Anda di halaman 1dari 12

UTS

LITERASI DASAR

disusun oleh:
Gloria Pirena Abdi
NIM 952022G26

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PPG PRAJABATAN GELOMBANG II
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2023
1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya tentang literasi?

Sebelum saya mempelajari mengenai mata kuliah literasi dasar,


menurut pengertian saya literasi itu hanya dipahami
sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis. Membaca
menurut saya sebagai proses menerjemahkan lambang-lambang
bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian. Sementara itu,
menulis adalah mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan
lambang-lambang bahasa hingga membentuk suatu pengertian.

2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti


perkuliahan?

Setelah saya mengikuti perkuliahan saya dapat mengetahui


bahwa Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk
menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Literasi juga diartikan sebagai suatu kemampuan individu dalam
mengolah dan memahami informasi ketika melakukan kegiatan
membaca dan menulis. Literasi bisa menjadi sarana bagi siswa dalam
mengenal dan memahami ilmu yang didapatkan di sekolah yang
memiliki manfaat untuk meningkatkan nilai mata pelajaran dan
meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir. Melalui membaca
peserta didik dapat menyerap pengetahuan yang bermanfaat bagi
kehidupannya. Literasi merupakan keterampilan penting bagi hidup
(Permatasari, 2015). Proses pendidikan begantung dengan adanya
kemampuan dan kesadaran literasi. Literasi yang tertanam dalam diri
siswa memengaruhi tingkat keberhasilan. Literasi membutuhkan
dorongan dan motivasi yang tinggi, karena sangat lemahnya minat
pembaca. Kurangnya minat literasi tentu akan berdampak buruk pada
kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam dunia pendidikan
minat baca siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai
hambatan seperti; perpustakaan sekolah yang kurang memadai,
kurangnya buku dan sumber bacaan, lingkungan yang tidak
mendukung, guru dan orang tua kurang mendorong siswa untuk rajin
membaca, siswa kecanduan game sehingga malas untuk membaca,
dan siswa kurang aktif dalam membaca. Para siswa lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain daripada membaca buku.
Literasi tidak dapat terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi
sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu
yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan
kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya
untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya
dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau
'keterpahaman'. Pada langkah awal, ―melek baca dan tulis"
ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan
dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. Selain itu, ada
juga tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai oleh peserta didik, yakni
literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan kriminal
(bagi siswa SD disebut ―sekolah aman) (Wiedarti, Mei 2016).
Membaca dan menulis atau baca tulis adalah literasi yang dikenal
paling awal dalam sejarah peradaban manusia.( Keduanya tergolong
literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan baca-tulis berfungsi efektif dalam kegiatan belajar,
bekerja, dan berinteraksi sepanjang hayat. Oleh sebab itu, literasi
baca tulis dikembangkan secara sistematis dan berkelanjutan, baik
dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas maupun kegiatan
pembelajaran di luar kelas (ekstrakurikuler). Dalam konteks
pemberdayaan masyarakat, literasi mempunyai arti kemampuan
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. (Suswandari,
2016). Setelah mempelajari materi mengenai literasi ada beberapa
tujuan yang saya temukan dari literasi yaitu:

 Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat


dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.
 Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang
dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.
 Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan
penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.
 Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi
pekerti yang baik di dalam diri seseorang.
 Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan
membaca dan menulis.
 Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di
tengah-tengah masyarakat secara luas.
 Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu
seseorang sehingga lebih bermanfaat.

Ada berbagai cara untuk menyikapi hal-hal tersebut yaitu Literasi yang baik
untuk diterapkan anak sekolah dasar:

1.) Membaca interaktif Membaca interaktif adalah aktivitas membaca


bersama dengan tujuan melibatkan anak secara interaktif dalam memahami
isi bacaan. Artinya, membaca menjadi aktivitas bersama untuk mendapatkan
pengalaman sosial, memperkaya kosakata, menggali isi bacaan, dan
memperkaya wawasan dalam bacaan. Dalam pembelajaran literasi,
membaca dengan cara interaktif penting untuk dilakukan karena beragam
alasan, diantaranya adalah:
a. Dapat mengembangkan kosakata peserta didik,
b. Dapat melatih peserta didik dalam mengucapkan kata dengan benar,
c. Dapat mengaktifkan peserta didik,
d. Dapat mengembangkan cara berpikir kritis,
e. Dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan
f. Dapat mengembangkan keterampilan membaca secara lebih cepat.

2.) Membaca pemahaman Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca


yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami isi bacaan secara
menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan
skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan
baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun
secara maksimal. Dalam pandangannya, membaca merupakan proses dua
arah yang meliputi pembaca dan teks. Ada beberapa strategi dalam literasi:
· Strategi mengaktifkan pengetahuan
· Strategi menghubungkan
· Strategi menduga
· Strategi memprediksi
· Strategi mempertanyakan
· Strategi menyimpulkan
· Strategi memvisualisasikan

3.) Membaca mandiri Membaca mandiri merupakan kegiatan menggali


informasi dari sumber tulis yang dilakukan secara mandiri. Peserta didik
dimotivasi untuk memilih sendiri bahan bacaannya, sesuai dengan topik yang
disenanginya. Pada kegiatan ini, guru memfasilitasi dengan menyediakan
berbagai jenis bacaan. Buku-buku bacaan dapat direkomendasikan oleh guru
atau oleh peserta didik. Bacaan bisa berbentuk buku, teks bacaan, atau
ringkasan pendek. Literasi yang baik untuk sekolah dasar adalah:

4.) Menulis terbimbing. Strategi yang memberikan peserta didik kesempatan


untuk menerapkan keterampilan menulis yang telah diajarkan. Menulis
terbimbing memberi guru dan peserta didik kesempatan untuk berdiskusi
lebih terbuka tentang bagaimana cara menulis, hambatan, dan mencari
solusinya. Ini adalah waktu yang tepat bagi guru untuk memberikan strategi
kepada peserta didik yang akan membantu mereka menyelesaikan tugas
dengan kemampuan terbaik mereka. Kegiatan menulis yang terbimbing juga
membantu guru untuk memantau kemajuan dan melihat cara peserta didik
bekerja secara langsung dalam menulis. Menulis terbimbing menurut saya
cocok untuk diterapkan dikelas rendah maupun kelas tinggi.

5.) Menulis mandiri Menulis mandiri memberi keleluasaan kepada peserta


didik untuk menentukan topik serta memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk berbagai jenis tulisan. Bentuk tulisan peserta didik dapat berupa
cerita, menceritakan kembali,komik ataupun cerpen. Anak sudah mulai diajak
untuk berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, gagasan dan
sebagainya sebgai perwujudan kemampuan personalnya. Menulis mandiri
cocok untuk diterapkan dikelas III-VI karena menurut saya anak pada
tingkatan kelas tersebut sudah dapat dapat baca tulis dengan lancar, serta
kosa katanya juga sudah banyak.

3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan


Budaya literasi di Indonesia menjadi persoalan yang sangat menarik
untuk diperbincangkan. Mengingat budaya literasi di Indonesia masih rendah
dan belum mendarah daging dikalangan masyarakat. Ditengah melesatnya
budaya populer, buku tidak pernah lagi menjadi prioritas utama. Bahkan
masyarakat lebih mudah menyerap budaya berbicara dan mendengar,
dari pada membaca kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Masyarakat Indonesia masih lebih banyak didominasi oleh budaya
komunikasi lisan atau budaya tutur. Masyarakat cenderung lebih senang
menonton HP dengan update status dan mengikuti siaran televisi dari pada
membaca dan menulis. Bahkan di kalangan anak sekolah, anak yang rajin
membaca justru diolok-olok sistem pendidikan di tanah air. Membangun
pendidikan berarti membangun masa depan bangsa melalui penyiapan
sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan
zaman. Namun ironisnya, pendekatan yang dilakukan untuk itu
menggunakan pendekatan lama yang tidak sesuai dan tidak signifikan
dengan tantangan masa depan itu. Akibatnya penyiapan sumber daya
yang unggul hanya menjadi wacana. Beberapa hal yang menjadikan
rendahnya budaya literasi di Indonesia antara lain, tingkat pendidikan
masyarakat, malas membaca, minimnya akses dalam membaca. Ini
disebabkan sedikitnya perpustakaan, harga buku yang cenderung tak
terjangkau. oleh daya beli masyarakat dan pemamfaatan teknologi yang tidak
tepat, sehingga hanya sedikit yang mampu menuliskan pengetahuan yang
diperoleh dari membaca atau menyimak. Di tengah kemajuan teknologi
saat ini, seharusnya kegiatan membaca dan menulis sebagai akar
membangun budaya literasi menjadi semakin mudah. Seperti halnya
pemanfaatan internet. Internet dapat digunakan dalam mengakses
informasi tertulis maupun sarana meningkatkan kemampuan menulis.
Seperti website dan blog mudah ditemukan dan dibuat, e-paper dan e-
book gampang diakses. Namun, jika tidak disikapi dengan bijak internet
malah menjadi tempat membuang waktu karena tidak digunakan secara
efektif dan produktif. Padahal jika internet dipakai untuk membaca atau
mencari bahan untuk menulis akan menjadi hal yang sangat berguna. Selain
itu ketidaktegasan pemerintah untuk menindak media yang belakangan ini
menampilkan tayangan-tayangan yang tidak mendidik bahkan bertentangan
dengan norma semakin membuat media berani untuk menampilkan
tayangan-tayangan yang tidak bermanfaat dan bermartabat. Begitu banyak
tayangan-tayangan hiburan di media yang tidak mendidik bahkan berbahaya.
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa peran guru sebagai penggerak literasi
sangat dibutuhkan. Guru dapat menjadi teladan bagi siswa dengan
menunjukkan minat terhadap bacaan dan turut membaca bersama siswa.
Guru juga perlu membaca berbagai sumber bacaan untuk meningkatkan
kompetensi diri serta kualitas pembelajaran. Berikut ini merupakan 7 tips
meningkatkan literasi siswa di kelas, di antaranya yaitu:
a) Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Membaca
Hal pertama dan utama yang bisa dilakukan guru untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa yaitu menumbuhkan
kesadaran pentingnya membaca. Di mana siswa yang
awalnya tidak suka membaca buku jadi menyukainya, bahkan
menjadikan membaca sebagai kebiasaan baik. Guru bisa
memberitahu siswa bahwa dengan membaca siswa dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, menambah
wawasan baru dan baik untuk kesehatan otak. Menumbuhkan
kesadaran membaca bisa dengan memotivasi siswa dan
mendorong mereka untuk terus membaca buku. Tentunya
orang tua juga berperan untuk membangun budaya literasi
dengan memotivasi anak membaca di rumah.

b) Membaca 10 Menit Sebelum KBM

Jika hanya memotivasi siswa terus-menerus untuk membaca


tanpa aksi nyata mungkin terdengar mustahil. Oleh sebab itu,
guru perlu membuat peraturan kegiatan membaca 10 menit
sebelum KBM. Dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran,
guru bisa memberikan kesempatan untuk siswa membaca
buku terkait materi pelajaran yang akan dibahas. Dengan
begitu, siswa juga akan memiliki gambaran materi pelajaran
yang akan mereka dapatkan, sehingga KBM berjalan optimal.

c) Optimalkan Peran Perpustakaan


Perpustakaan sekolah memiliki peran penting untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sekolah harus bisa
mengoptimalkan perpustakaan menjadi gudang buku,
menambah koleksi buku bacaan yang disukai siswa,
memperbaiki tatanan perpustakaan agar lebih nyaman dan
menarik dikunjungi siswa dan lainnya. Ketika KBM, guru bisa
membuat gerakan kunjungan ke perpustakaan bersama siswa,
di mana siswa harus membaca buku yang mereka sukai di
perpustakaan.

d) Membuat Karya Tulis


Untuk meningkatkan literasi, siswa bukan hanya disuruh
membaca tetapi belajar menulis membuat dan menghargai
karya tulis. Ketika pembelajaran di kelas, guru bisa
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya tulis
lalu masing-masing siswa mengapresiasi atau menghargai
karya tulis temannya. Dengan menghargai karya tulis, siswa
akan mengerti pentingnya mendukung budaya menulis.
Menulis akan melahirkan ide-ide yang cemerlang yang bahkan
dapat mengatasi persoalan bangsa. Tentunya tulisan tersebut
juga harus melalui riset agar relevan untuk diterapkan.

e) Membentuk Komunitas Baca


Komunitas baca merupakan sekumpulan orang yang senang
membaca buku. Ini bisa membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan literasi mereka. Guru bisa membentuk komunitas
baca dalam kelas dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok. Setelah dibuatkan kelompok, guru memberikan
tugas kepada setiap kelompok untuk membaca satu buku, lalu
berdiskusi mengenai isi bacaan tersebut dan membuat resensi
buku. Setiap kelompok juga diminta untuk membuat
rekomendasi buku yang harus dibaca lalu diberikan ke
kelompok lain untuk dibaca. Adapun buku-buku yang mereka
baca disesuaikan dengan kesukaan siswa.
Tujuan literasi sekolah adalah untuk membiasakan dan
memotivasi siswa untuk membaca dan menulis guna
menumbuhkan budi pekerti. Dalam jangka panjang diharapkan dapat
menghasilkan anak-anak didik yang memiliki kemampuan literasi
tinggi. Buku yang dibaca oleh guru maupun siswa merupakan nutrisi
penting bagi langkah menumbuhkan karakter. Dalam rangka
program literasi sekolah ini pemerintah Indonesia menyiapkan
buku-buku yang didistribusikan ke sekolah-sekolah dengan tujuan
agar dapat menumbuhkan budi pekerti siswa seperti buku cerita atau
buku dongeng lokal, buku-buku yang menginspirasi seperti biografi,
tokoh-tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi serta
buku-buku sejarah yang dapat membentuk semangat kebangsaan
atau cinta tanah air (Kemendikbud, 2014).

4. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi

Kelas dengan literasi mendesain adanya pojok baca pada salah


satu sudut kelas. Dengan lingkungan ramah literasi akan membawa
anak pada suasana yang nyaman. Anak akan terbiasa dengan
pengeksploran baik mandiri maupun dengan bimbingan guru,
banyaknya media tempel pada kelas membawa suasana pada
kenyamanan. Anak semakin gemar untuk membaca buku, sehingga
semakin menumbuhkan budaya literasi dan terus menambah ilmu
pengetahuan. Menciptakan lingkungan ramah literasi ini dengan
pemenuhan sumber buku yang bervariasi dan terupdate diharapkan
dapat memberikan motivasi kepada anak-anak untuk terus membaca.
Didukung dengan pernyataan yang disampaikan Sekretaris Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam
paparannya saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi
Peningkatan Budaya Literasi yang diselenggarakan oleh Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemenko PMK) di Hotel Santika, Garut, Jawa Barat pada
tanggal 22 September 2022. Salah satu poin dari empat yang
disampaikan bahwa salah satu upaya untuk memulihkan pembelajaran
dan literacy loss adalah ketersediaan buku bacaan dan modul literasi
numerasi. Dua hal itu menjadi sangat penting untuk membantu guru
dan peserta didik dalam proses belajar-mengajar, baik di masa
pandemi maupun di masa kondisi khusus lainnya. Buku-buku tersebut
diharapkan dapat meningkatkan minat baca peserta didik dan menjadi
buku pendukung pembelajaran.

Strategi akademis yang literat juga dibutuhkan untuk berlangsungnya


literasi yang tepat. Anak diberi kebebasan memilih buku untuk
meneksplorasi pengetahuannya dengan memilih buku pada pojok
baca atau bacaannya sendri sebewlum pembelajaran dimulai
membaca 15 menit secara mandiri dan menuliskan kesimpulan tulisan
maupun gambar deskripsi pada buku khusus pada anak. Hal ini juga
Didukung oleh pernyataan Permendikbud no.23 tahun 2015 bahwa
tahap pembiasaan: penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca. Guru juga perlu menerapkan strategi saat pembelajaran
yang tepat, dengan melihat karakteristik anak guru memahami secara
tepat apa yang diterapkan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Membaca interaktif salah satu strategi yang tepat untuk
anak kelas 3 dengan membaca dibersamai dengan visualisai gambar
makan anak akan lebih paham dengan informasi apa yang didapat
pada isi bacaan. Di dukung dengan pernyataan George Lucas
Education Foundation, visualisasi atau membayangkan isi bacaan
adalah cara efektif untuk tingkatkan pemahaman membaca anak,
bahkan untuk topik yang sulit sekalipun.Dengan adanya pelatihan
literasi anak maka pegaktifan penegtahuan anak juga berjalan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Ane. 2015. Membangun Kualitas Bangsa dengan Budaya


Literasi.

Permendikbud Nomor 21 tahun 2015. Penerapan Budi Pekerti. 2015.


Jakarta: Kemendikbud.

Proseding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015. Yogyakarta.

Suswandari, Meidawati. 2018. Membangun Budaya Literasi Bagi Suplemen


Pendidikan Di Indonesia. Sukoharjo

Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan


Literasi Sekolah. Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai