Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan
potensi dan keterampilannya untuk mengolah dan memahami informasi. Aktivitas literasi sering kali hanya dititik beratkan pada dua hal yaitu membaca dan menulis. Namun, sebenarnya literasi tidak hanya sekadar membaca dan menulis. Menurut Kirsch & Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America's Young Adult mendefinisikan literasi sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat (dalam Irianto dan Febrianti, 2016). Kegiatan berbicara, berpikir kritis, peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang serta kecakapan dalam memandang dan menyelesaikan sebuah masalah juga termasuk dalam literasi. Di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perbukuan dinyatakan bahwa literasi merupakan kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis, sehingga ketika mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Literasi Dasar (Basic Literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi (Teguh, 2020).
Gerakan Literasi Sekolah merupakan program baru yang diusung
pemerintah. Program literasi lahir dilandasi kondisi pendidikan yang belum membudaya di sekolah. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat menumbuhkan minat baca peserta didik dan meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemdikbud, 2016:2). Literasi dalam dunia Pendidikan menjadi salah satu hal yang penting dan sedang giat-giatnya dilaksanakan. Guru dan peserta didik diharapkan dapat menjadi seorang individu yang literat dan memahami dengan baik pentingnya literasi bagi kehidupan bermasyarakat. Melalui literasi, seseorang tidak hanya memeroleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuaan dan pengalamannya untuk dijadikan rujukan di masa yang akan datang. Keterampilan literasi akan membantu sesorang dalam memahami informasi baik lisan maupun tertulis. Selain itu, kemampuan literasi yang tinggi dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah tingkatan yang lebih tinggi lagi.
Pembelajaran yang disampaikan oleh guru harus memuat konten-
konten yang dapat mengembangkan kecakapan literasi peserta didik. Dalam proses pembelajarannya, guru dapat memanfaatkan literasi lintas mata pelajaran untuk menghubungkan materi yang sedang dibahas dengan mata pelajaran lain. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik dapat mengetahui kebermanfaatan literasi secara langsung serta mengetahui bahwa materi yang sedang dibahas dapat digali secara lebih luas dan tidak hanya terbelenggu pada satu mata Pelajaran. Kemampuan literasi dasar memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang untuk kesuksesan akademiknya. (Farihatin, 2013).
1.1 Tujuan Belajar Literasi
Tujuan mempelajari literasi secara umum yaitu, melalui literasi
seseorang tidak hanya memeroleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuaan dan pengalamannya untuk dijadikan rujukan di masa yang akan datang. Bagi guru, mempelajari literasi bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan untuk selanjutnya dibagikan kepada peserta didik. Bagi peserta didik, mempelajari literasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam berpikir kritis, memecahkan suatu masalah, dan menumbuhkan budi pekerti yang baik di dalam dirinya.
1.1 Manfaat Belajar Literasi
1.3.1 Sebelum Belajar Literasi Sebelum saya mengikuti perkuliahan di PPG Prajabatan, literasi yang saya pahami hanya terbatas pada pengertian literasi sebagai kegiatan pembiasaan membaca yang dilakukan guna untuk menambah wawasan dan untuk kebutuhan sehari-hari. Dan setelah saya mengikuti perkuliahan di PPG Prajabatan pada mata kuliah Literasi Dasar saya lebih memahami bahwa literasi bukan hanya terbatas pada kegiatan membaca melainkan literasi merupakan suatu symbol, sistem dan tata bunyi yang mengandung makna, merupakan suatu kompetensi dasar yang mencakup 4 aspek kemampuan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Selain itu pula saya dapat memahami apa, mengapa, dan bagaimana literasi dasar itu terlebih khusus untuk sekolah dasar. 1.3.2 Sesudah Belajar Literasi Sesudah mempelajari literasi, kepekaan dan kemampuan seorang individu dalam mengolah informasi tentunya akan semakin berkembang. Melalui literasi, seseorang akan memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Literasi juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis seorang individu. Dalam proses pembelajaran, dibutuhkan kemampuan berpikir kritis yang baik agar diperoleh hasil yang maksimal. BAB II PELAKSANAAN
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pengamatan atau observasi lingkungan sekolah yang kaya literasi ini pengamat laksanakan di SDN No. 26 Kota Selatan yang sekaligus menjadi tempat pelaksanaan PPL PPG Prajabatan. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu mulai Bulan Februari 2024 sampai dengan Bulan Mei 2024. 2.1 Materi Literasi Dasar Mata kuliah Literasi Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Anda merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan literasi di sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda akan diajak mengkaji konsep literasi dasar, tujuan, dan aspek literasi dasar. Anda diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan pengertian, tujuan, dan aspek literasi dasar. Kemampuan awal ini sangat diperlukan untuk memahami materi lanjutan literasi di sekolah dasar. Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa. Literasi sekolah dasar melibatkan pengembangan komunikasi lisan dan tertulis di semua mata pelajaran. Siswa sekolah dasar mempelajari keterampilan literasi melalui membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Literasi di sekolah dasar mengedepankan aspek keterampilan membaca dan menulis yang terdiri atas kemampuan membaca yaitu pengetahuan huruf, kesadaran fonemik, kefasihan membaca, pengetahuan kosakata, dan pemahaman bacaan; kemampuan menulis yaitu ide, organisasi, dan mekanik. Keterampilan literasi yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis merupakan fondasi atau dasar penentu keberhasilan kegiatan belajar siswa. Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan lainnya, pembelajaran literasi perlu mendapat perhatian serius dari para guru. Dalam melaksanakan pembelajaran literasi ini, guru harus memperhatikan kebutuhan, minat, latar belakang, serta usia siswa. Dalam mengembangkan keterampilan membaca peserta didik, guru dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran membaca yang tepat. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru dalam rangka mengembangkan keterampilan membaca peserta didik adalah Membaca Bersama, Membaca Terbimbing, Membaca Interaktif, Membaca Pemahaman, Membaca Mandiri Penilaian literasi lebih dari sekadar tes. Kegiatan tersebut merupakan proses yang mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Serafini (2001) menggambarkan kegiatan penilaian merupakan proses inkuiri yang diterapkan oleh guru dalam rangka memperoleh informasi kemajuan belajar siswa. Guru harus memahami bahwa keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari serangkaian kegiatan membaca dan menulis itu sendiri serta pengaplikasian keterampilan dan strategi dalam kegiatan tersebut. Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru hendaknya memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perkembangan, kemajuan, masalah, dan kesulitan belajar siswa akan diketahui. Informasi yang harus terekam melalui proses ini meliputi tiga ranah, yakni ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi tentang ketiga ranah tersebut dalam proses belajar dibutuhkan berbagai macam bentuk penilaian baik tes maupun non-tes. BAB III TEMUAN DAN HASIL 3.1 Temuan di Lapangan Berdasarkan hasil observasi PPL 1 PPG Prajabatan di SDN No. 26 Kota Selatan terlihat bahwa di lingkungan sekolah telah mengupayakan membuat sumber-sumber bacaan di lingkungan sekolah berupa terdapatnya sudut baca di tiap-tiap kelas yang berisi buku pelajaran baik buku guru dan buku siswa. buku sastra yang memuat cerita-cerita rakyat maupun cerita fiktif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang ada di tiap-tiap kelas, terdapat juga pajangan karya siswa disetiap kelas, catatan guru dan siswa, majalah dinding, tabel interaktif dan juga tulisan yang digunakan sebagai alat komunikasi seperti pajangan daftar piket, daftar agama, jadwal pelajaran dan terdapat juga lukisan mengenai budaya minahasa di dinding sekolah yang semuanya itu merupakan sumber informasi yang kaya literasi. Dilihat dari fasilitas pengembangan literasi sekolah, SDN No. 26 Kota Selatan memiliki perpustakaan yang nyaman bagi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan membaca. Sekolah juga menjalankan program literasi bagi peserta didik disetiap hari selasa kegiatan literasi ini dilaksanakan oleh seluruh peserta didik sebelum masuk pembelajaran pertama peserta didik diberikan waktu 15 menit untuk membaca buku yang telah mereka pilih. Kegiatan literasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik. 3.2 Hasil Belajar Literasi Dasar Pengamat melaksanakan strategi literasi Membaca mandiri. Pelaksanaan kegiatan literasi di SDN 26 Kota Selatan menggunakan strategi membaca mandiri sudah berjalan baik. Kami menerapkan di kelas V yang peserta didiknya berjumlah 18 anak. Strategi Membaca Mandiri yang kami lakukan bermanfaat untuk memperbaiki lagi kemampuan membaca , memperkaya kosa kata, memperluas pemahaman,serta menumbuhkan sikap membaca sebagai aktivitas sepanjang hidup pada peserta didik. Kegiatan membaca mandiri yang kami lakukan yaitu membaca mandiri di kelas. kami menginstruksikan mereka memilih bacaan sesuai dengan yang mereka senangi. Pada tahap awal kegiatan membaca mandiri, terlebih dahulu kami membimbing dan memantau kegiatan peserta didik. Mereka sangat antusias untuk