• Tujuan Menulis
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah
dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di
sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”. Graves (dalam Akhadia,
1991 : 14-15) menyatakan bahwa, dengan menguasai keterampilan menulis siswa dapat:
(1) meningkatkan kecerdasannya, (2) mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, (3)
menumbuhkan keberanian dan (4) dapat mendorong motivasi anak untuk mencari dan
menemukan informasi.
Dari beberapa tujuan menulis di atas, terlihat bahwa menulis adalah salah satu keterampilan yang
mutlak harus dimiliki oleh anak sekolah dasar, sesudah keterampilan menyimak dan berbicara.
Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang fleksibel. Rangkaian aktivitas yang
fleksibel maksudnya meliputi pra menulis, menulis draf, revisi penyuntingan, dan publikasi atau
pembahasan. Perkembangan anak dalam menulis permulaan juga terjadi secara perlahan-lahan,
dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami dan menguasai cara
mentransfer pikiran kedalam tulisan.
• Manfaat Menulis
• Proses Menulis
1. Pra-Menulis
2. Menulis
3. Merevisi atau Mengubah
4. Mengedit
5. Menyajikan atau Mempublikasikan Tulisan
2. PEMBELAJARAN MENULIS
• Pengertian Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis adalah sebuah proses yang ditujukan untuk mengembangkan
serangkaian aktivitas seseorang dalam rangka menghasilkan sebuah tulisan di bawah
bimbingan, arahan, dan motivasi guru.
1. Guru
Guru atau pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatian (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pasal
39). Guru memegang peranan penting dalam suatu kegiatan belajar- mengajar. Guru yang
menentukan bagaimana jalannya pembelajaran. Seorang guru memiliki kewajiban untuk
merencanakan, mengevaluasi, dan melakukan pembimbingan serta pelatihan.
Profesionalitas dan kualitas seorang guru menentukan mutu kegiatan pembelajaran. Guru
memiliki dua peranan utama. Pertama, ia berperan sebagai fasilitator dalam kedua proses
komunikasi antar siswa dalam kelas dan antara siswa denagn materi belajar. Peranan
kedua timbul dari peranan pertama yang mencakup peranan-peranan sebagai narasumber
dan pengelola sumber belajar serta sebagai pemimpin di dalam kegiatan belajar di kelas.
2. Siswa
Siswa merupakan komponen utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Siswa berperan
sebagai subjek atau pelaku belajar. Tanpa siswa, pembelajaran tidak akan mugkin dapat
terlaksana. Pada hakikatnya, siswa adalah peserta aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
bukan peserta pasif. Guru hanya fasilitator dan motivator siswa. Siswa memiliki potensi
untuk berkembang melalui sebuah proses pembelajaran. dalam mengembangkan potensi
tersebut siswa tidak boleh dipandang sebagai botol kosong dan guru sebagai pengisi ilmu
pada botol kosong tersebut, akan tetapi siswa adalah pelaku belajar yang berusaha
menggeluti, menggali, dan menentukan ilmu, sedangkan guru adalah pengarah, fisilitator,
dan motivator serta narasumber yang baik.
3. Metode
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Metode adalah cara
yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam usaha
pemudahan ini guru memerlukan cara-cara metode tertentu. Untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran yang baik tentunya diperlukan suatu cara yang efektif dan efisien
sehingga ketercapaian pembelajaran yang baik dapat diwujudkan. Menurut Martimis
Yamin 2006: 147 metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu, tapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
4. Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada
siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. Oemar Hamalik 2003: 109 menjelaskan
bahwa tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran. Tujuan belajar merupakan cara yang
akurat untuk menentukan hasil pengajaran.
5. Media
Media merupakan bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk
menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan. Marshall
McLuhan dalam Oemar Hamalik, 2003: 201 menjelaskan bahwa media adalah ekstensi
manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengannya.
6. Materi
Materi pelajaran yakni segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Bahan pengajaran adalah bagian integral.
7. Evaluasi
Evaluasi yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu
program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian assessment dan
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan
managemen, pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.
• Model Pembelajaran Menulis
a. Model Brainstorming
Metode pembelajaran Brainstorming (curah pendapat) adalah suatu model dalam
pembelajaran untuk menghasilkan banyak gagasan dari seluruh siswa dalam kelompok
diskusi yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong
munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang sembarangan, kurang masuk akal,
liar dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang
kreatif. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan
masalah bersama.
b. Model Brain Writing
Model pembelajaran brain writing merupakan satu model pembelajaran yang dalam
penyampaiannya melalui bentuk tulisan. Secara leksikografi, brain artinya otak, write
artinya menulis. Jadi, brain writing yaitu menulis segala hal yang ada dalam otak. Brain
writing merupakan cara yang bisa mengatasi setiap orang untuk menuangkan ide atau
gagasan melalui tulisan.
c. Model Roundtable
Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan kooperatif dan kontekstual. Tulisan
yang paling tepat untuk jenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen. puisi. drama) dan
beberapa tulisan faktual (narasi. deskripsi. dan lainnya). Model ini mengedepankan suatu
kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama.
d. Model Brown
Model ini didasari oleh pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu bagian
yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran. Apalagi media dan alat
bantu belajar kian lama kian variatif dan interaktif. Media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis dapat berupa media visual, audio, project motion, dll. Diantaranya
adalah gambar, peta, bagan, grafik. foto, poster, iklan, perangko, video, OHP, dsb.
e. Model Sugesti – Imajinasi
Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu proses yang perlu rangsangan
menarik untuk memunculkan ide tulisan hal ini tetap menggunakan dasar menulis sebagai
sebuah proses. Adapun rangsangan (sugesti) yang dipakai dalam kegiatan ini dapat
bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu. musik,
pembacaan puisi. tayangan pementasan drama, cuplikan sinetron, iklan, film, dsb.
Selain metode di atas terdapat metode-metode lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis yaitu :
a. Community Language Learning (CLL)
Metode humanistik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dengan ciri
bahwa fisik dan psikis siswa menjadi perhatian utama metode ini. Guru dan siswa
bertindak sebagai konselor dan klien sebagaimana dalam teori ilmu jiwa pendidikan.
Ada enam konsep yang dapat menumbuhkan semangat belajar, yaitu: security, attention,
agression, retention, reflection, dan discriminition.
b. Metode Suggestopedy
Metode ini lebih mengarahkan pada pemberian sugesti kepada para siswa bahwa semua
siswa dapat membuat suatu tulisan. Dalam penciptaan sugesti ini, harus diciptakan
suasana yang menjadikan siswa merasa tenang, santai, menikmati suasana sehingga
mental mereka benar-benar siap menerima materi pelajaran (menulis) tanpa paksaan.
c. Metode Total Physical Respons
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan kepada siswa terutama
dalam membekali dirinya dengan keterampilan komprehensif hingga mereka betul-betul
merasa siap untuk menulis meski diakui bahwa para siswa tetap kesulitan untuk
mengungkapkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan.
d. Metode the Silent Way
Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan untuk berekspresi sesuai
dengan kemampuan masing-masing siswa. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan
antara lain dengan membiasakan siswa berlatih menulis buku harian, puisi, jadwal/agenda
kegiatan, dan sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak dibenarkan
berbicara kecuali pada saat memberikan bahan/materi baru.
Pertanyaan :
1. Bagaimana jika salah satu komponen tidak ada dalam proses pembelajaran menulis?
2. Bagaimana cara mengatasi penyebab faktor internal yang menghambat dalam menulis?
3. Dalam komponen pembelajaran menulis terdapat unsur evaluasi. Bagaimana proses
pelaksanaan evaluasi pembelajaran menulis?