Anda di halaman 1dari 9

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988
Vol. 4, No. 1, September 2019

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL RESPON SISWA KELAS IX
SMP PGRI WAIPOTIH

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2


1. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku
2. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku
andiirmawati202@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas


IX SMP PGRI Waipotih dalammenulis karangan deskripsi dengan
menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon. Penelitian ini
dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data
dikumpulkan melalui instrumen penelitian berupa tes dan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 72
sampel penelitian yang memperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9siswa atau
12.5% dan sampel penelitian yang memperoleh nilai kurang dari 68
sebanyak 63 siswa atau 87,5%. Dengan berdasar pada kriteria penguasaan
bahwa sampel penelitian dinyatakan berhasil apabila 85% siswa
memperoleh nilai 68 ke atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas
IX SMP PGRI Waipotih belum mampu menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon.
Berdasarkanhasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan (1) untuk
meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan model
pembelajaran total physical respon, guru mata pelajaran bahasa Indonesia
hendaknya mengakrabkan siswa dengan model pembelajaran total physical
respon, baik dalam bentuk proses maupun praktekum. (2) Guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis karangan
deskripsi melalui model pembelajaran total physical respon. (3) Bagi
peneliti lanjut dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan yang
relevan untuk penelitian lanjutan.
Kata Kunci: Karangan deskripsi, total physical respon, siswa.

Abstract. This study aims to describe the ability of grade IX students of


SMP PGRI Waipotih in writing descriptive essays using the Total Physical
Response Learning Model. This research was designed using quantitative
descriptive methods. Data was collected through research instruments in
the form of tests and analyzed using statistical techniques. The results
showed that of 72 research samples that received grades 68 and above 9
students or 12.5% and research samples who received grades less than 68
were 63 students or 87.5%. Based on the mastery criteria that the research
sample was declared successful if 85% of students scored 68 and above, it
can be concluded that grade IX students of PGRI Waipotih Middle School
have not been able to write description essays using the Total Physical
Response Learning Model. Based on these results, the authors suggest (1)
to improve the ability to write a description essay with a total physical
response learning model, language subject teachers Indonesia should
familiarize students with the total physical response learning model, both in
the form of process and practicum. (2) Teachers should provide many
opportunities for students to write descriptive essays through the total
physical response learning model. (3) Advanced researchers can make the
results of this study a relevant reference for further research.
Keywords: Essay description, total physical response, students.
PENDAHULUAN mengungkapkan makna dan pesan,
Tujuan pengajaran bahasa termasuk kemampuan menafsirkan,
Indonesia sesuai dengan Kurikulum menilai, dan mengekspresikan diri dengan
Tingkat Satuan Pendidikan adalah bahasa.Kemampuan berkomunikasi dapat
membantu anak didik mengembangkan juga disebut kemampuan berbahasa
kemampuan berkomunikasi, baik secara karena di dalam berkomunikasi digunakan
lisan maupun secara tertulis. Siswa bahasa sebagai media utamanya
diarahkan bukan sekedar belajar teori Standarkompetensi pembelajaran
bahasa, melainkan berkomunikasi. bahasa Indonesia meliputi: menyimak,
Kemampuan berkomunikasi yang berbicara, membaca, dan menulis.
mendasar adalah kemampuan Keempat aspek keterampilan itu menjadi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 134


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
faktor pendukung dalam menyampaikan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
pikiran, gagasan, pendapat, baik secara bertujuan. Tarigan (2009:14) menyatakan
lisan maupun tertulis, sesuai dengan bahwa setiap guru bahasa harus dapat
konteks komunikasi yang harus dikuasai membantu dan membimbing para pelajar
oleh pemakai bahasa. Keterampilan untuk dapat mengembangkan dan
menulis merupakan bagian dari meningkatkan keterampilan-keterampilan
keterampilan berbahasa yang dibutuhkan yang mereka butuhkan dalam menulis.
pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Setiap penulis harus dapat
Melalui menulis, siswa akan memperoleh menuangkan pikiran atau gagasannya
pengetahuan dan keterampilan yang secara cermat ke dalam tulisannya. Saat
bermanfaat bagi pertumbuhan dan menulis, seseorang sebaiknya
perkembangan daya nalar, sosial, serta mengungkapkan penalarannya dengan
kebudayaan. Melalui keterampilan pola-pola yang logis sehingga pembaca
menulis pun seseorang dapat merekam, dapat menemukan dan mengikuti pokok
melaporkan, memberitahukan, pikiran atau gagasan sang penulis yang
menyakinkan dan mempengaruhi orang terkandung dalam tulisannya tersebut
lain. Dengan keterampilan menulis yang (Soedjito, 2007:126). Salah satu wujud
memadai,seseorang tidak akan mengalami keterampilan menulis yang harus
kesulitan dalam mengekspresikan diri dipahami dan dikuasai siswa sebagai
dengan perkembangan dunia modern. modal awal untuk menghadapi
Sebagai puncak kemampuan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
berbahasa, kegiatan menulis sebenarnya dunia pendidikan adalah menulis paragraf.
merupakan kemampuan yang kompleks. Sebuah tulisan dalam bentuk paragraf
Kegiatan ini bukan hanya membutuhkan pada dasarnya merupakan perwujudan
pensil, kertas, mesin tik atau komputer, hasil penalaran dan buah pikiran penulis.
melainkan yang lebih penting adalah Penalaran ini merupakan proses pemikiran
kemampuan memilih atau menentukan ide untuk memperoleh kesimpulan yang logis
atau topik tulisan, mencari fakta, berdasarkan avidensi dan relevan.
mengorganisasi materi tulisan, Penalaran ini terutama terkait dengan
menyatukan sehingga menjadi suatu proses penafsiran fakta sebagai dasar
tulisan, dan sebagainya. Dengan demikian, untuk menarik suatu kesimpulan.
seorang penulis yang ingin belajar menulis Selanjutnya, Achadiat (2007:41)
pun harus mengetahui bahwa untuk mengemukakan bahwa penalaran
menyelesaikan tugas menulis yang merupakan proses berpikir sistematik
sederhana pun tetap diperlukan sejumlah untuk memperoleh kesimpulan berupa
kemampuan. pengetahuan. Hanya saja tidak semua
Seiring dengan tuntutan dan penulis mampu menguraikan penalaran
perkembangan ilmu pengetahuan, dalam sebuah paragraf secara teratur,
kemampuan menulis mempunyai makna khususnya bentuk paragraf deskripsi. Hal
yang penting dalam kehidupan sehari-hari. ini sangat terkait dengan
Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan pengetahuan,pemahaman,dan penguasaan
(2009:4) bahwa keterampilan menulis keterampilan-keterampilan yang butuhkan
merupakan suatu ciri dari orang yang dalam menulis paragraf deskripsi yang di
terpelajar atau bangsa yang terpelajar. butuhkan dalam menulis paragraf
Pada hakikatnya mengalihkan proses deskripsi yang membutuhkan adanya
mental seseorang dengan jalan pernyataan sebab dan akibat. Penyusunan
menggantikan berpikir praktis yang paragraf deskripsi ini menuntut siswa
terpaut pada situasi dengan berpikir mampu menciptakan ide sebagai
abstrak dan teoretis.Pengetahuan tentang penyebab dan menemukan pula ide yang
keterampilan menulis sangat perlu berperan sebagai akibat yang di sertai
diketahui,baik oleh guru maupun oleh alasan-alasan yang kuat. Sajian paragraf
siswa dalam proses belajar mengajar. sebab akibat haruslah hidup dan
pengetahuan tentang keterampilan menulis mempunyai daya tarik sendiri
sebagai gabungan berbagai proses dampak dibandingkan paragraf lainnya. Di
berdampak positif terhadap strategi belajar samping itu, paragraf ini haruslah bersifat
mengajar. Menulis sebagai sesuatu dramatik yaitu dengan memanfaatkan
pengalaman yang aktif adalah suatu ungkapan-ungkapan yang hidup dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 135


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
kontras yang menyolok. Hal lain yang tempat penelitian, maka penelitian ini
lebih di utamakan dalam paragraf dapat dikategorikan ke dalam jenis
deskripsi adalah penyajiannya harus dapat penelitian lapangan.
berbentuk kalimat yang mendukung B. Variabel Penelitian
gagasan pokok yang berupa akibat yang di Variabel penelitian ini ada dua,
tuangkan ke dalam topik. yaitu variabel bebas (independent) dan
Karangan deskripsi adalah bentuk variabel terikat (dependent). Variabel
wacana yang berusaha menyajikan sesuatu bebas penelitian ini adalah pembelajaran
objek, sehingga objek itu seolah-olah menulis karangan deskripsi dengan
berada di depan pembaca, seakan-akan menggunakan model total physical
para pembaca melihat sendiri objek itu respon. Sedangkan variabel terikat
(Alwi dkk, 2002: 97). Dapat dikatakan penelitian ini adalah hasil pembelajaran
bahwa karangan deskripsi seakan-akan menulis karangan deskripsi dengan
menyajikan lukisan yang sehidup- menggunakan model total physical
hidupnya dan pembaca seolah-olah dapat respon.
melihat dan merasakan hal yang yang C. Defenisi Operasional
dilukiskan. Pembaca diajak mengalami Definisi operasional variabel
yang dibacanya. Dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memaparkan istilah-
menulis dengan menggunakan gambar, istilah penting dalam penelitian agar
siswa perlu diajak mengamati menghindari terjadinya perbedaan
gambardengan saksama. Setelah pemahaman antarpembaca.
mengamati gambar, siswa dapat 1) Keterampilan menulis adalah proses,
mengungkapkan isi jiwa, pengalaman, cara, dan perbuatan untuk
pendapat, penghayatan, dan imajinasinya meningkatkan kemampuan siswa
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai dalam mengungkapkan ide gagasan,
alatnya untuk menghasilkan sebuah pendapat, pikiran, dan perasaan dalam
karangan deskripsi. Diharapkan pembaca bentuk tulisan.
seakan-akan dapat (melihat, mendengar, 2) Kemampuan siswa menulis karangan
mencium, dan merasakan) apa yang deskripsi adalah tingkat penguasaan,
dilihat, didengar, dicium, dan dirasakan keterampilan, dan kecerdasan siswa
oleh penulis. menyusun kata, kalimat sehingga
Dari hasil pra penelitian peneliti menjadi suatu tulisan atau cerita yang
dengan guru bahasa Indonesia (Rine berciri deskripsi berdasarkan hasil
Tromlakur S.Pd) pada 6 September 2017 observasi dan pandangan model total
di kelas IX SMP PGRI Waipotih, bahwa physical respon dengan
dalam proses belajar mengajar telah memperhatikan kesesuaian isi
digunakan berbagai model termasuk karangan, organisasi karangan,
model pembelajaran total respon. Dari penggunaan bahasa, diksi (pilihan
permasalahan tersebut yang menjadi dasar kata), dan penggunaan ejaan dan tanda
penulis untuk meneliti kemampuan siswa baca.
dalam menulis karangan deskripsi dengan D. Populasi dan Sampel
menggunakan model pembelajaran total Populasi penelitian ini adalah
picycal respon pada siswa kelas IX SMP seluruh siswa kelas IX SMP PGRI
PGRI Waipotih. Di SMP PGRI Waipotih Waipotih berjumlah 72 siswa yang
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu terdaftar pada tahun 2017/2018, yang
68. terbagi dalam 3 paralel kelas, yaitu IX-1
METODE PENELITIAN sebanyak 23 siswa, kelas IX- 2 sebanyak
A. Jenis Penelitian 25 siswa dan kelas IX- 3 sebanyak 24
Jenis penelitian ini adalah siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
deskriptif kuantitatif yaitu pada tabel siswa kelas IX SMP PGRI
menggambarkan secara objektif hasil yang Waipotih sebagai berikut.
diperoleh siswa dalam tes kemampuan
menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan model total physical
respon. Proses pemerolehan data yang
dilakukan secara langsung pada objek
yakni di SMP PGRI Waipotih sebagai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 136


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Tabel 1. Keadaan Siswa Kelas IX SMP 4. Menghitung nilai rata-rata yang


PGRI Waipotih diperoleh siswa dengan
No. Kelas Laki- Per Jum menggunakan rumus sebagai
Laki emp lah berikut:
uan Sis ∑
wa =
1. IX-1 12 11 23 Keterangan:
2. IX-2 12 13 25 = Nilai rata-rata
3 IX-3 11 13 24
∑ = Jumlah jawaban keseluruhan
Jumlah 37 72
N = Banyaknya subjek
36 sis sis
siswa wa wa
Sumber : SMP PGRI Waipotihtahun (Rumbawa dalam Tuhuloulah, 2016:81).
pembelajaran 2017-2018 HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel di atas, maka A. Penyajian Hasil Analisis Data
sampel penelitian ini berjumlah 72 siswa, Pada bab ini data kuantitatif yang
karena jumlah populasi kurang dari 100 diperoleh dari hasil tes sisswa kelas IX
siswa. Dengan demikian penelitian ini akan dibahas secara mendalam. Hasil
termasuk penelitian populasi (Arikunto, kuantitatif yang dimaksud dalam
2010:174). penelitian ini adalah hasil yang dinyatakan
E. Instrumen Penelitian dalam bentuk angka untuk mengukur
Instrumen penelitian yang digunakan kemampuan menulis karangan deskripsi
peneliti dalam penelitian ini adalah; melalui model pembelajaran total picycal
a. Perangkat pembelajaran (RPP). respon pada siswa kelas IX SMP PGRI
b. Indikator penilaian (Kesesuaian isi Waipotih. Data yang diperoleh dalam
dengan tema, pilihan kata, penelitian ini diolah dan dianalisis
paragraf tertata rapi). menurut teknik dan prosedur seperti yang
F. Teknik Pengumpulan Data dikemukakan pada Bab III.
Teknik yang digunakan dalam Data yang diolah dan dianalisis
penelitian ini adalah dengan menggunakan adalah data skor mentah hasil tes
insterumen penelitian berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi
mengarang, siswa diberikan tes menyusun melalui total picycal respon siswa kelas
karangan deskripsi dengan menggunakan IX SMP PGRI Waipotih. Adapun
model total physical respon. Tes yang langkah-langkah dalam menganalisis data,
diberikan kepada siswa tersebut yaitu membuat daftar skor mentah,
dikerjakan dalam waktu 2 x 40 menit, membuat distribusi frekuensi dari skor
waktu yang dipergunakan tersebut mentah, mencari mean rata-rata,
disesuaikan dengan jam pelajaran bahasa menentukan nilai rata-rataskor yang
Indonesia di sekolah bersangkutan. diperoleh dariskor mentah, dan
G. Teknik Analisis Data menentukan tolok ukur keberhasilan
Data yang terkumpul dalam siswa. Hasil dari kemampuan menulis
penelitian ini akan dianalisis dengan karangan deskripsi melalui model
menggunakan teknik statistik deskriptif pembelajaran total picycal respon pada
kuantitatif. Adapun langkah-langkah siswa kelas IX SMP PGRI
menganalisis data sebagai berikut: Waipotihdengan menggunakan analisis
1. Membuat daftar skor mentah statistik deskriptif.
2. Membuat distribusi frekuensi dan Penyajian hasil analisis data nilai
skor mentah mentah siswa kelas IX SMP PGRI
3. Menentukan nilai baku setiap Waipotihsebagaimana tampak pada
sampel dengan menggunakan rumus paparan berikut ini.
p = Fg x100 1. Data Statistik Deskriptif Hasil
Kemampuan Menulis Karangan
N
Keterangan: Deskripsi Melalui Model
P : Persentase Pembelajaran Total Picycal Respon
Fg : Jumlah Jawaban Benar Pada Siswa Kelas IX SMP PGRI
N : Jumlah skor maksimal Waipotih
(Rumbawa dalam
Tuhuloulah, 2016:81).

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 137


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
Berdasarkan hasil analisis data, 40, sampel penelitian046 memperoleh
menunjukkan bahwa sampel penelitian skor 40, sampel penelitian047
berjumlah 72. Skor tertinggi adalah 80 dan memperolehskor 60,sampel
skor terendah adalah 40. Sampel penelitian048memperoleh skor 40, sampel
penelitian001memperoleh skor 80, sampel penelitian049 memperoleh skor 60,
penelitian002 memperoleh skor 40, sampel penelitian050 memperoleh skor
sampel penelitian003 memperoleh skor 60,sampelpenelitian051memperolehSkor6
80, sampel penelitian004 memperoleh 0,sampel penelitian052memperoleh skor
skor 40, sampel penelitian005memperoleh 40, sampel penelitian053 memperoleh
skor 80, sampel penelitian006 skor 40, sampel penelitian054
memperoleh skor 40, sampel memperoleh skor 40, sampel
penelitian007 memperoleh skor 40, penelitian055 memperoleh skor 40,
sampel penelitian008 memperoleh skor sampel penelitian056 memperoleh skor60,
60, sampel penelitian009 memperoleh sampel penelitian057 memperoleh skor
skor 40, sampel penelitian010 40, sampel penelitian058 memperoleh
memperoleh skor 80, sampel skor 60, sampel penelitian059
penelitian011 memperoleh skor 40, memperoleh skor 60, sampel
sampel penelitian012 memperoleh skor penelitian060 memperoleh skor 80,
40, sampel penelitian013 memperoleh sampel penelitian061 memperoleh skor
skor 40, sampel penelitian014 40, sampel penelitian062 memperoleh
memperoleh skor 40,sampel penelitian015 skor 40, sampel penelitian063
memperoleh skor 40, sampel memperoleh skor 40, sampel
penelitian016 memperoleh skor 40, penelitian064 memperoleh skor 60,
sampel penelitian017 memperolehskor 60, sampel penelitian065 memperoleh skor
sampel penelitian018memperoleh skor 40, 80,sampel penelitian066 memperoleh skor
sampel penelitian019 memperoleh skor 80, sampel penelitian067 memperoleh
40, sampel penelitian020 memperoleh skor 60, sampel penelitian068
skor 40, sampel penelitian021 memperolehskor40, sampel
memperoleh skor 40, sampel penelitian069memperoleh skor 40, sampel
penelitian022memperoleh skor 60, sampel penelitian070 memperoleh skor 40,
penelitian023 memperoleh skor 40, sampel penelitian071 memperoleh skor
sampel penelitian024 memperoleh skor 40, dan sampel penelitian072 memperoleh
40, sampel penelitian025 memperoleh skor 40,
skor 40, sampel penelitian026memperoleh Berdasarkan hasil tes perolehan
skor 40, sampel penelitian027 skor mentah siswa, maka dapat
memperoleh skor 40, sampel distribusikan ke bentuk frekuensi dan
penelitian028 memperoleh skor 80, persentase sebagaimana tertera pada tabel
sampel penelitian029 memperoleh skor 2 berikut ini.
40, sampel penelitian030 memperoleh Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan
skor 40, sampel penelitian031 Persentase Hasil Tes
memperoleh skor 60, sampel Siswa
penelitian032 memperoleh skor 40,
sampel penelitian033 memperoleh skor No Nila Frekuens Persenta
80, sampel penelitian034 memperoleh . i i se (%)
skor 40, sampel penelitian035 1 80 9 12.5
memperoleh skor 40,sampel penelitian036 2 60 17 23.6
memperoleh skor 60, sampel 3 40 46 63.9
penelitian037 memperoleh skor 60, Jumlah 72 Siswa 100%
sampel penelitian038 memperolehskor 60,
sampel penelitian039memperoleh skor 40, Berdasarkan tabel 2 tersebut
sampel penelitian040 memperoleh skor diperoleh gambaran tentang frekuensi dan
40, sampel penelitian041 memperoleh hasil tes siswa sebagai berikut: nilai
skor 40, sampel penelitian042 tertinggi 80 diperoleh oleh 9 siswa
memperoleh skor 40, sampel (12.5%); nilai 60 diperoleh oleh 17 siswa
penelitian043 memperoleh skor 60, (23.6%); dan nilai 40 diperoleh oleh 46
sampel penelitian044 memperoleh skor siswa (63.9%).
40,sampel penelitian045 memperoleh skor

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 138


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
Berdasarkan data distribusi Tabel 4. Kategorisasi Tes Tingkat
frekuensi dan presentase nilai siswa Kemampuan, Frekuensi dan
subjek penelitianditransfer ke dalam Persentase Siswa
konversi angka berskala 10-100. Untuk
lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada N Inter Tingkat Frekue Persent
tabel 3 berikut ini. o val Kemamp nsi ase (%)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Nilai uan
Persentase Skor Tes Hasil
Belajar Menulis Karangan 1. 85- Sangat 0 0
Deskripsi Melalui Model 2. 100 tinggi 9 12.5
Pembelajaran Total Picycal 3. 75- Tinggi 17 23.6
Respon. 4. 84 Sedang 46 63.9
5. 60- Rendah 0 0
N Renta Frekue Persent 74 Sangat
o. ng nsi ase (%) 40- rendah
Skor 59
0-39
1 100 0 0
Jumlah 72 100%
siswa
2 90 0 0
Berdasarkan tabel kategorisasi tes
3 80 9 12.5 tingkat kemampuan, frekuensi dan
persentase siswa sampel menunjukkan
4 70 0 0 bahwasiswa yang berada pada kategori
tinggi diperoleh 9 siswa (12.5%), siswa
5 60 17 23.6 yang berada pada kategori sedang
diperoleh 17 siswa (23.6%), siswa yang
6 50 0 0
berada pada kategori rendah diperoleh 46
siswa (63.9%), dan tidak ada siswa yang
7 40 46 63.9
berada pada kategori sangat tinggi dan
8 30 0 0 kategori sangat rendah. Berdasarkan tabel
di atas maka hasil belajar siswa pada
9 20 0 0 kegiatan tes berada pada kategorirendah.
Hasil analisis statistik deskriptif
10 10 0 0 yang berkaitan dengan nilai tes siswa
sampeldi atas dapat dilihat pada tabel 5
Jumlah 72 100% berikut ini
siswa Tabel 5.Deskripsi Nilai Hasil Tes Siswa
Nilai
Statistik
Berdasarkan tabel 3 di atas Statistik
diperoleh gambaran bahwa nilai diperoleh Sampel penelitian 72
sampel penelitian sangat bervariasi. Tidak Nilai tertinggi 80
ada sampel penelitian yang memperoleh Nilai terendah 40
nilai 100, 90. Siswa yang memperoleh Nilai tengah 60
nilai 80 berjumlah 9 orang (12.5%), siswa Nilai ideal 100
yang memperoleh nilai60 berjumlah 17 Rata-rata 49.72
orang (23.6%), siswa yang memperoleh
nilai 40 berjumlah 46 orang (63.9%), dan
tidak satu siswa pun yang memperoleh
nilai 70, 50, 30, 20, dan 10. Berdasarkan tabel 5, dapat
Berdasarkan distribusi frekuensi dan digambarkan bahwa dari 72 siswa yang
persentase skor tes hasil belajar menulis dijadikan sampel penelitianuntuk
karangan deskripsi melalui model pembelajaran menulis karangan deskripsi
pembelajaran total picycal respon dapat melalui media gambar, pada umumnya
diketahui kategori kemampuan siswa. memiliki tingkat hasil belajar siswa yang
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 4 cenderung sedang.
berikut ini.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 139


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
Berdasarkan nilai statistik hasil memperoleh skor 60 berjumlah 17 orang
belajar menulis karangan deskripsi (23.6%),dan sampelyang memperoleh
melalui model pembelajaran total picycal skor 40 berjumlah 46 orang (63.9%).
respon dapat diketahui tingkat Hasil penelitian ini menunjukkan
kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya bahwa kemampuan siswa kelas IX,
dapat dilihat tabel 6 berikut ini. tentangkemampuan menulis karangan
Tabel 6. Klasifikasi Tingkat deskripsi melalui model pembelajaran
KemampuanTesHasil total picycal respondikategorikan rendah.
Belajar Menulis Hal ini dinyatakan karena perolehan nilai
Karangan Deskripsi siswa masih rendah. Dari 72 sampelyang
Melalui Model diberi tes atau diteliti, yang memperoleh
Pembelajaran Total nilai 68 ke atas sebanyak 9 siswa atau
Picycal Respon. 12.5% sedangkan sampelyang
memperoleh nilai 68 ke bawah sebanyak
No. Perolehan Frekuensi Persentase 63 siswa atau 87.5%. Kategorisasi nilai
Nilai (%) rendah tersebut tentu saja memengaruhi
1 kemampuan nilai siswa secara klasikal.
Nilai 68 9 12.5 Berdasarkan uraian tersebut
ke atas tampak bahwa kemampuan siswa kelas
2 IX sebagai sampel tentangkemampuan
Di bawah 63 87.5 menulis karangan deskripsi melalui model
68 pembelajaran total picycal respon berada
Jumlah 72 siswa 100% pada kategori rendah karena dari 72
sampel yang diberi tes, sampel penelitian
yang memperoleh nilai dengan kategori
Berdasarkan tabel 6 di atas
rendah berjumlah 46 siswa atau 63.9%
diketahui bahwa hasil tes siswa
lebih tinggi dari sampel penelitian yang
sampelyang memperoleh nilai 68 ke atas
memperoleh nilai sedang sebanyak 17
berjumlah 9 siswa (12.5%) dan
siswa atau 23.6%, dan sampel yang
sampelyang memperoleh nilai di bawah
memperoleh nilai dengan kategori tinggi
68 berjumlah 63 siswa (87.5%). Hal ini
sebanyak 9 siswa atau 12.5%. Hal ini
membuktikan bahwa nilai yang diperoleh
merupakan salah satu indikator bahwa
siswa sampelsebesar 68 ke atas tidak
pembelajaran menulis karangan deskripsi
mencapai kriteria tingkat kemampuan
melalui model pembelajaran total picycal
siswa.
respon pada siswa kelas IX SMP PGRI
Berdasarkan hasil kemampuan tes
Waipotih belum berhasil walaupun secara
hasil belajar menulis karangan deskripsi
klasikal ada sembilan siswa yang telah
melalui model pembelajaran total picycal
mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu
respon pada siswa kelas IX SMP PGRI
68.
Waipotih, peneliti dapat menyimpulkan
SIMPULAN
bahwa siswa belum mampu menulis
Berdasarkan uraian pada bab
karangan deskripsi melalui model
terdahulu, maka kesimpulan yang
pembelajaran total picycal respon.
diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan
PEMBAHASAN
analisis data yang telah dilakukan adalah
Berdasarkan hasil analisis data,
sebagai berikut:
maka dapat dikemukakan bahwa temuan
Siswa sampelberjumlah 72 orang.
yang diperoleh dalam penelitian ini
Skor skor maksimal yaitu 100. Skor
tentangkemampuan menulis karangan
tertinggi yang diperoleh siswa sampel
deskripsi melalui model pembelajaran
yaitu 80, dan skor terendah yang diperoleh
total picycal respon pada siswa kelas IX
sampel penelitian yaitu 40, skor tengah
SMP PGRI Waipotih.
yang diperoleh sampel penelitian yaitu 60,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dan jumlah nilai secara menyeluruh yaitu
kemampuan siswa, tentangmenulis
3.580 dengan nilai rata-rata sampel
karangan deskripsi melalui model
penelitian secara klasikal yaitu 49.72.
pembelajaran total picycal respon,
Kemampuan menulis karangan
dikategorikan sedang.
deskripsi melalui model pembelajaran
Berdasarkan hasil tes pada 72 siswa pada kelas IX yang dijadikansampel penelitian dalam menulis karanga
total picycal respon pada siswa kelas IX
(12.5%). Selanjutnya, sampelyang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 140


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
SMP PGRI Waipotih belum berhasil Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dengan baik. Hal ini berdasar pada hasil Penelitian. Jakarta: Rineka
analisis data yaitusampel penelitian yang Cipta.
memperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9
siswa atau 12.5% dan sampel penelitian Asron, dkk. 2007. Belajar Mengarang
yang memperoleh nilai di bawah 68 dari Narasi hingga Argumentasi.
sebanyak 63siswa atau 87.5%. Jakarta: Erlangga.
Dengan demikian kemampuan
menulis karangan deskripsi melalui model Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa
pembelajaran total picycal respon pada Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
siswa kelas IX SMP PGRI Junus, Andi Muhammad. 2002.
Waipotih,secara klasikal belum berhasil Keterampilan Menulis.
dengan baik karena sampel penelitian Makassar: Badan Penerbit
secara klasikal belum mencapai dilai UNM.
diatas KKM yaitu 68,.
SARAN Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Jakarta:
Bertolak dari hasil kesimpulan Nusa Indah.
tentang kemampuanmenulis karangan Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
deskripsi melalui model pembelajaran Linguistik. Jakarta: PT.
total picycal respon pada siswa kelas IX Gramedia Pustaka Jakarta
SMP PGRI Waipotih, maka saran yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini Marlan, Hartini. 2009. Retorika Menulis.
adalah: Makassar: Citra.
(1) Untuk meningkatkan kemampuan .
menulis karangan deskripsi melalui Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian
model pembelajaran total picycal dalam Pengajaran Bahasa dan
respon pada siswa kelas IX SMP Sastra.
PGRI Waipotih, guru mata pelajaran Yogyakarta: BPFE.
bahasa Indonesia di sekolah tersebut
hendaknya mengakrabkan siswa Ruwin, Joko dan Sutjarso. 2006. Bahasa
dengan model pembelajaran total Indonesia. Makassar:
picycal respon, baik dalam bentuk FKIP Unismuh.
proses maupun praktikum.
(2) Guru hendaknya banyak memberikan Salam,2009.Pendidikan PenulisanKreatif.
kesempatan kepada siswa untuk Makassar: Badan Penerbit UNM.
menulis karangan deskripsi melalui
model pembelajaran total picycal Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media.
respon. Bandung: Remaja
(3) Bagi peneliti lanjut dapat menjadikan Rosdakarya.
hasil penelitian ini sebagai acuan
yang relevan untuk penelitian Soedjito. 2006. Keterampilan Menulis
lanjutan. Paragraf. Bandung:
Remaja Karya Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Djago. 2008. Membina
Achadiat, Sabarti dkk. 2007. Menulis. Keterampilan Menulis Paragraf
Departemen pendidikan dan kebudayaan. dan Pengembangannya. Bandung:
Alwi, Hasan,dkk. 2002. Kamus Besar Angkasa. 2003. Pengajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wacana. Bandung: Angkasa.

.2008. Tata Bahasa Baku Tarigan, H.G. 2009. Menulis sebagai


Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suatu Keterampilan Berbahasa.
Ambo Enre, Fachruddin. 2005. Dasar- Bandung: Angkasa.
dasar Keterampilan Menulis.
Makassar: Badan Penerbit UNM Tesol. 2016. Implementasi Metode Total
Makassar. Physical
http://maduratesol.blogspot.co.id /

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 141


A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Total
Physical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih
2016/08 /implementasi-metode-
total-physical.html

Tuhuloulah, Ali. 2016. Kemampuan


Menulis Karangan Deskripsi
Melalui Media Gambar Siswa
Kelas X Perkantoran SMK
Alhilaal Namlea. Skripsi. Iqra
Buru. Tidak Diterbitkan.

Weiss, Donald H. 1990. How to Write


Easly Effectively. New
York: Amacom

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 142

Anda mungkin juga menyukai