Anda di halaman 1dari 218

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN

EKSPOSISI PERTENTANGAN SISWA KELAS X IPA 3


SEMESTER II DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
Astuti Nurasani
1110013000013

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu pembeda antara manusia dengan makhluk


lainnya. Bahasa sebagai alat esklusif antar manusia ketika berinteraksi.
Realitanya bahasa mempunyai peranan sebagai alat komunikasi manusia
untuk mengungkapkan, mengetahui gagasan yang menjadi maksud dan
tujuan penutur dan petutur. Bahasa digunakan oleh seluruh lapisan
masyarakat untuk berkomunikasi. Ada dua jenis bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan
mudah dipahami dibandingkan bahasa tulis. Bahasa lisan dapat dipahami
dari faktor mimik, gerak-gerik, ataupun intonasi kejelasaan pembicaraan.
Adapun bahasa tulis, melalui serangkaian kalimat yang sempurna dan
penggunaan kaidah tata bahasa agar tercapainya tujuan komunikasi.
Tujuan tersebut, dapat dicapai melalui pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia mempelajari kaidah bahasa yang baik


dan benar. Melalui pembelajaran inilah, peserta didik memiliki
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Keterampilan
berbahasa juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek yaitu aspek
reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif adalah keterampilan
berbahasa yang bersifat menerima, sedangkan keterampilan produktif
yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat mengahasilkan. Keterampilan
menyimak dan membaca termasuk keterampilan reseptif sedangkan
keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan produktif.

Keterampilan menulis adalah satu dari keempat aspek keterampilan


berbahasa, yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus

1
2

dimiliki siswa. Keterampilan menulis dapat dilatih dengan membuat


karangan. Karangan adalah sebuah tulisan dari kesatuan pikiran tentang
suatu topik. Karangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, karangan
ekposisi.

Karangan eksposisi adalah karangan berisikan informasi,


menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Informasi yang dinyatakan
dalam karangan eksposisi harus mampu menerangkan dan menguraikan
ide atau gagasan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ide atau gagasan
yang dimiliki penulis dituangkan dalam bentuk kalimat, maka kalimat
yang digunakan harus efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada
diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan
benak pembicara atau penulisnya.

Kriteria untuk membuat karangan eksposisi yang baik adalah


menggunakan kalimat efektif. Syarat sebagai kalimat efektif, yaitu
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis
dan sesuai ciri-ciri kalimat efektif yaitu, kesepadaan struktur, keparalelan
bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan.

Karangan ekposisi tidak hanya menyampaikan gagasan, tetapi


berusaha untuk menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat
memperluas pengetahuan pembaca. Oleh karena itu, informasi yang
penulis sampaikan harus menggunakan kalimat seefktif mungkin.
Penggunaan kalimat efektif menjadi unsur pengungkap gagasan yang
strategis. Kalimat efektif menjadi unsur yang berguna untuk menghindari
kesalahan pemahaman pembaca. Kesalahan pemahaman mengakibatkan
apa yang ingin disampaikan penulis berbeda dengan apa yang diterima
pembaca. Berdasarkan hal tersebut, sangatlan penting penggunaan kalimat
efektif dalam karangan atau tulisan.
3

Berdasarkan pengamatan penulis, penulisan karangan eksposisi di


sekolah-sekolah masih lemah. Kelemahan terletak pada penggunaan
bahasa antara lain berkaitan dengan penggunaan ejaan, adanya subjek
ganda, pilihan kata yang tidak tepat, dan kalimat yang bertele-tele. Hal ini
terjadi karena guru hanya menekankan keterampilan berbicara, membaca,
dan kurang menekankan atau memperhatikan keterampilan menulis,
khususnya menulis karangan ekposisi yang baik dan efektif. Akibatnya,
siswa menjadi kurang terlatih untuk menulis karangan ekposisi dengan
efektif.

Saat pembelajaran mengarang, siswa-siswi tidak memperhatikan


penggunaan tanda baca. Adanya tanda baca akan memudahkan penulis
memahami isi tulisan. Sebaliknya, jika tidak ada tanda baca dalam
kalimat, akan menyulitkan pembaca memahami isi tulisan secara tepat.
Selain pengguna tanda baca, pilihan kata pun kurang diperhatikan.

Selain itu, permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran yaitu


siswa-siswi sulit menggunakan kalimat efektif dalam menulis karangan.
Ketidakpahaman dalam membuat kalimat efektif adalah salah satu
alasannya, sehingga akan ditemukan kesalahan kalimat atau
ketidakefektifan kalimat dalam karangan. Ketidakpahaman dalam
membuat kalimat efektif menjadi kendala dalam membuat karangan yang
baik. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti penggunaan
kalimat efektif, judul penelitian ini adalah “Penggunaan Kalimat Efektif
dalam Karangan Eksposisi Pertentangan Siswa Kelas X IPA 3
Semester II di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta Tahun Ajaran
2013/2014”
4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, permasalahan dalam


peneliti ini, meliputi:

1. Ketidaktepatan penggunaan tanda baca dalam karangan ekposisi


siswa.
2. Ketidaktepatan penggunaan pilihan kata dalam karangan eksposisi
siswa.
3. Penggunaan kalimat bertele-tele dalam karangan ekposisi siswa.
4. Rendahnya pengetahuan siswa tentang kalimat efektif.
5. Kurangnya perhatian guru terhadap keterampilan menulis.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini


dibatasi pada penggunaan ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan
yang terdapat dalam karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3
Semester II di MAN 4 Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dirumuskan


masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan ciri-ciri
kalimat efektif dalam karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA
3 Semester II di MAN 4 Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan ciri-ciri


kalimat efektif dalam karangan ekposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3
Semester II di MAN 4 Jakarta.
5

F. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat
bagi dosen serta guru bahasa Indonesia dalam menerangkan materi
tentang keefektifan kalimat dalam karangan eksposisi siswa dan
membantu para guru dalam menjelaskan kalimat efektif dan
karangan eksposisi
b. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yang sedang
mempelajari sub bab kalimat efektif yang diaplikasikan dengan
membuat karangan ekposisi yang baik dan benar.

2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menganilisis
keefektifan kalimat dalam karangan ekposisi. Selain itu, dapat
membantu para penulis karangan-mengarang dalam memahami
hakikat dan ciri kalimat efektif, supaya karangan ekposisi dapat
termuat dalam surat kabar dan tulisan dapat dipahami oleh
pembaca dengan baik.
b. Penelitian ini, bermanfaat bagi penulis pemula atau siswa yang
ingin membuat sebuah karangan eksposisi yang baik dan benar,
sebaiknya memahami terlebih dahulu materi tentang kalimat
efektif.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Teori
1. Hakikat Kalimat Efektif
a. Pengertian Kalimat
Berbicara tentang penggunaan kalimat efektif, sudah seharusnya
membahas tentang pengertian kalimat terlebih dahulu. Kalimat dapat
disampaikan secara lisan maupun tulisan. Setiap orang sudah mampu
membuat kalimat, namun pemahaman tentang makna kalimat itu
sendiri belum tentu menjadi kalimat yang baik dan benar. Oleh karena
itu, perlunya memahami arti dari sebuah kalimat.
Abdul Chaer menyatakan, “Kalimat adalah satuan sintaksis yang
disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi
dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi
final”.1 Ida Bagus Putrayasa menjelaskan kalimat adalah satuan
gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir naik atau turun”.2 Dari kedua pendapat tersebut, kalimat adalah
satuan satuan gramatikal yang diakhiri dengan intonasi final.
Selain itu, Gorys Keraf menyatakan “Kalimat merupakan suatu
bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-
gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada
orang lain”.3 Hasan Alwi mendefinisikan “Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh”.4 Penulis dapat menarik simpulan, kalimat adalah

1
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 44
2
Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran, (Bandung:
Refika Aditama, 2007), h. 20
3
Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta: Nusa Indah, 1979), h. 34
4
Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), h. 311

6
7

satuan bahasa terkecil yang menuangkan gagasan untuk


dikomunikasikan kepada orang lain.
Dalam wujud lisan dan tulisan sebagaimana dikatakan Hasan Alwi,
yaitu wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) atau tanda seru (!),
sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda
tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda
baca lain sepadan dengan jeda.5
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai kalimat, dapat
disimpulkan kalimat adalah kesatuan gagasan atau pikiran utuh yang
dituangkan dalam wujud lisan atau tulisan dan diakhiri intonasi final.

b. Pengertian Kalimat Efektif


Setelah membahas pengertian kalimat, maka harus membahas
pengertian kalimat efektif, supaya memahami pengertian kalimat
efektif. Pengertian pertama kata „efektif‟ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)6.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara
tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif.7 Kunjana
Rahardi menyatakan “Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri
pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan

5
Ibid.
6
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia, 2008, cet.
Ke VI), h. 352
7
Sabarti Akhadiah, dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Erlangga, 1995), h. 116
8

benak pembicara atau penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide,


gagasan penulis, atau pembicara itu akan dapat diterima secara utuh”.8
Dari kedua pendapat tersebut, kalimat efektif adalah suatu gagasan
penulis yang bisa diterima secara utuh oleh pembaca.
Dadan Suwarna menyatakan “Kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki pola dan struktur yang sederhana serta pola informasi yang
langsung, biasanya informasi yang disampaikannya bersifat tunggal”.9
Selain itu, Jos Daniel Parera mendefinisikan “Kalimat efektif adalah
kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun
untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik”.10 Keefektifan
kalimat diukur dari sudut pandang banyak sedikitnya kalimat itu
berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat
meyakinkan dan menarik perhatian pendengar atau pembaca.11
Dari definisi yang dipaparkan para ahli, penulis dapat
menyimpulkan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki pola dan
struktur sederhana, bentuk kalimatnya benar dan jelas, dapat
menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pembicara maupun
penulisnya serta memberikan efek komunikasi.

c. Ciri-ciri Kalimat Efektif


Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Berbicara kalimat efektif tidak
terlepas dari ciri-ciri yang terdapat di dalamnya. Agar kalimat yang
ditulis dapat dipahami dan memberikan informasi kepada pembaca
secara tepat dan jelas, maka perlu diperhatikan ciri-ciri kalimat efektif.

8
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,
(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 129
9
Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Tanggerang: Jelajah Nusa,
2012), h. 19
10
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan pendapat, (Jakarta: Erlangga,
1987), h. 42
11
Alek A. dan H. Achmad H.P., Bahasa Indoneasia untuk Perguruan tinggi.
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 248
9

Ciri-ciri kalimat efektif sangat beragam dari pendapat para ahli. Ciri-
ciri tersebut ada yang mengklasifikasikan menjadi dua, empat, lima,
dan tujuh,
Dadan Suwarna mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif
menjadi dua meliputi, kesederhanaan struktur dan keefektifan pesan.
Berbeda dengan Mustakim dan Ida Bagus Putrayasa yang
mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi empat yaitu
kelengkapan, kesejajaran, kehematan, dan variatif. Jos Daniel Parera
mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi lima meliputi
kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, dan variasi. Kunjana
Rahardi, Zaenal Arifin, dan Rasyid Sartuni mengklasifikasikan ciri-ciri
kalimat efektif menjadi tujuh.
Kunjana Rahardi menyatakan “Ciri-ciri kalimat efektif, meliputi 1)
Kesepadanan struktur, 2) Keparalelan bentuk, 3) Ketegasan Makna 4)
Kehematan kata, 5) Kecermatan Penalaran, 6) Kepaduan gagasan, 7)
Kelogisan bahasa”.12 Dari pendapat para ahli mengenai penggolongan
ciri-ciri kalimat efektif berbeda, namun prinsip tetap sejalan.
Berdasarkan pendapat para ahli, penulis memilih ciri kalimat efektif
yang dikemukan Kunjana Rahardi. Ciri-ciri kalimat efektif meliputi :

1. Kesepadanan Struktur

Kalimat efektif harus mempunyai kesepadanan. Ciri pertama ini,


para ahli ada yang menggunakan istilah kesepadanan struktur,
kesatuan (unity), keutuhan, kelengkapan, kesederhanaan struktur dan
ketatabahasan. Walaupun istilah berbeda, tetapi mempunyai maksud
dan pengertian yang sama. Sabarti Akhadiah menjelaskan kesepadanan
adalah “Kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek, predikat, atau
bisa ditambah dengan objek, keterangan, unsur-unsur subjek, predikat,
objek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpaduan arti yang

12
Rahardi, loc. cit.
10

merupakan ciri keutuhan kalimat”.13 Jadi, dapat disimpulkan


kesepadanan struktur adalah kalimat yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kesepadanan struktur mempunyai ciri sebagai berikut:

a) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur predikat dan subjek.14


Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat
dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.15

Contoh kalimat salah: Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini


harus membayar uang kuliah.

Seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar


uang kuliah.

b) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat


tunggal.

Alwi menyatakan “Konjungtor juga dinamakan kata sambung


adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat yaitu, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa
dengan klausa”.16 Kata penghubung terbagi menjadi dua yaitu kata
penghubung intrakalimat dan antarkalimat. Kata penghubung
intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat yang
berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Kata penghubung

13
Akhadiah. op. cit. , h. 118
14
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), cet. 3,
h. 23
15
Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akapress, 2009), h. 97
16
Hasan Alwi, dkk., op. cit., h. 296
11

antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan


kalimat lain.17

Hasan Alwi mengelompokkan konjungsi antarkalimat meliputi:


biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun
demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun
demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya,
bahwasannya, malah (an), bahkan, (akan) tetapi, namun, kecuali
itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan sebelum
itu.18
Contoh konjungsi intrakalimat :

Saya sedang menulis, sedangkan ibu sedang memasak.

Kata sedangkan termasuk dalam konjungsi intrakalimat. Konjungsi


intrakalimat dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dan induk
kalimat dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu penulisan kata
sedangkan tidak menggunakan huruf kapital dan tidak dipakai dalam
kalimat tunggal.

Contoh konjungsi antarkalimat:

Pak Budi terkena penyakit demam berdarah. Selain itu, dia juga
mengidap tekanan darah tinggi.

Kata selain itu termasuk konjungsi antarkalimat. Konjungsi


antarkalimat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya. Oleh karena itu, penulisan kata selain itu
menggunakan huruf kapital.

17
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa
Indonesia, 2008), jilid 2, h. 93-94
18
Hasan Alwi,dkk., op. cit. , h. 300-301
12

c) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Agar menjadi kalimat efektif, kata yang tidak boleh mendahului


predikat.

Contoh kalimat yang salah: bahasa Indonesia yang berasal dari


bahasa Melayu.

Seharusnya: bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.19

Kata yang dalam contoh tersebut menjadi pemborosan kata. Tanpa


ada kata yang tidak mengurangi pemahaman pembaca. Menurut
Kunjan Rahardi, kahadiran kata yang di depan predikat jika mengubah
status kalimat sederhana menjadi frasa menjadi kalimat yang tidak
efektif.20 Oleh karena itu, hilangkan saja kata yang di depan predikat.

2. Keparalelan

Ciri kalimat efektif kedua yaitu keparalelan atau paralelisme.


Gorys Keraf meyatakan, “Paralelisme atau kesejajaran bentuk
membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan
mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang
sama”.21

Selain itu, Widyamartaya menyatakan Paralelisme (kesejajaran)


ialah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur
kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah pikiran dinyatakan
dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus
dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan
kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya,
maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata
verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya.22

19
Arifin, op.cit., h. 97-99
20
Rahardi, op. cit. , h. 130
21
Keraf,op. cit. , h. 47
22
A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990),
h. 30
13

Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan


fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Kesesajaran
memiliki tiga macam sebagaimana dikatakan Minto Rahayu sebagai
berikut:

1) Kesejajaran Bentuk

Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda,


maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata
benda, begitu seterusnya.

Contoh kalimat yang salah:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan


pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Seharusnya:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan


pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

2) Kesejajaran Makna

Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan


dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek).

Contoh kalimat yang salah: Adik memetiki setangkai bunga.

Kata memetiki tidak semakna dengan kata setangkai. Agar


semakna dengan kata setangkai diubah menjadi memetik

Seharusnya: Adik memetik setangkai bunga.


14

3) Kesejajaran Rincian Pilihan

Rincian pilihan harus berurutan.

Contoh kalimat yang salah

Pemasangan telepon akan menyebabkan melancarkan tugas,


untuk menambah wibawa, dan meningkatkan pengeluaran

Seharusnya:

Pemasangan telepon akan menyebabkan tugas lancar, wibawa


bertambah, dan pengeluaran meningkat.23

Jadi, dapat disimpulkan keparalelan atau kesejajaran adalah


penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat
yang sama fungsinya.

3. Ketegasan Makna

Ciri ketiga kalimat efektif yaitu ketegasan makna atau penegasan


serta istilah lain yaitu penekanan. Ida Bagus Putrayasa berpendapat
yang dimaksud dengan “Penegasan dalam kalimat adalah upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada
salah satu unsur atau bagaian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat
yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar
atau pembaca”24. Jadi, dapat disimpulkan ketegasan makna adalah
upaya memberi penekanan pada kalimat dengan tujuan mementingkan
ide pokok.

23
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo,
2007), h. 88-89
24
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung:
Refika Aditama, 2009), cet. 2, h. 56
15

Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya
ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan
memperlambat ucapan, meninggikan suara, dan sebaginya pada
kalimat tadi. Ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada
kalimat,antara lain dengan cara:

1) Pemindahan letak frase

Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat itu pada bagian


depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamakan kalimat.25

Contoh:

a. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat salah satu indikator yang


menunjukkan tidak efisiennya pertamina adalah rasio yang masih
timpang antar jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya.

b. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina,


menurut Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih
timpang antar jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya.

2) Pengulangan Kata (Repetisi)

Pengulangan Kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang


diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang
dianggap penting.26 Pengulangan kata ini dapat membuat maksud
kalimat menjadi lebih jelas, jika dihilangkan kalimat akan menjadi
tidak jelas maknanya.

Contoh: Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan


setiap pejuang.

25
Ibid.
26
Minto Rahayu, op. cit. , h. 86
16

3) Pertentangan

Pertentangan dapat dipergunakan untuk menekan suatu gagasan.

Contoh : Anak itu rajin dan jujur.

Ia menghendaki perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.

Kedua kalimat tersebut mempunyai penekanan gagasan dari


kalimat yang bertentangan.

4) Partikel

Partikel diartikan sebagai pementing kata yang mendahuluinya.


Partikel yang demikian adalah pun, kah, lah, dan per.27

Contoh:

Setelah sampai di sisni, saya pun tidak melihat sesuatu yang aneh.

Renungkanlah saran kami.

Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

5) Urutan yang logis

Sebuah kalimat biasanya memberi suatu kejadian atau peristiwa.


Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar
urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun
secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin
penting atau dengan menggambarkan suatu proses.28

Contoh:

Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas,


pembangunan, dan persatuan.
27
Rasyid Sartuni, Aplikasi Bahasa Indonesia di Peguruan Tinggi, (Bogor:
Maharini Press, 1996), h. 81-82
28
Sabarti Akhadiah, dkk., op.cit. , h. 125
17

Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

4. Kehematan Kata

Ciri kalimat efektif keempat yaitu kehematan, ahli lain


mengistilahkan kehematan menjadi ekonomi. Ramlan A. Gani dan
Mahmudah Fitriyah mengemukakan “Kehematan adalah penggunaan
kata atau frase yang tidak perlu.”29 Menurut Mustakim, “Kehematan
merupakan salah satu ciri kalimat yang efektif. Dalam penyusunan
kalimat, kehematan dapat diperoleh dengan menghilangkan bagian-
bagian tertentu yang tidak diperlukan atau yang mubazir”.30 Dari
kedua pendapat tersebut, kehematan adalah penggunaan kata atau frase
yang mubazir.

Selan itu, Ida Bagus Putrayasa berpendapat, “Kehematan adalah


hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan
makna yang diacu.31 Dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan
kehematan adalah menghilangkan kata atau frase yang tidak perlu dan
jika bagian tersebut dihilangkan tidak mengubah arti pada kalimat.
Kalimat yang berciri hemat dan efektif sebagaimana dikatakan
Kunjana Rahardi sebagai berikut:

1) Penghilangan pengulangan subjek

Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam


satu kalimat. Abdul Razak berpendapat “Subjek adalah unsur yang
diperkatakan dalam sebuah kalimat”.32 Kridalaksana dalam Abdul
Chaer menjelaskan subjek adalah bagian klausa yang menandai apa

29
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indoensia,
(Jakarta: FITK Press, 2010), h. 70
30
Musatakim, Membina Kemampuan Berbahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1994), cet. 1, h. 105
31
Ida Bagus Putrayasa, op. cit. , h. 55
32
Abdul Razak, Kalimat Efektif Struktur, Gaya, dan Variasi, (Jakarta: PT
Gramedia, 1985), h. 11
18

yang dinyatakan oleh pembicara.33 Dari dua pendapat tersebut, penulis


dapat menyimpulkan subjek adalah unsur yang menandai apa yang
dinyatakan pembicara.

Pengulanagn ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.


Karena itu, pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak
diperlukan. Mustakim menyatakan, “Kalimat majemuk bertingkat yang
anak kalimat dan induk kalimatnya memiliki subjek yang sama dapat
dihilangkan salah satunya. Subjek yang dihilangkan adalah yang
terletak pada anak kalimatnya”.34

Contoh: 1.Sebelum surat ini dikirimkan, surat ini harus ditandatangani


lebih dahulu.

2. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa


Presiden datang.

Seharusnya: 1. Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani


lebih dahulu.

2. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa


Presiden datang.

2) Penghilangan superordinat

Bentuk superordinat itu lazimnya muncul kalau bentuk kebahasaan


yang dianggap sebagai superordinat itu memiliki sejumlah perincian.
Bentuk „bunga‟ memiliki subordinat „mawar‟, „melati‟, „kenanga‟ dan
seterusnya. Demikian pula bentuk „bunga mawar‟ atau „bunga melati‟
atau „bunga kenanga‟ adalah bentuk kebahasaan yang sangat tidak
efektif karena di dalam bentuk kebahasan itu serta merta terdapat
superordinat dan subordinat sekaligus.

33
Chaer, op. cit. , h. 21
34
Mustakim., loc.cit.
19

3) Penghindaran kesinoniman

Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat.


Bentuk „sekarang‟ dan „sedang‟, „kini‟ dan „sedang‟, „sekarang‟ dan
„tengah‟, atau „seperti‟ dan „contoh‟.

Contoh: Seperti contoh itu pernah dikemukakan.

Seharusnya: Contoh itu pernah dikemukakan.

4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata


yang berbentuk jamak.35 Misalnya:

Para tamu-tamu sebaiknya para tamu

Beberapa orang-orang sebaiknya beberapa orang

Para hadirin sebaiknya hadirin

5. Kecermatan dan Kesantunan

Soedjito dan Djoko Saryono mendefinisikan, “Kalimat cermat


adalah kalimat yang stukturnya teratur dan sesuai dengan kaidah alat-
alat kalimat, yakni (1) urutan, (2) bentuk kata, (3) kata tugas, dan (4)
intonasi”.36 Ninik M. Kuntarto berpendapat, “Prinsip kecermatan
berarti cermat dan tepat menggunakan diksi”.37 Dari dua pendapat
tersebut, kecermatan adalah kalimat yang tepat menggunakan pilihan
kata.

Gorys Keraf menjelaskan, “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan


kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang
tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang

35
Arifin. op.cit., h. 102
36
Soedjito dan Djoko Saryono, Tata Kalimat Bahasa Indonesia, (Malang: Aditya
Media Publishing, 2012), h. 170
37
Ninik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2011), h. 176
20

dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara”.38 Pemilihan


kata, pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat
mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu. Hal
itu seharusnya dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin
menyampaikan informasi secara tepat.39

Kunjana Rahardi menegaskan, baik buruknya bahasa seseorang,


santun atau tidaknya bentuk kebahasaan yang digunakan
seseorang, akan sangat ditentukan oleh pilihan kata yang
digunakan oleh orang yang bersangkutan. Bahasa yang cermat
pertimbangan dimensi-dimensi konteksnya, biasanya bahasa yang
cenderung bersifat santun. Dengan bahasa yang benar-benar cermat
dan santun, hubungan yang harmonis dan relasi yang cenderung
bersifat positif akan dapat terjadi dengan baik.40
Jadi, dapat disimpulkan kecermatan adalah ketepatan memilih kata
dalam sebuah kalimat dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Berikut ini
contoh kalimat yang tidak cermat dan tidak santun.

Bentuk salah:

(1) Yang diceritakan buku itu menceritakan para putri raja

(2) Wajahmu norak persis seperti hantu kesiangan

Seharusnya:

(1) Buku itu menceritakan para putri raja.

(2) Wajahmu kurang menarik

38
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2009), cet. 19, h. 87
39
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, jilid 1, (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007), cet. 4, h. 93
40
Kunjana Rahardi, op.cit., h. 134
21

6. Kepaduan Makna
Kalimat efektif dalam bahasa Indonesia harus memiliki ciri
kepaduan makna. Kunjana Rahardi menyatakan yang dimaksud „padu‟
adalah „bersatu‟. Bentuk kebahasaan yang „padu‟ adalah bentuk
kebahasaan yang „tidak terpecah-pecah‟, atau bentuk kebahasaan yang
„bersatu‟.41 Soedjito dan Djoko Saryono menjelaskan kalimat padu
adalah “Kalimat yang fungsi unsur-unsurnya bertautan secara utuh dan
jelas”.42 Dari kedua pendapat tersebut, kepaduan adalah kalimat antar
unsurnya tidak terpecah-pecah atau padu.

Selain itu, Rasyid Sartuni menyatakan “Keterpaduan adalah


keterkaitan antar unsur yang berupa subjek, predikat, objek, dan
keterangan”.43 Dari beberapa pendapat tentang kepaduan makna,
penulis dapat menyimpulkan kepaduan makna adalah kalimat yang
utuh dan tidak bertele-tele.

Berikut ini contoh kalimat yang tidak padu.

Bentuk salah:

(1) Merokok, menurut dokter Darmawan, dapat menyebabkan


serangan jantung dan kanker.

(2) Kita harus memperhatikan dari pada kehendak rakyat.

Seharusnya:

(1) Menurut dokter Darmawan, merokok dapat menyebabkan


serangan jantung dan kanker.

(2) Kita harus memperhatikan kehendak rakyat.

41
Kunjana Rahardi, loc. cit.
42
Soedjito dan Djoko Saryono, op.cit., h. 162
43
Rasyid Sartuni, op., cit. h. 80
22

7. Kelogisan Makna

Ciri terakhir kalimat efektif adalah kelogisan makna. Lamuddin


Finoza menyatakan “Kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal sehat”.44 Logis atau tidaknya suatu kalimat ditentukan
oleh hubungan antara makna gramatikal dengan makna leksikal
kata-kata yang membentuknya.45

Kelogisan makna sangat berkaitan dengan nalar, maka kalimat


yang logis disebut juga kalimat yang bernalar. Dari pendapat para
pakar, penulis dapat menarik kesimpulan, kelogisan makna adalah
kalimat yang logis atau masuk akal.

Contoh:

Bentuk Salah:

(1) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.

Seharusnya:

(1) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

2. Hakikat Karangan
a. Pengertian Mengarang
Mengarang dalam materi bahasa Indonesia sangat penting untuk
dipelajari. Mengarang merupakan suatu kegiatan keterampilan
menulis. A. Widyamartaya menyatakan “Mengarang adalah suatu
proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri, dalam
tulisan”.46 Selain itu, Lamuddin Finoza mengatakan, “Mengarang

44
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia,
2001), cet. 7, h. 141
45
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), cet. 1, h. 148
46
A. Widyamartaya, Kreatif Mengarang, (Yogyakarta: Kanisius, 1978), h. 9
23

adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan


alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk
memperoleh hasil akhir berupa karangan”.47 Dari dua pendapat
tersebut, mengarang adalah mengungkapkan gagasan dengan
merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menjadi karangan.
Mengarang atau menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut.48 Dari beberapa pendapat, penulis
dapat menyimpulkan mengarang adalah proses pengungkapan gagasan
atau ide yang dirangkai melalui kata-kata menjadi kalimat dan
paragraf.
Kegiatan mengarang merupakan wujud kegiatan menulis yang
dilakukan secara sadar dan berarah. Hasil dari kegiatan mengarang
disebut karangan. Sudarno dan Eman A. Rahman menyatakan
“Karangan artinya rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai
adalah beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk
kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi”.49
Karangan adalah sebuah tulisan dari kesatuan pikiran tentang suatu
topik.
b. Jenis Karangan
Berdasarkan tujuannya, karangan-karangan yang utuh dapat
dibedakan menjadi lima jenis karangan yaitu:
1) Eksposisi
Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik, mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis
berniat memberi informasi atau memberi petunjuk kepada para

47
Lamuddin Finoza, op.cit., h. 189
48
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angakasa, 2008), h. 22
49
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
Hikmat Syahid Indah, 2001), h. 116
24

pembaca.50 Menurut Ismail Marahimin, “Ekposisi adalah


menyingkap. Dalam wacana eksposisi, yang disingkap itu adalah
buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya untuk
diketahui orang lain”.51 Dari dua pendapat tersebut, penulis dapat
menarik kesimpulan eksposisi adalah sebuah karangan yang
menjelaskan atau memaparkan suatu hal dengan maksud memberi
informasi kepada para pembaca.
2) Argumentasi
Rosihan Anwar menyatakan “Argumentasi adalah karangan ini
membincangkan atau membahas suatu persoalan atau perkara”.52
Kemudian, menurut Minto Rahayu “Menulis argumentasi berarti
mengemukakan masalah dengan mengambil sikap yang pasti untuk
mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan
intelektualnya, bukan sekedar mana suka atau pendekatan
emosional”.53 Jadi, dapat disimpulkan argumentasi adalah sebuah
tulisan mengungkapkan suatu masalah dengan adanya bukti-bukti
untuk mengungkapkan suatu kebenaran sedangkan dari pihak
pembaca ingin mendapat suatu kebenaran.
3) Persuasi
Persuasif berarti membujuk atau menyakinkan.54 Karangan
persuasi bertolok ukur pada pedoman bahwa pikiran manusia dapat
diubah. Dengan persuasi pikiran manusia dapat dipengaruhi untuk
berubah. Dengan demikian, karangan persuasi adalah bentuk
penyajian karangan yang berusaha untuk menyakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu

50
A.Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah, Pokoknya Menulis,
(Bandung: Kiblat Buku Utama,2007), cet. 2, h. 111
51
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,
1999), cet. 2, h. 194
52
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi,
(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. 4, h. 113
53
Minto Rahayu, op.cit., h., 168
54
Sudarno dan Eman A. Rahman, op.cit., h. 174
25

sekarang atau pada waktu yang akan datang.55 Dari dua pendapat
para ahli dapat disimpulkan, persuasi adalah karangan yang
bersifat membujuk atau mempengaruhi pembaca.
4) Deskripsi
Adjat Sakri menyebut karangan deskripsi yaitu pemerian.
Menurutnya, “Pemerian membangkitkan gambaran tentang suatu
peristiwa, hal, atau adegan kepada pembaca dengan lengkap dan
jelas”. Kemudian, Rosihan Anwar menyatakan, “Deskripsi adalah
karangan ini melukiskan keadaan, lahir, atau batin, sesuatu benda
atau perkara”.56 Jadi, deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu dengan jelas sehingga
para pembaca dapat membayangkan apa yang dimaksud penulis.
5) Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca
untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.57
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.58
Jadi, dapat disimpulkan narasi adalah karangan yang menceritakan
kejadian atau peristiwa dengan runtutan waktu yang jelas.

3. Hakikat Karangan Eksposisi


a. Pengertian Karangan Eksposisi
Kata eksposisi yang diambil dari kata bahasa Inggris exposition
sebenarnya berasal dari kata bahasa Latin yang berarti membuka atau
memulai.59 Karangan ekposisi merupakan karangan yang bertujuan
untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu. Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan
terutama pemberitahuan atau informasi. Karangan ekposisi bersifat

55
Niknik M. Kuntarto, op.cit., h. 238-239
56
Rosihan Anwar, loc.cit.
57
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, op. cit., h. 93
58
E. zainal Arifin dan S. Amran Tasai, op.cit., h. 132
59
Lamuddin Finoza, op.cit., h. 196
26

memaparkan sesuatu, ekposisi juga dapat disebut dengan karangan


paparan.
Ekposisi atau paparan ialah salah satu jenis karangan yang
berusaha untuk menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan orang yang membaca uraian tersebut.60
Selan itu, Gorys Keraf menyatakan “Eksposisi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas
pandangan atau pengetahuan pembaca”.61 Wacana ini digunakan untuk
menjelaskan wujud hakekat suatu objek, misalnya menjelaskan
pengertian kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi,
pertumbuhan ekonomi kepada pembaca. Berdasarkan dari beberapa
pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa eksposisi
adalah suatu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menerangkan,
menguraikan, dan menjelaskan suatu gagasan atau pokok pikiran
kepada para pembaca.

b. Syarat Menulis Ekposisi


Pada hakekatnya eksposisi bertujuan untuk memperluas pandangan
dan pengetahuan pembaca. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk
mencapai tujuan tersebut, seorang pengarang yang ingin menulis
sebuah eksposisi harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
(1) Penulis mengetahui serba sedikit tentang subjeknya, dengan
demikian penulis dapat mengembangkan pengetahuannya
mengenai subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan;
(2) Penulis harus mampu menganalisis persoalan yang ada dengan
jelas dan konkret.62

60
Bistok dkk., Pedoman Karangan-Mengarang, (Jakarta: Pemendikbud,
1985), h. 15
61
Gorys Keraf, Komposisi Lanjutan II, (Jakarta: Grasindo, 1995), h. 7
62
Gorys Keraf, Ekposisi dan Deskripsi, (Ende Flores: Nusa Indah,
1982), cet. 2, h. 6
27

c. Teknik Penulisan Karangan Eksposisi


Untuk menulis sebuah karangan, pastinya mempunyai cara atau
tekniknya masing-maisng. Misalnya saja karangan narasi mempunyai
tekniknya sendiri yaitu terdapat tokoh dan urutan waktu. Begitu juga
dengan karangan eksposisi yang mempunyai teknik penulisan untuk
mencapai karangan eksposisi yang maksimal.
Randall E. Decker berpendapat, “As in most patterns of writing, the
use of expository narration is most likely to be successful if the
writer constantly keeps his purpose and his audience in mind,
remembering that the only reason for using the method in the first
place-for doing any writing-is to communicate ideas. soundness,
clarity, and interest are the best means of attaining this goal”.

“Seperti dalam kebanyakan pola penulisan, penggunaan narasi


ekspositoris yang paling mungkin berhasil jika penulis selalu
membuat tujuan dan pendengarnya dalam pikiran, mengingat
bahwa satu satunya alasan untuk menggunakan metode di tempat
pertama untuk menulis apapun adalah untuk menyampaikan
gagasan-gagasan. Keadaan baik, kejelasan, dan minat adalah cara
terbaik untuk mencapai tujuan”63.

Karangan eksposisi mengandung tiga bagian utama, sebagaimana


dikatakan Gorys Keraf yaitu:
(1) Pendahuluan
Bagian pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan
memilih topik, luas lingkup, batasan pengertian topik,
permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang
digunakan. Pada tulisan populer, pendahuluan tidak perlu
menyajikan semua unsur yang dikemukaan sebelumnya, cukup
dipilih beberapa saja dari semua segi di atas untuk
mengembangkan tulisan eksposisi.

63
Randall E. Decker,Pattern of Exposition,(Little, Brown and
Company: Boston, 1966), cet. 6, h. 237
28

(2) Tubuh Ekposisi


Penulis harus mengembangkan sebuah organisasi atau
kerangka karangan terlebih dahulu. Berdasarkan organisasi, penulis
kemudian menyajikan uraiannya mengenai tiap bagian secara
terperinci, sehingga konsep atau gagasan-gagasan yang ingin
diinformasikan pada para pembaca tampak jelas.
Eksposisi dapat mempergunakan bermacam metode
penyajian untuk memaparkan suatu objek, mengajukan fakta-fakta
untuk mengkonkretkan informasi kaitan antara fakta-fakta harus
kelihatan logis dan masuk akal. Pendapat dan gagasan yang
disampaikan biasanya dijalin dalam alinea yang padu dan kompak.
(3) Kesimpulan
Penulis pada akhirnya menyajikan kesimpulan mengenai
apa yang disajikan dalam isi atau tubuh eksposisi. Karangan
eksposisi tidak mengarah pada usaha untuk mempengaruhi
pembaca. Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat pendapat atau
kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. Hal terpenting
dalam menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi
untuk memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca.64

d. Metode Menulis Karangan Eksposisi


Penulisan karangan eksposisi dapat digunakan dengan beberapa
metode. Metode-metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan
informasi dari karangan eksposisi sebagaimana dikatakan Gorys Keraf
yaitu:
(1) Metode Identifikasi
Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap sebuah
eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan: Apa itu? dan Siapa itu?
Berdasarkan hubungan ini, maka pengertian identifikasi adalah

64
Gorys Keraf, op.cit., h. 8-10
29

proses penyebutan unsur-unsur yang membentuk suatu hal


sehingga ia dikenal sebagai hal tersebut, dengan kata lain metode
identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan
ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek tersebut.
(2) Metode Perbandingan atau Pertentangan
Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih
menggunakan dasar-dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah
membicarakan sesuatu yang dianggap belum diketahui oleh
pembaca atau pendengar. Beberapa tujuan dalam menyampaikan
suatu uraian dengan menggunakan metode perbandingan yaitu,
menyampaikan suatu informasi tentang suatu hal, dengan
menghubungkan hal lain yang telah dikenal pembaca,
menyampaikan dua pokok persoalan (atau lebih) sekaligus
menghubungkannya dengan prinsip-prinsip umum bersama, dan
membandingkan dua pokok yang dikenal untuk menyampaikan
suatu prinsip umum atau suatu gagasan umum.
(3) Metode Ilustrasi atau Eksemplifikasi
Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambar atau
penjelasan yang khusus dan konkret atau suatu prinsip umum atau
sebuah gagasan umum. Metode ilustrasi atau eksemplifikasi
pengarang ingin menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu
kaidah yang lebih luas lingkupnya dengan mengutip atau
menunjukkan suatu pokok khusus yang tercakup dalam prinsip
umum atau kaidah yang lebih luas cakupannya.
(4) Metode Klasifikasi
Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah
untuk menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai
dengan pengalaman manusia. Klasifikasi merupakan metode untuk
menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi
juga merupakan metode yang sering dipakai dalam menyusun
30

kaidah-kaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada suatu


pengalaman baru.
(5) Metode Definisi
Definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan
batas-batas penggunaan sebuah kata, sepeti tampak dalam makna
dari unsur-unsur kata itu sendiri. Definisi juga dapat digunakan
sebagai metode penulisan eksposisi, definisi memberikan
pengetahuan kepada kita “kebenaran suatu barang”.
(6) Metode Analisa
Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke dalam
komponen-komponennya. Jadi, analisis berarti melepaskan,
menanggalkan, atau menguraikan sesutau yang terikat. Analisis
sama sekali tidak menciptakan komponen-komponen. Bagian-
bagian itu ditemukan oleh penulis bukan diciptakan oleh penulis,
dengan menemukan bagian-bagian tersebut, penulis meminta
pembaca untuk memperhatikan bagian-bagian tersebut.
a) Analisa bagian adalah suatu teknik untuk membagi-bagi sebuah
objek ke dalam unit-unit yang lebih kecil, yang
memperlihatkan hubungan-hubungan tertentu. Analisa bagian
berusaha menjawab pertanyaan: Apakah objek garapan itu
terdiri dari bagin-bagian tertentu? Inilah yang disebut analisa.
Suatu objek yang utuh dibagi-bagi menjadi komponen-
komponen yang saling berhubungan.
b) Analisa fungsional merupakan proses lanjutan dari analisa
bagian, penulis harus mengaitkan bagian itu dengan fungsi
yang diemban tiap bagian itu, baik terhadap kesatuannya
maupun terhadap bagian lainnya.
c) Analisa proses adalah suatu metode yang berusaha menjawab
pertanyaan: Bagaimana sesuatu bekerja? Bagaimana sesuatu
terjadi? Analisa proses sebenarnya merupakan analisa lebih
lanjut dari analisa bagian dan fungsi harus dilanjutkan dan
31

berakhir dengan analisa proses. Analisa proses menjelaskan


tahap-tahap yang membentuk suatu peristiwa atau hal.
d) Analisa kausal adalah analisa yang berusaha menemukan
sebab-akibat dari suatu hal atau peristiwa. Analisa ini dianggap
sebagai suatu kesadaran manusia yang paling tinggi mengenai
alam dan dunia sekitarnya. Analisa ini juga dianggap sebagai
awal dari perkembangan ilmu dan teknologi.65

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian relevan yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu:
1. Skripsi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta berjudul Analisis
Kemampuan Membandingkan Kalimat Efektif dengan Kalimat Tidak
Efektif Siswa Kelas II STM Di Jakarta Pusat pada tahun 1994, yang
ditulis oleh Analis meneliti tentang kalimat efektif dan kalimat tidak
efektif pada hasil tes materi kalimat efektif siswa kelas II STM di
Jakarta Pusat. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mendeskripsikan
perbedaan terhadap kemampuan siswa tentang pemahaman kalimat
efektif dan kalimat tidak efektif. Persamaan skripsi penulis dengan
skripsi Analis yaitu sama-sama membahas kalimat efektif dan tidak
efektif. Perbedaan penelitian Analis dengan skripsi penulis terletak
pada permasalahannya. Analis menganalisis hasil tes siswa tentang
materi kalimat efektif. Cara Analis mengambil sebuah data dengan
membuat soal pilihan ganda dan para siswa menjawab. Hasilnya untuk
mengukur kemampuan siswa memahami kalimat efektif dan tidak
efektif. Berbeda dengan skripsi penulis, permasalahan yang diteliti
oleh penulis adalah mendeskripsikan ketepatan dan kesalahan
penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan eksposisi
pertentatangan. Cara penulis mengambil data dari karangan ekposisi
yang dibuat oleh para siswa.

65
Gorys Keraf, op.cit., h. 43-45
32

2. Skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif


Hidayatullah berjudul Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan
Argumentasi Pada Siswa Kelas X-PI SMK CYBER MEDIA Tahun
Pelajaran 2010/2011 yang ditulis oleh Dewi Astuti membahas tentang
tingkat kemampuan menggunakan kalimat efektif dalam karangan
argumentasi dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
Penelitiannya menggunakan metode deskripif kualitatif yaitu dengan
cara mendeskripsikan kemampuan menggunakan kalimat efektif dan
mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan
penggunaan kalimat efektif. Karangan siswa yang digunakannya yaitu
karangan argumentasi. Persamaan dengan skripsi penulis yaitu sama-
sama membahas tentang kalimat efektif. Namun, terdapat perbedaan
skripsi penulis hanya mendeskripsikan penggunaan ciri-ciri kalimat
efektif serta tidak mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya
kesalahan penggunaan kalimat efektif. Selain itu, pada skripsi penulis
menggunakan jenis karangan eksposisi pertentangan atau
perbandinagan sedangkan skripsi Dewi Astuti menggunakan jenis
karangan argumentasi.
3. Skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif
Hidayatullah berjudul Analisis Penggunaan Kalimat Efektif dalam
Teks Pidato Siswa Kelas X SMA Islam Terpadu Alqur’aniyyah Pondok
Aren, Tanggerang Selatan, Banten yang ditulis oleh Fatmasari
membahas kemampuan siswa menggunakan kalimat efektif dalam teks
pidato. Persamaan skripsi penulis dengan skripsi Fatmasari yaitu sama-
sama membahas penggunaan kalimat efektif. Penelitian yang
digunakan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan kemampuan siswa dalam membuat teks pidato,
apakah sudah memenuhi kriteria kalimat efektif atau belum. Terdapat
perbedaan skripsi penulis dengan Fatmasari yaitu penulis
mendeskripsikan kalimat yang sudah efektif dan belum atau masih
33

terdapat kesalahan ciri-ciri kalimat efektif. Selain itu, Fatmasari


mengambil data menggunakan teks pidato siswa, sedangkan skripsi
penulis menggunakan karangan eksposisi pertentangan.
Dari ketiga penelitian relevan yang membahas kalimat efektif, hasil
dari ketiga skripsi tersebut tingkat kemampuan pemahaman kalimat
efektif masih rendah. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih
lanjut tentang kalimat efektif yang menggunakan jenis karangan
eksposisi. Judul skripsi ini adalah Penggunaan Kalimat Efektif dalam
Karangan Ekposisi Pertentangan Siswa Kelas X IPA 3 Semester II Di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jalan Ciputat
Raya Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Adapun
waktu penelitian dilaksanakan pada Februari – Agustus 2014.

B. Sumber Data dan Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan eksposisi
pertentangan siswa-siswi kelas X IPA 3 semester II Madrasah Aliyah
Negeri 4 Jakarta.

2. Data
Data adalah segala bahan keterangan atau fakta yang sudah dicatat
dan dapat diobservasi.1 Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 31 karangan eksposisi pertentangan siswa.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Zainal Arifin menyatakan “Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab
persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini,
baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau
perbandingan berbagai variabel”.2 Kirk dan Maller dalam Nuraida dan
Halid Alkaf menyatakan, “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

1
Abdul Halim Hanafi, Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi, (Jakarta; Diadit Media, 2011), h. 123
2
Zainal Arifin, Model Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 54

34
35

pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan


berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristiwanya”.3 Salah satu kegunaan penelitian kualitatif adalah
menghasilkan deskripsi dan analisis tentang kegiatan, proses atau
peristiwa-peristiwa penting.4 Jadi, dapat disimpulkan penelitian deskriptif
kualitatif adalah metode penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena
sosial berdasarkan pengamatan manusia.
Format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,
meringkas berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada
di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena objek
penelitian adalah karangan eksposisi siswa. Metode ini, sangat tepat untuk
menganalisis data berupa karangan, kemudian disajikan dengan
mendeskripsikan data tersebut ke dalam tabel analisis data.

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X IPA 3 semester II
di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah tahap-tahap yang ditempuh untuk
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga tahap sebagai berikut:
1. Observasi
Poerwandari dalam Imam Gunawan mendefinisikan, “Observasi
merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan
cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati”.5

3
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodo Penelitian Pendidikan, (Tanggerang: Islamic
Research Publising, 2009), h. 35
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. 9, h. 100
5
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori dan Praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h. 143
36

Dalam penelitian ini, peneliti mendampingi guru kelas mengajar


dan membantu menyampaikan materi. Kemudian guru kelas
menugaskan siswa kelas X IPA 3 membuat karangan ekposisi dengan
menggunakan metode pertentangan atau perbandingan.

2. Dokumen
Studi documenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik6.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen pribadi.
Dokumen Pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.7 Penelitian ini
menggunakan dokumen pribadi berupa karangan ekposisi pertentangan
siswa kelas X IPA 3 di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.

F. Instrumen Penelitian
Muhammad menjelaskan “Instrument dalam penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri”.8 Instrumen penelitian ini adalah diri penulis
sendiri, penulis menganalisis karangan ekposisi pertentangan siswa dengan
ketujuh ciri-ciri kalimat efektif. Adapun, tabel analisis yang digunakan
sebagai berikut:
Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

6
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 221
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. 4, h. 122
8
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
h.32.
37

Ketepatan Penggunaan Ciri Keparalelan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

Ketepatan Penggunaan Ciri Ketegasan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

Ketepatan Penggunaan Ciri Kehematan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

Ketepatan Penggunaan Ciri Kecermatan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

Ketepatan Penggunaan Ciri Kepaduan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa

Ketepatan Penggunaan Ciri Kelogisan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
38

Kesalahan Penggunaan Ciri Kesepadanan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

Kesalahan Penggunaan Ciri Keparelelan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

Kesalahan Penggunaan Ciri Ketegasan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

Kesalahan Penggunaan Ciri Kehematan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

Kesalahan Penggunaan Ciri Kecermatan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
39

Kesalahan Penggunaan Ciri Kepaduan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

Kesalahan Penggunaan Ciri Kelogisan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

G. Teknik Analisis Data


Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, “Analisis
data ialah kegiatan analisis mengategorikan data untuk mendapatkan pola
hubungan, tema, menaksirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan
atau melaporkan kepada orang lain yang berminat”.9 Analisis data pada
penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Teknik Pengkodean
Teknik Pengkodean dilakukan dengan cara membuat singkatan
kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikaiskan serangkaian kata,
kalimat, dan alinea dari hasil catatan lapangan.10 Teknik pengkodean ini
digunakan untuk mengkodekan nama siswa dan ciri-ciri kalimat efektif.
Teknik Pengkodean Nama siswa sebagai berikut:
1. Aan Farhana disingkat AF 2. Addiena Eka R.M disingkat AE
3. Adib Ramadani disingkat AR 4. Amrinadhif Akbar disingkat AA

9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 84
10
Wiriatmadja Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Roda
Karya, 2005), h. 140
40

5. Anisa Putri disingkat AP 6. Annisa Rheinata disingkat AN


7. Arsiwidianti R disingkat AS 8.Ayesya Ainun Nabila disingkat AY
9. Azza Nabiila disingkat AZ 10. Ghaly R.P. I disingkat GR
11. Ghazy Rabbani disingkat GH 12. Haula Z.Z disingkat HZ
13. Ismail Adi disingkat IA 14. Litteu Nur El L. disingkat LN
15. Lucyana Devie disingkat LD 16.Muhammad Adil disingkat MA
17. M. Farhan disingkat MF 18. Muh. Fikri Haikal disingkat MH
19. M. Ilham A. disingkat MI 20. M. Yaqzhan disingkat MY
21. Nadya Huwaida disingkat NH 22. Nahdlah Nurul disingkat NN
23. Naufal Farhan disingkat NF 24. Nurul Amanah disingkat NA
25. Radhwa Aulia A.disingkat RA 26. Rima Talitha Y. disingkat RT
27.Rumaisha Aidinadisingkat RU 28. Sarahmadhani B. disingkat SB
29. Satria Ajie W disingkat SA 30. Siti Fatima disingkat SF
31. Wafa Rahima disingkat WR

2. Mengklasifikasikan Data
Selanjutnya setelah dilakukan teknik pengkodean yaitu
mengklasifikasikan data atau mengelompokkan data sesuai dengan ciri-ciri
kalimat efektif.

3. Menganalisis Data
Setelah digolongkan, data dianalisis dengan memberikan nomor
pada kalimat dan menganalisis kalimat berdasarkan ciri-ciri kalimat
efektif. Kemudian menyalinnya kedalam tabel.

4. Menyimpulkan Data
Menyimpulkan data yang telah dianalisis sehingga dapat diketahui
bentuk kesalahan dan tingkat keterpahaman siswa pada kalimat efektif.
41

H. Triangulasi Data
Triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti sendiri yang menguji keabsahan
data. Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam mengecek
kredibilitas data, sebagai berikut:
1. Peneliti mengkonfirmasi teknik penulisan terhadap dosen pembimbing.
2. Peneliti mengecek kembali data karangan yang dianalisis dengan teori.
3. Peneliti mengecek kembali dengan melakukan wawancara terhadap
guru bahasa Indonesia kelas X IPA 3 yaitu Neneng Amalia, M.A.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PROFIL SEKOLAH
1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta RMBI adalah lembaga
pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas
keislaman. MAN 4 Jakarta RMBI mengacu pada kebutuhan nasional
akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan
dibekali dengan iman dan takwa. Madrasah Aliyah ini didirikan 1992
hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai keputusan Menteri Agama RI
nomor 64 thn 1992 tanggal 29 April 1992. Tahun 1998 MAN 4 Jakarta
atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN
Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai surat
keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Tahun 2008
MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional. Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional,
maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintasan
Madrasah Bertaraf Internasional sesuai surat keputusan Kepala Kanwil
Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta.
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta atau lebih dikenal dengan
sebutan MAN 4 Pondok Pinang didirikan 29 April 1992 sebagai hasil
alih fungsi PGAN 28. Hingga kini, madrasah ini telah berusia lebih
dari 19 tahun, sebuah usia yang tidak terbilang muda. Tahun 1998,
MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta,
lalu tahun 2008 menjadi Madrasah Standar Nasional kemudian tahun
2010 menjadi Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional. Kini, MAN 4
Pondok Pinang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan
renual dari sertifikasi sebelumnya yaitu ISO 9001:2000. Sertifikasi
ISO dari Sucofindo ini, merupakan upaya pihak madrasah untuk terus

42
43

meningkatkan mutu madrasah sebagai bentuk jaminan mutu (quality


assurance) terhadap stakeholdersnya.

2. Profil MAN 4 Jakarta


a. Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta
b. Nomer Pokok Sekolah Nasional : 20109253
c. Jenjang : Sekolah Menengah Atas
d. Nomer Statistik Sekolah : 31131170001
e. Akreditasi : Akreditasi A MA.004506
f. Sertifikasi ISO : ISO 9001:2008
g. Jenis Sekolah : Keagamaan
h. Status : Negeri
i. Waktu Belajar : Sekolah pagi s/d sore
j. Tahun Berdiri : 29 April 1992
k. Standar Sekolah : Sekolah Standar Nasional
l. Alamat Sekolah : Ciputat Raya RT.005/08
Pondok Pinang – Kebayoran
Lama Kota Jakarta Selatan -
DKI Jakarta 12310
m. Telpon : 021-7690283
n. Faxmile : 021- 7697795
o. Website : man4jkt@kemenag.go.id
p. Status Tanah :Milik Kementrian Agama RI
q. Luas Tanah : 21.980
r. Luas Bangunan : 7.317

3. Visi, Misi, dan Tujuan


a. Visi MAN 4 Jakarta
Pengembang pendidikan islami unggul dalam prestasi
44

b. Misi MAN 4 Jakarta


1) Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai
pengembangan madrasah
2) Pengembangan PBM bernuansa islam
3) Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra
dan modal kerja madrasah
4) Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang
peduli pendidikan
5) Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat
6) Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat
7) Menambah dan mengembangkan saran pendukung
pembelajaran
8) Mendorong semangat siswa, guru dan seluruh komponen
madrasah lainnya untuk belajar dan kerja keras
9) Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan
potensi siswa.

4. Guru dan Tenaga Kependidikan


Tabel 4.1
Daftar Nama Guru MAN 4 Jakarta
N0 NAMA L P JML S2 S1 SMA SMP
1 DRA.HJ.ISNADIAR DEKOK,MM 1 1 1
2 DRA.HJ.SUFHELY 0 PENSIUN AGUST 12
3 DRA.HJ.WUSAH SURALAGA PENSIUN 10-11-2013
4 DRA.UUM MARHUMAH 0 PENSIUN Sep-12
5 DRA.IYAH HILYATI 0 PENSIUN 03/10/2013
6 DRA.HJ.SRI ASWATI 0 PENSIUN
7 DRS.FAHRUL HILAL,M.Pd 1 1 1
8 DRA.HJ.ALIFAH 1 1 1
9 DRS.HM.NASIR H.DJAMANI 0 PENSIUN
10 HJ.KHOLIYAH THOHIR,S.Ag,MA 1 1 1
11 DRS.H.ZAINUL ANWAR,M.Pd 1 1 1
12 DRA.HJ.TUTI ARWATI 1 1 1
13 DRA.IDA CANDRAENI 1 1 1
45

14 DRA.HJ.ROSMANIAR 1 1 1
15 HJ.ROSLAINI,S.Pd 0 0 0 pensiun sept 13
16 DRS.MUSAHIR,M.Pd 0 MUTASI KE MAN 10
17 DRA,HERLIN SUSWATI,M.Pd 1 1 1
18 DRS.H.SOFYAN 1 1 1
19 DRS.SOLAHUDDIN 1 1 1
20 DRA.ERMA MUNAWWAROH,M.Pd 1 1 1
21 DRA.YUSNELLY 1 1 1
22 DRS.SAIPUL IMAN 1 1 1
23 DRA.HJ.TITI SUMANTI 1 1 1
24 DRS.A.KODIR 1 1 1
25 YUNARNI SIREGAR,M.Pd 1 1 1
26 DAMILUS CHANIAGO 0 PENSIUN
27 DRA.ERIDAWATI 1 1 1
28 DRA.YULISNAINI 1 1 1
29 DRA.NINANINGSIH 1 1 1
30 DRS.M.BELYA 1 1 1
31 ABD.GHOZI,S.Ag 1 1 1
32 MUTINGATUN FATIMAH,M.Pd 1 1 1
33 SUHARTO,M.Pd 1 1 1
34 AISAH,S.Pd 1 1 1
35 DRA.ELIDA SYARIFAH 1 1 1
36 DRS.MISBAHUDDIN 1 1 1
37 DEWI PUTRI IRMAWATI,S.Pd 1 1 1
38 DRA.WIHARTI LESNANI 1 1 1
39 TEGUH MARTONO,BA 1 1 1
40 HJ.NINING YUNINGSIH,S.Pd 1 1 1
41 LUTFI EFFENDI,S.Ag 1 1 1
42 ROSMAWATI,S.Ag 1 1 1
43 DRA.KHODIJAH 1 1 1
44 SRIMAYATI S.Pd,M.P.Kim 1 1 1
45 H.NAWAWI,MA 1 1 1
46 SRI YUNANDARI,S.Pd 1 1 1
47 DRA.NIA KURNIASIH 1 1 1
48 DRS.H.ELANG CHARTA,AS 1 1 1
49 EMRONI,S.Sos,M.Pd 1 1 1
50 AGUS MUDHOFAR,S.Pd 1 1 1
51 ENDAH UMAYANAH,S.Ag 1 1 1
52 ISMAIL NUR,Lc,MA 0 0

53 DRA.SRI MULYATI 1 1 1
46

54 KHAIRUNNISA,S.Ag 1 1 1
55 KHAIRUNNAS,S.Pd 1 1 1
56 DRA.ANDRIANI 1 1 1
57 HJ.MA'LUFAH,Lc 1 1 1
58 RITA WIDIARTI,SE 1 1 1
59 LISNUR AZIZAH,S.Pd 1 1 1
60 INDRAYANTI, 1 1 1
61 ENENG HERNAWATI,S.Pd 1 1 1
62 SUPARMO,S.Ag 1 1 1
63 NOVIANTI MULYANA,S.Pd 1 1 1
64 HALIMATUS SA'DIYAH,S.Pd.I 1 1 1
65 MUKHLIS AMANUDDIN,S.Ag 1 1 1
66 RA'YAL AIN,S.Psi 1 1 1
67 RALIYANTI,S.Sos 1 1 1
68 FITRI SULASTRI,S.Pd 1 1 1
69 EVA ZAHROWATI,S.Pd 1 1 1
70 IIK ZAKKI MUBAROK 1 1 1
71 ELLIS ERMAWATI,S.Kom 1 1 1
72 ABDULLAH,S.Pd 1 1 1
73 AHMAD FITROH,S.HI 1 1 1
74 HILMAWATI,S.Hum 1 1 1
75 ABD.GHAFUR,S.Pd 1 1 1
76 WIDA FERY ASTINI,S.Kom 1 1 1
77 HASANUDDIN,S.Pd 1 1 1
78 SAHMIATI SIREGAR,S.Pd 1 1 1
79 FITRIA SILVI 1 1 1
80 INDRIA SUKMAWATI,S.Pd,MM 1 1 1
81 NENENG AMALIA,MA 1 1 1
82 ZUHROTUN NISA,S.Ag,MA 1 1 1
TOTAL 24 48 72 16 55
47

Tabel 4.2
Data Siswa Kelas X MAN 4 Jakarta
NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014

KELAS L P J L P J L P J

1 X BAHASA 12 27 39 12 27 39 12 27 39

2 X AGAMA 13 17 30 13 17 30 13 17 30

3 X IPA.1 12 18 30 12 18 30 12 18 30

4 X IPA.2 12 18 30 12 18 30 12 18 30

5 X IPA.3 12 19 31 12 19 31 12 19 31

6 X IPA.4 12 20 32 12 20 32 12 20 32

7 X IPA.5 18 15 33 18 15 33 18 15 33

8 X IPS.1 11 21 32 11 21 32 11 21 32

9 X IPS.2 15 18 33 15 18 33 15 18 33

JML 117 173 290 117 173 290 117 173 290

Tabel 4.3
Data Siswa Kelas XI MAN 4 Jakarta

NO BULAN APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014

KELAS L P J L P J L P J

1 XI BAHASA 11 20 31 11 20 31 11 20 31

2 XI AGAMA 10 21 31 10 21 31 10 21 31

3 XI IPA.1 6 25 31 6 25 31 6 25 31

4 XI IPA.2 13 16 29 13 16 29 13 16 29

5 XI IPA.3 12 17 29 12 17 29 12 17 29

6 XI IPA.4 14 16 30 14 16 30 14 16 30

7 XI IPA.5 12 20 32 12 20 32 12 20 32

8 XI IPS.1 7 23 30 7 23 30 7 23 30

9 XI IPS.2 13 17 30 13 17 30 13 17 30

JML 98 175 273 98 175 273 98 175 273


48

Tabel 4.4
Daftar Nama Siswa Kelas X IPA 3

Jenis Kelamin
NO NAMA SISWA
L P
1 AAN FARHANA √
2 ADDIENNA EKA RIZKI MULYAWATI √
3 ADIB RAMADANI √
4 AMRI NADHIF AKBAR ROSYADA √
5 ANISA PUTRI √
6 ANNISA RHEINATA SUHARTONO √
7 ARSIWIDIANTI RAHMAH √
8 AYESYA AINUN NABILA √
9 AZZA NABIILA √
10 GHALY RABBANI PANJI INDRA √
11 GHAZY RABBANI PANJI INDRA
12 HAULA ZHILLA ZHALILA √
13 ISMAIL ADI SANTOSO √
14 LITTEU NUR EL LAILATIE √
15 LUCYANA DEVIE √
16 MUHAMMAD ADIL MAFTUH √
17 MUHAMMAD FARHAN √
18 MUHAMMAD FIKRI HAIKAL √
19 MUHAMMAD ILHAM ABDURRAUF √
20 MUHAMMAD YAQZHAN √
21 NADYA HUWAIDA √
22 NAHDLAH NURUL MURHUM √
23 NAUFAL FARHAN NEFAWAN √
24 NURUL AMANAH √
25 RADHWA AULIA AZZAHRA √
26 RIMA TALITHA YULIANTI √
27 RUMAISHA AIDINA √
28 SARAH MADHANI BAIQUNI SH √
29 SATRIA AJIE WIRADIKUSUMA √
30 SITI FATIMA √
31 WAFA RAHIMA TARIGAN √
JUMLAH SISWA 13 18
49

B. PEMBAHASAN
Penulis menjabarkan tentang ketepatan penggunaan ciri-ciri
kalimat efektif dan kesalahan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam
karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 semester II di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta berjumlah 31 siswa. Data
diklasifikasikan ke dalam tabel kemudian dianalisis.

Tabel 4.5
Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.5 Penulis novel dan pembuat film Subjek dan
saling bekerjasama, sedangkan pengemar predikat sudah
1. AF
novel fantasi sangat menunggu film yang jelas.
disukai diangkat kelayar lebar.
K.1 Orang yang gemar mengadakan Subjek dan
camping di alam terbuka, umumnya orang predikat sudah
yang menyukai keindahan alam. jelas.

2. AE K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah Penggunaan kata


berkemah di alam terbuka, mereka penghubung
memilih menginap di villa ataupun di antarkalimat yang
hotel. benar.

Penggunaan kata
K.3 Sebaliknya, kereta api dianggap penghubung
3. AR
sebagai transportasi merakyat. antarkalimat yang
benar.

4. AA K.4 Musik dapat mengubah perasaan Subjek dan


ataupun mood kita. predikat jelas.
50

K.9 Namun, terkadang ada jenis musik Penggunaan kata


yang dapat menghipnotis pendengar untuk penghubung
berbuat negatif seperti berbuat kejahatan antarkalimat yang
sampai bunuh diri. benar

K.1 Orang yang bersyukur dapat Subjek dan


memaknai hidup lebih bahagia, karena predikat jelas.
5. AP orang yang bersyukur menerima rezeki
sebagai nikmat dari Allah SWT.

K.4 Dia akan merasa tidak tenang ketika Subjek dan


6. AN
kewajibannya belum terlaksana. predikat jelas.

K.3 Pemerintah Kota Daerah Jakarta Subjek dan


mengatasi masalah kemacetan dengan predikat jelas.
mengoperasikan Bus Transjakarta.
7. AS
K.5 Walaupun begitu, tidak sama warga Penggunaan kata
Jakarta beralih pilihan. penghubung
antarkalimat yang
benar.
K.1 Orang rajin menabung mempunyai Subjek dan
kebiasaan untuk hidup hemat, hemat predikat jelas.
8. AY bukan berarti pelit, tetapi menggunakan
uang secukupnya sesuai dengan
kebutuhan.
K.3 Akan tetapi, kekayaan tersebut, Penggunaan kata
9. AZ cenderung tidak dikelola langsung oleh penghubung
Sumber Daya Manusia (SDM). antarkalimat yang
51

benar.
K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi Penggunaan kata
yang harganya lebih murah dibandingkan penghubung
10. GR
mobil. antarkalimat yang
benar

K.3 Sebaliknya, mereka yang Penggunaan kata


berpendidikan tinggi umumnya rela penghubung
menjelek-jelekkan nama Bangsa dan antarkalimat yang
11. GH
menjual harga diri Bangsa rasa gengsi benar.
maupun demi kepentingan dirinya sendiri.

K.4 Sebaliknya, orang tertutup memiliki Subjek dan


12. HZ rasa percaya diri yang kurang dan predikat jelas.
cenderung pemalu
K.2 Indonesia memiliki sumber daya yang Predikat kalimat
memadai yaitu: minyak, gas alam, emas, tidak didahului
13. IA
batubara, tembaga, dan lain sebagainya „yang‟.
yang semestinya dapat dikelola sendiri.
K.1 Setiap manusia mempunyai golongan Subjek dan
14. LN
darah berbeda. predikat jelas.
K.9 Mereka pun jarang sekali memanggil Subjek dan
15. LD nama orang yang lebih tua dengan awalan predikat jelas
“Bapak” atau “Ibu”.
Penggunaan kata
K.5 Sebaliknya, orang yang tidak gemar penghubung
bermain video game cenderung stress antarkalimat yang
16. MA
karena tidak ada hiburan. benar dan subjek
serta predikat
jelas.
52

K.3 Cinta dapat membuat seseorang lebih Subjek dan


17. MF semangat dan berjuang untuk sesuatu. predikat jelas.

K.4 Sebaliknya, pengguna IOS cenderung Penggunaan kata


lebih boros disebabkan aplikasinya penghubung
18. MY
berbayar, misalnya untuk mendownload antarkalimat yang
lagupun harus bayar. benar.
K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan Subjek dan
19. NH keterampilan berbeda-beda. predikat jelas.

Penggunaan kata
K.7 Seseorang menjadi malas dan penghubung
20. NN
melakukan hal yang tidak berguna. intrakalimat yang
benar.
Penggunaan kata
K.3 Sebaliknya, sekarang banyak barang penghubung
21. NF
palsu. antarkalimat yang
benar.
K.2 Orang-orang yang gemar membaca Subjek dan
22. NA akan berwawasan luas dan dapat predikat jelas.
menuangkan wawasannya.
K.11 Namun, kembali kepada pribadi Penggunaan kata
masing-masing, seperti kata pepatah, penghubung
23. RA
“Buku adalah jendela Dunia”. antarkalimat yang
benar.
K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh Penggunaan kata
di masa lalu memiliki pola hidup yang penghubung
24. RU
lebih sehat. antarkalimat yang
benar.
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing Subjek dan
25. SB
termahal karena keunikannya dan predikat jelas.
53

kelangkaannya „tidak berbulu‟.


K.4 Basket adalah olahraga menggunakan Predikat kalimat
26. SA bola sebagai alatnya. tidak didahului
„yang‟.
Penggunaan kata
K.8 Sebaliknya, orang yang tidak gemar penghubung
berolahraga memiliki badan yang kurang antarkalimat yang
27. SF
sehat dan gemuk. benar dan subjek
serta predikat
jelas
K.1 Umumnya orang yang gemar bersih- Subjek dan
bersih akan membuat lingkungan predikat jelas.
28. WR
disekitarnya tampak lebih bersih dan
nyaman.

Penggunaan ciri kesepadanan yang sudah sesuai kriterianya,


sebagai berikut:

Siswa AF menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat


kelima) dengan benar. Kalimat siswa: Penulis novel dan pembuat film
saling bekerjasama, sedangkan pengemar novel fantasi sangat menunggu
film yang disukai diangkat kelayar lebar. Kalimat kelima memiliki ciri
kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Penulis novel dan pembuat
film berfungsi sebagai subjek, sedangkan saling bekerjasama berfungsi
sebagai predikat.
Siswa AE menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 dan K.2
(Kalimat satu dan dua) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang
gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang
menyukai keindahan alam. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan,
karena subjek dan predikat jelas. Orang yang gemar berfungsi sebagai
subjek sedangkan mengadakan berfungsi sebagai predikat. Selanjutnya,
54

kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah berkemah di alam
terbuka, mereka memilih menginap di villa ataupun di hotel. Kalimat
kedua memiliki ciri kesepadanan kedua, yaitu kata penghubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Penggunaan kata
penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung
antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal
kalimat.
Siswa AR menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: Sebaliknya, kereta api dianggap
sebagai transportasi merakyat. Kalimat ketiga memiliki ciri kesepadan,
karena penggunaan kata penghubung antarkalimat yang benar.
Siswa AA menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 dan K.9
(Kalimat empat dan sembilan) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Musik
dapat mengubah perasaan ataupun mood kita. Kalimat keempat memiliki
ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Musik berfungsi
sebagai subjek sedangkan dapat mengubah berfungsi sebagai predikat.
Selanjutnya, kalimat siswa: K.9 Namun, terkadang ada jenis musik yang
dapat menghipnotis pendengar untuk berbuat negatif seperti berbuat
kejahatan sampai bunuh diri. Penggunaan kata penghubung „Namun‟
sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada
kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat.
Siswa AP menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang bersyukur dapat
memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima
rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat pertama memiliki ciri
kesepadanan pertama, yaitu adanya subjek dan predikat jelas. Orang yang
bersyukur berfungsi sebagai subjek sedangkan dapat memaknai berfungsi
sebagai predikat.
Siswa AN menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat
keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Dia akan merasa tidak tenang
ketika kewajibannya belum terlaksana. Kalimat keempat memiliki ciri
55

kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Dia berfungsi sebagai


subjek sedangkan akan merasa berfungsi sebagai predikat.
Siswa AS menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 dan K.5
(Kalimat ketiga dan kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Pemerintah
Kota Daerah Jakarta mengatasi masalah kemacetan dengan
mengoperasikan Bus Transjakarta. Kalimat ketiga memiliki ciri
kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Pemerintah Kota Daerah
Jakarta berfungsi sebagai subjek, sedangkan mengatasi berfungsi sebagai
predikat. Kemudian, kalimat siswa: K.5 Walaupun begitu, tidak sama
warga Jakarta beralih pilihan. Penggunaan kata penghubung „Walaupun
begitu‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan
pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat.
Siswa AY menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang rajin menabung
mempunyai kebiasaan untuk hidup hemat, hemat bukan berarti pelit,
tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Kalimat
pertama memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas.
Orang rajin menabung berfungsi sebagai subjek, sedangkan mempunyai
berfungsi sebagai predikat.
Siswa AZ menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Akan tetapi, kekayaan tersebut
cenderung tidak dikelola langsung oleh Sumber Daya Manusia (SDM).
Penggunaan kata penghubung „Akan tetapi‟ sudah sepadan, karena kata
penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan
di awal kalimat.
Siswa GR menggunakan ciri kesepadanan pada K.2 (Kalimat
kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, motor adalah
transportasi yang harganya lebih murah dibandingkan mobil. Penggunaan
kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung
antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal
kalimat.
56

Siswa GH menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat


ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sebaliknya, mereka yang
berpendidikan tinggi umumnya rela menjelek-jelekkan nama Bangsa dan
menjual harga diri Bangsa rasa gengsi maupun demi kepentingan dirinya
sendiri. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena
kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan
diletakkan di awal kalimat.
Siswa HZ menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat
keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, orang tertutup
memiliki rasa percaya diri yang kurang dan cenderung pemalu. Kalimat
keempat memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas.
Orang tertutup berfungsi sebagai subjek, sedangkan memiliki berfungsi
sebagai predikat.
Siswa IA menggunakan ciri kesepadanan pada K.2 (Kalimat
kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Indonesia memiliki sumber daya
yang memadai yaitu: minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan
lain sebagainya yang semestinya dapat dikelola sendiri. Kalimat kedua
memiliki ciri kesepadanan ketiga, yaitu predikat tidak didahului „yang‟.
„Memiliki‟ berfungsi sebagai predikat dan tidak didahului „yang‟ di
depannya , sehingga subjek dan predikat jelas.
Siswa LN menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap manusia mempunyai
golongan darah berbeda. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan,
karena subjek dan predikat jelas. Setiap manusia berfungsi sebagai
subjek, sedangkan mempunyai berfungsi sebagai predikat.
Siswa LD menggunakan ciri kesepadanan pada K.9 (Kalimat
kesembilan) dengan benar. Kalimat siswa: K.9 Mereka pun jarang sekali
memanggil nama orang yang lebih tua dengan awalan “Bapak” atau
“Ibu”. Kalimat kesembilan memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan
predikat jelas. Mereka berfungsi sebagai subjek, sedangkan memanggil
berfungsi sebagai predikat.
57

Siswa MA menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat


kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Sebaliknya, orang yang tidak
gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada hiburan.
Kalimat kelima memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat
jelas serta penggunaan kata penghubung antarkalimat pada kalimat
tunggal. Sebaliknya, merupakan kata penghubung antarkalimat dan
diletakkan di awal kalimat. Selain itu, orang yang tidak gemar berfungsi
sebagai subjek, sedangkan bermain berfungsi sebagai predikat.
Siswa MF menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Cinta dapat membuat seseorang
lebih semangat dan berjuang untuk sesuatu. Kalimat ketiga memiliki ciri
kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Cinta berfungsi sebagai
subjek, sedangkan dapat membuat berfungsi sebagai predikat.
Siswa MY menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat
keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, pengguna IOS
cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya berbayar, misalnya untuk
mendowload lagupun harus bayar. Kalimat keempat memiliki ciri
kesepadanan kedua, yaitu kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah
sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat
tunggal dan diletakkan di awal kalimat.
Siswa NH menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memiliki
kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki
ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Setiap orang berfungsi
sebagai subjek, sedangkan memiliki berfungsi sebagai predikat.
Siswa NN menggunakan ciri kesepadanan pada K.7 (Kalimat
ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Seseorang menjadi malas dan
melakukan hal yang tidak berguna. Kalimat ketujuh memiliki ciri
kesepadanan, karena penggunaan kata penghubung intrakalimat dalam
58

kalimat majemuk. „Dan‟ merupakan kata penghubung intrakalimat


penanda hubungan penambahan antar dua unsur.
Siswa NF menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sebaliknya, sekarang banyak
barang palsu. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan,
karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan
diletakkan di awal kalimat.
Siswa NA menggunakan ciri kesepadanan pada K.2 (Kalimat
kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Orang-orang yang gemar
membaca akan berwawasan luas dan dapat menuangkan wawasannya.
Kalimat kedua memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat
jelas. Orang-orang yang gemar berfungsi sebagai subjek, sedangkan akan
berwawasan berfungsi sebagai predikat.
Siswa RA menggunakan ciri kesepadanan pada K.11 (Kalimat
kesebelas) dengan benar. Kalimat siswa: K.11 Namun, kembali kepada
pribadi masing-masing, seperti kata pepatah, “Buku adalah jendela
Dunia”. Penggunaan kata penghubung „Namun‟ sudah sepadan, karena
kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan
diletakkan di awal kalimat.
Siswa SB menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat
kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kalimat
kelima memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas.
Kucing Sphynix berfungsi sebagai subjek, sedangkan menjadi berfungsi
sebagai predikat.
Siswa SA menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat
keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Basket adalah olahraga
menggunakan bola sebagai alatnya. Kalimat keempat memiliki ciri
kesepadanan ketiga, yaitu predikat tidak didahului „yang‟. Kata
„menggunakan‟ berfungsi sebagai predikat dan tidak didahului „yang‟ di
depannya , sehingga subjek dan predikat jelas.
59

Siswa SF menggunakan ciri kesepadanan pada K.8 (Kalimat


kedelapan) dengan benar. Kalimat siswa: K.8 Sebaliknya, orang yang
tidak gemar berolahraga memiliki badan yang kurang sehat dan gemuk.
Kalimat tersebut memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat
jelas. Orang yang tidak gemar berolahraga berfungsi sebagai subjek,
sedangkan memiliki berfungsi sebagai predikat. Penggunaan kata
penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung
antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal
kalimat.
Siswa WR menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang yang gemar
bersih-bersih akan membuat lingkungan disekitarnya tampak lebih bersih
dan nyaman. Kalimat tersebut memiliki ciri kesepadanan, karena subjek
dan predikat jelas. orang yang gemar bersih-bersih berfungsi sebagai
subjek, sedangkan akan membuat berfungsi sebagai predikat.

Tabel 4.6
Ketepatan Penggunaan Ciri Keparalelan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.3 Selain itu, orang yang suka membaca Adanya kesejajaran
novel fantasi suka dengan sesuatu yang bentuk.
menantang, karena novel fantasi terdapat
1. AF
beberapa cerita menegangkan dan
membuat pembaca penasaran.

K.3 Sekarang, musik mempunyai berbagai Adanya kesejajaran


jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap, bentuk.
2. AA
elektronik musik sampai dangdut dapat
meningkatkan orang gemar mendengarkan
60

musik sesuai selera masing-masing.

K.3 Selain itu, orang yang rajin menabung Adanya kesejajaran


AY mempunyai banyak kelebihan, salah bentuk.
3.
satunya dapat mengendalikan hawa
nafsunya untuk tidak memberi barang.
K.3 Tetapi, motor tingkat kenyamanan Adanya kesejajaran
4. GR dan keamanannya lebih rendah bentuk.
dibandingkan mobil.
K.6 Banyak faktor yang memengaruhi Adanya kesejajaran
5. HZ
sifat seorang itu. makna.
K.1 Setiap orang memilki kegemaran dan Adanya kesejajaran
6. NH
keterampilan berbeda-beda. bentuk.
K.11 Jika seseorang dapat mengatur Adanya kesejajaran
waktu dengan baik dan menyadari akan bentuk.
7. NN
dampak teknologi canggih, tentulah dapat
mengambil dampak positifnya.
K.1 Umumnya, orang gemar membaca Adanya kesejajaran
8. NA dan menulis akan memiliki imajinasi dan bentuk.
daya khayal yang tinggi.
K.3 Namun, orang yang tidak suka, Adanya kesejajaran
berkata bahwa filmnya sangat jauh dari bentuk.
9. RA
cerita yang diharapkan dan
diperkirakannya.
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing Adanya kesejajaran
10. SB termahal karena keunikannya dan bentuk.
kelangkaannya „tidak berbulu‟.
K.3 Contohnya sekarang, sedang banyak Adanya kesejajaran
11. SF macam makanan hanya mementingkan makna.
rasa dan bentuk indah, lucu, unik, serta
61

kurang memeperhatikan kandungan


makanan itu sendiri.

Penggunaan ciri keparalelan yang sudah sesuai kriterianya,


sebagai berikut:

Siswa AF menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Selain itu, orang yang suka membaca
novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang, karena novel fantasi
terdapat beberapa cerita menegangkan dan membuat pembaca penasaran.
Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan
bentuk kata digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat
menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu membaca dan
menantang.

Siswa AA menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sekarang, musik mempunyai berbagai
jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut
dapat meningkatkan orang gemar mendengarkan musik sesuai selera
masing-masing. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan rincian pilihan,
Keparalelan rincian pilihan terletak pada jenis musik, yaitu jazz, rock,
pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut.

Siswa AY menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Selain itu, orang yang rajin menabung
mempunyai banyak kelebihan, salah satunya dapat mengendalikan hawa
nafsunya untuk tidak memberi barang. Kalimat ketiga memiliki ciri
keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata digunakan dalam
kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat menggunakan bentuk kata
verba yang sama, yaitu mempunyai dan mengendalikan.

Siswa GR menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Tetapi, motor tingkat kenyamanan dan
62

keamanannya lebih rendah dibandingkan mobil. Kalimat ketiga memiliki


ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata digunakan
dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat menggunakan bentuk
kata verba yang sama, yaitu kenyamanan dan keamanannya.

Siswa HZ menggunakan ciri keparalelan pada K.6 (Kalimat


keenan) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Banyak faktor yang
memengaruhi sifat seorang itu. Kalimat keenam memiliki ciri keparalelan
makna, karena adanya relasi makna antarsatuan kalimat. Kata
„memengaruhi‟ mempunyai relasi makna dengan subjek dan objek dalam
kalimat.

Siswa NH menggunakan ciri keparalelan pada K.1 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memilki
kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki ciri
keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili objek menggunakan bentuk kata
nomina yang sama, yaitu kegemaran dan keterampilan.

Siswa NN menggunakan ciri keparalelan pada K.11 (Kalimat


kesebelas) dengan benar. Kalimat siswa: K.11 Jika seseorang dapat
mengatur waktu dengan baik dan menyadari akan dampak teknologi
canggih, tentulah dapat mengambil dampak positifnya. Kalimat kesebelas
memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat
menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu mengatur dan
menyadari.

Siswa NA menggunakan ciri keparalelan pada K.1 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya, orang gemar
membaca dan menulis akan memiliki imajinasi dan daya khayal yang
tinggi. Kalimat pertama memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya
kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang
63

mewakili subjek menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu


membaca dan menulis.

Siswa RA menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Namun, orang yang tidak suka, berkata
bahwa filmnya sangat jauh dari cerita yang diharapkan dan
diperkirakannya. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena
adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan
yang mewakili pelengkap menggunakan bentuk kata nomina yang sama,
yaitu diharapkan dan diperkirakannya.

Siswa SB menggunakan ciri keparalelan pada K.5 (Kalimat


kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi
kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟.
Kalimat kelima memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili
pelengkap menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu
keunikannya dan kelangkaannya.

Siswa SF menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Contohnya sekarang, sedang banyak
macam makanan hanya mementingkan rasa dan bentuk indah, lucu, unik,
serta kurang memeperhatikan kandungan makanan itu sendiri. Kalimat
ketiga memiliki ciri keparalelan makna, karena adanya relasi makna
antarsatuan kalimat. Kata „mementingkan‟ mempunyai relasi makna
dengan subjek dan objek dalam kalimat.
64

Tabel 4.7
Ketepatan Penggunaan Ciri Ketegasan

Nama
No Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang Adanya penekanan
AP
1. antara dunia dan akhirat. kata ditonjolkan di
depan kalimat
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak Adanya penekanan
2. AS kemacetan di Ibukota Jakarta. kata ditonjolkan di
depan kalimat
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Adanya pemindahan
3. AZ
Sumber Daya Alamnya (SDA). letak frase.
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi Adanya pemindahan
4. IA untuk menjadi negara maju. letak frase..

K.3 Mereka pun menganggap dengan Adanya penekanan


5. MA bermain game dapat menghilangkan partikel „pun‟
stress dan depresi.
K.10 Banyak orang mendapat dampak Adanya pertentangan
6. NN positif dan dampak negatif. kata yang ditonjolkan

Penggunaan ciri ketegasan yang sudah sesuai kriterianya, sebagai


berikut:

Siswa AP menggunakan ciri ketegasan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang
antara dunia dan akhirat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan,
salah satunya menggunakan pertentangan antar kata. Kalimat kedua
memiliki ciri ketegasan, karena adanya pertentangan kata dalam kalimat,
65

yaitu dunia dan akhirat. Penggunaan penekanan kalimat kedua bertujuan


menekankan gagasan, bahwa kehidupan antara dunia dan akhirat berbeda.

Siswa AS menggunakan ciri ketegasan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore menjadi puncak
kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat kedua memiliki ciri ketegasan,
karena adanya pertentangan kata dalam kalimat, yaitu pagi dan sore.
Penggunaan penekanan pada kalimat kedua bertujuan menekankan
gagasan, bahwa waktu pagi dan sore berbeda.

Siswa AZ menggunakan ciri ketegasan pada K.1 (Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan
Sumber Daya Alamnya (SDA). Ada beberapa cara untuk membentuk
penekanan, salah satunya menggunakan pemindahan letak frase. Kalimat
pertama memiliki ciri ketegasan, karena adanya penekanan frase di depan
kalimat. Namun, pemindahan letak frase bisa dilakukan di tengah atau di
akhir kalimat. Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya
(SDA) merupakan pemindahan frase di awal, sedangkan pemindahan frase
di akhir, yaitu Negara kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) adalah
Indonesia.

Siswa IA menggunakan ciri ketegasan pada K.1 (Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri ketegasan,
karena adanya penekanan frase di depan kalimat. Namun, pemindahan
letak frase bisa dilakukan di tengah atau di akhir kalimat. Indonesia
adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju merupakan
pemindahan frase di depan kalimat sedangkan di akhir kalimat, yaitu
Negara berpotensi untuk menjadi negara maju adalah Indonesia.

Siswa MA menggunakan ciri ketegasan pada K.3 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Mereka pun menganggap
dengan bermain game dapat menghilangkan stress dan depresi. Ada
66

beberapa cara untuk membentuk penekanan, salah satunya menggunakan


partikel penegas. Kalimat ketiga memiliki ciri ketegasan, karena terdapat
partikel „pun‟. Penggunaan partikel „pun‟ dalam kalimat tersebut sudah
tepat dan bertujuan untuk menegaskan subjek.

Siswa NN menggunakan ciri ketegasan pada K.10 (Kalimat


kesepuluh) dengan benar. Kalimat siswa: K.10 Banyak orang mendapat
dampak positif dan dampak negatif. Kalimat kedua memiliki ciri
ketegasan, karena adanya pertentangan kata dalam kalimat, yaitu dampak
positif dan dampal negatif. Penggunaan penekanan pada kalimat kedua
bertujuan menekankan gagasan, bahwa dampak positif dan negatif
berbeda.

Tabel 4. 8
Ketepatan Penggunaan Ciri Kehematan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.2 Namun, ada juga yang suka menulis Tidak ada subjek
novel fiksi fantasi karena dia mempunyai ganda.
imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide
untuk menyusun imajinasi-imajinasinya
dalam sebuah novel.
1. AF

K.4 Beberapa novel fantasi ada yang Tidak


ceritanya diangkat menjadi sebuah film menjamakkan kata-
layar lebar. kata yang
berbentuk jamak.
K.7 Sehingga hanya menggunakan Menghindarkan
tenda, peralatan makanan seadanya, dan kesinoniman.
2. AE
memanfaatkan alam dan
kemandiriannya.
67

K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang Tidak ada subjek


3. AP antara dunia dan akhirat. ganda.

K.6 Dia tidak gelisah disaat Tidak ada subjek


4. AN kewajibannya belum terlaksana dan tidak ganda.
peduli dengan kewajibannya.
K.4 , Barang yang hanya memuaskan Menghindarkan
5. AY hawa nafsu sesaat atau lebih dikenal kesinoniman.
dengan istilah „lapar mata‟.
K.6 Berbeda dengan negara-negara Tidak
maju yang SDAnya sedikit, tetapi menjamakkan kata-
6. AZ
SDMnya sangat baik dan bisa mengelola kata yang
SDA negaranya dengan tepat. berbentuk jamak.
K.7 Sebaliknya, orang yang membuka Menghindarkan
dirinya memiliki latar belakang kesinoniman.
7. HZ kehidupan yang harmonis harmonis saja
sehingga seperti tidak ada masalah yang
menimpanya.
8. LD K.1 Contohnya adalah kebiasaan Menghindarkan
mengucap salam kepada siapa saja, baik kesinoniman.
kepada orang yang lebih muda, sebaya
maupun kepada orang yang lebih tua.
9. NN K.4 Sebaliknya, teknologi canggih dapat MenghindarKAN
menghasilkan dampak negatif, misalnya kesinoniman.
siswa-siswi sibuk berkomunikasi dengan
handphone
10. RA K.4 Wawasannya ditulisan dengan Tidak ada subjek
rangkaian kata-kata yang indah. ganda.
68

K.5 Misalnya film Percy Jackson Menghindarkan


mendapat respon yang tidak sesuai kesinoniman.
11. SB dengan buku fiksi, sehingga tidak disukai
penggemarnya.

K.10 Namun, orang yang tidak suka Menghindarkan


membaca buku fiksi atau kesinoniman.
12. SA lainnya,mengatakan “Membaca buku
hanya membuang-buang waktu dan
menghabiskan uang”.

Penggunaan ciri kehematan yang sudah sesuai kriterianya, sebagai


berikut:

Siswa AF menggunakan ciri kehematan pada K.2 dan K.4 (Kalimat


kedua dan keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Namun, ada juga
yang suka menulis novel fiksi fantasi karena dia mempunyai imajinasi
yang tinggi dan mempunyai ide untuk menyusun imajinasi-imajinasinya
dalam sebuah novel. Kalimat kedua memiliki ciri kehematan, karena tidak
ada subjek ganda. Ada juga yang suka menulis merupakan penjelasan dari
kalimat pertama merujuk subjek, maka subjek tidak diulang. Selanjutnya,
kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada yang ceritanya diangkat
menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat keempat memiliki ciri
kehematan, karena tidak menjamaakkan kata-kata berbentuk jamak. Kata
„beberapa‟ merupakan bentuk kata jamak, maka kata setelahnya harus
tunggal, sehingga kalimat hemat. Kalimat keemapat sudah sesuai dengan
ciri kehematan, karena kata „beberapa‟ dilanjutkan dengan kata tunggal
„novel‟ bukan „novel-novel.
69

Siswa AE menggunakan ciri kehematan pada K.7 (Kalimat


ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Sehingga hanya menggunakan
tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan alam dan
kemandiriannya. Kalimat ketujuh memiliki cii kehematan, karena tidak
adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „hanya‟ bersinonim
dengan kata „saja‟, tetapi dalam kalimat hanya menggunakan kata „hanya‟,
maka kalimat memenuhi ciri kehematan. Jika dalam kalimat menggunakan
„hanya‟ dan „saja‟ dalam satu kalimat, maka tidak hemat.

Siswa AP menggunakan ciri kehematan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang
antara dunia dan akhirat. Kalimat kedua memiliki ciri kehematan, karena
tidak ada subjek ganda. Kata „hidupnya‟ merupakan penjelasan dari
kalimat pertama merujuk subjek, maka subjek tidak diulang.

Siswa AN menggunakan ciri kehematan pada K.6 (Kalimat


keenam) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Dia tidak gelisah disaat
kewajibannya belum terlaksana dan tidak peduli dengan kewajibannya.
Kalimat keenam memiliki ciri kehematan, karena tidak ada subjek ganda.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kata ganti.
Kalimat siswa: Dia dan kewajibannya, kata ganti „-nya‟ merupakan kata
ganti dari „dia‟, maka dalam kalimat keenam, siswa sudah hemat
menggunakan subjek dan kata ganti, sehingga tidak terjadi pengulangan
subjek.

Siswa AY menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 , Barang yang hanya
memuaskan hawa nafsu sesaat atau lebih dikenal dengan istilah „lapar
mata‟. Kalimat keempat memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya
penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „hanya‟ bersinonim dengan
kata „saja‟, tetapi dalam kalimat hanya menggunakan kata „hanya‟, maka
70

kalimat memenuhi ciri kehematan. Jika dalam kalimat menggunakan


„hanya‟ dan „saja‟ dalam satu kalimat, maka tidak hemat.

Siswa AZ menggunakan ciri kehematan pada K.6 (Kalimat


keenam) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Berbeda dengan negara-
negara maju yang SDAnya sedikit, tetapi SDMnya sangat baik dan bisa
mengelola SDA negaranya denganm tepat. Kalimat keenam memiliki ciri
kehematan, karena tidak menjamaakkan kata-kata berbentuk jamak. Kata
„negara-negra‟ merupakan bentuk kata jamak. Kalimat keenam
menunjukkan kehematan, karena di depan kata „negara-negara‟ tidak
terdapat kata yang berbentuk jamak, misalnya „banyak negara-negara‟
cukup dengan „negara-negara‟.

Siswa HZ menggunakan ciri kehematan pada K.7 (Kalimat


ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Sebaliknya, orang yang
membuka dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis
harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya.
Kalimat ketujuh memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan
sinonim dalam satu kalimat. Kata „saja‟ digunakan tanpa kata „hanya‟,
maka kalimat tersebut hemat.

Siswa LD menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Contohnya adalah kebiasaan
mengucap salam kepada siapa saja, baik kepada orang yang lebih muda,
sebaya maupun kepada orang yang lebih tua. Kalimat pertama memiliki
ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu
kalimat. Kata „contohnya‟ digunakan tanpa kata „seperti‟, kedua kata
tersebut mempunyai kesinoniman, maka kalimat pertama sudah hemat
karena menggunakan salah satu katanya.

Siswa NA menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, teknologi canggih
dapat menghasilkan dampak negatif, misalnya siswa-siswi sibuk
71

berkomunikasi dengan handphone atau gadget lainnya? jarinya sibuk


mengetik dan matanya dekat dengan layar kaca. Kalimat keempat
memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam
satu kalimat. Kata „misalnya‟ digunakan dalam kalimat tanpa kata
„seperti‟, maka kalimat tersebut hemat. Kata „misalnya‟ dan „seperti‟
memiliki arti yang sama, maka digunakan salah satunya.

Siswa RA menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Wawasannya ditulisan dengan
rangkaian kata-kata yang indah. Kalimat keempat memiliki ciri
kehematan, karena tidak ada subjek ganda. Penghematan dapat dilakukan
dengan cara menggunakan kata ganti. Kalimat siswa: Wawasannya, kata
ganti „-nya‟ merupakan kata ganti dari subjek „orang‟ dalam kalimat
ketiga, maka dalam kalimat keempat, tidak perlu mengulang subjek agar
kalimat hemat.

Siswa SB menggunakan ciri kehematan pada K.5 (Kalimat kelima)


dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Misalnya film Percy Jackson mendapat
respon yang tidak sesuai dengan buku fiksi, sehingga tidak disukai
penggemarnya. Kalimat kelima memiliki ciri kehematan, karena tidak
adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „misalnya‟
digunakan dalam kalimat tanpa kata „seperti‟, maka kalimat tersebut
hemat. Kata „misalnya‟ dan „seperti‟ memiliki arti yang sama, maka
digunakan salah satunya.

Siswa SA menggunakan ciri kehematan pada K.10 (Kalimat


kesepuluh) dengan benar. Kalimat siswa: K.10 Namun, orang yang tidak
suka membaca buku fiksi atau lainnya,mengatakan “Membaca buku hanya
membuang-buang waktu dan menghabiskan uang”. Kalimat kesepuluh
memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam
satu kalimat. Kata „hanya‟ digunakan tanpa kata „saja‟, maka kalimat
tersebut hemat.
72

Tabel 4.9
Ketepatan Penggunaan Ciri Kecermatan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.4 Beberapa novel fantasi ada yang Kalimat tidak
ceritanya diangkat menjadi sebuah film menimbulkan tafsir
1. AF
layar lebar. ganda.

K.1 Orang yang gemar mengadakan Kalimat tidak


2. AE camping di alam terbuka, umumnya menimbulkan tafsir
orang yang menyukai keindahan alam. ganda.
K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat Kalimat tidak
memaknai hidup lebih bahagia, karena menimbulkan tafsir
3. AP
orang yang bersyukur menerima rezeki ganda.
sebagai nikmat dari Allah SWT.
Kalimat tidak
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak menimbulkan tafsir
4. AS
kemacetan di Ibukota Jakarta. ganda.

K.1 Orang yang rajin menabung Kalimat tidak


mempunyai kebiasaan untuk hidup menimbulkan tafsir
hemat, hemat bukan berarti pelit, tetapi ganda.
5. AY
menggunakan uang secukupnya sesuai
dengan kebutuhan.

Kalimat tidak
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan menimbulkan tafsir
6. AZ
Sumber Daya Alamnya (SDA). ganda.
73

Kalimat tidak
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi menimbulkan tafsir
7. IA
untuk menjadi negara maju. ganda.

Kalimat tidak
K.1 Orang yang gemar berolahraga, menimbulkan tafsir
8. SA
biasanya memelihara kesehatannya. ganda.

Penggunaan ciri kecermatan yang sudah benar kriterianya, sebagai


berikut:

Siswa AF menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada
yang ceritanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat tersebut
memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak
menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat.
Kalimat keempat menjelaskan bahwa tidak semua novel fiksi yang
ceritanya bisa diangkat menjadi sebuah film layar lebar,

Siswa AE menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang gemar
mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang menyukai
keindahan alam. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-
kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat pertama menjelaskan bahwa orang
gemar berkemah adalah orang yang menyukai keindahan alam.

Siswa AP menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat


pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur
dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur
menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat tersebut
memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak
74

menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat.


Kalimat pertama menjelaskan bahwa orang yang bersyukur akan bahagia
dan menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT.
Siswa AS menggunakan ciri kehematan pada K.2 (Kalimat kedua)
dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore menjadi puncak
kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan,
karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat kedua menjelaskan
bahwa pagi dan sora menjadi puncak kemacetan. Jika kata „pagi‟ dan
„sore‟ diganti kata „setiap waktu‟ mempunyai tafsir ganda. Oleh karena itu,
kalimat yang digunakan sudah cermat.
Siswa AY menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang rajin menabung
mempunyai kebiasaan untuk hidup hemat, hemat bukan berarti pelit,
tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Kalimat
tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak
menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat.
Kecermatan kalimat pertama, yaitu hidup hemat, hemat bukan berarti pelit
kalimat tersebut sudah tepat dalam pilihan katanya.
Siswa AZ menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya
akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat tersebut memiliki ciri
kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir
ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat pertama
menjelaskan bahwa Indonesia negara kaya akan sumber daya alamnya.
Siswa IA menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara
berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat tersebut memiliki ciri
kecermatan,karena pilihan kata yang tepat.
Siswa SA menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang gemar
75

berolahraga, biasanya memelihara kesehatannya. Kalimat tersebut


memiliki ciri kecermatan,karena pilihan kata yang tepat dan menimbulkan
gagasan yang tepat.

Tabel 4.10
Ketepatan Penggunaan Ciri Kepaduan
Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.1 Umumnya orang suka Kalimat tidak bertele
1. AR mendengarkan musik.

K.2 Sehingga, hidupnya dapat seimbang Kalimat tidak bertele


2. AP
antara dunia dan akhirat.
K.4 Pemerintah Kota Daerah Jakarta Kalimat tidak bertele
3. AS mengatasi masalah kemacetan dengan
mengoperasikan Bus Transjakarta.
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Kalimat tidak bertele
4. AZ
Sumber Daya Alamnya (SDA).
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi Kalimat tidak bertele
5. IA
untuk menjadi negara maju.
K.3 Umumnya, orang bergolongan darah Kalimat tidak bertele
6. LN
A memiliki sifat memendam perasaan.
K.2 Mereka mampu mengambil Kalimat tidak bertele
7. MA
keputusan dengan cepat.

K.1 Umumnya, di Indonesia orang tua


8. MI yang memilki anak adalah orang yang Kalimat tidak bertele
sudah mempunyai status suami-istri.

K.6 Membaca dan menulis pun akan Kalimat tidak bertele


9. NA
mendapat keuntungan dari berbagai
76

aspek kehidupan.
K.2 Perempuan lebih banyak memikirkan Kalimat tidak bertele
10. RT
kecantikan dirinya.
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing Kalimat tidak bertele
termahal karena keunikannya dan
11. SB
kelangkaannya „tidak berbulu‟.

K.4 Umumnya, bahan makanan dipakai Kalimat tidak bertele


berupa tepung-tepungan dan manis-
12. SF
manisan berlebih.

K.5 Ia pasti berkeinginan untuk Kalimat tidak bertele


13. WR
merapikan rapih dan bersih dilihat.

Penggunaan ciri kepaduan yang sudah benar sesuai kriterianya,


sebagai berikut:

Siswa AF menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang suka mendengarkan
musik. Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan
tidak bertele-tele.

Siswa AP menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga, hidupnya dapat seimbang
antara dunia dan akhirat. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena
kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kata „sehingga‟ merupakan kata
penghubung antarkalimat, „hidupnya‟ berfungsi sebagai subjek, „dapat
seimbang‟ berfungsi sebagai predikat dan „antara dunia dan akhirat‟
berfungsi sebagai pelengkap. Oleh karena itu, cukup menggunakan kata-
kata yang diperlukan.

Siswa AS menggunakan ciri kepaduan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Pemerintah Kota Daerah
77

Jakarta mengatasi masalah kemacetan dengan mengoperasikan Bus


Transjakarta. Kalimat keempat memiliki ciri kepaduan, karena kalimat
jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut hanya menggunakan kata-kata
yang perlu.

Siswa AZ menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan
Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan,
karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut mencerminkan
cara berpikir yang simetris.

Siswa IA menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan,
karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut menjelaskan,
Indonesia negara berpotensi untuk maju.

Siswa LN menggunakan ciri kepaduan pada K.3 (Kalimat ketiga)


dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Umumnya, orang bergolongan darah A
memiliki sifat memendam perasaan. Kalimat pertama memiliki ciri
kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut
hanya menggunakan kata-kata yang penting. „Orang bergolongan darah A‟
berfungsi sebagai subjek, „memiliki berfungsi sebagai predikat, dan „sifat
memendam perasaan‟ sebagai pelengkap.

Siswa MA menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Mereka mampu mengambil keputusan
dengan cepat. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas
dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut langsung menggunakan kata-kata
yang diperlukan.

Siswa MI menggunakan ciri kepaduan pada K.1(Kalimat pertama)


dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya, di Indonesia orang tua yang
memilki anak adalah orang yang sudah mempunyai status suami-istri.
78

Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak
bertele-tele.

Siswa NA menggunakan ciri kepaduan pada K.6 (Kalimat keenam)


dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Membaca dan menulis pun akan
mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan. Kalimat keenam
memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele.

Siswa RT menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua)


dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Perempuan lebih banyak memikirkan
kecantikan dirinya. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena kalimat
jelas dan tidak bertele-tele.

Siswa SB menggunakan ciri kepaduan pada K.5 (Kalimat kelima)


dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kalimat
kelima memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele.

Siswa SF menggunakan ciri kepaduan pada K.4 (Kalimat keempat)


dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Umumnya, bahan makanan dipakai
berupa tepung-tepungan dan manis-manisan berlebih. Kalimat keempat
memiliki ciri kepaduan, karena pilihan katanya jelas dan tidak bertele-tele.
Kejelasan kalimat tersebut, karena tidak adanya kata yang tidak penting.

Siswa WR menggunakan ciri kepaduan pada K.5 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Ia pasti berkeinginan untuk
merapikan rapih dan bersih dilihat. Kalimat kelima memiliki ciri
kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut
sudah tepat pilihan katanya.
79

Tabel 4.11
Ketepatan Penggunaan Ciri Kelogisan

Nama
No. Kalimat yang Sudah Benar Keterangan
Siswa
K.4 Beberapa novel fantasi ada ceritanya Ide kalimat dapat
1. AF diangkat menjadi sebuah film layar lebar. diterima oleh
akal.
K.1 Orang gemar mengadakan camping di Ide kalimat dapat
alam terbuka, umumnya menyukai keindahan diterima oleh
2. AE
alam. akal.

K.1 Umumnya orang suka mendengarkan Ide kalimat dapat


3. AA musik. diterima oleh
akal.
K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat Ide kalimat dapat
memaknai hidup lebih bahagia, karena orang diterima oleh
4. AP
yang bersyukur menerima rezeki sebagai akal.
nikmat dari Allah SWT.
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan
di Ibukota Jakarta. Ide kalimat dapat
K.4 Pemerintah Kota Daerah Jakarta diterima oleh
5. AS
mengatasi masalah kemacetan dengan akal.
mengoperasikan Bus Transjakarta.

K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi Ide kalimat dapat


6. AZ yang harganya lebih murah dibandingkan diterima oleh
mobil. akal.
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk Ide kalimat dapat
7. IA menjadi negara maju. diterima oleh
akal.
80

K.1 Setiap manusia mempunyai golongan Ide kalimat dapat


8. LN darah berbeda diterima oleh
akal.
K.3 Pengguna OS android cenderung lebih Ide kalimat dapat
9. MY hemat, karena aplikasinya banyak yang gratis. diterima oleh
akal.
K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan Ide kalimat dapat
10. MH keterampilan berbeda-beda. diterima oleh
akal.
K.1 Teknologi yang semakin canggih Ide kalimat dapat
menghasilkan dampak positif dan negatif diterima oleh
11. NN
dalam kehidupan sehari-hari. akal.

K.5 Umumnya, barang-barang palsu mudah Ide kalimat dapat


12. NF rusak dan tidak tahan lama. diterima oleh
akal.

Penggunaan ciri kelogisan yang sudah benar sesuai kriterianya,


sebagai berikut:

Siswa AF menggunakan ciri kelogisan pada K.4 (Kalimat


keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada
ceritanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat keempat
memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal.
Kalimat keempat masuk akal, karena tidak mungkin semua cerita novel
fantasi menjadi film layar lebar, pastinya ada pemilihan dan kriteria
tertentu serta peminat terbanyak.
Siswa AE menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama)
dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang gemar mengadakan camping di
alam terbuka, umumnya orang menyukai keindahan alam. Kalimat
pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh
81

akal. Kalimat pertama masuk akal, karena „Orang gemar mengadakan


camping pasti menyukai keindahan alam‟ tidak mungkin orang yang
camping di alam terbuka tidak menyukai alam.
Siswa AA menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang suka
mendengarkan musik. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena
ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena
setiap kalangan baik orang tua maupun muda senang mendengarkan
musik, serta sedikit orang yang tidak menyukai musik.
Siswa AP menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama)
dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat
memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima
rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat pertama memiliki ciri
kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama
masuk akal, karena orang yang selalu bersyukur memaknai hidup selalu
bahagia serta rezekipun sebagai nikmat dari Allah SWT, ungkapan
tersebut memang sudah banyak di dunia ini, orang banyak bersyukur
hidupnya selalu bahagia.
Siswa AS menggunakan ciri kelogisan pada K.2 dan K.4 (Kalimat
kedua dan keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore
menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat kedua memiliki
ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat
tersebut masuk akal, karena kenyatannya puncak kemacetan terjadi pada
pagi dan sore hari. Selanjutnya, kalimat siswa: K.4 Pemerintah Kota
Daerah Jakarta mengatasi masalah kemacetan dengan mengoperasikan
Bus Transjakarta. Kalimat keempat memiliki ciri kelogisan, karena ide
kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat tersebut masuk akal, karena
kenyataannya masa pemerintah guberner Bapak Sutiyoso pertama kali
mempunyai program untuk mengatasi kemacetan dengan mengoperasikan
Bus Transjakarta.
82

Siswa AZ menggunakan ciri kelogisan pada K.1 dan K.2 (Kalimat


pertama dan kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah
negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat pertama
memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal.
Kalimat pertama masuk akal, karena Indonesia memang negara kaya akan
Sumber Daya Alamnya (SDA). Kemudian, Kalimat siswa: K.2 Sebaliknya,
motor adalah transportasi yang harganya lebih murah dibandingkan
mobil. Kalimat kedua memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat
diterima oleh akal. Kalimat kedua masuk akal, karena kenyataannya harga
motor memang lebih murah dari mobil.
Siswa IA menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama)
dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan,
karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal,
karena Indonesia memang negara yang berpotensi untuk maju.
Siswa LN menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama)
dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap manusia mempunyai golongan
darah berbeda. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide
kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena
kenyataannya setiap manusia mempunyai golongan berbeda, tidak
mungkin setiap manusia memilki golongan darah yang sama.
Siswa MY menggunakan ciri kelogisan pada K.3 (Kalimat ketiga)
dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Pengguna OS android cenderung lebih
hemat, karena aplikasinya banyak yang gratis. Kalimat ketiga memiliki
ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat ketiga
masuk akal, karena kenyataannya pengguna OS Android lebih hemat
dikarenakan aplikasinya banyak yang gratis.
Siswa MH menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memiliki
kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki
ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat
83

pertama masuk akal, karena memang kenyataanya setiap orang memiliki


keterampilan dan kegemeran berbeda.
Siswa NN menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Teknologi yang semakin
canggih menghasilkan dampak positif dan negatif dalam kehidupan
sehari-hari. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat
dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena teknologi
semakin canggih akan menghasikan dampak positif dan negatif sesuai
dengan pribadi masing-masing yang menggunakannya.
Siswa NF menggunakan ciri kelogisan pada K.5 (Kalimat kelima)
dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Umumnya, barang-barang palsu mudah
rusak dan tidak tahan lama. Kalimat kelima memiliki ciri kelogisan,
karena ide kalimat dapat diterima oleh akal.kalimat kelima masuk akal,
karena kenyataannya barang palsu memang mudah rusak dan tidak tahan
lama. Barang berkualitas harga pun berkualitas.

Tabel 4.12
Kesalahan Penggunaan Ciri Kesepadanan

Nama
No Kalimat yang salah Kalimat yang benar Keterangan
Siswa
K.1 … orang yang … orang yang suka Kata
suka dengan dengan tantangan. penghubung
tantangan, Namun, ada Namun, ada juga yang antarkalimat
juga yang suka menulis suka menulis novel fiksi tidak
novel fiksi fantasi .... fantasi .... diletakkan
1. AF setelah tanda
koma.

K.3 Sedangkan orang Selain itu, orang yang Kata


yang suka membaca suka membaca novel penguhubung
novel fantasi .... fantasi…. intrakalimat
84

tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.

K.4 Dalam beberapa Beberapa novel fantasi Pemakaian


novel fantasi ada yang ada yang ceritanya …. kata depan
ceritanya …. „dalam‟
menjadikan
ketidakjelasan
subjek.

Kata
K. 4 Dan harus mandiri penguhubung
Kemudian, harus
karena intrakalimat
mandiri karena
2. AE ketergantungannya tidak dipakai
ketergantungannya
dengan makanan. pada kalimat
dengan makanan.
tunggal.

K.1 … sumber daya … sumber daya yang Kata


yang mumpuni, mumpuni. Walaupun, penguhubung
walaupun tidak tidak menutup antarkalimat
3. AR menutup kemungkinan kemungkinan adanya diletakkan
adanya insiden. insiden. sebelum tanda
koma.

K.7 Dan musik juga Musik dapat mengubah Kata


dapat mengubah mood mood seseorang, …. penghubung
4. AA seseorang, ….. intrakalimat
tidak dipakai
85

pada kalimat
tunggal.

K.8 Dan dalam segi Selain itu, segi berfikir, Kata


berfikir, orang yang orang yang suka penghubung
suka mendengar musik mendengar musik intrakalimat
… tidak dipakai
pada kalimat
tunggal dan
kata depan
menimbulkan
ketidakjelasan
subjek.

K.4 Orang yang Orang yang bersyukur Predikat


bersyukur yang akan akan bahagia, bukan kalimat tidak
bahagia, bukan orang orang bahagia yang didahului kata
5. AP
bahagia yang bersyukur! „yang‟.
bersyukur!

Kata
K.5 Sedangkan orang Sebaliknya, orang yang penghubung
yang belum memiliki belum memiliki rasa intrakalimat
6. AN rasa tanggung tanggung jawabnya …. tidak dipakai
jawabnya …. pada kalimat
tunggal.

K.1 Indonesia adalah Indonesia adalah negara Predikat


negara yang kaya akan kaya akan SDMNya. kalimat tidak
7. AZ
SDMnya. didahului kata
„yang‟.
86

K.2 Rata-rata mereka Rata-rata mereka Predikat


yang berpendidikan berpendidikan rendah kalimat tidak
8 GH
rendah …. …. didahului kata
„yang‟.
K.1 Indonesia adalah Indonesia adalah negara Predikat
negara yang berpotensi berpotensi untuk kalimat tidak
9. IA untuk menjadi negara menjadi negara maju. didahului kata
maju. „yang‟.

K.6 Dalam hal Selain itu, orang Adanya kata


penampilan, golongan bergolongan darah A depan „dalam‟
darah A lebih berpikir sangat memperhatikan menimbulkkan
memakai pakaian …. penampilan,…. ketidakjelasan
subjek.

10. LN
K.7 Sedangkan Akan tetapi, golongan Kata
golongan darah B …. darah B …. penghubung
intrakalimat
tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.
Kata
K.6 Dan mereka pun Selain itu, mereka pun penghubung
bisa bekerja sama dan bisa bekerja sama dan intrakalimat
11. MA
bisa meningkatkan bisa meningkatkan tidak dipakai
kreatifitas. kreatifitas. pada kalimat
tunggal.
K.2 Ada orang yang Ada orang terampil Predikat
terampil menulis, menulis, membaca, kalimat tidak
12. NH
membaca, ataupun ataupun berbicara di didahului kata
terampil berbicara di depan umum. „yang‟.
87

depan umum.

K.1 Bagi beberapa Beberapa orang dalam Kata depan


orang dalam memiliki memiliki barang …. „bagi‟
barang …. menimbulkan
ketidakjelasan
subjek.

13. NA
K.5 Orang yang sudah Orang gemar membaca Kata „yang‟
memiliki kemauan dan dan menulis sangat mendahui
bahkan kegemaran beruntung …. predikat.
dalam membaca dan
menulis sungguh
beruntung …..
K.2 Menurut mereka Mereka yang suka Kata depan
yang suka dengan filmnya, mengatakan „menurut‟
filmnya, berkata bahwa cerita yang ditampilkan menimbulkan
cerita-cerita yang hampir sama …. ketidakjelasan
ditampilkan hampir subjek.
sama ….
14. RA Kata
K.3 Sedangkan bagi Namun, orang yang penghubung
yang tidak suka, …. tidak suka, …. intrakalimat
tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.

K.5 Dalam hal emosi Wanita dari segi emosi, Kata depan
wanita lebih banyak lebih banyak „dalam‟
15. RT
membawa-bawa mengedepankan menimbulkan
perasaanya … perasaanya…. ketidakjelasan
88

subjek.

K.5 Dan tentunya Selain itu, bukan Kata


bukan merupakan merupakan makanan penghubung
makanan olahan olahan pertama …. intrakalimat
16. SF
pertama …. tidak dipakai
pada kalimat
tunggal.

Kesalahan kalimat pertama siswa AF adalah adanya penggunaan


kata penghubung antarkalimat diletakkan setelah koma. Hal tersebut,
menyalahi ciri kesepadanan struktur kedua yaitu kata penghubung
intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata
penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan tidak
diletakkan setelah koma. Kalimat yang salah: K.1 … orang yang suka
dengan tantangan, Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi
…. Kalimat tersebut akan lebih sepadan jika tanda koma sebelum kata
„tantangan‟ diganti tanda titik, maka penggunaan kata penghubung
antarkalimat „namun‟ akan sepadan diletakkan di awal kalimat. Kalimat
yang benar: … orang yang suka dengan tantangan. Namun, ada juga yang
suka menulis novel fiksi fantasi.
Selanjutnya kalimat ketiga siswa AF adalah penggunaan kata
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat
yang salah: K.3 Sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi ....
Penggunaan kata „sedangkan‟ tidak sepadan jika diletakkan di awal
kalimat, karena kata „sedangkan‟ termasuk dalam kata penghubung
intrakalimat dan tidak digunakan pada kalimat tunggal. Oleh karena itu,
untuk menjadi kalimat sepadan „sedangkan‟ diganti dengan kata
penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kalimat yang benar: Selain itu,
orang yang suka membaca novel fantasi.
89

Kemudian kesalahan kalimat keempat siswa AF adalah adanya


penggunaan kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.4
Dalam beberapa novel fantasi …. Kalimat tersebut memilki kesalahan
kesepadan, karena penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut di depan subjek akan membuat
kalimat tidak efektif dan ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata
depan „dalam‟ dihilangkan agar lebih sepadan. Kalimat yang benar:
Beberapa novel fantasi.
Kesalahan kalimat siswa AE adalah kata penguhubung intrakalimat
tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K. 4 Dan harus
mandiri karena ketergantungannya dengan makanan. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan dalam
kalimat majemuk setara. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ diganti
dengan kata penghubung antarkalimat „kemudian‟. Kata penghubung
antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal. Kalimat yang benar:
Kemudian, harus mandiri karena ketergantungannya dengan makanan.
Kesalahan pertama siswa AR adalah adanya penggunaan kata
penghubung antarkalimat diletakkan setelah koma. Hal tersebut,
menyalahi ciri kesepadanan struktur kedua, yaitu kata penghubung
intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata
penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan tidak
diletakkan setelah koma. Kalimat yang salah: K.1 … sumber daya yang
mumpuni, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya insiden. Kalimat
tersebut akan lebih sepadan jika tanda koma sebelum kata „mumpuni‟
diganti tanda titik, maka penggunaan kata penghubung antarkalimat
„walaupun‟ akan sepadan, karena digunakan dalam kalimat tunggal dan
ditulis dengan huruf kapital.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa AA adalah kata penguhubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.7
Dan musik juga dapat mengubah mood seseorang,…. Kalimat tersebut
90

terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung


intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan
diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ dihilangkan
karena tidak mengubah makna kalimat. Kalimat yang benar: Musik dapat
mengubah mood seseorang.

Kemudian kesalahan kalimat kedelapan siswa AA adalah kata


penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal dan kata
depan menimbulkan ketidakjelasan subjek. Kalimat yang salah: K.8 Dan
dalam segi berfikir, orang yang suka mendengar musik … Kalimat
tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata
penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟
diubah kata penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kemudian adanya
penggunaan kata depan „dalam‟ berada di depan subjek menyalahi ciri
kesepadanan, karena akan menimbulkan ketidakjelasan subjek. Oleh
karena itu, „dalam‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Selain itu, segi
berfikir, orang yang suka mendengar musik.
Kesalahan kalimat keempat siswa AP adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.4 Orang yang
bersyukur yang akan bahagia, bukan orang bahagia yang bersyukur!
Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal
predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat
efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu: Orang yang
bersyukur akan bahagia, bukan orang bahagia yang bersyukur!
Kesalahan kalimat kelima siswa AN adalah kata penguhubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.5
Sedangkan orang yang belum memiliki rasa tanggung jawabnya ….
Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata
penghubung intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat,
seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung
91

„sedangkan‟ agar menjadi kalimat sepadan diubah menjadi kat


penghubung antarkalimat „sebaliknya‟. Kata penghubung intrakalimat
tidak bisa dipakai dalam kalimat tunggal, maka diganti dengan kata
penghubung antarkalimat.
Kesalahan kalimat pertama siswa AZ adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.1 Indonesia adalah
negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDMnya). Kalimat
tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat
akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif
kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu: Indonesia adalah
negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDMNya).
Kesalahan kalimat kedua siswa GH adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.2 Rata-rata mereka
yang berpendidikan rendah …. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan
kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak
efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan.
Kalimat yang benar yaitu: Rata-rata mereka berpendidikan rendah.
Kesalahan kalimat pertama siswa IA adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.1 Indonesia adalah
negara yang berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat tersebut,
memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan
membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata
„yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Indonesia adalah negara
berpotensi untuk menjadi negara maju.
Kesalahan kalimat keenam siswa LN adalah adanya penggunaan
kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.6 Dalam hal
penampilan, golongan darah A lebih berpikir memakai pakaian ….
Kalimat tersebut memiliki kesalahan kesepadan, karena penggunaan kata
depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut di
depan subjek akan membuat kalimat tidak efektif dan ketidakjelasan
subjek. Kalimat keenam terdapat kada depan „dalam‟ yang menimbulkan
92

ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ yang berfungsi
memperjelas kalimat sebelumnya, maka kata depan „dalam‟ diubah
menjadi kata penghubung antarkalimat „selain itu. Kalimat yang benar:
Selain itu, orang bergolongan darah A sangat memperhatikan penampilan.
Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah kata
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat
yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah B …. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah
dengan kata penghubung antarkalimat „akan tetapi‟ agar kalimat sepadan.
Kata penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di
awali huruf kapital. Kalimat yang benar: Akan tetapi, golongan darah B.
Kesalahan kalimat keenam siswa MA adalah kata penguhubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.6
Dan mereka pun bisa bekerja sama dan bisa meningkatkan kreatifitas.
Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata
penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „dan‟ diubah dengan
kata penghubung antarkalimat „selain itu‟ agar kalimat sepadan.
Kesalahan kalimat kedua siswa NH adalah adanya penggunaan
kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.2 Ada orang yang
terampil menulis, membaca, ataupun terampil berbicara di depan umum.
Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal
predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat
efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Ada orang terampil
menulis, membaca, ataupun berbicara di depan umum.
Kesalahan kalimat pertama siswa NA adalah adanya penggunaan
kata depan „bagi‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.1 Bagi beberapa
orang dalam memiliki barang …. Kalimat tersebut terdapat kata depan
„bagi‟ menimbulkan kalimat tidak efektif dan menimbulkan ketidakjelasan
93

subjek. Oleh karena itu, kata depan „bagi‟ dihilangkan agar kalimat
sepadan. Kalimat yang benar: Beberapa orang dalam memiliki barang.
Kemudian, kesalahan kalimat kelima siswa NA adalah adanya
penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.5 Orang
yang sudah memiliki kemauan dan bahkan kegemaran dalam membaca
dan menulis sungguh beruntung ….. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan
kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak
efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan.
Kalimat yang benar: Orang gemar membaca dan menulis sangat
beruntung.
Kesalahan kalimat kedua siswa RA adalah adanya penggunaan
kata depan „menurut‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.2 Menurut
mereka yang suka dengan filmnya, berkata bahwa cerita-cerita yang
ditampilkan hampir sama …. Kalimat tersebut terdapat kata depan
„menurut‟ menimbulkan kalimat tidak efektif dan menimbulkan
ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „menurut‟ diubah
dengan „mengatakan‟ dan diletakkan setelag subjek agar kalimat sepadan.
Kalimat yang benar: Mereka yang suka filmnya, mengatakan cerita yang
ditampilkan hampir sama.
Kemudian, kesalahan kalimat ketiga siswa RA adalah kata
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat
yang salah: K.3 Sedangkan bagi yang tidak suka, …. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya
diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah
dengan kata penghubung antarkalimat „namun‟ agar kalimat sepadan. Kata
penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di awali
huruf kapital. Kalimat yang benar: Namun, orang yang tidak suka, ….
Kesalahan kalimat kelima siswa RT adalah adanya penggunaan
kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.5 Dalam hal
emosi wanita lebih banyak membawa-bawa perasaanya …. Kalimat
94

tersebut terdapat kata depan „dalam‟ menimbulkan ketidakjelasan subjek.


Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ dihilangkan agar kalimat sepadan.
Kalimat yang benar: Wanita dari segi emosi, lebih banyak
mengedepankan perasaanya.
Kesalahan kalimat kelima siswa SF adalah adanya kata
penghubung intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Kalimat tersebut
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung
intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan antara
kalimat bukan kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟
diganti dengan kata penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kalimat yang
benar: Selain itu, bukan merupakan makanan olahan pertama.

Tabel 4.13
Kesalahan Penggunaan Ciri Keparelelan

Nama Kalimat yang


No. Kalimat yang Salah Keterangan
Siswa Benar
K.4 Musik dapat merubah Musik dapat Kesalahan
perasaan kita ataupun mood mengubah kesejajaran
1. AA kita. perasaan ataupun makna
mood kita.

K.3 Terlebih lagi dengan Terlebih lagi Kesalahan


pendapatan perkapita dengan pendapatan kesejajaran
Indonesia yang sudah perkapita bentuk
mencapai AS$ 4.700 Indonesia sudah
2. IA menunjukkan bahwa mencapai AS$
Indonesia mulai 4.700
menunjukkan peningkatan menunjukkan
ekonomi yang signifikan. Indonesia mulai
meningkatan
95

ekonomi yang
signifikan.

K.5 Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesalahan


angka melek huruf, dan Pendidikan, angka kesejajaran
tingkat kesejahteraan dapat melek huruf, dan makna
mempengaruhi Indonesia tingkat
untuk menjadi Negara kesejahteraan
Maju. dapat
memengaruhi
Indonesia untuk
menjadi Negara
Maju.
K.2 Berdasarkan penelitian, Golongan darah Kesalahan
golongan darah dapat dapat kesejajaran
3. LN
mempengaruhi sifat dan memengaruhi sifat makna
kepribadian. dan kepribadian

Kesalahan kalimat keempat siswa AA adalah tidak adanya


keparalelan atau kesejajaran makna. Kalimat yang salah: K.4 Musik dapat
merubah perasaan kita ataupun mood kita. Kalimat tersebut tidak paralel
atau sejajar, karena tidak memiliki kesejajaran makna pada kata
„merubah‟. Kata „merubah tidak efektif, kata dasarnya „ubah‟ bukan
„rubah‟ sejenis binatang, jika mendapat imbuhan me- menjadi „mengubah‟
bukan „merubah‟. Kalimat yang benar: Musik dapat mengubah perasaan
ataupun mood kita.
Kesalahan kalimat ketiga siswa IA adalah tidak adanya keparalelan
atau kesejajaran bentuk. Kalimat yang salah: K.3 Terlebih lagi dengan
pendapatan perkapita Indonesia yang sudah mencapai AS$ 4.700
menunjukkan bahwa Indonesia mulai menunjukkan peningkatan ekonomi
96

yang signifikan. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesejajaran bentuk,


karena bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang
berbeda, yaitu „menunjukkan‟ dan „peningkatan‟. Oleh karena itu, bentuk
kata harus disejajarkan agar kalimat menjadi paralel atau sejajar. Kata
„peningkatan‟ diganti „meningkatkan‟. Kalimat yang benar: Terlebih lagi
dengan pendapatan perkapita Indonesia sudah mencapai AS$ 4.700
menunjukkan Indonesia mulai meningkatan ekonomi yang signifikan.
Selanjutnya, kesalahan kalimat kelima siswa IA adalah tidak
adanya kesejajaran makna. Kalimat yang salah: K.5 Tingkat Pendidikan,
angka melek huruf, dan tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi
Indonesia untuk menjadi Negara Maju. Kalimat tersebut tidak memilikik
kesejajaran makna, karena tidak efektinya penggunaan kata
„mempengaruhi‟ tidak sejajar dengan kalimat. Kata dasar „pengaruh‟ jika
ditambah imbuhan meN- huruf p menjadi luluh menjadi „memengaruhi‟.
Kalimat yang benar: Golongan darah dapat memengaruhi sifat dan
kepribadian.
Kesalahan kalimat kedua siswa LN sama dengan kesalahan siswa
IA. Kalimat yang salah: K.2 Berdasarkan penelitian, golongan darah dapat
mempengaruhi sifat dan kepribadian. Kemudian, kalimat yang benar:
Golongan darah dapat memengaruhi sifat dan kepribadian.

Tabel 4.14
Kesalahan Penggunaan Ciri Ketegasan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
K.4 Sebaliknya, pengguna Sebaliknya, Kesalahan
IOS cenderung lebih boros pengguna IOS penggunaan
1. MY disebabkan aplikasinya cenderung lebih artikel „pun‟.
banyak yang harus byar, boros disebabkan
untuk mendowload aplikasinya
97

lagupun harus bayar. berbayar, misalnya


untuk mendowload
lagu pun harus
bayar.
K.4 Makanan yang mereka Mereka memakan Tidak
makan adalah makanan makanan sehat tepatnya
makanan sehat seperti seperti sayuran- urutan kata
2. RU sayuran-sayuran segar, sayuran segar, yang
kedelai, umbi-umbian, dan kacang-kacangan, bertahap
lain sebagainya. umbi-umbian, dan
lain sebagainya.

Kesalahan kalimat keempat siswa MY adalah adanya kesalahan ide


yang ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk melakukan penekanan, salah
satunya menggunakan partikel penegas. Kalimat yang salah: K.4
Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya
banyak yang harus bayar, untuk mendowload lagupun harus bayar.
Kesalahan partikel penegas kalimat tersebut yaitu „lagupun‟ penulisan
partikel penegas „pun‟ seharusnya dispasi, karena bukan kriteria dari
kelompok lazim dianggap padu, misalnya, adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, meskipun, walaupun dan sebagainya.oleh karena itu, kata
„lagupun‟ penulisannya tidak disambung tetapi dikasih spasi menjadi „lagu
pun‟. Kalimat benar yang benar: Sebaliknya, pengguna IOS cenderung
lebih boros disebabkan aplikasinya berbayar, misalnya untuk mendowload
lagu pun harus bayar.

Kesalahan kalimat keempat siswa RU adalah tidak urutnya kata


yang bertahap. Kalimat yang salah: K.4 Makanan yang mereka makan
adalah makanan makanan sehat seperti sayuran-sayuran segar, kedelai,
umbi-umbian, dan lain sebagainya. Selain kriteria kesejajaran bentuk dan
makna, ada juga kesejajaran urutan yang bertahap. Kalimat tersebut
98

menyebutkan urutan „sayur-sayuran, kedelai, dan umbi-umbian.


Seharusnya urutan kata „kedelai‟ diganti dengan „kacang-kacangan‟ agar
sejajar dengan yang lainnya. Kalimat yang benar yaitu: Mereka memakan
makanan sehat seperti sayuran-sayuran segar, kacang-kacangan, umbi-
umbian, dan lain sebagainya.

Tabel 4.15
Kesalahan Penggunaan Ciri Kehematan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa
K.3 Sedangkan orang Selain itu, orang yang Adanya
yang suka membaca suka membaca novel pengulangan
novel fantasi ia suka fantasi suka dengan subjek
1. AF
dengan sesuatu yang sesuatu yang
menantang …. menantang ….

K.5 Namun sebaliknya, Sebaliknya, orang Adanya


jika orang yang tidak yang tidak gemar penggunaan
gemar mendengar musik mendengar musik kata
2. AA
moodnya sering kacau. moodnya sering penghubung
kacau. bersinonim

K.6 Dia tidak merasa Dia tidak merasa Ada


gelisah disaat gelisah disaat pengulangan
kewajibannya belum kewajibannya belum subjek „dia‟.
3. AN terlaksana, karena dia terlaksana, karena
tidak merasa itu adalah bukan
kewajibannya. tanggungjawabnya.

K.3 Selain itu, orang Selain itu, orang yang Adanya


4. AY
yang rajin menabung rajin menabung pengulangan
99

mempunyai banyak mempunyai banyak subjek „ia‟.


kelebihan salah satunya kelebihan, salah
seperti ia dapat satunya dapat
mengendalikan hawa mengendalikan hawa
nafsunya untuk tidak nafsunya untuk tidak
memberi barang. memberi barang.

K.5 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang Adanya


yang boros atau hanya yang boros hanya pengulangan
membuang buang saja membuang-buang subjek „ia
biasanya ia membeli barang. Ia membeli dan dia‟ serta
barang hanya untuk barang untuk pengunaan
memuaskan hawa memuaskan hawa kesinoniman
nafsunya sesaat, saat dia nafsunya sesaat, „hanya dan
mulai bosan barang ketika mulai bosan saja‟.
tersebut tidak digunakan barang tersebut tidak
lagi dan disia-siakan digunakan lagi. Ia
begitu saja, ia hanya hanya memikirkan
memikirkan kenikmataan kenikmatan jangka
jangka pendek, sehingga pendek, sehingga
hidupnya menjadi lebih hidupnya tidak
tidak terarah. terarah.

K.3 Umumnya, orang Umumnya, orang Adanya


dengan golongan darah A bergolongan darah A pengulangan
adalah orang yang lebih memiliki sifat subjek.
5. GH
memendam perasaan memendam perasaan.
mereka.
100

K.1 Para pengguna OS Pengguna OS android Penggunaan


android pada smartphone smartphone lebih kata-kata
lebih banyak banyak penggunanya yang
6. LN
penggunanya dari OS lain dari OS lain …. berbentuk
…. jamak

K.3 Tapi setiap orang Namun, setiap orang Adanya


juga pasti memiliki pasti memiliki pengulangan
kelebihan dan kelebihan dan subjek
7. MY kekurangan dari setiap kekurangan dari
keterampilan yang keterampilan yang
mereka miliki. dimiliki.

K.4 Orang yang gemar Orang yang gemar Adanya


menulis sesuatu, atau menulis atau pengulangan
orang yang lebih suka mengungkapkan subjek
mengungkapkan sesuatu sesuatu memalui „orang‟ dan
memalui tulisan, tulisan, cenderung „mereka‟.
8. NH cenderung memiliki sifat memiliki sifat tidak
yang tidak berani atau berani atau susah
susah mengemukakan mengemukakan
pendapat mereka dengan pendapat dengan
cara berbicara langsung. berbicara langsung

K. 11 Jika kita dapat Jika kita dapat Adanya


mengatur waktu dengan mengatur waktu pengulangan
subjek „kita‟.
baik dan sadar akan dengan baik dan
9. NN dampak dari teknologi menyadari akan
canggih, tentulah kita dampak teknologi
dapat mengambil dampak canggih, tentulah
101

positif dari teknologi dapat mengambil


canggih ini. dampak positifnya.

K.6 Lewat membaca dan Membaca dan menulis Adanya


penggunaan
menulis pun kita akan pun akan mendapat subjek
mendapat keuntungan keuntungan dari ganda.
dari berbagai aspek berbagai aspek
kehidupan. kehidupan.

K.7 Contohnya, lewat Contohnya, menulis Adanya


menulis kita akan dapat dapat menciptakan penggunaan
subjek
menciptakan karya-karya karya-karya sastra ….
ganda.
sastra ….

K.8 Lewat membaca, apa


Membaca, dari tidak Adanya
yang pernah kita ketahui pengulangan
tahu menjadi tahu dan
bisa kita pelajari bahkan subjek „kita‟
selalu dipelajari
kita kuasai.
bahkan dikuasai.

K.17 Kebanyakan orang- Orang-orang sukses Penggunaan


orang sukses pasti pasti di awali dengan kata-kata
diawali dengan membaca keterampilan berbentuk
10. NA dan menulis. membaca dan jamak
menulis.

K.2 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang Adanya


11. SA yang tidak suka yang tidak suka pengulangan
memelihara kesehatannya memelihara subjek.
102

sendiri, biasanya ia tidak kesehatannya sendiri,


suka berolahraga. biasanya tidak suka
berolahraga.

K.3 Contohnya seperti Contohnya sekarang Adanya


sekarang ini, sedang ini, banyak macam penggunaan
12. SF banyak macam-macam makanan yang hanya kata-kata
makanan yang hanya mementingkan rasa…. bersinonim.
mementingkan rasa

Kesalahan kalimat ketiga siswa AF yaitu, adanya pengulangan


subjek, sehingga menyalahi salah satu ciri kehematan. Kalimat yang salah:
K.3 Sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi ia suka dengan
sesuatu yang menantang. Subjek „orang‟ dan „dia‟ merupakan
pengulangan subjek dalamsatu kalimat, maka kata ganti „ia‟ dihilangkan
agar menjadi kalimat hemat. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang
suka membaca novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang.

Kesalahan kalimat kelima siswa AA yaitu, adanya penggunaan


penghubung yang bersinonim, sehingga menyalahi ciri kehematan.
Kalimat yang salah: K.5 Namun sebaliknya, jika orang yang tidak gemar
mendengar musik moodnya sering kacau. Penggunaan kata penghubung
antarkalimat „namun‟ dan „sebalilknya‟ termasuk tidak hemat, karena kata
penghubung tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu adanya
pertentangan dari kalimat sebelumnya. Oleh karena itu, kata penghubung
„namun‟ dihilangkan agar tidak terjadi kesinoniman dan tidak hemat.
Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak gemar mendengar
musik moodnya sering kacau.

Kesalahan kalimat keenam siswa AN, yaitu adanya pengulangan


subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.6 Dia
tidak merasa gelisah disaat kewajibannya belum terlaksana, karena dia
103

tidak merasa itu adalah kewajibannya. Pengulangan subjek „dia‟ dan „dia‟
merupakan pemborosan, karena diakhir kalimat ada kata ganti „-nya‟ yang
merujuk ke subjek „dia‟. Oleh karena itu, subjek „dia‟ kedua dihilangkan
agar kalimat tidak boros. Kalimat yang benar: Dia tidak merasa gelisah
disaat kewajibannya belum terlaksana, karena bukan tanggungjawabnya.

Kesalahan kalimat ketiga siswa AY, yaitu adanya pengulangan


subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.3
Selain itu, orang yang rajin menabung mempunyai banyak kelebihan salah
satunya seperti ia dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak
memberi barang. Penggunaan kata ganti „ia‟ menimbulkan adanya
pengulangan subjek dalam satu kalimat, sehingga kalimat menjadi tidak
jemat. Oleh karena itu, kata ganti „ia‟ dihilangkan. Kalimat yang benar:
Selain itu, orang yang rajin menabung mempunyai banyak kelebihan,
salah satunya dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak memberi
barang.

Selanjutnya, kesalahan kalimat kelima siswa AY adalah


penggunaan kata bersinonim dan pengulangan subjek. Kalimat yang salah:
K.5 Sebaliknya, orang yang boros atau hanya membuang buang saja
biasanya ia membeli barang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya
sesaat, saat dia mulai bosan barang tersebut tidak digunakan lagi dan disia-
siakan begitu saja, ia hanya memikirkan kenikmataan jangka pendek,
sehingga hidupnya menjadi lebih tidak terarah. Penggunaan kata „hanya‟
besinonim dengan kata „saja‟, maka tidak hemat jika digunakan bersamaan
dalam satu kalimat. Kemudian, penggunaan kata ganti „ia‟ dan „dia‟ tidak
hemat jika digunakan secara bersamaan dalam satu kalimat. Kata ganti
tersebut, bisa digunakan pada kalimat yang berbeda. Kalimat yang benar:
Sebaliknya, orang yang boros hanya membuang-buang barang. Ia
membeli barang untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, ketika mulai
bosan barang tersebut tidak digunakan lagi. Ia hanya memikirkan
kenikmatan jangka pendek, sehingga hidupnya tidak terarah.
104

Kesalahan kalimat ketiga siswa GH, yaitu adanya pengulangan


subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.3
Umumnya, orang dengan golongan darah A adalah orang yang lebih
memendam perasaan mereka. Penggulangan subjek kata ganti „mereka‟
merupakan tidak hemat, karena tanpa adanya pengulangan tersebut, makna
kalimat tidak berubah. Kalimat yang benar: Umumnya, orang bergolongan
darah A memiliki sifat memendam perasaan.

Kesalahan kalimat pertama siswa LN, yaitu adanya menjamakkan


kata-kata berbentuk jamak. Kalimat yang salah: K.1 Para pengguna OS
android pada smartphone lebih banyak penggunanya dari OS lain. Kalimat
pertama menggunakan kata-kata berbentuk jamak, yaitu „para pengguna‟
dan „lebih banyak‟, maka kata „para‟ sudah menunjukkan jamak dan tidak
bisa bersanding dengan kata „lebih banyak‟. Oleh karena itu, kata „para‟
dihilangkan agar kalimat hemat. Kalimat yang benar: Pengguna OS
android smartphone lebih banyak penggunanya dari OS lain.

Kesalahan kalimat ketiga siswa MY adalah adanya pengulangan


subjek ganda. Kalimat yang salah: K.3 Tapi setiap orang juga pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap keterampilan yang mereka
miliki. Penggunaan subjek ganda yaitu kata ganti „mereka‟ tidak hemat,
tanpa adanya kata ganti tersebut tidak akan mengubah makna kalimat.
penggunaan kata ganti pu dilakukan tidak dalam kalimat tunggal. kalimat
yang benar: Namun, setiap orang pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan dari keterampilan yang dimiliki.

Kesalahan kalimat kesebelas siswa NN adalah adanya pengulangan


subjek ganda. Kalimat yang salah: K. 11 Jika kita dapat mengatur waktu
dengan baik dan sadar akan dampak dari teknologi canggih, tentulah kita
dapat mengambil dampak positif dari teknologi canggih ini. Kesalahan
penggunaan subjek ganda „kita‟ digunakan berulang dalam satu kalimat.
Oleh karena itu, kata ganti „kita‟ yang kedua dihilangkan agar kalimat
105

hemat, Kalimat yang benar: Jika kita dapat mengatur waktu dengan baik
dan menyadari akan dampak teknologi canggih, tentulah dapat
mengambil dampak positifnya.

Kesalahan kalimat ketujuh belas siswa NA adalah adanya


penggunaan menjamakkan kata-kata berbentuk jamak. Kalimat yang
salah: Kebanyakan orang-orang sukses pasti diawali dengan membaca dan
menulis. Kesalahan kalimat tersebut, yaitu kata „kebanyakan‟ dan „orang-
orang‟ merupakan kata yang memiliki arti jamak, maka jika kedua kata
tersebut digunakan secara berbarengan, maka kalimat sangat boros. Oleh
karena itu, salah satu katanya harus dihilangkan. Kalimat yang benar:
Orang-orang sukses pasti di awali dengan keterampilan membaca dan
menulis.

Kesalahan kalimat kedua siswa SA adalah adanya penggunaan


subjek ganda. Kalimat yang salah: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak suka
memelihara kesehatannya sendiri, biasanya ia tidak suka berolahraga.
Kesalahan subjek ganda terletak pada kata ganti „ia‟ digunkan dalam satu
kalimat, maka kalimat tidak hemat. Oleh karena itu, kata ganti „ia‟
dihilngkan agar kalimat menjadi hemat. Kalimat yang benar: Sebaliknya,
orang yang tidak suka memelihara kesehatannya sendiri, biasanya tidak
suka berolahraga.

Kesalahan kalimat ketiga siswa SF adalah adanya penggunaan kata


bersinonim. Kalimat yang salah; K.3 Contohnya seperti sekarang ini,
sedang banyak macam-macam makanan yang hanya mementingkan rasa.
Kesalahan penggunaan kata bersinonim, yaitu pada kata „contohnya
seperti‟, kata tersebut tidak hemat jika digunakan secara bersamaan. Kata
„Contohnya‟ dan „seperti‟ mempunyai arti yang sama, jadi digunakan
salah satunya. Kalimat yang benar: Contohnya sekarang ini, banyak
macam makanan yang hanya mementingkan rasa.
106

Tabel 4.16
Kesalahan Penggunaan Ciri Kecermatan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

K.2 Penulis novel dan Penulis novel dan Pemilihan diksi


pembuat film saling pembuat film saling yang kurang
bekerja sama, sedangkan bekerjasama, tepat.
orang yang suka sedangkan
1. AF membaca novel fantasi pengemar novel
akan sangat menunggu fantasi sangat
filimnya … menunggu film ….

K.2 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang Pemilihan diksi


yang tidak pernah yang tidak pernah yang kurang
camping/berkemah di berkemah di alam tepat.
alam terbuka, mereka terbuka, lebih
lebih menyukai menginap memilih menginap
di villa ataupun di hotel. di villa ataupun di
hotel.

Harga penawaran
2. AE K.6 Memang harga yang Pemilihan diksi
villa atau hotel
ditawarkan oleh yang kurang
sangat menarik
villa/hotel sangat menarik tepat.
sesuai pelayanan
dari pelayanan hotel/villa
dan fasilitas yang
yang ditawarkan dan
disediakan serta
fasilitas yang disediakan
harganya pun
dengan harga yang cukup
cukup mahal.
mahal.
107

K.7 Sebaliknya, Mereka yang gemar Pemilihan diksi


camping/berkemah berkemah di alam yang kurang
mereka yang gemar terbuka, tepat.
berkemah dengan alam membutuhkan
terbuka, dengan tenda biaya yang murah.
dan peralatan makan yang Sehingga hanya
seadanya hanya menggunakan
membutuhkan harga yang tenda, peralatan
terbilang murah, dengan makanan seadanya,
mengandalkan alam dan dan memanfaatkan
kemandiriannya. alam dan
kemandiriannya.

K.4 Bukan karena Bukan karena Pemilihan diksi


harganya yang murah, harganya yang yang kurang
tetapi pedagang, murah, tetapi tepat
pengamen, pengemis, pedagang,

3. AR bahkan kambing juga pengamen,


kadang bisa kita jumpai. pengemis, bahkan
binatang pun bisa
dijumpai.

K.1 Kebanyakan orang Umumnya orang Pemilihan diksi


suka mendengarkan suka mendengarkan yang kurang
musik. musik. tepat.
4. AA
K.3 Musik pun sekarang Sekarang, musik Pemilihan diksi
banyak jenisnya, mulai mempunyai yang kurang
dari jazz, rock, pop, berbagai jenis yaitu
108

RNB, rap, elektronik jazz, rock, pop, tepat.


musik sampai dangdut RNB, rap,
…. elektronik musik
sampai dangdut ….

Perkembangan otak
K.6 Perkembangan otak
kanannya tidak
kanannya pun tidak Pemilihan diksi
lebih cepat
sepesat orang yang gemar yang kurang
daripada orang
mendengarkan musik. tepat.
yang gemar
mendengarkan
musik.

Musik dapat
K.7 Dan musik juga dapat
mengubah mood
mengubah mood
seseorang, misalnya Pemilihan diksi
seseorang, jika ia sedang
saat seseorang yang kurang
sedih dengan
sedih dengar tepat.
mendengarkan musik
mendengarkan
jenis pop atau sebagainya
musik pop atau
yang bisa membuat
sebagainya dapat
senang, maka
membuat senang.
kemungkinan besar mood
orang tersebut bisa
berubah menjadi senang.

K.1 Orang yang banyak Orang yang banyak Pemilihan diksi


5. AP bersyukur biasanya lebih bersyukur dapat yang kurang
bisa memaknai hidup dan memaknai hidup tepat.
109

hidupnya akan terasa lebih bahagia,


lebih bahagia, karena karena orang yang
setiap rezeki yang bersyukur
diterima disyukurinya menerima rezeki
sebagai nikmat dari Allah sebagai nikmat dari
SWT. Allah SWT.

K.8 Sehingga Sehingga, Pemilihan diksi


pengoptimalan dalam pengoptimalan yang kurang
mencegah kemacetan di dalam mencegah tepat.

6. AS Jakarta belum bisa kemacetan di


dilaksanakan dengan Jakarta belum
baik. maksimal.

K.5 Oleh sebab Sumber Oleh sebab itu, Pemilihan diksi


Daya Manusia (SDM) Sumber Daya yang kurang
yang kurang …. Manusia (SDM) tepat.
yang kurang ….

Berbeda dengan
K.6 Tidak sama dengan Pemilihan diksi
negara-negara maju
7. AZ Negara-negara maju yang yang kurang
yang SDAnya
SDAnya tidak berlimpah tepat.
sedikit.
layaknya Indonesia.

K.1 Mobil memang Mobil adalah Pemilihan diksi


8. GR transportasi yang transportasi yang kurang
diidentikkan dengan diidentikkan tingkat
110

menyamakan dan keamanan yang tepat.


keamanan yang tinggi tinggi, tetapi
tetapi pengguna mobil pengguna mobil
jauh lebih sedikit dari lebih sedikit
pada motor, karena dibandingkan
memang harganya yang motor, karena
cukup mahal. memang harganya
cukup mahal.

K.1 Ada yang terbuka Ada yang terbuka Pemilihan diksi


dan gampang bergaul dan atau mudah bergaul yang kurang
ada juga yang lebih serta ada yang tepat.
memilih untuk menutup tertutup atau tidak
diri dan tidak bergaul mau bergaul
dengan lingkungan dengan lingkungan
barunya. barunya.

K.3 Orang yang Orang terbuka


Pemilihan diksi
9. HZ membuka dirinya terhadap
yang kurang
terhadap lingkungannya lingkungannya
tepat.
tentunya memiliki rasa tentunya memiliki
percaya diri yang lebih rasa percaya diri
tinggi. yang lebih tinggi.

Pemilihan diksi
K.4 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang yang kurang
111

yang memilih untuk tertutup memiliki tepat.


menutup dirinya memiliki rasa percaya diri
rasa percaya diri yang yang kurang dan
kurang dan cenderung cenderung pemalu.
pemalu.

Pemilihan diksi
K.7 Bisa saja orang yang yang kurang
Mungkin, orang
menutup dirinya memiliki tepat.
tertutup memiliki
latar belakang kehidupan
latar belakang
yang kurang harmonis.
kehidupan yang
kurang harmonis.

K.2 Indonesia memiliki Indonesia memiliki Pemilihan diksi


sumber daya yang sumber daya yang yang kurang
memadai, dari minyak, memadai terdiri tepat.
gas alam, emas, batubara, dari: minyak, gas
tembaga, dan lain alam, emas,
sebagainya …. batubara, tembaga,

10. IA dan lain sebagainya


….

Tingkat
K.5 Tingkat Pendidikan, Pendidikan, Pemilihan diksi
112

angka melek huruf, dan kemampuan yang kurang


tingkat kesejahteraan membaca, dan tepat.
dapat mempengaruhi tingkat
Indonesia untuk menjadi kesejahteraan dapat
Negara Maju. mempengaruhi
Indonesia menjadi
Negara Maju.

K.3 Umumnya, orang Umumnya, orang Menimbulkan


dengan golongan darah A bergolongan darah tafsir ganda.
adalah orang yang lebih A memiliki sifat
memendam perasaan memendam
mereka. perasaan.

K.4 Golongan darah A Golongan darah A Menimbulkan


lebih mengedepankan lebih dominan tafsir ganda.
perasaan dari pada emosi. menggunakan
perasaan dari pada
11. LN
emosi.

K.5 Sebaliknya, orang


Sebaliknya, orang Menimbulkan
dengan golongan darah B
bergolongan darah tafsir ganda.
….
B ….

K.7 Sedangkan golongan Pemilihan diksi


Akan tetapi, orang kurang tepat.
darah B lebih
bergolongan darah
113

mementingkan apa yang B lebih memilih


dia lihat pertama kali dan yang terlihat
terkesan simple. simple.

K.6 Ditambah lagi Kemudian, Pemilihan diksi


dengan kesopanannya kesopanannya kurang tepat.

12. LD dalam memanggil nama dalam memanggil


seseorang …. nama seseorang ….

K.5 Sebaliknya, orang Sebaliknya,


orang Pemilihan diksi
yang tidak gemar bermain yang tidak gemar kurang tepat.
video game cenderung bermain video

13. MA stress karena tidak ada game cenderung


yang bisa menghiburnya. stress karena tidak
ada hiburan.

K.7 Entah karena Apakah karena Pemilihan diksi


umurnya belum cukup? umurnya belum kurang tepat.
cukup?

Cinta bisa menjadi


K.9 Cinta bisa menjadi
lebih baik ketika
lebih baik ketika
seseorang dapat
14. MF seseorang dapat
mengendalikannya
mengendalikannya bisa-
apabila tidak, maka
bisa berubah menjadi
menjadi benci.
benci.
114

15. MH K.1 Biasanya orang Umumnya, orang Pemilihan diksi


Indonesia lebih mengenal Indonesia lebih kurang tepat.
seni bela diri Taekwondo, mengenal seni bela
memang taekwondo diri Taekwondo,
materi pelatihannya lebih karena materi
banyak dan lebih mudah pelatihannya lebih
Untuk “mengganti warna banyak dan lebih
sabuk” hanya butuh mudah untuk
waktu sekitar 3 bulan. “mengganti warna
sabuk” hanya
membutuhkan
waktu sekitar 3
bulan.

Sebaliknya, bela
K.3 Sebaliknya karate,
diri karate, cara Pemilihan diksi
dengan cara melatihnya
melatihnya kurang tepat.
yang membuat bosan,
membuat bosan
yaitu terus di ulang-
karena diulang-
ulang.
ulang.

K.1 Kebanyakan di Umumnya, di Pemilihan diksi


Indonesia orang tua yang Indonesia orang tua kurang tepat.
memilki anak adalalah yang memilki anak

16. MI orang yang sudah adalah orang yang


mempunyai status suami- sudah mempunyai
istri. status suami-istri.

K.2 … mereka sadar Mereka menyadari Menimbulkan


17. MY
bahwa OS Android OS Android tafsir ganda.
115

memang OS yang sudah memang OS yang


besar. besar.

K.4 Sebaliknya, teknologi Sebaliknya, Pemilihan diksi


canggih juga teknologi canggih kurang tepat.
menghasilkan dampak dapat
negatif …. menghasilkan
dampak negatif ….

K.7 Kita juga jadi malas Pemilihan diksi


kurang tepat.
dan melakukan hal yang Kita menjadi malas
tidak berguna. dan melakukan hal
18. NN
yang tidak berguna.

K.10 banyak orang


Menimbulkan
mungkin mendapat sisi Banyak orang
tafsir ganda.
positifnya, namun tidak mendapat dampak
sedikit orang yang positif dan dampak
mendapat dampak negatif.
negatifnya.

19. NF K.3 Sebaliknya, dewasa Sebaliknya, Pemilihan diksi


ini beredar barang-barang sekarang banyak kurang tepat.
palsu. barang palsu.

20. NA K.5 … menulis sungguh … menulis sangat Pemilihan diksi


beruntung karena beruntung karena kurang tepat.
memang membaca dan memang membaca
menulis …. dan menulis ….
116

K.8 Lewat membaca, apa Membaca, dari Menimbulkan


tafsir ganda.
yang pernah kita ketahui tidak tahu menjadi
bisa kita pelajari bahkan tahu dan selalu
kita kuasai. dipelajari bahkan
dikuasai.

21. RA K.4 Efek-efek yang Efek-efek


yang Penggunaan
digunakan dalam film digunakan dalam diksi yang
kurang tepat.
fiksi biasanya mampu film fiksi biasanya
membuat kita berkata mampu membuat
“wah” namun bagi penonton, berkata
sebagian orang, itu belum “Wah” namun bagi
seberapa. sebagian orang,
biasa saja.

Namun, kembali
K.11 Namun balik lagi, Penggunaan
kepada pribadi
seperti kata orang, “buku diksi yang
seseorang, seperti kurang tepat.
adalah jendela Dunia”.
kata pepatah,
“Buku adalah
jendela Dunia”

22. RT K.3 Ditambah lagi wanita Kemudian, wanita Pemilihan diksi


selalu heboh dan takmau selalu heboh dan kurang tepat.
kalah soal penampilan takmau kalah soal
apalagi sesama wanita. penampilan apalagi
sesama wanita.
117

23. RU K.2 Padahal, makanan Padahal, makanan Pemilihan diksi


cepat saji mengandung cepat saji kurang tepat.
banyak zat berbahaya dan mengandung
pengawet yang tidak baik banyak zat
untuk tubuh. berbahaya seperti
pengawet yang
tidak baik untuk
tubuh.

24. SB K.1 … berbulu panjang berbulu panjang Menimbulkan


dan tebal dan juga dan tebal serta tafsir ganda.
perawatan kedua ras perawatan kedua
tersebut tidak terlalu ras tersebut mudah
susah dan mahal. dan mahal.

K.5 Kucing Sphynix Kucing Sphynix Penggunaan


menjadi kucing termahal menjadi kucing diksi yang
kurang tepat
karena keunikannya dan termahal karena
kelangkaannya botak keunikannya dan
kucing tersebut. kelangkaannya
„tidak berbulu‟.

25. SF K.10 Disamping itu orang Selain itu, orang Pemilihan diksi
yang mempunyai badan yang mempunyai kurang tepat.
yang gemuk …. badan yang gemuk
….

26 WR K.10 Orang yang Orang yang Penggunaan


diksi yang
118

menggemari bersih-bersih menggemari bersih- kurang tepat.


terkadang juga kurang bersih jarang
memperhatikan memperhatikan
kebersihan tubuh. kebersihan tubuh.

Kesalahan kalimat kedua siswa AF adalah adanya pilihan kata


yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.2 Penulis novel dan pembuat film
saling bekerja sama, sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi
akan sangat menunggu filimnya. Kecermatan adalah ketepatan memilih
kata dalam sebuah kalimat dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Kesalahan
kata „orang yang suka membaca novel‟ kurang tepat dalam kalimat, karena
subjek sebelumnya „penulis‟, „pembuat‟, agar lebih cermat diganti
„penggemar‟. Kalimat yang benar: Penulis novel dan pembuat film saling
bekerjasama, sedangkan pengemar novel fantasi sangat menunggu film.

Kesalahan kalimat kedua siswa AE adalah adanya pilihan kata


yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak
pernah camping/berkemah di alam terbuka, mereka lebih menyukai
menginap di villa ataupun di hotel. Kata „lebih menyukai‟ kurang tepat
dalam kalimat tersebut, maka penulis mengganti dengan kata „lebih
menyukai‟ diubah „lebih memilih‟ agar kalimat lebih cermat. Kalimat
yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak pernah berkemah di alam
terbuka, lebih memilih menginap di villa ataupun di hotel.

Selanjutnya, kalimat ketujuh siswa AE adanya pemilihan diksi


yang kurang tepat. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya,
camping/berkemah mereka yang gemar berkemah dengan alam terbuka,
dengan tenda dan peralatan makan yang seadanya hanya membutuhkan
harga yang terbilang murah, dengan mengandalkan alam dan
119

kemandiriannya. Kata „mengandalkan‟ dalam kalimat tersebut tidak tepat,


karena setelah kata „mengandalkan‟ benda mati, biasanya kata
„mengandalkan” digunakan untuk orang atau sesuatu yang bisa melakukan
pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, kata „mengandalkan‟ diubah menjadi
„memanfaatkan‟. Kalimat yang benar: Mereka yang gemar berkemah di
alam terbuka, membutuhkan biaya yang murah. Sehingga hanya
menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan
alam dan kemandiriannya.

Kesalahan kalimat keempat siswa AR adanya pilihan kata yang


kurang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Bukan karena harganya yang
murah, tetapi pedagang, pengamen, pengemis, bahkan kambing juga
kadang bisa kita jumpai. Kata „kambing‟ dalam kalimat tersebut tidak
cermat dan santun, maka diubah menjadi „binatang‟. Kalimat yang benar:
Bukan karena harganya yang murah, tetapi pedagang, pengamen,
pengemis, bahkan binatang pun bisa dijumpai.
Kesalahan kalimat pertama siswa AA adalah pilihan kata ang
kurang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Kebanyakan orang suka
mendengarkan musik. Kata „kebanyakan‟ kurang tepat jika diletakkan di
awal kalimat, karenamenimbulkan ketidakjelasan subjek. Agar menjadi
kata yang lebih cermat kata „kebanyakan‟ diganti „umumnya‟. Kalimat
yang benar: Umumnya orang suka mendengarkan musik.
Selanjutnya, kalimat ketiga siswa AA adalah pilihan kata ang
kurang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Musik pun sekarang banyak
jenisnya, mulai dari jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai
dangdut. Kata „mulai dari‟ kurang cermat untuk kata awal perincian, maka
kata „mulai dari‟ dapat diubah „yaitu‟. Kalimat yang benar: Sekarang,
musik mempunyai berbagai jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap,
elektronik musik sampai dangdut.
Kesalahan kalimat pertama siswa AP adalah pilihan kata kurang
tepat. kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur biasanya lebih
120

bisa memaknai hidup dan hidupnya akan terasa lebih bahagia, karena
setiap rezeki yang diterima disyukurinya sebagai nikmat dari Allah SWT.
Kata „diterima‟ dalam kalimat tersebut kurang tepat dan menimbulkan
tafsir ganda, maka kata „diterima‟ diubah menjadi „menerima‟. Kalimat
yang benar: Orang yang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih
bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat
dari Allah SWT.
Kesalahan kalimat kedelapan siswa AS termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.8 Sehingga pengoptimalan dalam
mencegah kemacetan di Jakarta belum bisa dilaksanakan dengan baik.
Kata „bisa dilaksanakan dengan baik‟ supaya lebih cermat dapat diubah
menjadi „belum maksimal‟. Kalimat yang benar: Sehingga, pengoptimalan
dalam mencegah kemacetan di Jakarta belum maksimal.
Kesalahan kalimat kelima siswa AZ termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.5 Oleh sebab Sumber Daya
Manusia (SDM) yang kurang …. Penggunaan kata penghubung
antarkalimat yang tidak cermat, maka kata „oleh sebab‟ dapat diubah
menjadi „oleh sebab itu‟. Kalimat yang benar: Oleh sebab itu, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kurang ….
Kesalahan kalimat pertama siswa GR termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang
diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang
harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan kata „memang‟ dalam
kalimat tersebut adalah kurang cermat jika memberikan penjelasan, maka
kata tersebut diganti kata „adalah‟ yang lebih tepat untuk menjelaskan
sesuatu. Kemudian, kata „dari pada‟ merupakan kata yang tidak cermat,
untuk menjadi kalimat yang cermat kata „dari pada‟ diubah menjadi kata
121

„dibandingkan‟. Kalimat yang benar: Mobil adalah transportasi


diidentikkan tingkat keamanan yang tinggi, tetapi pengguna mobil lebih
sedikit dibandingkan motor, karena memang harganya cukup mahal.
Kesalahan kalimat pertama siswa HZ termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Ada yang terbuka dan gampang
bergaul dan ada juga yang lebih memilih untuk menutup diri dan tidak
bergaul dengan lingkungan barunya. Kesalahan pilihan kata yaitu
„gampang‟ dan „lebih memilih untuk menutup diri‟, kata-kata tersebut
menimbulkan tafsir ganda dan tidak cermat. Kata „gampang‟ merupakan
kata yang tidak baku, maka diganti „mudah‟. Kemudian kata „lebih
memilih untuk menutup diri‟ dapat diganti „tertutup‟. Oleh karena itu,
kalimat yang benar: Ada yang terbuka atau mudah bergaul serta ada yang
tertutup atau tidak mau bergaul dengan lingkungan barunya.
Selanjutnya, kalimat ketiga siswa HZ terdapat pilihan kata yang
tidak cermat. Kalimat yang salah: K.3 Orang yang membuka dirinya
terhadap lingkungannya tentunya memiliki rasa percaya diri yang lebih
tinggi. Kesalahan pilihan kata yaitu kata „orang yang membuka dirinya‟
dapat diganti „terbuka‟ agar lebih cermat dan tidak menimbulkan tafsir
ganda. Kalimat yang benar: Orang terbuka terhadap lingkungannya
tentunya memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi.
Kemudian, kesalahan kalimat ketujuh siswa HZ termasuk ciri
kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir
ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.7 Bisa saja
orang yang menutup dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang
kurang harmonis. Kesalahan kecermatan terletak pada kata „Bisa saja
orang yang menutup dirinya‟ kata tersebut tidak cermat, maka kata „bisa
saja‟ diganti „mungkin‟. Kalimat yang benar: Mungkin, orang tertutup
memiliki latar belakang kehidupan yang kurang harmonis.
Kesalahan kalimat kedua siswa IA adalah pilihan kata kurang
tepat. Kalimat siswa: K.2 Indonesia memiliki sumber daya yang memadai,
122

dari minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya.
Kesalahan pilihan kata yaitu „dari‟ kurang cermat untuk merincikan
sesuatu, maka kata „dari‟ diganti „terdiri dari‟. Kata „terdiri dari‟ lebih
tepat jika dijadikan sebuah perincian. Kalimat yang benar: Indonesia
memiliki sumber daya yang memadai terdiri dari: minyak, gas alam,
emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, kalimat kelima siswa IA adalah pilihan kata kurang
tepat. Kalimat siswa: K.5 Tingkat Pendidikan, angka melek huruf, dan
tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia untuk menjadi
Negara Maju. Kesalahan pilihan kata „angka melek huruf‟ kurang cermat
dalam kalimat tersebut, maka diganti „kemampuan membaca‟. Kalimat
yang benar: Tingkat Pendidikan, kemampuan membaca, dan tingkat
kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia menjadi Negara Maju.
Kesalahan kalimat ketiga siswa LN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Umumnya, orang dengan
golongan darah A adalah orang yang lebih memendam perasaan mereka.
Kesalahan kecermatan yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat „ orang
dengan‟ untuk menjadi kalimat yang cermat diganti dengan „orang
bergolongan‟. Kalimat yang benar: Umumnya, orang bergolongan darah
A memiliki sifat memendam perasaan.
Selanjutnya, kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah pilihan
kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah
B lebih mementingkan apa yang dia lihat pertama kali dan terkesan
simple. Kesalahan kecermatan terletak pada kata „lebih mementingkan‟
untuk menjadi kalimat yang lebih cermat, kata tersebut diganti „lebih
memilih‟. Kalimat yang benar: Akan tetapi, orang bergolongan darah B
lebih memilih yang terlihat simple.
Kesalahan kalimat keenam siswa LD termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.6 Ditambah lagi dengan
123

kesopanannya dalam memanggil nama seseorang. Kata „ditambah lagi‟


tidak tepat dalam kalimat tersebut, seharusnya diganti dengan kata
penghubung antarkalimat „kemudian‟ agar lebih cermat. Kalimat yang
benar: Kemudian, kesopanannya dalam memanggil nama seseorang.
Kesalahan kalimat kelima siswa MA, yaitu adanya pilihan kata
yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.5 Sebaliknya, orang yang tidak
gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada yang bisa
menghiburnya. Kata „ada yang bisa menghiburnya‟ merupakan tidak tepat
dalam kalimat tersebut, karena menimbulkan tafsir ganda. Kata tersebut
diganti „hiburan‟. Oleh karena itu, kalimat yang benar: Sebaliknya, orang
yang tidak gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada
hiburan.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa MF, yaitu adanya pilihan kata
yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.7 Entah karena umurnya belum
cukup? Kata yang ditulis miring adalah kata yang tidak baku sehingga kata
tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Kata „entah‟ dapat diganti
„apakah‟ agr lebih cermat. Kalimat yang benar: Apakah karena umurnya
belum cukup?
Kesalahan kalimat pertama siswa MH, yaitu adanya pilihan kata
yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.1 Biasanya orang Indonesia lebih
mengenal seni bela diri Taekwondo, memang taekwondo materi
pelatihannya lebih banyak dan lebih mudah Untuk “mengganti warna
sabuk” hanya butuh waktu sekitar 3 bulan. Kata bertulis miring pilihan
kata kurang tepat dalam kalimat tersebut, agar menjadi kata yang cermat
kata „memang‟ diganti „karena‟ dan „butuh‟ diganti „membutuhkan‟.
Kalimat yang benar: Umumnya, orang Indonesia lebih mengenal seni bela
diri Taekwondo, karena materi pelatihannya lebih banyak dan lebih
mudah untuk “mengganti warna sabuk” hanya membutuhkan waktu
sekitar 3 bulan.
Kesalahan kalimat pertama siswa MI, yaitu adanya pilihan kata
yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.1 Kebanyakan di Indonesia orang
124

tua yang memilki anak adalalah orang yang sudah mempunyai status
suami-istri. Kata „kebanyakan‟ kurang tepat jika diletakkan di awal
kalimat, karena menimbulkan ketidakjelasan subjek. Agar menjadi kata
yang lebih cermat kata „kebanyakan‟ diganti „umumnya‟.
Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu adanya kata yang
menimbulkan tafsir ganda. Kalimat yang salah: K.2 … mereka sadar
bahwa OS Android memang OS yang sudah besar. Kata sadar kurang
tepat dalam kalimat tersebut, karena dengan kata „sadar‟ tidak ada predikat
dalam kalimat dan menimbulkan tafsir ganda. Oleh karena itu, kata „sadar‟
ditambah imbuhan MeN- agar kalimat lebih cermat dan dapat dimengerti
oleh pembaca. Kalimat yang benar: Mereka menyadari OS Android
memang OS yang besar.
Kesalahan kalimat keempat siswa NN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan
kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Sebaliknya, teknologi canggih
juga menghasilkan dampak negatif. Kata yang ditulis miring merupakan
kata yang tidak cermat. Kata „juga‟ diubah menjadi „dapat‟ agar lebih
cermat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, teknologi canggih dapat
menghasilkan dampak negatif.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa NN termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.7
Kita juga jadi malas dan melakukan hal yang tidak berguna. Kata yang
ditulis miring tidak tepat dalam kalimat,agar menjadi kalimat yang cermat
kata „juga jadi‟ diganti „menjadi‟. Kalimat yang benar: Kita menjadi malas
dan melakukan hal yang tidak berguna.

Kesalahan kalimat ketiga siswa NF termasuk ciri kecermatan.


Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3
Sebaliknya, dewasa ini beredar barang-barang palsu. Kesalahan
kecermatan yaitu pada kata „dewasa ini‟, kata tersebut tidak sesuai dengan
kalimat, agar kalimat cermat, maka kata „dewasa ini‟ diubah menjadi
125

„sekarang‟. Kalimat yang benar adalah Sebaliknya, sekarang banyak


barang palsu.
Kesalahan kalimat kelima siswa NA termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.5 …
menulis sungguh beruntung karena memang membaca dan menulis ….
Kesalahan kata „sungguh‟ tidak tepat dalam kalimat, kata tersebut diganti
„sangat‟ agar sesuai dengan kalimat. Kalimat yang benar adalah … menulis
sangat beruntung karena memang membaca dan menulis ….
Kesalahan kalimat keempat siswa RA termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.4
Efek-efek yang digunakan dalam film fiksi biasanya mampu membuat kita
berkata “wah” namun bagi sebagian orang, itu belum seberapa. Kesalahan
kecermatan terletak pada kata bertulis miring, kata-kata tersebut tidak
tepat dalam kalimat dan menimbulkan tafsir ganda. Kata „kita‟ diganti
„penonton‟ dan kata „belum seberapa‟ diganti „biasa saja‟. Kalimat yang
benar: Efek-efek yang digunakan dalam film fiksi biasanya mampu
membuat penonton, berkata “Wah” namun bagi sebagian orang, biasa
saja.
Kesalahan kalimat kesebelas siswa RA termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.11
Namun balik lagi, seperti kata orang, “buku adalah jendela Dunia”. Kata
yang bergaris miring „namun balik lagi‟ merupakan kata yang tidak baku
agar menjadi kata yang baku maka diganti kata „namun‟. Kalimat yang
benar: Namun, kembali kepada pribadi seseorang, seperti kata pepatah,
“Buku adalah jendela Dunia”.
Kesalahan kalimat ketiga siswa RT termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3
Ditambah lagi wanita selalu heboh dan takmau kalah soal penampilan
apalagi sesama wanita. Kata „ditambah lagi‟ termasuk kata yang tidak
baku, agar menjadi kalimat yang baku diganti dengan kata penghubung
126

antarkalimat „kemudian‟. Kalimat yang benar: Kemudian, wanita selalu


heboh dan takmau kalah soal penampilan apalagi sesama wanita.
Kesalahan kalimat kedua siswa RU termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.2
Padahal, makanan cepat saji mengandung banyak zat berbahaya dan
pengawet yang tidak baik untuk tubuh. Kesalahan ciri kecermatan kata
„dan‟ yaitu penggunaan kata penghubung intrakalimat yang tidak tepat.
Kata „zat berbahaya dan pengawet‟, di dalam „pengawet‟ sudah ada „zat
berbahaya‟, maka kata penghubung „dan‟ diganti „seperti‟. Kalimat yang
benar: Padahal, makanan cepat saji mengandung banyak zat berbahaya
seperti pengawet yang tidak baik untuk tubuh.
Kesalahan kalimat kelima siswa SB, yaitu adanya pilihan kata yang
tidak tepat. Kalimat yang salah: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
termahal karena keunikannya dan kelangkaannya botak kucing tersebut.
Kesalahan kecermatan terletak kata „botak‟, kurang tepat kata „botak‟
hanya identik orang yang tidak mempunyai rambut, sedangkan dalam
kalimat „botak‟ kucing yang tidak mempunyai bulu, agar kalimat cermat
dan tidak menafsirkan ganda kata „botak‟ diubah „tidak berbulu‟. Kalimat
yang benar: Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya
dan kelangkaannya „tidak berbulu‟.
Kesalahan kalimat kesepuluh siswa SF termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.10
Disamping itu orang yang mempunyai badan yang gemuk. Kesalahan
kecermatan terletak kata „disamping itu‟ kata tersebut tidak tepat jika
digunkan sebagai kata penghubung, maka kata tersebut diubah dengan
kata penghubung antarkalimat yang makna sama, yaitu „selain itu‟.
Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang mempunyai badan yang
gemuk.
Kesalahan kalimat kesepuluh siswa WR termasuk ciri kecermatan.
Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.10
Orang yang menggemari bersih-bersih terkadang juga kurang
127

memperhatikan kebersihan tubuh. Kesalahan kecermatan terletak kata


bertulis miring, kata tersebut kurang tepat digunakan dalam kalimat. Oleh
karena itu, kata bertulis miring diubah menjadi „jarang‟ agar lebih cermat.
Kalimat yang benar: K.10 Orang yang menggemari bersih-bersih
terkadang juga kurang memperhatikan kebersihan tubuh.

Tabel 4.17
Kesalahan Penggunaan Ciri Kepaduan

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

K.2 Namun, ada juga Namun, ada juga Penggunaan


yang suka menulis novel yang suka menulis kalimat
fiksi fantasi karena dia novel fiksi fantasi bertele-tele.
mempunyai imajinasi karena mempunyai
yang tinggi dan imajinasi yang
mempunyai ide untuk tinggi dan
menyusun imajinasi- imajinasinya
imajinasinya dalam dituangkan dalam
sebuah novel. sebuah novel.

1. AF K.3 Sedangkan orang Selain itu, orang Penggunaan


yang suka membaca yang suka kata tidak
novel fantasi ia suka membaca novel padu.
dengan sesuatu yang fantasi suka dengan
menantang, karena sesuatu yang
biasanya dalam novel menantang, karena
fantasi terdapat beberapa novel fantasi
cerita yang menegangkan terdapat beberapa
dan membuat pembaca cerita menegangkan
penasaran. dan membuat
128

pembaca penasaran.

K.5 Penulis novel dan Penggunaan


pembuat film saling kata tidak
Penulis novel dan
bekerja sama, sedangkan padu.
pembuat film saling
orang yang suka
bekerjasama,
membaca novel fantasi
sedangkan
akan sangat menunggu
pengemar novel
filimnya, karena cerita
fantasi sangat
yang ia sukai akan
menunggu film
diangkat kelayar lebar.
yang disukai
diajngkat kelayar
lebar.

K.1 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


mengadakan camping di mengadakan kalimat
alam terbuka, umumnya camping di alam bertele-tele.
mereka termaksud orang terbuka, umumnya
yang suka pada alam orang yang
atau keindahannya alam. menyukai
keindahan alam.

2. AE

Dirasa lebih Penggunaan


K.3 Yang dirasa lebih
nyaman kalimat
nyaman dibandingkan
dibandingkan bertele-tele.
berkemah yang dirasa
berkemah lebih
merepotkan.
merepotkan.
129

K.6 memang harga yang Harga penawaran Penggunaan


ditawarkan oleh villa atau hotel kalimat
villa/hotel sangat menarik sangat menarik bertele-tele.
dari pelayanan hotel/villa sesuai pelayanan
yang ditawarkan dan dan fasilitas yang
fasilitas yang disediakan disediakan serta
dengan harga yang cukup harganya pun
mahal. cukup mahal.

K.7 Sebaliknya, Mereka yang gemar Penggunaan


camping/berkemah berkemah di alam kalimat
mereka yang gemar terbuka, bertele-tele.
berkemah dengan alam membutuhkan
terbuka, dengan tenda biaya murah.
dan peralatan makan yang Sehingga hanya
seadanya hanya menggunakan
membutuhkan harga tenda, peralatan
yang terbilang murah, makanan seadanya,
dengan mengandalkan dan memanfaatkan
alam dan alam dan
kemandiriannya. kemandiriannya.

K.1 Pesawat selalu Pesawat selalu Penggunaan


diidentikkan dengan diidentikkan kalimat
3. AR
transportasi kelas satu, dengan transportasi bertele-tele.
bukan hanya karena kelas satu, bukan
130

memiliki waktu tempuh hanya memiliki


yang paling singkat. waktu tempuh
paling singkat.

K.2 Tetapi, karena


Penggunaan
pesawat dipandang Akan tetapi,
kata tidak
sebagai transportasi pesawat dipandang
padu.
canggih dengan sumber sebagai transportasi
daya yang mumpuni, canggih dengan
walaupun tidak menutup sumber daya yang
kemungkinan adanya mumpuni tetapi
insiden. tidak menutup
kemungkinan
adanya insiden.

K.3 Sebaliknya, kereta Penggunaan


Sebaliknya, kereta
api dianggap sebagai kalimat
api dianggap
transportasi yang terlalu bertele-tele.
sebagai transportasi
merakyat.
merakyat.

K.3 Hampir semua Hampir semua Penggunaan


kalangan suka kalangan suka kalimat
mendengarkan musik, mendengarkan bertele-tele.
tidak memandang ras, musik. Semua

4. AA kelompok, keturunan, orang dapat


bahasa, ataupun kelas menikmati musik
tidak menghalang dengan tidak
seseorang untuk memandang ras,
menikmati musik. kelompok,
131

keturunan, bahasa,
ataupun kelas.

K.1 Orang yang banyak Orang banyak Penggunaan


bersyukur biasanya lebih bersyukur dapat kalimat
bisa memaknai hidup dan memaknai hidup bertele-tele.
hidupnya akan terasa lebih bahagia,
lebih bahagia, karena karena orang
5. AP
setiap rezeki yang bersyukur
diterima disyukurinya menerima rezeki
sebagai nikmat dari Allah sebagai nikmat dari
SWT. Allah SWT.

K.4 Dia akan merasa Dia akan merasa Penggunaan


tidak tenang ketika apa tidak tenang ketika kalimat
yang menjadi kewajibannya bertele-tele.
kewajibannya belum belum terlaksana.
terlaksana.

K.5 Sedangkan orang


6. AN Sebaliknya, orang
yang belum memiliki rasa Penggunaan
yang belum
tanggung jawabnya akan kalimat
memiliki rasa
tidak peduli dengan apa bertele-tele.
tanggung jawab
yang menjadi
tidak akan peduli
kewajibannya.
dengan
kewajibannya.
132

K.6 Dia tidak merasa Dia tidak gelisah


gelisah disaat disaat
Penggunaan
kewajibannya belum kewajibannya
kalimat
terlaksana, karena dia belum terlaksana
bertele-tele.
tidak merasa itu adalah dan tidak peduli
kewajibannya. dengan
kewajibannya.

K.1 Kemacetan di Jakarta Kemacetan di Penggunaan


bisa dibilang sudah Jakarta sangat kalimat
sangat parah. parah. bertele-tele.

7. AS K.2 Pagi dan sore hari Pagi dan sore Penggunaan


menjadi puncak menjadi puncak kalimat
kemacetan di Ibukota kemacetan di bertele-tele.
Jakarta ini. Ibukota Jakarta.

K.1 Orang yang rajin Orang rajin Penggunaan


menabung biasanya menabung kalimat
mempunyai kebiasaan mempunyai bertele-tele.
untuk hidup hemat, hemat kebiasaan untuk
disini bukan berarti pelit, hidup hemat, hemat

8. AY tetapi menggunakan uang bukan berarti pelit,


secukupnya sesuai tetapi
dengan kebutuhan. menggunakan uang
secukupnya sesuai
kebutuhan.
133

K.5 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang Penggunaan


yang boros atau hanya yang boros hanya kalimat
membuang buang saja membuang-buang bertele-tele.
biasanya ia membeli barang. Ia membeli
barang hanya untuk barang untuk
memuaskan hawa memuaskan hawa
nafsunya sesaat, saat dia nafsunya sesaat,
mulai bosan barang ketika mulai bosan
tersebut tidak digunakan barang tersebut
lagi dan disia-siakan tidak digunakan
begitu saja, ia hanya lagi. Ia hanya
memikirkan kenikmataan memikirkan
jangka pendek, sehingga kenikmatan jangka
hidupnya menjadi lebih pendek, sehingga
tidak terarah. hidupnya tidak
terarah.

K.1 Mobil memang Mobil adalah Penggunaan


transportasi yang transportasi kalimat
diidentikkan dengan diidentikkan bertele-tele.
menyamakan dan kenyamanan dan
keamanan yang tinggi tingkat keamanan

9. AZ tetapi pengguna mobil yang tinggi, tetapi


jauh lebih sedikit dari pengguna mobil
pada motor, karena lebih sedikit
memang harganya yang dibandingkan
cukup mahal. motor, karena
memang harganya
134

cukup mahal.

K.6 Banyak faktor yang Banyak faktor Kata tunjuk


memengaruhi sifat memengaruhi sifat tidak penting.
seorang itu. seorang.

K.7 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang


Penggunaan
yang membuka dirinya yang terbuka
10. GR kalimat
memiliki latar belakang memiliki latar
bertele-tele.
kehidupan yang harmonis belakang kehidupan
harmonis saja sehingga yang harmonis,
seperti tidak ada masalah seperti tidak ada
yang menimpanya. masalah
menimpanya.

K.3 Terlebih lagi dengan Terlebih lagi Penggunaan


pendapatan perkapita dengan pendapatan kalimat
Indonesia yang sudah perkapita Indonesia bertele-tele.
mencapai AS$ 4.700 sudah mencapai
menunjukkan bahwa AS$ 4.700
Indonesia mulai menunjukkan
menunjukkan peningkatan Indonesia mulai
11. HZ
ekonomi yang signifikan. meningkatkan
ekonomi yang
signifikan.
135

K.6 Dalam hal Selain itu, orang Penggunaan


penampilan, golongan bergolongan darah kalimat
darah A lebih berpikir A sangat bertele-tele.
memakai pakaian yang memperhatikan
menyesuaikan dengan penampilan,
karakter diri mereka. misalnya memakai
pakaian sesuai
dengan
karakternya.

K.3 Contohnya adalah Contohnya, Penggunaan


kebiasaan mengucap kebiasaan kalimat
salam kepada siapa saja, mengucap salam bertele-tele.
baik kepada orang yang kepada siapa saja,
lebih muda, sebaya baik orang yang
12. IA maupun kepada orang lebih muda, sebaya
yang lebih tua. maupun yang lebih
tua.

K.7 Sebaliknya, berbeda Sebaliknya, orang- Penggunaan


dengan orang-orang di orang di Negara kalimat tidak
negara eropa, amerika, Eropa, Amerika, hemat.
dan lain-lain. mereka dan lain-lain.
13. LN
jarang sekali mencium Mereka jarang
tangan orang yang lebih sekali mencium
tua, bahkan kepada orang tangan orang yang
lebih tua, bahkan
136

tua sendiri. kepada orang tua


sendiri.

K.1 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


bermain video game bermain video kalimat
mempunyai sifat yang game mempunyai bertele-tele.
serius dan fokus. sifat serius dan
fokus.

Mereka pun
K.3 Mereka pun juga bisa
beranggapan Penggunaan
menghilangkan stress dan
dengan bermain kata tidak
depresi jika bermain
14. LD game dapat hemat.
video game.
menghilangkan
stress dan depresi.

K.4 Dan mereka pun bisa Selain itu, mereka


bekerja sama dan bisa pun bisa bekerja
meningkatkan kreatifitas. sama dan
meningkatkan
kreatifitas.

K.1. Banyak di Dunia Di dunia, banyak Kalimat tidak


yang mengerti tentang yang mengerti padu
cinta. cinta.

15. MA
K.3 Cinta dapat membuat Cinta dapat
Penggunaan
seseorang menjadi lebih membuat seseorang
kata tidak
semangat dan berjuang lebih semangat dan
padu.
berjuang untuk
137

untuk sesuatu. sesuatu.

K.6 Sebaliknya, tidak Sebaliknya, di Kalimat tidak


sedikit di Dunia ini yang dunia tidak sedikit padu.
tidak mengerti tentang yang tidak mengerti
cinta. cinta.

K.9 Cinta bisa menjadi Cinta bisa menjadi


lebih baik ketika lebih baik ketika Penggunaan
seseorang dapat seseorang dapat kalimat

16. MF mengendalikannya bisa- mengendalikannya bertele-tele.


bisa berubah menjadi apabila tidak, maka
benci. menjadi benci.

K.2 Tapi jelas dengan Namun, ketentuan Penggunaan


seperti membuat kita seperti itu, kalimat
cepat lupa akan materi membuat anak bertele-tele.
pengajarannya. didik cepat lupa
akan materi
pengajarannya.

17. MH K.3 Sebaliknya karate,


Sebaliknya, bela Penggunaan
dengan cara melatihnya
diri karate, cara kalimat
yang membuat bosan,
melatihnya bertele-tele.
yaitu terus di ulang-
membuat bosan
ulang.
karena diulang-
ulang.
138

K.5 Namun itu sangat Namun, sangat Penggunaan


bagus karena dapat bagus untuk kalimat
memahaminya lebih memahami lebih bertele-tele.
matang dan karate untuk matang karena
“Mengganti warna membutuhkan
sabuk” membutuhkan waktu sekitar 8
waktu sekitar 8 bulan. bulan untuk
“mengganti warna
sabuk”.

K.2 Yang sah atau Sah artinya Penggunaan


melalui pernikahan yang pernikahan yang kalimat
sah sesuai agama karena sesuai agama dan bertele-tele.
itu merupakan ketetapan menjadi ketetapan
atau kewajiban seorang atau kewajiban
pria dan wanita ingin seorang pria dan
berpasangan lebih serius. wanita ingin
berpasangan lebih
serius.

18. MI
K.3 Sebaliknya
Sebaliknya, orang Penggunaan
kebanyakan orang luar
luar negeri terutama kalimat
negeri terutama orang
orang barat, jika bertele-tele.
barat mereka kalau
ingin melakukan
mereka yang ingin
hubungan suami-
melakukan hubungan
istri tidak harus
suami-istri tidak harus
menikah, karena
melakukan pernikahan
mereka
karena menurut mereka
berpendapat ingin
ingin mempunyai anak
139

baru ingin menikah. mempunyai anak


baru menikah.

K.4 Ketimbang di Penggunaan


Indonesia orang Berbeda di kalimat
Indonesia orang yang Indonesia, orang bertele-tele.
melakukan hubungan yang melakukan
suami-istri di luar nikah hubungan suami-
pasti akan dicela sebagai istri di luar nikah
pezina atau pendosa. pasti akan dicela
sebagai pezina atau
pendosa.

K.2 Padahal masih Padahal, OS lain Penggunaan


banyak OS lain selain selain Android kalimat
Android seperti windows, seperti windows, bertele-tele.
IOS, dan lainnya IOS, dan lain-lain.
pengguna OS Android Pengguna OS
biasanya akan Android biasanya
merendahkan OS lainnya akan merendahkan
dikarenakan OS Android OS lainnya, karena
19. MY adalah OS terbesar, OS Android adalah
sedangkan pengguna OS OS terbesar,
lain hanya bisa sedangkan
membanggakan OSnya, penggunan OS lain
mereka sadar bahwa OS hanya bisa
Android memang OS membanggakan
yang sudah besar. OSnya. Mereka
menyadari OS
Android memang
140

OS yang besar.

K.3 Pengguna OS Pengguna OS Penggunaan


android cenderung lebih android cenderung kalimat
hemat dalam masalah lebih hemat uang, bertele-tele.
uang, dikarenakan karena aplikasinya
aplikasi lebih banyak banyak yang gratis.
yang gratis.

K.4 Sebaliknya, Penggunaan


Sebaliknya,
pengguna IOS cenderung kalimat
pengguna IOS
lebih boros disebabkan bertele-tele.
cenderung lebih
aplikasinya banyak yang
boros disebabkan
harus bayar, untuk
aplikasinya
mendowload lagupun
berbayar, misalnya
harus bayar.
untuk mendowload
lagu pun harus
bayar.

K.4 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


menulis sesuatu, atau menulis atau kalimat
orang yang lebih suka mengungkapkan bertele-tele.
mengungkapkan sesuatu sesuatu melalui
melalui tulisan, tulisan, cenderung
20. NH cenderung memiliki sifat memiliki sifat yang
yang tidak berani atau tidak berani atau
susah mengemukakan susah
pendapat mereka dengan mengemukakan
cara berbicara langsung. pendapat dengan
141

cara berbicara
langsung.

K.6 Sebaliknya, orang Penggunaan


yang terampil atau Sebaliknya, orang kalimat
terbiasa berbicara yang terampil bertele-tele.
langsung akan mengalami berbicara langsung
kesulitan ketika harus akan mengalami
mengungkapkan sesuatu kesulitan ketika
melalui tulisan tangan. mengungkapkan
sesuatu melalui
tulisan.

K.7 Mereka akan pusing


Mereka akan Penggunaan
dan merasa frustasi
pusing dan bingung kalimat
karena bingung dengan
memilih kata yang bertele-tele.
pilihan kata seperti apa
tepat untuk
yang cocok untuk
digunakan.
digunakan.

K.1 Teknologi yang Teknologi yang Penggunaan


semakin canggih semakin canggih kata tidak
menghasilkan dampak menghasilkan hemat.
positif juga negatif dalam dampak positif dan
kehidupan sehari-hari. negatif dalam
21. NN
kehidupan sehari-
hari.
142

K.2 Adanya teknolgi Adanya teknolgi Penggunaan


canggih kini membuat canggih membuat kata tidak
para siswa serta kalangan para siswa serta padu.
lainnya dapat berinteraksi kalangan lainnya
dan berkomunikasi secara dapat
leluasa dengan penduduk berkomunikasi
global. secara leluasa
dengan penduduk
global.

K.5 Selain mata bisa


Selain bisa merusak Penggunaan
rusak, kecanduan
mata, kecanduan kalimat
berkomunikasi
berkomunikasi bertele-tele.
menggunakan media
menggunakan
sosial di handphone juga
media sosial di
dapat membuat kita
handphone dapat
semakin jarang untuk
membuat seseorang
berkomunikasi face-to-
semakin jarang
face.
untuk
berkomunikasi
face-to-face.

K.6 Padahal, komunikasi


Penggunaan
langsung sebenarnya Padahal,
kalimat
lebih berarti dan lebih komunikasi
bertele-tele.
dapat dimengerti, juga langsung
dapat mengurangi sebenarnya lebih
kesalahpahaman dalam berarti dan dapat
143

berkomunikasi. dimengerti, serta


mengurangi
kesalahpahaman
dalam
berkomunikasi.

Banyak orang Kalimat bertele-


K.10 banyak orang
mendapat dampak tele.
mungkin mendapat sisi
positif dan dampak
positifnya, namun tidak
negatif.
sedikit orang yang
mendapat dampak
negatifnya.

K.2 tapi juga memiliki Beberapa orang Penggunaan


rasa kebanggaan memiliki barang kalimat
tersendiri serta haruslah asli, bukan bertele-tele.
kepercayaan dengan karena rasa yakin
barang tersebut. atas keaslian
barang, tetapi rasa
bangga tersendiri.

22. NF
Penggunaan
K.4 Memang harganya
Barang palsu kalimat
lebih murah tetapi
memang harganya bertele-tele.
kualitas dari barang-
lebih murah, tetapi
barang palsu tidak sebaik
kualitas barang
dengan barang-barang
tidak sebaik barang
yang asli.
asli.
144

K.1 Orang sudah terbiasa Umumnya, orang Penggunaan


dan gemar membaca dan gemar membaca kalimat
menulis pada umumnya dan menulis akan bertele-tele.
akan memiliki imajinasi memiliki imajinasi
dan daya khayal yang dan daya khayal
tinggi. yang tinggi.

K.9 Membaca dan Membaca dan Penggunaan


menulis pun terkesan menulis pun kalimat
mudah karena dari kecil terkesan mudah bertele-tele.
semua orang kebanyakan karena
dasar belajarnya adalah keterampilan

23. NA membaca dan menulis. tersebut sudah


menjadi dasar
K.10 Membaca dan
pembelajaran sejak
menulis memang tidak
kecil.
bisa dipelajari seperti
keahlian lain karena Penggunaan
membaca dan menulis kalimat
Membaca dan
hanya dapat bertele-tele.
menulis tidak bisa
dikembangkan oleh diri
dipelajari seperti
kita sendiri.
keahlian lain karena
keterampilan
tersebut dapat
dikembangkan oleh
diri sendiri.
145

K.11 Lain halnya dengan Berbeda dengan


orang yang tak orang yang tidak
Penggunaan
mempunyai kemampuan mempunyai
kalimat
membaca dan menulis kemampuan
bertele-tele.
bahwa memang malas membaca dan
membaca dan menulis. menulis karena
malas.

K.16 Tapi, sebenarnya


tak banyak orang yang Akan tetapi, tidak
Penggunaan
dapat memanfaatkan banyak orang
kalimat
membaca dan menulis memanfaatkan
bertele-tele.
menjadi suatu keahlian di membaca dan
masa depan. menulis menjadi
suatu keahlian di
masa depan.

K.18 Orang yang tak


Orang yang tidak
membiasakan dirinya
membiasakan Penggunaan
untuk membaca dan
dirinya membaca kalimat
menulis pasti akan
dan menulis pasti bertele-tele.
mengalami kesulitan,
akan mengalami
dalam berbagai aspek
kesulitan, karena di
karena memang pada
dunia ini banyak
umumnya semua yang
yang berhubungan
ada di dunia ini banyak
dengan membaca
yang berhubungan
dan menulis.
dengan membaca dan
menulis.
146

K.1 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


membaca buku fiksi, membaca buku kalimat
pasti pada saat buku fiksi, saat bukunya bertele-tele.
tersebut dijadikan sebuah akan dijadikan film,
film, ada yang suka dan ada yang suka dan
tidak suka. tidak suka.

K.3 Sedangkan bagi yang Namun, orang yang Penggunaan


tidak suka, berkata bahwa tidak suka, berkata kalimat
filmnya sangat jauh dari bahwa filmnya bertele-tele

24. RA apa yang ada dibuku, sangat jauh dari


yang diharapkan dan cerita yang
yang diperkirakannya. diharapkan dan
diperkirakannya.

K.6 Setelah melihat Penggunaan


filmnya, mereka bilang Setelah melihat kalimat
bahwa filmnya sangat filmnya, mereka bertele-tele.
jauh dari bukunya. mengatakan
filmnya sangat
berbeda dari buku.

K.1 Perempuan pada Umumnya, Penggunaan


umumnya mereka gemar perempuan gemar kalimat
mempercatik diri, jalan- mempercantik diri, bertele-tele.

25. RT jalan berbelanja dan jalan-jalan,


banyak lagi. berbelanja, dan
lain-lain.
K.4 Perempuan yang
cenderung membutuhkan Perempuan dalam Penggunaan
147

lebih banyak hal contoh berbusana kalimat


saja dan cara berpakaian membutuhkan bertele-tele.
wanita muslim, mereka banyak hal, seperti
membutuhkan kerudung, jilbab, rok, kaos
rok, baju, kaus kaki dan kaki sampai
ditambah lagi ketika saat mukena untuk
membutuhkan mukena. salat.

K.5 Dalam hal emosi


wanita lebih banyak Penggunaan
Wanita dalam hal
membawa-bawa kalimat
emosi, lebih banyak
perasaanya oleh karena bertele-tele.
mengedepankan
itu perempuan cenderung
perasaanya, maka
lebih sensitif.
perempuan
cenderung lebih
sensitif.
K.6 Sebaliknya laki-laki
lebih cuek dan tidak Sebaliknya laki-laki Penggunaan
peduli pada penampilan dalam hal kalimat
walaupun ada beberapa berpakaian lebih bertele-tele.
laki-laki yang cuek, walaupun ada
memperhatikan beberapa laki-laki
penampilannya. yang
memperhatikan
penampilannya.

K.7 Dalam hal Penggunaan


Laki-laki sangat
berpakainpun laki-laki kalimat
simple dalam
sangat simple karena laki- bertele-tele.
berpakaian
lakipun tidak banyak
dikarenakan tidak
variasi berpakainnya laki-
148

laki dalam hal emosi banyak variasi


cenderung lebih bisa berpakaian serta
menahan diri dan lebih dalam emosi lebih
bijak sana dalam bisa menahan diri
bersikap. atau lebih bijaksana
dalam bersikap.

K.1 Rata-rata orang di Rata-rata orang di Penggunaan


zaman sekarang lebih zaman sekarang kalimat
suka memakan makanan lebih suka bertele-tele.
cepat saji yang dirasa memakan makanan
26. RU
lebih praktis dan mudah cepat saji, karena
untuk didapat. lebih praktis dan
mudah didapat.

K.3 Berbeda dengan Berbeda dengan Penggunaan


peminat kucing ras peminat kucing ras kalimat
sphynix, walaupun sphynix, walaupun bertele-tele.
kucing sphynix sudah kucing sphynix
lumayan terkenal, tetapi sudah lumayan
peminatnya masih sangat terkenal, tetapi
sedikit, bagaimana tidak, peminatnya masih
27. SB kucing yang yang tidak sangat sedikit,
berbulu atau „harless‟ ini karena, kucing
menjadi kucing termahal yang yang tidak
di dunia. berbulu atau
„harless‟ menjadi
kucing termahal di
dunia.
149

K.1 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


berolahraga, biasanya berolahraga, kalimat
suka untuk memelihara biasanya bertele-tele.
kesehatannya sendiri. memelihara
kesehatannya.

Basket adalah
K.4 Basket adalah
olahraga yang Penggunaan
olahraga yang
menggunakan bola kalimat
menggunakan bola
sebagai alatnya. bertele-tele.
sebagai objek olah raga
Aturan dalam
basket, olah raga basket
olahraga basket
tersebut hanya
yaitu, hanya
diperbolehkan untuk
diperbolehkan
menggunkan tangan saja.
memainkan bola
28. SA menggunakan
tangan.

K.5 Sebaliknya, sepak Penggunaan


bola adalah olahraga yang Sebaliknya, sepak kalimat
menggunakan bola juga bola adalah bertele-tele.
tapi boleh menggunakan olahraga yang
tangan, dan boleh juga menggunakan bola
untuk menggunakan kaki juga tapi boleh
untuk menendang bola menggunakan
tersebut. tangan, dan boleh
juga untuk
menggunakan kaki
untuk menendang
bola tersebut.
150

K.2 Orang yang gemar Orang yang gemar Kalimat bertele-


berolahraga cenderung berolahraga tele.

lebih memperhatikan cenderung lebih


asupannya dan memilih memperhatikan
asupan apa saja yang asupannya dan
dibutuhkan oleh tubuh. memilih asupan
yang dibutuhkan
tubuh.

Kalimat bertele-
K.3 Contohnya seperti
Contohnya tele.
sekarang ini, sedang
sekarang, sedang
banyak macam-macam
banyak macam
makanan yang hanya
makanan hanya
mementingkan rasa dan
mementingkan rasa
29. SF bentuk-bentuk yang
dan bentuk indah,
indah, lucu, dan unik, dan
lucu, dan unik,
kurang memperhatikan
serta kurang
apa-apa yang dikandung
memperhatikan
makanan itu sendiri.
kandungan
makanan itu
sendiri.

K.6 Padahal, kalau hanya Kalimat bertele-


berniat mencari makanan Padahal, berniat tele.

untuk camilan dapat mencari makanan


diganti dengan buah- untuk camilan
buahan yang disuka. dapat diganti
dengan buah-
buahan yang
151

disuka.

K.7 Disamping memilih- Selain itu, memilih-


Kalimat bertele-
milih asupan yang baik, milih asupan yang
tele.
harus dibarengi dengan baik, harus
berolahraga, yang dibarengi dengan
bermaksud jika asupan berolahraga, karena
yang kita makan jika tidak makanan-
berlebihan dengan energi makanan tersebut
yang kita butuhkan untuk akan menetap di
beraktifitas, dapat dalam tubuh dan
dihabisi dengan berubah menjadi
berolahraga, karena jika timbunan-timbunan
tidak makanan-makanan lemak yang sangat
tersebut akan menetap dihindari oleh
didalam tubuh dan sebagian kalangan
berubah menjadi wanita.
timbunan-timbunan
lemak yang sangat
dihindari oleh sebagian
kalangan wanita.

K.8 Sebaliknya, orang


Sebaliknya, orang Kalimat bertele-
yang tidak gemar
yang tidak gemar tele.
berolahraga kebanyakan
berolahraga
memiliki badan yang
kebanyakan
kurang sehat dan
memiliki badan
mempunyai timbunan
yang kurang sehat
lemak yang berlebih.
dan gemuk.
K.9 Kebanyakan dari
152

mereka yang berbadan


gemuk biasanya asal Kalimat bertele-
Kebanyakan orang
dalam memilih asupan, tele.
berbadan gemuk,
dan memilih berdiam
biasanya tidak
dirumah (tidur, menonton
berhati-hati
tv) yang menyebabkan
memilih asupan dan
mereka kurang
berdiam diri di
beraktifitas membuat
rumah, kurang
energi yang harusnya
aktivitas, energi
dipakai dengan baik
yang tidak
berubah menjadi
digunakan menjadi
timbunan-timbunan
timbunan-timbunan
lemak.
lemak.

K.2 Umumnya orang Umumnya orang Penggunaan


yang gemar bersih-bersih yang gemar bersih- kalimat
akan membuat bersih akan bertele-tele.
lingkungan disekitarnya membuat
tampak lebih bersih dan lingkungan
nyaman untuknya. disekitarnya
tampak lebih bersih
dan nyaman.
30. WR

K.3 Orang yang gemar Penggunaan


Orang yang gemar
bersih-bersih dan sudah kalimat
bersih-bersih, akan
terbiasa bersih dan rapi, bertele-tele.
merasa kurang
akan merasa kurang
nyaman ketika
nyaman ketika melihat
melihat sesuatu
sesuatu yang kotor dan
yang kotor dan
153

tidak teratur/rapi. tidak rapi.

K.4 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan


bersih-bersih akan merasa bersih-bersih akan kalimat
ingin bekerja untuk merasa ingin bertele-tele.
melakukan bersih-bersih merapikan tempat
tempat yang kotor atau yang kotor atau
tidak rapi. tidak rapi

K.7 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang Penggunaan


yang tidak gemar bersih- yang tidak gemar kalimat
bersih akan terlihat dalam bersih-bersih akan bertele-tele.
kesehariannya seperti terlihat terlihat
terlihat kotor dan tidak kotor dan tidak
rapih. rapi.

K.8 Orang yang tidak Orang yang tidak Penggunaan


menggemari bersih-bersih menggemari bersih- kalimat
akan merasa biasa saja bersih akan tidak bertele-tele.
ketika di tempat yang peduli terhadap
kurang bersih dan rapi. tempat kotor dan
tidak rapi.
154

Kesalahan kalimat kedua siswa AF, yaitukalimat tidak padu.


Kalimat yang salah: K.2 Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi
fantasi karena dia mempunyai imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide
untuk menyusun imajinasi-imajinasinya dalam sebuah novel. Kesalahan
kepaduan disebabkan adanya pengulangan kata kerja. Oleh karena itu, kata
„mempunyai‟ kedua dihilangkan agar kalimat tidak bertele-tele. Kalimat
yang benar: Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi karena
mempunyai imajinasi yang tinggi dan imajinasinya dituangkan dalam
sebuah novel.
Selanjutnya, kesalahan kalimat ketiga siswa AF, yaitu tidak adanya
koherensi atau kepaduan kalimat, karen banyak menggunakan kata yang
tidak perlu. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan orang yang suka
membaca novel fantasi ia suka dengan sesuatu yang menantang, karena
biasanya dalam novel fantasi terdapat beberapa cerita yang menegangkan
dan membuat pembaca penasaran. Kesalahan kepaduan adanya kata
„biasanya‟ dan „yang‟, untuk menjadi kalimat yang padu, maka kata
tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang suka
membaca novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang, karena
novel fantasi terdapat beberapa cerita menegangkan dan membuat
pembaca penasaran.
Kesalahan kalimat pertama siswa AE, yaitu adanya kalimat bertele-
tele sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.1 Orang yang
gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya mereka termaksud
orang yang suka pada alam atau keindahannya alam. Kesalahan kepaduan
pada kata „mereka termaksud‟ dan „pada‟ merupakan kata bertele-tele,
sebaiknya kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang yang
gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang
menyukai keindahan alam.
Selanjutnya, kesalahan kalimat keenam siswa AE, yaitu tidak
adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.6 memang harga yang
ditawarkan oleh villa/hotel sangat menarik dari pelayanan hotel/villa yang
155

ditawarkan dan fasilitas yang disediakan dengan harga yang cukup mahal.
Kesalahan kecermatan pada kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat
padu dan tidak bertele-tele, kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang
benar: Harga penawaran villa atau hotel sangat menarik sesuai pelayanan
dan fasilitas yang disediakan serta harganya pun cukup mahal.
Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa AE, yaitu kalimat yang
tidak koherensi. Kaimat yang salah: K.7 Sebaliknya, camping/berkemah
mereka yang gemar berkemah dengan alam terbuka, dengan tenda dan
peralatan makan yang seadanya hanya membutuhkan harga yang terbilang
murah, dengan mengandalkan alam dan kemandiriannya. Kesalahan
kepaduan terletak urutan kalimat yang tidak simetris dan menggunakan
kalimat yang tidak perlu. Kata yang bercetak miring, sebaiknya
dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar: Mereka yang gemar
berkemah di alam terbuka, membutuhkan biaya murah. Sehingga hanya
menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan
alam dan kemandiriannya.
Kesalahan kalimat pertama siswa AR adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Pesawat selalu
diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan hanya karena memiliki
waktu tempuh yang paling singkat. Kata „bukan hanya karena‟ merupakan
kalimat bertele-tele, maka kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang
benar: Pesawat selalu diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan
hanya memiliki waktu tempuh paling singkat.
Selajutnya, kesalahan kalimat ketiga siswa AE, yaitu tidak adanya
kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya, kereta api
dianggap sebagai transportasi yang terlalu merakyat. Kesalahan
kecermatan terletak pada kata „yang terlalu‟ merupakan kata bertele-tele.
Kalimat yang benar: Sebaliknya, kereta api dianggap sebagai transportasi
merakyat.
Kesalahan kalimat ketiga siswa AA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Hampir semua
156

kalangan suka mendengarkan musik, tidak memandang ras, kelompok,


keturunan, bahasa, ataupun kelas tidak menghalang seseorang untuk
menikmati musik. Kalimat tersebut bertele-tele. Oleh karena itu, kalimat
yang benar adalah Hampir semua kalangan suka mendengarkan musik.
Semua orang dapat menikmati musik dengan tidak memandang ras,
kelompok, keturunan, bahasa, ataupun kelas.
Kesalahan kalimat pertama siswa AP, yaitu adanya kalimat yang
tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.1 Orang
yang banyak bersyukur biasanya lebih bisa memaknai hidup dan hidupnya
akan terasa lebih bahagia, karena setiap rezeki yang diterima disyukurinya
sebagai nikmat dari Allah SWT. Kata yang bercetak miring merupakan
kata yang tidak perlu, maka dihilangkan agar menjadi kalimat padu.
Kalimat yang benar: Orang banyak bersyukur dapat memaknai hidup
lebih bahagia, karena orang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat
dari Allah SWT.
Kesalahan kalimat keempat siswa AN adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Dia akan
merasa tidak tenang ketika apa yang menjadi kewajibannya belum
terlaksana. Kata „apa yang menjadi‟ merupakan kata yang tidak penting,
maka kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: Dia akan merasa tidak
tenang ketika kewajibannya belum terlaksana.
Kesalahan kalimat pertama dan kedua siswa AS, yaitu adanya
kalimat yang tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah:
K.1 Kemacetan di Jakarta bisa dibilang sudah sangat parah. K.2 Pagi dan
sore hari menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta ini. Kesalahan
kecermatan yaitu adanya kata-kata yang tidak diperukan. Oleh karena itu,
kalimat yang benar: Kemacetan di Jakarta sangat parah. Pagi dan sore
menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta.
Kesalahan kalimat kelima siswa AY, yaitu adanya kalimat yang
tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: Sebaliknya,
orang yang boros atau hanya membuang buang saja biasanya ia membeli
157

barang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, saat dia mulai
bosan barang tersebut tidak digunakan lagi dan disia-siakan begitu saja, ia
hanya memikirkan kenikmataan jangka pendek, sehingga hidupnya
menjadi lebih tidak terarah.Kata-kata bercetak miring merupakan kata-kata
yang tidak diperlukan. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang boros
hanya membuang-buang barang. Ia membeli barang untuk memuaskan
hawa nafsunya sesaat, ketika mulai bosan barang tersebut tidak
digunakan lagi. Ia hanya memikirkan kenikmatan jangka pendek, sehingga
hidupnya tidak terarah.
Kesalahan kalimat pertama siswa AZ, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang
diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang
harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan , yaitu kata-kata yang
tidak perlu, maka kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Mobil
adalah transportasi diidentikkan kenyamanan dan tingkat keamanan yang
tinggi, tetapi pengguna mobil lebih sedikit dibandingkan motor, karena
memang harganya cukup mahal.
Kesalahan kalimat ketujuh siswa GR adalah adanya kata-kata yang
tidak diperlukan. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya, orang yang
membuka dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis
harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya.
Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, kata-kata tersebut tidak
diperlukan sehingga kalimat tidak padu. Oleh karena itu, untuk menjadi
kalimat padu, kata-kata bercetak miring dihilangkan. Kalimat yang benar:
Sebaliknya, orang yang terbuka memiliki latar belakang kehidupan yang
harmonis, seperti tidak ada masalah menimpanya.
Kesalahan kalimat keenam siswa HZ, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.6 Dalam hal penampilan, golongan darah
A lebih berpikir memakai pakaian yang menyesuaikan dengan karakter
diri mereka. Kesalahan kepaduan dalam kalimat tersebut adalah kata-kata
158

bercetak miring. Kata-kata tersebut banyak yang tidak perlu, sehingga


kalimat bertele-tele. Kalimat yang benar: Selain itu, orang bergolongan
darah A sangat memperhatikan penampilan, misalnya memakai pakaian
sesuai dengan karakternya.
Kesalahan kalimat ketiga siswa IA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Contohnya
adalah kebiasaan mengucap salam kepada siapa saja, baik kepada orang
yang lebih muda, sebaya maupun kepada orang yang lebih tua. Kesalahan
kepaduan yaitu kata-kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat padu,
maka kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Contohnya,
kebiasaan mengucap salam kepada siapa saja, baik orang yang lebih
muda, sebaya maupun yang lebih tua.
Kesalahan kalimat pertama siswa LN, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya, berbeda dengan orang-orang
di negara eropa, amerika, dan lain-lain. Mereka jarang sekali mencium
tangan orang yang lebih tua, bahkan kepada orang tua sendiri. Kata-kata
bercetak miring merupakan kata bertele-tele, maka kata „berbeda dengan‟
dihilangkan agar kalimat lebih padu. Kalimat yang benar: Sebaliknya,
orang-orang di Negara Eropa, Amerika, dan lain-lain. Mereka jarang
sekali mencium tangan orang yang lebih tua, bahkan kepada orang tua
sendiri.
Kesalahan kalimat ketiga siswa LD adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Mereka pun
juga bisa menghilangkan stress dan depresi jika bermain video game.
Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, maka kata diganti
dengan yang lebih padu. Kalimat yang benar: Mereka pun beranggapan
dengan bermain game dapat menghilangkan stress dan depresi.
Kesalahan kalimat pertama siswa MA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1. Banyak di
Dunia yang mengerti tentang cinta. Kata bercetak miring merupakan kata
159

yang tidak padu, maka urutan kata diubah, supaya menjadi kalimat padu.
Kalimat yang benar: Di dunia, banyak yang mengerti cinta.
Kesalahan kalimat kesembilan siswa MF, yaitu tidak adanya
kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.9 Cinta bisa menjadi lebih baik
ketika seseorang dapat mengendalikannya bisa-bisa berubah menjadi
benci. Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, maka
dihilangkan dan diubah menjadi kalimat yang lebih padu. Kalimat yang
benar: Cinta bisa menjadi lebih baik ketika seseorang dapat
mengendalikannya apabila tidak, maka menjadi benci.
Kesalahan kalimat kelima siswa MH, yaitu cara berpikir yang tidak
simetris sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.5 Namun itu
sangat bagus karena dapat memahaminya lebih matang dan karate untuk
“Mengganti warna sabuk” membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
Kesalahan kepaduan tersebut diubah dengan kata-kata yang lebih padu
dengan kalimat sebelumnya. Kalimat yang benar: Namun, sangat bagus
untuk memahami lebih matang karena membutuhkan waktu sekitar 8
bulan untuk “mengganti warna sabuk”.
Kesalahan kalimat ketiga siswa MI adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya
kebanyakan orang luar negeri terutama orang barat mereka kalau mereka
yang ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus melakukan
pernikahan karena menurut mereka ingin mempunyai anak baru ingin
menikah. Kesalahan kata-kata bercetak miring merupakan kalimat yang
tidak diperlukan, sehingga kalimat bertele-tele dan tidak menyatu antar
katanya. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang luar negeri terutama
orang barat, jika ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus
menikah, karena mereka berpendapat ingin mempunyai anak baru
menikah.
Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu tidak adanya kepaduan
kalimat. Kalimat yang salah: K.2 Padahal masih banyak OS lain selain
Android seperti windows, IOS, dan lainnya pengguna OS Android
160

biasanya akan merendahkan OS lainnya dikarenakan OS Android adalah


OS terbesar, sedangkan pengguna OS lain hanya bisa membanggakan
OSnya, mereka sadar bahwa OS Android memang OS yang sudah besar.
Kesalahan kalimat kedua terletak pada kat bercetak miring, dalam kalimat
tersebut banyak kata yang tidak padu, maka ada kata yang dihilangkan dan
dirapikan struktur kalimatnya. Kalimat yang benar: Padahal, OS lain
selain Android seperti windows, IOS, dan lain-lain. Pengguna OS
Android biasanya akan merendahkan OS lainnya, karena OS Android
adalah OS terbesar, sedangkan penggunan OS lain hanya bisa
membanggakan OSnya. Mereka menyadari OS Android memang OS yang
besar.
Kesalahan kalimat keempat siswa NH adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Orang yang
gemar menulis sesuatu, atau orang yang lebih suka mengungkapkan
sesuatu melalui tulisan, cenderung memiliki sifat yang tidak berani atau
susah mengemukakan pendapat mereka dengan cara berbicara langsung.
Kesalahan kepaduan pada kata-kata bercetak miring, kata tersebut bertele-
tele sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: Orang yang gemar
menulis atau mengungkapkan sesuatu melalui tulisan, cenderung memiliki
sifat yang tidak berani atau susah mengemukakan pendapat dengan cara
berbicara langsung.
Kesalahan kalimat kelima siswa NN adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.5 Selain mata
bisa rusak, kecanduan berkomunikasi menggunakan media sosial di
handphone juga dapat membuat kita semakin jarang untuk berkomunikasi
face-to-face. Kesalahan kepaduan pada kata bercetak miring, maka kata
tersebut ada yang diubah menjadi kalimat padu dan ada yang dihilangkan.
Kalimat yang benar yaitu Selain bisa merusak mata, kecanduan
berkomunikasi menggunakan media sosial di handphone dapat membuat
seseorang semakin jarang untuk berkomunikasi face-to-face.
161

Kesalahan kalimat keempat siswa NF adalah adanya kalimat yang


tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Memang
harganya lebih murah tetapi kualitas dari barang-barang palsu tidak
sebaik dengan barang-barang yang asli. Kesalahan kepaduan terletak pada
kata bercetak miring, kata tersebut diganti dengan kalimat yang lebih
padu. Kalimat yang benar adalah Barang palsu memang harganya lebih
murah, tetapi kualitas barang tidak sebaik barang asli.
Kesalahan kalimat pertama siswa NA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Orang sudah
terbiasa dan gemar membaca dan menulis pada umumnya akan memiliki
imajinasi dan daya khayal yang tinggi. Kesalahan kepaduan terletak pada
kata bercetak miring, yaitu kata-kata yang tidak penting, sehingga
menimbulkan tidak kepaduan. Kalimat yang benar: Umumnya, orang
gemar membaca dan menulis akan memiliki imajinasi dan daya khayal
yang tinggi.
Kesalahan kalimat ketiga siswa RA adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan bagi
yang tidak suka, berkata bahwa filmnya sangat jauh dari apa yang ada
dibuku, yang diharapkan dan yang diperkirakannya. Kesalahan kalimat
pada kata bercetak miring, sehingga kata-kata tersebut dapat diganti dan
dihilangkan agar kalimat padu dan efektif. Kalimat yang benar: Namun,
orang yang tidak suka, berkata bahwa filmnya sangat jauh dari cerita
yang diharapkan dan diperkirakannya.
Kesalahan kalimat keempat siswa RT adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Perempuan
yang cenderung membutuhkan lebih banyak hal contoh saja dan cara
berpakaian wanita muslim, mereka membutuhkan kerudung, rok, baju,
kaus kaki dan ditambah lagi ketika saat membutuhkan mukena. Kalimat
tersebut menggunakan kata yang bertele-tele tidak langsung dengan apa
yang dibicarakan. Kalimat yang benar: Perempuan dalam berbusana
162

membutuhkan banyak hal, seperti jilbab, rok, kaos kaki sampai mukena
untuk salat.
Kesalahan kalimat pertama siswa RU adalah adanya kalimat yang
tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Rata-rata orang
di zaman sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji yang dirasa
lebih praktis dan mudah untuk didapat. Kata-kata bercetak miring
merupakan kata tidak padu, maka untuk menjadi kalimat padu, kata
tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Rata-rata orang di zaman
sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji, karena lebih praktis
dan mudah didapat.
Kesalahan kalimat ketiga siswa SB adalah menggunakan kalimat
bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Berbeda dengan peminat kucing ras
sphynix, walaupun kucing sphynix sudah lumayan terkenal, tetapi
peminatnya masih sangat sedikit, bagaimana tidak, kucing yang yang
tidak berbulu atau „harless‟ ini menjadi kucing termahal di dunia. Kata
„bagaimana tidak‟ dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar:
Berbeda dengan peminat kucing ras sphynix, walaupun kucing sphynix
sudah lumayan terkenal, tetapi peminatnya masih sangat sedikit, karena,
kucing yang yang tidak berbulu atau „harless‟ menjadi kucing termahal di
dunia.
Kesalahan kalimat keempat siswa SA adalah menggunakan kalimat
bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Basket adalah olahraga yang
menggunakan bola sebagai objek olah raga basket, olah raga basket
tersebut hanya diperbolehkan untuk menggunkan tangan saja. Kalimat
tersebut tidak padu, untuk menjadi padu maka kalimat disusun secara
sepadan. Kalimat yang benar: Basket adalah olahraga yang menggunakan
bola sebagai alatnya. Aturan dalam olahraga basket yaitu, hanya
diperbolehkan memainkan bola menggunakan tangan
163

Kesalahan kalimat kesembilan siswa SF adalah menggunakan


kalimat bertele-tele. Kalimat yang salah: K.9 Kebanyakan dari mereka
yang berbadan gemuk biasanya asal dalam memilih asupan, dan memilih
berdiam dirumah (tidur, menonton tv) yang menyebabkan mereka kurang
beraktifitas membuat energi yang harusnya dipakai dengan baik berubah
menjadi timbunan-timbunan lemak. Kalimat tersebut banyak
menggunakan kata yang tidak penting, sehingga kalimat bertele-tele.
Kalimat yang benar: Kebanyakan orang berbadan gemuk, biasanya tidak
berhati-hati memilih asupan dan berdiam diri di rumah, kurang aktivitas,
energi yang tidak digunakan menjadi timbunan-timbunan lemak.
Kesalahan kalimat kedua siswa WR, yaitu menggunakan kalimat
bertele-tele. Kalimat yang salah: K.2 Umumnya orang yang gemar bersih-
bersih akan membuat lingkungan disekitarnya tampak lebih bersih dan
nyaman untuknya. Kata „untuknya‟ merupakan kata yang tidak perlu,
maka mengakibatkan kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: K.2
Umumnya orang yang gemar bersih-bersih akan membuat lingkungan
disekitarnya tampak lebih bersih dan nyaman untuknya.
Selanjutnya, kalimat ketigas siswa WR terdapat kata bertele-tele.
Kalimat yang salah: K.3 Orang yang gemar bersih-bersih dan sudah
terbiasa bersih dan rapi, akan merasa kurang nyaman ketika melihat
sesuatu yang kotor dan tidak teratur/rapi. Kesalahan kepaduan tersebut,
sebaiknya dihilangkan agar kalimat lebih padu. Kalimat yang benar: Orang
yang gemar bersih-bersih, akan merasa kurang nyaman ketika melihat
sesuatu yang kotor dan tidak rapi.
Kemudian, kesalahan kedelapan siswa WR, yaitu adanya kalimat
yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.8 Orang
yang tidak menggemari bersih-bersih akan merasa biasa saja ketika di
tempat yang kurang bersih dan rapi. Kesalahan kepaduan terletak pada
kata-kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat padu, kata-kata dapat
diganti atau dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang yang tidak
164

menggemari bersih-bersih akan tidak peduli terhadap tempat kotor dan


tidak rapi.

Tabel 4.18
Kesalahan Penggunaan Ciri Kelogis

Nama
No. Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Keterangan
Siswa

1. AE K.5 Makan yang Saat berkemah, Tidak logis


bersumber dari alam, itu memakan makanan penggunaan
sendiri …. dari alam …. kata „makan‟.

2. AR K.6 Tak lupa kereta Selain itu, kereta Penggunaan


mengurangi kerusakan dapat mengurangi kata „tak lupa‟
jalan raya. kerusakan jalan yang tidak
raya. logis

3. LN K.2 Berdasarkan Golongan darah Penggunaan


penelitian, golongan dapat memengaruhi kata
darah dapat sifat dan „berdasarkan
mempengaruhi sifat dan kepribadian penelitian tidak
kepribadian masing- masing-masing …. logis‟
masing ….

4. MF K.5 Entah dimana yang Manakah yang Penggunaan


benar, antara jatuh cinta benar? Antara jatuh „entah dimana‟
yang membuat seseorang cinta membuat tidak masuk
bahagia? Atau Bahagia seseorang bahagia? akal.
yang membuat seseorang Atau bahagia
165

jatuh cinta? membuat seseorang


jatuh cinta?

5. NA K.6 Lewat membaca dan Membaca dan Penggunaan


menulis pun kita akan menulis pun akan „lewat‟ tidak
mendapat keuntungan mendapat masuk akal.
dari berbagai aspek keuntungan dari
kehidupan. berbagai aspek
kehidupan.

K.7 Contohnya, lewat


menulis kita akan dapat Contohnya, Penggunaan
menciptakan karya-karya menulis dapat „lewat‟ tidak
sastra seperti pantun, menciptakan karya- masuk akal.
puisi, cerpen …. karya sastra seperti
pantun, puisi,
cerpen ….

K.8 Lewat membaca, apa


Membaca, dari Penggunaan
yang pernah kita ketahui
tidak tahu menjadi „lewat‟ tidak
bisa kita pelajari bahkan
tahu dan selalu masuk akal.
kita kuasai.
dipelajari bahkan
dikuasai.

6. RU K.3 Sebaliknya, orang- K.3 Sebaliknya, Penggunaan


orang yang tumbuh di orang-orang yang „justru‟ tidak
masa lalu justru memiliki tumbuh di masa masuk akal.
pola hidup yang lebih lalu justru memiliki
pola hidup yang
166

sehat. lebih sehat.

7. SB K.7 Konon harga kucing Kemungkinan, Penggunaan


ini berkisar $ 300- $ 3000 harga kucing „konon‟ tidak
…. berkisar $ 300- $ masuk akal
3000 …. dalam kalimat
tersebut.

Kalimat kelima siswa AE termasuk kesalahan ciri kelogisan,


karena kalimat tidak dapat diterima oleh akal. Kalimat yang salah: K.5
Makan yang bersumber dari alam. Kata yang bergaris miring kurang logis,
karena di awal kalimat diletakkan kata „makan‟ yang tidak dapat diterima
oleh akal, maka kalimat yang benar, yaitu Saat berkemah, memakan
makanan dari alam.
Kesalahan kalimat keenam siswa AR adalah terdapat kata yang
tidak logis. Kalimat yang salah: K.6 Tak lupa kereta mengurangi
kerusakan jalan raya. Kata yang bergaris miring tidak logis, karena sedang
menjelaskan kereta sebagai transportasi yang mengurangi kerusakan jalan
raya, tetapi kata „tak lupa‟ seakan manusia dan bukan benda mati yang
dibicarakan. Oleh karena itu, kalimat tersebut tidak dapat diterima oleh
akal. Kata „tak lupa‟ diubah kata penghubung antarkalimat „selain itu‟.
Kalimat yang benar yaitu Selain itu, kereta dapat mengurangi kerusakan
jalan raya.
Kesalahan kalimat kedua siswa LN adalah tidak masuk akal
kalimat yang digunakan. Kalimat yang salah: K.2 Berdasarkan penelitian,
golongan darah dapat mempengaruhi sifat dan kepribadian masing-
masing. Kata yang bergaris miring tidak logis, karena kata „berdasarkan
penelitian‟ penelitian siapa yang melakukan, jadi tidak dapat diterima akal.
Kalau mau membuktika sebuh penelitian harus jelas yang yang
melakukannya. Agar kalimat logis, maka kata „berdasarkan penelitian‟
167

dihilangkan, karena tidak mengubah arti. Kalimat yang benar: Golongan


darah dapat memengaruhi sifat dan kepribadian masing-masing.

Kesalahan kalimat kelima siswa MF termasuk ciri kesalahan


kelogisan. Kalimat yang salah: K.5 Entah dimana yang benar, antara jatuh
cinta yang membuat seseorang bahagia? Atau Bahagia yang membuat
seseorang jatuh cinta? Kata yang bergaris bawah termasuk kata yang tidak
logis, karena kata pertanyaan „entah dimana‟ kurang dapat diterima oleh
akal dengan kalimat tersebut. oleh karena itu, kata „entah dimana‟ diubah
menjadi kata yang lebih logis yaitu „manakah yang benar?‟, sehingga
sebuah pertanyaan bisa diterima oleh akal dan mendapat jawaban yang
jelas. Kalimat yang benar: Manakah yang benar? Antara jatuh cinta
membuat seseorang bahagia? Atau bahagia membuat seseorang jatuh
cinta?

Kesalahan kalimat keenam siswa NA termasuk kesalahan ciri


kelogisan. Kalimat yang salah: K.6 Lewat membaca dan menulis pun kita
akan mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan. Kata yang
digaris miring tidak logis, karena kata „lewat‟ tidak logis jika diletakkan di
awal kalimat sebagai kata penghubung. Kata „lewat biasa digunakan pada
ucapan langsung bukan untuk tulisan, kalau di dalam tulisan maka kata
tersebut tidak baku. Oleh karena itu, kata „lewat‟ dihilangkan, karena tidak
mengubah arti kalimat. Kalimat yang benar: Membaca dan menulis pun
akan mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan.

Kesalahan kalimat ketiga siswa RU adalah adanya kata yang tidak


logis. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh di
masa lalu justru memiliki pola hidup yang lebih sehat. Kata yang
dimiringkan tidak logis, karena kata „justru‟ merupakan kata tidak baku,
maka kata justu tidak dapat diterima akal. Kalimat yang benar: K.3
Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh di masa lalu justru memiliki pola
hidup yang lebih sehat.
168

Kesalahan kalimat ketujuh siswa SB termasuk ciri kelogisan atau


tidak dapat diterima oleh akal. Kalimat yang salah: K.7 Konon harga
kucing ini berkisar $ 300- $ 3000. Kata yang digaris miring termasuk tidak
logis, karena terdapat „konon‟ biasanya kata „konon‟ yang menunjukkan
waktu dalam sebuh cerita-cerita, maka pilihan kata „konon‟ tidak logis.
Kalimat yang benar yaitu Kemungkinan, harga kucing berkisar $ 300- $
3000.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kalimat belum
mengarah pada keefektifan kalimat, karena lebih banyak kesalahan
penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dibandingkan ketepatan penggunaan
ciri-ciri kalimat efektif. Kesalahan terbanyak penggunaan ciri-ciri kalimat
efektif adalah ciri kepaduan, sedangkan ketepatan penggunaan kalimat
efektif yang paling banyak adalah ciri kesepadanan.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa


saran yang ditujukan kepada:

1. Guru
a. Hendaknya guru lebih sering memberikan tugas membaca dan
melatih siswa dalam pelajaran menulis.
b. Memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa
mudah memahami materi tentang kalimat efektif.
2. Siswa:
Mengikuti saran yang diberikan guru dan lebih sering membaca dan
melatih menulis agar kualitas karangan semakin bagus.

169
DAFTAR PUSTAKA
A, Alek, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet.
X, 2010.
Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis II. Jakarta: Kamnika Universitas Terbuka, Cet. I,
1986.
Akhadiah, Sabarti, dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga, Cet. XIII, 2003.
Alwasilah, A. Chaedar, dan, Senny Suzanna Alwasilah. Pokoknya Menulis.
Bandung: Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2007.
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
Cet. V, 2003.
Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta:
Media abadi, Cet. V, 2004.
Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI, 2009.
Arifin, E. Zaenal. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo,
Cet. II, 2000.
Arifin, Zainal. Model Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet.
I, 2011.
B.S, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta, Cet. I, 1990.
Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia, 1983.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. II, 2010.
Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. I, 2009.
Dalman, H. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2014.
Decker, Randall E. Pattern of Exposition. Little, Brown and Company: Boston,
Cet. VI, 1966
DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, Cet. IV, 2008
Echols, John M, dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Cet. XXVI, 2005.

170
171

Finoza, Lamudin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet.
VII, 2001.
Gani, Ramlan A, dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK PRESS, Cet. I, 2010.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I,
2013.
Hanafi, Abdul Halim. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Diadit Media, Cet. I, 2011.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, Cet. XX, 2010.
Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah, Cet. II, 1982.
Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1995.
Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1999.
Keraf, Gorys. Komposisi. Flores: Nusa Indah, 1980.
Kuntarto, Ninik.M. Cermat dalam Berbahasa teliti dalam berpikir. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2011.
Mahsun. Metodologi Penelitian Bahasa: tahap stategi, metode, dan tekniknya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. IV, 2005.
Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, Cet. II,
1999.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VI,
2007.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia, Cet. I, 1994.
Nuraida, dan, Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidika. Tangerang: Islamic
Research Publishing, Cet. I, 2009.
Parera, Jos Daniel. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga, Cet. II,
1991.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
RI. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia, Cet. I,
2009.
172

Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2007.
Putrayasa, Ida bagus. Kalimat Efektif. Bandung: Refika Aditama, Cet. II, 2009.
Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta: Erlangga, 2009.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,
2011.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Razak, Abdul. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia, 1985.
Rochiati, Wiriatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda
Karya, 2005.
Sartuni, Rasjid, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina
Dinamika, 1984.
Sartuni, Rasyid. Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bogor:
Maharani Press, 1996.
Sirait, Bisto, dkk. Pedoman Karang-Mengarang. Jakarta: DEPDIKBUD, Cet. I,
1985.
Soedjito, dan, Djoko Saryono. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang dan
Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012.
Sudarmo, dan, Eman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Hikmah Syahid Indah, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Sugono, Dendi, (pny). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKNAS,
Cet. V, 2008.
Sugono, Dendi, (pny). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:
KEMENDIKBUD, Cet VII, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya, Cet. IX, 2013.
Sukri, Adjat. Belajar Menulis Lewat Paragraf. Bandung: ITB, 1988.
Suparno, dkk. Berbicara. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet II, 2007
Suwarna, Dadan. Cerdas Berbahasa Indonesia. Tangerang: Jelajah Nusa, Cet. I,
173

2012.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 2008.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Waridah, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan
Pustaka, 2008.
Widyamartaya, A. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanisius, 1978.
Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Analis, “Analisis Kemampuan Membandingkan Kalimat Efektif dengan Kalimat
Tidak Efektif Siswa Kelas II STM Di Jakarta Pusat”, Skripsi mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta: 1994. Tidak dipublikasikan.
Dewi Astuti, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi Pada
Siswa Kelas X-PI SMK CYBER MEDIA Tahun Pelajaran 2010/2011”,
Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. Tidak
dipublikasikan.
Fatmasari, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Teks Pidato Siswa Kelas X SMA
Islam Terpadu Alqur’aniyyah Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Banten”,
Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. Tidak
dipublikasikan.
BIODATA PENULIS

Penulis mempunyai nama lengkap Astuti


Nurasani dan nama panggilan Astuti atau Aas,
dilahirkan 4 Agustus 1991 di Jakarta. Anak ketiga
dari tiga bersaudara, dari Bapak Arsad dan Ibu
Sanih. Pendidikan pertama, di TK dan TPA Nurul
Iman. Selanjutnya pernah duduk dibangku
Sekolah Dasar Negeri 01 Cilangkap. Kemudian,
melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 22
Kampus B, sekarang menjadi MTs 30. Tamat
MTs, meneruskan di Madrasah Aliyah Negeri 2
Jakarta. Selepas MAN, melanjutkan ke program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sejak kecil, penulis gemar membaca
buku dan bercita-cita menjadi seorang pendidik, karena menurutnya ilmu
bagaikan pisau yang selalu diasah. Jika ilmu selalu digunakan maka akan
selalu bertambah. Seorang pendidik merupakan pekerjaan yang istimewa,
selain bekerja akan mendapat pahala dari Allah SWT. Saat duduk dibangku
kuliah, penulis pernah mengkuti Tahsin Quran dan aktif mengajar dari
semester tiga sampai saat ini, di sebuah Bimbingan Belajar ternama di
Indonesia. Moto hidup penulis yaitu, “Jadikan Diri Lebih Berarti Jika Ingin
Memiliki Arti” dan “Bahagiakan Selalu Orang Tua, Jika Hidup Ingin
Bahagia”. Itulah dua moto hidup penulis yang selalu menemani perjalanan
menuju cita-cita.

Anda mungkin juga menyukai