ABSTRAK
Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extendin (CORE) untuk
Mengembangkan Potensi Siswa dalam Menulis Cerpen. Kajian ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat sulit dan tidak diminati siswa. Asumsi
kesulitan menulis dan rendahnya minat siswa dalam menulis menjadi salah satu masalah tersendiri
bagi guru untuk memotivasi siswa mampu menulis. Salah satu kegiatan menulis yang tentunya perlu
dikembangkan ialah menulis cerpen. Kegiatan pembimbingan dan motivasi menulis cerpen pun
dilakukan. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengubah asumsi siswa bahwa menulis
cerpen itu sulit ialah dengan menyajikan pembelajaran menulis semenarik mungkin. CORE dapat
diartikan pembelajaran berbasis pengalaman dan guru berusaha mengaitkan pengalaman siswa sebagai
sumber tulisan. Guru bisa menstimulus siswa menulis cerpen berdasarkan rekaman pengalaman yang
dimiliki siswa, baik pengalaman membahagiakan, mengharukan, maupun membanggakan.
Mengoneksikan pengalaman siswa menjadi menjadi sebuah tulisan merupakan salah satu cara yang
tepat untuk mengembangkan potensi menulis cerpen.
Kata kunci: model CORE, potensi siswa, menulis cerpen.
101
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
pengajaran. Selainj itu, KBBI (1995) men- objek. Objek yang akan digambarkan
jelaskan, bahwa pendekatan adalah proses, terbatas pada usaha mengungkapkan suatu
perbuatan atau cara mendekati. Dikatakan masalah, keadaan, atau peristiwa sebagai-
pula bahwa pendekatan merupakan sikap mana adanya, sehingga mampu mendes-
atau pandangan tentang sesuatu, yang kripsikan keberhasilan pembelajaran
biasanya berupa asumsi atau seperangkat keterampilan menulis dengan menggunakan
asumsi yang paling berkaitan. metode CORE. Metode deskriptif analisis
Dalam mengajarkan menulis terhadap juga dapat diartikan sebagai prosedur
seoarang anak memang dibutuhkan pen- pemecahan masalah yang diteliti dengan
dektaan psikologi, karena intelektual seo- memaparkan fakta atau melukiskan keadaan
rang anak pada massa ini sangatlah sensitif. berdasarkan fakta yang tampak dan bersifat
Seorang anak memerlukan perlakuan yang apa adanya.
eksklusif dari seoarng pengajar dalam
memberikan pelajaran. Seorang pengajar HASIL DAN PEMBAHASAN
harus mengetahui bahwa pendekatan psi- Ikhwal Menulis
kologi tidak hanya dilakukan oleh para Menulis merupakan keterampilan
psikolog saja, tetapi seorang pengajarpun mutlak yang tentunya harus dimiliki peserta
perlu mempunyai pendekatan psikologi didik. Pentingnya keterampilan menulis
untuk menumbuhkan motivasi belajar yang dikarenakan menulis merupakan kegiatan
tinggi. Salah satunya pendektan psikologi yang banyak dilakukan dalam lingkungan
yang diterapkan dalam pengajar adalah pendidikan baik formal dan informal.
bagaimana menumbuhkan suasana pem- Kegiatan menulis beraneka ragam teks
belajaran yang menyenagkan. Pendapat ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki
sejalan dengan Iskandarwassid dan Dadang setiap peserta didik guna mempersiapkan
(2008:46) menyatakan, bahwa pendekatan peserta didik untuk dapat bekarya sesuai
ini sering dianggap hanya dapat dilakukan dengan perkembangan pendidikan.
oleh para psikologi saja. Pandangan tersebut Keberhasilan siswa dalam belajar
tidak sepenuhnya keliru, karena banyaknya merupakan harapan dan suatu kebanggan
pengajar yang belum mampu mengenali dari setiap guru. Untuk dapat mewujudkan
psikologi perkembangan peserta didik. harapan itu, guru perlu memiliki acuan yang
Tidak hanya pendekatan yang akan kuat dalam melaksanakan berbagai upaya di
menunjang situasi pembelajaran, tetapi bidang pendidikan. Pendidikan senantiasa
dibantu atau dikolaborasikan dengan gaya berkembang dan perlu diperluas serta diper-
belajar visual, auditori, dan kinestetik yang hatikan, mengingat semakin meningkatnya
terdapat pada metode yang tepat dan sesuai perubahan di dunia pendidikan mengikuti
dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
metode pembelajaran menulis ini tentunya Siswa memerlukan kemampuan me-
bertujuan meningkatkan kemampuan nulis untuk mencatat, menyalin, dan
menulis siswa. menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dalam
kehidupan masyarakat, orang memerlukan
METODE PENELITIAN kemampuan menulis untuk keperluan
Kajian teoretis merupakan hasil berkirim surat, mengisi formulir atau mem-
pemikiran berdasarkan teori-teori yang dite- buat catatan. Menulis dapat didefinisikan
mukan. Metode yang digunakan dalam sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
makalah ini merupakan metode deskriptif (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
analisis. Metode penelitian deskriptif ana- tulis sebagai alat atau medianya (Hakim,
lisis merupakan suatu cara pemecahan 2007: 1). Menulis merupakan proses per-
masalah dengan cara menggambarkan suatu kembangan yang menuntut pengalaman,
102
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
103
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
104
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
105
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
Malik, Shanty. 2003. Kemahiran Menulis. Qomaruddin. 2004. Aku Cinta Bahasa
Pekanbaru: UNRI Press. Indonesia. Pekanbaru: Sutra Benta
Nanang R., Paniungkas, Ismail Kusnaidi. Perkasa.
Aku Suka Bahasa Indonesia Kelas IV Suparno, dan M. Yunus. 2002. Seluk Beluk
Nurkholis, dan Marrukhi. 2004. Seselbi Surat. Jakarta: UT.
Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran
Bahasa dan Sastra. Surabaya: Sic.
106