membaca secara mandiri dengan gaya mereka masing-masing. kemudian, setelah kami beri waktu membaca mandiri 20 menit, 10 menit berikutnya kami bermain game untuk bertanya kepada mereka topik apa yang mereka baca, agar mengukur keberhasilan mereka dalam meningkatkan pemahamannya dalam strategi membaca mandiri. Membaca Mandiri merupakan kegiatan menggali informasi dari sumber tulis yang dilakukan secara mandiri. Peserta didik dimotivasi untuk memilih sendiri bahan bacaannya, sesuai dengan topik yang disenanginya. Pada kegiatan ini, guru memfasilitasi dengan menyediakan berbagai jenis bacaan. Membaca mandiri bermanfaat untuk memperhalus kemampuan membaca pemahaman, memperkaya kosa kata, memperluas pemahaman, serta menumbuhkan sikap membaca sebagai aktivitas. 3.1 Pembahasan Pada abad ke-21 ini, terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut. menuntut setiap individu ntuk mampu menguasai berbagai mu pengetahuan dan teknologi yang ada agar dapat bersaing dengan individu. lainnya dalam mewujudukan kehidupan yang lebih baik. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipelajari salah satunya dengan mengembangkan kompetensi literasi yang memadai. Kemampuan literasi yang tinggi dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah tingkatan yang lebih tinggi lagi. Melalui literasi pula, seseorang tidak hanya memeroleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan limu pengetahuaan dan pengalamannya untuk dijadikan rujukan di masa yang akan datang. Bagi calon guru, mempelajari litarasi bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan untuk selanjutnya dibagikan kepada peserta didik. Guru hendaknya mampu memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik. Guru dapat menerapkan strategi literasi lintas meta pelajaran untuk mengaitkan mata pelajaran atau topik yang sedang dibahas dengan mata pelajaran lain. Sehingga, peserta didik dapat memahami kebermanfaatan literasi bagi kehidupan sehari-hari secara langsung. Guru berperan besar dalam mengembangkan kompetensi literasi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sebagai fasilitator, guru berperan dalam menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi literasinya. Sebagai pengajar, guru dapat memberikan pengakuan atau pujian terhadap keberhasilan peserta didik setelah mengerjakan sesuatu. Guru juga menjadi model saat mengajarkan kebaikan kepada peserta didik. Sebagai katalisator, guru dapat berinteraksi dengan peserta didik untuk mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Guru juga berperan sebagai penghubung antara peserta didik dengan ilmu-ilmu pengetahuan dan sumber-sumber materi yang lebih beragam, tidak hanya buku teks. Selain itu, guru berperan sebagai penjaga gawang yang mengarahkan peserta didik dalam memilih informasi yang benar dan tidak melenceng dari pembelajaran. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan pelaksanaan tindakan strategi literasi, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan. potensi dan keterampilannya untuk mengolah dan memahami informasi. Melalui literasi, seseorang tidak hanya memeroleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuaan dan pengalamannya untuk dijadikan rujukan di masa yang akan datang. 2) Terdapat banyak manfaat dari belajar literasi. Sebelum mempelajari literasi, kecakapan individu dalam menerima dan mengolah informasi dapat dikatakan masih rendah. Sesudah mempelajari literasi, kepekaan dan kemampuan seorang individu dalam mengolah informasi tentunya akan semakin berkembang. Pelaksanaan observasi dan tindakan strategi literasi dilakukan di SDN No. 26 Kota Selatan Strategi literasi yang diterapkan adalah strategi membaca mandiri di kelas V. 3) Mata kuliah Literasi Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Anda merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan literasi di sekolah dasar.
4.2 Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah menggunakan strategi literasi
dasar untuk membentuk peserta didik menjadi individu yang berkarakter, bernalar kritis, berwawasan luas, dan siap bersaing di berbagai bidang kehidupan. Daftar Pustaka
Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. ( 2016, June ). Pentingnya penguasaan
literasi bagi generasi muda dalam menghadapi MEA. In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1 , No. 1).
Farihatin, Anisa Rohmati. 2013. Kegiatan Membaca Buku Cerita dalam
Pengembangan Kemampuan Literasi Dasar Anak Usia Dini. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kemdikbud. 2016. Panduan Gerakan LiterasiSekolah di Sekolah Dasar,
Jakarta.
Mulyo, T. (2017). Gerakan Literasi Sekolah Dasar. Prosiding.
Teguh, M. (2020), Gerakan literasi sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar
Flobamorata, 1(2), 1-9.
Wiedarti, P., & Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah. (N.D.). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.