Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurfitria Sari

NIM : 2205437585

Nama
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Matakuliah
Review Pada mata kuliah ini saya mempelajari bahwa sebagai seorang pendidik
pengalaman profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
belajar. mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik maka
penting bagi saya agar dapat memahami karakteristik setiap peserta didik.
Melalui mata kuliah ini saya dapat memperdalam penguasaan berpikir saya
dalam memahami cara peserta didik belajar dengan menerapkan teori-teori
belajar, motivasi belajar anak, teori perkembangan kognitif, sosial,
emosional, serta latar budaya peserta didik. Tidak hanya secara teori,
konsep-konsep materi mata kuliah ini langsung dapat diterapkan pada saat
pelaksanaan praktik mengajar di sekolah mitra.
Identifikasi karakteristik peserta didik dilakukan di awal pembelajaran
dengan melakukan profiling. Sebagai seorang pendidik, kita bertanggung
jawab untuk meningkatkan kualitas masing-masing peserta didik. Oleh
karenanya diperlukan strategi-strategi yang tepat guna untuk dapat
mendorong para peserta didik mencapai kualitas yang terbaik. Penggunaan
strategi pembelajaran seperti pendekatan pembelajaran berdiferensiasi,
pengajaran yang responsif kultur, dan pengajaran sesuai level untuk
membedah profil dan cara belajar peserta didik. Strategi pembelajaran yang
lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang dapat
diterapkan yaitu strategi yang memiliki prinsip:
(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice).
Pendekatan Developmental Appropriate Practice (DAP)
memposisikan anak sebagai pemegang peranan utama dalam proses
pembelajaran, dimana kegiatan yang akan dan sedang dilakukan
mewadahi gagasan anak, memberikan banyak kesempatan untuk anak
aktif bergerak dan bertanya, menjelajah serta mencoba. Media
pembelajaran disesuaikan dengan karakter perkembangan anak.
Pendekatan ini diupayakan agar anak dapat memotivasi dan
mengarahkan diri secara intrinsik, pembelajaran yang efektif yang
mampu membangkitkan keingintahuan mereka melalui kegiatan
eksplorasi, eksperimen dan dalam pengalaman nyata.
(2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)
Pendidikan tanggap budaya adalah model pendidikan teoritis yang
tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga
membantu siswa menerima dan memperkokoh identitas budayanya.
(3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).
Teaching at the Right Level merupakan pen-de-kat-an pedagogis
yang memperhatikanper-samaan level kemampuan ber-da-sar--kan
evaluasi. Siswa dikelom-pok-kanberdasarkan tingkat pem-belajaran dari
usia dan kelas.
Bagaimana menciptakan pembelajaran yang baik dan terarah, seorang
guru perlu melakukan berbagai persiapan. Salah satu persiapan yang biasa
dilakukan adalah merancang dan menyusun lesson plan atau RPP. RPP yang
disusun tersebut dapat digambarkan sebagai penunjuk arah yang membuat
pembelajaran dapat terjadi secara optimal, dengan langkah-langkah yang
jelas dan merupakan satu bagian dari kesatuan cakupan materi pembelajaran
yang sudah ditentukan untuk satu periode waktu tertentu. Guru juga perlu
membuat rencana pengukuran yang dilakukan selama pembelajaran melalui
proses evaluasi diri dan refleksi.
Refleksi Topik-topik ini penting dipelajari karena dalam mewujudkan
pengalaman pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, guru
belajar yang harus membuat keputusan terkait pengajaran yang inklusif serta
dipilih
menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak pada
anak. Keputusan-keputusan tersebut dapat ditentukan berdasarkan
identifikasi terhadap karakteristik peserta didik dan penerapan strategi yang
sesuai. Melalui strategi-strategi yang dipelajari guru dapat menyesuaikan
proses belajar didalam kelas guna memenuhi kebutuhan belajar setiap
individu.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu strategi belajar yang
disesuaikan dengan minat, profil belajar dan kesiapan murid agar guru dapat
secara leluasa dalam mengembangkan kompetensinya. Guru juga dapat
menerapkan pengajaran yang responsif (culturally responsive pedagogy)
untuk membantu siswa menerima dan memperkokoh budayanya. Culturally
responsive pedagogy menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan
dimensi sosial budaya yang diharapkan menjembatani munculnya kesadaran
peserta didik terhadap identitas budayanya. Selain itu, pengajaran sesuai
level (TaRL) sebagai salah satu bagian dari merdeka belajar dapat
diterapkan untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan, dimana
pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian atau
kemampuan awalnya.
Saya mempelajari topik-topik tersebut dengan menggunakan alur
MERDEKA dan terintegrasi langsung dengan praktik mengajar di sekolah
mitra. Alur MERDEKA yang dimaksud yaitu:
 Mulai Dari Diri, berisi refleksi awal tentang materi yang akan dipelajari
dengan menjawab beberapa pertanyaan pemantik.
 Eksplorasi Konsep, berisi bacaan atau video yang berkaitan dengan
materi dan berfungsi untuk memperdalam konsep materi yang akan
dipelajari.
 Ruang Kolaborasi, merupakan kegiatan diskusi kelompok membahas
sebuah toik agar saling berkolaborasi dengan sesama mahasiswa.
 Demonstrasi Kontestual, berisi rencana penerapan sesuai topik yang
telah dipelajari dan disajikan dalam sebuah produk.
 Elaborasi Pemahaman, berisi diskusi dengan dosen atau narasumber
mengenai materi yang belum dipahami sepenuhnya.
 Koneksi Antar Materi, berisi kesimpulan dari seluruh maeri yang sudah
dipelajari dan keterkaitannya dengan materi atau topik lain.
 Aksi Nyata, merupakan penerapan atau aksi nyata dari pengetahuan yang
diperoleh dalam bentuk proyek.
Strategi atau alur MERDEKA yang diimplementasikan ini penting bagi
saya karena selain dapat mengembangkan karakter juga memberikan
kebebasan untuk mengeskplor dan berinovasi selama proses pembelajaran.
Strategi ini juga cocok diterapkan dalam kondisi dan situasi pendidikan saat
ini, yaitu bisa dilaksanakan melalui daring ataupun secara langsung.
Analisis
artefak Artefak I berisi pemahaman
pembelajaran tentang prinsip pembelajaran
berdiferensiasi, pembelajaran
responsive kultur, dan
pembelajaran sesuai level serta
rancangan dan aplikasinya
dalam embelajaran.
Link:
https://drive.google.com/file/d
/1wLGJEeDczMx7TG9DaN2
pj-
1dqgOMV4jw/view?usp=shar
ing
Artefak II ini memberikan
gambaran tentang keterkaitan
prinsip Pembelajaran
Berdiferensiasi
(developmentally appropriate
practice), Pengajaran yang
Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan
Pengajaran Sesuai Level
(teaching at the right level)
dengan topik lain atau dengan
kehidupan sehari-hari. Ketiga
prinsip ini saling berkaitan satu
sama lain dan terintegrasi
dengan pembelajaran di
sekoah sesuai dengan
lingkungan dan budaya di
sekolah tersebut.
Link:
https://drive.google.com/file/d
/1kxqSZMLIuyiCmxs8xJPaz
HT9SP2cOZ3y/view?usp=sha
ring

Pembelajaran Pengaplikasian ketiga prinsip pengajaran sebagai strategi yang tepat


bermakna dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik di kelas dilakukan dengan
(good terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik, kompetensi, kelemahan,
practices) serta kekuatan peserta didik. Kemudian hasil dari identifikasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan strategi yang tepat untuk digunakan di kelas.
Prinsip pengajaran sesuai level (teaching at the right level) dapat
diaplikasikan dengan memperhatikan zona perkembangan proksimal (zone
of proximal development) atau dapat diartikan sebagai daerah
perkembangan terdekat (DPT) dari peserta didik di kelas. ZPD peserta didik
dapat diketahui dan dipetakan dengan melihat hasil tes diagnostiknya.
Teaching at right level (TaRL) dapat menjadi jawaban dari persoalan
kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas. Untuk
menerapkan strategi ini, tentunya seorang pendidik harus terlebih dahulu
memahami peserta didik, dengan apa yang mereka sukai, tipe gaya belajar
apa yang membuat mereka nyaman, serta bagaimana karakteristik setiap
peserta didik. Dan selalu ingat bahwa setiap peserta didik itu unik dan
memiliki kemampuannya masing- masing. Rancangan perencanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil identifikasi peserta didik serta
pengelompokkan peserta didik dalam tingkat yang sama. Sebagai seorang
pendidik, pentingnya untuk mengikuti berbagai ragam pelatihan guna
memahami konsep pendekatan serta teknik yang sesuai agar TaRL dapat
diimplementasikan dengan baik.
Sejalan dengan pengaplikasian pengajaran sesuai level dapat pula
diaplikasikan prinsip pembelajaran berdiferensiasi (developmentally
appropriate practice), yaitu dengan melakukan penyesuaian ruang lingkup
materi pembelajaran dan pengkondisian terhadap lingkungan belajar untuk
memberikan dukungan berupa keleluasaan, kenyamanan dan keamanan
belajar bagi peserta didik dari segi fisik dan psikis. Strategi pembelajaran
berdiferensiasi adalah cara untuk menyesuaikan pembelajaran berdasarkan
kebutuhan peserta didik. Sehingga, untuk menerapkan strategi pembelajaran
ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu :
1. Mengumpulkan informasi tentang peserta didik, meliputi interest
(minat), learning profil (profil belajar), readiness (kesiapan belajar
peserta didik).
2. Merancang pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran
dirancang dengan membedakan isi, proses, dan produk berdasarkan
perbedaan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.
3. Menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi:
 Penilaian yang dilakukan secara terus menerus (on going) dan saling
berkaitan erat.
 Guru harus bekerja keras untuk bisa memberikan penghargaan kepada
semua peserta didik. Karena setiap karya harus dihargai sama,
bagaimanapun hasil dan bentuk karya tersebut. Semua sama-sama
menarik dan sama-sama berfokus pada esensial dan keterampilan
yang ingin dicapai.
 Fleksibel sebagai dasar pengelompokan peserta didik agar tidak
monoton. Dapat diubah sesuai kebutuhan, misalnya pada dua
pertemuan awal pengelompokan peserta didik berdasarkan gaya
belajar, maka pada pertemuan selanjutnya dapat diubah berdasarkan
kesiapan peserta didik.
 Menggunakan soal terbuka.
 Guru sebagai pencari informasi tentang peserta didik dan bagaimana
peserta didik belajar dalam kondisi tertentu. Hasil yang didapatkan
guru tentang kesiapan peserta didik minat, dan pola belajar peserta
didik dapat membantu guru merencanakan langkah selanjutnya dalam
membuat instruksi.
 Guru merencanakan sehingga semua peserta didik belajar dengan
berbagai rekannya selama pembelajaran.
Kemudian pengaplikasian prinsip pengajaran yang responsif kultur
(culturally responsive pedagogy) dapat dilakukan di kelas dengan
menanamkan rasa cinta budaya dan saling menghormati antara satu sama
lain. Kebudayaan dan kearifan lokal dapat berfungsi sebagai stimulus
belajar untuk memotivasi dan membantu peserta didik mengkonstruksi
pengetahuan, oleh karena itu guru harus mampu mengangkat unsur-unsur
budaya untuk diakomodasi dalam pembelajaran. Misalnya pada materi
sistem periodik unsur, guru dapat memberikan stimulus berdasarkan
keragaman suku yang ada di Indonesia. Dalam beberapa wilayah Indonesia,
terdapat berbagai macam kelompok suku yang memiliki budaya dan tradisi
tersendiri. Sebagaimana unsur-unsur dalam sistem periodik yang
membentuk kelompok berdasarkan kemiripan sifatnya.

Anda mungkin juga menyukai