Anda di halaman 1dari 6

Aksi Nyata - Topik 4

Pemahaman tentang Peserta Didik dan


Pembelajarannya
Oleh Mannuril Laili
Dini

Pada akhir pembelajaran topik tentang prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi


(developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level).
Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari prinsip : (1)
Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2)
Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)?

 Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), sangatlah


penting dalam proses pembelajaran, karena guru hanya sebagai fasilitator dan
tidak lagi sebagai tokoh paling utama dalam pembelajaran dalam kelas. Peserta
didik bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Dalam kegiatan kelompok kecil setiap anggota kelompok bertanggung jawab


untuk keberhasilan pembelajarannya dan anggota kelompoknya, jika pada saat
ketika pembelajaran membutuhkan identifikasi suatu masalah, tiap-tiap anggota
akan berbagi tugas dan masing-masing akan menjadi sumber dari tugas tersebut
dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

 Praktik pengajaran yang responsif kultur (culturally responsive pedagogy), juga


dimaksudkan bagi pendidik untuk dapat menghargai perbedaan-perbedaan dalam
konteks kebudayaan peserta didik. Budaya yang dimaksud disini merupakan
kebudayaan sebagai warisan dari leluhur yang terus dilestarikan seperti kearifan
lokal dan budaya yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan keseharian peserta
didik seperti tingkah laku sehari-hari. Sehingga, guru mampu memahami latar
belakang kondisi sosial peserta didik dan kebudayaan mereka.
Pengajaran yang responsif kultur akan menjadikan kegiatan pengajaran menjadi
lebih bermakna bagi peserta didik karena mereka akan merasa bahwa sekolah dan
lingkungan tempat tinggal mereka terkoneksi satu sama lain bukan dua hal yang
saling terpisah.

Dalam pengajaran yang responsif kultur, pendidik mendorong terciptanya


interaksi yang positif antara peserta didik dan orang tua serta lingkungan tempat
tinggal mereka. Proses pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
mengkondisikan kelas sesuai dengan kultur yang dibawa secara khas oleh peserta
didik. Inilah kemudian yang menjadi dasar mengapa Pembelajaran
Berdiferensiasi penting untuk dilakukan. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
yang menjadi wujud kepedulian pendidik terhadap peserta didik dalam
memperhatikan kekuatan dan kebutuhan peserta didik.

 Teaching at the Right Level adalah salah pengajaran pada peserta didik
disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya. Guru melakukan
asesmen terhadap level pembelajaran peserta didik, mengelompokkannya sesuai
dengan yang memiliki tingkat capaian dan kemampuan yang serupa, dan
memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai
dari level pembelajarannya tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya.
Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan
menelusuri kemajuannya.

Contohnya, jika seorang peserta didik berada di kelas 3 SD namun kemampuan


dasar yang dimiliki belum sampai ke level yang diharapkan pada level kelas
tersebut, maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik saat itu, menuntaskan kebutuhan belajarnya, dan tidak memaksakan
pengajaran yang ada di level kelas 3.

2. Bagian manakah dari prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi


(developmentally appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur
(culturally responsive pedagogy), dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the
right level) yang paling menantang untuk diaplikasikan di lapangan?
 Tantangan pembelajaran berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)
adalah memusatkan perhatian guru pada segala sesuatu yang kita ketahui tentang
peserta didik dan apa yang dapat guru pelajari tentang peserta didik sebagai
individu dan keluarga mereka sebagai dasar pengambilan keputusan. Sebagai
individu yang unik harus dilihat bahwa setiap peserta didik adalah istimewa yang
memiliki gaya belajar, minat, kepribadian, tempramen, kemampuan dan
ketidakmampuan, tantangan dan kesulitan yang berbeda dari masing-masing
peserta didik, termasuk keterlambatan dan gangguan perkembangan. Peserta didik
juga harus dilihat dari latar belakang dan lingkungan keluarga, budaya dan
komunitasnya, juga riwayat keluarga serta kondisi keluarga saat ini.

 Tantangan pengajaran responsive kultur (culturally responsive pedagogy), yaitu


sekolah perlu memperhitungkan berbagai cara di mana budaya membentuk
pengajaran dan pembelajaran. Ide tentang bagaimana kita berpikir, berbicara, dan
berperilaku sangat ditentukan oleh kelompok ras, agama, nasional, etnis, atau
sosial yang kita miliki, jauh sebelum kita memasuki ruang kelas. Pendekatan
pedagogis menuntut agar sekolah mengakui dan beradaptasi dengan pembelajaran
dan pengajaran yang berbeda berdasarkan norma-norma multikultural, termasuk
integrasi yang menghormati latar belakang budaya dan referensi siswa yang
membelok dari budaya dominan.

 Tantangan pengajaran sesuai level (teaching at the right level) yaitu guru yang
kurang profesional dalam melakukan assessment, ditandai dengan adanya siswa
yang ditempatkan pada level yang tidak tepat hal ini yang menyebabkan
pembelajaran sesuai level tidak terlaksana dengan efektif. Guru kurang bisa
mengontrol siswa pada level yang banyak siswanya seperti pada level pemula

3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan prinsip : (1)
Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2)
Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)?
 Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice),
saya ingin mengetahui cara untuk memusatkan perhatian guru pada segala sesuatu
tentang peserta didik dan apa yang dapat guru pelajari tentang peserta didik
sebagai individu dan keluarga mereka sebagai dasar pengambilan keputusan.
Saya ingin banyak belajar tentang metode, model, dan strategi pembelajaran
berdasarkan gaya belajar, minat, kepribadian, tempramen, kemampuan dan
ketidakmampuan, tantangan dan kesulitan yang berbeda dari masing-masing
peserta didik.

 Dalam Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), saya


ingin mengetahui bagaimana sekolah memperhitungkan berbagai cara di mana
budaya membentuk pengajaran dan pembelajaran. Ide tentang bagaimana
berpikir, berbicara, dan berperilaku yang ditentukan oleh kelompok ras, agama,
nasional, etnis, atau sosial yang kita miliki, sebelum memasuki kelas. Beradaptasi
dengan pembelajaran dan pengajaran yang berbeda berdasarkan norma-norma
multikultural, termasuk integrasi yang menghormati latar belakang budaya dan
referensi siswa yang membelok dari budaya dominan.

 Dalam pengajaran sesuai level (teaching at the right level) saya ingin menjadi
guru yang profesional dalam melakukan assessment, terutama dalam penempatan
dalam menentukan level peserta didik sehingga akan terlaksana dengan efektif.
Saya ingin mengetahui bagaimana guru bisa mengontrol peserta didik pada level
yang banyak siswanya seperti pada level pemula

Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan / rencana aksi nyata terkait prinsip :
(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice), (2)
Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy), dan (3)
Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level), yaitu kegiatan yang bisa Anda
lakukan ketika mengapilikasikan prinsip pembelajaran di atas.

 Aksi Nyata Pembelajaran berdiferensiasi (developmentally appropriate practice)

1. Melaksanakan proses pembelajaran berdiferensiasi proses yaitu membuat


kelompok belajar sesuai dengan kemampuannya. Kelompok dibuat menjadi 3
yaitu kelompok yang peserta didik paham utuh tentang materi yang akan
dipelajari, kelompok sudah paham namun belum utuh dan kelompok dengan
yang belum paham tentang materi yang akan diajarkan. Pembentukan
kelompok di awal pembelajaran dan guru memberikan pertanyaan pemantik.
2. Melaksanakan proses pembelajaran konten berdasarkan mintat yaitu
membentuk kelompok peserta didik yang memiliki minat sama untuk
menganalisisi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks.
Setiap kelompok menganalisis fungsi, sosial, struktur teks, dan unsur
kbeahasaan dari yang mereka minati.
3. Melaksanakan proses pembelajaran berdiferensiasi produk yaitu dengan
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan
pemahamannya berdasarkan gaya belajarnya.

 Aksi Nyata Pengajaran yang Responsif (culturally responsive pedagogy)

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan model


pembelajaran berbasis budaya lokal adalah

a. Mengidentifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli.

Identifikasi pengetahuan awal siswa tentang sains asli bertujuan untuk


menggali pikiran-pikiran siswa dalam rangka mengakomodasikan konsep-
konsep, prinsip-prinsip atau keyakinan yang dimiliki siswa yang berakar
pada budaya masyarakat di mana mereka berada. Ausubel menyatakan
bahwa satu hal penting dilakukan guru sebelum pembelajaran dilakukan
adalah mengetahui apa yang telah diketahui siswa.

b. Pembelajaran dalam kelompok.

Masyarakat tradisional cenderung melakukan kegiatan secara berkelompok


yang terbentuk secara sukarela dan informal. Pembelajaran dalam bentuk
kelompok merupakan pengembalian ke ciri pembelajaran mereka yang
bersifat indigenous (asli).

c. Guru berperan sebagai penegosiasi yang cerdas dan arif.

Peran guru sebagai negosiator budaya, yaitu: 1) memberikan kesempatan


pada siswa untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya, untuk
mengakomodasikan konsep-konsep dan keyakinan yang dimiliki siswa yang
berakar pada sains asli
(budaya), 2) menyajikan pada siswa contoh-contoh keganjilan yang
sebenarnya biasa menurut sains Barat, 3) berperan untuk mengidentifikasi
batas budaya, 4) mendorong siswa aktif bertanya, 5) memotivasi siswa agar
menyadari akan pengaruh positif dan negatif sains Barat bagi teknologi.

 Aksi Nyata Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)

1. Melakukan assessment awal Kemampuan literasi dasar siswa


Penilaian ini idealnya dilakukan setiap awal semester sebagai alat diagnosa
kemampuan siswa. Alur kegiatan saat melakukan penilaian guru memanggil
siswa satu per satu dan siswa lain diminta melakukan aktivitas mandiri.

2. Pengelompokan kemampuan literasi dasar peserta didik.


Pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan peserta
didik

3. Implementasi pembelajaran literasi dasar


Dalam pempelajaran literasi menggunakan pendekatan TaRL, melibatkan
seluruh indra yang ada pada manusia dan mengcover tiga gaya belajar yang
dimiliki siswa yaitu auditori, visual dan kinestetik. Pada metode tersebut
terdapat prinsip-prinsip dasar yang membangun karakter di antaranya:

a. Menggunakan media pembelajaran yang memadai dan sesuai dengan


tujuan pembelajaran. Hal ini membangun karakter berpikir kritis dan
kreaktif.
b. Mendorong siswa untuk lebih banyak bekerjasama (berpasangan atau
berkelompok). Hal ini membangun karakter atau keterampilan
berkomunikasi, bekerja sama dan berpikir kritis.
c. Mendorong siswa untuk berbicara dengan meminta siswa menjelaskan
hasil tugas yang sudah dikerjakan, bertanya tentang kegiatan yang paling
disenangi serta mengungkapkan perasaan setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Hal ini membangun karakter atau keterampilan
berkomunikasi atau berpikir kritis.

Anda mungkin juga menyukai