PEMANFAATAN MEDIA TEKS BACA OLEH : Afita Nur Aini dan Rachelita Arwani ABSTRAK Literasi adalah salah satu aspek penting yang harus diterapkan di SD. Melalui aktivitas literasi membaca siswa akan terbiasa membaca serta menambah informasi. kegiatan literasi juga memiliki manfaat untuk memupuk minat dan bakat dalam diri siswa sejak usia dini. Literasi adalah salah satu aktifitas krusial dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan serta kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri siswa mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kemampuan siswa untuk memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Membangun budaya literasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan media teks bacaan. Melalui teks bacaan, pemahaman siswa akan isi buku akan terasah. Kata kunci:budaya literasi, teks bacaan, siswa ABSTRACT Literacy is an important feature of elementary school that must be implemented. Students will become accustomed to reading and accumulating information as a result of reading literacy activities. Literacy activities also benefit students by fostering their interests and talents at a young age. One of life's most important pursuits is literacy. Literacy skills and awareness underpin the majority of the educational process. Students' ability to interpret material analytically, critically, and reflectively is influenced by the literacy culture they are raised in. Building literacy culture can be done use of the media of reading text. Through of the reading text, students understanding of the books content will be sharpened. keywords: literacy culture, reading text, students Pendahuluan Melihat perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin maju sangat berpengaruh pada tatanan kehidupan bangsa. Bagaimana tidak, segala informasi dapat diakses dengan cepat dan tidak semuanya berdampak positif, sehingga membuat praktisi pendidikan merasa khawatir. Salah satu kekhawatiran yang masih belum terobati adalah rendahnya minat baca siswa sekolah di Indonesia, terkhususnya pada jenjang sekolah dasar. Buku bacaan tidak lagi menjadi sumber utama dalam mencari suatu informasi sehingga peranan buku sebagai sumber telah tergantikan oleh teknologi. Tahun – tahun sebelumnya, ketika buku masih menjadi satu – satunya sumber bacaan, tidak membuat generasi Indonesia menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan dalam hidup. Terlebih lagi sekarang telah dikuasai oleh teknologi informasi yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan dari berbagai media, peringkat Indonesia dalam hal membaca masih sangat rendah. Kini, buku bukan menjadi beban dengan hadirnya buku elektronik yang bisa diakses kapanpun, dimanapun, bahkan dalam situasi apapun. Sayangnya, membaca tidak menjadi sesuatu yang dibutuhkan lagi oleh siswa. Padahal sangat bermanfaat bagi kehidupan untuk menanggapi setiap informasi yang beredar.(Hendro Setyo Wahyudi, 2014) Membaca merupakan kegiatan yang sangat sederhana untuk dilakukan, tetapi sulit dijadikan sebagai suatu kebiasaan. Rasa bosan, jenuh, ngantuk, yang sering timbul ketika sedang membaca diakibatkan dari kurangnya ketertarikan siswa terhadap kegiatan tersebut, sehingga siswa merasa bahwa kegiatan membaca merupakan hal yang membosankan untuk dilakukan. Siswa lebih menyukai kegiatan yang bernuansa praktis, dan menarik untuk dilihat, ketimbang melakukan kegiatan membaca di buku bacaan yang membutuhkan waktu lama dan monoton. Jadi, alasan tersebut yang membuat siswa lebih suka menonton dan kurangnya minat untuk membaca buku. (Ngurah Suragangga, 2017) Padahal membaca buku di teks bacaan bermanfaat bagi kemampuan berpikir dan mengingat dan apabila dilakukan secara berulang akan berdampak baik bagi kognitif anak. Jadi, tidak hanya membaca saja, tetapi keterampilan membaca anak juga akan terasah dari kegiatan membaca Maka dengan begitu kebiasaan budaya membaca sudah seharusnya diterapkan mulai sejak dini. Kegiatan membaca yang dilakukan secara konsisten juga membuat siswa terampil dalam menguasai suatu kebahasaan. Keterampilan membaca dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Memahami konsep serta pemikiran kritis merupakan dua kualitas penting dari seorang individu yang sukses dalam membaca. Selain itu, membaca dapat menambah kosa kata seseorang, perintah pada bahasa, serta kemampuan berkomunikasi. Kemampuan membaca secara langsung berhubungan dengan kemampuan menulis yang baik, sebab orang yang jarang membaca akan mengalami kesulitan dalam menemukan kosa kata waktu menulis. Tujuan dari penulisan makalah ini hendak mengarahkan siswa sekolah dasar untuk melakukan kegiatan membaca melalui program gerakan literasi membaca, yaitu dengan memanfaatkan media teks bacaan sehingga dapat membangun budaya literasi yang berlandas pada pemahaman serta berpikir kritis siswa dalam memahami suatu konsep guna tercapainya standar Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang telah ditentukan. Pembahasan Literasi dari bahasa Latin, yaitu literatus adalah ditandai menggunakan huruf, melek huruf atau berpendidikan Literasi ialah kemampuan membaca serta menulis merupakan definisi lama dari literasi, sedangkan saat ini istilah literasi menjadi semakin berkembang dalam pengertiannya. sekarang terdapat ungkapan literasi sains, literasi personal komputer, literasi info, literasi virtual, literasi matematika dll..(Putri, 2021) Romdhoni (2013: 90) menyatakan bahwa literasi ialah peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu, yang diharapkan untuk memberikan serta menerima informasi dalam bentuk tulisan. Kegiatan membaca memang mudah. Akan tetapi sulit untuk memahami makna yang terkandung didalamnya. Diperlukan kemampuan bernalar tingkat tinggi agar bisa paham. Beberapa sudah mampu beliterasi dengan baik, dan ada juga yang tidak. Namun kebanyakan yang bisa beliterasi tidak mau mengembangkannya alhasil kualitas literasinya berkurang. Padahal literasi sangat dibutuhkan bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan gerakan literasi pada proses pembelajaran di sekolah. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan Permendikbud nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Gerakan literasi sekolah bertujuan membiasakan siswa untuk membaca serta menulis guna menumbuhkan budi pekerti. dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan literasi tinggi. Yaitu mampu mengakses, memahami,dan menggunakan informasi yang sedang beredar dengan cerdas Adapun prinsip-prinsip gerakan literasi sekolah menurut (Ii & Teori, 2019) yakni : 1. Sesuai dengan tahapan perkembangan siswa berdasarkan karakteristiknya 2. Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks 3. Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan 4. Melibatkan kecakapan berkomunikasilisa Kegiatan literasi memang merujuk pada kemampuan dasar seseorang dalam membaca dan menulis. Sehingga selama ini, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah menumbuhkan minat membaca dan menulis. Strategi membaca dengan menggunakan media teks bacaan meruapakan langkah awal membiasakan gemar membaca.Teks bacaan memiliki manfaat yang besar untuk membangun budaya literasi membaca siswa. Teks bacaan dapat dimanfaatkan sebagai sumber baca yang berfungsi untuk mengasah keterampilan siswa dalam membaca, bukan sekedar membaca tetapi juga paham akan isi bacaannya. Guru memberi teks bacaan kepada siswa agar siswa membaca bacaan tersebut kemudian siswa merangkum atau dengan mengambil inti pokok bacaan. Teks bacaan berisi fakta atau pokok bahasan yang membicarakan tentang suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Ataupun bisa dengan cerita nonfiksi. Dengan demikian, mereka dapat menggunakan nalarnya untuk menjawab. Pembelajaran berbasis budaya literasi ini akan mengondisikan siswa untuk menjadi seorang literat yang berkualitas. kemampuan beliterasi akan teraktualisasi dengan sendirinya apabila sudah dilatih secara terus menerus sehingga cara berpikir siswa akan kritis untuk memecahkan kasus yang bersangkutan. Simpulan Literasi membaca merupakan kemampuan untuk memahami konsep suatu bacaan dengan menggunakan nalar/logika. Kemampuan beliterasi dapat dibangun melalui budaya literasi dengan memanfaatkan teks bacaan. Teks bacaan yang berisi data, fakta atapun kasus yang harus diselidiki maupun dianalisis oleh siswa terlebih dahulu sehingga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam beliterasi. Penerapan budaya literasi dapat dibangun melalui gerakan literasi sekolah pada siswa sekolah dasar. Daftar Pustaka
Hendro Setyo Wahyudi, M. P. S. (2014). Artikel Teknologi dan Kehidupan Masyarakat
Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari 1. Jurnal Analisa Sosiologi, 3 (1), 12. https://media.neliti.com/media/publications/227634-teknologi-dan-kehidupan- masyarakat-7686df94.pdf Ii, B. A. B., & Teori, A. L. (2019). Hambatan Gerakan Literasi…, Erwin Widiyanti, FKIP UMP, 2019. 6–39. Ngurah Suragangga, I. M. (2017). Mendidik Lewat Literasi Untuk Pendidikan Berkualitas. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(2), 154. https://doi.org/10.25078/jpm.v3i2.195 Putri, M. A. (2021). Penerapan Pembelajaran Literasi di TK RumahKu Tumbuh. Jurnal Pendidikan Anak, 10(1), 77–87. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/38748 Sugiarto, A. (2020). Peningkatan Literasi Bahasa Indonesia Tentang Menulis Melalui Pembelajaran Brainstorming. 1–86.