Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI


CIPOROS 07 PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Diajukan guna memenuhi tugas ulangan akhir semester 1 Mata Kuliah Bahasa Indonesia
dosen pengampu : Sigit Andi Prasetya Dinata, M.Pd.

OLEH :

RAYI ARBA KHUMAIROH

NIM : 10122024

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP DARUSSALAM CILACAP

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan

nikmat sehat kepada saya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia yang ditugaskan oleh Bapak Sigit Andi Prasetya Dinata, M.Pd. selaku dosen.

Proposal penelitian ini yang saya buat berjudul “Analisis Kemampuan Siswa Kelas VI SD

Negeri Ciporos 07 Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”. Dalam proses pembuatan

proposal ini, saya mendapatkan banyak sekali ilmu baru yang bermanfaat, yang kelak tentu

saja akan saya aplikasikan di dalam tindakan nyata.

Tentu saja masih banyak kekurangan pada proposal penelitian ini, yang saya harapkan

dapat lebih disempurnakan. Besar harapan saya proposal penelitian ini juga dapat bermanfaat

untuk orang lain. Akhir kata, saya mohon maaf untuk semua kekurangan, dan selamat

membaca.

Karangpucung, 19 Januari 2023

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................................iv

PENDAHULUAN....................................................................................................................iv

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................iv

B. Identifikasi Masalah.....................................................................................................viii

C. Batasan Masalah..........................................................................................................viii

D. Rumusan Masalah........................................................................................................viii

E. Tujuan Penelitian...........................................................................................................ix

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................................ix

BAB II........................................................................................................................................1

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................1

A. Kajian Pustaka.................................................................................................................1

1. Hakikat Belajar............................................................................................................1

2. Hakikat Menulis..........................................................................................................1

3. Kemampuan Menulis...................................................................................................5

B. Kerangka Berfikir..........................................................................................................13

C. Penelitian Relevan.........................................................................................................13

BAB III.....................................................................................................................................16

METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan siswa adalah objek utama dalam proses pembelajaran karena

kemampuan siswa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran.

Kemampuanlah yang menjadi produk akhir dari proses belajar mengajar. Proses

pembelajaran bahasa indonesia berorientasi pada upaya pengembangan kemampuan

siswa pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan berorientasi pada

peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran bahasa indonesia menekankan aspek

pelatihan kemampuan berbahasa dalam konteks pendekatan terpadu. Kemampuan

dalam pembelajaran bahasa indonesia dapat diukur berdasarkan keterampilan

berbahasa.

Kemampuan berbahasa meliputi aspek kemampuan menyimak, berbicara,

membaca dan menulis. Menulis merupakan kemampuan yang sering dilakukan untuk

melatih siswa dalam menciptakan suatu karya tulis. Oleh karena itu, kegiatan ini harus

diasah sejak dini dan dipelajari mulai dari dasar, agar tidak menimbulkan kesalahan

pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai upaya meningkatkan keaktifan dalam

mengikuti pelajaran bahasa indonesia yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan

kemampuan menulis kalimat, salah satu cara yang ditempuh adalah menggunakan

model pembelajaran yang menekankan partisipasi siswa belajar dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Fathurohman (2011: 59)

Model pembelajaran merupakan fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran dalam

upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang disampaikan tanpa

memperhatikan pemakaian model pembelajaran justru akan mempersulit guru dalam

iv | P a g e
mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat diatas menekankan pentingnya pemilihan

dan penerapan model pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Pembahasan mengenai kemampuan berbahasa, terutama dalam menulis, salah

satu modal awal yang harus dikuasai siswa adalah pembentukan kalimat. Dalam dunia

tulis-menulis kalimat merupakan unsur terpenting yang menentukan keberhasilan

karya tulis. Karena karya tulis terdiri dari kalimat-kalimat yang tersusun secara

sistematis dengan memperhatikan kepaduan isi dan bentuknya. Unsur kemenarikan

suatu karya menjadi yang sangat penting untuk menentukan keberhasilannya.

Kemanarikan tersebut diperoleh apabila kalimat yang digunakan memperhatikan

variasi, baik diksi, aktif-pasif, berita-perintah-tanya, dan lain sebagainya. Variasi

dasar yang harus dipelajari agar siswa mampu menulis karya dengan baik yaitu,

kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya diisi

dengan verba aktif. Verba aktif adalah verba yang berimbuhan meN- yang bisa diikuti

oleh objek (O) atau tidak (markhamah dan sabardila, 2013:79). Sedangkan kalimat

pasif adalah kalimat yang predikatnya diisi oleh verba pasif. Verba pasif adalah verba

yang secara morfologis ditantai dengan penggunaan afiks di-, ter-, atau pelaku orang

1 atau 2 + pokok kata kerja (markhamah dan sabardila, 2013:79).

Kemampuan siswa dalam memvariasikan kalimat aktif ke pasif maupun

sebaliknya, sangat penting untuk diteliti. Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia

itu memiliki pemikiran yang kompleks seperti kreativitas dan imajinasi. Sehingga

harus diberikan sarana atau wadah untuk menuangkan pemikiran tersebut. Menulis

adalah satu sarana yang sederhana untuk hal tersebut. Dengan modal pemikiran

kompleks yang diperoleh dari lingkungan sekitar, siswa memiliki kemampuan

menulis yang berbeda-beda. Pengubahan kalimat dari akfit menjadi pasif atau

v|Page
sebaliknya menjadi semakin menarik untuk diteliti, karena perbedaan kreativitas dan

imajinasi masing-masing siswa dan sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis.

Penelitian mengenai kemampuan siswa dalam mengubah kalimat aktif

menjadi pasif atau sebaliknya telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu.

Akan tetapi, fokus utama dari peneliti terdahulu bukan hanya mengambil objek hasil

pengubahan siswa, melainkan juga dari novel, artikel, hasil terjemahan buku, dan

hasil karangan siswa. Penelitian terdahulu bertujuan untuk memperkuat teori yang

terkait dengan klausa dan kalimat aktif serta pasif dalam penelitian ini. (1) Penelitian

yang dilakukan Lee and Lee (2008) perbedaannya terletak pada objek yang diteliti.

Objek yang diteliti Lee and Lee (2008) merupakan struktur predikat pasif anak-anak

korea, sedangkan penelitian ini objek yang diteliti yaitu bentuk kalimat aktif dan

kalimat pasif pada bahasa indonesia.(2) Penelitian Sutana (2009) menganalisis

kalimat lebih luas atau secara umum, sedangkan penelitian ini hanya variasi kalimat

aktif dan kalimat pasif.(3) Penelitian wexler (2010) melakukan penelitian verbal

pasif pada Williams Syndrome, sedangkan penelitian ini yaitu bentuk kelimat aktif dan

pasif. (4) Widarwati dkk. (2011), menggunakan sumber data berupa terjemahan novel,

sementara penelitian ini hasil pengubahan kalimat yang dilakukan oleh siswa. (5)

Penelitian yang dilakukan Suprato (2012) juga memiliki perbedaan dengan penelitian

ini terkait pada jenis pendekatannya. Penelitian yang dilakukan Suprato (2012)

menggunakan jenis pendekatan analisis kontrastif dan bahasa yang menjadi objeknya

ialah bahasa inggris, sedangkan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan

bahasa yang menjadi objeknya, yaitu bahasa indonesia.

(6) Perbedaannya dengan Fitriana (2012) terletak pada sumber datanya.

Sumber data yang digunakan Fitriana (2012) adalah artikel dalam majalah, sementara

penelitian ini menggunakan hasil pengubahan kalimat yang dilakukan oleh siswa. (7)

vi | P a g e
Penelitian yang dilakukan Susanti (2013) memiliki perbedaan pada kemampuan yang

diteliti, yaitu penggunaan kalimat sementara penelitian ini pengubahan kalimat.

Penelitian yang dilakukan oleh Suprato (2013) memiliki perbedaan pada sumber

datanya. Penelitian yang dilakukan oleh Suprato (2013) menggunakan sumber data

berupa terjemahan novel, sementara penelitian ini menggunakan hasil pengubahan

kalimat yang dilakukan oleh siswa.

(8) Variasi yang diteliti Algani dkk. (2014) hanya satu ialah kalimat aktif

menjadi pasif, sedangkan penelitian ini bentuk variasi yang diteliti ada dua, yaitu

bentuk kalimat aktif menjadi pasif dan kalimat pasif menjadi aktif. (9) Objek yang

diteliti Bruening (2014) merupakan formasi kata pada sintaksis, sedangkan penelitian

ini objek yang diteliti adalah bentuk kalimat aktif dan pasif. (10) Penelitian Julianto

(2014) juga memiliki perbedaan pada aktivitas kemampuan yang diteliti. Penelitian

yang dilakukan Julianto (2014) berupa kemampuan menulis paragraf deduktif,

sementara penelitian ini berupa kemampuan mengubah kalimat. (11) Variasi yang

diteliti Lødrup (2014) merupakan konstruksi kalimat majemuk pasif Norwegia,

sedangkan penelitian ini bentuk variasi yang diteliti, yaitu bentuk kalimat aktif dan

pasif pada bahasa Indonesia. (12) Objek yang diteliti Yannuar dkk. (2014) merupakan

konstruksi suara aktif dan pasif, sedangkan penelitian ini objek yang diteliti ialah

bentuk kalimat aktif dan pasif.

(13) Kalimat yang dianalisis oleh Apriliani (2016) bersumber dari artikel,

sedangkan penelitian ini bersumber dari hasil pengubahan kalimat yang dilakukan

oleh siswa. (14) Kalimat yang diubah oleh Nurlaili (2016), yaitu kalimat langsung-

tidak langsung, sedangkan kalimat yang diubah dalam penelitian ini adalah kalimat

aktif-pasif dan sebaliknya. Penelitian pengembangan ini tetap memiliki perbedaan

yang cukup jelas, mulai dari sumber data, tempat penelitian, sampai bentuk variasi

vii | P a g e
kalimat yang diteliti. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menelaah sejauh mana

kemampuan siswa dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan

sebaliknya Penelitian pengembangan ini tetap memiliki perbedaan yang cukup jelas,

mulai dari sumber data, tempat pene;itian, sampai bentuk variasi kalimat yang diteliti.

Oleh sebab itu, penelitian ini akan meneliti sejauh mana kemampuan siswa dalam

mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan sebaliknya dilihat dari presentase

ketetapan dan ketidaktepatannya.

B. Identifikasi Masalah

Dalam membuat suatu karya tulis, siswa dituntut mampu menyusun kalimat

yang benar dan menarik. Kemenarikan kalimat tersebut dapat dilihat dari kalimat

yang memperhatikan variasi. Contoh variasi bisa dilihat pada kalimat aktif dan

kalimat pasif. Dari latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, masalah yang

timbul dalam proses penulisan suatu karya tulis dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman siswa dalam membolak-balik kalimat aktif

menjadi pasif dan sebaliknya.

2. Pentingnya pemahaman kalimat aktif dan kalimat pasif ini agar

mempermudah siswa dalam membuat suatu karya nulis yang baik dan

menarik.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas, maka penulis

membatasi penelitian yaitu proposal ini hanya membahas tentang kemampuan siswa

SD Negeri Ciporos 07 pada kelas VI dalam mengubah kalimat aktif dan kalimat pasif.

D. Rumusan Masalah

viii | P a g e
Berdasarkan latar belakang diatas, ada dua masalah yang perlu dikaji dalam

penelitian ini.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VI SD Negri Ciporos 07 dalam

mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif ?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VI SD Negri Ciporos 07 dalam

mengubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini.

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VI

SD Negeri Ciporos 07 dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat

pasif.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VI

SD Negeri Ciporos 07 dalam mengubah kalimat pasif menjadi kalimat

aktif.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, terdapat dua manfaat yang diharapkan

dalam hasil penelitian ini.

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya dibidang bahasa, serta

ix | P a g e
menambah wawasan dan pengetahuan penulis, pembava, dan pecinta

bahasa.

b. Manfaat praktis

1) Bagi sekolah, sebagai masukan dalam melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

mengajar guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan

model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran.

2) Bagi guru

a) Setelah mengetahui kemampuan siswa, diharapkan guru

dapat memberikan latihan pengubahan kalimat yang

kurang tepat.

b) Mengurangi kesalahan berbahasa siswa yang dilakukan

dalam proses pembelajaran terutama dalam

pengetahuan kalimat.

3) Bagi siswa, menjadi masukan pentingnya berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

belajar dalam pembelajaran bahasa indonesia.

4) Bagi peneliti

a) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peniliti.

b) Menerapkan teori yang telah diperoleh.

c) Menambah keterampilan peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

x|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

B. Hakikat Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan ilmu

pengetahuan.proses belajar menjadi satu sistem dalam pembelajaran. Adapun

sistem pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi

satu sama lain, yaitu: guru, siswa, tujuan, materi. Media, metode, dan evaluasi.

Proses belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Dalam proses pendidikan,

pendidik dan peserta didik merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lain. Disinilah terjadi proses belajar dan

pembelajaran. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri

siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan

menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar diharapkan guru mampu

menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama

pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam

diri peserta didik. Dengan belajar maka pengetahuan, keterampilan, nilai,

sikap, tingkah laku, dan semua perbuatan manusia terbentuk, disesuaikan dan

dikembangkan.

C. Hakikat Menulis

a. Pengertian menulis

Menurut Pranoto (2004; 9) menulis berarti menuangkan buah

pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada

1|Page
orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai

ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk

tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat

berkomunikasi secara tidak langsung. Menurut M. Atar Semi (2007:

14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu

proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang

tulisan. Menurut Tarigan (2008:21), menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan grafik tersebut.

Yunus (2009) menjelaskan, proses menulis terdiri dari tiga

tahap, antara lain: tahap pramenulis, penulisan, dan pascapenulisan.

Tahap pramenulis terdiri dari memilih topik, tujuan, dan sasaran

karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka karangan.

Hal ini dilakukan sebagai tahap persiapan untuk menulis.kemudian

dilanjutkan dengan penjabaran dan pengembangan dari tiap-tiap

kerangka yang telah disusun dengan memperhatikan kelogisan dan

keruntutan kalimat. Kegiatan ini di sebut tahap penulisan. Hasil

pengembangan pada tahap penulisan direvisi dan diperbaiki agar

menjadi suatu karangan yang baikdi tahap pascapenulisan. Dari

penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian menulis

adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, dan pengalaman dalam

bentuk bahasa tulis untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya.

2|Page
Dalman (2014:34) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah

proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis.

Caraka menyatakan bahwa menulis berarti menggunakan

bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik bagi

pembaca. Ide yang jelas dan tertentu, mesti ada sebelum memulai

pengarang agar tidak membuang waktu dan berbicara tanpa tujuan

(Munirah, 2014). Suparno dan Yunus (Purnamasari, 2015) menyatakan

menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau mediumnya.

Abdurrahman (Ambarwati, 2012) mengungkapkan bahwasanya

menulis merupakan salah satu keterampilan mengungkapkan

pendapatnya, mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis,

memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, menyebutkan

simbol huruf, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang

ada disekitarnya yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.

Syarif, dkk (2009) menyatakan keterampilan menulis dapat kita

klarifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda.Sudut

pandang tersebut adalah kegiatan aktivitas dalam melaksanakan

keterampilan penulisan hasil dari produk menulis itu.Klarifikasi

keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan

pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi,

eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Salah satu manfaat yang

diungkapkan Nurhadi (2017) dalam menulis seseorang melakukan

sesuatu aktifitas untuk menghasilkan suatu produk.

b. Jenis-jenis Menulis

3|Page
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis,

diantarannya adalah: (1) deskripsi adalah penggambaran untuk

melukiskan perasaan dari penulis, (2) nasari yang bersifat imajinasi,

(3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca,

dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk

membuktikan pendapat pribadi (kurniawan, 2007:10). Pada intinya

menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru,

pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

c. Manfaat Menulis

Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi (1996:3-4)

di antaranya yaitu :

1) Kegiatan menulis ialah sebagai sarana untuk dapat

menemukan sesuatu, di dalam artian bisa mengangkat

ide dan juga informasi yang ada pada alam bawah sadar

diri kita.

2) Kegiatan menulis bisa memunculkan sebuah ide baru.

3) Kegiatan menulis bisa melatih kemampuan

mengorganisasi dan juga menjernihkan bebagai konsep

ataupun ide yang kita miliki.

4) Kegiatan menulis bisa melatih sikap objektif yang ada

di diri seseorang.

5) Kegiatan menulis bisa membantu diri kita supaya

berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.

4|Page
6) Kegiatan menulis di dalam sebuah bidang ilmu akan

memungkinkan kita supaya menjadi aktif dan juga tidak

hanya menjadi penerima informasi.

D. Kemampuan Menulis

a. Pengertian Kemampuan Menulis Kalimat

Tarigan (Haryadi, 1996: 77) menyatakan bahwa: Menulis

adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menurut

Lerner (Abdurrahman, 1999: 224) bahwa “menulis merupakan

kegiatan menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual”. Sementara

Ali (2000: 239) mengartikan “kemampuan berasal dari kata dasar

mampu yang berarti sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada”. Jadi,

kemampuan merupakan kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan

suatu aktivitas tertentu, di mana salah satu bentuk aktivitas yang dikaji

dalam penelitian ini adalah menulis. Menulis merupakan suatu

kegiatan dengan menuangkan ide, pikiran ataupun perasaaan seseorang

ke dalam tulisan. Menulis dapat pula bersifat menyalin suatu tulisan,

baik berupa tulisan indah, ataupun tulisan yang sekadar untuk

menyalin penjelasan dari orang lain ke dalam suatu buku atau catatan.

Sementara Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa “menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain”. Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dapat

5|Page
diartikan sebagai kesanggupan untuk melakukan sesuatu.Fajri dan

Senja (2009: 546) mengartikan “kemampuan yaitu kesanggupan,

kekuatan untuk melakukan sesuatu”. Pendapat diatas menekankan

menulis merupakan kegiatan menuangkan kegiatan ide, pikiran dan

perasaan kedalam suatu bentuk tulisan, atau menyalin suatu tulisan

atau bacaan sesuai tujuan menyalin, baik berupa huruf, kata atau

kalimat. Agar dapat menulis dengan baik, seseorang harus memiliki

kemampuan mengorganisasikan pendapat, mengingat, membuat

konsep, dan menguasai tata tulis sehingga tulisan yang dibuat dapat

dibaca, menarik untuk di baca atau dapat menimbulkan minat orang

lain untuk membacanya. Kemampuan untuk menghasilkan gagasan,

produk atau temuan sebagai suatu pengalaman yang diungkapkan

sebagai aktualisasi diri, serta memiliki kecakapan dimanna hasil karya

atau gagasan tersebut terpadu dengan diri sendiri, orang lain, dan alam

sekitar.

Kemampuan siswa tersebut akan terus berkembang seiring

dengan bertambahnya usia seseorang dan pengalaman yang diperoleh

dalam lingkungannya, adapun objek kemampuan adalah menulis

kalimat aktif dan pasif. Kalimat merupakan unsur terpenting dalam

sebuah wacana. kalimat yang tersusun rapi dan rasional akan membuat

sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat adalah satuan bahasa

terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran

yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik

turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir

yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan

6|Page
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam

wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan hurufkapital dan

diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!);

sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti

koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi.

Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan

intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi

yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan

kesenyapan (Alwi, 2000: 311). Kalimat adalah satuan bahasa terkecil

yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali

dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau

tanda tanya (Widjono, 2012: 186). Kalimat adalah perkataan, ujaran

yang utuh yang mengungkapkan konsep pikiran dan peraaan atau

merupakan bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang

mengungkapkan pikiran yang utuh ditinjau dari aspek ketatabahasaan

(Fajri dan Senja, 2009: 414). Berdasarkan berbagai pendapat di atas,

maka kalimat dapat diartikan sebagai satuan bahasa terkecil yang

mengandung pikiran yang utuh atau lengkap. Pikiran yang utuh atau

lengkap dapat diwujdkan dalam bentuk klausa.Kata dalam kalimat

yang merupakan unsur dalam suatu kalimat, berupa subjek dan

predikat. Unsur inti kalimat dilengkap unsur lain berupa unsur

tambahan, yaitu unsur yang tidak menjadi syarat pokok sebuah

kalimat. Unsur tambahan berupa objek dan keterangan. Kehadiran

objek dan keterangan tidak bersifat wajib tetapi dapat

7|Page
menyempurnakan suatu kalimat sehingga memudahkan untuk lebih

memahami makna suatu kalimat

b. Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut bentuk dan maknanya. Bentuk

kalimat berkaitan dengan penggunaan kalimat tunggal yaitu bagian-

bagian kalimatnya mengandung satu makna tertentu, sementara

kalimat majemuk atau kalimat kompleks merupakan kalimat yang

bagian-bagian kalimatnya memiliki hubungan setara dan bertingkat

atau merupakan kalimat kompleks. Kalimat tunggal terdiri atas:

predikat frase nomina, predikat frase ajektiva, dan predikat frase verba

yang diklsifikasikan atas aktif dan pasif.

c. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Menurut Fajri dan Senja (2009: 414) bahwa “kalimat aktif

adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan di dalam predikat

verbalnya”. Hal ini berarti kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya

melakukan tindakan atau pekerjaan.

Contoh:

1) Banyaknya partai politik melanggar tata tertib kampanye.

2) Dia melayani pembelinya dengan ramah.

3) Pesawat mendarat di bandara Sultan Hasanuddin.

4) Arman berbicara dalam seminar pendidikan.

Kalimat aktif terdiri atas dua jenis predikat, yaitu: kalimat yang

kata kerjanya transitif dan kalimat yang kata kerjanya intransitif.

Kalimat transitif adalah semua kata jadian yang mendapat afiks

(imbuhan) per, -i, kan, per-i, per-kan, dan awalan fungsi men. Kalimat

8|Page
transitif predikatnya memerlukan objek penderita.Kalimat intransitif

adalah semua kata jadian yang mendapat afiks (imbuhan) me, ber, dan

ber-an. Kalimat instransitif predikatnya tidak memerlukan objek

penderita. Selain kalimat aktif, dapat pula kalimat fasif. Menurut Fajri

dan Senja (2009: 414) bahwa “kalimat pasif adalah kalimat yang

objeknya dikenai pekerjaan”. Kalimat pasif memiliki ciri struktur,

seperti: kata kerja pasif bentuk pesona merupakan kebalikan bentuk

men-, kata kerja pasif bentuk ter- dan ke-ani, bukan kebalikan bentuk

men. Contoh kalimat pasif, yaitu:

1) Tata tertib sekolah dilanggar oleh banyak siswa.

2) Galian itu kita perdalam.

Apabila dipakai simbol S untuk subjek, P untuk predikat, dan O

untuk objek, maka kaidah umum membuat kalimat pasif dari kalimat

aktif adalah sebagai berikut:

1) Pertukarkanlah pengisi S dengan pengisi O.

2) Gantilah prefiks meng- dengan –di pada P.

3) Tambahkan kata oleh di muka O, terutama jika O

terpisah oleh kata lain dari P.

Berikut penerapan kaidah di atas untuk kalimat aktif di bawah

ini:

1) A : Pak Toha mengangkat seorang asisen baru

P : Seorang asisten baru / diangkat / PaToha

P Seorang asisten baru / diangkat / oleh Pak Toha

A : Rumah itu harus mereka perbaiki

P : Rumah itu harus diperbaiki oleh mereka

9|Page
2) A : Saya diberi uang oleh mereka

P : Saya dia beri uang

Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, yang harus

diperhatikan adalah kedua kata kerja aktif harus semuanya dijadikan

kata kerja pasif. Untuk membandingkan perubahan kalimat aktif

menjadi kalimat pasif, dapat dilihat pada tabel berikut:

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis

Kemampuan menulis merupakan sesuatu yang dapat dibentuk

melalui pengalaman, hasil pengalaman, hasil nalar atau hasil belajar

sehingga memberi konsekuensi bahwa kemampuan menulis perlu

dilatih agar berkembang seiring dengan perkembangan atau

pertumbuhan siswa. Kemampuan menulis dapat dipengaruhi oleh

lingkungan. Lingkungan yang sarat dengan fakta, situasi-situasi,

keadaan-keadaan yang mengundang perhatian dan pengamatan

seseorang, maka akan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk

kemampuan menulis. Dalam arti terdapatnya stimulus atau dorongan

yang beraneka ragam akan mengundang terbentuknya kemampuan

menulis yang lebih baik. Membahas tentang kemampuan, pada

prinsipnya semua orang membawa potensi kreatif, namun

kenyataannya tidak semua orang nampak dalam ciri atau gejala

perilaku yang menggambarkan kreatif. Hal itu hanyalah perbedaan

tingkatan.Potensi terampil pada diri seseorang seperti halnya pada

siswa perlu dikembangkan sehingga memerlukan kemandirian dalam

pengembangannya secara maksimal seperti kemampuan menulis.

10 | P a g e
Slameto (2003: 147) mengemukakan “faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa yaitu hasrat keingintahuan yang

cukup besar, dan memiliki latar belakang membaca yang cukup luas”.

Pendapat di atas menekankan bahwa faktor belajar menulis merupakan

salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan

kemampuan menulis seseorang. Jika anak memiliki hasrat

keingintahuan terhadap suatu ilmu atau pekerjaan, maka hal itu

diwujudkan dengan belajar baik secara mandiri atau bersama sehingga

kemampuannya semakin berkembang melalui kegiatan membaca

secara rutin dan terarah. Demikian pula dengan keinginan yang kuat

untuk memiliki tulisan yang baik dan benar, maka jika dilatih secara

terus-menerus dan terarah, maka tentu akan menghasilkan tulisan yang

sesuai dengan harapan berupa terjadinya kemajuan dalam menulis

sebagai salah satu bentuk kemampuan berbahasa. Keberhasilan

menulis ditentukan oleh kegiatan latihan dalam pembelajaran dan

kemampuan siswa menulis.

Kegiatan latihan ini direncanakan sesuai dengan tema

pembelajaran dan dituangkan dalam program satuan

pembelajarannya.Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi tingkat

kemampuan siswa setiap kelas dan materi pembelajaran menulis.

Materi yang sesuai adalah materi yang sesuai dengan kurikulum,

misalnya pengungkapan kembali pengalaman atau hasil pengalaman

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Muchlisah (1992: 39),

faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis diklasifikasikan atas

dua bagian yaitu “faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal

11 | P a g e
atau yang berasal dari dalam diri seseorang menyangkut masalah

kemampuan anak menulis, sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor luar diri siswa dapat berupa: faktor lingkungan keluarga, teman

sebaya, dan guru. Peranan guru dalam memberikan latihan menulis

kepada siswa akan sangat penting agar dapat membentuk

perkembangan kemampuan menulis siswa secara lebih siswa, dan hal

itu harus perlu dilatih secara terus-menerus hingga dapat diperoleh

kemampuan menulis yang maksimal. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan menulis siswa dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor dari dalam diri siswa

Berbagai faktor yang bersumber dari dalam diri

siswa yang mempengaruh kemampuannya dalam menulis.

Faktor-faktor tersebut berupa aspek faktor minat atau

keingintahuan yang besar, motivasi untuk memiliki atau

menuangkan ide dalam bentuk tulisan, memiliki latar

belakang membaca yang luas, kesempatan untuk menulis,

dan memiliki pengetahuan tata cara menulis yang baik

dengan berdasar pada aturan yang ada. Adanya dukungan

dari diri siswa dalam menulis, maka hal tersebut merupakan

potensi yang sangat besar dalam mengembangkan

kemampuan siswa dalam menulis, di antaranya menulis

kalimat pasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan

menulis siswa tidak terlepas dari aspek sosial siswa, seperti

12 | P a g e
faktor dukungan keluarga untuk perkembangan kemampuan

menulis, bimbingan guru di sekolah, masukan-masukan

teman sebaya sebagai tempat untuk melakukan tukar

pendapat mengenai tulisan yang baik dan benar, maupun

dukungan media yang merangsang kreativitas siswa dalam

menulis.

E. Kerangka Berfikir

Kemampuan menulis kalimat pada siswa kelas VI sekolah dasar sangat

penting, karena melalui menulis, siswa dapat mengekspresikan pikiran, pendapat atau

ide dalam bentuk tulisan atau membuat kalimat dengan baik dan benar sesuai ejaan

bahasa Indonesia. Akan tetapi kenyataannya siswa kadang-kadang masih memiliki

kemampuan menulis kalimat yang rendah. Rendahnya kemampuan menulis kalimat

dapat disebabkan oleh faktor guru karena kurang melatih siswa dalam menulis

kalimat aktif dan kalimat pasif, dan dapat pula disebabkan oleh faktor siswa, yaitu

kurang berlatih atau rendahnya motivasi menulis kalimat aktif dan kalimat pasif, dan

minat baca siswa. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis kalimat pada

siswa, maka pemilihan dan penerapan model pembelajaran secara efektif dapat

menjadi solusinya.

F. Penelitian Relevan

Soal tes kemampuan mengubah kalimat aktif menjadi pasif ini disajikan dalam

tiga soal. Soal tersebut telah diujikan kepada 30 siswa SD Negeri Ciporos 07,

khususnya kelas VI. Hasil analisis penelitian dapat disajikan sebagai beikut.

Kemampuan Siswa dalam Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif Kemampuan

Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif pada Kalimat Ke-1.

13 | P a g e
Kalimat aktif yang diubah menjadi pasif pada kalimat ke-1 yaitu “Ibu membeli

obat batuk untuk Doni”. Hasil pengubahan tersebut yakni 1) “Obat batuk untuk Doni

itu dibeli oleh ibu” atau 2) “Obat batuk itu dibeli oleh ibu untuk Doni”. Akan tetapi

masih ditemukan beberapa pengubahan yang kurang tepat oleh siswadinyatakan

sebagai berikut. Ibu membeli obat batuk untuk Doni. (1A) Doni dibelikan obat batuk

dari Ibu (1B). Ketidaktepatan pada kalimat 1A disebabkan tidak adanya pengubahan

pada bentuk kalimat dan masih menggunakan imbuhan me- pada kata dasar beli. Oleh

karena itu, bentuk kalimat tersebut masih kalimat aktif. Ketidaktepatan pada kalimat

(1B) adanya kata depan dari yang menjadikan kalimat tersebut kurang padu

maknanya. Jumlah siswa yang mampu menjawab dengan tepat ada 22 siswa dari 30

siswa yang mengerjakan soal tersebut. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam

mengubah kalimat aktif menjadi pasif pada kalimat ke-1 sebesar 73%.

Kemampuan Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif pada Kalimat Ke-2.

Kalimat aktif yang diubah menjadi kalimat pasif yaitu “Siswa harus

memahami pentingnya belajar”. Hasil pengubahannya, yaitu “Pentingnya belajar

harus dipahami siswa”. Beberapa pengubahan yang kurang tepat di antaranya. Belajar

harus dipahami siswa. (2A) Seorang pelajar harus memahami pentingnya belajar. (2B)

Belajar sangat penting bagi siswa. (2C) Ketidaktepatan pada kalimat (2A) disebabkan

tidak adanya pengubahan pada bentuk kalimat dan masih menggunakan imbuhan me-

dan -i pada kata dasar paham. Oleh karena itu, bentuk kalimat tersebut masih kalimat

aktif. Ketidaktepatan pada kalimat (2B) pada kata belajar yang menekankan makna

cara belajar bukan pentingnya belajar. Ketidaktepatan pada kalimat (2C) kata kerja

yang digunakan, yaitu belajar, justru kata kerja pokok yang diubah tidak dicantumkan.

Jumlah siswa yang menjawab tepat ada 19 siswa. Oleh karena itu, kemampuan siswa

dalam mengubah kalimat ke-2 sebesar 63%.

14 | P a g e
Kemampuan Mengubah Kalimat Aktif menjadi Pasif pada Kalimat Ke-3

Kalimat aktif yang diubah, yaitu “Wahyu sedang membaca komik Jepang”.

Hasil pengubahan tersebut yakni 1) “Komik Jepang itu sedang dibaca oleh Wahyu”

atau 2) “Sedang Wahyu baca komik Jepang itu”. Berikut beberapa pengubahan yang

kurang tepat. Wahyu sedang baca komik Jepang. (3A) Wahyu sedang membaca

komik Jepang. (3B) Ketidaktepatan pada pengubahan kalimat (3A) terletak pada frasa

sedang baca yang merupakan bentuk aktif. Apabila hendak mengubah menjadi pasif

seharusnya aspek sedang diletakkan di depan subjek (S) atau pelaku. Oleh karena itu,

kalimat pasifnya berupa “Sedang Wahyu baca komik Jepang itu”. Ketidaktepatan

pada pengubahan kalimat (3B) terletak pada kata kerja membaca yang ditulis sama

dengan soal sehingga tidak menimbulkan pengubahan kalimat aktif. Jumlah siswa

yang menjawab dengan tepat ada 28 siswa. Jadi, kemampuan siswa dalam mengubah

kalimat ke-3 sebesar 93%.

15 | P a g e
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. “Metode penelitian kualitatif disebut

metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting)” (Sugiyono, 2010:15; Darmadi, 2011:17). Hal ini dikarenakan data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan di salah satu SD

Negeri Ciporos 07 Karangpucung Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pengertian data menurut

Kadir (2009:3) adalah “suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut untuk

menjadi suatu yang lebih bermakna”. Data berupa hasil jawaban siswa terhadap soal yang

berbentuk esai. Lofland dan Lofland (dalam Rohmadi dan Nasucha, 2015:84) menyatakan

bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data penelitian ini

berasal dari jawaban soal-soal yang berkaitan dengan pengubahan kalimat aktif menjadi

pasif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas, tes,

observasi, dan dokumentasi. Jenis tes yang digunakan adalah tes kemampuan mengubah

kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Teknik observasi digunakan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hal yang diamati dalam proses pengubahan kalimat

yaitu mengenai sikap dan perilaku siswa dalam mengerjakan soal. Teknik dokumentasi

memiliki peran yang cukup penting untuk mendukung keabsahan data dan proses penelitian.

Wujud dokumentasi dari penelitian ini, yaitu: soal untuk pengubahan kalimat, lembar

jawaban siswa dalam pengubahan kalimat, lembar observasi sikap dan perilaku siswa, bukti

penelitian berupa foto, surat perizinan penelitian, serta surat bukti kegiatan. Prosedur analisis

data ditempuh melalui sejumlah tahapan berikut ini. 1) Memeriksa dan menganalisis kalimat

yang telah diubah siswa berdasarkan ketepatan pengubahan. 2) Memberikan skor pada aspek

16 | P a g e
yang diperiksa sesuai dengan ketentuan penskoran yang telah ditetapkan. Skor yang diperoleh

oleh setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang bersangkutan. 3) Merekap

data penilaian yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang diteliti, dan 4) Menarik

simpulan.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Amral S.Pd., Asmar S.Pd.(2020). HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.


Guepedia.

Apriade Pane, Muhammad Darwis Dasopang.(2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.


Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 3, No. 2.

Darmadi.1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis Panduan untuk Mahasiswa dan Calon


Mahasiswa. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Fajri, E. Z., dan Senja, R. A. 2009. KamusLengkapBahasa Indonesia.Jakarta: DifaPubliser.

Kurniawan. 2007.Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: Bangkit


Citra Persada

Laili Arfani.(2018). MENGURAI HAKIKAT PENDIDIKAN, BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN. Pelita Bangsa Pelestari Pancila, Vol. 11, No. 2.

Moeliono. 1997. Kalimat Efektif: struktur, gaya, dan variasi. Jakarta: Gramedia.

Rohmadi, Muhammad dan Yakub Nasucha. 2015. Dasar-dasar Penelitian: Bahasa, Sastra,
dan Pengajaran. Surakarta: Pustaka Brilliant.

Udin S Winataputra, R Delfi, P Pannen, D Mustafa.(2014). HAKIKAT BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN, 1-46.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai