PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu proses atau kegiatan yang mengacu pada aktivitas yang bersifat
mental maupun fisik yang melibatkan tiga pokok, yaitu pengetahuan yang
telah dimiliki oleh pembaca, pengetahuan tentang struktur teks dan kegiatan
mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam
apa yang dibaca, yaitu pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki,
yang akan dibaca, dan proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan
13
2
sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK di tanah air yaitu
aspek tersebut antara lainnya saling berhubungan dengan cara yang beraneka.
Keterampilan membaca teks merupakan salah satu pembelajaran yang
pemahaman teks bacaan dengan baik. Dengan kata lain, untuk dapat
kurikulum KTSP. Dalam hal ini teks yang dipelajari oleh siswa kelas XI
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita
untuk memahami struktur dan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks
peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir empiris dan kritis serta
Indonesia. Hal ini bertujuan agar peserta didik memahami teks bacaan dengan
cepat dan memiliki kemampuan berpikir kritis dan tingkat pemahaman yang
tinggi.
Berdasarkan pengamatan penelitian di kelas X SMKN 6
dirancangkan oleh pihak sekolah dan guru bidang bahasa Indonesia tetapi
Memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan maupun
tulisan, 3.3: Menganalisis teks eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan,
3.4: Mengidentifikasi teks eksposisi baik secara lisan maupun tulisan, 3.5:
yaitu peserta didik dapat menemukan ide utama, mengingat rincian yang
tersurat, memahami makna kata, mengikuti dan memahami petunjuk yang ada
isi bacaan. Sedangkan materi pokok adalah bagian dari struktur keilmuan dari
bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau
silabus merupakan uraian materi yang disajikan dalam pengaman belajar bagi
peserta didik.
Hal demikian menimbulkan berbagai masalah, dimana terdapat
oleh dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal, faktor eksternal
membaca dapat berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi dan tujuan
membaca.
Aspek intelektual yang lain selain minat dan motivasi ada juga peoses
bacaan. membaca tanpa kesadaran dan kemauan untuk berpikir kritis atas teks
dibaca artinya bahwa dalam membacapun dibutuhkan daya pikir (kritis) untuk
Guru dianggap sebagai faktor yang paling menentukan sifatnya dalam belajar
mengajar yang berpengaruh posistif antara lain adalah (1) usaha memahami
6
yaitu dengan didukung oleh peserta didik itu sendiri dalam proses
pemahaman bacaan.
Untuk itu metode pembelajaran kooperatif dan efektif sangatlah tepat
merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para peserta didik
bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
dan teknik secara spesifik, dapat dikatakan bahwa sebenarnya aspek yang
membaca teks.
Peserta didik memerlukan metode untuk mengungkapkan informasi
yang didapat dari hasil pemahamannnya. Salah satu metode yang dapat
1 Trianto, Model Model Pembelajaran Inovatif Berinteraksi Konstruktivist, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007,
Hlm 154-155
8
oleh Francis P. Robinson dari Ohio University pada tahun 1941. Pembelajaran
dengan metode SQ3R dilaksanakan secara bertahap mulai dari survei bacaan
semua mata pelajaran.3 Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum 2013. Oleh
karena itu, pokok 5 bahasan siswa dalam pembelajaran lebih mengacu pada
yang dibelajarkan pada periode awal kelas tinggi dapat membuat siswa lebih
3
9
pemahaman teks.
B. Identifikasi Masalah
pemahaman teks?
2. Apakah motivasi peserta didik dapat mempengaruhi terhadap
pemahaman teks?
3. Apakah minat peserta didik dapat mempengaruhi terhadap
pemahaman teks?
4. Apakah kemampuan berpikir kritis dapat mempengaruhi terhadap
pemahaman teks?
5. Apakah metode pembelajaran SQ3R dapat mempengaruhi
pemahaman teks?
6. Apakah metode pembelajaran PQ4R juga dapat mempengaruhi
pemahaman teks?
C. Pembatasan Masalah
Kab.Tangerang.
D. Perumusan Masalah
10
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman teks antara peserta didik
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan
sebagai berikut.
a. Bagi Peneliti
Sebagai calon tenaga pendidik, penelitian ini akan dapat menambah
wawasan
dan menambah pengalaman baru bagi peneliti dalam mengeksplorasi metode
pengajaran khususnya metode PQ4R dan metode SQ3R. Selain itu, peneliti
isi dari teks yang diberikan dengan cepat. Selain itu, dengan metode PQ4R
Apalagi penelitian ini diujikan untuk materi pada Kurikulum baru yaitu
12
Kurikulum 2013 khusunya pada teks cerita pendek. Pembaca pun dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu, maka belajar berarti
harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi
situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami
belajar pada porsinya. Tanpa itu, maka pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(a) tingkat pertama atau tingkat terendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai
dari terjemahan dalam arti sebenarnya; (b) tingkat kedua adalah pemahaman
13
2
dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok; dan (c)
pemahaman ini masih tergolong tingkat berpikir renda. Oleh karena itu, untuk
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
untuk memahami pesan, baik yang tersirat maupun yang disampaikan oleh
penulis.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
bahasa. Salah satu aktivitas fisik dalam membaca adalah saat pembaca
5 Nana Sudjana. 2010. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 24.
6 Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa, hlm. 7.
3
menggerakkan bola mata dari margin kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni
pasif pasti akan aktif karena dalam kegiatan membaca pasti menggerakan
sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses
internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan
7 John w. Santrock. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika, hlm. 422.
atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Hal senada dinyatakan oleh Soedarso bahwa membaca adalah aktifitas yang
yang baik dan berhasil adalah pembaca yang mampu menceritakan kembali
secara ringkas isi buku yang dibacanya, terutama bila hal ini berkaitan dengan
pemahaman bacaan10.
Membaca adalah kegiatan yang bertujuan untuk mampu memahami
kata, kalimat, serta paragraf yang pada akhirnya mampu memahami seluruh
isi wacana yang dibaca. Seperti yang dinyatakan oleh Grabe dan Stoller
bahwa membaca adalah kemampuan untuk menarik makna dari halaman yang
tepat11. Dalam hal ini diperlukan pemahaman dalam kegiatan membaca. Hal
9 Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 4.
10 Nurhadi, 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru, hlm. 130.
5
apa yang kita baca. Ini berkaitan dengan memahami kata-kata, memahami
untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, yaitu
proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat kata-kata
bukan hanya kegiatan yang terlihat secara kasat mata, dalam hal ini siswa
melihat sebuah teks, membacanya dan setelah itu diukur dengan kemampuan
alat evaluasi, melainkan dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar
pembaca.13
1.3 Hakikat Pemahaman Teks
Pemahaman terhadap bacaan sangat tergantung pada semua aspek yang
oleh pembaca.
11 William Grabe and Fredricka I. Stoller. 2002. Teaching and Researching Reading. England :
Pearson Education Limited, hlm.9
12 Ahmad Suhel. 2009. Improving Reading Comprehension Acievement . Universitas Jember, hlm
.7.
Menurut Heaton Cloze Test yang kemudian juga dipakai untuk menguji
menguji keterbacaan. Melalui test ini dapt diketahui calon pengguna dalam
uraian. Semakin dekat jarak kata yang dikosongkan itu biasanya setiap kata
yang kelima atau ketujuh. Karena kata dipilih mungkin saja kata maknanya
sama dengan kata aslinya, maka makna kata itu juga dapat dianggap benar.
Akan tetapi apabila diharapkan kata yang diisikan adalah kata persis sama
dengan kata aslinya (kata yang dibuang) maka huruf awal kata itu dituliskan
dibuat oleh pengisi teks, berarti semakin tinggi tingkat keterbacaan naskah
aktifitas mentransfer teks tertulis ke dalam bahasa lisan atau memahami isi
teks saja, melainkan juga lebih ditekankan aktifitas yang komunikatif dan
memahami isi teks. Jadi untuk memahami isi teks harus diklasifikasikan
bahwa wacana berdasarkan kriteria terdiri dua yaitu wacana teks atau wacana
teks sebagai terdiri dari cerita dan sebagaian melalui tokoh yang kajian teks
tersebut merupakan bacaan yang dapat dinikmati dari bahasa yang khas,
makna yang terdapat dalam suatu bacaan tidaklah terpahami begitu saja ke
tersebut.
a. Tingkat Pemahaman Teks
Menurut Barret, pada dasarnya tingkat pemahaman seseorang terhadap
16 Mary M. 1972. Dupuis dan Eunice A. Askov, Content Area Reading. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc., hlm. 24-28.
17 Burn, Paul C, Betty D. Rue, dan Ellinor P. Roos. 1984. Teaching Reading in Todays
Elementary Schools. Boston: Hougton Miflin Company., hlm.
8
teknik sastra bentuk, gaya, dan struktur yang dikerjakan pengarang untuk
dan pesan yang terdapat dalam bacaan sehingga dengan mudah pembaca
lainnya.
Dari keseluruhan tingkat-tingkat pemahaman bacaan yang telah
untuk memahami isi bacaan dalam teks, tujuan tersebuk antara lain membaca
utamanya adalah memahami bacaan secara tepat, cepat dan aspek yang
kalimat, dan wacana, memiliki kemampuan menangkap ide, pokok dan ide
membaca jenis ini utamakan adalah pemahaman isi wacana atau teks yang
telah dibaca.
b. Pengukuran Pemahaman Teks
Mengukur pemahaman bacaan atau teks peserta didik tidak terlepas dari
keseluruhan18.
Jadi, antara kecepatan dan pemahaman terhadap bacaan keduannya
membaca adalah jumlah kata yang dapat dibaca permenit dikalihkan dengan
yang akan dikatakan pengarang, dan hal hal apa saja yang tersurat dalam
diukur dalam tiga tingkatan, yaitu (1) tingkat pemahaman literal, (2) tingkat
18 DP. Tampulon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan efisien (edisi
revisi). Jakarta: Bandung Angkatan Bandung, hlm. 7
19 Anderson. 1981. Efficient Reading: A Practical Guide. Sidney: McGraw-Hill Book Company,
hlm 106-167
11
jarang terpakai dalam tulisan biasa atau kata-kata biasa yang terpakai
mengikuti bagian-bagian yang kian lama kian panjang dan sulit yang
bacaan terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) pemahaman bahasa dan lambang
tulisannya, (2) gaya yang terdapat dalam bacaan, dan (3) nada dan teknik
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
21 Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, hlm.147.
22 Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora,
hlm. 42
23 Abu Ahmadi Joko Tri Prastya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia,
hlm. 52.
13
faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri.
tahun 1941 yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks yang
belajar yaitu survey, question, read, recite, dan review. Metode SQ3R
Dalam hal ini, Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator untuk
24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 140
14
gagasan utama dan menjadikan peserta didik lebih aktif dengan mengajukan
pertanyaan yang terdapat dalam suatu teks atau materi ajar, mengajarkan pada
berpikir secara kritis terhadap peserta didik, membekali siswa dengan suatu
survey adalah agar siswa dapat mengidentifikasi seluruh teks, panjang teks,
memeriksa halamn bab, judul bab, sub-sub bagian, istilah baru dan
umum tentang isinya. Pada tahap pemeriksaan ini kita lakukan dengan cara
membaca selintas.
Survey atau prabaca ini adalah teknik mengenalkan bahan sebelum
25 Soedarso. 2000. Speed Reading: Sistem membaca Cepat Dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
hlm. 59-60.
15
kertas, dan alat pembuat ciri (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) seperti
stabilo untuk menandai bagian yang penting. Dalam survey ini guru berperan
peserta didik.26
2. Question (Bertanya)
dengan teks. Guru memberi petunjuk atau contoh kepada peserta didik cara
yang telah dibuat siswa diperiksa oleh guru. Dengan kata lain, dalam langkah
kedua ini kita mengajukan pertanyaan didasarkan atas bahan yang sudah kita
dan mengapa.27
Pertanyaan tersebut akan membangkitkan keingintahuan peserta didik
baca.
26 Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya
1995, hlm. 141.
3. Read (membaca)
secara aktif dan menyeluruh untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang
telah disusun. Dalam langkah ketiga ini, bukan seperti membaca novel, yang
kritis.
Guru menyuruh peserta didik membaca secara aktif dan mencari
membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-
tadi.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk menfokuskan untuk
mendapatkan ide pokok pada tiap paragraph dan bacaan yang sesuai dengan
4. Recite (memahami)
membaca dari bagian bab, sub bab, atau paragraph berhentilah sejenak untuk
menyampaiakan kembali hal penting dari bacaan tersebut dengan gaya bahasa
buku atau catatan yang telah dibuat. Dan menuliskan jawaban pada buku
Perlu menyediakan beberapa waktu untuk kegiatan ini. Namun hal ini bukan
tahap ini. Justru pembaca yang hanya membaca sekedar membaca itu
bagian penting ini, akan membantu siswa untuk mengingat apa yang telah
dibaca agar tidak sampai setelah membaca hilang pula apa yang telah
dibacanya.
5. Review (mengulangi)
penting. Pada langkah kelima ini, peserta didik diminta untuk mengulang-
ulang dan mengingat kembali segenap isi ringkasan dan catatan penting yang
kokoh atas bacaan materi. Untuk itu lembar-lembar catatan tersebut kita
30 A, Widyamartaya. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 60-61
18
(mengulang kembali).
Metode SQ3R memberi kemungkinan para peserta didik untuk belajar
aktif, kritis dan sistematis untuk memahami berbagai materi serta i untuk
pelajaran membaca.
Review (PQ4R)
Metode ini digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang
mereka baca, dan dapat membantu peserta didik mengingat apa yang telah
sebgai berikut:
a. Preview
membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa
yang memuat tentang sebuah materi. Siswa dapat memulai dengan membaca
topik-topik, sub topik utama, kalimat-kalimat permulaan atau tidak ada, siswa
dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua
kalimat sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan mereka
peserta didik membaca selintas dan cepat bahan bacaan. Bagian-bagian yang
bisa dimulai misal bab pengantar, daftar isi, topik maupun sub-topik, judul
dan sub-judul, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Singkatnya melalui
dipelajari.35
Pengertian preview ini sesuai juga dengan yang dikemukakan oleh
John W. Santrok, pada langkah ini siswa menyurvei materi secara ringkas
33 Asri Budmingah. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: hineka cipta, hlm.13.
35 Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hlm. 103
20
membaca judul untuk melihat topik utama dan subtopik yang akan dibahas 36.
b. Question
pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang yang ada pada bahan
yang kompleks38.
Menurut John W. Santrok langkah kedua ini siswa diajak untuk
mengajukan pertanyaan kepada diri siswa itu sendiri tentang materi setelah
lebih hati-hati dan seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang
C. Read
Langkah ketiga, menurut Trianto baca karangan itu secara aktif, yaitu
dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang
d. Reflect
40 Trianto, loc.cit.
mengingat atau menghafal saja tetapi juga harus memahami informasi yang
siswa
disajikan
tersebut43.
sesekali berhenti dan merenungkan materi. Dengan cara begitu, siswa dapat
Muhibbin Syah, pada langkah keempat ini selama membaca, isi bacaan
e. Recite
ide-ide yang ada pada siswa, maka siswa diminta membuat intisari materi dari
menguji diri sendiri untuk menetahui apakah siswa tersebut dapat mengingat
menjawab pertanyaan yang telah siswa buat atau pertanyaan yang telah
dijawab. Jika ada jawaban yang kurang memuaskan, maka bagian tertentu
lagi48.
f. Review
mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab
John W. Santrok mengemukakan bahwa pada langkah terakhir ini siswa telah
melampaui materi. Siswa ditugakan untuk mengevaluasi apa yang telah siswa
tersebut51.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
untuk membaca dengan cermat dan pengecekan pada langkah kedua. Tahapan
kembali apa yang telah dibaca dan menghubungkan kembali apa yang telah
49 Trianto, loc.cit.
sehingga pembaca lebih lama mengingat setiap gagasan pokok suatu bacaan
melalui prosedur preview, queation, read, reflect, recite, review. Peserta didik
secara aktif memproses isi teks dengan pendekatan yang mirrip dengan
secara sistematis, efektif dan efisien dalam menghadapi berbagai materi ajar.
26
Stragtegi ini efesien dipergunakan untuk belajar, karena peserta didik dapat
TABEL
SQ3R PQ4R
1. Survey : Memeriksa, Langkah 1 Preview
meneliti atau Membaca selintas dengan cepat untuk
mengidentifikasi teks menemukan ide pokok/ tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
2. Question: Aktivitas Langkah 2 Queetion
menyusun atau membuat a. Memerhatikan penjelasan
pertanyaan yang relevan guru.
b. Menjawab pertanyaan yang
dengan teks
telah dibuatnya
3. Read : aktivitas Langkah 3 Read
membaca teks secara aktif Membaca secara aktif sambil memberikan
untuk mencari jawaban atas tanggapan terhadap apa yang telah dibaca
petanyaan yang telah disusun dan menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
4. Recite : aktivitas Langkah 4 Reflect
menghafal setiap jawaban Mensimulakiskan/menginformasikan
atas pertanyaan yang telah materi yang ada pada bahan bacaan
27
ditemukan
5. Review : aktivitas Langkah 5 Recite
meninjau ulang seluruh a. Mennyakan dan menjawab
jawaban atas pertanyaan pada pertanyaan-pertanyaan
b. Melihat catatan-catatan/
langkah kedua dan ketiga
inti sari yang telah dibuat
sebelumnya.
c. Membuat inti sari dari
seluruh pembahasan
Langkah 6 Review
a. Membaca inti sari yang
telah dibuatnya
b. Membaca kembali bahan
bacaan
memahami secara mendalam. Oleh karena itu dalam berpikir tidak hanya
makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakan
52 Khalimi. 2011. Logika Teori dan Aplikasi. Jakarta : Gaung Persada Press, hlm. 42
28
itu didapatkan yang diakhirnya berimbas pada penemuan sebuah solusi. Jadi
struktur kognitif atau skema kognitif yang dimiliki peserta didik untuk
penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi pada suatu
53 Jujun S. Suriasumantri. 2011. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Gramedia
Utama., hlm. 42
54 Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. hlm, 54
55 Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan :Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: GaungPersada Press,
hlm, 86
29
intelektual dan emosional yang tertua dan paling banyak dikenal di dunia ini.
Untuk memahami lebih dalam tentang berpikir kritis, berikut ini diturunkan
definis klasik yang menggambarkan hakikat dan karakteristik dari orang yang
berpikir Kritis:
Ryder58 dalam menguraikan signifikansi dari berpikir kritis dalam
57 Chua Yan Piaw. 2004. Creative and Critical Thinking Styles. .....Universiti Putra Malaysia
Press, hlm. 65
58 Ibid, hlm. 66
30
59
dalam Chua Yan Piaw berpendapat berpikir kritis sebagai menggunakan
kriteria untuk menilai kualitas sesuatu, dari kegiatan yang paling sederhana
lain-lain).
Proses yang menggunakan kecerdasan intelektual maka berpikir kritis
berpikir kritis sebaiknya berbasis data dan informasi yang andal dan absah,
dan alasan kuat. Dapat juga menggunakan pendekatan teoretis dan empiris;
baik deduktif maupun induktif. Hal ini penting karena masih banyak individu
macam tanpa didukung data-informasi dan alasan yang bisa diterima. Yang
populernya adalah asbun atau asal bunyi. Telah terjadi proses berpikir yang
bias. Tidak jarang hal itu mengakibatkan terjadinya kontra kritisi yang
kebingungan kolektif.
Menurut Screven dan Paul serta Angelo dalam Chua Yan Piaw
dan aksi.
Berdasarkan pendapat Screven dan Paul serta Angelo menjelaskan
sebuah tujuan. Tujuan dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk
membuat keputusan
Paul dan Elder61 mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan
dasar untuk mempelajari setiap disiplin ilmu. Suatu disiplin ilmu merupakan
berpikir kritis sangat beragam namun secara umum berpikir kritis merupakan
60 Ibid. hlm 67
61 Ibid.hlm 92
32
beda sesuai dengan sudut pandang dan fokus perhatian yang dianut, namun
banyak memiliki kesamaan. Oleh karena itu, Mason menyatakan ada 3 aspek
penting dalam berpikir kritis, yaitu (1) keterampilan bernalar kritis (seperti
kemampuan untuk menilai suatu penalaran dengan tepat), (2) karakter yang
dalam bidang tertentu seperti konsep berpikir kritis dan disiplin tertentu di
memperoleh kebenaran.
Menurut Ennis (dalam Chua Yan Piaw, 2004), berpikir kritis adalah
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu,
3) Menyimpulkan (interference).
mengidentifikasi asumsi.
Adapun penjelasannya adalah seperti yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel
sederhana merumuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria
untuk
mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
34
Menjaga kondisi
berpikir
kesimpulan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
pertanyaan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat bukan
pertanyaan
Mengidentifikasi dan
menangani suatu
ketidaktepatan
suatu argumen
Membuat ringkasan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangkan
reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
Mempertimbangkan
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati
Melaporkan hasil
observasi
Merekam hasil
observasi
Menggunakan bukti-
36
Menggunakan akses
yang baik
penguatan
Mempertanggungjawa
induksi Mengemukakan
kesimpulan dan
hipotesis
mengemukakan
hipotesis
merancang eksperimen
menarik kesimpulan
sesuai fakta
menarik kesimpulan
pertimbangan pertimbangan
berdasarkan latar
belakang fakta-fakta
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan akibat
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan penerapan
fakta
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
keseimbangan dan
masalah
definisi
bertindak dengan
memberikan penjelasan
lanjut
mengidentifikasi dan
menangani
ketidakbenaran yg
disengaja
pernyataan
Mengonstruksi
argument
mempertimbangkan
Merumuskan solusi
alternatif
Menentukan tindakan
sementara
Mengulang kembali
39
Mengamati
penerapannya
Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu
Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan 12 adalah mampu
memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias
dari aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu menentukan akibat dari suatu
ahli dalam Chua Yan Piaw menyimpulkan ada enam pusat atau inti dari
satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang
Ennis ada beberapa sifat-sifat atau bakat berpikir kritis yang mendasari, yaitu
kredibel.
Tabel
Indikator Kemampuan berpikir Kritis
Variabel Indikator Sub Indikator
Interprestasi - Pengkategorian
- Mengkodekan/ membuat
makna kalimat
- Pengklasifikasikan makna
Kemampuan
Analisis - Menguji dan memeriksa ide-
41
Berpikir ide
- Mengidentifikasi argumen
Kritis
- Menganalisis argumen
Evaluasi - Mengevaluasidan
mempertimbangkan
pertanyaan
- Mengevaluasi dan
mempertimbangkan argumen
Penarikan - Menyangsikan fakta
kesimpulan atau data
- Membuat berbagai
alternatif konjuktor
- Menjelaskan
kesimpulan
Penjelasan - Menuliskan hasil
- Mempertimbangkan
prosedur
- Menghadirkan
argumen
Kemandirian - Melakukan pengujuan
secara mandiri
- Melalukan koreksian
secara sendiri
kemampuan berpikir tingkat tinggi, dengan kata lain belajar membaca dapat
kritis dapat dilatih dan dibiasakan kepada peserta didik dengan melalui
penilaian dari kemampuan berpikir kritis digunakanlah model Paul dan Elder.
Adapun standar intelektual bernalar berpikir kritis menurut Paul dan
1) Kejelasan (clarity)
Kejelasan adalah pintu gerbang standar intelektual. Jika pernyataan tidak
jelas, kita tidak bisa menentukan apakah itu akurat atau relevan. Dalam
lebih spesifik.
4) Relevansi (relevance)
63 Ibid, hlm. 93
43
dicari sejumlah masalah dari suatu pertanyaan dan faktor-faktor apa yang
seseorang, yaitu apakah perlu dicari/ diduga sudut pandang yang lain,
apakah terdapat cara lain untuk melihat pertanyaan, apakah bernalar ini
melihat bernalar dari sudut pandang yang lain dan apakah elemen
berpikir cukup luas ataukah perlu dicari data yang lebih luas lagi.
7) Logis (logic)
Kombinasi berpikir yang mendukung satu sama lain dan membuat
atau tidak dapat membuat suatu pengertian maka kombinasi berpikir tersebut
Tabel
Aspek Pertanyaan
Kejelasan (Clarity) Dapatkah permasalahan yang
dipertanggungjawabkan?
kebenarannya? Bagaimana
45
terurai?
cukup spesifik?
Dapatkah memberikan
pertanyaan?
permasalahan?
rupa?
masalah?
Breadth (keluasaan Apakah pernyataan itu telah
pandang?
benar?
lanjutnya?
pada?
dipertimbangkan?
paling penting?
untuk digunakan adalah tes objektif dengan jenis tes pilihan ganda. Hal ini di
Fungsi soal tes pilihan ganda dalam dalam pengukuran hasil pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan diuraikan oleh Linn dan Grandband dengan soal
tes pilihan ganda. Dalam ranah pengetahuan. Soal tes pilihan ganda dpat
dalam ranah pemahaman dan penerapan, soal tes pilihan ganda dapat
akibat serta kemampuan untuk menilai metode dan prosedur. Terkait dengan
kritis tinggi jika dpat menjawab segala pertanyaan yang berkaitan dengan
logika dan tanpa emasional. Hal ini sangat penting, karena kemmapuan
64 Robert L. Linn, and Norman E. Gramlond. 1995. Measurament and Assement. London:
Prantice Hall, hlm 41.
48
dengan proses yang rumit dalan mendalam sehingga dengan mudah membuat
Maret 2011.
Kedua penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Diana Mutiara
pembelajaran DRA dan strategi SQ3R, menyimpulkan dari segi hasil bahwa
membuat peserta didik lebih aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan dan lebih
Metode PQ4R
oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis, akan tetapi membaca pun
dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu
gunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain,
suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat kata-
membentuk makna.
Metode DRA, kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru
pembelajaran lebih banyak dipandu oleh guru. Peserta didik dituntut untuk
membaca peserta didik dapat memahami teks bacaan apabila teks bacaan
yang diberikan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa metode pembelajaran ini dapat
membatu peserta didik untuk memahami isi dan materi yang dibaca dan
mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu peserta didik
mengingat apa yang telah mereka baca dan membantu kegiatan belajar
membaca PQ4R.
51
potensi.
3. Perbedaan Pemahaman Teks antara peserta didik yang belajar
dengan metode DRA dan yang belajar dengan metode PQ4R pada
kritis rendah maka pada metode membaca DRA tidak dapat dikembangkan
memahami teks dan dapat menyimpulkan hasil teks bacaannya dan dalam
A. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Variabel penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Perbedaan pemahaman teks dan peserta didik yang belajar
Hipotesis Keempat:
Ho : A2 B2 = A2 B2
H1 : A2 B2 A2 B2
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan
13
2
Keterangan :
pembelajaran PQ4R
kritis tinggi
rendah
rendah
yang juga dikategorikan dalam dua tingkatan, yakni kelompok yang memiliki
sasaran dalam penelitian ini adalah peserta didik SMKN 6 Kab. Tangerang.
Populasi terjangkau adalah kepada peserta didik yang tersebar di dua kelas,
multimedia
d. Setiap kelas dipilih menjadi dua kelompok, yakni kelompok
66 Suharsimi, Arikunto 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.Hlm. 174
4
kelompok sejumlah 64 peserta didik yang tersebar di dua kelas, yakni kelas
( Kelas X. M1) terdiri siswa yang memiliki nomor urut genap sebanyak 16
peserta didik dan kelompok B (kelas X.M2) peserta yang mempunyai nomor
objektif pilihan ganda yang diberikan pada dua kelas yang telah dipilih yaitu
dicapai dari tes yang dilakukan, dengan ketentuan 27% untuk kelompok atas
(tinggi) dan 27% untuk kelompok kelas bawah (rendah). selanjutnya dari dua
dalam setiap sel di mana setiap sel terdiri dari 8 peserta didik. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh dua kelompok eksperimen (A) dan (B) masing-
dan kemampuan berpikir kritis rendah. peserta didik yang bergabung dalam
Metode pelajaran
Kemampuan Berpikir kritis
PQ4R SQ3R Total
Tinggi 8 8 16
Rendah 8 8 16
Total 16 16 32
Keterangan :
(1) Kelompok peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis
yang telah dipilih. Kelompok menerima suatu perlakuan yang berbeda dan
sumber perbedaan.
2. Prosuder Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap,
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Untuk lebih jelasnya
berpikir kritis.
b. tahap pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok A1
pemahaman teks yang disesuaikan dengan kurikulum mata pelajaran dan tes
instrumen dalam bentuk objektif bentuk pilihan ganda tes membaca dapat
kesahihan67. Penilaian yang baik terhadap peserta tes dilakukan melalui dua
tahap, tahap yang digunakan adalah tahap koreksi dan tahap penilaian. Untuk
jawaban yang benar disediakan angka 1 dan angka 0 bagi yang salah sesuai
didik yang diwujudkan dalam berpikir secara tajam atau maksimal menurut pola
tertentu. Adapun hal-hal yang akan diujikan kepada peserta didik untuk
67 Robert L. Linn, and Norman E. Gramlond. 1995. Measurament and Assement in Teaching :ohio englewood Cliffs, New
Jersey. Hlm 49
secara mandir.
3. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis, maka tes yang paling memungkinkan untuk
digunakan adalah tes objektif dengan jenis tes pilihan ganda. Hal ini di selaras
tes pilihan ganda dalam dalam pengukuran hasil pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan diuraikan oleh Linn dan Grandband dengan soal tes pilihan ganda.
seseorang dapat berpikir dengan logika / penalaran dengan proses yang rumit
yang akhir adalah sebuah keputusan. Pada penelitian ini, untuk mempermudah
penilaian dari kemampuan berpikir kritis digunakanlah model Chua Yan Piaw.
memberikan tes berpikir kritis. Secara rumus yang digunakan untuk pengujian
10
Keterangan :
rphis : koefisiem korelasi biserial antara butir soal dengan skor total.
Xi : rataan tiap butir soal
Xt : rataan butir total.
Pi : proporsi jawaban benar tiap butir
Qi : proporsi jawaban salah tiap butir.
St : standar deviasi total semua responden.
Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial salanjutnya
tujuan tersebut antara lain membaca untuk memperoleh rician-rician dan fakta-
pertentangan.
b. Definis Operasional
Pemahaman teks adalah skor yang diperoleh peserta didik tentang
pembelajaran.
c. Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Teks
Instrumen adalah alat penelitian yang akan menggali masalah-masalah
uji coba ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitasi intrumen yang
deskriftif dan analisis inferensial untuk memperoleh deskripsi data secara umum
penelitian digunakan teknik analasis varians (AVANA) dua jalur, apabila di dalam
dilaksanakan peserta didik uji persyaratan anlisis yang meliputi uji normalitas dan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu & Joko Tri Prastya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV
Pustaka Setia,
Grade William & Fredricka I. Stoller. 2002. Teaching and Researching Reading.
England : Pearson Education Limited.
G.S Pinnell &Founts, I.C. 1998. Word Matters; Teaching Phonics and Spelling in
the Reading/Writing Classroom, Partsmounth, NH: Heineimann
Khalimi. 2011. Logika Teori dan Aplikasi. Jakarta : Gaung Persada Press
Linn, R. L. dan Norman E. Gramlond. 1995. Measurament and Assement.
London: Prantice Hall, hlm 41
M Mary. 1972. Dupuis dan Eunice A. Askov, Content Area Reading. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc
Chua Y. P.. 2004. Creative and Critical Thinking Styles. Universiti Putra Malaysia
Press
Sudjana Nana. 2010. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara
Tampulan DP. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan efisien
(edisi revisi). Jakarta: Bandung Angkatan Bandung