Dyah Fatkasari
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : dyahfatka10@gmail.com
Heru Subrata
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang dijumpai di SDN Petung Asri 3 pandaan pada
kelas IV yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. Faktor penyebab utama kesulitan
siswa dalam menulis deskripsi yaitu pada pelaksanaan pembelajaran yang masih konvensional. Oleh
karena itu, dipilih model pembelajaran Think Talk Write. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
model pembelajaran terhadap keterampilan menulis deskripsi siswa. Penelitian ini mnggunakan dua kelas
sebagai sampel yang pertama sebagai kelas kontrol yaitu kelas IVa dan sebagai kelas eksperimen yaitu
kelas IVb. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi dan tes. Uji validasi menggunakan teknik
korelasi product moment, teknik analisis data menggunakan t-test. Berdasarkan hasil penelitian terdapat
pengaruh yang signifikan, hal tersebut dibuktikan dengan thitung < ttabel apabila bersifat negatif dan
diperolehlah hasil (-3,575 < 2,004) dengan taraf signifikansi 5%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa, model pembelajaran Think Talk Write berpengaruh terhadap keterampilan menulis deskripsi siswa
kelas IV SDN Petungasri 3 Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.
Kata Kunci: keterampilan menulis, menulis deskripsi, pengaruh model pembelajaran Think Talk Write.
Abstract
This research is conducted from problems that happened in SDN Petung Asri 3 Pandaan of fourth grade
which is student’s less ability of writing descriptive text. This is happened because the teaching learning is
conventional. Thus, researcher tries to use Think Talk Write for the model in the teaching learning. This
research aims to observe the influence of this model to the students’ ability to write descriptive text. Also,
this research is using two different classes that is first class for controlled class in IV a and second class is
for experiment class in IV b. For the data collection techniques are using observation and testing. The
validationis using correlation techniques product moment, technique analyzing the data is t-test. Based on
the result of this research, there is significant influence that proven by t count < ttable if it is negative and the
result (-3,575 < 2,004) with level significant 5%. From the result, researcher can conclude that teaching
learning using Think Talk Write inluencing to the skill of students’ ability for writing descriptive text in
SDN Petungasri 3 Pandaan especially forth grade.
Keywords:writing skill, descriptive writing, model Think Talk Write .
727
JPGSD.Vol 05 Nomor 03 Tahun 2017
penelitian ini, yang diteliti oleh peneliti adalah aspek Pembelajaran kooperatif adalah kumpulan stategi
keteampilan menulis. belajar yang digunakan guru untuk mengajar agar peserta
Menurut Suparno (dalam Jauhari, 2013: 16) menulis didik dapat saling membantu untuk mempelajari sesuatu,
merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan menurut Eggen dan Kauchak (dalam Mudlofir dan
dan hasilnya diperoleh secara bertahap. Artinya, untuk Rusydiyah, 2016:82) Proses mengajar menggunakan
menghasilkan suatu tulisan yang baik, orang harus model pembelajaran kooperatif, agar guru dapat
melakukannya berkali-kali. Sangat sedikit penulis yang memberikan suasana belajar baru untuk siswa. Model
dapat menghasilkan tulisan yang benar-benar memuaskan pembelajaran kooperatif digunakan untuk saling
hanya dengan sekali tulis. Oleh karena itu, untuk berinteraksi mengaktifkan peran siswa dalam belajar
menghasilkan sebuah tulisan yang memuaskan, harus mengajar, siswa mudah dalam menjawab pertanyaan-
melalui beberapa proses. Proses tersebut adalah pertanyaan dan menghindari miskonsepsi ketika saling
pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan bertukar pendapat dengan temannya.
memublikasikan. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan
Keterampilan menulis merupakan aspek penting alternatif yaitu model pembelajaran Think Talk Write.
yang harus dipelajari oleh siswa, karena melalui Dengan model pembelajaran yang menarik siswa dapat
keterampilan menulis, siswa dapat menuangkan ide, termotivasi dan semangat dalam melaksanakan
gagasan, mengembangkan daya inisiatif, kreatifitas, pembelajaran, siswa juga dapat terlibat secara aktif
pikiran dan perasaan siswa melalui bentuk tulisan sehingga tidak hanya guru yang menjelaskan dan siswa
(Tarigan, 2008).Aspek menulis sangat penting, karena yang mendengarkan seperti biasanya.
