Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zein Fikri Rohmah

NIM : 2221515017
Kelas : Matematika
Program Studi : PPG Prajabatan 2022

TOPIK 4 – KONEKSI MATERI

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

A. Koneksi Antar Materi Tentang Prinsip

1. Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)


2. Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)
3. Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)

B. Koneksi Materi ini dengan Mata Kuliah Lain

Jawab :

A. Koneksi Antar Materi

Pembelajaran berdiferensiasi terjadi dengan menciptakan lingkungan belajar yang


majemuk dan memberikan keleluasaan kepada anak untuk meraih kepuasan dalam
memproses ide untuk membangkitkan sebuah hasil tiap anak sehingga mereka
belajar dengan sangat efektif. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran
yang mengkoordinir, menuntun, dan menghargai kemajemukan peserta didik dalam
belajar sesuai kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik.

Pengajaran yang responsif kultur juga dimaksudkan bagi pendidik untuk dapat
menghargai perbedaan-perbedaan dalam konteks kebudayaan peserta didik.
Pengajaran yang responsif kultur akan menjadikan kegiatan pengajaran menjadi lebih
bermakna bagi peserta didik karena mereka akan merasa bahwa sekolah dan
lingkungan tempat tinggal mereka terkoneksi satu sama lain bukan dua hal yang
saling terpisah.
Pengajaran sesuai level atau teaching at the right level (TaRL) merupakan
pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta
didik. Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkat kelas.
Pembelajaran disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta
didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan salah satu wujud kepedulian


pendidik terhadap peserta didik dalam memperhatikan kekuatan dan kebutuhan
peserta didik. Pembelajaran diferensiasi menjadi dasar bagi penerapan pengajaran
yang responsif kultur dan pengajaran sesuai level. Pengajaran yang responsif kultur
dilakukan oleh guru dengan cara mengkondisikan kelas sesuai dengan kultur yang
dibawa secara khas oleh peserta didik. Pengajaran sesuai level dilakukan oleh guru
dengan cara mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik yang sama, tidak terikat pada tingkatan kelas.

B. Koneksi Materi Mata Kuliah ini dengan Mata Kuliah Lain

1. Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara


mengemukakan konsep bahwa pendidikan harus berpihak dan memerdekakan
peserta didik. Menurut konsep ini, proses pembelajaran peserta didik harus
disesuai dengan kodrat manusia yang mencakup kodrat alam dan kodrat zaman.
Sehingga diperlukan pembelajaran berdiferensiasi untuk melayani dan
menjembatani semua karakter, sikap, minat, bakat, dan lingkungan belajar yang
berbeda-beda dari setiap peserta didik. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang lain
berkaitan dengan pendidikan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
kebudayaan yang ada yang diimplementasikan guru pada pengajaran yang
responsif kultur. Implementasi lain yang sesuai dengan filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara adalah pendekatan pengajaran sesuai level peserta didik. Pada
pendekaan ini, guru memperhatikan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan
peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran. Hal ini menjadikan
pengajaran sesuai level sebagai salah satu upaya guru untuk mengusahakan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sesuai filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara.

2. Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I (PPL I)

Pada mata kuliah PPL I, mahasiswa PPG Prajabatan melakukan observasi dan
praktik pembelajaran terbimbing dengan menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam
penerapan Kurikulum Merdeka proses pembelajaran menggunakan pembelajaran
berdiferensiasi dengan mengelompokkan peserta didik berdasarkan
karakteristiknya. Selain itu dalam penyusunan modul ajar juga dikaitkan dengan
prinsip pengajaran yang responsif kultur, dimana guru memunculkan
permasalahan kontekstual yang dapat dikaitkan dengan kearifan local dan
kehidupan sehari-hari. Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) juga
dikaitkan dengan prinsip pengajaran sesuai level, karena LKPD disusun dengan
memperhatikan tingkat kemampuan kognitif peserta didik.

3. Mata Kuliah Perspektif Sosiokultural

Pada mata kuliah Perspektif Sosiokultural ini mahasiswa akan mempelajari


beragam faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran peserta didik. Hal ini selaras dengan prinsip pengajaran yang
responsif kultur yang memperhatikan faktor budaya dalam mengoptimalkan
pembelajaran pada peserta didik. Pengajaran yang responsif kultur ini juga
merupakan salah satu wujud penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

4. Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I

Pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I mahasiswa akan
mempelajari bagaimana cara melaksanakan pembelajaran dan asesmen yang
efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik, sehingga perlu dirancang dengan baik dan berdasarkan kondisi dan
karakteristik peserta didik. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
berdiferensiasi. Sedangkan asesmen yang efektif dimulai dari melakukan asesmen
diagnostic terlebih dahulu yang sesuai dengan prinsip pembelajaran
berdiferensiasi. Penyusunan asesmen formatif maupun asesmen sumatif dengan
memperhatikan kemampuan kognitif peserta didik, hal ini sesuai dengan prinsip
pengajaran sesuai level. Selain itu, asesmen yang dirancang dapat dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan prinsip pengajaran yang
responsif kultur. Misalnya pada pembelajaran matematika untuk mengenalkan
bangun datar maka dapat dikaitkan dengan kearifan lokal yang ditemui di sekitar
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai