Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 4

KERANGKA STRATEGI

PERTANYAAN:

Buatlah koneksi antar materi tentang prinsip:

(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice),

(2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan

(3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level) dengan topik lain yang berkaitan di
mata kuliah ini atau mata kuliah lain atau dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan.

JAWABAN:

1. Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)


Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan
belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap
murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi
perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu
memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil sehingga tidak
merugikan peserta didik, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti
pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap
murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan
yang kurang pintar, guru harus mampu bersikap adil dan tidak pilih kasih.

Adapun karakteristik pembelajaran berdiferensiasi, adalah:


 lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar,
 kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas,
 terdapat penilaian berkelanjutan,
 guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan
 manajemen kelas efektif.

Sesuai dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang sangat


berkenaan dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah sistem “among”, guru harus
dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya. Oleh sebab itu
seorang guru harus menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu
pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid.

Oleh sebab itu, sebagai seorang guru berkenaan dengan pembelajaran berdiferensiasi,
saya akan melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu:
kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid yang dapat saya lakukan
melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll.

2. Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)


Pendidikan tanggap budaya atau responsif budaya merupakan model pendidikan
teoritis dan praktik yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta
didik, tetapi juga untuk membantu siswa menerima serta memperkokoh/memperkuat
identitas budayanya (Pebriansyah, 2020).
Menurut Ladson-Billing (1995:164) terdapat tiga proposisi Pendidikan tanggap
budaya, yakni:
 pertama, peserta didik mencapai kesuksesan akademis;
 kedua, peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kempetensi
budaya (cultural competence): dan
 peserta didik membangun kesadaran kritis (critical consciousness) sehingga
mereka dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil.

Pembelajaran Berdiferensiasi tak mungkin tercapai tanpa adanya pengetahuan seorang


guru dalam hal Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy).
Oleh karenanya, perbedaan budaya merupakan salah satu hal yang harus dipelajari
oleh guru dan harus mampu mengelolanya untuk mempromosikan lingkungan belajar
yang
efektif di kelas mereka (Franklin, 2005).
Sebagai seorang guru, dalam mencapai Pengajaran yang Responsif Kultur, saya harus:
- Memiliki kepekaan terhadap keragaman budaya siswa saya, khususnya budaya
batak yang sangat beragam.
- Memiliki pengetahuan mengenai latar belakang budaya siswa yang saya ajar.
Guru perlu memahami warisan budaya dari kelompok etnis yang berbeda,
bagaimana mereka memberikan sanksi terhadap perilaku dan merayakan
pencapaian, aturan mereka tentang sopan santun, penghormatan, dan etiket

3. Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)


Teaching at the Right Level adalah sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada
tingkat capaian/kemampuan peserta didik. TaRL akan menjadi jawaban atas
kesenjangan pemahaman yang terjadi di kelas selama pembelajaran.

Di dalam pendekatan ini capaian pembelajaran di sasaran pada capaian peserta didik,
tidak ada Kriteria Ketuntasan Minimal siswa tapi yang ada adalah capaian
pembelajaran setiap peserta didik yang tentunya akan berbeda-beda pada siswa sesuai
dengan kodrat keadaan baik jorat alam maupun kodrat zaman. Teaching at the Right
Level adalah salah satu semangat di merdeka belajar, dimana pengajaran pada peserta
didik disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya.

Apabila Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)


dilakukan dengan tetap melakukan Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), maka Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)
harus ditingkatkan guna terlaksananya Kurikulum Merdeka. Sebagai seorang guru,
maka saya akan melakukan asesmen terhadap level pembelajaran peserta didik,
mengelompokkannya sesuai dengan yang memiliki tingkat capaian dan kemampuan
yang serupa, dan memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas
pembelajaran sesuai dari level pembelajarannya tersebut, bukan hanya melihat dari
usia dan kelasnya. Sudah seharusnya seorang guru mengajarkan kemampuan dasar
yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya.

Anda mungkin juga menyukai