Keterampilan menulis dapat memberikan informasi Model pembelajaran Think Talk Write (TTW)
secara cepat, yang dimaksud secara cepat disini adalah adalah model pembelajaran yang dapat mengembangkan
dengan Keterampilan menulis, pembaca dapat membaca pola berpikir siswa serta komunikasi siswa, pendapat
tulisan dimana saja dan juga dapat diperoleh dengan tersebut di sampaikan oleh Yamin dan Ansari (2008:84).
cepat. Menulis mempunyai banyak manfaat, diantaranya Model TTW melatihan siswa untuk mengungkapkan
peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif pendapat secara langsung dengan lisan ataupun dengan
dan kreativitas, penumbuhan keberanian, dan pendorong tulisan tersebut dengan lancar sehingga siswa dapat
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. berlatih menggunakan keterampilan berbahasa. Siswa
Berkaitan dengan keterampilan menulis deskripsi akan dapat menggali informasi dengan berpikir kritis dari
ada beberapa permasalahan yang ada di SDN Petungasri pengalaman yang dialami secara langsung, sehingga
3 Pandaan tentang kemampuan siswa dalam menulis informasi yang diperoleh dapat mudah diingat oleh siswa.
deskripsi tampak bahwa siswa belum dapat menulis Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk
deskripsi dengan baik. Pada sekolah guru memberi materi berfikir, berbicara dan kemudian melakukan kegiatan
hanya dengan model pembelajaran konvensional, menulis suatu topik yang telah ditentukan, dengan
sehingga siswa cenderung jenuh dan bosan ketika proses susunan kegiatan tersebut siswa dapat berperan aktif
pembelajaran. Masalah lain yang timbul yaitu kurangnya dalam proses kegiatan belajar mengajar serta siswa dapat
pengetahuan siswa dalam materi menulis deskripsi dan berlatih tanggung jawab untuk diri sendiri dan
siswa mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan dan kelompoknya. Model pembelajaran TTW dikembangkan
tanda baca yang benar. pertama kali oleh Huinker dan Laughlin (Yamin dan
Kesulitan yang dialami siswa tersebut dapat Ansari, 2008:84). Model TTW melatihan siswa untuk
diketahui melalui perolehan hasil belajar, nilai siswa mengungkapkan pendapat secara langsung dengan lisan
belum bisa mencapai KKM untuk mengatasi ataupun dengan tulisan tersebut dengan lancar sehingga
permasalahan tersebut salah satu upaya yang dapat siswa dapat berlatih menggunakan keterampilan
digunakan yaitu dengan menggunakan menggunakan berbahasa. Siswa akan dapat menggali informasi dengan
model pembalajaran yang menarik. Model pembelajaran berpikir kritis dari pengalaman yang dialami secara
berfungsi sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran langsung, sehingga informasi yang diperoleh dapat
oleh guru ketika sebuah perencanaan proses mudah diingat oleh siswa.
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran dapat Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang
membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan siswa muncul, maka dipilihlah penelitian dengan judul “
dan pola berfikir siswadalam berinteraksi dengan teman Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write
lain dalam kelas, agar siswa lebih memahami dan percaya terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa kelas IV
diri dan lebih aktif ketika proses pembelajaran. SDN Petungasri 3 Kecamatan Pandaan Kabupaten
Pasuruan”.
Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe TTW Terdahap Keterampilan Menulis Deskripsi
Model pembelajaran TTW akan dilaksakan pada TTW (Think Talk Write) Berbantuan Media Gambar
saat kegiatan menulis deskripsi, karena dengan kegiatan Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa
belajar mengajar tersebut siswa akan mengamati secara Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri
langsung objek yang akan digunakan sebagai materi Tahun 2013/2014” yang pernah dilakukan oleh NiLuh
dalam menulis deskripsi. Siswa dapat secara detail Putu Yeni Sugiarti dkk, pada penelitian tersebut
melihat keadaan serta kondisi yang ada pada objek memaparkan bahwa model pembelajaran TTW dapat
materi. Model pembelajaran dirasa akan membawa memperbaiki motivasi keaktifan dan daya kreatifitas
pengaruh baik dalam proses belajar, dimana siswa secara siswa dalam menulis deskripsi. Pembeda dalam
langsung belajar mengamati objek. Siswa juga akan penelitian terdahulu dengan penelitian in adalah
diajak untuk belajar berdiskusi dengan teman dalam digunakannya media pembelajaran, sedangkan pada
kelompok untuk saling bertukar informasi sebelum penelitian ini hanya menggunakan bantuan pengamatan
melakukan kegiatan menulis karangan deskripsi. objek secara langsung yaitu pada koperasi sekolah.
