Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zones Randy Simatupang

NIM : 9223610100
Jurusan : Pendidikan Fisika
LPTK : Universitas Negeri Medan
PPG Prajabatan UNIMED Tahun 2022 Gel.1

Refleksi Diri Terhadap Pengalaman Belajar Matakuliah

Nama Matakuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Topik 4 : Kerangka Strategi


Pembelajaran pada konsep (1) Materi-materi Teori Belajar & Motivasi
Review
Belajar Siswa, (2) Teori Perkembangan (Kognitif, Psikososial, Emosional, Sosial-
pengalaman
Konteks) dan (3) Profiling Siswa dapat membantu kita dalam menyusun strategi
belajar.
pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa, yang memiliki prinsip :
(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2)
Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).
1. Developmentally Appropriate Practice (DAP)
Pembelajaran Developmentally Appropriate Practice (DAP)  sangatlah
penting dalam proses pembelajaran, karena guru hanya sebagai fasilitator dan tidak
lagi sebagai tokoh paling utama dalam pembelajaran dalam kelas dan siswa tidak
hanya sebagai penerima yang tidak aktif dalam pembelajaran, tetapi para siswa
bertanggung jawab untuk atas pembelajaran mereka sendiri.
Dalam kelompok kecil setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk
keberhasilan pembelajarannya dan anggota kelompoknya, ketika pembelajaran
pembelajaran membutuhkan identifikasi suatu masalah, tiap-tiap anggota akan
berbagi tugas dan masing-masing akan menjadi sumber dari tugas tersebut.

2. Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)


Culturally responsive pedagogy adalah praksis (teori dan aplikasi) pendidikan
yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budayanya.
Penekanan pada budaya peserta didik dan komunitas tidak semata dijadikan sebagai
upaya mendekatkan peserta didik dengan konteksnya, tetapi lebih dari itu diharapkan
dapat menjembatani munculnya kesadaran peserta didik terhadap identitas
budayanya. Perbedaan budaya yang sebelumnya dipandang sebagai penghalang
prestasi dan interaksi diganti dengan persepsi harmoni yang menempatkan diversitas
budaya sebagai kekuatan untuk merangkum perbedaan gaya belajar. Melalui praksis
pendidikan tanggap budaya, guru dituntut melakukan elaborasi terhadap berbagai
dimensi budaya yang dimiliki peserta didik dan menjadikannya sebagai pijakan
dalam memperkaya interaksi pembelajaran.
Terdapat enam karakteristik kita sebagai guru yang tanggap budaya yakni: (1)
mempunyai kesadaran sosio-kultural; (2) mempunyai afirmasi terhadap keragaman
latar belakang peserta didik; (3) mempunyai kepercayaan diri dalam mengemban
tugas; (4) memahami bagaimana peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dan
mendorong peserta didik mengembangkan konstruksi pengetahuannya sendiri; (5)
mengetahui pola hidup peserta didik, dan (6) mampu menggunakan informasi
mengenai pola hidup peserta didik untuk mendesain pembelajaran yang bermakna.
Dengan demikian, pendidikan guru tanggap budaya tidak hanya bertujuan membekali
guru untuk menyadari, menghormati dan mengakui kenyataan bahwa terdapat
keragaman budaya atau nilai yang berbeda yang terdapat pada peserta didik yang
berasal dari latar belakang suku, agama, bahasa dan etnis yang berbeda, tetapi lebih
dari itu mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai sisi-sisi khusus atau
keunikan dari budaya peserta didik dan menggunakannya sebagai titik berangkat
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

3. Pengajaran Sesuai Level (Teaching at the Right Level)


Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan
guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk
menjembatani perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan
kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik yang sama. Setiap
fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus
dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun mengacu pada capaian
pembelajaran tersebut, namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan
peserta didiknya. Teaching at the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-
anak memperoleh keterampilan dasar, seperti membaca dan berhitung dengan cepat.
Tanpa memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah
yang dimaksud dengan "Mengajar pada Tingkat yang Benar". Fokusnya adalah
membantu anak-anak dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri,
serta keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Teaching at the Right Level merupakan pendekatan pedagogis yang
memperhatikan persamaan level kemampuan berdasarkan evaluasi. Siswa dikelom-
pokkan berdasarkan tingkat pembelajaran dari usia dan kelas. Selanjutnya guru
harus secara konsisten mengukur kemampuan membaca, menulis dan memahami.
Jika dalam prosesnya siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka guru harus
menyiapkan program remedial. Pendekatan TaRL terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Teaching at the right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar
yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat
kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan
biasanya. TaRL dapat menjadi jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman
yang selama ini terjadi dalam kelas. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan
kepada guru dalam mengajar di sesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya.
Fakta ini, tentu saja menjadikan konsep pendekatan TaRL sebagai hal yang perlu di
bahas lebih mendalam lagi
Refleksi pengalaman belajar yang saya pilih adalah pengalaman belajar yang pada
topik 4 “Kerangka Strategi”
Refleksi
Pertanyaan Refleksi
pengalaman
1) Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
belajar yang
2) Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah tersebut?
dipilih
3) Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
penting bagi saya? Mengapa?

Hasil Refleksi
1) Menurut saya topik 4 “Kerangka Strategi” penting untuk dipelajari karena
Ketika kita sebagai guru yang profesional nantinya, kita diharapkan harus mampu
mengenal karakteristik peserta didik yang kita ajari. Seperti kita tahu bahwa
karakteristik peserta didik berbeda – beda, oleh karena itu pentingnya mengatur
strategi pembelajaran untuk memenuhi tuntutan belajar peserta didik yang
memiliki karakteristik yang berbeda
2) Saya mempelajari topik 4 “Kerangka Strategi” dengan menyelesaikan pertanyaan
mulai dari diri, mengeksplorasi konsep mengenai kerangka strategi mulai dari
Developmentally Appropriate Practice (DAP), Pengajaran yang Responsif
Kultur (culturally responsive pedagogy), dan Pengajaran Sesuai Level
(Teaching at the Right Level), melakukan diskusi kelompok dengan teman
sejawat untuk membahas mengenai kerangka strategi, menghubungkan topik
kerangka strategi tersebut dengan topik mata kuliah lain, kemudian melakukan
refleksi dan perencanaan kontribusi nyata penerapan kerangka strategi..
3) Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting
bagi saya karena berdasarkan strategi itulah saya memahami apa saja prinsip
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan memenuhi semua
karakteristik peserta didik yang berbeda-beda mulai dari Developmentally
Appropriate Practice (DAP), Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan Pengajaran Sesuai Level (Teaching at the Right
Level)

Pengalaman Baik
Pengalaman baik yang saya peroleh setelah mempelajari topik 4 “Kerangka
Strategi” adalah saya memahami bagaimana sebenarnya guru itu.dalam melaksanakan
pembelajaran. Sebelum belajar materi kerangka strategi ini, saya berpikiran bahwa
guru itu tugasnya adalah melaksanakan pembelajaran tanpa berpikiran apakah peserta
didik tersebut benar-benar mampu menangkap pelajaran yang disampaikan. Saya
berpikiran seperti itu berdasarkan pengalaman saya pada saat saya masih duduk di
bangku SMA, pada saat itu guru cenderung melaksanakan pembelajaran yang bersifat
konvensional sehingga hal itu menyebabkan beberapa siswa di kelas menjadi ribut
dan tidur. Setelah mempelajari materi kerangka strategi ini pemikiran awal saya
mengenai guru itu berubah, ternyata dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru
perlu mengenal karakteristik peserta didiknya yang berbeda-beda mulai dari gaya
belajar, minat belajar, kesiapan belajar, sosial-budaya dan sosial-emosional peserta
didik.

Setelah mengenal karakteristik dari setiap peserta didik, guru juga harus
mampu membuat strategi pembelajaran berdasarkan prinsip (1) Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang
Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level
(teaching at the right level).
Artefak pembelajaran yang saya pilih untuk mendukung hasil refleksi pengalaman
belajar adalah :
Analisis artefak
 Power Point mengenai pemahaman capaian pembelajaran peserta didik dalam
pembelajaran
menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan level peserta didik (Teaching at
the Right Level)
Link :
https://drive.google.com/file/d/
1fXjZiWxOjgVUJx8VLekAEERD2D2XmJfS/view?usp=share_link
Analisis :
Pada artefak ini dijelaskan mengenai perlunya pemahaman capaian
pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan level
peserta didik (Teaching at the Right Level)

 Koneksi Antar materi


Link :
https://drive.google.com/file/d/1b-zwQZmcwJdzHmlIZXWnzE8A110IPyxc/
view?usp=share_link
Analisis :
Pada artefak ini berisi hubungan materi kerangka strategi dengan mata kuliah
lainnya seperti pada mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia, literasi lintas
mata pelajaran dan prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif

 Rancangan Aksi Nyata


Link :
https://drive.google.com/file/d/
1FVAbhvVTRuUOIH1XznyP27C98iGLIsSX/view?usp=share_link
Analisis :
Pada artefak pembelajaran ini berisi tentang refleksi mengenai pemahaman
baru tentang kerangka strategi dan tantangan dalam menerapkan strategi
pembelajan sesuai dengan karakteristik peserta didik
Pembelajaran Pembelajaran bermakna yang saya peroleh dari topik 2 “Kerangka strategi”
bermakna (good ini adalah guru sebagai pengajar dan pendidik harus mampu menyesuaikan
practices) pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi
dan pembelajaran sesuai dengan level (teaching at the right level) tentunya harus
dipahami oleh setiap guru. Guru harus melihat sejauh mana capaian pembelajaran
setiap peseta didik agar mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran sesuai dengan level. Selain itu juga guru harus menyesuaikan
pembelajaran berdasarkan sosial-budaya dari peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai