Anda di halaman 1dari 131

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 adalah

pembelajaran berbasis teks. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia

yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Pembelajaran

Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 dengan  pembelajaran berbasis

teks bertujuan agar dapat membawa peserta didik sesuai perkembangan

mentalnya, dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir

kritis. Dalam Permendikbud (2014) penerapan pembelajaran Bahasa

Indonesia memiliki prinsip, yaitu: (a) Bahasa hendaknya dipandang sebagai

teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (b)

Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasan

untuk mengungkapkan makna, (c) Bahasa bersifat fungsional, artinya

penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dipisahkan dari konteks,

karena bentuk bahasa yang digunakan mmencerminkan ide, sikap, nilai, dan

ideologi pemakai/penggunanya, dan (d) Bahasa merupakan sarana

pembentukan berpikir manusia.

Dengan prinsip di atas, pembelajaran bahasa berbasis teks

membawa implikasi metodologis pada pembelajaran yang bertahap. Hal ini

diawali dari kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan kegiatan

pemodelan, membangun teks secara bersama-sama, sampai pada


2

membangun teks secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan karena teks

merupakan satuan bahasa yang mengandung pikiran dengan struktur yang

lengkap. Guru harus benar-benar meyakini bahwa pada akhirnya peserta

didik mampu menyajikan teks secara mandiri (Mahsun, 2014: 39).

Pembelajaran berbasis teks ini didasarkan pada fakta yang

menunjukkan bahwa manusia hidup dalam dunia kata-kata, bila kata-kata

dirangkai untuk mengomunikasikan gagasan/makna, maka sebenarnya

seseorang telah menciptakan sebuah teks. Di dalam Kurikulum 2013

terdapat berbagai jenis teks, salah satunya teks persuasi. Teks persuasi

merupakan sebuah teks yang bertujuan untuk mengajak, menyuruh, atau

membujuk pembacanya melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh penulis. Tulisan pada teks persuasi bersifat subjektif

karena isinya merupakan murni pandangan pribadi penulisnya mengenai

suatu topik. Maka, tidak jarang dalam teks persuasi ditemukan data-data

pendukung lain untuk mendukung tulisan tersebut, sehingga pembaca tidak

ragu untuk melakukan apa yang ditulis oleh penulis.

Salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah menulis

teks persuasi yang terdapat pada KD.4.14 Menyajikan teks persuasi (saran,

ajakan, arahan, dan pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan

memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek lisan. Apabila siswa telah

mencapai kompetensi tersebut, maka siswa telah mampu dalam menyusun

teks persuasi sesuai dengan karakteristik teks tersebut.


3

Tujuan dari kompetensi dasar adalah mengasah pengalaman dan

daya imajinasi siswa dalam menyusun teks persuasi secara tertulis. Dengan

adanya pembelajaran teks persuasi, siswa diharapkan dapat berlatih dalam

mengungkapkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Siswa

diharuskan mempunyai pengamatan yang tajam dan memanfaatkan semua

alat inderanya secara maksimal. Tujuan penulisan teks persuasi yaitu penulis

mampu memengaruhi, meyakinkan, dan mengubah pikiran pembaca

sehingga mereka menyetujui dan melaksanakan pendapat yang ditulis. Oleh

karena itu, diperlukan data sebagai penunjang untuk meyakinkan pembaca

akan tulisan persuasi yang dibuat dapat diikuti pembaca. Data yang

digunakan dalam tulisan atau paragraf persuasi lebih baik berupa fakta. Jika

hal-hal itu diperhatikan, maka akan tercipta daya persuasi yang baik. Pada

kenyataannya, pembelajaran menulis teks persuasi di kelas VIII SMP Negeri

L Sidoharjo masih rendah. Hal tersebut terbukti bahwa keterampilan menulis

siswa khususnya menulis teks persuasi masih di bawah kriteria ketuntasan

minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII.2

adalah 67, namun skor rata-rata kelas VIII.2 SMPN L Sidoharjo 65.

Berdasarkan skor rata-rata yang dicapai siswa dapat diketahui jumlah siswa

yang tuntas hanya mencapai 7 orang (21,9%) dan 25 orang (78,1%)

tergolong belum tuntas. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa

belum tuntas dalam pembelajaran menulis teks persuasi.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di kelas VIII.2 SMP

Negeri L Sidoharjo, diketahui bahwa siswa masih kesulitan menulis teks


4

persuasi. Hal ini didukung dari hasil wawancara terhadap siswa kelas VIII.2

yang bernama Ergy Adha Dzakwan, diperoleh informasi bahwa siswa masih

mengalami kesulitan dalam menentukan struktur teks persuasi dan kesulitan

dalam memanfaatkan diksi persuasif ke dalam paragraf. Ini menandakan

bahwa minimnya pengetahuan siswa tentang cara menulis teks persuasi.

Dalam mengelola pembelajaran, kemahiran seorang guru sangat

berpengaruh terhadap berhasilnya pencapaian hasil belajar siswa.

Mengingat kompleksnya pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki

seorang penulis yang baik, dalam pembelajaran guru dituntut memilih teknik

yang dapat mengarahkan siswa memperoleh pengetahuan sekaligus

keterampilan menulis. Teknik yang dipilih oleh guru hendaknya dapat

membuat siswa memperoleh contoh tulisan yang benar, mengenali dan

memahami unsur-unsur menulis, cara menulis dengan benar sehingga siswa

dapat mengetahui, memahami, serta dapat menulis dengan benar pula.

Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu teknik yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks persuasi adalah

teknik pemodelan. Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya pemberian

contoh (model) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas pembelajaran

yang dilakukan siswa (Nuryatin, 2010: 34). Sejalan dengan pernyataan

tersebut, Nurhadi (2004: 16) mengungkapkan bahwa teknik pemodelan

merupakan pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan

menggunakan contoh (model) yang bisa ditiru.

Dengan demikian, siswa akan belajar melalui contoh (model) yang


5

diberikan oleh guru. Pemberian model dilakukan dengan memberikan

sebuah contoh teks persuasi untuk ditiru, bukan kata demi kata atau kalimat

demi kalimat tetapi cara atau teknik pengembangan paragrafnya. Dalam hal

ini, teknik pemodelan berangkat dari pemberian contoh (model) paragraf,

membaca teks model, menganalisis teks model, dan berlatih menulis dengan

meniru konstruksi teks model. Oleh karena itu, guru bukan lagi satu-satunya

sumber belajar bagi siswa melainkan siswa lebih aktif untuk

mengembangkan pengetahuannya sehingga mendorong terjadinya proses

belajar pada diri sendiri. Pemodelan akan membuat siswa memperoleh

contoh teks yang benar. Melalui teknik ini pula siswa dapat membangun

pengetahuannya tentang cara menulis yang benar.

Penelitian mengenai menulis teks persuasi juga dilakukan oleh Oleh

Kukuh Ernawati tahun 2009 yang berjudul Peningkatan Keterampilan

Menulis Iklan Melalui Teknik Pemodelan Pada Siswa Kelas VII-D SMP 2

Wanadadi Kabupaten Banjarnegara

Penggunaan teknik pemodelan menunjukkan adanya peningkatan

hasil tes keterampilan menulis iklan siswa. Hasil rata-rata tes keterampilan

menulis iklan siklus I adalah 76,33. Nilai tes tersebut meningkat sebesar

20,72% dari hasil prasiklus yang semula hanya 63,2. Pada siklus II hasil rata-

rata tes keterampilan menulis iklan meningkat lagi sebesar 6,28% dari siklus

I menjadi 81,13. Melalui penggunaan teknik pemodelan juga terjadi

perubahan perilaku siswa lebih antusias pada pembelajaran dan termotivasi.

Siswa juga menjadi tidak malas untuk menulis iklan. Dengan demikian
6

pembelajaran melalui teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan

menulis iklan serta dapat mengubah perilaku belajar siswa kelas VII-D SMP

Negeri 2 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara. Pembelajaran ini dapat

dijadikan alternatif dalam pembelajaran menulis iklan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis bermaksud mengadakan

penelitian bagaimana peningkatan keterampilan menulis teks persuasi

dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII.2 SMP Negeri L

Sidoharjo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas tahun pelajaran

2018/2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah

1. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis teks persuasi dengan

menggunakan teknik pemodelan pada siswa kelas VIII.2 SMPN L

Sidoharjo Kabupaten Musi Rawas?.

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis

teks persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan pada siswa kelas

VIII.2 SMPN L Sidoharjo Kabupaten Musi Rawas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

untuk:
7

1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks persuasi

dengan teknik pemodelan siswa kelas VIII.2 SMP Negeri L Sidoharjo

Kabupaten Musi Rawas

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam menulis teks

persuasi dengan teknik pemodelan siswa kelas VIII.2 SMP Negeri L

Sidoharjo Kabupaten Musi Rawas.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada kemampuan menulis

teks pidato persuasi, yang penilaiannya mencakup beberapa aspek, yaitu:

(1) Kesesuaian tema dengan isi, (2) Kelengkapan struktur teks persuasi yang

meliputi: Pengenalan isu, Rangkaian argumen, pernyataan ajakan dan

penegasan kembali, (3) ketepatan ejaan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Sebagai sumbangan pemikiran tentang pengelolaan

pembelajaran dengan pemilihan teknik pemodelan sebagai salah satu

upaya dalam membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan

menulis teks persuasi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, yaitu dapat melatih siswa meningkatkan keterampilan

menulis khususnya menulis teks persuasi.


8

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menentukan teknik

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis

teks persuasi.

c. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi dan supervisi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan seorang guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang menjadi tugas dan

tanggung jawab dari guru yang bersangkutan.

F. Definisi Istilah

1. Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide, gagasan dan

perasaan dalam bentuk tulisan baik berupa kalimat atau paragraf

dengan tujuan agar pembaca dapat memahami maksud dari tulisan

tersebut.

2. Kemampuan menulis adalah kesanggupan atau keahlian seseorang

dalam melakukan kegiatan atau aktivitas intelektual yang produktif,

melahirkan pikiran, perasaan, dan gagasan seseorang yang

dituangkan melalui tulisan dengan teknik penyajiannya dengan

menggunkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Teks persuasi adalah teks yang berisi ajakan, himbauan rayuan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan harapan penulis.

4. Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses

pembelajaran berlangsung.
9

5. Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan

atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya aspek keterampilan menulis.

6. Teknik pemodelan merupakan cara kongkret yang digunakan dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan contoh

(model) yang bisa ditiru. Dengan demikian, siswa akan belajar melalui

contoh (model) yang diberikan oleh guru. Pemberian model dilakukan

dengan memberikan sebuah contoh paragraf persuasi untuk ditiru,

bukan kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi cara atau teknik

pengembangan paragrafnya
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menulis

1. Hakikat Kemampuan Menulis

Kemampuan sebagai makna dari kata mampu artinya kuasa (bisa,

cakap, ahli, dan sanggup) melakukan sesuatu. Hal tersebut diungkapkan

oleh Jauhari (2013: 34), sedangkan pada kamus besar bahasa Indonesia

(2007: 235) kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan atau kekuatan

untuk berusaha dengan diri sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut, maka

kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau keahlian seseorang dalam

mencapai sesuatu hal yang dharapkan atau sesuai keinginannya.

Menurut Kasmana (2010: 99) Secara sederhana menulis diartikan

membuat angka, huruf dan lambang bunyi. Dalam arti luas menulis

merupakan kegiatan mengkomunikasikan gagasan secara tertulis.

Pengertian menulis juga diungkapkan Muhammad (dalam Tarigan,

2010:1) Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Definisi menulis lainnya diungkapkan oleh Susetyo (2009: 1) menulis

diartikan sebagai suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan.


11

Proses melahirkan ide tersebut dapat dilakukan secara spontan, tetapi bias

juga dilakukan berhari-hari bahkan berminggu-minggu, melakukan revisi dan

perubahan untuk menyelesaikan sebuah tulisan.

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang telah dijelaskan di muka,

maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan

atau keahlian seseorang dalam melakukan kegiatan atau aktivitas intelektual

yang produktif, melahirkan pikiran, perasaan, dan gagasan seseorang yang

dituangkan melalui tulisan dengan teknik penyajiannya dengan menggunkan

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Tujuan Menulis

Menurut Suriamiharja (1997: 10), tujuan dari menulis adalah agar

tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain

yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang

dipergunakan. Sedangkan menurut Suparno dan Yunus (2008: 37), tujuan

yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut: (a)

Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar. (b) Membuat pembaca tahu

tentang hal yang diberitakan. (c) Menjadikan pembaca beropini. (d)

Menjadikan pembaca mengerti. (e) Membuat pembaca terpersuasi oleh isi

karangan. (f) Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang

dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai

sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.


12

Selain tujuan tersebut Muhammad (2010: 2) mengemukakan salah

satu tujuan menulis adalah tujuan persuasi. Penulis bertujuan mempengaruhi

pembaca supaya pembaca yakin akan kebenaran gagasan yang dituangkan

atau diutarakan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh

para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau

dalam kegiatan politik.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami

nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat

atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.

3. Jenis-Jenis Tulisan

Menurut Kusmana (2010: 105) dalam mengidentifikasi berbagai jenis

tulisan dapat dilakukan berdasarkan kecenderungan isi paragraf-paragraf

sebagai pembentuk tulisan tersebut. Pada umumnya setiap tulisan tidak

hanya menggunakan satu jenis paragraf, melainkan bervariasi dengan

dengan jenis paragraf yang lain. Namun, jika paragraf-paragraf tersebut pada

umumnya menggunakan satu karakter bercerita atau berkisah maka tulisan

tersebut dapat dinamakan wacana narasi. Demikian pula, jika suatu tulisan

lebih dominan disajikan dalam bentuk paparan atau penjelasan, maka

dinamakan wacana eksposisi. Jika yang lebih dominan berisi ajakan atau

anjuran, maka disebut wacana Persuasi.


13

Menurut Akhadiah (1993: 127), jenis karangan dapat dikelompokkan

menjadi 5 macam sebagai berikut.

1. Eksposisi (paparan)

Eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan atau

menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan

seseorang. Eksposisi sering digunakan dalam penulisan uraian- uraian ilmiah

dan tulisan yang berisi penjelasan maupun informasi. Pembaca tidak dipaksa

untuk menerima pendapat penulis, tetapi setidaknya pembaca mengetahui

bahwa penulis berpendapat demikian.

2. Deskripsi (lukisan)

Karangan deskripsi adalah karangan yang berusaha menggambarkan

dengan kata–kata wujud atau sifat lahiriah suatu objek. Dalam karangan ini,

penulis berusaha memindahkan kesan hasil pengamatannya kepada

pembaca dengan membeberkan sifat dan semua perincian tentang suatu

objek. Melalui rangkaian kata-kata penulis menggambarkan objek dengan

sejelasjelasnya dan menggugah panca indera pembaca seolah-olah objek itu

ada di depan mata pembaca.

3. Argumentasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 3), argumentasi adalah suatu bentuk

retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain

agar mereka percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan penulis. Ciri
14

argumentasi adalah proses mencapai kesimpulan dan usaha membuktikan

suatu kebenaran sebagaimana digariskan dalam penalaran penulis.

4. Persuasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 118), persuasi adalah suatu seni verbal

yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang

dikehendaki penulis pada waktu ini atau pada masa yang akan datang. Oleh

karena tujuan akhirnya agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu,

maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil

keputusan.

5. Narasi (cerita)

Karangan narasi adalah suatu wacana yang berusaha mengisahkan

suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat

atau mengalami sendiri peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti

hanya akan mengambil satu jenis karangan yang akan dibahas yaitu

karangan narasi.

B. Menulis Teks persuasi

1. Pengertian Teks

Halliday dan Ruqaiyah dalam Mahsun (2014: 1) menyebutkan bahwa

teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya

teks menurutnya merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang

sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh

bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut
15

teks. Dengan demikian, teks merupakan ungkapan pernyataan suatu

kegiatan sosial yang bersifat verbal.

Menurut Mahsun (2014: 1) teks merupakan satuan bahasa yang

digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan

maupun tulis dengan struktur berfikir yang lengkap. Mahsun juga

menjelaskan bahwa teks merupakan ungkapan pikiran manusia yang

lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teks adalah satuan

bahasa yang merupakan hasil ungkapan pikiran manusia yang lengkap baik

secara lisan maupun tertulis yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.

2. Pengertian Persuasi

Menurut Gunawan, dkk (1997: 67) persuasi ialah tulisan yang

bertujuan meyakinkan pembaca agar melakukan sesuatu yang dikehendaki

oleh penulis pada saat sekarang maupun pada waktu yang akan datang.

Pengertian lain persuasi juga diungkapkan oleh Kusmayadi (2010: 52), Ia

menjelaskan bahwa persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan

penyimpangan dari argumentasi, khusus berusaha memengaruhi orang lain

atau pembaca. Oleh karena itu, persuasi lebih cenderung memanfaatkan

aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teks

persuasi artinya teks yang berisi bujukan, himbauan, ajakan pada khalayak
16

untuk berbuat sesuatu dengan disertai alasan dan bukti berupa fakta-fakta

yang digunakan sebagi dasar untuk meyakinkan pembaca.

3. Langkah-langkah menulis teks persuasi

Menurut Gunawan dkk (1997: 68) langkah-langkah menulis teks

persuasi, yaitu sebagai berikut.

1) Menentukan tema tulisan

Langkah yang pertama ialah menentukan tema tulisan. Tema

dapat digali dan diperoleh melalui berbagai macam cara, seperti

pengamatan, pengalaman, pedapat dan sikap penulis. Tema yang akan

ditulis sebaiknya tidak terlalu luas. Contoh tema yang dapat

dikembangkan antara lain: Perlunya kita berolahraga, Perlunya kita

menghemat energi, perlunya kita menjaga kelestarian lingkungan hidup.

2) Menentukan Tujuan Tulisan

Tujuan menulis persuasi pada umumnya ialah membujuk,

mendorong, meyakinkan, dan mengajak pembaca agar melakukan

sesuatu yang dikehendaki penulisnya. Dengan memperhatikan contoh

tema pada langkah pertama. Tujuan menulis persuasi adalah:

membujuk, mendorong, meyakinkan dan mengajak pembaca agar gemar

berolahraga.

3) Mengumpulkan Bahan Tulisan

Bahan tulisan persuasi dapat dicari dan dikumpulakn melalui

pengamatan dan penelitian. Pengamatan dapat dilakukan dengan cara


17

mengamati objek tulisan secara saksama. Penelitian dapat dikerjakan

dengan melakukan wawancara dengan orang-orang yang dapat

dipercaya. Penelitian juga dapat dilakukan dengan studi kepustakaan

atau membaca tulisan orang yang dapat dipercaya.

4) Menyiapkan Kerangka Tulisan

Bahan-bahan yang telah terkumpul dan terpilih kemudian

dikelompokkan setelah itu, barulah kita menyiapkan kerangka tulisan.

5) Mengembangkan Tulisan

Dengan disiapkannya kerangka tulisan, pengembangan tulisan

dapat mulai dikerjakan. Pikiran-pikiran yang telah disusun dan ditata di

dalam kerangka tulisan harus dikembangkan dengan sistematis. Dalam

menulis teks persuasi yang perlu diperhatikan ialah adanya pembabakan

tulisan dengan susunan, seperti pembuka atau pendahuluan, isi atau

tubuh tulisan dan penutup. Pada bagian penutup inilah kesimpulan atau

ringkasan tulisan ditonjolkan dalam bentuk ajakan yang ditujukan kepada

pembaca.

Dalam buku bahasa Indonesia kelas VIII Kurikulum 2013 juga

dijelaskan langkah-langkah penyusunan teks persuasi yaitu:

1. Menentukan Tema (Bujukan Utama)

2. Menyusun perincian: pengenalan isu; rangkaian argument;

pernyataan ajakan;penegasan kembali.

3. Mengumpulkan bahan: berupa pendapat dan fakta-fakta


18

4. Pengembangan Teks; memperhatikan struktur dan kaidah

kebahasaan teks persuasi

4. Komponen/Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Teks Persuasi

Komponen penilaian kemampuan menulis teks persuasi pada

penelitian ini adalah:

a. Kesesuaian Tema dengan Isi

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok

pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih

besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat.

Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan,

dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang

akan ditulis.

b. Struktur Teks Persuasi

Dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII menurut E.

Kosasih (2017: 186) struktur teks persuasi yaitu: (1) Pengenalan isu,

yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang

menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu, (2) Rangkaian

argument, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait

dengan isi yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian

ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argument-

argumennya itu, (3) Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks
19

persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada

pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu

mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun

kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat

ajakan-ajakan itu, dan (4) Penegasan kembali atas penyataan-

pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-

ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

c. Diksi atau Pilihan Kata

Diksi atau pilihan kata memiliki tiga pengertian. Pertama, diksi

mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan, membentuk pengelompokkan kata-

kata yang tepat atau mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang

tepat, dan gaya mana yang paling baik.digunkan dalam suatu situasi.

Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan

secara tepat, dan nuansa makna dari gagasan yang ingin

disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai

(cocok) dengan situasi komunikasi. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan

sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa

kata atau perbendahraan kata bahasa itu.

Menurut Akhadiah (1988: 83), dalam memilih kata ada dua

persyaratan pokok yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan dan

kesesuaian. Persyaratan kesesuaian menyangkut makna, aspek


20

logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat

mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Selanjutnya,

persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata

yang dipakai dengan situasi dan keadaan pembaca.

Pendapat berdeda juga diungkapkan oleh Keraf (2000: 24), ia

menyatakan bahwa pilihan kata atau diksi memiliki tiga pengertian,

yaitu (1) pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana

yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana

membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan

ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik

digunakan dalam suatu situasi; (2) pilihan kata atau diksi adalah

kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari

gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan

bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki

kelompok masyarakat pendengar; (3) pilihan kata yang tepat dan

sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar

kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Yang dimaksud

perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah

keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

dengan pemilihan diksi yang tepat akan membantu membentuk

kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut

dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran


21

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau

penulis.

d. Kalimat

Wiyanto (2004: 25-27) mengatakan bahwa paragraf yang baik

mengandung satu pikiran. Pokok pikiran itu dituangkan dalam salah

satu kalimat diantara kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah

paragraf. Kalimat yang mengandung pokok pikiran disebut kalimat

utama atau kalimat topik, sedangkan kalimat penjelas tidak dapat

dipisahkan dengan kalimat utama. Dinamakan kalimat penjelas

karena ada kalimat utama. Sebaliknya, dinamakan kalimat utama

karena ada kalimat penjelas. Kalimat penjelas berisi pikiran penjelas

yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan,

merinci, membandingkan, atau memberi contoh secara khusus.

Soedjito dan Hasan (1991: 12) mengatakan bahwa kalimat dalam

paragraf yang mengungkapkan pikiran/gagasan utama disebut kalimat

utama (kalimat topik), sedangkan kalimat-kalimat yang

mengungkapkan pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. Jadi, dalam

sebuah paragraf hanya terdapat satu kalimat utama dan beberapa

kalimat penjelas.

e. Ketepatan Ejaan/Tanda Baca

Ejaan tidak saja berkisar pada persoalan cara melambangkan

bunyi-bunyi ujaran serta penempatkan tanda-tanda baca dan


22

sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: memotong suatu kata

dan menggabungkan kata-kata baik dengan imbuhan maupun antara

kata dengan kata (Keraf 1984: 47). Penggunaan bahasa Indonesia

secara baik dan benar dalam tulis menulis, harus pula ditunjang oleh

penerapan peraturan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia,

yaitu Ejaan yang Disempurnakan (Akhadiah 1988: 179). Dalam

sebuah tulisan, penggunaan ejaan dan tanda baca sangat penting

untuk diperhatikan mengingat bahwa setiap tanda dalam tulisan

mempunyai sebuah makna tersendiri. Penggunaan ejaan dan tanda

baca yang salah akan mengubah makna yang terkandung dalam

sebuah tulisan.

Secara lebih spesifik, Badudu (1990: 7) menyampaikan bahwa

ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis

menulis yang distandarisasikan; yang lazimnya mempunyai tiga aspek

fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan

penyusunan abjad; aspek morfologis yang menyangkut

penggambaran satuan-satuan morfemis; aspek sintaksis yang

menyangkut penanda ujaran tanda baca.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Keraf (2002: 47), ia

mengatakan bahwa ejaan tidak saja berkisar pada persoalan

bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana

menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi


23

hal-hal seperti: memotong suatu kata, menggabungkan kata-kata, baik

dengan imbuhan maupun antara kata dengan kata.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan ejaan dan tanda baca dalam kegiatan tulis menulis sangat

menunjang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Selain itu, penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan

memungkinkan penulis mempergunakan bermacam-macam bentuk

kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda, baik itu dalam

bidang fonologi, morfologi, maupun sintaksis.

C. Teknik Pemodelan

            Senduk dan Nurhadi (2003: 50) berpendapat bahwa pemodelan atau

teknik modeling adalah salah satu dari tujuh komponen pembelajaran

kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada

dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan

bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa

yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk

demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.

Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan

sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara

belajar.

            Nuryatin (2010: 34) menyatakan bahwa pemodelan dapat diartikan

sebagai upaya pemberian model (contoh) yang berhubungan dengan materi


24

dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Pemodelan harus

dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman

dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar

mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa menjadi

lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih antusias,

memberikan variasi situasi, biaya dan waktu lebih efisien. 

            Pemilihan komponen pemodelan dalam pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan

menulis teks persuasi dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif.

Persyaratan model yang baik, yaitu relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai

dengan tingkat siswa, menarik, praktis, fungsional, menantang, dan kaya

aksi.

            Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk

berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang

disediakan sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa

tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali

informasi dari model yang disediakan.

Dengan demikian, siswa akan belajar melalui contoh (model) yang

diberikan oleh guru. Pemberian model dilakukan dengan memberikan

sebuah contoh paragraf persuasi untuk ditiru, bukan kata demi kata atau

kalimat demi kalimat tetapi cara atau teknik pengembangan paragrafnya.

Dalam hal ini, teknik pemodelan berangkat dari pemberian contoh (model)

paragraf, membaca teks model, menganalisis teks model, dan berlatih


25

menulis dengan meniru konstruksi teks model. Oleh karena itu, guru bukan

lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa melainkan siswa lebih aktif untuk

mengembangkan pengetahuannya sehingga mendorong terjadinya proses

belajar pada diri sendiri.

Pemodelan akan membuat siswa memperoleh contoh paragraf yang

benar. Melalui teknik ini pula siswa dapat membangun pengetahuannya

tentang cara menulis yang benar. Hal tersebut karena siswa diajak secara

aktif untuk menemukan unsur-unsur paragraf maupun pengembangan

paragraf. Tidak hanya itu, keberadaan teks model juga membantu

mengurangi kesulitan siswa pada saat menuangkan gagasannya ke dalam

bentuk tulisan. Melalui model yang diberikan siswa akan memperoleh

gambaran tentang cara mengembangkan gagasan atau ide mereka ke

dalam kalimat-kalimat yang efektif. Dengan demikian, siswa akan lebih

terampil menulis teks persuasi

Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan adanya

pemodelan yang dapat ditiru, baik yang bersifat kejiwaan (identifikasi)

maupun yang bersifat fisik (imitasi) yang berkaitan dengan cara untuk

mengoperasikan sesuatu aktifitas, cara untuk menguasai pengetahuan atau

keterampilan tertentu.

Teknik pemodelan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-

kelebihan teknik pemodelan antara lain:


26

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

inspirasi, ide, Kreativitas, dan seluruh sikap intelektual yang ada pada

dirinya;

2. Memupuk daya nalar siswa;

3. Dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya;

4. Menghilangkan kebosanan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Kelemahannya antara lain

1. Kurang efesien dalam kegiatan belajar mengajar;

2. Terbatasnya waktu (Nuryatin, 2010: 14).

            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik

pemodelan merupakan bagian dari pendekatan kontekstual. Teknik

pemodelan merupakan sebuah pengetahuan atau keterampilan yang dapat

didemonstrasikan atau ada model yang dapat ditiru. Model tidak hanya

terpaku pada guru atau siswa, melainkan model dapat dilihat dan didengar

oleh seseorang. Berikut dijelaskan sintak pembelajaran menulis teks

persuasi menurut Nuryatin (2010:14)

Tabel 1
Sintak pembelajaran menulis teks persuasi dengan teknik pemodelan
Fase Kegiatan Guru

Menyampaikan Menyampaikan tujuan yang akan dicapai


1. tujuan dan dalam pembelajaran menulis teks persuasi
memotivasi siswa dan memotivasi siswa.

Menghadirkan Menyajikan informasi kepada peserta


2. contoh/ model teks didik dengan memperlihatkan/menayangkan
persuasi contoh-contoh teks persuasi sebagai
pemodelan.
27

Mengembangkan Mendorong, membimbing, dan menilai


sifat ingin tahu siswa kemampuan berpikir siswa melalui kegiatan
3. dengan bertanya tanya jawab ketika siswa merumuskan atau
mengkonstruksi pengetahuan barunya dalam
mengenali konsep dan struktur teks persuasi.

Mengarahkan siswa untuk berkelompok dan


membimbing kelompok belajar pada saat
Membentuk berdiskusi untuk mengidentifikasi informasi
kelompok bekerja yang terdapat dalam teks persuasi yang telah
4. dan belajar dibagikan untuk menemukan tema, struktur
teks persuasi berupa pengenalan isu,
rangkaian argument, pernyataan ajakan dan
penegasan kembali. Serta memperhatikan
penggunaan ejaan dalam teks tersebut.

Menugaskan siswa untuk menulis teks


persuasi berdasarkan contoh/model teks
persuasi yang telah didiskusikan dalam
kelompok sebelumya. dengan lankah-
langkah sebagai berikut:

Menulis teks 1. Menentukan tema


5 persuasi secara 2. Menyusun perincian: pengenalan isu;
Individu rangkaian argument; pernyataan
ajakan; dan penegasan kembali.
3. Mengumpulkan bahan berupa
pendapat dan fakta-fakta
4. Pengembangan teks dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks persuasi

Membimbing siswa dalam merefleksi


Melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan melalui
6. tanya jawab tentang kesulitan yang dihadap
siswa. Guru mengarahkan siswa untuk
mengisi lembar catatan harian siswa.

7. Melakukan penilaian Mengevaluasi hasil keterampilan menulis


teks persuasi siswa dan mengomentari serta
28

autentik (evaluasi) memberikan saran perbaikan terhadap hasil


kerja siswa.

Menghargai baik upaya maupun hasil belajar


Memberikan
8. siswa dengan memberikan penguatan atau
penghargaan
penghargaan.

D. Penelitian yang Relevan

Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan

keterampilan menulis, salah satu penelitian yang menyangkut keterampilan

menulis teks persuasi adalah penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Ima

Suryani dengan judul Penerapan Teknik Pemodelan Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1

Kubu Singaraja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penerapan teknik

pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi

siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Kubu. Data refleksi awal menunjukkan bahwa

nilai rata-rata kelas adalah 70 (cukup), kemudian meningkat menjadi 75,45

(cukup) pada siklus I, dan meningkat menjadi 80,29 (baik) pada siklus II. (2)

Langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis

paragraf persuasi adalah (a) menyampaikan materi dan langkah-langkah

menulis paragraf persuasi dengan teknik pemodelan, (b) memberikan siswa

contoh (model) paragraf, (c) meminta siswa membaca contoh paragraf (d)

melakukan tanya jawab contoh (model) paragraf, (e) menjelaskan contoh


29

(model) paragraf sesuai dengan langkah menulis paragraf, dan (f) meminta

siswa menetukan topik, membuat kerangka, dan mengembangkan kerangka

agar menjadi paragraf yang baik. (3) Respons siswa positif terhadap

penerapan teknik pemodelan

Relevansi penelitian Ni Kadek Ima Suryani dengan penelitian ini

adalah pada penerapan teknik pemodelan. Pada penelitian yang dilakukan

Ni Kadek Ima Suryani, teknik pemodelan diterapkan pada materi

pembelajaran menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X3 SMA Negeri 1

Kubu Singaraja sedangkan pada penelitian ini, peneliti mencoba

menerapkan teknik pemodelan dalam pembelajaran menulis teks persuasi

pada siswa kelas VIII SMP Negeri L. Sidoharjo.

Penelitian berikutnya mengenai menulis teks persuasi juga dilakukan

oleh Oleh Kukuh Ernawati tahun 2009 yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Iklan Melalui Teknik Pemodelan Pada Siswa Kelas

VII-D SMP 2 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara

Penggunaan teknik pemodelan menunjukkan adanya peningkatan

hasil tes keterampilan menulis iklan siswa. Hasil rata-rata tes keterampilan

menulis iklan siklus I adalah 76,33. Nilai tes tersebut meningkat sebesar

20,72% dari hasil prasiklus yang semula hanya 63,2. Pada siklus II hasil rata-

rata tes keterampilan menulis iklan meningkat lagi sebesar 6,28% dari siklus

I menjadi 81,13. Melalui penggunaan teknik pemodelan juga terjadi

perubahan perilaku siswa lebih antusias pada pembelajaran dan termotivasi.

Siswa juga menjadi tidak malas untuk menulis iklan. Dengan demikian
30

pembelajaran melalui teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan

menulis iklan serta dapat mengubah perilaku belajar siswa kelas VII-D SMP

Negeri 2 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara. Pembelajaran ini dapat

dijadikan alternatif dalam pembelajaran menulis iklan.

Relevansi antara penelitian yang dilakukan oleh Kukuh Ernawati

dengan penelitian ini terletak pada teknik pembelajaran yaitu menggunakan

teknik pemodelan. Perbedaannya, pada penelitian yang dilakukan oleh

Kukuh Ernawati teknik pemodelan diterapkan pada materi menulis iklan,

sedangkan pada penelitian ini peneliti akan menerapkan teknik pemodelan

pada pembelajaran menulis teks persuasi.

Penelitian selanjutnya yang relevan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Arifah, Nuri. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Persuasi melalui

Model Think Pair and Share Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas IV

SDN Sekaran 02 Semarang.

Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan menulis

persuasi pada siswa kelas IV SD. Membantu mengembangkan keterampilan

yang dimiliki setiap siswa agar mampu menuangkan tulisan dalam bentuk

karangan yang bersifat mengajak, menghimbau atau mempengaruhi setiap

pembaca.

Hasil penelitian ini yaitu (1) keterampilan menulis di siklus siklus I

sebanyak 35,29% (cukup), siklus II sebesar 58,82% (baik), dan siklus III

sebesar 88,23% (sangat baik). (2) keterampilan guru di siklus I adalah 19

(cukup), siklus II 23 (baik) dan siklus III sebesar 27 (sangat baik), (3) aktivitas
31

siswa di siklus I adalah 16,23 (cukup), siklus II sebesar 20,76 (baik) dan

siklus III sebesar 22,58 (sangat baik).

Simpulan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran Think Pair

and Share berbantuan media visual dapat meningkatkan keterampilan

menulis persuasi di kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang. Saran model Think

Pair and Share berbantuan media visual dapat digunakan sebagai cara

untuk meningkatkan keterampilan menulis persuasi pada siswa,

keterampilan guru, dan aktivitas siswa.

Relevansi antara penelitian yang dilakukan oleh Arifah Nuri dengan

penelitian ini terletak pada pembelajaran menulis persuasi. Perbedaannya,

pada penelitian yang dilakukan oleh Arifah Nuri terletak pada pada model

pembelajaran yang digunakan yaitu model Think Pair and Share sedangkan

pada penelitian ini peneliti menerapkan teknik pemodelan pada

pembelajaran menulis teks persuasi.

Selain ketiga penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

tersebut, pada kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan. Langkah kerja yang terdapat dalam metodologi penelitian-

penelitian tersebut dijadikan peneliti sebagai acuan dan pembanding dalam

penelitian yang akan peneliti lakukan ini.


32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan data valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2006: 6). Pada

penelitian ini peneliti lebih menekankan pada metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989:64) penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain

penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada

masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian

dilaksanakan. Fungsi dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memecahkan

suatu masalah praktis pendidikan, sedikit sekali fungsinya untuk

pengembangan ilmu.

Kemudian menurut Susetyo (2015: 6) pendekatan kuantitatif adalah

pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan-permasalahan

pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan pengukuran terhadap

variabel-variabel objek yang diteliti guna menghasilkan simpulan yang dapat

digeneralisasikan, lepas dari kontek waktu dan situasi.


33

Metode penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah

untuk menggambarkan kemampuan menulis teks persuasi dengan

menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri L. Sidoharjo

Kabupaten Musi Rawas Tahun Pelajaran 2018/2019. Lebih lanjut Susetyo

(2015:11) ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menjelaskan penelitian

dengan menggunakan metode deskriptif dilakukan apabila peneliti ingin

menjawab persoalan-persoalan tentang gejala-gejala yang ada atau berlaku

pada masa sekarang. Dengan kata lain, penelitian ini memusatkan perhatian

kepada masalah-masalah aktual, sebagaimana adanya pada masa

sekarang, pada saat penelitian dilakukan.

Tujuan penelitian ini untuk mengamati, mempersepsikan, dan

menginterpretasikan peningkatan kemampuan menulis teks persuasi dengan

menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri L.Sidoharjo

Kabupaten Musi Rawas. Pemilihan pendekatan deskriptif kuantitatif

didasarkan pada pertimbangan untuk menelusuri secara mendalam

mengenai peningkatan kemampuan menulis teks persuasi dengan

menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri L. Sidoharjo

Kabupaten Musi Rawas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.2 SMP Negeri L. Sidiharjo

Kabupaten Musi Rawas yang terletak di Jalan Punto Dewo Desa L Sidoharjo

Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini dilaksanakan


34

pada tanggal 26 Maret sampai dengan 16 April 2019, semester Genap tahun

pelajaran 2018/2019.

C. Data dan sumber Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis teks persuasi,

sedangkan sumber datanya adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri L.

Sidoharjo tahun pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 32 siswa, terdiri atas

14 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Pemilihan kelas VIII.2 sebagai

sumber data didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat pra penelitian,

permasalahan ditemukan pada kelas tersebut dimana aktivitas dan

kemampuan menulis teks persuasi siswa masih rendah.

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Prosedur penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Menurut Supardi (2012: 9) Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian

yang bertujuan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang

dirasakan adanya permasalahan pembelajaran di suatu kelas.

Penelitian Tindakan kelas juga diungkapkan oleh Wardhani, dkk

(2003: 21) Mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom

action research) sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif yang

dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang menyatakan bahwa dalam

satu siklus terdiri atas empat langkah: perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecing).


35

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan tindakan

pendahuluan yaitu berupa identifkasi permasalahan mengenai aktivitas

siswa dalam pembelajaran menulis teks persuasi dan tingkat kemampuan

siswa dalam menulis teks persuasi.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan

dari Hopkins (Sanjaya, 2013: 53) yang terdiri atas empat tahap, yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting), seperti terlihat pada bagan 1

Perencanaan

Pelaksanaan
Siklus 1

Refleksi
Pengamatan

Perencanaan
Siklus 2

Refleksi

Perencanaan
Pelaksanaan
(Sumber: Modifikasi dari Hopkins dalam Sanjaya, 2013)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan sebagai guru

sekaigus sebagai penilai. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.


36

a. Tahap Perencanaan

Tahap Perencanaan merupakan tahap awal. Pada tahap ini peneliti

melakukan persiapan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Adapun

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:

a. Peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran

menulis teks persuasi kemudian permasalahan pokok atau kendala

apa saja yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis teks

persuasi.

b. Diskusi bersama teman sejawat untuk menyatukan persepsi

tentang teknik pembelajaran yang cocok digunakan untuk

pembelajaran menulis teks persuasi.

c. Membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) menulis

teks persuasi sesuai yang terdapat pada KD.4.14 Menyajikan teks

persuasi (saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan) secara tulis

dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan, atau aspek

lisan.

d. Menyiapkan bahan dan sumber belajar (Buku teks, contoh atau

model teks persuasi).

e. Merancang teknik pemodelan dan scenario penerapan yang akan

dilaksanakan pada kegiatan inti dalam pembelajaran menulis teks

persuasi.

f. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa soal tes untuk menulis

teks persuasi
37

g. Membuat format instrumen penilaian sesuai dengan Kompotensi

Dasar

h. Membuat alat evaluasi berupa lembar observasi aktivitas siswa,

lembar observasi aktifitas guru

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi terhadap

perencanaan yang telah disusun dalam tahap sebelumnya. Peneliti sebagai

guru melaksanakan pembelajaran menulis teks persuasi dengan

menggunakan teknik pemodelan.

Sintaks pembelajaran menulis teks persuasi dengan teknik pemodelan

meliputi: (1) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

menulis teks persuasi dan memotivasi siswa; (2) Menyajikan informasi

kepada peserta didik dengan memperlihatkan/menayangkan contoh-contoh

teks persuasi sebagai pemodelan; (3) Mendorong, membimbing, dan menilai

kemampuan berpikir siswa melalui kegiatan tanya jawab ketika siswa

merumuskan atau mengkonstruksi pengetahuan barunya dalam mengenali

konsep dan struktur teks persuasi; (4) Mengarahkan siswa untuk

berkelompok dan membimbing kelompok belajar pada saat berdiskusi untuk

mengidentifikasi informasi yang terdapat dalam teks persuasi yang telah

dibagikan untuk menemukan tema, struktur teks persuasi berupa pengenalan

isu, rangkaian argument, pernyataan ajakan dan penegasan kembali. Serta

memperhatikan penggunaan ejaan dalam teks tersebut; (5) Menugaskan

siswa untuk menulis teks persuasi berdasarkan contoh/model teks persuasi


38

yang telah didiskusikan dalam kelompok sebelumya. dengan lankah-langkah

sebagai berikut: Menentukan tema, menyusun perincian: pengenalan isu;

rangkaian argument; pernyataan ajakan; dan penegasan kembali,

mengumpulkan bahan berupa pendapat dan fakta-fakta, pengembangan

teks dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi;

(6) Membimbing siswa dalam merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan

melalui tanya jawab tentang kesulitan yang dihadap siswa, Guru

mengarahkan siswa untuk mengisi lembar catatan harian siswa; (7)

Mengevaluasi hasil keterampilan menulis teks persuasi siswa dan

mengomentari serta memberikan saran perbaikan terhadap hasil kerja siswa;

(8) Menghargai baik upaya maupun hasil belajar siswa dengan memberikan

penguatan atau penghargaan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat mengisi lembar

observasi yang telah disediakan, yaitu lembar observasi aktivitas siswa

dalam pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini merupakan tindakan aktualisasi dari semua rencana

yang telah disusun. Peneliti sebagai guru yang mengajar dan sekaligus

melaksanakan tindakan, sedangkan teman sejawat berperan sebagai

pengamat aktivitas siswa, dan pemberi masukan dalam kinerja penelitian.

Pengamatan ini dilakukan peneliti dan observer menggunakan lembar


39

observasi yang sudah berisi indikator-indikator yang menyangkut informasi

yang diperlukan dalam menjawab permasalahan aktivitas siswa.

Pada tahap ini dilaksanakan proses pengamatan terhadap aktivitas

guru dalam menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

aktivitas siswa dalam merespon penerapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Hal-hal yang perlu diamati dan dicatat dalam lembar

observasi yaitu; (1) respon siswa, (2) perubahan yang terjadi selama proses

pembelajaran, (3) keterampilan guru dalam melaksanakan semua proses

pembelajaran yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

dan (4) kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan melakukan kegiatan berpikir ulang terhadap apa

yang sudah dilakukan, apa yang belum dilakukan, apa yang sudah dicapai,

apa yang belum dicapai, masalah apa saja yang belum diselesaikan, dan

pada akhirnya menentukan tindakan yang terbaik yang harus dilakukan

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Adapun yang dilakukan pada tahap evaluasi yaitu memeriksa dan

menghitung ketercapaian proses dan hasil yang didapatkan pada tahap

observasi, serta menentukan apa saja kendala yang ditemukan selama

kegiatan observasi sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya. Sedangkan pada tahap refleksi peneliti dan guru akan merefleksi
40

diri dengan melihat data observasi yang dilakukan, yakni apakah telah sesuai

dengan rencana atau tidak. Tujuan dari tindakan evaluasi dan refleksi adalah

peneliti dan guru dapat mengetahui kualitas penggunaan teknik pemodelan

dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik pemodelan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah ditetapkan dan dapat

membantu siswa mengalami perubahan positif yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan siswa selama aktivitas pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran

menulis teks persuasi tersebut, jika pada siklus pertama nilai diperoleh belum

memenuhi kriteria keberhasilan, maka akan dilanjutkan pada siklus

berikutnya dengan memperbaiki tindakan pada siklus 1 sehingga diharapkan

akan terjadi perubahan dan peningkatan pada siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Tes atau Pemberian tugas

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian

tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau

perintah-perintah (Sudjiono, 2009:67). Tes dalam penelitian ini digunakan

untuk menilai kemampuan menulis teks persuasi siswa. Tes menulis teks

persuasi dilakukan dua kali pada pertemuan kedua untuk tiap-tiap siklus

dengan tema yang berbeda. Tes yang digunakan pada setiap siklus adalah
41

tes tertulis atau penugasan kepada siswa untuk menulis teks persuasi seperti

terlampir pada lampiran.

2. Pengamatan atau Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dapat digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Purwanto (2011:149)

observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi pada

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

pembelajaran menulis teks persuasi berlangsung. Lembar observasi diisi

oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai pengamat.

F. Instrumen Penelitian

Data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen

tes dan non-tes, sebagai berikut:

1. Instrumen Tes Menulis Teks Persuasi

Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal yang berisi

penugasan kepada siswa untuk menulis teks persuasi berdasarkan

contoh atau model yang telah diamati. Pada siklus I, contoh yang diamati

adalah teks persuasi dengan tema Narkoba dan Kebersihan

Lingkungan Dari contoh teks tersebut siswa diminta menulis teks

persuasi dengan tema “Jauhkan diri anda dari Narkoba” dan

“Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah” Pada siklus II siswa


42

mengamati model atau contoh teks persuasi dengan tema “Hindarilah

rokok meskipun sebatang”. Dari contoh tersebut siswa diminta menulis

teks persuasi dengan tema “Bahaya Merokok bagi kesehatan”. Teks

yang ditulis minimal 4 paragraf.

Panduan penilaian kemampuan menulis teks persuasi tersebut

berdasarkn pada lima aspek, yaitu: (1) Kesesuaian judul dengan isi, (2)

Kelengkapan struktur teks persuasi meliputi: pengelan isu, rangkaian

argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali, (3) ketepatan

diksi, (4) ketepatan ejaan. Untuk lebih jelas mengenai aspek penilaian

tiap-tiap komponen dan skor penilaian dapat dilihat pada tabel berikut!

Tabel 2
Kisi-kisi Kemampuan Menulis Teks persuasi siswa
No Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1 Kesesuaian Judul dengan Isi 15
2 Struktur teks persuasi:
a. Pengenalan Isu 15
b. Rangkaian Argumen 15
c. Pernyataan ajakan 25
d. Penegasan kembali 15
3 ketepatan ejaan 15
Jumlah Skor 100
(Sumber: Modifikasi sari Nurgiyantoro, 2002)

Selanjutnya, berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka disusun kisi-

kisi penilaian menulis teks persuasi seperti pada tabel 3.

Tabel 3
Kisi-Kisi Penilaian Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa
No Aspek yang dinilai Rentang Kategori Deskriptor
Skor
1 Kesesuaian Judul 13-15 Sangat Antara judul dan isi
dengan Isi baik memiliki keterkaitan kuat,
43

(15) pemilihan judul sangat


kreatif
10-12 Baik Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan kuat,
pemilihan judul kreatif
7-9 Cukup Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan,
pemilihan judul sangat
kreatif
4-6 Kurang Antara judul dan isi tidak
memiliki keterkaitan,
pemilihan judul kurang
kreatif
1-3 Sangat Tidak ada judul
kurang
2 Struktur teks persuasi
(70)
a. Pengenalan 13-15 Sangat Sangat Sesuai dengan
Isu (15) baik ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu ( adanya
Pernyataan retorika)
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan kalimat
pengenalan isu ( adanya
Pernyataan retorika)
7-9 cukup Cukup Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu ( adanya
Pernyataan retorika)
4-6 Kurang Kurang Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu ( adanya
Pernyataan retorika)
1-3 Sangat Tidak Sesuai dengan ciri
kurang kebahasaan kalimat
pengenalan isu ( adanya
Pernyataan retorika)
b. Rangkaian 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
argument (15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
44

disertai fakta yang logis


7-9 Cukup Cukup sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat argumen berupa
pendapat dan disertai
fakta yang logis
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat argument berupa
pendapat dan disertai
fakta yang logis
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan ciri
kurang kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
c. Pernyataan 21-25 Sangat Sangat sesuai dengan
ajakan (25) baik ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
16-20 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
11-15 Cukup Cukup sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
6-10 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
1-5 Sangat Tidak sesuai dengan ciri
kurang kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
d. Penegasan 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
kembali(15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
45

10-12 Baik Sesuai dengan ciri


kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
7-9 Cukup Cukup sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan ciri
kurang kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
3 Ketepatan ejaan 13-15 Sangat Menggunakan ejaan
baik yang lengkap meliputi,
(15)
penulisan kalimat, kata,
serapan dan tanda baca.
10-12 Baik Menggunakan ejaan
meliputi, penulisan
kalimat, kata, dan tanda
baca.
7-9 Cukup Menggunakan ejaan
yang cukup lengkap
meliputi, penulisan
kalimat, dan tanda baca.
4-6 Kurang Menggunakan ejaan
yang kurang lengkap
meliputi, tanda baca.
1-3 Sangat Menggunakan ejaan
kurang yang tidak tepat meliputi,
penulisan kalimat, kata,
serapan dan tanda baca.
Jumlah 100
(sumber:Modifikasi dari Tarigan, 2008)
46

2. Instrumen Non-tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi atau pengamatan. Observasi ini dilakukan saat pembelajaran

berlangsung. Observasi diamati oleh seorang observer, yaitu Dwi Eko

Purwanto, S.Pd. yang merupakan teman sejawat peneliti di SMP N L

Sidoharjo, dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan

oleh peneliti. Indikator yang diamati yaitu berupa kemampuan menulis teks

persuasi.

Tabel 4
Aspek pengamatan lembar observasi Aktivitas siswa
No Aspek yang Aktivitas Siswa Butir
dinilai Insrumen
1 Ketelitian 1. Memperhatikan penjelasan guru 1
2. Mengamati dan memperhatikan 2
model yang ditayangkan guru
2 Keaktifan 1. Diskusi menelaah struktur teks 3
persuasi
2. Menjawab pertanyaan guru 4
3 Kerja sama 1. Mengerjakan tugas secara 5
berkelompok menentukan struktur
teks persuasi yang sudah dibaca
2. Bertukar pendapat mengenai 6
struktur teks persuasi yang sudah
diamati
4 Tanggung 1. Menuliskan topik teks persuasi 7
Jawab
2. Menulis teks persuasi berdasarkan 8
contoh atau model teks persuasi
yang sudaah diamati.
5 Percaya diri 1. Menyimpulkan teks persuasi yang 9
telah ditulis
2. Membaca teks persuasi yang telah 10
dibuat
Jumlah 10
(Sumber: Modifikasi dari Sardiman, 2007)
47

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk

mengolah data. Untuk menganalisis data penelitian, langkah-langkah yang

dilakukan sebagai berikut:

1. Memberikan nilai atau skor terhadap teks persuasi yang ditulis siswa

2. Penlaian kemampuan menulis teks persuasi dilakukan oleh peneliti

sedangkan untuk pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

menulis teks persuasi dilakukan oleh teman sejawat.