Tujuan dibentuknya kelompok adalah siswa dapat Pada model pembelajaran ini siswa diajak terlibat
berperan aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran secara langsung ketika proses pembelajaran, pada tahap
serta untuk melatih berfikir kepada semua siswa dengan pengamatan siswa diajak keluar kelas untuk mengamatai
memberikan kesempatan yang sama ketika proses objek tulisan deskripsi secara langsung, dan objek
pembelajaran (Trianto, 2009:56). tersebut adalah koperasi sekolah. Setelah selesai
Ketercapaian siswa dalam suatu kegiatan melakukan pengamatan siswa melakukan diskusi besama
pembelajaran dapat terlihat dari tingkat keaktifan siswa teman kelompok untuk merancang kerangka deskripsi.
serta penguasaan materi. Sifat siswa yang aktif dalam Setelah mereka selesai berdiskusi siswa mengembangkan
proses belajar mengajar dapat menentukan keberhasilan kerangka secara individu menjadi tulisan deskripsi yang
pembelajaran, baik keaktifan siswa secara individu utuh dan baik.
ataupun dalam bentuk kelompok. Pada model
pembelajaran kooperatif siswa tidak diajarkan untuk METODE
memilih – milih teman, karena mereka akan belajar Rancangan penelitian ini menggunakan jenis
sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Pembelajaran penelitian Quasi Eksperimen atau ekperimen semu, jenis
kooperatif tidak jauh beda dengan kerja kelompok, penelitian ini dirasa sudah baik untuk melakukan
meskipun terlihat sama namun tidak semua dapat penelitian.Eksperimen semu merupakan desian ekperimen
dinamakan pembelajaran kooperatif. yang merupakan penyempurnaan dari desain pra-
Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan eksperimen dengan memiliki lebih dari satu kelompok
alternative untuk membangkitkan keaktifan dan semangat yang diteliti. Metode Quasi Eksperimen ini menggunakan
siswa dalah model pembalajaran Think Talk Write dua jenis kelompok yaitu kelompok kontrol dan
(TTW). Model pembelajaran TTW mengajarakan siswa eksperimen. Jenis metode ini dipilih untuk mengetahui
aktif dalam proses pembelajaran, dengan mengumpulkan pengaruh model pembelajaran TTW terhadap
ide – ide melalui pengamatan dan diskusi sebelum keterampilan menulis di kelas ekperimen.
akhirnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Sintaks model Penelitian ini membutuhkan dua kelas yang nantinya
pembelajaran TTW sesuai dengan namanya yaitu, akan dibandingkan pengaruh penggunaan model
berfikir, berbicara dan menulis, adapun penjabaran pembelajaran Think Talk Write dalam proses
sintaks adalah sebagai berikut : (1) Think, dimana pada pembelajaran, sehingga dalam pelaksaan penelitian
tahap ini siswa diminta untuk memikirkan jawaban secara menggunakan desain penelitian non-equivalen group
individu dengan membuat catatan atas ide pokok dari desain. Pada desain ini kelompok eskperimen maupun
pengamatan yang di laksanakan secara langsung. (2) kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Sebelum
Talk, pada tahap ini siswa diminta untuk berdiskusi diberikan perlakuan kedua kelompok diberikan pretest
bersama teman kelompok untuk merumuskan kerangka untuk mengukur penguasaan siswa dalam menulis
deskripsi yang nantinya akan dikembangkan. (3) Write, deskripsi lingkungan sekolah. Selanjutnya, kedua
pada kali ini siswa diminta mengembangkan kerangka kelompok diberikan perlakuan yang bebeda. Pada kelas
yang btelah mereka susun bersama teman kelompok ekperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran
menjadi satu rangkaian deskripsi yang utuh dan padu dengan menggunakan model pembelajaran TTW dan pada
sesuai objek yang telah mereka amati secara langsung. kelas kelas kontrol dibelikan pembelajaran secara
Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran konvensional, setelah itu diberikanlah posstest kepada dua
Think Talk Write ini terinspirasi dari penelitian yang kelas tersebut untuk mengukur keterampilan siswa dalam
terdahudu dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran menulis deskripsi antara kelas ekperimen dengan kelas
729
JPGSD.Vol 05 Nomor 03 Tahun 2017
kontrol. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam pengamat hanya memberikan tanda ataupun penilaian
rancangan sebagai berikut : pada kolom yang telah disediakan dengan tujuan untuk
melihat bagaimana pengaruh penggunaan model
Tabel 1 Desain Penelitian pembelajaran TTW terhadap keterampilan menulis
deskripsi siswa kelas IV SDN Petung Asri 3 Pandaan.
E O1 X O2
K O3 O4
r11 =( ) (1- )
Dimana:
X2 = nilai chi square
f0 = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency)
Keterangan:
fe =frekuensi yang diharapkan (expected
r11 =reliabilitas instrumen
frequency)
k =banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal
(Winarsunu, 2009: 88)
∑𝛔b2 =jumlah varians butir
2. Uji hipotesis (uji t-test)
𝛔t2 =varians total Uji-t adalah uji komparatif atau uji beda untuk
(suharsimi. 2014) mengetahui adakah perbedaan mean antara dua kelompok
bebas yang dimaksud dengan membandingkan hasil
belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Pedoman kriteria penafsiran r11 sebagai berikut: Menurut Winarsunu (2012:81) bahwa uji t-Test
Tabel 2 merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji
Interpretasi Reliabilitas perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah
distribusi. Rumus t-test yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
731
JPGSD.Vol 05 Nomor 03 Tahun 2017
21 NMA 72 72
22 PSSP 59 63
23 SAT 53 72
24 WRK 50 63
25 ZZ 46 69
26 DW 62 66
27 NT 59 63
28 WSR 53 78
733
JPGSD.Vol 05 Nomor 03 Tahun 2017
diberikan posttest untuk melihat kemampuan siswa Untuk mengetahui soal tersebut valid apa tidak
setelah mendapat materi pelajaran menulis deskripsi. untuk dilanjutkan pada penelitian, untuk itu peneliti
Hasil tes setelah diberikan perlakuan mengujicobakan instrument soal pada SDN Kutorejo
menggunakan model pembelajaran Think Talk Write 2 Kertosono. Perhitungan uji validasi
membuat nilai siswa meningkat dengan nilai terendah menggunakanrumus korelasi product moment dan
69 dan nilai tertinggi mencapai 94. Berikut adalah dinyatakan valid apabila rxy > ttabel dengan taraf sig 5%.
hasil nilai tes menulis dekripsi dari kelas eksperimen: Namun pada penelitian ini dibantu dengan SPSS 22.
Tabel 4 Dari perhitungan menggunakan SPSS 22 maka
Nilai Kelas Eksperimen diketahui validitas dari masing-masing nomer soal
dalam tabel dibawah ini.
Nama Nilai Nilai
No Siswa Pretest Posttest Tabel 5
1 MKF 56 81 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
2 AP 56 88
No rhitung Sig. rtabel keterangan
3 AA 53 92
4 AAR 72 92 2 0,743 0,000 0,396 valid
5 BT J 72 88 Pretest 3 0,771 0,000 0,396 valid
6 DNI 59 91 4 0,978 0,000 0,396 valid
7 FQA 72 84 2 0,752 0,000 0,396 valid
8 FFDA 58 81 Posttest 3 0,820 0,000 0,396 valid
9 IA 62 81
4 0,932 0,000 0,396 valid
10 INJP 66 88
11 LPR 72 94 Dari hasil perhitungan di atas menyatakan bahwa
12 LAMW 60 82 Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel di atas
13 MAP 56 82 diketahui bahwa semua item soal pretest menulis deskipsi
14 MRZ 50 84 memiliki rxy > rtabel , dengan rtable sebesar 0.396, pada
15 MRAA 59 78 soal nomer 2 ,3,4, memiliki r hitung lebih besar dari pada
rtable maka dapat di simpulkan butir soal pretest tersebut
16 MAR 53 81
valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
17 MYAF 75 75
semua item intrumen soal posttest menulis deskipsi
18 MWPH 69 84 memiliki rxy > rtabel , dengan rtable sebesar 0.396, pada
19 NA 62 84 soal nomer 2, 3, 4, memiliki r hitung lebih besar dari
20 NAP 72 88 pada rtable maka dapat di simpulkan butir soal posttest
21 NZ 69 84 tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian
22 OFA 72 88 selanjutnya.
23 RAS 69 78
2. Perhitungan reliabilitas soal
24 RDP 50 78
Uji reliabilitas dilakukan setelah melakukan uji
25 SFAB 70 81
validitas. Uji reliabilitas dilakukan pada butir soal pretest
26 SPRP 66 84 dan posttest di kelas kontrol dan kelas ekperimen, Uji
27 YMPS 72 88 reliabilitas tersebut digunakan untuk mengetahui
28 YRI 78 81 keajekan atau konsistensi dari instrumen soal, apakah
29 MSSR 63 72 instrumen tersebut dapat digunakan kapan saja atau tidak.
Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes peneliti
menggunakan data hasil tes menggunakan rumus Alpha
Cronbach.. Jika harga r11 > rtabel maka soal dikatakan
Sebelum peneliti melakukan tes pada kelas kontrol reliabel dengan taraf signifikan 5%. Dari perhitungan
dan kelas eksperimen, peneliti mempunyai beberapa cara SPSS 22 perhitungan reliabilitas soal mendapat hasil
untuk mengujicobakan layak apa tidak soal tersebut seperti tabel dibawah ini.
diberikan kepada siswa. Beberapa cara itu diantaranya:
1. Perhitungan validasi soal Tabel 6
Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe TTW Terdahap Keterampilan Menulis Deskripsi
735
JPGSD.Vol 05 Nomor 03 Tahun 2017
juga dapat tercipta suasana pembelajaran yang aktif dan Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu
menyenangkan bagi siswa. Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang.Bandung:
Nuansa Cendikia.
Berdasarkan hasil penelitian pan pembahasan dapat Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Edisi Kedua.
Jakarta: Rajawali pers
disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Talk
Write memiliki pengaruh signifikan terhadap Sugiarti dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Think
keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV di SDN Talk Write Berbantuan Media Gambar Berseri
Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia
Petung Asri 3 Pandaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri Tahun
hasil uji hipotesis yang menggunakan uji t-test. Hasil dari Ajaran 2013/201. Jurnal mimbar PGSD Universitar
t-test menyebutkan bahwa t_hitung harus lebih besar dari Pendidikan Ganesa vol 2, No 1 (Diakses pada tanggal
t_tabel. Pada penelitian ini selisih pretest dan posttest 02-03-2017)
memiliki hasil thitung > ttabel.. (3,575 > 2,004) dengan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
taraf signifikansi sebesar 5%. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu
dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk
Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Write terlihat bahwa siswa cukup terbantu dalam menulis
deskripsi karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Siswa tidak lagi kesulitan dalam menulis deskripsi Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
dengan tepat waktu dan dapat menulis secara detail
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
berdasarkan objek. Berdasarkan hasil perhitungan
statistika yang telah dilakukan, model pembelajaran Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Think Talk Write dapat meningkatkan nilai siswa dalam
menulis deskripsi. Rata – rata nilai siswa pada sebelum Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik dalam Peneltian
penelitian adalah 60,08 dan setelah dilakukan penelitian, Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press
nilai rata-rata menjadi 83,9, dapat disimpulkan bahwa Yamin, Martinis & Bansu I, Ansari. 2012. Taktik
model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.
mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis Jakarta: Referensi
deskripsi secara signifikan. Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan
Tulisan Ilmiah. Bandung: Akatiga.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1.Pembelajaran Think Talk Write terbukti secara
signifikan memiliki pengaruh terhadap keterampilan
menulis siswa, untuk sebab itu penggunaan model
seperti ini perlu digunakan agar keterampilan berbahasa
siswa menjadi lebih bagus sehingga model
pembelajaran TTW perlu menjadi pertimbangan.
2.Sekolah perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk pengembangan model pembelajaran sehingga
keberlangsungan pembelajaran inovatif dapat lebih
ditingkatkan.
3.Penelitian ini dapat dipakai sebagai kajian awal
penelitian guna pengembangan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA