Anda di halaman 1dari 10

LITERASI DASAR PGSD

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Dosen Pengampu:

Petra Kristi Mulyani, Ph.D.

Oleh:

Muslimatun Nur Fita


NIM : 2498010327

PPG PRAJABATAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2024
1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya tentang literasi?
Literasi yang saya pahami yaitu merupakan suatu
kemampuan membaca dan menulis. Dalam kemampuan membaca
yang saya ketahui yaitu hanya membaca teks. Sesuai dengan
pendapat Oktariani, O dan Ekadiansyah, E. (2020:1)
mengemukakan literasi merupakan kemampuan seseorang
mengemukakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan
menulis. Dalam pembelajaran di kelas banyak ditemukan suatu
kegiatan membaca, guru meminta peserta didik membaca sebuah
teks yang ada di buku maupun di media lainnya. Sama halnya seperti
yang saya lakukan di sekolah tempat saya mengajar, peserta didik
membaca buku yang mereka minati selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai, kemudian peserta didik menceritakan kembali
isi buku yang mereka baca di depan kelas.
Menurut pendapat Yunus Abidin dkk (2018:10) membaca
adalah suatu kegiatan atau proses kognitif peserta didik untuk
menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Literasi
tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan karena menjadi
pondasi awal peserta didik dalam mengenal, memahami, dan
menerapkan ilmu yang didapatkannya dibangku sekolah.
Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, menghitung, dan
berpikir kritis yang diperlukan untuk memahami informasi dan
berkomunikasi secara efektif.
2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti
perkuliahan?
Setelah saya mengikuti perkuliahan literasi, ada pemahaman
baru terkait literasi, bahwa kegiatan literasi bukan hanya melakukan
kegiatan membaca dan menulis saja. Ada banyak kegiatan yang
dapat dilakukan sesuai dengan pendapat Angele (2022:16)
mengemukakan bahwa literasi diartikan sebagai penguasaan
sistem-sistem tulisan konvensi-konvensi yang menyertainya. Pada
mulanya literasi hanya bermakna kemampuan baca tulis, kemudian
berkembang meliputi proses membaca, menulis, berhitung,
berbicara, mendengar, membayangkan, menganalisis masalah,
berpikir kritis.
Sedangkan menurut Purwati, (2017) pengertian literasi
menurut UNESCO adalah wujud dari keterampilan secara nyata dan
spesifik bagian dari keterampilan kognitif yakni membaca serta
menulis, terlepas dari konteks dimana keterampilan itu diperoleh dari
siapa serta cara memperolehnya. Literasi juga diartikan sebagai
melek huruf, kecakapan dalam membaca dan menulis.
Kemampuan literasi yang pada awalnya hanya di artikan
sebagai keterampilan membaca dan menulis, akan tetapi saat ini
literasi mengalami suatu perkembangan dalam segi pembelajaran
seperti literasi digital teknologi, literasi multibahasa dan multicultural.
Adapun tujuan umum dari literasi menurut pendapat Angela
(2022:16) yaitu untuk menumbuh kembangkan peserta didik melalui
budaya literasi di sekolah dalam meningkatkan kemauan belajar dan
menemukan hal-hal baru. Sedangkan tujuan khusus dari literasi
sebagai berikut:
a. Membudayakan literasi di sekolah;
b. Meningkatkan lingkungan sekolah agar literat;
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang ramah
dan menyenangkan;
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan cara
menghadirkan berbagai macam buku-buku bacaan di
sekolah.
Menurut Anggraeni,( 2019) tahapan dalam budaya literasi adalah
sebagai berikut:
a. Tahap pembiasaan;
b. Tahap pengembangan;
c. Tahap pelaksanaan.
Setelah mengikuti perkuliahan ini, saya telah mengetahui
bahwa literasi merupakan kemampuan membaca, menulis,
menggunakan teknologi informasi, berpikir kritis, dan mengolah
informasi yang sangat penting bagi kehidupan modern. Literasi
menjadi salah satu keterampilan yang diperlukan untuk menjadi
warga yang cerdas dan berdaya saing ditengah perkembangan
teknologi yang cepat. Literasi juga membantu seseorang untuk
berkomunikasi, belajar, dan menyelesaikan tugas-tugas serta
berinterkasi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan meningkatnya
literasi seseorang dapat meningkatkan kemampuan akademisnya,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memahami informasi dan
kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan.
3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan
Literasi sekolah merujuk pada kemampuan dan keterampilan
dasar yang diajarkan di sekolah untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi.
Literasi sekolah melibatkan pemahaman dan penerapan konsep-
konsep dasar dalam berbagai mata pelajaran, serta kemampuan
untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyampaikan ide
dengan jelas, yang akan bermanfaat untuk kehidupan peserta didik
kelak. Kegiatan literasi yang saya temukan di lapanan pada kegiatan
PPL di SDN Pakintelan 02 Gunung Pati, Semarang.
Ada beberapa kegiatan yang menunjukkan suatu kegiatan
literasi sekolah, sebagai berikut:
a. Pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran
Adalah kebiasan yang dilakukan di SDN Pakintelan 02 setiap
harinya, sebelum peserta didik memulai pembelajaran.
Berikut beberapa manfaat, mengapa praktik ini menjadi
bagian integral dari literasi sekolah:
a) Meningkatkan fokus dan konsentrasi: membaca
sebelum pembelajaran dapat membantu peserta didk
untuk menfokuskan pikiran mereka;
b) Meningkatkan pemahaman bacaan: kebiasaan
membaca secara rutin membantu meningkatkan
kemampuan pemahaman bacaan peserta didik;
c) Membangun kebiasaan membaca: melibatkan peserta
didik dalam kegiatan membaca sebelum pembelajaran
membantu membentuk kebiasaan positif terhadap
literasi;
d) Mengembangkan kosakata dan penguasaan bahasa:
membaca secara teratur membantu memperkaya
kosakata peserta didik dan meningkatkan penguasaan
bahasa, hal ini dapat menunjang kemampuan
berbahasa tulis atau lisan dengan efektif.
b. Kunjungan perpustakaan
Kunjungan perpustakaan sebagai salah satu kegiatan rutin di
SDN Pakintelan 02 Gunung Pati, Semarang. Hal ini juga
menjadi salah satu progam literasi kelompok PPL kami,
karena setelah melakukan observasi, perpustakaan sekolah
belum di kelola dan dimanfaatkan secara optimal.
Kolaborasi kami dengan sekolah dalam meningkatkan
budaya literasi di SDN Pakintelan 02 Gunung Pati Semarang,
sebagai berikut:
a) Merawat dan mengoptimalkan fungsi perpustakaan;
b) Membuat jadwal kunjungan perpustakaan secara rutin
dan bergiliran;
c) Memberikan reward kepada peserta didik dengan
nominasi membaca buku dan berkunjung ke
perpustakaan paling rutin.
c. Pojok baca
Program lain sebagai wujud membudayakan literat di SDN
Pakintelan 02 Gunung Pati, Semarang adalah adanya pojok
baca, program ini bertujuan untuk menciptakan sudut baca
yang merangsang minat membaca dan meningkatkan
keterampilan literasi peserta didik. Setiap sudut kelas terdapat
ruang untuk membaca yang nyaman, bersih dan tenang.
Peserta didik dibantu wali kelas bisa mengakses berbagai
jenis buku, komik, jurnal harian mereka.
Dalam setiap kelas di SDN Pakintelan 02 terdapat pohon
literasi yang digunakan sebagai konsep visual peserta didik
untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan diri
mereka terhadap pembiasaan literasi. Ranting-ranting pada
pohon literasi tertulis nama setiap peserta didik, sedangkan
daun-daun pada pohon literasi tertulis judul buku yang telah
peserta didik baca.
d. Pembiasaan membaca bersama di halaman sekolah
Salah satu program yang digalakan untuk meningkatkan
budaya literasi yaitu kegiatan membaca bersama di halaman
sekolah setiap hari selasa. Kegiatan ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan literasi peserta didik di SDN
Pakintelan 02, Berikut penerapannya di lapangan:
a) Semua warga sekolah berkumpul dan menggelar
karpet di halaman sekolah;
b) Peserta didik diminta membawa buku dan tema yang
bervariatif sesuai dengan jadwal yang ditentukan;
c) Secara acak guru menunjuk peserta didik untuk
mengulas kembali buku yang mereka baca di depan
semua siswa.
e. Majalah dinding
Majalah dinding sebagai salah satu inisiatif sekolah untuk
merangsang minat membaca, menulis peserta didik di SDN
Pakintelan 02.
Setiap dinding depan kelas terdapat majalah dinding dengan
berbagai macam tema bacaan. Hal itu diharapkan dapat
menjadi alat yang efektif dalam membangun budaya literasi
yang kuat bagi warga sekolah.
Berdasarkan analisis dan observasi yang saya lakukan di
SDN Pakintelan 02 Gunung Pati, Semarang. Ada beberapa yang
perlu dikembangkan dan diperbaiki terkait budaya literasi sekolah
sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan


Dalam praktiknya perpustakaan belum difungsikan secara
optimal oleh pihak sekolah, buku-buku sudah tersedia, namun
belum ada jadwal kunjungan rutin ke perpustakaan.
b. Membuat jadwal konten majalah dinding
Majalah dinding sudah tertempel dengan rapi disetiap sudut
dan depan kelas, akan tetapi konten yang ditampilkan belum
bervariatif, tidak ada jadwal untuk mengisi madding kelas,
sehingga yang terpajang konten yang sama dan tidak
berganti tema hingga berbulan-bulan.
c. Libatkan semua pihak
Sekolah belum sepenuhnya melibatkan semua pihak, seperti
guru, staf sekolah dan bahkan orang tua dalam kegiatan
literasi. Dengan melibatkan semua pihak membudayakan
literasi akan lebih mudah dan efektif.
d. Penghargaan dan insentif
Berikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif
berpartisipasi dalam kegiatan literasi, hal ini dapat memotivasi
peserta didik untuk giat berliterasi.
e. Undang pembaca tamu
Undang pembaca tamu seperti penulis local, tokoh
masyarakat, atau komunitas literasi untuk narrator sesi
membaca bersama. ini dapat menambah daya tarik dan nilai
edukatif.
4. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi
Setelah mengikuti perkulihan literasi saya mendapatkan
banyak pengetahuan baru mengenai apa itu literasi yang
sebenarnya dalam artian yang lebih luas. Sebelum mengikuti
perkuliahan ini, pemahaman saya terkait literasi sebatas tentang
kemampuan membaca dan menulis. Namun pada kenyataanya
literasi lebih luas cakupannya seperti literasi digital, visual, statistic
dan lainnya.
Sebagai bekal seorang pendidik, mata kuliah literasi
memberikan pemahaman konsep dan implementasinya di sekolah
dasar agar dapat membantu meningkatkan kemampaun literasi,
berpikir kritis dan keterampilan bahasa anak. Dengan mempelajari
perkuliahan literasi, membantu saya memahami lebih dalam tentang
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mendorong
pengembangan keterampilan literasi di sekolah dasar.
Kuliah literasi sangat bermanfaat bagi saya, terlebih ketika
saya melakukan observasi dan praktik secara langsung di SDN
Pakintelan 02 Gunung Pati, Semarang. Dari pengalaman saya
terdapat beberapa refleksi sebagai berikut:
a. Membudayakan literasi di sekolah dasar perlunya dukungan dari
semua pihak;
Pentingnya dukungan dan kolaborasi semua warga sekolah
bahkan orang tua dalam menciptakan lingkungan literat di
sekolah, peran guru saja kurang begitu efektif sehingga perlunya
dukungan dari segala aspek.
b. Aplikasi konsep literasi di sekolah dasar
Setelah melakukan observasi langsung, pemahaman baru yang
saya dapatkan adalah adanya strategi atau metode tertentu yang
diterapkan oleh guru untuk meningkatkan literasi siswa, dan
tentang konsep literasi yang saya pelajari di kuliah diaplikasikan
di SDN Pakintelan 02.
Berdasarkan kesimpulan dari refleksi ini, perkuliahan literasi
dapat membantu saya mengidentifikasi pelajaran yang dapat diambil
dari pengalaman lapangan dan menyusun pandangan yang lebih
komprehensif tentang literasi di lingkungan sekolah dasar. Selain itu,
menjadi landasan untuk perbaikan atau pengembangan lebih lanjut
dalam upaya meningkatkan literasi di sekolah dasar atau di
lingkungan pendidikan lainnya di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, M. B. (2019). Literasi multimodal bermuatan


kearifan lokal serta implementasinya dalam pembelajaran. Jurnal
Ilmiah Edukasi & Sosial, 10(1), 60–68

Purwati, S. (2017). Program Literasi Membaca 15 Menit


Sebelum Pelajaran Dimulai Untuk Mningkatkan Hasil Belajar
Membaca Dan Menghafal Surah Pendek. Jurnal Ilmu Pendidikan
Sosial, Sains, Dan Humaniora, 3(4), 663–670.

Yunus Abidin dkk., Pembelajaran Literaasi strategi


meningkatkan kemampuan literasi matematika,sains, membaca,
dan menulis (Jakarta : Bumi Aksara, 2018),h.1

Oktariani, O., & Ekadiansyah, E. (2020). Peran Literasi dalam


Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 1(1), 23-33

Anda mungkin juga menyukai