
yaitu :
a) Kegiatan awal adalah membentuk kelompok (cooperative learning).
b) Merancang aktivitas kelompok (dilaksanakan satu atau dua kali pertemuan ).
c) Merancang kegiatan pendahuluan yang terdiri dari menyebutkan tujuan pembelajaran,
menyebutkan manfaat apa yang dipelajari dan menentukan tugas masing-masing
kelompok.
d) Merancang kegiatan pengembangan meliputi siswa secara berkelompok melaksanakan
tugas yang diberikan, guru membimbing dan memotivasi siswa dalam setiap kelompok,
siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok dan diakhir pembelajaran guru
memberikan penguatan secara klasikal.
e) Merancang kegiatan penerapan yang merupakan tahap evaluasi bagi siswa, karena siswa
mengerjakan soal secara individu.
f) Tahap penutup, secara klasikal guru menekankan materi-materi penting yang baru
dipelajari siswa dan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

Pengembangan pembelajaran matematika di luar kelas juga dapat di integrasikan dengan


seni. Hope Hickman (2016: 3) Mathematics can improve art. Art can improve mathematics.
Math and art can combine to synthesize great frontiers. They are different, and are perceived as
divergent but the duality between the two is not as simple as black and white. Matematika dapat
meningkatkan seni begitu juga seni dapat meningkatkan matematika. Matematika dan seni dapat
menjadi suatu kombinasi yang besar. Keduanya berbeda tetapi tetapi tidak seserhana hitam dan
putih. Contoh pengembangan pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan seni adalah
dengan pembelajaran Tangram.Tangram adalah sebuah bujur sangkar yang dipotong menjadi
tujuh bagian bangun-bangun geometri yang terdiri dari dua buah segitiga samakaki kecil dan
sebuah jajar genjang. Unsur seni dalam permainan tangram ini adalah dari tujuh bangun geometri
itu dapat dibentuk menjadi banyak bentuk benda, bangunan atau makhluk hidup yang indah.
Dalam kotak-kritik tangram ini siswa tentu akan aktif karena siswa merasa dan ingin membentuk
semua bentuk yang dapat dibentuk. Hal ini jelas membantu siswa dalam menata berpikir
matematik dan kemampuan penalaran. dikaitkan dengan materi geometri bidang datar.
Kemampuan yang dapat dicapai dalam permainan tangram ini siswa mampu berpikir kritis,
cermat dan bekerja keras.
Berikut langlah-langkah pengembangan pembelajaran matematika materi bangun datar yang
dilaksanakan di luar kelas dan terintegrasi dengan seni :
1. Guru mejelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran, menyebutkan manfaat apa yang
dipelajari dan menentukan tugas masing-masing kelompok
2. Guru kemudian meminta siswa untuk meletakkan ke atas meja puzzle tangram yakni
persegi yang dipotong menjadi 7 bagian (2 berbentuk segitiga besar,1 berbentuk persegi,
1 berbentuk jajarangenjang, 1 berbentuk segitiga sedang, dan 2 berbentuk segitiga kecil),
kertas hvs, dan juga lem yang telah mereka siapkan di rumah mereka masing-masing.
3. Setelah persiapan selesai, kemudian guru mengajak siswa untuk ke luar kelas yakni ke
area taman di sekolah.
4. Guru memberitahukan kepada siswa peraturan pembelajaran di luar kelas kepada siswa.
Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi berbagai benda yang ada di sekitar sekolah.
5. Kemudian guru menjelaskan dan mempraktekkan contoh membentuk sebuah bangunan
dari puzzle tangram.
6. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja (LK) yang menantang kreativitas siswa
dalam membuat berbagai bentuk bangun datar segi banyak menggunakan tangram. LK
yang dibuat mendorong siswa untuk memperoleh pengalaman belajar bermakna yang
menghasilkan karya pembelajaran.
7. Pada saat menyusun Tangram, setiap kelompok diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
berimajinasi dan berkreasi sesuai tema yang memadukan muatan pelajaran matematika
dengan seni budaya dan prakarya (SBDP).
8. Setalah berhasil menyusun tangram dengan membuat berbagai bentuk bangun datar segi
banyak, setiap kelompok kemudian mengerjakan soal yang ada pada LK.
9. Untuk mempermudah pemahaman konsep bagi siswa, guru meminta siswa untuk
menuliskan nama bangun datar yang terdapat pada setiap bentuk tangram yang dibuat
oleh masing-masing kelompok
10. Guru mengajak siswa untuk merumuskan cara mencari luas dan keliling masing-masing
bangun datar
11. Setiap kelompok menemukan rumus sesuai dengan simbol dan pemahamannya.
12. Setiap kelompok menyimpulkan cara mencari luas dan keliling masing-masing bangun
datar dengan bimbingan guru
13. Guru mendengarkan dan mengonfirmasi kesimpulan yang disampaikan masing-masing
kelompok.

C. Pengembangan Pembelajaran Matematika Di Luar Kelas Yang Terintegrasi Dengan


Lingkungan
Pengembangan pembelajaran matematika berbasis lingkungan di SD dilakukan melalui
penyusunan RPP yang menyertakan penjelasan tentang Kompetensi Dasar (KD) yang akan
dicapai oleh siswa, yang harus dilakukan siswa, cara mempelajarinya, serta cara guru
mengetahui bahwa siswa telah menguasai kompetensi tertentu. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis lingkungan, menggunakan acuan RPP
yang telah diajukan, seperti adanya kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan pendahuluan dilakukan guru untuk menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan penelitian terdahulu, Baron (2008), “Learning From Looking at Student Work”. Pada
penelitian Baron disebutkan bahwa pembelajaran dilakukan berdasarkan karakter peserta didik.
Dalam transformasi pelajaran factor guru menjadi factor yang sangat penting. Demikan halnya
dengan sikap guru yang mengawali kegiatan pembelajaran dengan pendahuluan. Kegiatan awal
pembelajaran seperti pendahuluan tersebut dapat digunakan sebagai upaya untuk menemukan
harapan yang diinginkan siswa dalam pembelajaran tersebut.
Pendahuluan dapat disampaikan di dalam kelas atau diluar kelas. Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan sesuai dengan RPP yang telah disusun
sebelumnya. Guru mempersiapkan alat bantu pembelajaran yang diperlukan sesuai yang
diperlukan materi pembelajaran, seperti meteran, pada saat siswa hendak diajarkan tentang
variasi tinggi badan siswa. Menurut Arias (2008), analisis sosial adalah dasar dari pembangunan
manusia, maka tujuan pembelajaran adalah dasar awal sebelum pembelajaran dimulai. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran dapat digunakan guru sebagai arah kemana
pembelajaran tersebut akan dicapai.
Guru turut mendampingi siswa melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Guru
membimbing langkah-langkah belajar kepada siswa untuk mempelajari sumber belajar yang
didiskusikan. Siswa menemukan sumber belajar sendiri, sesuai pengarahan guru. Siswa dapat
memilih sumber belajar yang dianggap mudah membantu memahamkan materi pelajaran. Grove
(2008) dalam penelitian dengan judul , “Imagine: Professional Development That Changes
Practice”, menyatakan bahwa setiap guru memperhatikan hal-hal kecil, dengan komunikasi
belajar yang demokratis untuk membangun inti dari pengetahuan dan memelihara kebiasaan
yang terefleksikan langsung dan memfasilitasi kepemimpinan untuk menjamin semua murid
dapat berhasil. Artinya bimbingan guru dalam langkah-langkah belajar merupakan bimbingan
yang dapat mengurai hal-hal kecil dalam kegiatan belajar menjadi panduan siswa melaksanakan
kegiatan tersebut.

C. Pengembangan Pembelajaran Matematika Di Luar Kelas Yang Terintegrasi Dengan Olahraga


Pendidikan jasmani dan pendidikan matematika merupakan mata pelajaran yang wajib di ajarkan
mulai dari sd hingga di perguruan tinggi. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, melalui pendidikan jasmani manusia dapat
belajar lebih banyak hal yang berhubungan dengan afektif, kongnitif, dan psikomotor yang
merupakan bekal manusia untuk mencapai tujuan hidup. embelajaran PJOK dan
pembelajaran Matematika memiliki hubungan berdasarkan keterikatannya dari aspek
kemampuan berfikir logis, berpikir kritis, berfikir cermat, sikap jujur dan sportif. Pada
umumnya tujuan pembelajaran matematika adalah membentuk kemampuan bernalar
peserta didik yang terukur dalam berfikir kritis, berfikir logis, kreatif, inovatif, pemecahan
masalah, bersikap obyektif baik dibidang matematika itu sendiri ataupun dibidang pembelajaran
PJOK.
Keterkaitan PJOK dengan Matematika yaitu sebagai berikut,1) Pembelajaran olahraga
dapat dipadukan dengan pembelajaran matematika. 2) Pendidikan matematikadan olahraga
saling menunjang dalam prestasi siswa dimana prestasi di bidang matematika
cenderung meningkatkan kemampuan olahraga siswa, demikian pula sebaliknya. 3) Bidang
olahraga memberikan banyak potensi materi pembelajaran matematika dimana beberapa
cabang olahraga merupakan aktivitas yang populer di kalangan generasi muda 4) Analisis
matematika dapat diaplikasikan untuk program-program di berbagai cabang olahraga.5) Gerak
fisik siswa yang teratur dapat meningkatkan prestasi pembelajaran matematika siswa.

Adapun Pengembangan Pembelajaran Matematika Di Luar Kelas Yang Terintegrasi Dengan


Olahraga

1. Matematika itu luas dan mencakup semua aspek terutama sepakbola, dengan mengikuti
kegiatan webinar peserta mendapatkan pengetahuan bahwa matematika bisa dihubungkan
dengan sepakbola seperti adanya volume,jari, tinggi,lebar,dan luas.
2. Olahraga sepak bola banyak sekali mengandung aspek matematika seperti dijelaskan oleh
narasumber. Mulai dari bentuk lapangan, peluang pemain, dan lain sebagainya. Selain itu
tadi juga dijelaskan bahwa dalam penerapan pembelajaran kolaborasi seperti ini kita
sebagai calon guru harus memiliki niat ikhlas dan menguasai konsep dasar pelajaran
tersebut, dengan demikian kemungkinan keberhasilan dalam pembelajaran akan tercapai.
3. ada beberapa aspek matematika yang berhubungan dengan olahraga seperti materi
tentang bilangan, geometri, hingga peluang karna ini belum pernah ada penjelasan yang
rinci tentang hubungan matematika dengan olahraga, peserta merasa menjadi lebih
bersemangat untuk mempelajari matematika dalam aspek apapun, karna penulis tidak
menyadari bahwa matematika memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan
sehari hari khususnya olahraga. Terima kasih atas semua materi yang disampaikan oleh
para dosen,benar-benar bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
(Suningsih, 2021)Sihono, S., & Sutama, M. P. (2019). Pengelolaan Pembelajaran Matematika
Berbasis Hypnoteaching Di SMP Negeri 3 Klaten. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/70797
Suningsih, A. (2021). Webinar Pembelajaran Daring. 5458.
(Sihono & Sutama, 2019)Sihono, S., & Sutama, M. P. (2019). Pengelolaan Pembelajaran
Matematika Berbasis Hypnoteaching Di SMP Negeri 3 Klaten.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/70797
Suningsih, A. (2021). Webinar Pembelajaran Daring. 5458.

Anda mungkin juga menyukai