Anda di halaman 1dari 3

Aspek2 pembelajaran online

1. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri siswa
maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan, semangat dan kegairahan
dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar merupakan sebuah
dorongan yang muncul secara sadar maupun tidak sadar dalam diri siswa pada saat kegiatan
belajar secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi
perubahan tingkah laku.
Motivasi belajar adalah hasrat yang timbul dalam diri siswa yang
menyebabkan terjadinya kegiatan belajar. Adanya motivasi belajar akan menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan pada arah kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi
dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal
yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang
tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran.
Menurut Sardiman (2016), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek dapat tercapai.
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar pada setiap individu dapat berbeda, sehingga ada siswa yang sekedar ingin
menghindari nilai yang jelek bahkan untuk menghindari hukuman dari guru, dan orientasinya
hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi, namun ada pula siswa yang benar-benar ingin
mengembangkan wawasan dan pengetahuan.

2. Literasi
Secara sederhana, literasi memang dipahami sebagai kemampuan dalam
membaca dan menulis. Membaca dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan
lambang-lambang bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian, dan menulis berarti
mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-lambang bahasa hingga
membentuk suatu pengertian. 
Jadi, kalau literasi hanya dipahami sesederhana itu, artinya bangsa
kita ini punya sejarah panjang terhadap aktivitas-aktivitas literasi lhoo.
Tapi, seiring dengan perkembangannya, pemaknaan terhadap literasi
pun menjadi lebih luas. 
Bahkan di Indonesia, kata literasi sudah lebih populer
dibandingkan kemahirwacanaan, melek akasa, dan keberaksaraan.
Bukan hanya sekedar kata, tapi literasi juga menjadi gerakan bagi pegiat
pendidikan, baik informal dan juga nonformal.
Kenapa pemaknaan literasi dan gerakan literasi semakin
berkembang? Sampai-sampai kemampuan literasi juga difokuskan
menjadi parameter penilaian terhadap peserta didik dan guru. Nah, ada
beberapa alasan yang sangat penting dan ini wajib kamu ketahui. 
Pertama, munculnya kesadaran yang mendasar tentang
pentingnya kemajuan dan masa depan bangsa Indonesia. Kalau kita lihat
secara historis dan sosiologis, tingkat literasi yang tinggi adalah faktor
yang paling mendukung sebuah bangsa dengan masyarakatnya menjadi
unggul dan maju.
Kedua, masyarakat dan pemerintah Indonesia semakin sadar
bahwa kemajuan dan keunggulan individu, masyarakat, dan juga bangsa,
ditentukan oleh adanya tradisi dan budaya literasi yang baik. 
Ketiga, adanya faktor pendukung dari komunitas-komunitas yang
peduli dan punya semangat untuk menumbuhkan dan menyebarluaskan
kegiatan, tradisi, dan budaya literasi di lingkungan masyarakat dan
lingkungan pendidikan.

3. Keterampilan belajar
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang
individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi
cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian
komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn
difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk
mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti
gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang)

Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk


membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik
akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen
pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran
dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun
kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan
jenjang pendidikan selanjutnya.

4. Colaborative learning
Pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning) dibuat untuk melaksanakan belajar secara
tuntas. Pembelajaran tersebut tidak akan berhenti sampai siswa mengerti dan memahami
tujuan dan materi pembelajaran. Berkonsultasi dengan guru dapat mempermudah dalam
mencapai tujuan pembelajaran kolaboratif.

Pembelajaran kolaboratif ini bisa menyediakan sebuah peluang untuk dapat menuju pada
keberhasilan atau kesuksesan. Technology for intruction  atau dapat diartikan dengan
teknologi yang dilakukan untuk pembelajaran, pembelajaran kolaboratif ini melibatkan
keaktifan dan partisipasi dari peserta didik. Ide dari pembelajaran kolaboratif berawal dari
seorang filosofis yang mempunyai perspektif terhadap konsep pembelajaran.

Konsep dari pembelajaran kolaboratif ini merupakan sebuah metode pembelajaran yang
memiliki potensi dalam memenuhi tantangan dan memiliki berbagai macam cara untuk
menyelesaikan suatu masalah dapat diselesaikan dengan dengan keikutsertaan dan partisipasi
dari dalam kelompok.
Kelompok pelajar tersebut dapat melakukan diskusi dengan masing-masing anggotanya untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan kompetensinya. Melalui komunikasi dan bertukar
pemikiran, sudut pandang dan menelaah, kelompok tersebut dapat meningkatkan kualitas
kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai