KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL RESPON SISWA KELAS IX SMP PGRI WAIPOTIH
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
1. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku 2. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku andiirmawati202@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas
IX SMP PGRI Waipotih dalammenulis karangan deskripsi dengan menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian berupa tes dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 72 sampel penelitian yang memperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9siswa atau 12.5% dan sampel penelitian yang memperoleh nilai kurang dari 68 sebanyak 63 siswa atau 87,5%. Dengan berdasar pada kriteria penguasaan bahwa sampel penelitian dinyatakan berhasil apabila 85% siswa memperoleh nilai 68 ke atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IX SMP PGRI Waipotih belum mampu menulis karangan deskripsi dengan menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon. Berdasarkanhasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan (1) untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan model pembelajaran total physical respon, guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya mengakrabkan siswa dengan model pembelajaran total physical respon, baik dalam bentuk proses maupun praktekum. (2) Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran total physical respon. (3) Bagi peneliti lanjut dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan yang relevan untuk penelitian lanjutan. Kata Kunci: Karangan deskripsi, total physical respon, siswa.
Abstract. This study aims to describe the ability of grade IX students of
SMP PGRI Waipotih in writing descriptive essays using the Total Physical Response Learning Model. This research was designed using quantitative descriptive methods. Data was collected through research instruments in the form of tests and analyzed using statistical techniques. The results showed that of 72 research samples that received grades 68 and above 9 students or 12.5% and research samples who received grades less than 68 were 63 students or 87.5%. Based on the mastery criteria that the research sample was declared successful if 85% of students scored 68 and above, it can be concluded that grade IX students of PGRI Waipotih Middle School have not been able to write description essays using the Total Physical Response Learning Model. Based on these results, the authors suggest (1) to improve the ability to write a description essay with a total physical response learning model, language subject teachers Indonesia should familiarize students with the total physical response learning model, both in the form of process and practicum. (2) Teachers should provide many opportunities for students to write descriptive essays through the total physical response learning model. (3) Advanced researchers can make the results of this study a relevant reference for further research. Keywords: Essay description, total physical response, students. PENDAHULUAN mengungkapkan makna dan pesan, Tujuan pengajaran bahasa termasuk kemampuan menafsirkan, Indonesia sesuai dengan Kurikulum menilai, dan mengekspresikan diri dengan Tingkat Satuan Pendidikan adalah bahasa.Kemampuan berkomunikasi dapat membantu anak didik mengembangkan juga disebut kemampuan berbahasa kemampuan berkomunikasi, baik secara karena di dalam berkomunikasi digunakan lisan maupun secara tertulis. Siswa bahasa sebagai media utamanya diarahkan bukan sekedar belajar teori Standarkompetensi pembelajaran bahasa, melainkan berkomunikasi. bahasa Indonesia meliputi: menyimak, Kemampuan berkomunikasi yang berbicara, membaca, dan menulis. mendasar adalah kemampuan Keempat aspek keterampilan itu menjadi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 134
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih faktor pendukung dalam menyampaikan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan pikiran, gagasan, pendapat, baik secara bertujuan. Tarigan (2009:14) menyatakan lisan maupun tertulis, sesuai dengan bahwa setiap guru bahasa harus dapat konteks komunikasi yang harus dikuasai membantu dan membimbing para pelajar oleh pemakai bahasa. Keterampilan untuk dapat mengembangkan dan menulis merupakan bagian dari meningkatkan keterampilan-keterampilan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan yang mereka butuhkan dalam menulis. pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Setiap penulis harus dapat Melalui menulis, siswa akan memperoleh menuangkan pikiran atau gagasannya pengetahuan dan keterampilan yang secara cermat ke dalam tulisannya. Saat bermanfaat bagi pertumbuhan dan menulis, seseorang sebaiknya perkembangan daya nalar, sosial, serta mengungkapkan penalarannya dengan kebudayaan. Melalui keterampilan pola-pola yang logis sehingga pembaca menulis pun seseorang dapat merekam, dapat menemukan dan mengikuti pokok melaporkan, memberitahukan, pikiran atau gagasan sang penulis yang menyakinkan dan mempengaruhi orang terkandung dalam tulisannya tersebut lain. Dengan keterampilan menulis yang (Soedjito, 2007:126). Salah satu wujud memadai,seseorang tidak akan mengalami keterampilan menulis yang harus kesulitan dalam mengekspresikan diri dipahami dan dikuasai siswa sebagai dengan perkembangan dunia modern. modal awal untuk menghadapi Sebagai puncak kemampuan perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbahasa, kegiatan menulis sebenarnya dunia pendidikan adalah menulis paragraf. merupakan kemampuan yang kompleks. Sebuah tulisan dalam bentuk paragraf Kegiatan ini bukan hanya membutuhkan pada dasarnya merupakan perwujudan pensil, kertas, mesin tik atau komputer, hasil penalaran dan buah pikiran penulis. melainkan yang lebih penting adalah Penalaran ini merupakan proses pemikiran kemampuan memilih atau menentukan ide untuk memperoleh kesimpulan yang logis atau topik tulisan, mencari fakta, berdasarkan avidensi dan relevan. mengorganisasi materi tulisan, Penalaran ini terutama terkait dengan menyatukan sehingga menjadi suatu proses penafsiran fakta sebagai dasar tulisan, dan sebagainya. Dengan demikian, untuk menarik suatu kesimpulan. seorang penulis yang ingin belajar menulis Selanjutnya, Achadiat (2007:41) pun harus mengetahui bahwa untuk mengemukakan bahwa penalaran menyelesaikan tugas menulis yang merupakan proses berpikir sistematik sederhana pun tetap diperlukan sejumlah untuk memperoleh kesimpulan berupa kemampuan. pengetahuan. Hanya saja tidak semua Seiring dengan tuntutan dan penulis mampu menguraikan penalaran perkembangan ilmu pengetahuan, dalam sebuah paragraf secara teratur, kemampuan menulis mempunyai makna khususnya bentuk paragraf deskripsi. Hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. ini sangat terkait dengan Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan pengetahuan,pemahaman,dan penguasaan (2009:4) bahwa keterampilan menulis keterampilan-keterampilan yang butuhkan merupakan suatu ciri dari orang yang dalam menulis paragraf deskripsi yang di terpelajar atau bangsa yang terpelajar. butuhkan dalam menulis paragraf Pada hakikatnya mengalihkan proses deskripsi yang membutuhkan adanya mental seseorang dengan jalan pernyataan sebab dan akibat. Penyusunan menggantikan berpikir praktis yang paragraf deskripsi ini menuntut siswa terpaut pada situasi dengan berpikir mampu menciptakan ide sebagai abstrak dan teoretis.Pengetahuan tentang penyebab dan menemukan pula ide yang keterampilan menulis sangat perlu berperan sebagai akibat yang di sertai diketahui,baik oleh guru maupun oleh alasan-alasan yang kuat. Sajian paragraf siswa dalam proses belajar mengajar. sebab akibat haruslah hidup dan pengetahuan tentang keterampilan menulis mempunyai daya tarik sendiri sebagai gabungan berbagai proses dampak dibandingkan paragraf lainnya. Di berdampak positif terhadap strategi belajar samping itu, paragraf ini haruslah bersifat mengajar. Menulis sebagai sesuatu dramatik yaitu dengan memanfaatkan pengalaman yang aktif adalah suatu ungkapan-ungkapan yang hidup dan
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 135
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih kontras yang menyolok. Hal lain yang tempat penelitian, maka penelitian ini lebih di utamakan dalam paragraf dapat dikategorikan ke dalam jenis deskripsi adalah penyajiannya harus dapat penelitian lapangan. berbentuk kalimat yang mendukung B. Variabel Penelitian gagasan pokok yang berupa akibat yang di Variabel penelitian ini ada dua, tuangkan ke dalam topik. yaitu variabel bebas (independent) dan Karangan deskripsi adalah bentuk variabel terikat (dependent). Variabel wacana yang berusaha menyajikan sesuatu bebas penelitian ini adalah pembelajaran objek, sehingga objek itu seolah-olah menulis karangan deskripsi dengan berada di depan pembaca, seakan-akan menggunakan model total physical para pembaca melihat sendiri objek itu respon. Sedangkan variabel terikat (Alwi dkk, 2002: 97). Dapat dikatakan penelitian ini adalah hasil pembelajaran bahwa karangan deskripsi seakan-akan menulis karangan deskripsi dengan menyajikan lukisan yang sehidup- menggunakan model total physical hidupnya dan pembaca seolah-olah dapat respon. melihat dan merasakan hal yang yang C. Defenisi Operasional dilukiskan. Pembaca diajak mengalami Definisi operasional variabel yang dibacanya. Dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memaparkan istilah- menulis dengan menggunakan gambar, istilah penting dalam penelitian agar siswa perlu diajak mengamati menghindari terjadinya perbedaan gambardengan saksama. Setelah pemahaman antarpembaca. mengamati gambar, siswa dapat 1) Keterampilan menulis adalah proses, mengungkapkan isi jiwa, pengalaman, cara, dan perbuatan untuk pendapat, penghayatan, dan imajinasinya meningkatkan kemampuan siswa dengan menggunakan bahasa tulis sebagai dalam mengungkapkan ide gagasan, alatnya untuk menghasilkan sebuah pendapat, pikiran, dan perasaan dalam karangan deskripsi. Diharapkan pembaca bentuk tulisan. seakan-akan dapat (melihat, mendengar, 2) Kemampuan siswa menulis karangan mencium, dan merasakan) apa yang deskripsi adalah tingkat penguasaan, dilihat, didengar, dicium, dan dirasakan keterampilan, dan kecerdasan siswa oleh penulis. menyusun kata, kalimat sehingga Dari hasil pra penelitian peneliti menjadi suatu tulisan atau cerita yang dengan guru bahasa Indonesia (Rine berciri deskripsi berdasarkan hasil Tromlakur S.Pd) pada 6 September 2017 observasi dan pandangan model total di kelas IX SMP PGRI Waipotih, bahwa physical respon dengan dalam proses belajar mengajar telah memperhatikan kesesuaian isi digunakan berbagai model termasuk karangan, organisasi karangan, model pembelajaran total respon. Dari penggunaan bahasa, diksi (pilihan permasalahan tersebut yang menjadi dasar kata), dan penggunaan ejaan dan tanda penulis untuk meneliti kemampuan siswa baca. dalam menulis karangan deskripsi dengan D. Populasi dan Sampel menggunakan model pembelajaran total Populasi penelitian ini adalah picycal respon pada siswa kelas IX SMP seluruh siswa kelas IX SMP PGRI PGRI Waipotih. Di SMP PGRI Waipotih Waipotih berjumlah 72 siswa yang kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu terdaftar pada tahun 2017/2018, yang 68. terbagi dalam 3 paralel kelas, yaitu IX-1 METODE PENELITIAN sebanyak 23 siswa, kelas IX- 2 sebanyak A. Jenis Penelitian 25 siswa dan kelas IX- 3 sebanyak 24 Jenis penelitian ini adalah siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat deskriptif kuantitatif yaitu pada tabel siswa kelas IX SMP PGRI menggambarkan secara objektif hasil yang Waipotih sebagai berikut. diperoleh siswa dalam tes kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan model total physical respon. Proses pemerolehan data yang dilakukan secara langsung pada objek yakni di SMP PGRI Waipotih sebagai
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 136
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
Tabel 1. Keadaan Siswa Kelas IX SMP 4. Menghitung nilai rata-rata yang
PGRI Waipotih diperoleh siswa dengan No. Kelas Laki- Per Jum menggunakan rumus sebagai Laki emp lah berikut: uan Sis ∑ wa = 1. IX-1 12 11 23 Keterangan: 2. IX-2 12 13 25 = Nilai rata-rata 3 IX-3 11 13 24 ∑ = Jumlah jawaban keseluruhan Jumlah 37 72 N = Banyaknya subjek 36 sis sis siswa wa wa Sumber : SMP PGRI Waipotihtahun (Rumbawa dalam Tuhuloulah, 2016:81). pembelajaran 2017-2018 HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas, maka A. Penyajian Hasil Analisis Data sampel penelitian ini berjumlah 72 siswa, Pada bab ini data kuantitatif yang karena jumlah populasi kurang dari 100 diperoleh dari hasil tes sisswa kelas IX siswa. Dengan demikian penelitian ini akan dibahas secara mendalam. Hasil termasuk penelitian populasi (Arikunto, kuantitatif yang dimaksud dalam 2010:174). penelitian ini adalah hasil yang dinyatakan E. Instrumen Penelitian dalam bentuk angka untuk mengukur Instrumen penelitian yang digunakan kemampuan menulis karangan deskripsi peneliti dalam penelitian ini adalah; melalui model pembelajaran total picycal a. Perangkat pembelajaran (RPP). respon pada siswa kelas IX SMP PGRI b. Indikator penilaian (Kesesuaian isi Waipotih. Data yang diperoleh dalam dengan tema, pilihan kata, penelitian ini diolah dan dianalisis paragraf tertata rapi). menurut teknik dan prosedur seperti yang F. Teknik Pengumpulan Data dikemukakan pada Bab III. Teknik yang digunakan dalam Data yang diolah dan dianalisis penelitian ini adalah dengan menggunakan adalah data skor mentah hasil tes insterumen penelitian berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi mengarang, siswa diberikan tes menyusun melalui total picycal respon siswa kelas karangan deskripsi dengan menggunakan IX SMP PGRI Waipotih. Adapun model total physical respon. Tes yang langkah-langkah dalam menganalisis data, diberikan kepada siswa tersebut yaitu membuat daftar skor mentah, dikerjakan dalam waktu 2 x 40 menit, membuat distribusi frekuensi dari skor waktu yang dipergunakan tersebut mentah, mencari mean rata-rata, disesuaikan dengan jam pelajaran bahasa menentukan nilai rata-rataskor yang Indonesia di sekolah bersangkutan. diperoleh dariskor mentah, dan G. Teknik Analisis Data menentukan tolok ukur keberhasilan Data yang terkumpul dalam siswa. Hasil dari kemampuan menulis penelitian ini akan dianalisis dengan karangan deskripsi melalui model menggunakan teknik statistik deskriptif pembelajaran total picycal respon pada kuantitatif. Adapun langkah-langkah siswa kelas IX SMP PGRI menganalisis data sebagai berikut: Waipotihdengan menggunakan analisis 1. Membuat daftar skor mentah statistik deskriptif. 2. Membuat distribusi frekuensi dan Penyajian hasil analisis data nilai skor mentah mentah siswa kelas IX SMP PGRI 3. Menentukan nilai baku setiap Waipotihsebagaimana tampak pada sampel dengan menggunakan rumus paparan berikut ini. p = Fg x100 1. Data Statistik Deskriptif Hasil Kemampuan Menulis Karangan N Keterangan: Deskripsi Melalui Model P : Persentase Pembelajaran Total Picycal Respon Fg : Jumlah Jawaban Benar Pada Siswa Kelas IX SMP PGRI N : Jumlah skor maksimal Waipotih (Rumbawa dalam Tuhuloulah, 2016:81).
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 137
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih Berdasarkan hasil analisis data, 40, sampel penelitian046 memperoleh menunjukkan bahwa sampel penelitian skor 40, sampel penelitian047 berjumlah 72. Skor tertinggi adalah 80 dan memperolehskor 60,sampel skor terendah adalah 40. Sampel penelitian048memperoleh skor 40, sampel penelitian001memperoleh skor 80, sampel penelitian049 memperoleh skor 60, penelitian002 memperoleh skor 40, sampel penelitian050 memperoleh skor sampel penelitian003 memperoleh skor 60,sampelpenelitian051memperolehSkor6 80, sampel penelitian004 memperoleh 0,sampel penelitian052memperoleh skor skor 40, sampel penelitian005memperoleh 40, sampel penelitian053 memperoleh skor 80, sampel penelitian006 skor 40, sampel penelitian054 memperoleh skor 40, sampel memperoleh skor 40, sampel penelitian007 memperoleh skor 40, penelitian055 memperoleh skor 40, sampel penelitian008 memperoleh skor sampel penelitian056 memperoleh skor60, 60, sampel penelitian009 memperoleh sampel penelitian057 memperoleh skor skor 40, sampel penelitian010 40, sampel penelitian058 memperoleh memperoleh skor 80, sampel skor 60, sampel penelitian059 penelitian011 memperoleh skor 40, memperoleh skor 60, sampel sampel penelitian012 memperoleh skor penelitian060 memperoleh skor 80, 40, sampel penelitian013 memperoleh sampel penelitian061 memperoleh skor skor 40, sampel penelitian014 40, sampel penelitian062 memperoleh memperoleh skor 40,sampel penelitian015 skor 40, sampel penelitian063 memperoleh skor 40, sampel memperoleh skor 40, sampel penelitian016 memperoleh skor 40, penelitian064 memperoleh skor 60, sampel penelitian017 memperolehskor 60, sampel penelitian065 memperoleh skor sampel penelitian018memperoleh skor 40, 80,sampel penelitian066 memperoleh skor sampel penelitian019 memperoleh skor 80, sampel penelitian067 memperoleh 40, sampel penelitian020 memperoleh skor 60, sampel penelitian068 skor 40, sampel penelitian021 memperolehskor40, sampel memperoleh skor 40, sampel penelitian069memperoleh skor 40, sampel penelitian022memperoleh skor 60, sampel penelitian070 memperoleh skor 40, penelitian023 memperoleh skor 40, sampel penelitian071 memperoleh skor sampel penelitian024 memperoleh skor 40, dan sampel penelitian072 memperoleh 40, sampel penelitian025 memperoleh skor 40, skor 40, sampel penelitian026memperoleh Berdasarkan hasil tes perolehan skor 40, sampel penelitian027 skor mentah siswa, maka dapat memperoleh skor 40, sampel distribusikan ke bentuk frekuensi dan penelitian028 memperoleh skor 80, persentase sebagaimana tertera pada tabel sampel penelitian029 memperoleh skor 2 berikut ini. 40, sampel penelitian030 memperoleh Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan skor 40, sampel penelitian031 Persentase Hasil Tes memperoleh skor 60, sampel Siswa penelitian032 memperoleh skor 40, sampel penelitian033 memperoleh skor No Nila Frekuens Persenta 80, sampel penelitian034 memperoleh . i i se (%) skor 40, sampel penelitian035 1 80 9 12.5 memperoleh skor 40,sampel penelitian036 2 60 17 23.6 memperoleh skor 60, sampel 3 40 46 63.9 penelitian037 memperoleh skor 60, Jumlah 72 Siswa 100% sampel penelitian038 memperolehskor 60, sampel penelitian039memperoleh skor 40, Berdasarkan tabel 2 tersebut sampel penelitian040 memperoleh skor diperoleh gambaran tentang frekuensi dan 40, sampel penelitian041 memperoleh hasil tes siswa sebagai berikut: nilai skor 40, sampel penelitian042 tertinggi 80 diperoleh oleh 9 siswa memperoleh skor 40, sampel (12.5%); nilai 60 diperoleh oleh 17 siswa penelitian043 memperoleh skor 60, (23.6%); dan nilai 40 diperoleh oleh 46 sampel penelitian044 memperoleh skor siswa (63.9%). 40,sampel penelitian045 memperoleh skor
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 138
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih Berdasarkan data distribusi Tabel 4. Kategorisasi Tes Tingkat frekuensi dan presentase nilai siswa Kemampuan, Frekuensi dan subjek penelitianditransfer ke dalam Persentase Siswa konversi angka berskala 10-100. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada N Inter Tingkat Frekue Persent tabel 3 berikut ini. o val Kemamp nsi ase (%) Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Nilai uan Persentase Skor Tes Hasil Belajar Menulis Karangan 1. 85- Sangat 0 0 Deskripsi Melalui Model 2. 100 tinggi 9 12.5 Pembelajaran Total Picycal 3. 75- Tinggi 17 23.6 Respon. 4. 84 Sedang 46 63.9 5. 60- Rendah 0 0 N Renta Frekue Persent 74 Sangat o. ng nsi ase (%) 40- rendah Skor 59 0-39 1 100 0 0 Jumlah 72 100% siswa 2 90 0 0 Berdasarkan tabel kategorisasi tes 3 80 9 12.5 tingkat kemampuan, frekuensi dan persentase siswa sampel menunjukkan 4 70 0 0 bahwasiswa yang berada pada kategori tinggi diperoleh 9 siswa (12.5%), siswa 5 60 17 23.6 yang berada pada kategori sedang diperoleh 17 siswa (23.6%), siswa yang 6 50 0 0 berada pada kategori rendah diperoleh 46 siswa (63.9%), dan tidak ada siswa yang 7 40 46 63.9 berada pada kategori sangat tinggi dan 8 30 0 0 kategori sangat rendah. Berdasarkan tabel di atas maka hasil belajar siswa pada 9 20 0 0 kegiatan tes berada pada kategorirendah. Hasil analisis statistik deskriptif 10 10 0 0 yang berkaitan dengan nilai tes siswa sampeldi atas dapat dilihat pada tabel 5 Jumlah 72 100% berikut ini siswa Tabel 5.Deskripsi Nilai Hasil Tes Siswa Nilai Statistik Berdasarkan tabel 3 di atas Statistik diperoleh gambaran bahwa nilai diperoleh Sampel penelitian 72 sampel penelitian sangat bervariasi. Tidak Nilai tertinggi 80 ada sampel penelitian yang memperoleh Nilai terendah 40 nilai 100, 90. Siswa yang memperoleh Nilai tengah 60 nilai 80 berjumlah 9 orang (12.5%), siswa Nilai ideal 100 yang memperoleh nilai60 berjumlah 17 Rata-rata 49.72 orang (23.6%), siswa yang memperoleh nilai 40 berjumlah 46 orang (63.9%), dan tidak satu siswa pun yang memperoleh nilai 70, 50, 30, 20, dan 10. Berdasarkan tabel 5, dapat Berdasarkan distribusi frekuensi dan digambarkan bahwa dari 72 siswa yang persentase skor tes hasil belajar menulis dijadikan sampel penelitianuntuk karangan deskripsi melalui model pembelajaran menulis karangan deskripsi pembelajaran total picycal respon dapat melalui media gambar, pada umumnya diketahui kategori kemampuan siswa. memiliki tingkat hasil belajar siswa yang Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 4 cenderung sedang. berikut ini.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 139
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih Berdasarkan nilai statistik hasil memperoleh skor 60 berjumlah 17 orang belajar menulis karangan deskripsi (23.6%),dan sampelyang memperoleh melalui model pembelajaran total picycal skor 40 berjumlah 46 orang (63.9%). respon dapat diketahui tingkat Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya bahwa kemampuan siswa kelas IX, dapat dilihat tabel 6 berikut ini. tentangkemampuan menulis karangan Tabel 6. Klasifikasi Tingkat deskripsi melalui model pembelajaran KemampuanTesHasil total picycal respondikategorikan rendah. Belajar Menulis Hal ini dinyatakan karena perolehan nilai Karangan Deskripsi siswa masih rendah. Dari 72 sampelyang Melalui Model diberi tes atau diteliti, yang memperoleh Pembelajaran Total nilai 68 ke atas sebanyak 9 siswa atau Picycal Respon. 12.5% sedangkan sampelyang memperoleh nilai 68 ke bawah sebanyak No. Perolehan Frekuensi Persentase 63 siswa atau 87.5%. Kategorisasi nilai Nilai (%) rendah tersebut tentu saja memengaruhi 1 kemampuan nilai siswa secara klasikal. Nilai 68 9 12.5 Berdasarkan uraian tersebut ke atas tampak bahwa kemampuan siswa kelas 2 IX sebagai sampel tentangkemampuan Di bawah 63 87.5 menulis karangan deskripsi melalui model 68 pembelajaran total picycal respon berada Jumlah 72 siswa 100% pada kategori rendah karena dari 72 sampel yang diberi tes, sampel penelitian yang memperoleh nilai dengan kategori Berdasarkan tabel 6 di atas rendah berjumlah 46 siswa atau 63.9% diketahui bahwa hasil tes siswa lebih tinggi dari sampel penelitian yang sampelyang memperoleh nilai 68 ke atas memperoleh nilai sedang sebanyak 17 berjumlah 9 siswa (12.5%) dan siswa atau 23.6%, dan sampel yang sampelyang memperoleh nilai di bawah memperoleh nilai dengan kategori tinggi 68 berjumlah 63 siswa (87.5%). Hal ini sebanyak 9 siswa atau 12.5%. Hal ini membuktikan bahwa nilai yang diperoleh merupakan salah satu indikator bahwa siswa sampelsebesar 68 ke atas tidak pembelajaran menulis karangan deskripsi mencapai kriteria tingkat kemampuan melalui model pembelajaran total picycal siswa. respon pada siswa kelas IX SMP PGRI Berdasarkan hasil kemampuan tes Waipotih belum berhasil walaupun secara hasil belajar menulis karangan deskripsi klasikal ada sembilan siswa yang telah melalui model pembelajaran total picycal mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu respon pada siswa kelas IX SMP PGRI 68. Waipotih, peneliti dapat menyimpulkan SIMPULAN bahwa siswa belum mampu menulis Berdasarkan uraian pada bab karangan deskripsi melalui model terdahulu, maka kesimpulan yang pembelajaran total picycal respon. diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan PEMBAHASAN analisis data yang telah dilakukan adalah Berdasarkan hasil analisis data, sebagai berikut: maka dapat dikemukakan bahwa temuan Siswa sampelberjumlah 72 orang. yang diperoleh dalam penelitian ini Skor skor maksimal yaitu 100. Skor tentangkemampuan menulis karangan tertinggi yang diperoleh siswa sampel deskripsi melalui model pembelajaran yaitu 80, dan skor terendah yang diperoleh total picycal respon pada siswa kelas IX sampel penelitian yaitu 40, skor tengah SMP PGRI Waipotih. yang diperoleh sampel penelitian yaitu 60, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dan jumlah nilai secara menyeluruh yaitu kemampuan siswa, tentangmenulis 3.580 dengan nilai rata-rata sampel karangan deskripsi melalui model penelitian secara klasikal yaitu 49.72. pembelajaran total picycal respon, Kemampuan menulis karangan dikategorikan sedang. deskripsi melalui model pembelajaran Berdasarkan hasil tes pada 72 siswa pada kelas IX yang dijadikansampel penelitian dalam menulis karanga total picycal respon pada siswa kelas IX (12.5%). Selanjutnya, sampelyang
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 140
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih SMP PGRI Waipotih belum berhasil Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur dengan baik. Hal ini berdasar pada hasil Penelitian. Jakarta: Rineka analisis data yaitusampel penelitian yang Cipta. memperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9 siswa atau 12.5% dan sampel penelitian Asron, dkk. 2007. Belajar Mengarang yang memperoleh nilai di bawah 68 dari Narasi hingga Argumentasi. sebanyak 63siswa atau 87.5%. Jakarta: Erlangga. Dengan demikian kemampuan menulis karangan deskripsi melalui model Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa pembelajaran total picycal respon pada Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka siswa kelas IX SMP PGRI Junus, Andi Muhammad. 2002. Waipotih,secara klasikal belum berhasil Keterampilan Menulis. dengan baik karena sampel penelitian Makassar: Badan Penerbit secara klasikal belum mencapai dilai UNM. diatas KKM yaitu 68,. SARAN Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Jakarta: Bertolak dari hasil kesimpulan Nusa Indah. tentang kemampuanmenulis karangan Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus deskripsi melalui model pembelajaran Linguistik. Jakarta: PT. total picycal respon pada siswa kelas IX Gramedia Pustaka Jakarta SMP PGRI Waipotih, maka saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini Marlan, Hartini. 2009. Retorika Menulis. adalah: Makassar: Citra. (1) Untuk meningkatkan kemampuan . menulis karangan deskripsi melalui Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian model pembelajaran total picycal dalam Pengajaran Bahasa dan respon pada siswa kelas IX SMP Sastra. PGRI Waipotih, guru mata pelajaran Yogyakarta: BPFE. bahasa Indonesia di sekolah tersebut hendaknya mengakrabkan siswa Ruwin, Joko dan Sutjarso. 2006. Bahasa dengan model pembelajaran total Indonesia. Makassar: picycal respon, baik dalam bentuk FKIP Unismuh. proses maupun praktikum. (2) Guru hendaknya banyak memberikan Salam,2009.Pendidikan PenulisanKreatif. kesempatan kepada siswa untuk Makassar: Badan Penerbit UNM. menulis karangan deskripsi melalui model pembelajaran total picycal Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. respon. Bandung: Remaja (3) Bagi peneliti lanjut dapat menjadikan Rosdakarya. hasil penelitian ini sebagai acuan yang relevan untuk penelitian Soedjito. 2006. Keterampilan Menulis lanjutan. Paragraf. Bandung: Remaja Karya Bandung. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Djago. 2008. Membina Achadiat, Sabarti dkk. 2007. Menulis. Keterampilan Menulis Paragraf Departemen pendidikan dan kebudayaan. dan Pengembangannya. Bandung: Alwi, Hasan,dkk. 2002. Kamus Besar Angkasa. 2003. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wacana. Bandung: Angkasa.
.2008. Tata Bahasa Baku Tarigan, H.G. 2009. Menulis sebagai
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suatu Keterampilan Berbahasa. Ambo Enre, Fachruddin. 2005. Dasar- Bandung: Angkasa. dasar Keterampilan Menulis. Makassar: Badan Penerbit UNM Tesol. 2016. Implementasi Metode Total Makassar. Physical http://maduratesol.blogspot.co.id /
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 141
A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2 Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih 2016/08 /implementasi-metode- total-physical.html
Tuhuloulah, Ali. 2016. Kemampuan
Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Siswa Kelas X Perkantoran SMK Alhilaal Namlea. Skripsi. Iqra Buru. Tidak Diterbitkan.