Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gloria Pirena Abdi

NIM : 952022G26
Kelas : GKSD-B

TOPIK 4
AKSI NYATA
A. REFLEKSI DIRI
1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari prinsip :
(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice),
(2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy),
dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)?
Jawab :
1. Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menyesuaikan
kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai
dengan kebutuhannya, dikarenakan setiap peserta didik mempiliki
karakteristik yang berbeda-beda, yang tidak bisa diberi perlakuan yang sama.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menyatakan
tindakan yang bermanfaat yang nantinya akan dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti memberikan
perlakuan atau tindakan yang berbeda pada setiap murid, maupun
pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang
kurang pintar. Tetapi guru memberikan pengajaran yang dapat diikuti oleh
semua kalangan peserta didik.
Pemahaman baru yang saya dapatkan setelah mempelajari prinsip
pembelajaran diferensiasi adalah guru harus memahami langkah-langkah
penggunaan Pembelajaran berdiferensiasi di kelas yaitu :
 Merumuskan tujuan pembelajaran
 Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil
murid.
 Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif
 Melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment
 Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses
Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)
Pendidikan dan pengajaran yang responsif kultur merupakan sebuah
bentuk pengajaran yang dimana tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan peserta didik melainkan juga membantu peserta didik untuk
menerima dan memperkokoh identitas budaya mereka. Prinsip pembelajaran
responsif kultur ini guru perlu memahami responsif budaya, terdapat enam
karakteristik yang harus dimiliki, yakni: mempunyai kesadaran sosio kultural,
memiliki afirmasi terhadap keragaman latar belakang peserta didik,
mempunyai kepercayaan diri dalam menjalankan tugas, memahami bagaimana
peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dan mendorong peserta didik
mengembangkan konstruksi pengetahuannya sendiri, mengetahui pola hidup
peserta didik, dan dapat menggunakan informasi mengenai pola hidup peserta
didik untuk mendesain pembelajaran yang bermakna. Dengan demikian,
pendidikan guru tanggap budaya tidak hanya bertujuan membekali guru untuk
menyadari, menghormati dan mengakui kenyataan bahwa terdapat keragaman
budaya atau nilai yang berbeda yang terdapat pada peserta didik yang berasal
dari latar belakang suku, agama, bahasa dan etnis yang berbeda, tetapi lebih
dari itu mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai sisi- sisi
khusus atau keunikan dari budaya peserta didik dan menggunakannya sebagai
titik berangkat dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Prinsip terakhir yaitu teaching at the right level (TaRL)
Dalam melaksanakan konsep teaching at the right level (TaRL),
pertama guru perlu lebih dulu melakukan asesmen. Asesmen ini berfungsi
untuk mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan siswa. Sehingga guru
tahu sampai mana tahap perkembangan dan capaian belajar siswa. Kedua,
tahap perencanaan. Setelah mengantongi hasil dari asesmen tersebut, guru
kemudian dapat menyusun perencanaan proses pembelajaran yang sesuai.
Seperti perangkat ajar apa yang digunakan, metode, hingga pengelompokan
siswa sesuai tingkat kemampuan. Ketiga, tahap pembelajaran. Pada tahap
pembelajaran, guru juga perlu melakukan asesmen berkala dalam rangka
mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada siswa. Selain itu, evaluasi
pembelajaran di akhir juga merupakan hal yang penting. Hal ini berfungsi
untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan membantu
merancang pembelajaran berikutnya.
2. Bagian manakan dari prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi
(developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif
Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level
(teaching at the right level) yang paling menantang untuk diaplikasikan
di lapangan?
Jawab :
Menurut saya prinsip yang paling menantang untuk diaplikasikan
dilapangan yaitu prinsip pengajaran responsif kultur karena guru harus sadar
akan kebudayaan dan tradisi peserta didik dalam merancang dan melaksankan
pembelajaran. Hal ini sedikit lebih sulit diterapkan dilapangan karena tidak
semua peserta didik mampu untuk memenuhi tiga proposisi pendidikan
tanggap budaya, yakni: pertama, peserta didik mencapai kesuksesan akademis;
kedua, peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kempetensi
budaya : dan peserta didik membangun kesadaran kritis sehingga mereka
dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil. Kesadaran
ini perlu ada dalam diri peserta didik sendiri tidak hanya guru yang berperan
aktif agar dapat terwujud.
3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan prinsip :
(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice),
(2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy),
dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)?
Jawab :
Hal-hal yang ingin saya pelajari lagi terkait dengan ketiga prinsip tersebut
yaitu pada penerapan prinsip pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pengajaran
yang responsif kultur dan pengajaran yang sesuai level di dalam kelas dengan
berbagai jenis karakteristik peserta didik. Salah satunya peserta didik yang
unik sehingga tercipta kelas yang aman,nyaman dan kondusif.
Rencana Aksi Nyata
Kegiatan yang dapat dilakukan ketika mengaplikasikan ketiga prinsip tersebut
secara efektif dikelas antara lain:
 Membagi kelompok berdasarkan gaya belajarnya atau di gabungkan.
Misalkan dalam satu kelompok terdapat peserta didik yang memiliki
gaya belajar audio,visual dan kinestetik.
 Merubah metode pengajaran dengan metode yang menarik dengan
jangka waktu tertentu sehingga peserta didik tidak jenuh.
 Menghubungkan materi dengan budaya yang ada pada diri peserta
didik, atau dengan memberikan peserta didik kesempatan untuk
berbaur dengan kelompok yang berbeda budaya sehingga akan tercipta
toleransi dan saling menghargai.
 Memberikan pertanyaan lisan dengan level sulit kepada peserta didik
yang dirasa mempunyai kemampuan lebih dan memberikan pertanyaan
yang lebih mudah untuk peserta didik yang memiliki kemampuan
dibawahnya.

Anda mungkin juga menyukai