Anda di halaman 1dari 19

Makalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI


MELALUI METODE PEMBELAJARAN QUANTUM WRITING
PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR

Disusun untuk memenuhi Tugas Mandiri Pertemuan 5


Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Bahasa SD

Dosen Pengampu Prof. Dr. Ida Zulaeha, M. Hum., dan Dr. Panca Dewi Purwati, M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : Aris Dwiyanto
NIM : 0103522074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023

i
PRAKATA

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan makalah
untuk Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Bahasa SD dengan dosen pengampu Prof. Dr.
Ida Zulaeha, M. Hum., dan Dr. Panca Dewi Purwati, M.Pd. dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Eksposisi melalui Metode Pembelajaran Quantum Writing
pada Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar”.

Makalah ini disusun untuk memberikan informasi tentang penerapan metode


pembelajaran quantum writing untuk meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa kelas 4 sekolah dasar. siswa akan belajar bagaimana menganalisis informasi yang
diberikan, mengevaluasi argumen yang disajikan, dan membuat kesimpulan berdasarkan
bukti yang ada. Kemampuan berpikir kritis ini akan sangat bermanfaat bagi siswa di masa
depan dalam menghadapi berbagai situasi dan masalah yang kompleks.

Penggunaan tindak tutur dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat penting


karena dapat membantu peserta didik dalam memahami cara berbicara yang tepat dan
efektif untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat sebesar mungkin bagi
pembaca. Kritik dan saran sangat penulis nantikan untuk menyajikan makalah yang lebih
baik di masa yang akan datang.

Semarang, 18 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


PRAKATA ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB II HASIL PENELITIAN (PUSTAKA) DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian (Pustaka) ....................................................................... 4
B. Pembahasan............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti
kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis di SD guru harus dapat memadukan keempat unsur
kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pengembangan kemampuan menulis di SD sangat bergantung kepada kreativitas
seorang guru. Oleh karena itu, guru harus memiliki bekal dalam kemampuan
menulis. Guru dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat
merangsang proses berfikir dan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis. Latihan
yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan
menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam
komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis bukan hanya untuk
menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan saja tetapi juga kecakapan
seseorang dalam melahirkan pikiran seseorang yang lebih spesifik. Keterampilan
menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan
berlatih, sehingga perlu ditingkatkan secara berkelanjutan. Hal ini penting mengingat
bahwa keterampilan menulis tidak hanya diperlukan saat seseorang mengenyam
pendidikan atau masih bersekolah, tetapi dapat menjadi keterampilan dalam
profesinya di masa depan, seperti jurnalis, penulis, atau ahli pemasaran.
Dalam kegiatan menulis, seseorang harus terampil memanfaatkan stuktur
bahasa dan kosakata. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis
dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta
menuangkan dalam bahasa tulis. Pentingnya keterampilan menulis bagi siswa dapat
memberikan berbagai manfaat. Menurut Dalman (20016:6) menulis memiliki banyak
manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini, diantaranya adalah: (1) peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan
keberanian, (4) pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

1
Dalam menulis, siswa akan belajar bagaimana menyampaikan pesan secara
jelas dan efektif, sehingga komunikasi mereka menjadi lebih efektif. Senada dengan
hal tersebut Zulaeha (2013: 11) mengatakan bahwa menulis bertujuan untuk
menginformasikan dan mengekspresikan maksud dan tujuan tertentu, baik dari
pengalaman imajinatif maupun hasil pengalaman realistik. Seorang penulis dapat
berbagi cerita, pengalaman, perasaan kepada orang lain melalui tulisannya yang
merupakan curahan pengalaman, pikiran, dan perasaan. Keterampilan menulis
semacam ini perlu dilatihkan kepada siswa agar mereka mampu memaparkan suatu
pembahasan tertentu dengan jelas.
Siswa sekolah dasar, khususnya kelas 4 seharusnya sudah memahami prinsip-
prinsip dasar menulis, seperti membuat kalimat yang jelas dan efektif, penggunaan
tata bahasa dan ejaan yang benar, serta penggunaan kata-kata yang tepat dan relevan
dengan topik yang dibahas. Namun, mereka masih perlu belajar bagaimana
mengorganisir ide dan gagasan mereka secara lebih sistematis dan terstruktur, serta
menghasilkan tulisan yang lebih panjang dan lebih kompleks. Kesulitan yang
seringkali dialami siswa yaitu memahami tujuan penulisan teks eksposisi, khususnya
untuk mengajukan pendapat atau ide yang didukung oleh data yang relevan dan
argumentasi yang kuat. Siswa juga kesulitan dalam mengembangkan ide mereka
secara sistematis dalam tulisan, sehingga tulisan mereka kurang terorganisir dan sulit
dipahami oleh pembaca. Semua kesulitan tersebut mengakibatkan teks eksposisi
mereka kurang meyakinkan dan tidak efektif dalam menyampaikan pesan.
Penggunaan metode dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada
hasil belajar peserta didik. Metode adalah suatu bentuk prosedur tertentu untuk
mencapai suatu tujuan. Salah satunya adalah metode quantum writing. Penggunaan
metode quantum writing sangat berguna dalam keterampilan menulis yang
menekankan pada kepenulisan mandiri. Tujuan pembelajaran quantum writing
adalah untuk memunculkan potensi menulis khususnya pada anak agar
mempunyai keberanian dan kesiapan mental untuk menulis serta anak mempunyai
kebaruan tentang menulis. Siswa menulis suatu karangan sendiri, kemudian
mengalami pengeditan dan revisi oleh masing- masing siswa itu sendiri. Peran guru
hanya sebagai fasilitator, sehingga pembelajaran yang terjadi adalah student
oriented.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud teks eksposisi?
2. Apa yang dimaksud metode quantum writing?
3. Bagaimana penerapan metode quantum writing untuk meningkatkan keterampilan
menulis teks eksposisi?

C. Tujuan
Merujuk pada rumusan masalah tersebut maka, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk menjelaskan pengertian teks eksposisi?
2. Untuk menjelaskan pengertian metode quantum writing?
3. Untuk memaparkan penerapan metode quantum writing dalam meningkatkan
keterampilan menulis teks eksposisi?

3
BAB II
HASIL PENELITIAN (PUSTAKA) DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian (Pustaka)


1. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan pemaparan pikiran atau pendapat seorang penulis
dengan tujuan menambah wawasan kepada pembacanya dengan jalan memberikan
informasi tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca. Dengan cara
tersebut, pembaca akan luas wawasannya. Teks eksposisi mengemukakan suatu
persoalan tertentu berdasarkan sudut pandang penulisnya. Hal tersebut menyebabkan
bahasan teks eksposisi cenderung subjektif. Meskipun bersifat memberikan
informasi, teks eksposisi tidak bersifat menggurui melainkan sekadar tulisan yang
menyampaikan opini dari suatu kejadian yang ada.
Teks eksposisi juga merupakan bentuk teks yang menjelaskan suatu objek atau
disebut juga pemaparan. Bentuk tersebut dipakai jika seseorang atau penulis ingin
menjelaskan hakikat sesuatu, bagaimana ia bekerja, bagaimana unsur-unsur saling
berhubungan satu dengan yang lain, dan bagaimana hubungannnya dengan sesuatu
yang lain atau bisa juga petunjuk melakukan sesuatu. Jauhari (2013: 58), mengatakan
teks eksposisi secara leksikal berasal dari kata bahasa Inggris exposition, yang artinya
“membuka”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa karangan atau teks eksposisi
bertujuan untuk menerangkan, menguraikan, dan mengupas sesuatu. Banyak sekali
karangan eksposisi di lingkungan sekitar yang kita ketahui.
Menurut Kosasih (2014:24), Teks eksposisi dibentuk oleh tiga bagian, yakni
sebagai berikut.
a. Tesis, bagian yang memperkenalkan persoalan, isu, atau pendapat umum yang
merangkum keseluruhan isi tulisan. Pendapat tersebut biasanya sudah menjadi
kebenran umum yang tidak terbantahkan lagi.
b. Rangkaian argumen, yang berisi ssejumlah pendapat dan fakta-fakta yang
mendukung tesis.
c. Kesimpulan, yang berisi penegasan kembali tesis yang diungkapkan pada bagian
awal.

4
Gambar 2.1 Struktur Teks Eksposisi

Keraf dalam Darmawati (2018: 66-71) menyampaikan beberapa jenis teks


eksposisi sebagai berikut.
a. Identifikasi Eksposisi
Identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau
unsur-unsur pengenal suatu objek. Dengan menyebutkan ciri suatu objek
diharapkan pembaca atau pendengar lebih mengenal objek tersebut.
b. Perbandingan atau pertentangan
Perbandingan atau pertentangan merupakan tipe analisis dengan menggunakan
teknik pengembangan paragraf dari paragraf itu sendiri. Kalimat utama yang
mengandung pokok pikiran dalam paragraf dapat dijelaskan dengan cara
membandingkan dengan masalah lain. Kriteria yang dipakai sebagai pembanding
harus bersifat konkret atau paling tidak sudah diketahui oleh masyarakat umum.
c. Ilustrasi Eksposisi
Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan
khusus dan konkret terhadap suatu prinsip bersifat umum. Penulis akan
menjelaskan suatu masalah secara jelas sehingga pembaca tidak kebingungan
dalam memahami masalah tersebut. Sebuah gagasan umum memerlukan ilustrasi
atau contoh konkret. Dalam eksposisi contoh-contoh tersebut tidak berfungsi
untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi contoh-contoh tersebut dipakai untuk
menjelaskan dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Pengalaman

5
pribadi merupakan bahan ilustrasi atau contoh paling efektif dalam menjelaskan
gagasan-gagasan umum tersebut.
d. Klasifikasi Metode
Klasifikasi merupakan sebuah metode bersifat alamiah untuk menampilkan
pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia. Barang,
informasi, atau gagasan yang dikenal melalui pengalaman dapat tersusun secara
sistematis. Klasifikasi merupakan suatu metode untuk menempatkan benda dalam
satu kelompok sehingga dapat diketahui hubungan antarbenda dalam kelompok
tersebut.
e. Definisi Pengertian
Definisi dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut. Pengertian definisi dapat
dibaca dalam kamus-kamus adalah: 1) suatu pernyataan tentang apa yang
dimaksud dengan suatu hal atau barang; 2) suatu pernyataan atau penjelasan
tentang makna suatu kata atau frasa. Definisi dapat pula berarti suatu proses yang
berusaha untuk meletakan batas-batas penggunaan sebuah kata. Definisi
dibedakan menjadi dua yaitu definisi secara sempit dan definisi secara luas.
Definisi sempit bukan definisi mengenai suatu barang atau benda, melainkan
mengenai suatu kata. Sementara itu, definisi luas mencakup pembatasan
pengertian suatu barang atau benda yang didefinisikan.
f. Berita Eksposisi
Berita berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Eksposisi berita
sering ditemukan dalam surat kabar. Eksposisi berita memuat unsur pokok seperti
dalam berita.
g. Analisis
Pada dasarnya analisis adalah suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam
komponen-konponennya. Kata analisis berasal dari bahasa Yunani yaitu analyein
yang berarti menanggalkan, menguraikan. Menurut arti kata, analisis berarti
melepaskan, menanggalkan atau menguraikan sesuatu yang terikat padu. Suatu
barang atau hal dapat dianalisis dari bermacam-macam sudut. Analisis dapat
dilakukan pada objek seperti watak seseorang, gagasan seseorang, sebuah
organisasi, sebuah proses, dan permasalahan yang sedang dihadapi.

6
2. Metode Pembelajaran Quantum Writing
Penggunaan metode dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik. Metode adalah suatu bentuk prosedur tertentu untuk mencapai
suatu tujuan. Salah satunya adalah metode quantum writing. Penggunaan metode
quantum writing sangat berguna dalam keterampilan menulis yang menekankan pada
kepenulisan mandiri. Menurut Hernowo (2016: 12) quantum writing adalah interaksi
yang terjadi dalam proses pembelajaran yang mampu mengubah berbagai potensi
yang ada dari dalam diri manusia menjadi ledakan atau gairah untuk menemukan hal-
hal baru yang dapat ditularkan kepada orang lain. Artinya metode quantum writing
merupakan suatu interaksi dalam proses menulis yang dapat mengubah atau
memunculkan ide-ide baru sehingga dapat ditularkan kepada orang lain.
Tujuan pembelajaran quantum writing yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut ini :
a. Cara cepat memunculkan sisi unik yang dimilikinya dan kemudian dapat di
kenalinya sendiri secara utuh.
b. Semangat untuk mengeluarkan apa saja yang ada pada diri saat menulis.
c. Merangsang munculnya keberanian untuk menulis.
d. Cara cepat untuk memperkaya mental seseorang penulis.
Quantum writing bermanfaat dalam menciptakan lingkungan belajar yang
efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan
belajarnya melalui interaksi yang terajadi di dalam kelas. Bila metode ini diterapkan,
maka guru akan lebih berhasil dalam memberikan materi serta lebih dicintai para
siswanya karena guru telah mengoptimalkan berbagai metode. Kelebihan dari
metode quantum writing adalah mendorong penulis untuk lebih kritis dan kreatif
dalam menulis. Pembelajaran keterampilan menulis yang dilakukan dengan metode
quantum writing ini melibatkan peran siswa yang diharapkan dapat mengasah
kemampuan mereka untuk dapat berpikir secara kritis sekaligus kreatif dalam
mengembangkan bahasa agar keterampilan menulis mereka semakin terasah dengan
baik. Proses aktivitas menulis melalui metode ini akan melibatkan siswa secara aktif
dalam mengetahui letak kesalahan penulisan yang dilakukan.
Selain mempunyai kelebihan, quantum writing juga mempunyai beberapa
kekurangan, yaitu: 1) Untuk mendukung metode quantum writing harus memerlukan

7
persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan, 2) Memerlukan fasilitas yang
memadai, 3) Memerlukan waktu yang lebih banyak. Penyikapan yang tepat dari
kekurangan quantum writing ini akan memaksimalkan peningkatan hasil
pembelajaran yang dinginkan.
Dalam pembelajaran menulis menggunakan metode quantum writing terdapat
beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan. DePorter & Hermacki (2013:
195) menjabarkan tahap-tahap penulisan yang digunakan dalam metode quantum
writing adalah sebagai berikut:
a. Persiapan sebelum menulis
Pengelompokan (clustering) dan menulis cepat adalah dua teknik yang digunakan
pada proses penulisan ini. Pada tahap ini, penulis hanya membangun suatu
pondasi untuk topik yang berdasarkan pada pengetahuan, gagasan, dan
pengalaman peserta didik.
b. Draft-Kasar
Di sini mulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-gagasan. Pusatkan pada
isi dari pada tanda baca, tata bahasa, atau ejaan. Dalam hal ini untuk menunjukkan
bukan memberitahukan saat menulis.
c. Berbagi
Bagian dari proses ini sangat penting. Sebagai penulis, akan merasa sangat dekat
dengan tulisan, sehingga sulit bagi penulis untuk menilai secara rasional. Untuk
memberi jeda dengan tulisan, perlu meminta orang lain untuk membacanya dan
memberikan umpan balik. Mintalah seorang teman untuk membacanya dan
mengoreksi bagian mana yang kurang tepat. Dan mintalah agar mereka juga
menunjukkan ketidakonsistenan, kalimat yang tidak jelas, atau transisi yang
lemah. Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi.
d. Perbaikan (Revisi)
Kini setelah mendapatkan maupun balik tentang mana yang baik dan mana yang
perlu digarap lagi, ulangi dan perbaikilah. Manfaat umpan balik yang dianggap
membantu. Tujuannya agar menulis sebaik mungkin laporan, surat atau makalah.
Setelah memperbaikinya, bagikan kembali kepada rekan yang menilainya.

8
e. Penyuntingan (Editing)
Dalam tahap ini, perbaiki semua kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca.
Semua perubahan harus berjalan mulus, pemakaian kata kerja serta kalimat utuh.
f. Penulisan kembali
Menuliskan kembali, sertakan konten baru dan perubahan penyuntingan.
g. Evaluasi
Periksa untuk memastikan telah menyelesaikan apa yang direncanakan dan apa
yang ingin disampaikan. Meskipun ini merupakan proses yang berkelanjutan pada
langkah ini menandai akhir pemeriksaan.

B. Pembahasan
1. Penerapan Metode Quantum Writing untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Teks Eksposisi
Dalam penerapan metode quantum writing, penting untuk memfasilitasi
lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan memberikan umpan balik positif
kepada siswa. Pendidik juga perlu memonitor kemajuan siswa dalam menulis teks
eksposisi dan memberikan bimbingan yang tepat agar dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa secara bertahap. Dengan demikian, penerapan metode
quantum writing dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa dengan memperkuat kemampuan kreatif dan produktif dalam menulis.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, langkah-langkah penerapan metode
quantum writing membutuhkan persiapan yang matang. Prosesnya yang panjang juga
menuntut guru untuk dapat secara efektif memanfaatkan waktu dengan sebaiknya
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan. Berikut uraian
langkah penerapannya dalam pembelajaran.

a. Persiapan Sebelum Menulis


Guru melakukan pengelompokan dengan meminta siswanya untuk membuat
daftar tentang topik yang dipilih, misalnya manfaat olahraga secara umum. Siswa
kemudian melakukan pengelompokan dan mengkategorikan manfaat tersebut ke
dalam beberapa kelompok, seperti manfaat fisik, manfaat mental, dan manfaat
sosial. Setelah melakukan pengelompokan, siswa-siswa diminta untuk menulis
sebanyak mungkin manfaat olahraga yang mereka ketahui dalam waktu singkat,

9
misalnya dalam waktu lima menit. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran
pikiran dan menghindari blokade kreativitas.
b. Draft-Kasar
Guru membantu siswa untuk membuat kerangka atau outline teks eksposisi
yang akan ditulis. Contoh: Guru memberikan contoh outline teks eksposisi tentang
"Manfaat Olahraga" yang terdiri dari pengenalan topik, manfaat olahraga untuk
kesehatan, dan contoh jenis olahraga yang baik untuk dilakukan. Siswa mulai
menulis draft-kasar teks eksposisi berdasarkan kerangka atau outline yang telah
dibuat. Contoh: Siswa menulis paragraf pengenalan yang menjelaskan tentang
pentingnya olahraga untuk kesehatan tubuh.
Guru memberikan feedback atau masukan terhadap draft-kasar siswa untuk
membantu mereka mengembangkan tulisan yang lebih baik. Contoh: Guru
memberikan masukan agar siswa menambahkan fakta atau data yang mendukung
pernyataan mereka tentang manfaat olahraga untuk kesehatan. Siswa merevisi
draft-kasar mereka berdasarkan masukan yang diberikan oleh guru. Contoh: Siswa
menambahkan data dari penelitian yang mendukung pernyataan mereka tentang
manfaat olahraga untuk kesehatan.

c. Berbagi
Siswa berbagi draft-kasar mereka dengan teman sekelas untuk mendapatkan
masukan dan tanggapan dari teman-teman. Contoh: Siswa membaca draft-kasar
mereka di depan kelas dan meminta teman-teman untuk memberikan masukan
tentang cara mereka dapat meningkatkan tulisan mereka. Selanjutnya guru
memfasilitasi diskusi kelompok untuk membantu siswa saling memberikan
masukan dan saran untuk meningkatkan tulisan mereka. Contoh: Guru membagi
siswa ke dalam kelompok kecil dan memberikan panduan diskusi tentang cara
memberikan umpan balik yang konstruktif dan berguna bagi rekan mereka.
Siswa menerapkan masukan yang diberikan oleh teman dan guru untuk
memperbaiki dan memperbaiki draft-kasar mereka. Contoh: Siswa menambahkan
atau mengubah bagian teks eksposisi mereka berdasarkan masukan yang
diberikan oleh teman dan guru, seperti menambahkan lebih banyak fakta atau
mengatur urutan paragraf yang lebih baik.

10
Siswa kemudian membuat draft baru berdasarkan perbaikan yang telah
dilakukan dan siap untuk masuk ke tahap revisi. Contoh: Siswa membuat draft
baru dari teks eksposisi mereka yang telah direvisi dan diperbaiki berdasarkan
masukan yang diberikan oleh teman dan guru.

d. Perbaikan (Revisi)
Guru memberikan panduan tentang cara melakukan revisi teks eksposisi yang
telah dibuat, seperti memperbaiki tata bahasa, struktur, atau penambahan
informasi yang kurang lengkap. Contoh: Guru memberikan contoh perbaikan teks
eksposisi, seperti penggunaan kata-kata yang lebih tepat, pengaturan paragraf
yang lebih baik, dan penambahan fakta atau data yang mendukung pernyataan.
Siswa melakukan revisi pada draft-kasar mereka berdasarkan panduan yang
diberikan oleh guru. Contoh: Siswa mengedit dan merevisi teks eksposisi mereka
untuk memperbaiki tata bahasa, struktur, atau penambahan informasi yang kurang
lengkap.
Guru memberikan masukan lagi kepada siswa mengenai perbaikan yang
masih perlu dilakukan pada teks eksposisi mereka. Contoh: Guru memberikan
masukan tentang bagaimana siswa dapat lebih memperjelas atau mengembangkan
ide-ide mereka, atau memberikan saran untuk memperbaiki tata bahasa atau
kesalahan ejaan yang masih ada.
Siswa melakukan revisi terakhir pada teks eksposisi mereka berdasarkan
masukan dari guru. Contoh: Siswa merevisi dan memperbaiki teks eksposisi
mereka berdasarkan masukan dari guru, seperti melakukan revisi terakhir pada
tata bahasa atau menambahkan detail tambahan untuk meningkatkan kualitas
tulisan mereka.
Siswa kemudian mempersiapkan teks eksposisi yang telah direvisi untuk
tahap selanjutnya, yaitu tahap penyuntingan. Contoh: Siswa menyelesaikan revisi
terakhir pada teks eksposisi mereka dan bersiap untuk masuk ke tahap
penyuntingan, yaitu tahap terakhir dalam metode Quantum Writing.

11
e. Penyuntingan (Editing)
Guru memberikan panduan tentang cara melakukan penyuntingan teks
eksposisi yang telah direvisi, seperti memeriksa tata bahasa, kesalahan ejaan, dan
konsistensi informasi. Contoh: Guru memberikan contoh bagaimana memeriksa
tata bahasa dan kesalahan ejaan, serta menjaga konsistensi informasi dalam teks
eksposisi.
Siswa melakukan penyuntingan pada teks eksposisi mereka berdasarkan
panduan yang diberikan oleh guru. Contoh: Siswa memeriksa tata bahasa dan
kesalahan ejaan dalam teks eksposisi mereka, serta menjaga konsistensi informasi
dalam teks eksposisi.
Guru memberikan masukan lagi kepada siswa mengenai penyuntingan yang
masih perlu dilakukan pada teks eksposisi mereka. Contoh: Guru memberikan
masukan tentang bagaimana siswa dapat memperbaiki tata bahasa atau kesalahan
ejaan yang masih ada, atau memberikan saran untuk menjaga konsistensi
informasi dalam teks eksposisi.
Siswa melakukan penyuntingan terakhir pada teks eksposisi mereka
berdasarkan masukan dari guru. Contoh: Siswa melakukan penyuntingan terakhir
pada teks eksposisi mereka, seperti memeriksa tata bahasa dan kesalahan ejaan
yang masih ada, serta menjaga konsistensi informasi dalam teks eksposisi.
Siswa kemudian mempersiapkan teks eksposisi yang telah disunting untuk
tahap penulisan kembali. Contoh: Siswa menyelesaikan penyuntingan terakhir
pada teks eksposisi mereka dan mempersiapkan teks eksposisi yang telah
disunting untuk tahap penulisan kembali.

f. Penulisan kembali
Siswa menulis kembali teks eksposisi yang telah disunting, dengan
menggunakan hasil penyuntingan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
Contoh: Siswa menulis kembali teks eksposisi mereka dengan menggunakan hasil
penyuntingan yang telah dilakukan pada tahap penyuntingan sebelumnya.
Siswa membaca kembali teks eksposisi yang telah ditulis ulang untuk
memastikan bahwa teks tersebut sudah sesuai dengan kriteria teks eksposisi yang
benar. Contoh: Siswa membaca kembali teks eksposisi yang telah ditulis ulang

12
untuk memastikan bahwa teks tersebut sudah sesuai dengan kriteria teks eksposisi
yang benar, seperti memiliki struktur teks yang jelas dan mengandung informasi
yang akurat dan relevan.
Guru memberikan umpan balik terakhir pada teks eksposisi yang telah ditulis
ulang, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki teks eksposisi
mereka jika masih ada kesalahan atau kekurangan. Contoh: Guru memberikan
umpan balik terakhir pada teks eksposisi yang telah ditulis ulang oleh siswa, dan
memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki teks eksposisi mereka
jika masih ada kesalahan atau kekurangan, seperti tidak terdapat informasi yang
relevan atau struktur teks yang masih kurang jelas.
Siswa kemudian menyelesaikan teks eksposisi mereka, dan mengumpulkan
pekerjaan tersebut kepada guru sebagai tugas yang telah selesai dikerjakan.
Contoh: Siswa menyelesaikan teks eksposisi mereka dengan memperbaiki
kesalahan atau kekurangan yang masih ada, dan kemudian mengumpulkan
pekerjaan tersebut kepada guru sebagai tugas yang telah selesai dikerjakan.

g. Evaluasi
Guru menilai hasil akhir teks eksposisi yang telah dikerjakan oleh siswa,
berdasarkan kriteria teks eksposisi yang benar. Contoh: Guru menilai teks
eksposisi siswa dengan melihat kriteria teks eksposisi yang benar, seperti apakah
teks tersebut memiliki struktur teks yang jelas, dan mengandung informasi yang
akurat dan relevan.
Guru memberikan umpan balik terhadap hasil akhir teks eksposisi siswa, baik
secara lisan maupun tertulis, untuk memberikan motivasi dan memperbaiki
kesalahan siswa pada kesempatan selanjutnya. Contoh: Guru memberikan umpan
balik positif pada siswa yang telah berhasil menulis teks eksposisi dengan baik,
dan memberikan saran perbaikan pada siswa yang masih memiliki kesalahan,
seperti kesalahan penulisan kata atau kurangnya informasi yang relevan.
Guru merancang tindak lanjut pembelajaran, baik untuk memperbaiki
kelemahan siswa yang masih terlihat dalam hasil akhir teks eksposisi, maupun
untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa yang sudah baik. Contoh:
Guru merancang tindak lanjut pembelajaran dengan memberikan latihan menulis

13
teks eksposisi yang lebih fokus pada bagian yang masih menjadi kelemahan siswa,
seperti memberikan latihan untuk mengembangkan kemampuan menyusun
paragraf pendahuluan atau memberikan bahan bacaan yang lebih bervariasi.
Siswa juga diminta untuk melakukan refleksi terhadap hasil akhir teks
eksposisi mereka sendiri, untuk memperbaiki diri pada kesempatan selanjutnya.
Contoh: Siswa melakukan refleksi terhadap hasil akhir teks eksposisi mereka
sendiri, dengan melihat kesalahan-kesalahan yang masih terjadi pada teks
eksposisi mereka dan mencari cara untuk memperbaikinya pada kesempatan
selanjutnya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Teks eksposisi merupakan pemaparan pikiran atau pendapat seorang penulis
dengan tujuan menambah wawasan kepada pembacanya dengan jalan
memberikan informasi tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca.
2. Quantum writing adalah interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran yang
mampu mengubah berbagai potensi yang ada dari dalam diri manusia menjadi
ledakan atau gairah untuk menemukan hal-hal baru yang dapat ditularkan kepada
orang lain
3. Penerapan metode quantum writing dilakukan dalam beberapa langkah yaitu :
persiapan sebelum menulis, draft-kasar, berbagi, perbaikan (revisi), penyuntingan
(editing), penulisan kembali dan evaluasi.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca akan memperoleh
pemahaman tentang penerapan quantum writing untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis teks eksposisi. Saran yang penulis sampaikan adalah bahwa
dalam penerapan metode ini harus mempersiapkan banyak hal, karena keterampilan
siswa dalam menulis yang beragam. Oleh karena itu, guru harus memiliki beberapa
catatan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa berkembang sesuai dengan
kemampuannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., & Kosasih, A. 2017. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Darmawati, U. 2018. Ragam Teks Pengetahuan dan Penerapan. Klaten: PT Intan


Pariwara.

DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Learning.

Jauhari, H. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendika.

Kosasih, Engkos. 2014. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.

Nurmansyah, E. 2016. Pengaruh Media Big Book Terhadap Kemampuan Membaca


Peserta Didik Kelas 1 SD Negeri Mannuruki Kota Makassar. Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Setyanto, N., Slamet, Y., dan Budiharti, T. 2016. Penggunaan Media Wayang Kartun
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Mendongeng.

Zulaeha, Ida. 2013. Pembelajaran Menulis Kreatif (Teori, Model dan Implementasi).
Surakarta: Yuma Pustaka.

16

Anda mungkin juga menyukai