Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Astuti Nurasani
1110013000013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
2
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat
bagi dosen serta guru bahasa Indonesia dalam menerangkan materi
tentang keefektifan kalimat dalam karangan eksposisi siswa dan
membantu para guru dalam menjelaskan kalimat efektif dan
karangan eksposisi
b. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yang sedang
mempelajari sub bab kalimat efektif yang diaplikasikan dengan
membuat karangan ekposisi yang baik dan benar.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menganilisis
keefektifan kalimat dalam karangan ekposisi. Selain itu, dapat
membantu para penulis karangan-mengarang dalam memahami
hakikat dan ciri kalimat efektif, supaya karangan ekposisi dapat
termuat dalam surat kabar dan tulisan dapat dipahami oleh
pembaca dengan baik.
b. Penelitian ini, bermanfaat bagi penulis pemula atau siswa yang
ingin membuat sebuah karangan eksposisi yang baik dan benar,
sebaiknya memahami terlebih dahulu materi tentang kalimat
efektif.
BAB II
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kalimat Efektif
a. Pengertian Kalimat
Berbicara tentang penggunaan kalimat efektif, sudah seharusnya
membahas tentang pengertian kalimat terlebih dahulu. Kalimat dapat
disampaikan secara lisan maupun tulisan. Setiap orang sudah mampu
membuat kalimat, namun pemahaman tentang makna kalimat itu
sendiri belum tentu menjadi kalimat yang baik dan benar. Oleh karena
itu, perlunya memahami arti dari sebuah kalimat.
Abdul Chaer menyatakan, “Kalimat adalah satuan sintaksis yang
disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi
dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi
final”.1 Ida Bagus Putrayasa menjelaskan kalimat adalah satuan
gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir naik atau turun”.2 Dari kedua pendapat tersebut, kalimat adalah
satuan satuan gramatikal yang diakhiri dengan intonasi final.
Selain itu, Gorys Keraf menyatakan “Kalimat merupakan suatu
bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-
gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada
orang lain”.3 Hasan Alwi mendefinisikan “Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh”.4 Penulis dapat menarik simpulan, kalimat adalah
1
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 44
2
Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran, (Bandung:
Refika Aditama, 2007), h. 20
3
Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta: Nusa Indah, 1979), h. 34
4
Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), h. 311
6
7
5
Ibid.
6
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia, 2008, cet.
Ke VI), h. 352
7
Sabarti Akhadiah, dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Erlangga, 1995), h. 116
8
8
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,
(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 129
9
Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Tanggerang: Jelajah Nusa,
2012), h. 19
10
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan pendapat, (Jakarta: Erlangga,
1987), h. 42
11
Alek A. dan H. Achmad H.P., Bahasa Indoneasia untuk Perguruan tinggi.
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 248
9
Ciri-ciri kalimat efektif sangat beragam dari pendapat para ahli. Ciri-
ciri tersebut ada yang mengklasifikasikan menjadi dua, empat, lima,
dan tujuh,
Dadan Suwarna mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif
menjadi dua meliputi, kesederhanaan struktur dan keefektifan pesan.
Berbeda dengan Mustakim dan Ida Bagus Putrayasa yang
mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi empat yaitu
kelengkapan, kesejajaran, kehematan, dan variatif. Jos Daniel Parera
mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi lima meliputi
kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, dan variasi. Kunjana
Rahardi, Zaenal Arifin, dan Rasyid Sartuni mengklasifikasikan ciri-ciri
kalimat efektif menjadi tujuh.
Kunjana Rahardi menyatakan “Ciri-ciri kalimat efektif, meliputi 1)
Kesepadanan struktur, 2) Keparalelan bentuk, 3) Ketegasan Makna 4)
Kehematan kata, 5) Kecermatan Penalaran, 6) Kepaduan gagasan, 7)
Kelogisan bahasa”.12 Dari pendapat para ahli mengenai penggolongan
ciri-ciri kalimat efektif berbeda, namun prinsip tetap sejalan.
Berdasarkan pendapat para ahli, penulis memilih ciri kalimat efektif
yang dikemukan Kunjana Rahardi. Ciri-ciri kalimat efektif meliputi :
1. Kesepadanan Struktur
12
Rahardi, loc. cit.
10
13
Akhadiah. op. cit. , h. 118
14
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), cet. 3,
h. 23
15
Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akapress, 2009), h. 97
16
Hasan Alwi, dkk., op. cit., h. 296
11
Pak Budi terkena penyakit demam berdarah. Selain itu, dia juga
mengidap tekanan darah tinggi.
17
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa
Indonesia, 2008), jilid 2, h. 93-94
18
Hasan Alwi,dkk., op. cit. , h. 300-301
12
2. Keparalelan
19
Arifin, op.cit., h. 97-99
20
Rahardi, op. cit. , h. 130
21
Keraf,op. cit. , h. 47
22
A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990),
h. 30
13
1) Kesejajaran Bentuk
Seharusnya:
2) Kesejajaran Makna
Seharusnya:
3. Ketegasan Makna
23
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo,
2007), h. 88-89
24
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung:
Refika Aditama, 2009), cet. 2, h. 56
15
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya
ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan
memperlambat ucapan, meninggikan suara, dan sebaginya pada
kalimat tadi. Ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada
kalimat,antara lain dengan cara:
Contoh:
25
Ibid.
26
Minto Rahayu, op. cit. , h. 86
16
3) Pertentangan
4) Partikel
Contoh:
Setelah sampai di sisni, saya pun tidak melihat sesuatu yang aneh.
Contoh:
4. Kehematan Kata
29
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indoensia,
(Jakarta: FITK Press, 2010), h. 70
30
Musatakim, Membina Kemampuan Berbahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1994), cet. 1, h. 105
31
Ida Bagus Putrayasa, op. cit. , h. 55
32
Abdul Razak, Kalimat Efektif Struktur, Gaya, dan Variasi, (Jakarta: PT
Gramedia, 1985), h. 11
18
2) Penghilangan superordinat
33
Chaer, op. cit. , h. 21
34
Mustakim., loc.cit.
19
3) Penghindaran kesinoniman
35
Arifin. op.cit., h. 102
36
Soedjito dan Djoko Saryono, Tata Kalimat Bahasa Indonesia, (Malang: Aditya
Media Publishing, 2012), h. 170
37
Ninik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2011), h. 176
20
Bentuk salah:
Seharusnya:
38
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2009), cet. 19, h. 87
39
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, jilid 1, (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007), cet. 4, h. 93
40
Kunjana Rahardi, op.cit., h. 134
21
6. Kepaduan Makna
Kalimat efektif dalam bahasa Indonesia harus memiliki ciri
kepaduan makna. Kunjana Rahardi menyatakan yang dimaksud „padu‟
adalah „bersatu‟. Bentuk kebahasaan yang „padu‟ adalah bentuk
kebahasaan yang „tidak terpecah-pecah‟, atau bentuk kebahasaan yang
„bersatu‟.41 Soedjito dan Djoko Saryono menjelaskan kalimat padu
adalah “Kalimat yang fungsi unsur-unsurnya bertautan secara utuh dan
jelas”.42 Dari kedua pendapat tersebut, kepaduan adalah kalimat antar
unsurnya tidak terpecah-pecah atau padu.
Bentuk salah:
Seharusnya:
41
Kunjana Rahardi, loc. cit.
42
Soedjito dan Djoko Saryono, op.cit., h. 162
43
Rasyid Sartuni, op., cit. h. 80
22
7. Kelogisan Makna
Contoh:
Bentuk Salah:
Seharusnya:
2. Hakikat Karangan
a. Pengertian Mengarang
Mengarang dalam materi bahasa Indonesia sangat penting untuk
dipelajari. Mengarang merupakan suatu kegiatan keterampilan
menulis. A. Widyamartaya menyatakan “Mengarang adalah suatu
proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri, dalam
tulisan”.46 Selain itu, Lamuddin Finoza mengatakan, “Mengarang
44
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia,
2001), cet. 7, h. 141
45
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), cet. 1, h. 148
46
A. Widyamartaya, Kreatif Mengarang, (Yogyakarta: Kanisius, 1978), h. 9
23
47
Lamuddin Finoza, op.cit., h. 189
48
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angakasa, 2008), h. 22
49
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
Hikmat Syahid Indah, 2001), h. 116
24
50
A.Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah, Pokoknya Menulis,
(Bandung: Kiblat Buku Utama,2007), cet. 2, h. 111
51
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,
1999), cet. 2, h. 194
52
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. 4, h. 113
53
Minto Rahayu, op.cit., h., 168
54
Sudarno dan Eman A. Rahman, op.cit., h. 174
25
sekarang atau pada waktu yang akan datang.55 Dari dua pendapat
para ahli dapat disimpulkan, persuasi adalah karangan yang
bersifat membujuk atau mempengaruhi pembaca.
4) Deskripsi
Adjat Sakri menyebut karangan deskripsi yaitu pemerian.
Menurutnya, “Pemerian membangkitkan gambaran tentang suatu
peristiwa, hal, atau adegan kepada pembaca dengan lengkap dan
jelas”. Kemudian, Rosihan Anwar menyatakan, “Deskripsi adalah
karangan ini melukiskan keadaan, lahir, atau batin, sesuatu benda
atau perkara”.56 Jadi, deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu dengan jelas sehingga
para pembaca dapat membayangkan apa yang dimaksud penulis.
5) Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca
untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.57
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.58
Jadi, dapat disimpulkan narasi adalah karangan yang menceritakan
kejadian atau peristiwa dengan runtutan waktu yang jelas.
55
Niknik M. Kuntarto, op.cit., h. 238-239
56
Rosihan Anwar, loc.cit.
57
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, op. cit., h. 93
58
E. zainal Arifin dan S. Amran Tasai, op.cit., h. 132
59
Lamuddin Finoza, op.cit., h. 196
26
60
Bistok dkk., Pedoman Karangan-Mengarang, (Jakarta: Pemendikbud,
1985), h. 15
61
Gorys Keraf, Komposisi Lanjutan II, (Jakarta: Grasindo, 1995), h. 7
62
Gorys Keraf, Ekposisi dan Deskripsi, (Ende Flores: Nusa Indah,
1982), cet. 2, h. 6
27
63
Randall E. Decker,Pattern of Exposition,(Little, Brown and
Company: Boston, 1966), cet. 6, h. 237
28
64
Gorys Keraf, op.cit., h. 8-10
29
65
Gorys Keraf, op.cit., h. 43-45
32
METODOLOGI PENELITIAN
2. Data
Data adalah segala bahan keterangan atau fakta yang sudah dicatat
dan dapat diobservasi.1 Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 31 karangan eksposisi pertentangan siswa.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Zainal Arifin menyatakan “Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab
persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini,
baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau
perbandingan berbagai variabel”.2 Kirk dan Maller dalam Nuraida dan
Halid Alkaf menyatakan, “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
1
Abdul Halim Hanafi, Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi, (Jakarta; Diadit Media, 2011), h. 123
2
Zainal Arifin, Model Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 54
34
35
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X IPA 3 semester II
di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
3
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodo Penelitian Pendidikan, (Tanggerang: Islamic
Research Publising, 2009), h. 35
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 9, h. 100
5
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori dan Praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h. 143
36
2. Dokumen
Studi documenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik6.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen pribadi.
Dokumen Pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.7 Penelitian ini
menggunakan dokumen pribadi berupa karangan ekposisi pertentangan
siswa kelas X IPA 3 di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
F. Instrumen Penelitian
Muhammad menjelaskan “Instrument dalam penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri”.8 Instrumen penelitian ini adalah diri penulis
sendiri, penulis menganalisis karangan ekposisi pertentangan siswa dengan
ketujuh ciri-ciri kalimat efektif. Adapun, tabel analisis yang digunakan
sebagai berikut:
Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
6
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 221
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. 4, h. 122
8
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
h.32.
37
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
38
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
39
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 84
10
Wiriatmadja Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Roda
Karya, 2005), h. 140
40
2. Mengklasifikasikan Data
Selanjutnya setelah dilakukan teknik pengkodean yaitu
mengklasifikasikan data atau mengelompokkan data sesuai dengan ciri-ciri
kalimat efektif.
3. Menganalisis Data
Setelah digolongkan, data dianalisis dengan memberikan nomor
pada kalimat dan menganalisis kalimat berdasarkan ciri-ciri kalimat
efektif. Kemudian menyalinnya kedalam tabel.
4. Menyimpulkan Data
Menyimpulkan data yang telah dianalisis sehingga dapat diketahui
bentuk kesalahan dan tingkat keterpahaman siswa pada kalimat efektif.
41
H. Triangulasi Data
Triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti sendiri yang menguji keabsahan
data. Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam mengecek
kredibilitas data, sebagai berikut:
1. Peneliti mengkonfirmasi teknik penulisan terhadap dosen pembimbing.
2. Peneliti mengecek kembali data karangan yang dianalisis dengan teori.
3. Peneliti mengecek kembali dengan melakukan wawancara terhadap
guru bahasa Indonesia kelas X IPA 3 yaitu Neneng Amalia, M.A.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PROFIL SEKOLAH
1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta RMBI adalah lembaga
pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas
keislaman. MAN 4 Jakarta RMBI mengacu pada kebutuhan nasional
akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan
dibekali dengan iman dan takwa. Madrasah Aliyah ini didirikan 1992
hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai keputusan Menteri Agama RI
nomor 64 thn 1992 tanggal 29 April 1992. Tahun 1998 MAN 4 Jakarta
atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN
Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai surat
keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Tahun 2008
MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional. Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional,
maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintasan
Madrasah Bertaraf Internasional sesuai surat keputusan Kepala Kanwil
Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta.
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta atau lebih dikenal dengan
sebutan MAN 4 Pondok Pinang didirikan 29 April 1992 sebagai hasil
alih fungsi PGAN 28. Hingga kini, madrasah ini telah berusia lebih
dari 19 tahun, sebuah usia yang tidak terbilang muda. Tahun 1998,
MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta,
lalu tahun 2008 menjadi Madrasah Standar Nasional kemudian tahun
2010 menjadi Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional. Kini, MAN 4
Pondok Pinang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan
renual dari sertifikasi sebelumnya yaitu ISO 9001:2000. Sertifikasi
ISO dari Sucofindo ini, merupakan upaya pihak madrasah untuk terus
42
43
14 DRA.HJ.ROSMANIAR 1 1 1
15 HJ.ROSLAINI,S.Pd 0 0 0 pensiun sept 13
16 DRS.MUSAHIR,M.Pd 0 MUTASI KE MAN 10
17 DRA,HERLIN SUSWATI,M.Pd 1 1 1
18 DRS.H.SOFYAN 1 1 1
19 DRS.SOLAHUDDIN 1 1 1
20 DRA.ERMA MUNAWWAROH,M.Pd 1 1 1
21 DRA.YUSNELLY 1 1 1
22 DRS.SAIPUL IMAN 1 1 1
23 DRA.HJ.TITI SUMANTI 1 1 1
24 DRS.A.KODIR 1 1 1
25 YUNARNI SIREGAR,M.Pd 1 1 1
26 DAMILUS CHANIAGO 0 PENSIUN
27 DRA.ERIDAWATI 1 1 1
28 DRA.YULISNAINI 1 1 1
29 DRA.NINANINGSIH 1 1 1
30 DRS.M.BELYA 1 1 1
31 ABD.GHOZI,S.Ag 1 1 1
32 MUTINGATUN FATIMAH,M.Pd 1 1 1
33 SUHARTO,M.Pd 1 1 1
34 AISAH,S.Pd 1 1 1
35 DRA.ELIDA SYARIFAH 1 1 1
36 DRS.MISBAHUDDIN 1 1 1
37 DEWI PUTRI IRMAWATI,S.Pd 1 1 1
38 DRA.WIHARTI LESNANI 1 1 1
39 TEGUH MARTONO,BA 1 1 1
40 HJ.NINING YUNINGSIH,S.Pd 1 1 1
41 LUTFI EFFENDI,S.Ag 1 1 1
42 ROSMAWATI,S.Ag 1 1 1
43 DRA.KHODIJAH 1 1 1
44 SRIMAYATI S.Pd,M.P.Kim 1 1 1
45 H.NAWAWI,MA 1 1 1
46 SRI YUNANDARI,S.Pd 1 1 1
47 DRA.NIA KURNIASIH 1 1 1
48 DRS.H.ELANG CHARTA,AS 1 1 1
49 EMRONI,S.Sos,M.Pd 1 1 1
50 AGUS MUDHOFAR,S.Pd 1 1 1
51 ENDAH UMAYANAH,S.Ag 1 1 1
52 ISMAIL NUR,Lc,MA 0 0
53 DRA.SRI MULYATI 1 1 1
46
54 KHAIRUNNISA,S.Ag 1 1 1
55 KHAIRUNNAS,S.Pd 1 1 1
56 DRA.ANDRIANI 1 1 1
57 HJ.MA'LUFAH,Lc 1 1 1
58 RITA WIDIARTI,SE 1 1 1
59 LISNUR AZIZAH,S.Pd 1 1 1
60 INDRAYANTI, 1 1 1
61 ENENG HERNAWATI,S.Pd 1 1 1
62 SUPARMO,S.Ag 1 1 1
63 NOVIANTI MULYANA,S.Pd 1 1 1
64 HALIMATUS SA'DIYAH,S.Pd.I 1 1 1
65 MUKHLIS AMANUDDIN,S.Ag 1 1 1
66 RA'YAL AIN,S.Psi 1 1 1
67 RALIYANTI,S.Sos 1 1 1
68 FITRI SULASTRI,S.Pd 1 1 1
69 EVA ZAHROWATI,S.Pd 1 1 1
70 IIK ZAKKI MUBAROK 1 1 1
71 ELLIS ERMAWATI,S.Kom 1 1 1
72 ABDULLAH,S.Pd 1 1 1
73 AHMAD FITROH,S.HI 1 1 1
74 HILMAWATI,S.Hum 1 1 1
75 ABD.GHAFUR,S.Pd 1 1 1
76 WIDA FERY ASTINI,S.Kom 1 1 1
77 HASANUDDIN,S.Pd 1 1 1
78 SAHMIATI SIREGAR,S.Pd 1 1 1
79 FITRIA SILVI 1 1 1
80 INDRIA SUKMAWATI,S.Pd,MM 1 1 1
81 NENENG AMALIA,MA 1 1 1
82 ZUHROTUN NISA,S.Ag,MA 1 1 1
TOTAL 24 48 72 16 55
47
Tabel 4.2
Data Siswa Kelas X MAN 4 Jakarta
NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014
KELAS L P J L P J L P J
1 X BAHASA 12 27 39 12 27 39 12 27 39
2 X AGAMA 13 17 30 13 17 30 13 17 30
3 X IPA.1 12 18 30 12 18 30 12 18 30
4 X IPA.2 12 18 30 12 18 30 12 18 30
5 X IPA.3 12 19 31 12 19 31 12 19 31
6 X IPA.4 12 20 32 12 20 32 12 20 32
7 X IPA.5 18 15 33 18 15 33 18 15 33
8 X IPS.1 11 21 32 11 21 32 11 21 32
9 X IPS.2 15 18 33 15 18 33 15 18 33
JML 117 173 290 117 173 290 117 173 290
Tabel 4.3
Data Siswa Kelas XI MAN 4 Jakarta
KELAS L P J L P J L P J
1 XI BAHASA 11 20 31 11 20 31 11 20 31
2 XI AGAMA 10 21 31 10 21 31 10 21 31
3 XI IPA.1 6 25 31 6 25 31 6 25 31
4 XI IPA.2 13 16 29 13 16 29 13 16 29
5 XI IPA.3 12 17 29 12 17 29 12 17 29
6 XI IPA.4 14 16 30 14 16 30 14 16 30
7 XI IPA.5 12 20 32 12 20 32 12 20 32
8 XI IPS.1 7 23 30 7 23 30 7 23 30
9 XI IPS.2 13 17 30 13 17 30 13 17 30
Tabel 4.4
Daftar Nama Siswa Kelas X IPA 3
Jenis Kelamin
NO NAMA SISWA
L P
1 AAN FARHANA √
2 ADDIENNA EKA RIZKI MULYAWATI √
3 ADIB RAMADANI √
4 AMRI NADHIF AKBAR ROSYADA √
5 ANISA PUTRI √
6 ANNISA RHEINATA SUHARTONO √
7 ARSIWIDIANTI RAHMAH √
8 AYESYA AINUN NABILA √
9 AZZA NABIILA √
10 GHALY RABBANI PANJI INDRA √
11 GHAZY RABBANI PANJI INDRA
12 HAULA ZHILLA ZHALILA √
13 ISMAIL ADI SANTOSO √
14 LITTEU NUR EL LAILATIE √
15 LUCYANA DEVIE √
16 MUHAMMAD ADIL MAFTUH √
17 MUHAMMAD FARHAN √
18 MUHAMMAD FIKRI HAIKAL √
19 MUHAMMAD ILHAM ABDURRAUF √
20 MUHAMMAD YAQZHAN √
21 NADYA HUWAIDA √
22 NAHDLAH NURUL MURHUM √
23 NAUFAL FARHAN NEFAWAN √
24 NURUL AMANAH √
25 RADHWA AULIA AZZAHRA √
26 RIMA TALITHA YULIANTI √
27 RUMAISHA AIDINA √
28 SARAH MADHANI BAIQUNI SH √
29 SATRIA AJIE WIRADIKUSUMA √
30 SITI FATIMA √
31 WAFA RAHIMA TARIGAN √
JUMLAH SISWA 13 18
49
B. PEMBAHASAN
Penulis menjabarkan tentang ketepatan penggunaan ciri-ciri
kalimat efektif dan kesalahan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam
karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 semester II di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta berjumlah 31 siswa. Data
diklasifikasikan ke dalam tabel kemudian dianalisis.
Tabel 4.5
Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.5 Penulis novel dan pembuat film Subjek dan
saling bekerjasama, sedangkan pengemar predikat sudah
1. AF
novel fantasi sangat menunggu film yang jelas.
disukai diangkat kelayar lebar.
K.1 Orang yang gemar mengadakan Subjek dan
camping di alam terbuka, umumnya orang predikat sudah
yang menyukai keindahan alam. jelas.
Penggunaan kata
K.3 Sebaliknya, kereta api dianggap penghubung
3. AR
sebagai transportasi merakyat. antarkalimat yang
benar.
benar.
K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi Penggunaan kata
yang harganya lebih murah dibandingkan penghubung
10. GR
mobil. antarkalimat yang
benar
Penggunaan kata
K.7 Seseorang menjadi malas dan penghubung
20. NN
melakukan hal yang tidak berguna. intrakalimat yang
benar.
Penggunaan kata
K.3 Sebaliknya, sekarang banyak barang penghubung
21. NF
palsu. antarkalimat yang
benar.
K.2 Orang-orang yang gemar membaca Subjek dan
22. NA akan berwawasan luas dan dapat predikat jelas.
menuangkan wawasannya.
K.11 Namun, kembali kepada pribadi Penggunaan kata
masing-masing, seperti kata pepatah, penghubung
23. RA
“Buku adalah jendela Dunia”. antarkalimat yang
benar.
K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh Penggunaan kata
di masa lalu memiliki pola hidup yang penghubung
24. RU
lebih sehat. antarkalimat yang
benar.
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing Subjek dan
25. SB
termahal karena keunikannya dan predikat jelas.
53
kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah berkemah di alam
terbuka, mereka memilih menginap di villa ataupun di hotel. Kalimat
kedua memiliki ciri kesepadanan kedua, yaitu kata penghubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Penggunaan kata
penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung
antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal
kalimat.
Siswa AR menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: Sebaliknya, kereta api dianggap
sebagai transportasi merakyat. Kalimat ketiga memiliki ciri kesepadan,
karena penggunaan kata penghubung antarkalimat yang benar.
Siswa AA menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 dan K.9
(Kalimat empat dan sembilan) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Musik
dapat mengubah perasaan ataupun mood kita. Kalimat keempat memiliki
ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Musik berfungsi
sebagai subjek sedangkan dapat mengubah berfungsi sebagai predikat.
Selanjutnya, kalimat siswa: K.9 Namun, terkadang ada jenis musik yang
dapat menghipnotis pendengar untuk berbuat negatif seperti berbuat
kejahatan sampai bunuh diri. Penggunaan kata penghubung „Namun‟
sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada
kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat.
Siswa AP menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang bersyukur dapat
memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima
rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat pertama memiliki ciri
kesepadanan pertama, yaitu adanya subjek dan predikat jelas. Orang yang
bersyukur berfungsi sebagai subjek sedangkan dapat memaknai berfungsi
sebagai predikat.
Siswa AN menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat
keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Dia akan merasa tidak tenang
ketika kewajibannya belum terlaksana. Kalimat keempat memiliki ciri
55
Tabel 4.6
Ketepatan Penggunaan Ciri Keparalelan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.3 Selain itu, orang yang suka membaca Adanya kesejajaran
novel fantasi suka dengan sesuatu yang bentuk.
menantang, karena novel fantasi terdapat
1. AF
beberapa cerita menegangkan dan
membuat pembaca penasaran.
Tabel 4.7
Ketepatan Penggunaan Ciri Ketegasan
Nama
No Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang Adanya penekanan
AP
1. antara dunia dan akhirat. kata ditonjolkan di
depan kalimat
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak Adanya penekanan
2. AS kemacetan di Ibukota Jakarta. kata ditonjolkan di
depan kalimat
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Adanya pemindahan
3. AZ
Sumber Daya Alamnya (SDA). letak frase.
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi Adanya pemindahan
4. IA untuk menjadi negara maju. letak frase..
Tabel 4. 8
Ketepatan Penggunaan Ciri Kehematan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.2 Namun, ada juga yang suka menulis Tidak ada subjek
novel fiksi fantasi karena dia mempunyai ganda.
imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide
untuk menyusun imajinasi-imajinasinya
dalam sebuah novel.
1. AF
Tabel 4.9
Ketepatan Penggunaan Ciri Kecermatan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.4 Beberapa novel fantasi ada yang Kalimat tidak
ceritanya diangkat menjadi sebuah film menimbulkan tafsir
1. AF
layar lebar. ganda.
Kalimat tidak
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan menimbulkan tafsir
6. AZ
Sumber Daya Alamnya (SDA). ganda.
73
Kalimat tidak
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi menimbulkan tafsir
7. IA
untuk menjadi negara maju. ganda.
Kalimat tidak
K.1 Orang yang gemar berolahraga, menimbulkan tafsir
8. SA
biasanya memelihara kesehatannya. ganda.
Tabel 4.10
Ketepatan Penggunaan Ciri Kepaduan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.1 Umumnya orang suka Kalimat tidak bertele
1. AR mendengarkan musik.
aspek kehidupan.
K.2 Perempuan lebih banyak memikirkan Kalimat tidak bertele
10. RT
kecantikan dirinya.
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing Kalimat tidak bertele
termahal karena keunikannya dan
11. SB
kelangkaannya „tidak berbulu‟.
Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak
bertele-tele.
Tabel 4.11
Ketepatan Penggunaan Ciri Kelogisan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.4 Beberapa novel fantasi ada ceritanya Ide kalimat dapat
1. AF diangkat menjadi sebuah film layar lebar. diterima oleh
akal.
K.1 Orang gemar mengadakan camping di Ide kalimat dapat
alam terbuka, umumnya menyukai keindahan diterima oleh
2. AE
alam. akal.
Tabel 4.12
Kesalahan Penggunaan Ciri Kesepadanan
Nama
No Kalimat yang salah Kalimat yang benar Keterangan
Siswa
K.1 … orang yang … orang yang suka Kata
suka dengan dengan tantangan. penghubung
tantangan, Namun, ada Namun, ada juga yang antarkalimat
juga yang suka menulis suka menulis novel fiksi tidak
novel fiksi fantasi .... fantasi .... diletakkan
1. AF setelah tanda
koma.
tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.
Kata
K. 4 Dan harus mandiri penguhubung
Kemudian, harus
karena intrakalimat
mandiri karena
2. AE ketergantungannya tidak dipakai
ketergantungannya
dengan makanan. pada kalimat
dengan makanan.
tunggal.
pada kalimat
tunggal.
Kata
K.5 Sedangkan orang Sebaliknya, orang yang penghubung
yang belum memiliki belum memiliki rasa intrakalimat
6. AN rasa tanggung tanggung jawabnya …. tidak dipakai
jawabnya …. pada kalimat
tunggal.
10. LN
K.7 Sedangkan Akan tetapi, golongan Kata
golongan darah B …. darah B …. penghubung
intrakalimat
tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.
Kata
K.6 Dan mereka pun Selain itu, mereka pun penghubung
bisa bekerja sama dan bisa bekerja sama dan intrakalimat
11. MA
bisa meningkatkan bisa meningkatkan tidak dipakai
kreatifitas. kreatifitas. pada kalimat
tunggal.
K.2 Ada orang yang Ada orang terampil Predikat
terampil menulis, menulis, membaca, kalimat tidak
12. NH
membaca, ataupun ataupun berbicara di didahului kata
terampil berbicara di depan umum. „yang‟.
87
depan umum.
13. NA
K.5 Orang yang sudah Orang gemar membaca Kata „yang‟
memiliki kemauan dan dan menulis sangat mendahui
bahkan kegemaran beruntung …. predikat.
dalam membaca dan
menulis sungguh
beruntung …..
K.2 Menurut mereka Mereka yang suka Kata depan
yang suka dengan filmnya, mengatakan „menurut‟
filmnya, berkata bahwa cerita yang ditampilkan menimbulkan
cerita-cerita yang hampir sama …. ketidakjelasan
ditampilkan hampir subjek.
sama ….
14. RA Kata
K.3 Sedangkan bagi Namun, orang yang penghubung
yang tidak suka, …. tidak suka, …. intrakalimat
tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.
K.5 Dalam hal emosi Wanita dari segi emosi, Kata depan
wanita lebih banyak lebih banyak „dalam‟
15. RT
membawa-bawa mengedepankan menimbulkan
perasaanya … perasaanya…. ketidakjelasan
88
subjek.
ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ yang berfungsi
memperjelas kalimat sebelumnya, maka kata depan „dalam‟ diubah
menjadi kata penghubung antarkalimat „selain itu. Kalimat yang benar:
Selain itu, orang bergolongan darah A sangat memperhatikan penampilan.
Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah kata
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat
yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah B …. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah
dengan kata penghubung antarkalimat „akan tetapi‟ agar kalimat sepadan.
Kata penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di
awali huruf kapital. Kalimat yang benar: Akan tetapi, golongan darah B.
Kesalahan kalimat keenam siswa MA adalah kata penguhubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.6
Dan mereka pun bisa bekerja sama dan bisa meningkatkan kreatifitas.
Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata
penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „dan‟ diubah dengan
kata penghubung antarkalimat „selain itu‟ agar kalimat sepadan.
Kesalahan kalimat kedua siswa NH adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.2 Ada orang yang
terampil menulis, membaca, ataupun terampil berbicara di depan umum.
Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal
predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat
efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Ada orang terampil
menulis, membaca, ataupun berbicara di depan umum.
Kesalahan kalimat pertama siswa NA adalah adanya penggunaan
kata depan „bagi‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.1 Bagi beberapa
orang dalam memiliki barang …. Kalimat tersebut terdapat kata depan
„bagi‟ menimbulkan kalimat tidak efektif dan menimbulkan ketidakjelasan
93
subjek. Oleh karena itu, kata depan „bagi‟ dihilangkan agar kalimat
sepadan. Kalimat yang benar: Beberapa orang dalam memiliki barang.
Kemudian, kesalahan kalimat kelima siswa NA adalah adanya
penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.5 Orang
yang sudah memiliki kemauan dan bahkan kegemaran dalam membaca
dan menulis sungguh beruntung ….. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan
kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak
efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan.
Kalimat yang benar: Orang gemar membaca dan menulis sangat
beruntung.
Kesalahan kalimat kedua siswa RA adalah adanya penggunaan
kata depan „menurut‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.2 Menurut
mereka yang suka dengan filmnya, berkata bahwa cerita-cerita yang
ditampilkan hampir sama …. Kalimat tersebut terdapat kata depan
„menurut‟ menimbulkan kalimat tidak efektif dan menimbulkan
ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „menurut‟ diubah
dengan „mengatakan‟ dan diletakkan setelag subjek agar kalimat sepadan.
Kalimat yang benar: Mereka yang suka filmnya, mengatakan cerita yang
ditampilkan hampir sama.
Kemudian, kesalahan kalimat ketiga siswa RA adalah kata
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat
yang salah: K.3 Sedangkan bagi yang tidak suka, …. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah
dengan kata penghubung antarkalimat „namun‟ agar kalimat sepadan. Kata
penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di awali
huruf kapital. Kalimat yang benar: Namun, orang yang tidak suka, ….
Kesalahan kalimat kelima siswa RT adalah adanya penggunaan
kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.5 Dalam hal
emosi wanita lebih banyak membawa-bawa perasaanya …. Kalimat
94
Tabel 4.13
Kesalahan Penggunaan Ciri Keparelelan
ekonomi yang
signifikan.
Tabel 4.14
Kesalahan Penggunaan Ciri Ketegasan
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
K.4 Sebaliknya, pengguna Sebaliknya, Kesalahan
IOS cenderung lebih boros pengguna IOS penggunaan
1. MY disebabkan aplikasinya cenderung lebih artikel „pun‟.
banyak yang harus byar, boros disebabkan
untuk mendowload aplikasinya
97
Tabel 4.15
Kesalahan Penggunaan Ciri Kehematan
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
K.3 Sedangkan orang Selain itu, orang yang Adanya
yang suka membaca suka membaca novel pengulangan
novel fantasi ia suka fantasi suka dengan subjek
1. AF
dengan sesuatu yang sesuatu yang
menantang …. menantang ….
tidak merasa itu adalah kewajibannya. Pengulangan subjek „dia‟ dan „dia‟
merupakan pemborosan, karena diakhir kalimat ada kata ganti „-nya‟ yang
merujuk ke subjek „dia‟. Oleh karena itu, subjek „dia‟ kedua dihilangkan
agar kalimat tidak boros. Kalimat yang benar: Dia tidak merasa gelisah
disaat kewajibannya belum terlaksana, karena bukan tanggungjawabnya.
hemat, Kalimat yang benar: Jika kita dapat mengatur waktu dengan baik
dan menyadari akan dampak teknologi canggih, tentulah dapat
mengambil dampak positifnya.
Tabel 4.16
Kesalahan Penggunaan Ciri Kecermatan
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
Harga penawaran
2. AE K.6 Memang harga yang Pemilihan diksi
villa atau hotel
ditawarkan oleh yang kurang
sangat menarik
villa/hotel sangat menarik tepat.
sesuai pelayanan
dari pelayanan hotel/villa
dan fasilitas yang
yang ditawarkan dan
disediakan serta
fasilitas yang disediakan
harganya pun
dengan harga yang cukup
cukup mahal.
mahal.
107
Perkembangan otak
K.6 Perkembangan otak
kanannya tidak
kanannya pun tidak Pemilihan diksi
lebih cepat
sepesat orang yang gemar yang kurang
daripada orang
mendengarkan musik. tepat.
yang gemar
mendengarkan
musik.
Musik dapat
K.7 Dan musik juga dapat
mengubah mood
mengubah mood
seseorang, misalnya Pemilihan diksi
seseorang, jika ia sedang
saat seseorang yang kurang
sedih dengan
sedih dengar tepat.
mendengarkan musik
mendengarkan
jenis pop atau sebagainya
musik pop atau
yang bisa membuat
sebagainya dapat
senang, maka
membuat senang.
kemungkinan besar mood
orang tersebut bisa
berubah menjadi senang.
Berbeda dengan
K.6 Tidak sama dengan Pemilihan diksi
negara-negara maju
7. AZ Negara-negara maju yang yang kurang
yang SDAnya
SDAnya tidak berlimpah tepat.
sedikit.
layaknya Indonesia.
Pemilihan diksi
K.4 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang yang kurang
111
Pemilihan diksi
K.7 Bisa saja orang yang yang kurang
Mungkin, orang
menutup dirinya memiliki tepat.
tertutup memiliki
latar belakang kehidupan
latar belakang
yang kurang harmonis.
kehidupan yang
kurang harmonis.
Tingkat
K.5 Tingkat Pendidikan, Pendidikan, Pemilihan diksi
112
Sebaliknya, bela
K.3 Sebaliknya karate,
diri karate, cara Pemilihan diksi
dengan cara melatihnya
melatihnya kurang tepat.
yang membuat bosan,
membuat bosan
yaitu terus di ulang-
karena diulang-
ulang.
ulang.
Namun, kembali
K.11 Namun balik lagi, Penggunaan
kepada pribadi
seperti kata orang, “buku diksi yang
seseorang, seperti kurang tepat.
adalah jendela Dunia”.
kata pepatah,
“Buku adalah
jendela Dunia”
25. SF K.10 Disamping itu orang Selain itu, orang Pemilihan diksi
yang mempunyai badan yang mempunyai kurang tepat.
yang gemuk …. badan yang gemuk
….
bisa memaknai hidup dan hidupnya akan terasa lebih bahagia, karena
setiap rezeki yang diterima disyukurinya sebagai nikmat dari Allah SWT.
Kata „diterima‟ dalam kalimat tersebut kurang tepat dan menimbulkan
tafsir ganda, maka kata „diterima‟ diubah menjadi „menerima‟. Kalimat
yang benar: Orang yang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih
bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat
dari Allah SWT.
Kesalahan kalimat kedelapan siswa AS termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.8 Sehingga pengoptimalan dalam
mencegah kemacetan di Jakarta belum bisa dilaksanakan dengan baik.
Kata „bisa dilaksanakan dengan baik‟ supaya lebih cermat dapat diubah
menjadi „belum maksimal‟. Kalimat yang benar: Sehingga, pengoptimalan
dalam mencegah kemacetan di Jakarta belum maksimal.
Kesalahan kalimat kelima siswa AZ termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.5 Oleh sebab Sumber Daya
Manusia (SDM) yang kurang …. Penggunaan kata penghubung
antarkalimat yang tidak cermat, maka kata „oleh sebab‟ dapat diubah
menjadi „oleh sebab itu‟. Kalimat yang benar: Oleh sebab itu, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kurang ….
Kesalahan kalimat pertama siswa GR termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang
diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang
harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan kata „memang‟ dalam
kalimat tersebut adalah kurang cermat jika memberikan penjelasan, maka
kata tersebut diganti kata „adalah‟ yang lebih tepat untuk menjelaskan
sesuatu. Kemudian, kata „dari pada‟ merupakan kata yang tidak cermat,
untuk menjadi kalimat yang cermat kata „dari pada‟ diubah menjadi kata
121
dari minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya.
Kesalahan pilihan kata yaitu „dari‟ kurang cermat untuk merincikan
sesuatu, maka kata „dari‟ diganti „terdiri dari‟. Kata „terdiri dari‟ lebih
tepat jika dijadikan sebuah perincian. Kalimat yang benar: Indonesia
memiliki sumber daya yang memadai terdiri dari: minyak, gas alam,
emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, kalimat kelima siswa IA adalah pilihan kata kurang
tepat. Kalimat siswa: K.5 Tingkat Pendidikan, angka melek huruf, dan
tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia untuk menjadi
Negara Maju. Kesalahan pilihan kata „angka melek huruf‟ kurang cermat
dalam kalimat tersebut, maka diganti „kemampuan membaca‟. Kalimat
yang benar: Tingkat Pendidikan, kemampuan membaca, dan tingkat
kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia menjadi Negara Maju.
Kesalahan kalimat ketiga siswa LN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Umumnya, orang dengan
golongan darah A adalah orang yang lebih memendam perasaan mereka.
Kesalahan kecermatan yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat „ orang
dengan‟ untuk menjadi kalimat yang cermat diganti dengan „orang
bergolongan‟. Kalimat yang benar: Umumnya, orang bergolongan darah
A memiliki sifat memendam perasaan.
Selanjutnya, kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah pilihan
kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah
B lebih mementingkan apa yang dia lihat pertama kali dan terkesan
simple. Kesalahan kecermatan terletak pada kata „lebih mementingkan‟
untuk menjadi kalimat yang lebih cermat, kata tersebut diganti „lebih
memilih‟. Kalimat yang benar: Akan tetapi, orang bergolongan darah B
lebih memilih yang terlihat simple.
Kesalahan kalimat keenam siswa LD termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.6 Ditambah lagi dengan
123
tua yang memilki anak adalalah orang yang sudah mempunyai status
suami-istri. Kata „kebanyakan‟ kurang tepat jika diletakkan di awal
kalimat, karena menimbulkan ketidakjelasan subjek. Agar menjadi kata
yang lebih cermat kata „kebanyakan‟ diganti „umumnya‟.
Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu adanya kata yang
menimbulkan tafsir ganda. Kalimat yang salah: K.2 … mereka sadar
bahwa OS Android memang OS yang sudah besar. Kata sadar kurang
tepat dalam kalimat tersebut, karena dengan kata „sadar‟ tidak ada predikat
dalam kalimat dan menimbulkan tafsir ganda. Oleh karena itu, kata „sadar‟
ditambah imbuhan MeN- agar kalimat lebih cermat dan dapat dimengerti
oleh pembaca. Kalimat yang benar: Mereka menyadari OS Android
memang OS yang besar.
Kesalahan kalimat keempat siswa NN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Sebaliknya, teknologi canggih
juga menghasilkan dampak negatif. Kata yang ditulis miring merupakan
kata yang tidak cermat. Kata „juga‟ diubah menjadi „dapat‟ agar lebih
cermat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, teknologi canggih dapat
menghasilkan dampak negatif.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa NN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.7
Kita juga jadi malas dan melakukan hal yang tidak berguna. Kata yang
ditulis miring tidak tepat dalam kalimat,agar menjadi kalimat yang cermat
kata „juga jadi‟ diganti „menjadi‟. Kalimat yang benar: Kita menjadi malas
dan melakukan hal yang tidak berguna.
Tabel 4.17
Kesalahan Penggunaan Ciri Kepaduan
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
pembaca penasaran.
2. AE
keturunan, bahasa,
ataupun kelas.
cukup mahal.
Mereka pun
K.3 Mereka pun juga bisa
beranggapan Penggunaan
menghilangkan stress dan
dengan bermain kata tidak
depresi jika bermain
14. LD game dapat hemat.
video game.
menghilangkan
stress dan depresi.
15. MA
K.3 Cinta dapat membuat Cinta dapat
Penggunaan
seseorang menjadi lebih membuat seseorang
kata tidak
semangat dan berjuang lebih semangat dan
padu.
berjuang untuk
137
18. MI
K.3 Sebaliknya
Sebaliknya, orang Penggunaan
kebanyakan orang luar
luar negeri terutama kalimat
negeri terutama orang
orang barat, jika bertele-tele.
barat mereka kalau
ingin melakukan
mereka yang ingin
hubungan suami-
melakukan hubungan
istri tidak harus
suami-istri tidak harus
menikah, karena
melakukan pernikahan
mereka
karena menurut mereka
berpendapat ingin
ingin mempunyai anak
139
OS yang besar.
cara berbicara
langsung.
22. NF
Penggunaan
K.4 Memang harganya
Barang palsu kalimat
lebih murah tetapi
memang harganya bertele-tele.
kualitas dari barang-
lebih murah, tetapi
barang palsu tidak sebaik
kualitas barang
dengan barang-barang
tidak sebaik barang
yang asli.
asli.
144
Basket adalah
K.4 Basket adalah
olahraga yang Penggunaan
olahraga yang
menggunakan bola kalimat
menggunakan bola
sebagai alatnya. bertele-tele.
sebagai objek olah raga
Aturan dalam
basket, olah raga basket
olahraga basket
tersebut hanya
yaitu, hanya
diperbolehkan untuk
diperbolehkan
menggunkan tangan saja.
memainkan bola
28. SA menggunakan
tangan.
Kalimat bertele-
K.3 Contohnya seperti
Contohnya tele.
sekarang ini, sedang
sekarang, sedang
banyak macam-macam
banyak macam
makanan yang hanya
makanan hanya
mementingkan rasa dan
mementingkan rasa
29. SF bentuk-bentuk yang
dan bentuk indah,
indah, lucu, dan unik, dan
lucu, dan unik,
kurang memperhatikan
serta kurang
apa-apa yang dikandung
memperhatikan
makanan itu sendiri.
kandungan
makanan itu
sendiri.
disuka.
ditawarkan dan fasilitas yang disediakan dengan harga yang cukup mahal.
Kesalahan kecermatan pada kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat
padu dan tidak bertele-tele, kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang
benar: Harga penawaran villa atau hotel sangat menarik sesuai pelayanan
dan fasilitas yang disediakan serta harganya pun cukup mahal.
Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa AE, yaitu kalimat yang
tidak koherensi. Kaimat yang salah: K.7 Sebaliknya, camping/berkemah
mereka yang gemar berkemah dengan alam terbuka, dengan tenda dan
peralatan makan yang seadanya hanya membutuhkan harga yang terbilang
murah, dengan mengandalkan alam dan kemandiriannya. Kesalahan
kepaduan terletak urutan kalimat yang tidak simetris dan menggunakan
kalimat yang tidak perlu. Kata yang bercetak miring, sebaiknya
dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar: Mereka yang gemar
berkemah di alam terbuka, membutuhkan biaya murah. Sehingga hanya
menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan
alam dan kemandiriannya.
Kesalahan kalimat pertama siswa AR adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Pesawat selalu
diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan hanya karena memiliki
waktu tempuh yang paling singkat. Kata „bukan hanya karena‟ merupakan
kalimat bertele-tele, maka kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang
benar: Pesawat selalu diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan
hanya memiliki waktu tempuh paling singkat.
Selajutnya, kesalahan kalimat ketiga siswa AE, yaitu tidak adanya
kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya, kereta api
dianggap sebagai transportasi yang terlalu merakyat. Kesalahan
kecermatan terletak pada kata „yang terlalu‟ merupakan kata bertele-tele.
Kalimat yang benar: Sebaliknya, kereta api dianggap sebagai transportasi
merakyat.
Kesalahan kalimat ketiga siswa AA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Hampir semua
156
barang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, saat dia mulai
bosan barang tersebut tidak digunakan lagi dan disia-siakan begitu saja, ia
hanya memikirkan kenikmataan jangka pendek, sehingga hidupnya
menjadi lebih tidak terarah.Kata-kata bercetak miring merupakan kata-kata
yang tidak diperlukan. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang boros
hanya membuang-buang barang. Ia membeli barang untuk memuaskan
hawa nafsunya sesaat, ketika mulai bosan barang tersebut tidak
digunakan lagi. Ia hanya memikirkan kenikmatan jangka pendek, sehingga
hidupnya tidak terarah.
Kesalahan kalimat pertama siswa AZ, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang
diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang
harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan , yaitu kata-kata yang
tidak perlu, maka kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Mobil
adalah transportasi diidentikkan kenyamanan dan tingkat keamanan yang
tinggi, tetapi pengguna mobil lebih sedikit dibandingkan motor, karena
memang harganya cukup mahal.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa GR adalah adanya kata-kata yang
tidak diperlukan. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya, orang yang
membuka dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis
harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya.
Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, kata-kata tersebut tidak
diperlukan sehingga kalimat tidak padu. Oleh karena itu, untuk menjadi
kalimat padu, kata-kata bercetak miring dihilangkan. Kalimat yang benar:
Sebaliknya, orang yang terbuka memiliki latar belakang kehidupan yang
harmonis, seperti tidak ada masalah menimpanya.
Kesalahan kalimat keenam siswa HZ, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.6 Dalam hal penampilan, golongan darah
A lebih berpikir memakai pakaian yang menyesuaikan dengan karakter
diri mereka. Kesalahan kepaduan dalam kalimat tersebut adalah kata-kata
158
yang tidak padu, maka urutan kata diubah, supaya menjadi kalimat padu.
Kalimat yang benar: Di dunia, banyak yang mengerti cinta.
Kesalahan kalimat kesembilan siswa MF, yaitu tidak adanya
kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.9 Cinta bisa menjadi lebih baik
ketika seseorang dapat mengendalikannya bisa-bisa berubah menjadi
benci. Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, maka
dihilangkan dan diubah menjadi kalimat yang lebih padu. Kalimat yang
benar: Cinta bisa menjadi lebih baik ketika seseorang dapat
mengendalikannya apabila tidak, maka menjadi benci.
Kesalahan kalimat kelima siswa MH, yaitu cara berpikir yang tidak
simetris sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.5 Namun itu
sangat bagus karena dapat memahaminya lebih matang dan karate untuk
“Mengganti warna sabuk” membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
Kesalahan kepaduan tersebut diubah dengan kata-kata yang lebih padu
dengan kalimat sebelumnya. Kalimat yang benar: Namun, sangat bagus
untuk memahami lebih matang karena membutuhkan waktu sekitar 8
bulan untuk “mengganti warna sabuk”.
Kesalahan kalimat ketiga siswa MI adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya
kebanyakan orang luar negeri terutama orang barat mereka kalau mereka
yang ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus melakukan
pernikahan karena menurut mereka ingin mempunyai anak baru ingin
menikah. Kesalahan kata-kata bercetak miring merupakan kalimat yang
tidak diperlukan, sehingga kalimat bertele-tele dan tidak menyatu antar
katanya. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang luar negeri terutama
orang barat, jika ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus
menikah, karena mereka berpendapat ingin mempunyai anak baru
menikah.
Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.2 Padahal masih banyak OS lain selain
Android seperti windows, IOS, dan lainnya pengguna OS Android
160
membutuhkan banyak hal, seperti jilbab, rok, kaos kaki sampai mukena
untuk salat.
Kesalahan kalimat pertama siswa RU adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Rata-rata orang
di zaman sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji yang dirasa
lebih praktis dan mudah untuk didapat. Kata-kata bercetak miring
merupakan kata tidak padu, maka untuk menjadi kalimat padu, kata
tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Rata-rata orang di zaman
sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji, karena lebih praktis
dan mudah didapat.
Kesalahan kalimat ketiga siswa SB adalah menggunakan kalimat
bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Berbeda dengan peminat kucing ras
sphynix, walaupun kucing sphynix sudah lumayan terkenal, tetapi
peminatnya masih sangat sedikit, bagaimana tidak, kucing yang yang
tidak berbulu atau „harless‟ ini menjadi kucing termahal di dunia. Kata
„bagaimana tidak‟ dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar:
Berbeda dengan peminat kucing ras sphynix, walaupun kucing sphynix
sudah lumayan terkenal, tetapi peminatnya masih sangat sedikit, karena,
kucing yang yang tidak berbulu atau „harless‟ menjadi kucing termahal di
dunia.
Kesalahan kalimat keempat siswa SA adalah menggunakan kalimat
bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Basket adalah olahraga yang
menggunakan bola sebagai objek olah raga basket, olah raga basket
tersebut hanya diperbolehkan untuk menggunkan tangan saja. Kalimat
tersebut tidak padu, untuk menjadi padu maka kalimat disusun secara
sepadan. Kalimat yang benar: Basket adalah olahraga yang menggunakan
bola sebagai alatnya. Aturan dalam olahraga basket yaitu, hanya
diperbolehkan memainkan bola menggunakan tangan
163
Tabel 4.18
Kesalahan Penggunaan Ciri Kelogis
Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
A. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kalimat belum
mengarah pada keefektifan kalimat, karena lebih banyak kesalahan
penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dibandingkan ketepatan penggunaan
ciri-ciri kalimat efektif. Kesalahan terbanyak penggunaan ciri-ciri kalimat
efektif adalah ciri kepaduan, sedangkan ketepatan penggunaan kalimat
efektif yang paling banyak adalah ciri kesepadanan.
B. SARAN
1. Guru
a. Hendaknya guru lebih sering memberikan tugas membaca dan
melatih siswa dalam pelajaran menulis.
b. Memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa
mudah memahami materi tentang kalimat efektif.
2. Siswa:
Mengikuti saran yang diberikan guru dan lebih sering membaca dan
melatih menulis agar kualitas karangan semakin bagus.
169
DAFTAR PUSTAKA
A, Alek, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet.
X, 2010.
Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis II. Jakarta: Kamnika Universitas Terbuka, Cet. I,
1986.
Akhadiah, Sabarti, dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga, Cet. XIII, 2003.
Alwasilah, A. Chaedar, dan, Senny Suzanna Alwasilah. Pokoknya Menulis.
Bandung: Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2007.
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
Cet. V, 2003.
Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta:
Media abadi, Cet. V, 2004.
Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI, 2009.
Arifin, E. Zaenal. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo,
Cet. II, 2000.
Arifin, Zainal. Model Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet.
I, 2011.
B.S, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta, Cet. I, 1990.
Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia, 1983.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. II, 2010.
Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. I, 2009.
Dalman, H. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2014.
Decker, Randall E. Pattern of Exposition. Little, Brown and Company: Boston,
Cet. VI, 1966
DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, Cet. IV, 2008
Echols, John M, dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Cet. XXVI, 2005.
170
171
Finoza, Lamudin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet.
VII, 2001.
Gani, Ramlan A, dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK PRESS, Cet. I, 2010.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I,
2013.
Hanafi, Abdul Halim. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Diadit Media, Cet. I, 2011.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, Cet. XX, 2010.
Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah, Cet. II, 1982.
Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1995.
Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1999.
Keraf, Gorys. Komposisi. Flores: Nusa Indah, 1980.
Kuntarto, Ninik.M. Cermat dalam Berbahasa teliti dalam berpikir. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2011.
Mahsun. Metodologi Penelitian Bahasa: tahap stategi, metode, dan tekniknya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. IV, 2005.
Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, Cet. II,
1999.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VI,
2007.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia, Cet. I, 1994.
Nuraida, dan, Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidika. Tangerang: Islamic
Research Publishing, Cet. I, 2009.
Parera, Jos Daniel. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga, Cet. II,
1991.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
RI. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia, Cet. I,
2009.
172
Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2007.
Putrayasa, Ida bagus. Kalimat Efektif. Bandung: Refika Aditama, Cet. II, 2009.
Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta: Erlangga, 2009.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,
2011.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Razak, Abdul. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia, 1985.
Rochiati, Wiriatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda
Karya, 2005.
Sartuni, Rasjid, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina
Dinamika, 1984.
Sartuni, Rasyid. Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bogor:
Maharani Press, 1996.
Sirait, Bisto, dkk. Pedoman Karang-Mengarang. Jakarta: DEPDIKBUD, Cet. I,
1985.
Soedjito, dan, Djoko Saryono. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang dan
Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012.
Sudarmo, dan, Eman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Hikmah Syahid Indah, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Sugono, Dendi, (pny). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKNAS,
Cet. V, 2008.
Sugono, Dendi, (pny). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:
KEMENDIKBUD, Cet VII, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya, Cet. IX, 2013.
Sukri, Adjat. Belajar Menulis Lewat Paragraf. Bandung: ITB, 1988.
Suparno, dkk. Berbicara. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet II, 2007
Suwarna, Dadan. Cerdas Berbahasa Indonesia. Tangerang: Jelajah Nusa, Cet. I,
173
2012.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 2008.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Waridah, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan
Pustaka, 2008.
Widyamartaya, A. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanisius, 1978.
Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Analis, “Analisis Kemampuan Membandingkan Kalimat Efektif dengan Kalimat
Tidak Efektif Siswa Kelas II STM Di Jakarta Pusat”, Skripsi mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta: 1994. Tidak dipublikasikan.
Dewi Astuti, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi Pada
Siswa Kelas X-PI SMK CYBER MEDIA Tahun Pelajaran 2010/2011”,
Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. Tidak
dipublikasikan.
Fatmasari, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Teks Pidato Siswa Kelas X SMA
Islam Terpadu Alqur’aniyyah Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Banten”,
Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. Tidak
dipublikasikan.
BIODATA PENULIS