PROPOSAL
Dibuat dan Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Penelitian
Pendidikan
Oleh :
Roflina Alfri
NPM : 20106095
2022
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmt-Nya,
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian “Keterampilan Menulis Cerpen
Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas X11 SMAK St.Familia
Waenakeng-Lembor”.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwaa penulisan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca sebagai bahan perbaikan demi penyempurnaan tulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang menunjukkan pentingnya bahasa adalah fungsinya sebagai
pemersatu bahasa di Nusantara. Maka pembelajaran bahasa diarahkan pada
tercapainya ketrampilan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.Dalam
bahasa terdampat empat ketrampilan, salah satunyanya adalah ketrampilan menulis.
Pembelajaran menulis merupakan sebagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Menulis memegang peran sangat penting pada pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) karena menulis juga merupakan landasan utama bagi pembelajaran
bahasa Indonesia.Selain itu,menulis juga merupakan landasan bagi mata pelajaran
yang lain. Tanpa memiliki kemampuan menulis sejak dini, maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam belajar. Contohnya dalam menulis paragraf deskriptif,
tentunya untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan efektif, siswa harus
memiliki kemamapuan dasar tentang menulis. Sebagai peserta didik Sekolah
Menengah tentunya mereka sudah sedikit mengerti dengan apa itu menulis dan seperti
apa proses yang terjadi dalam kegiatan menulis khususnya menulis paragraf deskriptif
pada pembelajaran Bahasa Indonesia.Kememampuan menulis erat kaitannya dengan
aktivitas berpikir siswa.Oleh karena itu,untuk menulis sebuah paragraf deskriptif yang
utuh,siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir yang memadai juga
menuntut berbagai aspek terkait yang lain,seperti penguasaan materi
tulisan,pengetahuan bahasa tulis,dan motivasi serta dorongan yang kuat untuk
menulis.
Menulis mempunyai tujuan tertentu yang bermaksud menyampaikan informasi
tentang suatu hal yang penting,atau sesuatu yang hendak melukiskan satu
ekperimen,seperti pada kemampuan menulis paragraf deskriptif dalam pembelajaran
bahasa indonesia. Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena
keterampilan menulis sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan dalam
memenuhi keperluan sehari-hari yang terkait dengan kegiatan tulis-menulis.Dengan
menulis diharapkan siswa mampu mengungkapkan gagasan secara jelas,
logis,sistematis, sesuai dengan konteks dan keperluan komunikasi.Salah satu cara
untuk mengatasi kekurangberhasilan pembelajaran manulis dapat melakukan terapi
dengan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).Dengan penelitian
tindakan kelas guru akan memperoleh manfaat praktis,yaitu ia dapat mengetahui
secara jelas masalah-masalah yang ada di kelasnya, dan bagaimana cara mengatasi
masalah itu.
Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatnya kemampuan menulis paragraf
deskriptif dalam pembelajaran bahasa Indonesia,penulis mencoba mengadakan
penelitian tindakan menggunakan pendekatan kontekstual dengan mengadakan
kegiatan kajian pustaka,kolaborasi gambar,dan kerja kelompok.Tujuan diadakanya
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
ketrampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif dalam
motivasi belajar menulis siswa dikelas.
Untuk Mengetahui peningkatan ketrampilan menulis siswa SMA,maka penulis
melakukan penelitian dengan mengambil judul “Ketrampilan Menulis Paragraf
Deskriptif Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas X SMA Negeri 1 Macang
Pacar.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
ketrampilan menulis menulis cerpen pada siswa kelas X11 Smak st. Familia
Waenakeng-Lembor 2022?
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih
efektif, efisien dan terarah. Adapun hal-hal yang membatasi penelitian ini antara
lain :
a. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas X11 Smak st. Familia Waenakeng
b. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan menulis
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada siswa kelas X11 Smak st. Familia Waenakeng.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa yang mengalami masalah belajar di kelas X11 dapat meningkatkan
keterampilan menulisnya.
b. Bagi guru
Dari hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas keprofesionalitas
guru dalam menerapkan metode belajar pada proses belajar mengajar baik
pada pembelajaran Bahasa Indonesia mupun mata pelajaran yang lain
c. Bagi sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapakan hasil evaluasi yang dicapai oleh
penulis semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan proses belajar
mengajar pada khususnya dan disekolah pada umumnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Menulis dapat dikatakan keterampilan yang paling sukar. Bila dilihat dari urutan
pemerolehannya, keterampilan atau kemampuan menulis berada pada urutan terakhir setelah
kemampuan mendengarkan, berbicara,dan membaca. Jika dilihat dari sudut aspek
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang bersifat aktif produktif.
Menulis dianggap sebagai proses atau suatu hasil.Menulis juga merupakan kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.Menghasilkan karya tulis,yang
kemudian dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau diserahkan kepada seseorang
sebagai bukti karya ilmiah yang kemudian akan dinilai,menurut seorang penulis memahami
betul arti dari kata menulis.
Seseorang penulis yang memahami dengan baik arti dan makna dari kata menulis
akan peduli dengan kejelasan apa yang ditulis,kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi
orang lain,keaslian pikirann yang hendak dituangkan dalam tulisan,serta kepiawaian penulis
dalam memilih dan mengolah kata-kata.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu tulisan yang bersifat ilmiah
atau informasi dengan menggunakan media aksara. Kegiatan menulis atau merangkai sebuah
karya ilmiah bisa dilakukan dengan suatu tanda kebahasaan sehingga menjadi sebuah tulisan
yang dapat dipahami oleh pembaca. Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan
gagasan kedalam lambang-lambang tulisan.Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan
kemampuan.Kemampuan menulis adalah kemampuan yang seseorang untuk menggambarkan
bahasa dengan lambang-lambang yang dapat dipahami oleh orang dengan mudah dan jelas.
Kata menulis berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1) membuat
huruf (angkat dan sebagainya), 2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang dan
membuat surat) dengan tulisan. Menulis merupakan sebuah seni yaitu dalam menuangkan ide
seorang pengarang ke dalam suatu tulisan itu bebas, sesuai dengan kreativitas dan daya seni
seseorang. Kata seni mengandung arti “keahlian membuat karya yang bermutu atau
kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi dan luar biasa. Menulis
berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis
bisa diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan.
Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan
sangatlah berbeda dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian mutu atau
kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain, tergantung dari keahlian dan daya
kreativitas seseorang dalam menuangkan gagasannya menjadi tulisan. Kegiatan menulis
merupakan suatu keterampilan produktif dalam pembelajaran bahasa, karena kegiatan
tersebut lebih banyak menekankan pada penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata,
susunan kalimat, dan menjadi suatu gagasan alenia.
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting
dikuasai.Salah satu kemampuan yang terpenting dalam ketrampilan berbasa adalah menulis.
Pengembangan ketrampilan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak
tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
1. Menurut KBBI
Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang berisi tidak lebih dari
10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa memberikan kesan dominan dan
berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh. Menurutnya dalam cerpen tidak ada cerita
hingga 100 halaman.
4. Menurut Sumardjo
Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia
nyata. Namun cerita tersebut bisa terjadi dimana dan kapan saja bahkan di dunia
nyata dan ceritanya relatif singkat dan pendek.
5. Menurut Hendy
Menurut Hendy, cerpen merupakan cerita pendek yang ditulis secara singkat dan
pendek. Tulisan pada cerpen tidak diceritakan terlalu panjang serta berisi tentang
kisah narasi tunggal.
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan.
Pada cerpen abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu
abstrak bersifat opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu,
suasana, tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.
3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan
awal suatu masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan
pada bagian ini. Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang
berhubungan dengan sebab akibat
4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak.
Konflik mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah
yang terjadi.
5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada
bagian ini terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang
dialami tokoh.
6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen
yang disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang
disampaikan sesuai dengan jenis cerpen.
2.2.3.1 Fungsi Cerpen
Fungsi Cerpen
Pada umumnya cerpen memiliki cerita yang sangat singkat dan jelas. Namun
cerpen juga memiliki fungsi seperti karya sastra lainnya. Berikut inilah yang
termasuk dalam fungsi cerpen :
1. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.
2. Fungsi Estetis
Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen
sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.
3. Fungsi Didaktif
Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan
bermanfaat bagi para pembaca.
4. Fungsi Moralitaas
Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk
mengetahui baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
5. Fungsi Religiusitas
Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya
bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.
Meskipun cerpen hanya memiliki kisah cerita yang singkat, akan tetapi memiliki
makna dan pengetahuan yang terkandung dalam sebuah cerpen. Biasanya cerpen
memberikan nilai positif yang dapat diambil oleh pembacanya. Dengan begitu
nilai positif tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari.
Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga
membuat pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.
2.2.3.3 Jenis-jenis Cerpen (Cerita Pendek)
Dalam artikel ini, bukan hanya pengertian cerpen saja yang akan dijelaskan,
tetapi jenis-jenis cerpen akan dijelaskan juga. Tidak selamanya semua cerita
yang berukuran pendek dikategorikan dalam cerita pendek. Ada beberapa jenis
dari cerita pendek / cerpen yang biasanya dibuat oleh penulis. Berikut ini
berbagai jenis cerpen yang harus Anda ketahui :
1. Cerpen Pendek
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari
10.000 kata panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek. Dan
seperti namanya, cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek daripada
jenis cerita pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500
hingga 700 kata.
Karangan fiktif yang satu ini biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah
kejadian dengan bahasa yang singkat, padat, menarik perhatian, dan efektif.
Bagian pembuka biasanya sangat sedikit, sekitar 1 hingga 2 paragraf, lalu masuk
ke bagian konflik inti. Bagian akhir juga biasanya lebih sedikit daripada jenis
cerpen lainnya.
2. Cerpen Sedang
Jenis cerita pendek atau cerpen yang kedua yaitu cerita pendek sedang / Cerpen
Sedang. Cerita pendek Sedang biasanya memiliki panjang sekitar 700 hingga
1.000 kata panjangnya. Cerpen sedang juga bisa ditemui dengan mudah pada
buku-buku pelajaran sekolah karena dianggap efektif dan menarik perhatian.
Cerpen Sedang sedikit lebih panjang daripada Cerpen Pendek. Sehingga bagian
pembukaannya juga akan lebih panjang sedikit daripada cerpen pendek. Selain
itu, penokohan dari tokoh yang diceritakan bisa dijabarkan dengan kalimat yang
lebih jelas. Tak hanya itu, Cerpen Sedang biasanya digunakan untuk menjelaskan
cerita dengan lebih mendetail.
3. Cerpen Panjang
Jenis cerpen yang terakhir yaitu Cerpen Panjang. Cerpen yang satu ini biasanya
dibuat dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan bahkan ada sebuah
cerpen yang dibuat mendekati 5.000 kata atau bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen
yang satu ini memiliki ciri umum yang penuturannya yang santai.
Karena penulis ingin menuturkan cerita yang lumayan panjang, biasanya bagian
pembukaan dan penutupan cukup panjang pula. Proses memasuki bagian konflik
juga lebih panjang dari biasanya, sehingga pembaca bisa lebih memahami cerita
dengan lebih mendetail. Biasanya jenis cerita pendek yang satu ini jarang
ditampilkan pada buku pelajaran karena cukup panjang.
Selain terdapat beberapa jenis cerpen, Di dalam buu Kiat Menulis Cerita Pendek,
dijelaskan mengenai setiap cerpen memiliki visi serta gaya penulisan yang
berbeda, proses kreatifnya, dan masih banyak lagi.
3. Setting
Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana
yang terjadi dalam cerpen tersebut.
4. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri
dari pemeran utama dan pemeran pendukung.
5. Watak
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga jenis
yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis
kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat
maupun tersurat.
Bukan hanya penulis cerita pendek saja yang memiliki unsur-unsur tersebut,
penulisan karya lain juga memerlukan aturan-aturan di dalamnya. Oleh sebab itu
sangat penting bagi penulis untuk memahami tips-tips yang dapat
mempermudahnya dalam membuat sebuah karya tulis. Buku Kumpulan Tips
Menulis oleh Rasibook berisikan tips dalam menulis, cara mencari ide, dan
masih banyak lagi.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Pada sebuah cerpen seringkali terdapat penambahan peristiwa yang terjadi di
sebuah lingkungan. Hal tersebut dinamakan dengan unsur ekstrinsik atau unsur
yang berasal dari luar untuk membangun sebuah cerpen. Dengan adanya unsur
ekstrinsik, maka cerpen yang dibaca menjadi lebih menyentuh perasaan.
Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah
cerpen berasal dari pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika
pengarang mengambil cerita dari kisah orang lain.
Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini akan
membantu berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi
ceritanya juga.
Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman
secara menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.
Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh
penulis saat menyampaikan ceritanya.
Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka yang
mempengaruhi mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek.
Pada cerpen juga menggunakan frasa adverbial atau kata keterangan yang
membantu menunjukan latar tempat atau waktu seperti di pagi hari, sore hari
atau di sebuah tempat pada peristiwa kejadian. Selain itu juga harus menerapkan
penggunaan kalimat langsung dan tak langsung atau berupa dialog.
Cerpen juga identik dengan penggunaan kata-kata kiasan atau konotatif untuk
menambah kesan keestetikan sehingga akan menambah nilai kepuasan para
pembaca. Selain itu juga menggunakan kalimat informal maupun semi formal
sesuai dengan peristiwa kejadian.
Liburan Sekolahku
Usai pembagian rapot di sekolah, akhirnya aku bisa menikmati liburan panjang.
Meskipun aku tidak mendapat rangking atas, tapi aku tetap mendapat nilai yang
lumayan baik. Aku tetap bahagia karena membayangkan keluargaku mengajak
aku pergi liburan.
Ayah dan ibuku mengajakku pergi liburan ke suatu tempat wisata yang
menyenangkan. Aku sangat tidak sabar untuk pergi menikmati liburan. Bahkan
aku bingung untuk memilih pakaian mana yang akan kupakai. “Kali aku pakai
baju yang mana ya?” Tanyaku dalam hati. “Ah yang biru sangat bagus, tapi yang
merah juga sangat cocok!”
Aku pun pergi menemui ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV. Lalu aku
berbincang dengan mereka, “Ayah, Ibu, bagaimana kalau kita pergi liburan ke
pantai? Aku sangat ingin pergi ke sana”. Ayah dan ibu tiba-tiba hanya saling
pandang, lalu ayah berkata “Nak, liburan kali ini kamu di rumah saja ya sama
Ibu, karena Ayah harus ada pekerjaan di luar kota.” Aku sangat kecewa dengan
pernyataan ayah tapi aku harus menerima keputusannya.
Hari-hari telah berlalu dan aku hanya menikmati libur sekolahku di rumah saja.
Meskipun aku sebenarnya juga ingin pergi ke luar rumah bersama teman-teman.
Tapi ibu melarangku pergi ke luar, dan hanya menyuruhku membantu
melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah. Kalaupun aku keluar
hanya saat ke pasar dan itu pun juga ditemani oleh ibu.
Namun aku tetap melakukan pekerjaan yang produktif seperti belajar untuk
menyambut ujian nasional yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.
Sebenarnya aku juga merasa suntuk berada di rumah terus. Terkadang aku ingin
menolak permintaan ibu saat menyuruhku, tapi aku cuma bisa terima dan
melakukannya.
Pada suatu sora ibu mengetuk pintu kamarku dan bilang kepadaku “kamu segera
mandi ya, Ibu tunggu di luar.” Aku menjawabnya “loh kita mau kemana Bu?”
Lalu ibu menjawab “Ibu mau mengajak kamu jalan-jalan ke taman kota, ya
sekalian masa kau di rumah terus.” Sontak aku merasa senang “yang benar Bu,
oke kalau begitu aku mandi dulu.”
Setelah itu aku pergi ke taman kota bersama Ibu. Meskipun hanya jalan-jalan
sore di sekitar taman, aku sudah merasa senang banget. Mungkin ini karena aku
terlalu lama berdiam diri di rumah dan baru kali ini menikmati jalan-jalan. Yang
pasti aku sangat senang karena ibu mengajak aku jalan-jalan sore.
Unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen diatas adalah sebagai berikut :
Cerpen di atas memiliki tema liburan.
Alur pada cerpen yaitu alur maju.
Cerpen di atas memiliki latar tempat di rumah dan taman kota. Latar waktu
menunjukan sore hari.
Tokoh yang diceritakan adalah Aku, Ibu dan Ayah.
Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda dan saling mendukung.
Karakter tokoh Aku adalah pendiam, berbakti pada orang tua, sedangkan tokoh
Ibu memiliki karakter sabar, telaten, peduli dan tidak tegaan. Karakter tokoh
Ayah adalah sabar, penyayang dan pekerja keras serta bertanggung jawab kepada
keluarga.
Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama
Pada cerpen diatas memiliki amanat berupa pesan moral dimana melatih anak
supaya tidak selalu berlibur saat memasuki musim liburan. Selain itu juga
mengajarkan sikap mandiri kepada anak agar memanfaatkan liburan dengan
produktif.
Itulah pembahasan tentang pengertian cerpen (cerita pendek) yang wajib kamu
ketahui. Semoga menambah pengetahuan kamu tentang seluk beluk cerpen.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam
status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari
berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu merke memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat
bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu mereka memerlukan guru sebagai
pengarah dan pembimbing.
Adapula peran guru di kelas, dengan pendekatan kontekstual adalah membantu siswa
mencapai tujuannya, guru harus memikirkan strategi pembelajaran daripada beceramah di
kelas untuk menyampaikan informasi. Dalam hal ini guru mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja sama untuk inovasi-inovasi baru bagi siswa dengan cara menemukan sendiri
bukan datang dari guru. Proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan
nasional.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya
maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas
guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari “menemukan sendiri” bukan
dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran seperti pembelajaran yang lain.
a. Konstruktivisme (Constructivisme)
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu yang berguna
bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus menemukan dan menstransformasikan suatu
informasi itu dalam situasi lain. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut.
b. Bertanya (questioning)
c. Menemukan (inquiry)
Menenemukan merupakan kegiatan inti dari CTL. Guru harus merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan. Inquiry sering dipertukarkan dengan discovery.
Pengtahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan merupakan hasil dari mengingat
seperangkat fakta yang diberikan oleh guru.Siswa diharapkan menemukan sendiri apapun
materinya. Dalam usaha siswa untuk menemukan itu, guru hendaknya menerapkan langkah-
langkah dalam kegiatan menemukan,antara lain: (1) mengetahui masalah yang dibahas, (2)
mengamati atau melakukan observasi, untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, (3)
menganalisis dan menyajikan dalam bentuk tulisan, gambar atau karya yang lain, (4)
mengkomunikasikan dengan menyajikan hasil karya dengan teman sekelas, guru atau orang
lain.
3. Guru menyiapkan bahan ajar berupa satu paragraf deskripsi sebagai contoh untuk
peserta didik.
4. Guru mengajak peserta didik untuk membangun niat dari peserta didik agar
memiliki rasa ingin tahu dalam menulis sebuah paragraf.
a.Menurut Depdiknas
b. Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa bertahan lebih lama karena
memahami dengan menerapkan.
BAB III
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif.Penelitian kualitatif adalah penelitian penelitian yang memanfaatkan teori sebagai
data.Penelitian kualitatif inilebih menekankan pada penjelasan fenomena yang berasal dari
data-data yang terkumpul. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam
suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang
timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan
sebagainya.
Menurut Nazir (1988), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis
data, interprestasi data, dan pada akhirnya dirumuskan suatu kesimpulan yang mengacu pada
analisis data tersebut.
Dalam penelitian ini, pada umumnya akan terjadi 3 hal kemungkinan masalah yang
dibawa oleh peneliti ke penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut :
a) Masalah yang dibawa peneliti adalah masalah tetap, yaitu judul dari penelitian
deskriptif kualitatif mulai awal pengajuan proposal hingga akhir laporan tetap sama.
b) Masalah yang diajukan oleh peneliti menjadi berkembang serta lebih mendalam
sesudah peneliti melakukan penelitian tersebut di lapangan, dalam hal ini tidak terlalu
banyak hal yang berubah, hanya butuh penyempurnaan saja.
c) Masalah yang diajukan oleh peneliti sesudah melakukan penelitian tersebut di
lapangan akan berubah total, akan terjadi pergantian objek masalah secara
menyeluruh dan akan berbeda dari penelitian awal sebelum memasuki lapangan
penelitian.anyak hal yang berubah, hanya butuh penyempurnaan saja.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik
simak catat obserasi dan wawancara. Berikut penjelasan mengenai beberapa teknik yang ada
yaitu:
a. Teknik simak dan catat adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memperoleh data
dengan menyimak sumber data kemudian dicatat sebagai data dalam penelitian.
b. Teknik obserasi (obseration) menurut Maman Abdulrahman dan Sambas Ali
(2012:85) teknik obserasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mengadakan pelaporan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek
yang diteliti,baik dalam situasi bantuan yang secara khusus diadakan dalam situasi
alamiah atau sebenarnya (lapangan).
c. Teknik Wawancara
Menurut Maman Abdulrahman dan Sambas Ali (2012:85) teknik wawancara adalah
salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya
jawab,baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan
(responden).
Analisis data merupakan proses dalam mengelolah data yang sudah dikumpulkan agar
menjadi informasi yang bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan yang
diteliti.Analis data adalah proses yang mencari dan menyusun secara sistematis yang
diperoleh melalui beberapa tahap dan bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami dan
diinformasikan kepada orang lain (Patilima 2011:92).
Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan analisis yang memperajamkan, memperolongkan,
mengarahkan, membunag yang tidak perlu dan menyususn data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dapat disimpulkan dan dierifikasi.
2) Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan,dan dalam tahap ini peneliti akan
menyusun data secara lebih sederhana dan mudah dipahami.
3) Penarikan Kesimpulan
Dari pengumpulan data yang ada,peneliti mulai mencari arti dari apa yang
diteliti dan ditarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Yulia Krisnawati dan Suwarsih Madya, 2004. Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dengan
Yulia Krisnawati dan Suwarsih Madya, 2004. Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dengan Metode Kontekstual di SLTP Negeri 2 Surabaya. Yogyakarta: Jurna Penelitian dan
Evaluasi No. 7 Tahun 2004.