3. Menghitung rata-rata tes awal (pratindakan) nilai rata-rata tes akhir

siklus pertama, dan nilai rata-rata tes akhir siklus kedua

4. Menentukan rata-rata kemampuan menulis teks persuasi dengan

rumus:

ΣX
X=
N
(sumber: Sudijono,2006)

Keterangan :
X = Rata-rata nilai siswa
T = Jumlah nilai akhir siswa
N = Jumlah siswa seluruhnya di kelas tersebut
5. Menentukan klasifikasi kemampuan menulis teks persuasi seperti
table 5.
Table 5
Klasifikasi penilaian kemampuan menulis teks persuasi Siswa
No Skor Katogori
1 80-100 Sangat Baik
2 70-79 Baik
3 56-69 Cukup
4 45-55 Kurang
5 1-44 Sangat Kurang
(sumber: Modifikasi dari Nurgiyantoro, 2002)
48

6. Menentukan klasifikasi hasil pengamatan aktivitas belajar siswa

seperti pada tabel 6.

Tabel 6
Klasifikasi hasil pengamatan aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Katogori
Sangat aktif Cuku Kurang Tidak
aktif p Aktif aktif aktif
1 Ketelitian
2 Keaktifan
3 Kerja sama
4 Tanggung Jawab
5 Percaya diri
(sumber: Modifikasi dari Nurgiyantoro, 2002)

7. Menghitung jumlah nilai siswa secara klasikal, yaitu menghitung

jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70.

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika:

1. Secara individual siswa dinyatakan berhasil jika memperoleh nilai

kemampuan menulis teks persuasi minimal nilai ≥ 70, dan secara

klasikal 85 % siswa memperoleh nilai rata-rata ≥ 70.

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menulis teks persuasi

dinyatakan berhasil jika memperoleh nilai dari minimal cukup aktif

menjadi aktif atau sangat aktif.


49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester genap tahun

ajaran 2018/2019 siswa kelas VIII.2 SMP N L. Sidoharjo yang berjumlah 32

siswa, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2019. Peneliti dalam

penelitian ini bertindak sebagai guru yang melakukan tindakan, juga

bertindak sebagai penilai dan dibantu teman sejawat yang bernama Dwi Eko

Purwanto, S.Pd. sebagai penilai 2 dan pengamat.

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes kemampuan menulis teks

persuasi siswa dan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan. Penelitian ini

dilakukan sebanyak dua siklus. Untuk lebih jelas, berikut akan diuraikan

dalam bentuk deskripsi data pada tiap siklusnya.

1. Hasil Penelitian Siklus I

Proses Pembelajaran menulis teks persuasi Kegiatan siklus I

dilaksanakan di dalam kelas dengan alokasi waktu 4x40 menit atau 2 kali

pertemuan. Kegiatan ini dilakukan di kelas VIII.2 SMP Negeri L. Sidoharjo

pada tanggal 26 Maret dan 29 Maret 2019. Untuk mempermudah


50

pelaksanaan tindakan kelas ini prosedur yang ditempuh peneliti sebagai

berikut :

a. Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai pemberi tindakan dan

kolaborator sebagai tim pengamat pada tahap ini peneliti melakukan

persiapan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah Membuat

Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) menulis teks persuasi sesuai

yang terdapat pada KD.4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, ajakan,

arahan, dan pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan

struktur, kebahasaan, atau aspek lisan. RPP siklus I ini dibuat untuk 2 kali

pertemuan ( 5 x 40 menit). Tema penulisan teks persuasi ini adalah tentang

“Narkoba” dengan sub Tema “Jauhkan diri anda dari narkoba”. Dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran pada kompetensi dasar ini materi

yang disiapkan adalah pengertian teks persuasi, struktur teks persuasi, ciri

kebahasaan teks persuasi dan memberikan beberapa model atau contoh

teks persuasi. Pembelajaran menulis teks persuasi ini dilakukan dengan

menggunakan teknik pemodelan.

Kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan instrument penelitian

berupa lembar pengamatan dan lembar penilaian. Lembar pengamatan yang

digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas siswa. Lembar ini bertujuan

untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis

teks persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan, sedangkan lembar


51

penilaian yang digunakan adalah lembar penilaian menulis teks persuasi.

Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menulis teks persuasi. Komponen yang mendasari penilaian teks persuasi

adalah: (1) Kesesuaian judul dengan isi, (2) Kelengkapan struktur teks

persuasi meliputi: (a) pengelan isu, (b) rangkaian argumen, (c) pernyataan

ajakan, dan (d) penegasan kembali, (3) ketepatan ejaan.

Lembar pengamatan aktivitas siswa diisi oleh pengamat secara

lansung pada saat proses pembelajaran dengan memberikan checlist pada

masing-masing deskriptor dan skor yang telah tersedia dalam lembar

pengamatan. Lembar penilaian penugasan menulis teks persuasi dikerjakan

setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dalam 3 jam pelajaran (satu

jam pelajaran sama dengan empat puluh menit), sedangkan pertemuan

kedua dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Maret 2019, sedangkan

pertemuan kedua dilakukan pada hari jum’at, tanggal 29 Maret 2019. Proses

pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disusun dan dikemas dalam

tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Masing-masing pertemuan akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:


52

Pertemuan pertama

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama terdiri atas tiga

bagian, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Berikut ini adalah uraian secara rinci tahapan proses pembelajaran menulis

teks persuasi.

1. Tahapan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 10 menit diawali oleh guru

dengan memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan oleh guru dengan mengecek kesiapan diri

siswa dengan mengisi lembar kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, dan

memberikan motivasi. Selanjutnya, guru menjelaskan kompetensi dasar

yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut. Terakhir guru

menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan dalam pembelajaran menulis

teks persuasi.

2. Tahapan inti

Kegiatan inti dilakukan guru dengan menerapkan teknik pemodelan

selama 100 menit. Melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Peserta didik mengamati model teks persuasi yang berjudul “Bahaya

Narkoba”.

2. Peserta didik menanyakan  hal-hal yang belum dimengerti

tentang contoh teks persuasi yang mereka amati.

3. Peserta didik mendiskusikan tentang pengertian teks persuasi,

struktur teks dan ciri kebahasaan tek persuasi


53

4. Tahap selanjutnya guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari

5 siswa setiap kelompoknya

5. Peserta didik bersama teman kelompoknya mengidentifikasi kalimat-

kalimat ajakan yang terdapat dalam teks persuasi tersebut.

6. Guru membimbing siswa dalam merefleksi pembelajaran yang telah

dilakukan melalui tanya jawab tentang kesulitan yang dihadapi siswa

dalam menentukan ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks

persuasi tersebut.

7. Masing-masing kelompok menulis teks persuasi mengenai “Narkoba”

dan “Kebersihan lingkungan Sekolah” dengan memperhatikan struktur

teks dan ciri kebahasaan. Tiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

8. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Kelompok lain menanggapi hasil diskusi.

9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil kerjanya

baik, sesuai dengan struktur teks persuasi yang telah didiskusikan

dengan memberikan penguatan dan motivasi.

3. Tahapan Penutup

Kegiatan akhir atau penutup dilakukan selama 10 menit dimana guru

bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai teks persuasi

dan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.


54

Pertemuan Kedua

Sama halnya pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama,

kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua juga meliputi tiga bagian,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Tahapan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 10 menit diawali oleh guru

dengan memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan oleh guru dengan mengecek kesiapan diri

siswa dengan mengisi lembar kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, dan

memberikan motivasi. Selanjutnya guru menjelaskan kompetensi dasar yang

akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, dan terakhir guru menyampaikan

lingkup penilaian pembelajaran menulis teks persuasi.

2. Tahapan Inti

Selanjutnya guru menerapkan teknik pemodelan. Selama kegiatan inti

ini berlangsung yaitu 60 menit. Pengamat mengamati aktivitas siswa sambil

mengisi lembar observasi aktivitas tentang respon dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan. Kegiatan inti melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Secara individu siswa mengamati model teks persuasi yang

dibagikan guru.

2. Siswa menanyakan  hal-hal yang belum dimengerti tentang contoh

teks persuasi yang mereka dapatkan.


55

3. Peserta didik mendiskusikan tentang struktur teks dan ciri kebahasaan

tek persuasi berdasarkan model atau contoh teks persuasi yang

diamati.

4. guru melakukan penilaian autentik (evaluasi) secara individu dengan

memberikan tugas menulis teks persuasi Tema Narkoba dan

Kebersihan Lingkungan Sekolah, berdasarkan model atau contoh

yang telah diberikan.

5. Setelah selesai membuat tugas menulis teks persuasi, tugas tersebut

dikumpulkan yang kemudian dinilai oleh peneliti sebagai penilai 1,

dibantu rekan sejawat sebagai penilai 2.

3. Tahapan Penutup

Untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru mengajak semua

siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.

Data hasil tindakan siklus 1 berupa hasil tes kemampuan menulis teks

persuasi disajikan pada tabel 8.

Tabel 8
Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa Siklus I
N Nama (Kode) Penilai Penilai Total Rata- Klasifikasi
o Siswa 1 2 Skor Rata
1 AD 59 61 120 60 Cukup
2 AP 81 81 162 81 Sangat Baik
3 AW 80 82 162 81 Sangat Baik
4 BS 81 84 165 82.5 Sangat Baik
5 BF 76 76 152 76 Baik
6 CM 57 59 116 58 Cukup
7 DA 53 53 106 53 Kurang
8 DS 58 58 116 58 Cukup
9 ES 60 62 122 61 Cukup
10 EA 82 84 166 83 Sangat Baik
11 FA 61 60 121 60.5 Cukup
12 HA 78 78 156 78 Baik
56

13 HY 79 80 159 79.5 Baik


14 HS 56 58 114 57 Cukup
15 IR 70 70 140 70 Baik
16 IN 56 58 114 57 Cukup
17 KA 74 74 148 74 Baik
18 LL 42 45 87 43.5 Sangat Kurang
19 MD 82 83 165 82.5 Sangat Baik
20 MI 47 48 95 47.5 Kurang
21 MM 45 45 90 45 Kurang
22 NA 82 84 166 83 Sangat Baik
23 NF 82 80 162 81 Sangat Baik
24 NY 62 62 124 62 Cukup
25 NS 75 75 150 75 Baik
26 PH 60 62 122 61 Cukup
27 PP 72 70 142 71 Baik
28 RAi 67 68 135 67.5 Cukup
29 SA 81 83 164 82 Sangat Baik
30 SP 57 57 114 57 Cukup
31 ZP 82 84 166 83 Sangat Baik
32 AW 64 66 130 65 Cukup
Jumlah 2161 2190 4351 2175.5
Rata-rata 67.53 68.43 67.98 Cukup

Tabel 8 menunjukkan hasil perolehan tes kemampuan menulis teks

persuasi siswa siklus I. Secara keseluruhan, kemampuan menulis teks

persuasi siswa dalam kategori “cukup” dengan rata-rata 67, 98. Dari 32

siswa, 9 siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 80 – 100 yang

termasuk kategori “sangat baik”, 7 siswa memperoleh nilai dengan rentang

70 – 79 dengan kategori “baik”, 12 siswa memperoleh nilai dengan rentang

56 – 69 dengan kategori “cukup”, 3 siswa memperoleh nilain dengan rentang

45 – 55 yang termasuk dalam kategori “kurang”, dan 1 siswa yang

memperoleh nilai dengan rentang 1 – 44 dengan kategori “sangat kurang”.


57

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan pencatatan terhadap aktivitas

siswa pada saat berlangsungnya tindakan pelaksanaan pembelajaran

menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan. Hasil

pengamatan aktivitas siswa tersebut disajikan pada tabel 9

Tabel 9
Hasil pengamatan akivitas siswa siklus I
No Nama Sangat Aktif Cukup Kurang Tidak
Siswa aktif aktif aktif aktif
1 AD √
2 AP √
3 AW √
4 BS √
5 BF √
6 CM √
7 DA √
8 DS √
9 ES √
10 EA √
11 FA √
12 HA √
13 HY √
14 HS √
15 IR √
16 IN √
17 KA √
18 LL √
19 MD √
20 MI √
21 MM √
22 NA √
23 NF √
24 NY √
25 NS √
26 PH √
27 PP √
28 RAi √
29 SA √
30 SP √
31 ZP √
58

32 AW √
4 11 9 6 2
12,50% 34,3% 28,12% 18,75% 6,25%
(sumber: Hasil penelitian, 2019)

Tabel 9 menunjukkan bahwa lima aspek pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran menulis teks persuasi dari 32 siswa terlihat cukup

aktif. Artinya bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis teks

persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan belum termasuk pada

kategori aktif. Hal ini terlihat dari lima aspek pengamatan aktivitas siswa yang

dilakukan oleh peneliti yaitu ketelitian, keaktifan, kerjasama, tanggung jawab

dan percaya diri.

Pengamatan yang dilakukan guru pada aspek ketelitian adalah

mengamati aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan

ketelitian siswa dalam mengamati model pembelajaran yang ditayangkan

guru. Secara klasikal pada siklus pertama ini siswa masih belum tampak aktif

dalam memperhatikan model pembelajaran yang ditayangkan. Hal ini terbukti

dari masih banyaknya siswa yang tidak fokus pada pembelajaran yang

ditayangkan dengan teknik pemodelan. Siswa masih banyak yang bercanda

dengan sesama temannya.

Aspek kedua yang diamati adalah keaktifan siswa dalam berdiskusi

dan menelaah struktur teks persuasi dan menjawab pertanyaan yang

diajukan guru. Pada kegiatan ini siswa sudah cukup aktif menjawab

pertanyaan guru yang berkaitan dengan struktur teks persuasi. Hal ini terlihat

dari beberapa siswa yang langsung mengacungkan tangan ketika guru

melontarkan pertanyaan.
59

Aspek ketiga yang diamati guru sebagai peneliti adalah mengamati

aktivitas siswa dalam bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan guru

secara berkelompok. Pada kegiatan ini siswa kurang dapat bekerjasama

dengan baik dalam menyelesaikan tugas menelaah struktur teks persuasif

yang sudah dibaca. Siswa dalam kelompoknya masih ada yang hanya duduk

diam dan asyik dengan buku catatannya sendiri.

Aspek keempat yang diamati guru adalah aspek tanggungjawab.

Pada kegiatan ini guru mengamati tanggung jawab siswa dalam

menyelesaikan tugas menentukan topik dan menulis teks persuasi

berdasarkan contoh atau model yang sudah diamati sebelumnya. Hasil

pengamatan yang diperoleh masih banyak siswa yang belum

bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Hal ini terlihat hanya

beberapa siswa yang sudah terlibat aktif dalam menulis teks persuasi

dengan cara mengamati contoh atau model yang sudah diberikan kemudian

meniru model tersebut untuk menulis teks persuasi dengan tema “Narkoba”

dan “Kebersihan Lingkungan”, sedangkan siswa yang lain hanya sibuk

mengobrol dan bercanda dengan teman kelompoknya.

Aspek terakhir yang diamati guru dalam aktivitas belajar siswa adalah

aspek percaya diri. Pada aspek ini guru mengamati siswa yang maju ke

depan kelas untuk membacakan teks persuasi yang telah dibuatnya. Dari

hasil pengamatan masih banyak siswa yang tidak percaya diri membacakan

hasil kerjanya di depan kelas. Hal ini terlihat ketika diperintahkan untuk maju
60

membaca hasil kerjanya, siswa banyak yang tidak berani dan bahkan saling

menunjuk temannya supaya mau maju ke depan kelas.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi siklus I ini, diadakan diskusi tentang temuan yang

diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung. Temuan inilah yang

selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus

berikutnya. Ada beberapa hal yang sudah pada siklus I, yaitu; (1) siswa

cukup aktif dalam proses pengamatan contoh/model teks persuasi yang

diberikan, (2) beberapa siswa sudah aktif dalam mengerjakan tugas menulis

teks persuasi, (3) sebagian sudah mengerti menggunakan ciri kebahasaan

pada struktur pernyataan ajakan teks persuasi, (4) Nilai rata-rata yang

diperoleh siswa adalah 68, 39 yang termasuk dalam kategori “cukup”

Sementara itu, terdapat beberapa aspek yang belum tercapai pada

siklus I ini, antara lain: (1) sebagian siswa menulis teks persuasi dengan

menggunakan kalimat yang yang kurang tepat, (2) beberapa siswa terlihat

belum memahami ciri kebahasaan masing-masing struktur teks persuasi, (3)

beberapa siswa masih terlihat belum memahami apa yang harus dilakukan

pada tahapan pembelajaran dengan teknik pemodelan, (4) beberapa siswa

masih ada yang belum serius mengikuti pembelajaran, hal ini terlihat ketika

ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas lain selain aktivitas

yang berkenaan dengan pembelajaran dengan menggunakan teknik

pemodelan seperti bercanda dengan teman, mengganggu teman yang lain,


61

mencoret-coret kertas tugas, enggan belajar dalam kelompok; dan (5)

indikator keberhasilan belum tercapai.

Berdasarkan uraian refleksi, bahwa nilai kemampuan menulis teks

persuasi secara individual yang diperoleh pada siklus I yaitu 67.98 termasuk

kategori “cukup” sedangkan secara klasikal, siswa yang memperoleh nilai ≥

70 belum mencapai 85 %, artinya bahwa nilai rata-rata siswa tersebut belum

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator

keberhasilan individual yang ditetapkan adalah niai rata-rata mencapai ≥ 70,

dan keberhasilan secara klasikal jika 85% siswa memperoleh nilai rata-rata ≥

70. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran pada

siklus I belum berhasil, sehingga diperlukan adanya penelitian tindakan

pembelajaran siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Proses penelitian pada siklus II ini juga dilaksanakan dalam empat

tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan;

(3) tahap pengamatan; dan (4) tahap refleksi.

a. Tahap Perencaaan

Pertemuan siklus II ini dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan

berbagai penyempurnaan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II diawali

dengan merencanakan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai

guru dan penilai 1, dan dibantu oleh rekan sejawat sebagai pengamat

sekaligus penilai 2. Materi pembelajaran menulis teks persuasi pada siklus II


62

ini menggunakan tema yang berbeda dengan siklus I yaitu Tema “Pengaruh

Rokok Bagi Kesehatan”.

Langkah-langkah pembelajaran sebenarnya sama dengan langkah-

langkah pembelajaran pada siklus I, diawali dengan mepersiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP siklus II ini juga dibuat untuk dua kali

pertemuan, dengan KD.4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, ajakan,

arahan, dan pertimbangan) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan

struktur, kebahasaan, atau aspek lisan. Dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut, materi yang disiapkan adalah

beberapa model atau contoh teks persuasi yang beragam. Mengidentifikasi

ciri kebahasaan masing-masing struktur seperti: (1) struktur teks pengenalan

isu, memiliki ciri terdapat pertanyaan retoris dengan menggunakan kata ganti

orang seperti saya, anda, kalian; (2) Struktur teks rangkaian argumen yaitu

memiliki ciri kalimat yang mengandung fakta dan pendapat terhadap tema

yang dibahas, (3) Struktur teks pernyataan ajakan, memiliki ciri kebahasaan

dengan menggunakan kata mari ayo, sebaiknya dan kata kerja berpartikel –

lah. (4) Struktur teks penegasan kembali memiliki ciri kebahasaan dengan

menggunakan kata dengan demikian, maka.

Kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan instrumen penelitian

berupa lembar pengamatan dan lembar penilaian. Lembar pengamatan yang

digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru. Lembar ini

bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam melaksanakan dan

mengikuti pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik


63

pemodelan, sedangkan lembar penilaian yang digunakan adalah lembar

penilaian menulis teks persuasi. Lembar penilaian ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks persuasi. Komponen

yang mendasari penilaian menulis teks persuasi adalah: (1) Kesesuaian judul

dengan isi teks persuasi, (2) Kelengkapan struktur teks persuasi yang

meliputi; (a) Pengenalan isu, (b) Rangkaian argumen, (c) Pernyataan ajakan,

(d) Penegasan kembali. (3) Ketepatan ejaan.

Selanjutnya guru mempersiapkan media infokus yang akan digunakan

untuk lebih menarik perhatian siswa, yaitu untuk menayangkan model/contoh

teks persuasi dengan tema “Hindarilah Merokok Meskipun Sebatang”

sehingga siswa akan fokus pada contoh yang ditayangkan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan dalam dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dalam tiga jam pelajaran (satu

jam pelajaran sama dengan empat puluh menit), sedangkan pertemuan

kedua dilaksanakan dalam tiga jam pelajaran. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 April 2019, sedangkan pertemuan

kedua dilakukan pada hari Jum’at 12 April 2019. Proses pembelajaran

mengacu pada RPP yang telah disusun dan dikemas dalam tiga bagian yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut adalah

uraian secara rinci tahapan proses pembelajaran.


64

Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama terdiri atas tiga

bagian, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Tahapan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 10 menit diawali oleh guru

dengan memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan oleh guru dengan mengecek kesiapan diri

siswa dengan mengisi lembar kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, dan

memberikan motivasi. Selanjutnya guru menjelaskan kompetensi dasar yang

akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.

2. Tahapan Inti

Kegiatan inti dilakukan guru dengan menerapkan teknik pemodelan

selama 100 menit. Melalui beberapa tahapan, yaitu

1. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan

memperlihatkan/menayangkan model atau contoh-contoh teks

persuasi sebagai pemodelan

2. Peserta didik mengamati dan membaca teks persuasi yang

diperlihatkan/ditayangkan melalui infokus.

3. Peserta didik menanyakan  hal-hal yang belum dimengerti

tentang contoh teks persuasi yang mereka lihat.

4. Peserta didik mendiskusikan tentang pengertian teks persuasi,

struktur teks dan ciri kebahasaan tek persuasi.


65

5. Tahap selanjutnya guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari

5 siswa setiap kelompoknya.

6. Peserta didik bersama teman kelompoknya mengidentifikasi kalimat-

kalimat ajakan yang terdapat dalam teks persuasi tersebut.

7. Guru membimbing siswa dalam merefleksi pembelajaran yang telah

dilakukan melalui tanya jawab tentang kesulitan yang dihadapi siswa

dalam menentukan ciri kebahasaan yang terdapat dalam teks

persuasi tersebut.

8. Selanjutnya guru menuliskan di papan tulis tentang dokumentasi kata-

kata yang merupakan ciri kebahasaan pada masing-masing struktur

teks seperti: (1) Struktur teks pengenalan isu, memiliki ciri terdapat

pertanyaan retoris dengan menggunakan kata ganti orang seperti

saya, anda, kalian; (2) Struktur teks rangkaian argumen yaitu memiliki

ciri kalimat yang mengandung fakta dan pendapat terhadap tema

yang dibahas, (3) Struktur teks pernyataan ajakan, memiliki ciri

kebahasaan dengan menggunakan kata mari ayo, sebaiknya dan kata

kerja berpartikel –lah. (4) Struktur teks penegasan kembali memiliki

ciri kebahasaan dengan menggunakan kata dengan demikian, maka.

9. Masing-masing kelompok menulis teks persuasi mengenai “Narkoba”

dan “Kebersihan Lingkungan Sekolah” dengan memperhatikan

struktur teks dan ciri kebahasaan. Tiap kelompok mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas.


66

10. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Kelompok lain menanggapi hasil diskusinya.

11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil kerjanya

baik, sesuai dengan struktur teks persuasi yang telah didiskusikan

dengan memberikan penguatan dan motivasi.

3. Tahapan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai

teks persuasi dan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.

Pertemuan Kedua

Sama halnya pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama,

kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua juga meliputi tiga bagian,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Tahapan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 10 menit diawali oleh guru

dengan memberikan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a.

Kegiatan berikutnya dilanjutkan oleh guru dengan mengecek kesiapan diri

siswa dengan mengisi lembar kehadiran, memeriksa kerapian pakaian, dan

memberikan motivasi. Selanjutnya guru menjelaskan kompetensi dasar yang

akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.

2. Tahapan Inti

Selanjutnya guru menerapkan teknik pemodelan. Selama kegiatan inti

ini berlangsung yaitu 60 menit. Pengamat mengamati aktivitas siswa sambil


67

mengisi lembar observasi aktivitas tentang respon dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan. Kegiatan inti Melalui beberapa tahapan, yaitu

1. Secara individu siswa mengamati berbagai model atau contoh teks

persuasi yang di tayangkan melalui infokus.

2. Guru melakukan penilaian autentik (evaluasi) secara individu dengan

memberikan tugas menulis teks persuasi Tema Bahaya Merokok

Bagi Kesehatan, berdasarkan model atau contoh yang telah diamati.

3. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya untuk dilakukan penilaian.

kemudian dinilai oleh peneliti sebagai penilai 1, dibantu rekan sejawat

sebagai penilai 2

3. Tahapan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai

teks persuasi dan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.

Data hasil tindakan siklus II berupa hasil tes kemampuan menulis teks

persuasi disajikan pada tabel 10.

Tabel 10
Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa Siklus II
N Nama (Kode) Penilai Penilai Total Rata- Klasifikasi
o Siswa 1 2 Skor Rata
1 AD 78 80 158 79 Baik
2 AP 92 90 182 91 Sangat Baik
3 AW 87 86 173 86.5 Sangat Baik
4 BS 94 92 186 93 Sangat Baik
5 BF 77 76 153 76.5 Baik
6 CM 76 76 152 76 Baik
7 DA 76 74 150 75 Baik
8 DS 75 74 149 74.5 Baik
68

9 ES 74 75 149 74.5 Baik


10 EA 92 90 182 91 Sangat Baik
11 FA 85 85 170 85 Sangat Baik
12 HA 87 88 175 87.5 Sangat Baik
13 HY 79 80 159 79.5 Baik
14 HS 75 76 151 75.5 Baik
15 IR 72 74 146 73 Baik
16 IN 64 66 130 65 Cukup
17 KA 84 80 164 82 Sangat Baik
18 LL 50 52 102 51 Kurang
19 MD 92 90 182 91 Sangat Baik
20 MI 53 54 107 53.5 Kurang
21 MM 63 64 127 63.5 Cukup
22 NA 94 92 186 93 Sangat Baik
23 NF 91 90 181 90.5 Sangat Baik
24 NY 80 78 158 79 Baik
25 NS 84 83 167 83.5 Sangat Baik
26 PH 75 75 150 75 Baik
27 PP 78 76 154 77 Baik
28 RAi 72 72 144 72 Baik
29 SA 91 90 181 90.5 Sangat Baik
30 SP 82 84 166 83 Sangat baik
31 ZP 88 86 174 87 Sangat Baik
32 AW 80 82 162 81 Baik
Jumlah 2540 2530 5070 2535
Rata-rata 79.37 79.06 79.21 Baik

Tabel 10 menunjukkan hasil perolehan tes kemampuan menulis teks

persuasi siswa siklus II. Secara keseluruhan, kemampuan menulis teks

persuasi siswa dalam kategori “Baik” dengan rata-rata 79, 21. Dari 32 siswa,

13 siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 80 – 100 yang termasuk

kategori “sangat baik”, 15 siswa memperoleh nilai dengan rentang 70 – 79

dengan kategori “baik”, 2 siswa memperoleh nilai dengan rentang 56 – 69

dengan kategori “cukup”, 1 siswa memperoleh nilain dengan rentang 45 – 55

yang termasuk dalam kategori “kurang”, dan 1 siswa yang memperoleh nilai

dengan rentang 1 – 44 dengan kategori “sangat kurang”.


69

Berdasarkan hasil perolehan nilai kemampuan menulis teks persuasi

siswa pada siklus II ini, maka dapat dilihat adanya peningkatan nilai dari

siklus I yang hanya mencapai rata-rata 67.98 dan termasuk dalam kategori

“cukup”, meningkat menjadi 79,21 pada siklus II yang termasuk pada

kategori “Baik”. Selanjutnya berdasarkan pada nilai perolehan tersebut,

maka indikator keberhasilan tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya

dinyatakan sudah berhasil tercapai yaitu keberhasilan individu dengan rata-

rata siswa memperoleh nilai ≥ 70 dan keberhasilan klasikal jika 85% siswa

telah mencapai nilai perolehan rata-rata ≥ 75.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas dan respon siswa pada saat

berlangsungnya tindakan pelaksanaan pembelajaran menulis teks persuasi

dengan menggunakan teknik pemodelan dilakukan oleh guru dan seorang

pengamat. Hasil pengamatan tersebut disajikan pada tabel 11.

Table 11
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No Nama Sangat Aktif Cukup Kurang Tidak
Siswa aktif aktif aktif aktif
1 AD √
2 AP √
3 AW √
4 BS √
5 BF √
6 CM √
7 DA √
8 DS √
9 ES √
10 EA √
11 FA √
12 HA √
13 HY √
70

14 HS √
15 IR √
16 IN √
17 KA √
18 LL √
19 MD √
20 MI √
21 MM √
22 NA √
23 NF √
24 NY √
25 NS √
26 PH √
27 PP √
28 RAi √
29 SA √
30 SP √
31 ZP √
32 AW √
12 16 2 1 1
37,50% 50% 6,25% 3,12% 3,12%
(sumber: Hasil penelitian, 2019)

Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan termasuk “Aktif”. Hal ini terlihat dari lima aspek pengamatan

aktivitas siswa yang dilakukan oleh peneliti yaitu ketelitian, keaktifan,

kerjasama, tanggung jawab dan percaya diri secara klasikal sudah aktif. Hal

ini dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan. Pada aspek ketelitian siswa sudah menunjukkan keaktifan dan

keterlibatan langsung dalam melakukan pengamatan model/contoh teks

persuasi.

Aspek kedua yang diamati adalah keaktifan siswa dalam berdiskusi

dan menelaah struktur teks persuasi dan menjawab pertanyaan yang


71

diajukan guru. Pada kegiatan ini siswa sudah sangat aktif menjawab

pertanyaan guru yang berkaitan dengan struktur teks persuasi. Hal ini terlihat

dari rata-rata siswa antusias langsung mengacungkan tangan ketika guru

melontarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan tersebut dengan baik.

aktif bertanya jawab dengan teman kelompok dan guru, mampu

mengidentifikasi struktur teks dan kalimat ajakan. Serta mampu menulis dan

mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan baik.

Aspek ketiga yang diamati guru sebagai peneliti adalah mengamati

aktivitas siswa dalam bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan

guru secara berkelompok. Pada kegiatan ini siswa dapat bekerjasama

dengan baik dalam menyelesaikan tugas menelaah struktur teks persuasif

yang sudah dibaca. Siswa dalam kelompoknya antusias mengerjakan tugas

dan saling bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut.

Aspek keempat yang diamati guru adalah aspek tanggung jawab.

Pada kegiatan ini guru mengamati tanggung jawab siswa dalam

menyelesaikan tugas menentukan topik dan menulis teks persuasi

berdasarkan contoh atau model yang sudah diamati sebelumnya. Hasil

pengamatan yang diperoleh siswa sudah bertanggung jawab terhadap tugas

yang diberikan. Hal ini terlihat semua siswa sudah terlibat aktif dalam

menulis teks persuasi dengan cara mengamati contoh atau model yang

sudah diberikan kemudian meniru model tersebut untuk menulis teks

persuasi dengan tema Tema Bahaya Merokok Bagi Kesehatan.


72

Aspek terakhir yang diamati guru dalam aktivitas belajar siswa adalah

aspek percaya diri. Pada aspek ini guru mengamati siswa yang maju ke

depan kelas untuk membacakan teks persuasi yang telah dibuatnya. Hasil

pengamatan banyak siswa yang sudah percaya diri membacakan hasil

kerjanya di depan kelas. Hal ini terlihat ketika diperintahkan guru untuk maju

membaca hasil kerjanya, siswa dengan berani bahkan langsung berdiri maju

ke depan kelas membacakan teks persuasi yang sudah dibuatnya.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti dan pengamat melakukan diskusi

kembali mengenai temuan-temuan yang diperoleh pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tersebut antara lain: (1)

sebagian besar siswa dengan rata-rata 79, 21 sudah aktif terlibat dalam

pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan, terutama dalam hal mengamati contoh atau model teks persuasi

dan menemukan ciri kebahasaan pada masing-masing struktur teks

persuasi; (2) siswa sudah mampu berinteraksi dengan teman kelompok

maupun dengan kelompok lain untuk bertanya jawab mengenai teks persuasi

yang sudah dberikan yang berkaitan dengan struktur teks persuasi; (3)

sebagian besar siswa sudah aktif mengerjakan tugas menulis teks persuasi;

(4) sebagian besar siswa sudah bisa membedakan ciri kebahasaan struktur

teks persuasi pada tiap paragraf; (5) sebagian besar siswa memiliki
73

kemampuan menulis teks persuasi yang baik dengan nilai rata-rata

perolehan sebesar 79,21 yang termasuk dalam kategori “Baik”.

Refleksi dari hasil perolehan menunjukkan bahwa indikator

keberhasilan proses dan hasil belajar telah dicapai pada siklus II, dengan

keberhasilan proses yang dicapai yaitu perolehan nilai untuk aktivitas belajar

siswa sudah termasuk dalam kategori “Baik”, dan keberhasilan individual

terhadap kemampuan menulis teks persuasi mencapai rata-rata 79,21

termasuk dalam kategori “Baik” dengan persentase ketuntasan klasikal 87,

5%. Secara keseluruhan, pembelajaran pada siklus II ini telah berhasil

mencapai indikator keberhasilan. Dengan demikian, dinyatakan

pembelajaran dapat dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran menulis teks persuasi dengan menggunakan

teknik pemodelan. Hasil analisis perhitungan data untuk nilai rata-rata

kemampuan menulis teks persuasi pada siklus I sebesar 67, 98 dengan

persentase ketuntasan 46,88 %. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan

menulis teks persuasi siswa berada dalam kategori “Cukup” pada rentang

nilai 56 – 59. Hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang

telah ditentukan yaitu 70. Dari 32 siswa, 9 siswa yang memperoleh nilai

dengan rentang 80 – 100 yang termasuk kategori “Sangat Baik”, 7 siswa

memperoleh nilai dengan rentang 70 – 79 dengan kategori “Baik”, 12 siswa

memperoleh nilai dengan rentang 56 – 69 dengan kategori “Cukup”, 3 siswa


74

memperoleh nilai dengan rentang 45 – 55 yang termasuk dalam kategori

“Kurang”, dan 1 siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 1 – 44 dengan

kategori “Sangat Kurang”. Artinya bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran

menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan belum

termasuk aktif. Ada beberapa siswa yang benar-benar belum memahami

cara menulis teks persuasi, hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang masih

melihat pekerjaan temannya.

Berdasarkan refleksi siklus I, siswa memperoleh hasil menulis teks

persuasi yang kurang memuaskan salah satu penyebabnya karena kurang

terlibatnya siswa tersebut dalam proses mengamati dan menidentifikasi ciri

kebahasaan pada setiap struktur teks persuasi terutama pada struktur

kalimat pernyataan ajakan.

Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis teks

persuasi sebesar 79,21 dengan persentase ketuntasan 87, 5%. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan menulis teks persuasi siswa berada

dalam kategori “Baik” pada rentang nilai 70 – 79. Dari 32 siswa, 13 siswa

yang memperoleh nilai dengan rentang 80 – 100 yang termasuk kategori

“Sangat Baik”, 15 siswa memperoleh nilai dengan rentang 70 – 79 dengan

kategori “Baik”, 2 siswa memperoleh nilai dengan rentang 56 – 69 dengan

kategori “Cukup”, 2 siswa memperoleh nilai dengan rentang 45 – 55 yang

termasuk dalam kategori “Kurang”.


75

Peningkatan perolehan hasil kemampuan menulis teks persuasi dari

siklus I ke siklus II tersebut sesuai dengan tujuan diterapkannya teknik

pemodelan dalam pembelajaran menulis teks persuasi. Hal ini dikarenakan

tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam teknik pemodelan lebih menitik-

beratkan siswa untuk bepikir dan terlibat dalam proses penulisan teks

persuasi. Keterlibatan tersebut dapat membuat siswa aktif, dan keaktifan

siswa dalam mengamati, menanya, mengidentifikasi struktur teks persuasi

dapat menjadikan kemampuan siswa dalam menulis teks persuasi juga

meningkat.

Hal ini sejalan dengan tujuan diterapkannya teknik pemodelan seperti

yang diungkapkan Nuryatin (2010:34) bahwa pemodelan dapat diartikan

sebagai upaya pemberian model (contoh) yang berhubungan dengan materi

dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Pemodelan harus

dilakukan secara terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman

dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar

mengalami peningkatan.

Selanjutnya peningkatan kemampuan menulis teks persuasi tersebut,

diikuti juga dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran

menulis teks persuasi. Peningkatan tersebut menunjukkan keaktifan dan

keterlibatan langsung dalam melakukan pengamatan, Tanya jawab dan

mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam struktur teks persuasi yang akan

diterapkan dalam menulis teks persuasi.


76

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis teks

persuasi tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor salah satunya siswa

lebih antusias belajar karena tertarik dengan teknik pembelajaran yang

digunakan guru, terutama jika teknik tersebut belum pernah atau jarang

digunakan oleh guru. Dengan menerapkan teknik pemodelan dengan

menggunakan media infokus siswa sangat antusias dan bersemangat dalam

proses pembelajaran menulis teks persuasi.

Sementara kelemahan yang ditunjukkan siswa dalam menulis teks

persuasi dengan menggunakan teknik pemodelan adalah tidak cukupnya

waktu dalam menyelesaikan tugas menulis teks persuasi. Hal ini sejalan

dengan pendapat Nuryatin (2010:14) yang meyatakan bahwa kelemahan

teknik pemodelan dalam pembelajaran menulis terletak pada kurangnya

waktu.

Berdasarkan uraian mengenai peningkatan kemampuan menulis teks

persuasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis teks persuasi,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik pemodelan dalam

pembelajaran menulis teks persuasi telah berhasil, sehingga tidak perlu

dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya. Hal tersebut memperkuat dan

memastikan bahwa penerapan teknik pemodelan dapat meningkatkan

kemampuan menulis teks persuasi dan aktivitas pembelajaran siswa kelas

VIII.2 SMP Negeri L. Sidoharjo Kabupaten Musi Rawas.


77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan menulis teks persuasi dengan menggunakan teknik

pemodelan pada siswa kelas VIII.2 SMP N L. Sidoharjo Kabupaten Musi

Rawas, terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tindakan

pembelajaran siklus I mencapai rata-rata 67, 98 yang termasuk dalam

kategori “Cukup”, meningkat menjadi 79, 21 pada siklus II yang termasuk

dalam kategori “Baik”.

2. Hasil ini diikuti dengan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

menulis teks persuasi. Hal ini dapat dilihat pada siklus I, lima aspek

pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran menulis teks persuasi dari

32 siswa dalam kategori “Cukup Aktif”. Pada siklus II terjadi peningkatan

karena aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis teks persuasi

dengan menggunakan teknik pemodelan dalam kategori “Aktif” ini terlihat

dari lima aspek pengamatan aktivitas siswa yang meliputi ketelitian,

keaktifan, kerjasama, tanggung jawab dan percaya diri secara klasikal

sangat aktif.
78

B. Saran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran

menulis teks persuasi dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa.

Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini, yaitu:

1. Guru hendaknya menerapkan teknik pemodelan dalam pembelajaran

menulis teks persuasi karena pembelajaran ini menekankan pada

keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses belajar, yaitu mengamati,

menanya dan mengidentifikasi ciri kebahasaan struktur teks persuasi

yang akan digunakan untuk menulis puisi.

2. Dalam pembelajaran menulis teks persuasi, guru hendaknya dapat

memanfaatkan sarana penunjang seperti media infokus yang dapat

menarik pehatian dan fokus siswa dalam mengamati model atau contoh

teks persuasi.

3. Pihak sekolah hendaknya menambahkan fasilitas belajar mengajar yang

dapat digunakan guru dan siswa untuk mengoptimalkan kegiatan

pembelajaran, terutama yang berhubungan dengan mata pelajaran

bahasa Indonesia, misalnya buku-buku teks tentang karangan persuasi.

4. Pihak Dinas Pendidikan hendaknya memberikan kesempatan kepada

guru untuk mengikuti pelatihan atau diklat yang berkaitan dengan

pengembangan kompetensi guru dalam penerapan pendekatan, metode

dan teknik-teknik pembelajaran yang inovatif.


79

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Inonesia.


Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dirjen Pendik Kemendikbud. 2014. Pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Dirjen Pendik.

E.Kosasih. 2017. Bahasa indonesia Kelas VIII. Jakarta: PT. Temprina Media
Grafika.

Heryati, Yeti. 2010. Model Inovatif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:


PT. Multi Kreasi Satudelapan.

Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Kusmana, Suherli. 2010. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta:


Sketsa Aksara Lalitya.

Mahsun. 2014. Teks Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad N., Fajar. 2010. Menulis Aneka Tulisan. Bekasi: Adhi Aksara
Abadi Indonesia.

Muslich, Masnur. 2013. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi


Aksara.

Nasional, Pendidikan. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan


Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK.


Surabaya: Universitas Negeri Malang.

Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang:


Yayasan Adhigama.

Purwanto, Ngalim. 2011. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di


Sekolah Dasar. Bandung: Rosda Jayaputra.
80

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali


Press.

Senduk, dan Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching


and Learning/CTL) dan Peranannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Soedjito, dan Hasan. 1991. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana.1989.Metoda Statistika Sudjana.Bandung:Tarsito

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali


Pers.

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta

Suhardjono, Supardi. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.


Yogyakarta: Andi Offset.

Suparno. 2004. Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susetyo. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia


Buana Pustaka.

Susetyo.2015.Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Tindakan Kelas.


Bengkulu:FKIP UNIB.

Tarigan, Djago. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.

Wardani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia.
81

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri L. Sidoharjo


Tahun Pelajaran 2018/2019

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI L. SIDOHARJO


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Pelaksanaan : Maret 2019

No Nama siswa Jenis kelamin


1 Alfian Dwi N L
2 Anis Pramita s P
3 Aura Wuladari P
4 Bella Sulistia P
5 Belva Fitriyah P
6 Candra Mulyawan L
7 Dinda Abdina R P
8 Dio Saputra L
9 Edo setiawan L
10 Ergy Adha Dz L
11 Ferdi Alfian L
12 Habib Al Qodri L
13 Hastriyani P
14 Heru Susanto L
15 Idah Riyanti P
16 Igkbal Nurarif L
17 Karin Ardila P
18 Lutfi Laila P
19 Marita Dwi L P
20 M. Ichsan Pratama L
21 M. Imam Mualim L
22 Nabilla Altiyan S P
23 Nelis Ira Familia P
24 Novita Febri y P
25 Nurkholis Sidik L
26 Putri Happiani P
27 Putri Pratama D P
28 Reihan Alfasandi L
29 Sella Arvita Putri P
30 Siti Pauziah P
31 Zeni Permata Sari P
32 Asri Wahyu AP L
82

Lampiran 2. Lembar Observsi Aktivitas Belajar Siswa

A. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Aktivitas Siswa Butir


dinilai Insrumen
1 Ketelitian 1. Memperhatikan penjelasan guru 1
2. Mengamati dan memperhatikan 2
model yang ditayangkan guru
2 Keaktifan 1. Diskusi menelaah struktur teks 3
persuasi
2. Menjawab pertanyaan guru 4
3 Kerja sama 1. Mendengar guru membaca teks 5
persuasi
2. Bertukar pendapat mengenai teks 6
yang dibaca guru
4 Tanggung 1. Menuliskan topik teks persuasi 7
Jawab
2. Menulis teks persuasi 8
berdasarkan contoh atau model
teks persuasi yang sudaah
diamati.
5 Percaya diri 1. Menyimpulkan teks persuasi yang 9
telah ditulis
2. Membaca teks persuasi yang 10
telah dibuat
Jumlah 10

B. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa secara kelompok bekerja sama
mengerjakan tugas yang diberikan
guru berkaitan dengan ciri kebahasaan
dan struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
83

teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
84

C. Kisi-Kisi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek yang dinilai Deskripsi


1 Siswa memperhatikan Sangat Aktif; jika siswa
guru memberikan memperhatikan penjelasan guru
penjelasan tentang teks dengan sangat baik
persuasi melalui Aktif; jika siswa memperhatikan
model/contoh teks penjelasan guru dengan baik
persuasi Cukup aktif; jika siswa
memperhatikan sebagian besar
penjelasan dari guru
Kurang aktif; jika siswa
memperhatikan sebagian kecil
penjelasan dari guru
Tidak aktif; jika siswa tidak
memperhatikan penjelasan dari guru.
2 Siswa mengamati contoh Sangat aktif; jika siswa melihat dan
teks persuasi yang mengamati teks persuasif yang
dibagikan guru dibagikan guru dengan sangat fokus.
Aktif; jika siswa melihat dan
mengamati teks persuasif yang
dibagikan guru dengan fokus.
Cukup aktif; jika siswa melihat dan
mengamati teks persuasif yang
dibagikan guru dengan cukup fokus.
Kurang aktif; jika siswa kurang
melihat dan mengamati teks
persuasif yang dibagikan.
Tidak aktif; jika siswa tidak melihat
dan mengamati teks persu yang
dibagikan guru
3 Siswa bertanya mengenai Sangat aktif; Jika siswa mengajukan
contoh teks persuasi pertanyaan yang sangat sesuai
yang sudah diamati dan dengan teks yang dibaca
dibaca Aktif; Jika siswa mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan teks
yang dibaca
Cukup aktif; Jika siswa mengajukan
pertanyaan yang cukup sesuai
dengan teks yang dibaca
Kurang aktif; Jika siswa mengajukan
pertanyaan yang kurang sesuai
dengan teks yang dibaca
Tidak aktif; Jika siswa mengajukan
pertanyaan tidak sesuai dengan teks
yang dibaca
85

4 Siswa kelompok lain Sangat aktif; Jika siswa menjawab


menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan temannya
yang diajukan temannya sangat sesuai dengan teks yang telah
dibacanya
Aktif; Jika siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan temannya
sesuai dengan teks yang telah
dibacanya
Cukup aktif; Jika siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan temannya
cukup sesuai dengan teks yang telah
dibacanya
Kurang aktif; Jika siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan temannya
kurang sesuai dengan teks yang
telah dibacanya
Tidak aktif; Jika siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan temannya
tidak sesuai dengan teks yang telah
dibacanya
5 Siswa secara kelompok Sangat Aktif; jika siswa bekerjasama
bekerjasama dalam kelompoknya dengan sangat
mengerjakan tugas yang serius
diberikan guru berkaitan Aktif; jika siswa bekerjasama dalam
dengan ciri kebahasaan kelompoknya dengan serius
dan struktur teks persuasi Cukup aktif; jika siswa bekerjasama
dalam kelompoknya dengan cukup
serius
Kurang aktif; jika siswa bekerjasama
dalam kelompoknya dengan kurang
serius
Tidak aktif; jika siswa bekerjasama
dalam kelompoknya dengan tidak
serius
6 Siswa bertukar pendapat Sangat Aktif; Jika siswa sangat aktif
dengan teman dalam bertukar pendapat berkaitan
kelompoknya denga teks persuasi yang sedang
dibahas
Aktif; Jika siswa aktif dalam bertukar
pendapat berkaitan denga teks
persuasi yang sedang dibahas
Cukup aktif; Jika siswa cukup aktif
dalam bertukar pendapat berkaitan
denga teks persuasi yang sedang
dibahas
Kurang aktif; Jika siswa kurang aktif
86

dalam bertukar pendapat berkaitan


denga teks persuasi yang sedang
dibahas
Tidak aktif; Jika siswa tidak aktif
dalam bertukar pendapat berkaitan
denga teks persuasi yang sedang
dibahas
7 Siswa menuliskan kalimat Sangat aktif; Jika siswa mampu
fakta, pendapat kalimat menuliskan kalimat-kalimat fakta dan
ajakan berkaitan dengan pendapat serta menulis kalimat
tema yang akan ajakan sangat sesuai dengan tema
digunakan dalam menulis Aktif; Jika siswa mampu menuliskan
teks persuasi kalimat-kalimat fakta dan pendapat
serta menulis kalimat ajakan sesuai
dengan tema
Cukup aktif; Jika siswa mampu
menuliskan kalimat-kalimat fakta dan
pendapat serta menulis kalimat
ajakan cukup sesuai dengan tema
Kurang aktif; Jika siswa mampu
menuliskan kalimat-kalimat fakta dan
pendapat serta menulis kalimat
ajakan kurang sesuai dengan tema
Tidak aktif; Jika siswa mampu
menuliskan kalimat-kalimat fakta dan
pendapat serta menulis kalimat
ajakan tidak sesuai dengan tema
8 Siswa menulis teks Sangat aktif; Jika siswa menulis teks
persuasi berdasarkan persuasi sangat lengkap sesuai
contoh atau model yang dengan struktur dan ciri kebahasaan
sudah diamati teks persuasi
Aktif; Jika siswa menulis teks
persuasi lengkap sesuai dengan
struktur dan ciri kebahasaan teks
persuasi
Cukup aktif; Jika siswa menulis teks
persuasi cukup lengkap sesuai
dengan struktur dan ciri kebahasaan
teks persuasi
Kurang aktif; Jika siswa menulis teks
persuasi kurang lengkap dengan
struktur dan ciri kebahasaan teks
persuasi
Tidak aktif; Jika siswa menulis teks
persuasi tidak lengkap dengan
struktur dan ciri kebahasaan teks
87

persuasi
9 Siswa menyimpulkan teks Sangat aktif; jika siswa dapat
persuasi yang sudah di menyimpulkan teks persuasi yang
tulisnya ditulisnya dengan sangat lengkap
Aktif; jika siswa dapat menyimpulkan
teks persuasi yang ditulisnya dengan
lengkap
Cukup aktif; jika siswa dapat
menyimpulkan teks persuasi yang
ditulisnya dengan cukup lengkap
Kurang aktif; jika siswa dapat
menyimpulkan teks persuasi yang
ditulisnya kurang lengkap
Tidak aktif; jika siswa tidak dapat
menyimpulkan teks persuasi yang
ditulisnya.
10 Siswa membaca teks Sangat aktif; Jika siswa mampu
persuasi yang telah membaca teks persuasi yang sudah
ditulisnya di depan kelas ditulisnya dengan sangat lancer dan
percaya diri
Aktif; Jika siswa mampu membaca
teks persuasi yang sudah ditulisnya
dengan lancer dan percaya diri
Cukup aktif; Jika siswa mampu
membaca teks persuasi yang sudah
ditulisnya dengan cukup lancer dan
percaya diri
Kurang aktif; Jika siswa mampu
membaca teks persuasi yang sudah
ditulisnya dengan kurang lancer dan
kurang percaya diri
Tidak aktif; Jika siswa tidak mampu
dan tidak percaya diri membaca teks
persuasi yang sudah ditulisnya
88

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1

Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI L SIDOHARJO


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ 2
Materi Poko : Teks Persuasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan ( 3 JP x 40 menit )

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

KI-3:Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


INDIKATOR PENCAPAIAN
         KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
4.14    4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, 4.14.1     Mendiskusikan
ajakan, arahan, dan pertimbangan) pengertian, struktur dan ciri
secara tulis dan lisan dengan kebahasaan teks persuasi
memperhatikan struktur, kebahasaan, 4.14.2     Menulis teks persuasi
atau aspek lisan sesuai dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaan
teks persuasi.
4.14.3     Mempresentasikan teks
persuasi yang ditulis
89

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati model-model teks persuasi yang dibaca/didengar.
2. Mendiskusikan informasi pada teks persuasi yang didengar/dibaca
3. Mendiskusikan pengertian dari teks persuasi secara tepat.
4. Mendiskusikan Ciri kebahasaan dan struktur teks persuasi
5. Menulis teks persuasi berdasarkan model dan contoh teks persuasi

Fokus penguatan pendidikan karakter :


 Kerja sama
 Teliti
 Tanggung jawab
 Percaya diri

D. Materi Pembelajaran

a. Model/contoh teks persuasi


b. Pengertian teks persuasi
c. Ciri kebahasaan teks persuasi
d. Stuktur teks persuasi

·            
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Teknik : Pemodelan
3. Media :
1) Teks persuasi
2) LK pemandu kegiatan

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan dan Sintak No Deskripsi kegiatan
Alokasi
waktu
1 Peserta didik mengucapkan salam dan
doa di awal pembelajaran. (PPK)
2 guru mengecek kesiapan diri siswa
dengan mengisi lembar kehadiran,
memeriksa kerapian pakaian, dan
memberikan motivasi
Pendahuluan
(10 Menit) 3 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai, yaitu Menyajikan teks
persuasi (saran, ajakan, arahan, dan
pertimbangan) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan, atau aspek lisan
4 Guru menyampaikan lingkup penilaian
90

pengetahuan.
Mengamati 1 Peserta didik mengamati dan
membaca teks persuasi yang
dibagikan.
Menanya 2 Peserta didik menanyakan  hal-hal
yang berlum dimengerti tentang contoh
teks persuasi yang mereka dapatkan.
Mengidenti 3 Peserta didik mendiskusikan tentang
fikasi pengertian teks persuasi, struktur teks
Inti dan ciri kebahasaan tek persuasi
(100 menit) 4 Tahap selanjutnya guru membentuk
kelompok belajar yang terdiri dari 5
siswa setiap kelompoknya
5 Peserta didik bersama teman
kelompoknya mengidentifikasi kalimat-
kalimat ajakan yang terdapat dalam
teks persuasi tersebut
Merefleksi 6 Guru membimbing siswa dalam
merefleksi pembelajaran yang telah
dilakukan melalui tanya jawab tentang
kesulitan yang dihadapi siswa dalam
menentukan ciri kebahasaan yang
terdapat dalam teks persuasi tersebut.
Penilaian 7 Masing-masing kelompok menulis teks
Autentik persuasi mengenai “Narkoba” dan
“Kebersihan lingkungan Sekolah”
dengan memperhatikan struktur teks
dan ciri kebahasaan. Tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
8 Tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas. Kelompok
lain menanggapi hasil diskus.
9 Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang hasil kerjanya
baik, sesuai dengan struktur teks
persuasi yang telah didiskusikan
dengan memberikan penguatan dan
mo
tivasi.
Penutup guru bersama siswa menyimpulkan
(10 Menit) hasil pembelajaran mengenai teks
persuasi dan untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran guru mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
91

G.  Sumber Belajar

E. Kosasih. 2016.  Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas


VIII SMP/M.Ts. Bandung: Yrama Widya. Hlm. 171-196
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Elektronik)
Permendikbud No 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. 30 Novemner 2015.

Mengetahui, L.Sidoharjo, Maret 2019


Kepala SMP Negeri L Sidoharjo Guru Mapel Bhs Indonesia

UNTUNG SUDARSONO, S.Pd. ELPI ARIDA, S.Pd.


NIP. 19760329 200012 2 001 NIP.19820620 201408 2 001
92

Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI L SIDOHARJO


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ 2
Materi Poko : Teks Persuasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 JP x 40 menit )

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

KI-3:Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


INDIKATOR PENCAPAIAN
         KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
4.14    4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, 4.14.1     Mendiskusikan
ajakan, arahan, dan pertimbangan) pengertian, struktur dan ciri
secara tulis dan lisan dengan kebahasaan teks persuasi
memperhatikan struktur, kebahasaan, 4.14.2     Menulis teks persuasi
atau aspek lisan sesuai dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaan
teks persuasi.
4.14.3     Mempresentasikan teks
persuasi yang ditulis
93

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati model-model teks persuasi yang dibaca/didengar.
2. Mendiskusikan informasi pada teks persuasi yang didengar/dibaca
3. Mendiskusikan pengertian dari teks persuasi secara tepat.
4. Mendiskusikan Ciri kebahasaan dan struktur teks persuasi
5. Menulis teks persuasi berdasarkan model dan contoh teks persuasi

Fokus penguatan pendidikan karakter :


 Kerja sama
 Teliti
 Tanggung jawab
 Percaya diri

D. Materi Pembelajaran

a. Model/contoh teks persuasi


b. Pengertian teks persuasi
c. Ciri kebahasaan teks persuasi
d. Stuktur teks persuasi

·            
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Teknik : Pemodelan
3. Media :
a) Teks persuasi
b) LK pemandu kegiatan

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan dan Sintak N Deskripsi kegiatan


Alokasi o
waktu
1 Peserta didik mengucapkan salam dan
doa di awal pembelajaran. (PPK)
2 guru mengecek kesiapan diri siswa
dengan mengisi lembar kehadiran,
memeriksa kerapian pakaian, dan
memberikan motivasi
Pendahuluan
(10 Menit) 3 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai, yaitu Menyajikan teks
persuasi (saran, ajakan, arahan, dan
pertimbangan) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan, atau aspek lisan
4 Guru menyampaikan lingkup penilaian
94

pengetahuan.
Mengama 1 Secara Individu siswa mengamati dan
ti membaca teks persuasi yang dibagikan.
Menanya 2 Siswa menanyakan  hal-hal yang berlum
dimengerti tentang contoh teks persuasi
yang mereka dapatkan.
Mengiden 3 Peserta didik mendiskusikan tentang
tifikasi pengertian teks persuasi, struktur teks
dan ciri kebahasaan tek persuasi
Inti berdasarkan contoh yang sudah dibaca
(60 menit) 4 guru melakukan penilaian autentik
(evaluasi) secara individu dengan
memberikan tugas menulis teks persuasi
Tema Narkoba dan Kebersihan
Lingkungan Sekolah, berdasarkan
model atau contoh yang telah diberikan
5 Siswa mengumpulkan hasil kerjanya
untuk dilakukan penilaian.
Penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil
(10 Menit) pembelajaran mengenai teks persuasi
dan untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran guru mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

G.  Sumber Belajar

Mulyadi, Yadi. 2016.  Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas


VIII SMP/M.Ts. Bandung: Yrama Widya. Hlm. 171-196
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Elektronik)
Permendikbud No 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. 30 Novemner 2015.
95

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilaian: Penugasan (Menulis teks persuasi)
No Nama Aspek yang dinilai Jml Rata Klasifi
Kesesuai Struktur teks Ejaan -rata kasi
an judul P. R. P. Pene
dengan Isu Argumen ajaka gasan
isi n
1 Alfian
2 dst
3
4

Kategori penilaian kemampuan menulis teks persuasi

No Aspek yang dinilai Rentang Kategori Deskriptor


Skor
1 Kesesuaian Judul 13-15 Sangat Antara judul dan isi
dengan Isi baik memiliki keterkaitan
(15) kuat, pemilihan judul
sangat kreatif
10-12 Baik Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan
kuat, pemilihan judul
kreatif
7-9 Cukup Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan,
pemilihan judul sangat
kreatif
4-6 Kurang Antara judul dan isi
tidak memiliki
keterkaitan, pemilihan
judul kurang kreatif
1-3 Sangat Tidak ada judul
kurang
2 Struktur teks persuasi
(70)
a. Pengenalan 13-15 Sangat Sangat Sesuai dengan
Isu (15) baik ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan kalimat
96

pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
7-9 cukup Cukup Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
4-6 Kurang Kurang Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
1-3 Sangat Tidak Sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
b. Rangkaian 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
argument (15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
7-9 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat argumen
berupa pendapat dan
disertai fakta yang logis
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat argument
berupa pendapat dan
disertai fakta yang logis
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
c. Pernyataan 21-25 Sangat Sangat sesuai dengan
ajakan (25) baik ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
97

kata marilah, ayolah


janganlah.
16-20 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
11-15 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
6-10 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
1-5 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
d. Penegasan 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
kembali(15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
7-9 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
98

demikian, maka.
3 Ketepatan ejaan 13-15 Sangat Menggunakan ejaan
baik yang lengkap meliputi,
(15)
penulisan kalimat, kata,
serapan dan tanda
baca.
10-12 Baik Menggunakan ejaan
meliputi, penulisan
kalimat, kata, dan
tanda baca.
7-9 Cukup Menggunakan ejaan
yang cukup lengkap
meliputi, penulisan
kalimat, dan tanda
baca.
4-6 Kurang Menggunakan ejaan
yang kurang lengkap
meliputi, tanda baca.
1-3 Sangat Menggunakan ejaan
kurang yang tidak tepat
meliputi, penulisan
kalimat, kata, serapan
dan tanda baca.
Jumlah 100

Mengetahui, L.Sidoharjo, Maret 2019


Kepala SMP Negeri L Sidoharjo Guru Mapel Bhs Indonesia

UNTUNG SUDARSONO, S.Pd. ELPI ARIDA, S.Pd.


NIP. 19760329 200012 2 001 NIP.19820620 201408 2 001
99

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI L SIDOHARJO


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ 2
Materi Poko : Teks Persuasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan ( 3 JP x 40 menit )

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

KI-3:Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


INDIKATOR PENCAPAIAN
         KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
4.14    4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, 4.14.1     Mendiskusikan
ajakan, arahan, dan pertimbangan) pengertian, struktur dan ciri
secara tulis dan lisan dengan kebahasaan teks persuasi
memperhatikan struktur, kebahasaan, 4.14.2     Menulis teks persuasi
atau aspek lisan sesuai dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaan
teks persuasi.
4.14.3     Mempresentasikan teks
persuasi yang ditulis
100

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati model-model teks persuasi yang dibaca/didengar.
2. Mendiskusikan informasi pada teks persuasi yang didengar/dibaca
3. Mendiskusikan pengertian dari teks persuasi secara tepat.
4. Mendiskusikan Ciri kebahasaan dan struktur teks persuasi
5. Menulis teks persuasi berdasarkan model dan contoh teks persuasi

Fokus penguatan pendidikan karakter :


 Kerja sama
 Teliti
 Tanggung jawab
 Percaya diri

D. Materi Pembelajaran

a. Model/contoh teks persuasi


b. Pengertian teks persuasi
c. Ciri kebahasaan teks persuasi
d. Stuktur teks persuasi

·            
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Teknik : Pemodelan
3. Media :
a) Teks persuasi
b) LK pemandu kegiatan
c) Laptop
d) Infocus

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan dan Sintak No Deskripsi kegiatan
Alokasi
waktu
1 Peserta didik mengucapkan salam dan
doa di awal pembelajaran. (PPK)
2 guru mengecek kesiapan diri siswa
dengan mengisi lembar kehadiran,
memeriksa kerapian pakaian, dan
memberikan motivasi
Pendahuluan
(10 Menit) 3 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai, yaitu Menyajikan teks
persuasi (saran, ajakan, arahan, dan
pertimbangan) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan, atau aspek lisan
101

4 Guru menyampaikan lingkup penilaian


pengetahuan.
Mengamati 1 Peserta didik mengamati dan
membaca teks persuasi yang
ditayangkan melalui infokus.
Menanya 2 Peserta didik menanyakan  hal-hal
yang berlum dimengerti tentang contoh
teks persuasi yang mereka lihat.
Mengidenti 3 Peserta didik mendiskusikan tentang
fikasi pengertian teks persuasi, struktur teks
Inti dan ciri kebahasaan tek persuasi
(100 menit) 4 Tahap selanjutnya guru membentuk
kelompok belajar yang terdiri dari 5
siswa setiap kelompoknya
5 Peserta didik bersama teman
kelompoknya mengidentifikasi kalimat-
kalimat ajakan yang terdapat dalam
teks persuasi tersebut
Merefleksi 6 Guru membimbing siswa dalam
merefleksi pembelajaran yang telah
dilakukan melalui tanya jawab tentang
kesulitan yang dihadapi siswa dalam
menentukan ciri kebahasaan yang
terdapat dalam teks persuasi tersebut.
Penilaian 7 Masing-masing kelompok menulis teks
Autentik persuasi mengenai “Narkoba” dan
“Kebersihan lingkungan Sekolah”
dengan memperhatikan struktur teks
dan ciri kebahasaan. Tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
8 Tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas. Kelompok
lain menanggapi hasil diskus.
9 Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang hasil kerjanya
baik, sesuai dengan struktur teks
persuasi yang telah didiskusikan
dengan memberikan penguatan dan
motivasi.
Penutup guru bersama siswa menyimpulkan
(10 Menit) hasil pembelajaran mengenai teks
persuasi dan untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran guru mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.
102

G.  Sumber Belajar

E. Kosasih. 2016.  Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas


VIII SMP/M.Ts. Bandung: Yrama Widya. Hlm. 171-196
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Elektronik)
Permendikbud No 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. 30 Novemner 2015.

Mengetahui, L.Sidoharjo, Maret 2019


Kepala SMP Negeri L Sidoharjo Guru Mapel Bhs Indonesia

UNTUNG SUDARSONO, S.Pd. ELPI ARIDA, S.Pd.


NIP. 19760329 200012 2 001 NIP.19820620 201408 2 001
103

Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI L SIDOHARJO


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ 2
Materi Poko : Teks Persuasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 JP x 40 menit )

A. Kompetensi Inti

KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

KI-3:Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


INDIKATOR PENCAPAIAN
         KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
4.14    4.14 Menyajikan teks persuasi (saran, 4.14.1     Mendiskusikan
ajakan, arahan, dan pertimbangan) pengertian, struktur dan ciri
secara tulis dan lisan dengan kebahasaan teks persuasi
memperhatikan struktur, kebahasaan, 4.14.2     Menulis teks persuasi
atau aspek lisan sesuai dengan memperhatikan
struktur dan kaidah kebahasaan
teks persuasi.
4.14.3     Mempresentasikan teks
persuasi yang ditulis
104

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengamati model-model teks persuasi yang dibaca/didengar.
2. Mendiskusikan informasi pada teks persuasi yang didengar/dibaca
3. Mendiskusikan pengertian dari teks persuasi secara tepat.
4. Mendiskusikan Ciri kebahasaan dan struktur teks persuasi
5. Menulis teks persuasi berdasarkan model dan contoh teks
persuasi

Fokus penguatan pendidikan karakter :


 Kerja sama
 Teliti
 Tanggung jawab
 Percaya diri

D. Materi Pembelajaran

1. Model/contoh teks persuasi


2. Pengertian teks persuasi
3. Ciri kebahasaan teks persuasi
4. Stuktur teks persuasi

·            
E. Metode Pembelajaran
a) Pendekatan : Saintifik
b) Teknik : Pemodelan
c) Media :
1. Teks persuasi
2. LK pemandu kegiatan
3. Laptop
4. Infocus

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan dan Sintak No Deskripsi kegiatan


Alokasi
waktu
1 Peserta didik mengucapkan salam dan
doa di awal pembelajaran. (PPK)
2 guru mengecek kesiapan diri siswa
dengan mengisi lembar kehadiran,
memeriksa kerapian pakaian, dan
memberikan motivasi
Pendahuluan
(10 Menit) 3 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai, yaitu Menyajikan teks
persuasi (saran, ajakan, arahan, dan
pertimbangan) secara tulis dan lisan
105

dengan memperhatikan struktur,


kebahasaan, atau aspek lisan
4 Guru menyampaikan lingkup penilaian
pengetahuan.
Mengamati 1 Secara Individu siswa mengamati dan
membaca teks persuasi yang Di
tayangkan melalui infokus.
Menanya 2 Siswa menanyakan  hal-hal yang
berlum dimengerti tentang contoh teks
persuasi yang mereka amati.
Mengidenti 3 Peserta didik mendiskusikan tentang
fikasi pengertian teks persuasi, struktur teks
Inti dan ciri kebahasaan tek persuasi
(60 menit) berdasarkan contoh yang sudah
dibaca
4 guru melakukan penilaian autentik
(evaluasi) secara individu dengan
memberikan tugas menulis teks
persuasi Tema Bahaya Merokok Bagi
Kesehatan, berdasarkan model atau
contoh yang telah diberikan
5 Siswa mengumpulkan hasil kerjanya
untuk dilakukan penilaian.
Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan
(10 Menit) hasil pembelajaran mengenai teks
persuasi dan untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran guru mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing.

G.  Sumber Belajar

Mulyadi, Yadi. 2016.  Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas


VIII SMP/M.Ts. Bandung: Yrama Widya. Hlm. 171-196
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Elektronik)
Permendikbud No 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. 30 Novemner 2015.
106

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilaian: Penugasan (Menulis teks persuasi)
No Nama Aspek yang dinilai Jml Rata Klasifi
Kesesuai Struktur teks Ejaan -rata kasi
an judul P. R. P. Pene
dengan Isu Argumen ajaka gasan
isi n
1 Alfian
2 dst
3
4

Kategori penilaian kemampuan menulis teks persuasi

No Aspek yang dinilai Rentang Kategori Deskriptor


Skor
1 Kesesuaian Judul 13-15 Sangat Antara judul dan isi
dengan Isi baik memiliki keterkaitan
(15) kuat, pemilihan judul
sangat kreatif
10-12 Baik Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan
kuat, pemilihan judul
kreatif
7-9 Cukup Antara judul dan isi
memiliki keterkaitan,
pemilihan judul sangat
kreatif
4-6 Kurang Antara judul dan isi
tidak memiliki
keterkaitan, pemilihan
judul kurang kreatif
1-3 Sangat Tidak ada judul
kurang
2 Struktur teks persuasi
(70)
a. Pengenalan 13-15 Sangat Sangat Sesuai dengan
Isu (15) baik ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan kalimat
pengenalan isu
107

( adanya Pernyataan
retorika)
7-9 cukup Cukup Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
4-6 Kurang Kurang Sesuai dengan
ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
1-3 Sangat Tidak Sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan kalimat
pengenalan isu
( adanya Pernyataan
retorika)
b. Rangkaian 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
argument (15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
7-9 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat argumen
berupa pendapat dan
disertai fakta yang logis
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat argument
berupa pendapat dan
disertai fakta yang logis
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat argument
terdapat pendapat dan
disertai fakta yang logis
c. Pernyataan 21-25 Sangat Sangat sesuai dengan
ajakan (25) baik ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
108

janganlah.
16-20 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
11-15 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
6-10 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
1-5 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat ajakan seperti
kata marilah, ayolah
janganlah.
d. Penegasan 13-15 Sangat Sangat sesuai dengan
kembali(15) baik ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
10-12 Baik Sesuai dengan ciri
kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
7-9 Cukup Cukup sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
4-6 Kurang Kurang sesuai dengan
ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
1-3 Sangat Tidak sesuai dengan
kurang ciri kebahasaan pada
kalimat penegasan
terdapat kata Dengan
demikian, maka.
109

3 Ketepatan ejaan 13-15 Sangat Menggunakan ejaan


baik yang lengkap meliputi,
(15)
penulisan kalimat, kata,
serapan dan tanda
baca.
10-12 Baik Menggunakan ejaan
meliputi, penulisan
kalimat, kata, dan
tanda baca.
7-9 Cukup Menggunakan ejaan
yang cukup lengkap
meliputi, penulisan
kalimat, dan tanda
baca.
4-6 Kurang Menggunakan ejaan
yang kurang lengkap
meliputi, tanda baca.
1-3 Sangat Menggunakan ejaan
kurang yang tidak tepat
meliputi, penulisan
kalimat, kata, serapan
dan tanda baca.
Jumlah 100

Mengetahui, L.Sidoharjo, Maret 2019


Kepala SMP Negeri L Sidoharjo Guru Mapel Bhs Indonesia

UNTUNG SUDARSONO, S.Pd. ELPI ARIDA, S.Pd.


NIP. 19760329 200012 2 001 NIP.19820620 201408 2 001
110

Lampiran 5 Tes Penugasan Menulis Teks Persuasi

Siklus II

Tes Penugasan Menulis Teks Persuasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Tema : Narkoba
Sub Tema : Bahaya Narkoba bagi Kesehatan
Siklus :I
Kelas/Semester : VIII/2
Sekolah : SMP N L. Sidoharjo

Petunjuk:
Buatlah teks persuasi dengan tema “Narkoba” dan “Kebersihan
Lingkungan Sekolah” dengan memperhatikan struktur teks dan ciri
kebahasaan teks persuasi minimal 4 paragraf.
111

Siklus II

Tes Penugasan Menulis Teks Persuasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Tema : Bahaya Merokok
Sub Tema : Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Siklus : II
Kelas/Semester : VIII/2
Sekolah : SMP N L. Sidoharjo

Petunjuk:
Buatlah teks persuasi dengan tema “Bahaya Merokok” dengan
memperhatikan struktur teks dan ciri kebahasaan teks persuasi
minimal 4 paragraf.
112

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No Nama Sangat Aktif Cukup Kurang Tidak


Siswa aktif aktif aktif aktif
1 Alfian Dwi N √
2 Anis Pramita s √
3 Aura Wuladari √
4 Bella Sulistia √
5 Belva Fitriyah √
6 Candra Mulyawan √
7 Dinda Abdina R √
8 Dio Saputra √
9 Edo setiawan √
10 Ergy Adha Dz √
11 Ferdi Alfian √
12 Habib Al Qodri √
13 Hastriyani √
14 Heru Susanto √
15 Idah Riyanti √
16 Igkbal Nurarif √
17 Karin Ardila √
18 Lutfi Laila √
19 Marita Dwi L √
20 M. Ichsan Pratama √
21 M. Imam Mualim √
22 Nabilla Altiyan S √
23 Nelis Ira Familia √
24 Novita Febri y √
25 Nurkholis Sidik √
26 Putri Happiani √
27 Putri Pratama D √
28 Reihan Alfasandi √
29 Sella Arvita Putri √
30 Siti Pauziah √
31 Zeni Permata Sari √
32 Asri Wahyu AP √
4 11 9 6 2
12,50% 34,3% 28,12% 18,75% 6,25%
(sumber: Hasil penelitian, 2019)

Lubuklinggau, 2019
Penilai 2 Penilai 1

Dwi Eko Purwanto, S.Pd. Elpi Arida


NIP.198009292008011006
113

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

No Nama Sangat Aktif Cukup Kurang Tidak


Siswa aktif aktif aktif aktif
1 Alfian Dwi N √
2 Anis Pramita s √
3 Aura Wuladari √
4 Bella Sulistia √
5 Belva Fitriyah √
6 Candra Mulyawan √
7 Dinda Abdina R √
8 Dio Saputra √
9 Edo setiawan √
10 Ergy Adha Dz √
11 Ferdi Alfian √
12 Habib Al Qodri √
13 Hastriyani √
14 Heru Susanto √
15 Idah Riyanti √
16 Igkbal Nurarif √
17 Karin Ardila √
18 Lutfi Laila √
19 Marita Dwi L √
20 M. Ichsan Pratama √
21 M. Imam Mualim √
22 Nabilla Altiyan S √
23 Nelis Ira Familia √
24 Novita Febri y √
25 Nurkholis Sidik √
26 Putri Happiani √
27 Putri Pratama D √
28 Reihan Alfasandi √
29 Sella Arvita Putri √
30 Siti Pauziah √
31 Zeni Permata Sari √
32 Asri Wahyu AP √
12 16 2 1 1
37,50% 50% 6,25% 3,12% 3,12%
(sumber: Hasil penelitian, 2019)

Lubuklinggau, 2019
Penilai 2 Penilai 1

Dwi Eko Purwanto, S.Pd. Elpi Arida


NIP.198009292008011006
114

Lampiran 7 Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa


Siklus I

Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa Siklus I

No Nama (Kode) Penilai Penilai Total Rata- Klasifikasi


Siswa 1 2 Skor Rata
1 Alfian Dwi N 59 61 120 60 Cukup
2 Anis Pramita s 81 81 162 81 Sangat Baik
3 Aura Wuladari 80 82 162 81 Sangat Baik
4 Bella Sulistia 81 84 165 82.5 Sangat Baik
5 Belva Fitriyah 76 76 152 76 Baik
6 Candra Mulyawan 57 59 116 58 Cukup
7 Dinda Abdina R 53 53 106 53 Kurang
8 Dio Saputra 58 58 116 58 Cukup
9 Edo setiawan 60 62 122 61 Cukup
10 Ergy Adha Dz 82 84 166 83 Sangat Baik
11 Ferdi Alfian 61 60 121 60.5 Cukup
12 Habib Al Qodri 78 78 156 78 Baik
13 Hastriyani 79 80 159 79.5 Baik
14 Heru Susanto 56 58 114 57 Cukup
15 Idah Riyanti 70 70 140 70 Baik
16 Igkbal Nurarif 56 58 114 57 Cukup
17 Karin Ardila 74 74 148 74 Baik
18 Lutfi Laila 42 45 87 43.5 Sangat Kurang
19 Marita Dwi L 82 83 165 82.5 Sangat Baik
20 M. Ichsan Pratama 47 48 95 47.5 Kurang
21 M. Imam Mualim 45 45 90 45 Kurang
22 Nabilla Altiyan S 82 84 166 83 Sangat Baik
23 Nelis Ira Familia 82 80 162 81 Sangat Baik
24 Novita Febri y 62 62 124 62 Cukup
25 Nurkholis Sidik 75 75 150 75 Baik
26 Putri Happiani 60 62 122 61 Cukup
27 Putri Pratama D 72 70 142 71 Baik
28 Reihan Alfasandi 67 68 135 67.5 Cukup
29 Sella Arvita Putri 81 83 164 82 Sangat Baik
30 Siti Pauziah 57 57 114 57 Cukup
31 Zeni Permata Sari 82 84 166 83 Sangat Baik
32 Asri Wahyu AP 64 66 130 65 Cukup
Jumlah 2161 2190 4351 2175.5
Rata-rata 67.53 68.43 67.98 Cukup

Lubuklinggau, 2019
Penilai 2 Penilai 1

Dwi Eko Purwanto, S.Pd. Elpi Arida


NIP.198009292008011006
115

Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Teks Persuasi Siswa Siklus II


No Nama (Kode) Penilai 1 Penilai Total Rata- Klasifikasi
Siswa 2 Skor Rata
1 Alfian Dwi N 78 80 158 79 Baik
2 Anis Pramita s 92 90 182 91 Sangat Baik
3 Aura Wuladari 87 86 173 86.5 Sangat Baik
4 Bella Sulistia 94 92 186 93 Sangat Baik
5 Belva Fitriyah 77 76 153 76.5 Baik
6 Candra Mulyawan 76 76 152 76 Baik
7 Dinda Abdina R 76 74 150 75 Baik
8 Dio Saputra 75 74 149 74.5 Baik
9 Edo setiawan 74 75 149 74.5 Baik
10 Ergy Adha Dz 92 90 182 91 Sangat Baik
11 Ferdi Alfian 85 85 170 85 Sangat Baik
12 Habib Al Qodri 87 88 175 87.5 Sangat Baik
13 Hastriyani 79 80 159 79.5 Baik
14 Heru Susanto 75 76 151 75.5 Baik
15 Idah Riyanti 72 74 146 73 Baik
16 Igkbal Nurarif 64 66 130 65 Cukup
17 Karin Ardila 84 80 164 82 Sangat Baik
18 Lutfi Laila 50 52 102 51 Kurang
19 Marita Dwi L 92 90 182 91 Sangat Baik
20 M. Ichsan Pratama 53 54 107 53.5 Kurang
21 M. Imam Mualim 63 64 127 63.5 Cukup
22 Nabilla Altiyan S 94 92 186 93 Sangat Baik
23 Nelis Ira Familia 91 90 181 90.5 Sangat Baik
24 Novita Febri y 80 78 158 79 Baik
25 Nurkholis Sidik 84 83 167 83.5 Baik
26 Putri Happiani 75 75 150 75 Baik
27 Putri Pratama D 78 76 154 77 Baik
28 Reihan Alfasandi 72 72 144 72 Baik
29 Sella Arvita Putri 91 90 181 90.5 Sangat Baik
30 Siti Pauziah 82 84 166 83 Sangat baik
31 Zeni Permata Sari 88 86 174 87 Sangat Baik
32 Asri Wahyu AP 80 82 162 81 Baik
Jumlah 2540 2530 5070 2535
Rata-rata 79.375 79.0625 79.21 Baik

Lubuklinggau, 2019
Penilai 2 Penilai 1

Dwi Eko Purwanto, S.Pd. Elpi Arida


NIP.198009292008011006
116

Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus II


No Nama Siswa Rata- Klasifikasi Rata- Klasifikasi
rata rata
siklus I siklus
II
1 Alfian Dwi N 60 Cukup 79 Baik
2 Anis Pramita s 81 Sangat Baik 91 Sangat Baik
3 Aura Wuladari 81 Sangat Baik 86.5 Sangat Baik
4 Bella Sulistia 82.5 Sangat Baik 93 Sangat Baik
5 Belva Fitriyah 76 Baik 76.5 Baik
6 Candra M. 58 Cukup 76 Baik
7 Dinda Abdina R 53 Kurang 75 Baik
8 Dio Saputra 58 Cukup 74.5 Baik
9 Edo setiawan 61 Cukup 74.5 Baik
10 Ergy Adha Dz 83 Sangat Baik 91 Sangat Baik
11 Ferdi Alfian 60.5 Cukup 85 Sangat Baik
12 Habib Al Qodri 78 Baik 87.5 Sangat Baik
13 Hastriyani 79.5 Baik 79.5 Baik
14 Heru Susanto 57 Cukup 75.5 Baik
15 Idah Riyanti 70 Baik 73 Baik
16 Igkbal Nurarif 57 Cukup 65 Cukup
17 Karin Ardila 74 Baik 82 Sangat Baik
18 Lutfi Laila 43.5 Sangat Kurang 51 Kurang
19 Marita Dwi L 82.5 Sangat Baik 91 Sangat Baik
20 M. Ichsan P 47.5 Kurang 53.5 Kurang
21 M. Imam M 45 Kurang 63.5 Cukup
22 Nabilla Altiyan S 83 Sangat Baik 93 Sangat Baik
23 Nelis Ira Familia 81 Sangat Baik 90.5 Sangat Baik
24 Novita Febri y 62 Cukup 79 Baik
25 Nurkholis Sidik 75 Baik 83.5 Baik
26 Putri Happiani 61 Cukup 75 Baik
27 Putri Pratama D 71 Baik 77 Baik
28 Reihan Alfa s 67.5 Cukup 72 Baik
29 Sella Arvita P 82 Sangat Baik 90.5 Sangat Baik
30 Siti Pauziah 57 Cukup 83 Sangat baik
31 Zeni Permata S 83 Sangat Baik 87 Sangat Baik
32 Asri Wahyu AP 65 Cukup 81 Baik
2175.5 2535
67.98 Cukup 79.21 Baik

Lubuklinggau, 2019
Penilai 2 Penilai 1

Dwi Eko Purwanto, S.Pd. Elpi Arida


NIP.198009292008011006
117

Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II
Tema : Merokok
Sub Tema : Dampak Merokok Bagi Kesehatan

Guru membuka kegiatan pembelajaran menulis teks persuasi

Guru Membagikan model atau contoh Teks Persuasi


118

Guru Mendiskusikan struktut teks diskusi

Siswa mengamati teks diskusi yang sudah di bagikan


119

Guru mengajak siswa mengamati contoh teks persuasi melalui infokus

Siswa menulis Teks Persuasi berdasarkan contoh yang ada


120

Lampiran 8 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I
Tema : Narkoba dan Kebersihan Lingkungan
Sub Tema : Jauhkan diri anda dari narkoba dan Kbersihan
Lingkungan Sekolah

Guru membagikan contoh Teks Persuasi

Secara berkelompok siswa mengidentifikasi struktur teks persuasi


121

Secara Berkelompok siswa menulis teks persuasi

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya


di depan kelas
122

Secara Individu siswa menulis teks persuasi sesuai dengan contoh


yang sudah diamati
123

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 2 : Dwi Eko Purwanto, S.Pd.
Siklus : I (Satu)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
124

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 2 : Dwi Eko Purwanto, S.Pd.
Siklus : I (Satu)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
125

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 2 : Dwi Eko Purwanto, S.Pd.
Siklus : II (Dua)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
126

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 2 : Dwi Eko Purwanto, S.Pd.
Siklus : II (Dua)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
127

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 1 : Elpi Arida, S.Pd.
Siklus : I (Satu)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
128

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 1 : Elpi Arida, S.Pd.
Siklus : I (Satu)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
129

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 1 : Elpi Arida, S.Pd.
Siklus : II (Dua)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Atif
TA = Tidak Aktif
130

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama Siswa :
Kelas :
Penilai 1 : Elpi Arida, S.Pd.
Siklus : II (Dua)

Klasifikasi
No Aktivitas Siswa/aspek yang dinilai
SA A CA KA TA
1 Siswa memperhatikan guru
memberikan penjelasan tentang teks
persuasi melalui model/contoh teks
persuasi
2 Siswa mengamati contoh teks persuasi
yang dibagikan guru
3 Siswa melakukan diskusi untuk
menelaah struktur teks persuasi
4 Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan teman atau guru
5 Siswa mendengarkan penjelasan guru
berkaitan dengan ciri kebahasaan dan
struktur teks persuasi
6 Siswa bertukar pendapat dengan
teman kelompoknya
7 Siswa menuliskan kalimat fakta,
pendapat kalimat ajakan berkaitan
dengan tema yang akan digunakan
dalam menulis teks persuasi
8 Siswa menulis teks persuasi
berdasarkan contoh atau model yang
sudah diamati
9 Siswa menyimpulkan teks persuasi
yang sudah di tulisnya
10 Siswa membaca teks persuasi yang
telah ditulisnya di depan kelas
Jumlah
Nilai Total

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
TA = Tidak Aktif
131

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Elpi Arida, lahir di Lubuklinggau pada tanggal 20


Juni 1982. Anak ketiga dari tujuh bersaudara dari
ayah bernama Anuar dan Ibu bernama Subainah.
Setelah menamatkan sekolah dasarnya di SD
Negeri 37 Lubuklinggau tahun 1994, lalu
melanjutkan pendidikan ke SMP N 06 Lubuk
linggau tamat tahun 1997. Kemudian penulis
menyelesaikan SMU pada tahun 2000 di SMU
Muhammadiyah 1 Kota Lubuklinggau. Selanjutnya penulis melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi Universitas Bengkulu dan selesai pada tahun
2004. Pengalaman mengajar dimulai pada tahun 2004 mengabdi di pondok
pesantren ICM (Islamic Centre Muhammadiyah). Pada tahun 2006 Penulis
menikah dengan Umroni, S.Pd.I kemudian melanjutkan honor di SMP Negeri
Srimulyo tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis diangkat menjadi Tenaga
Kerja Sukarela Guru Terdaftar (TKSGT) di SMP Negeri Suka Mulya. Pada
Tahun 2014 Penulis akhirnya diangkat menjadi ASN dan tahun 2018 sampai
dengan sekarang penulis menjadi guru di SMP Negeri L. Sidoharjo
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.

Anda mungkin juga menyukai