Anda di halaman 1dari 9

BAB I

KONSEP DASAR KETERAMPILAN MEMBACA

A. Pendahuluan

1. Deskripsi
Pada bab VI Anda disuguhi dengan teori yang berkaitan dengan
konsep dasar pembelajaran keterampilan membaca secara teoretis. Konsep-
konsep tersebut meliputi pengertian keterampiln membaca, tujuan membaca,
membaca efektif, dan faktor-faktor pemengaruh membaca.
Konsep-konsep tersebut selanjutnya dijadikan bekal sebagai dasar
dalam merancang pembelajaran keterampilan membaca yang menyenangkan
sehingga tujuan pembelajaran BI secara umum dapat dicapai.

2. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab IV kompetensi yang harus Anda kuasai
adalah:
a. menguraikan definisi keterampilan membaca;
b. menyebutkan tujuan membaca ;
c. mengidentifikasi ciri-ciri membaca yang efektif;
d. mengidentifikasi faktor-faktor pemengaruh membaca;
e. cara meningkatkan kemampuan membaca;
f. mengidentifikasi kendala dalam membaca; dan

B. Uraian Materi

1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif
dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang suatu
bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, dan dampak bacaan. Kegiatan
membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang disampaikan
penulis melalui teks atau bacaan.

1
Membaca juga sebagai salah satu pembelajaran keterampilan
berbahasa yang menggunakan pendekatan sesuai rambu–rambu pembelajaran
dalam kurikulum. Membaca pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang
rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan simbol
tulis ( huruf ) kedalam kata – kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan
pemahaman kreatif. Pengenalan kata biasa berupa aktivitas membaca kata-
kata dengan menggunakan kamus.
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca
yang didasarkan pada kebutuhan siswa dan mempertimbangkan apa yang
telah di kuasai oleh anak. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan
mengingat anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya
juga mengalami kesulitan dalam membaca, sebab membaca pada dasarnya
juga merupakan kegiatan berpikir.
Masalah umum yang dihadapi anak dalam membaca adalah pada
pelaksanaan pengajaran membaca, guru sering kali dihadapkan anak yang
mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan huruf, suku
kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak memahami isi
bacaan.
Membaca juga sebagai upaya menggali informasi dari berbagai jenis
teks. Sesuai dengan tujuan membaca untuk memperoleh informasi, pembaca
akan menggunakan strategi-strategi tertentu, yang berupa keterampilan
menangani kata dan keterampilan menengani teks itu sendiri. Keterampilan
menangani kata yang dimaksud adalah keterampilan memanfaatkan konteks,
mulai dari berbagai pemarkah morfologis, lingkungan kata yang lazim
disebut konteks, sampai dengan memanfaatkan media yang ada.
Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks
berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor

2
eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat,
motivasi, tujuan
membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana
membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Rumit
artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk
koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan (Nurhadi, 2008
: 13).
Kegiatan membaca meliputi 3 keterampilan dasar yaitu penyimpanan
(recording), pengkodean (decoding), dan pemaknaan (meaning). Recording
merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya dengan
bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses
decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-
kata. Sementara itu, meaning merupakan proses memahami makna yang
berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan
evaluatif. Proses recording dan
decoding berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih
ditekankan pada kelas tinggi (Farida Rahim, 2008: 2).
Samsu Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa membaca adalah
suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang
terkandung di dalam bahan tulis. Pendapat tersebut didukung Henry Guntur
Tarigan (1985: 9) yang menjelaskan bahwa membaca adalah memahami
pola-pola bahasa dari gambaran tulisannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses pengasosiaan huruf, penerjemahan, dan pemahaman makna isi
bacaan. Selain sebagai proses, membaca merupakan kegiatan indra
penglihatan meberikan makna terhadap bahan bacaan.

2. Tujuan Membaca
Menurut Farida Rahim (2008: 11) ada beberapa tujuan membaca yang
mencakup: a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c)
menggunakan strategi tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang
suatu topik, e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

3
diketahuinya, f) memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, h) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain, i) mempelajari tentang struktur teks, dan j)
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Sementara itu, menurut Henry Guntur Tarigan (1985: 9) tujuan
membaca
adalah memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide-ide
utama, mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita, membaca untuk
menyimpulkan, mengelompokkan atau mengklasifikasi, menilai dan
mengevaluasi, serta memperbandingkan atau mempertentangkan.
Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa tujuan membaca
yang paling utama adalah memperoleh informasi. Setelah informasi diperoleh
pembaca akan melakukan tindak lanjut yang dapat berupa kegiatan
menyimpulkan, menilai, dan membandingkan isi bacaan.

3. Ciri-ciri Membaca
Anderson (Sabarti Akhadiah, dkk.,1992: 23-24) menjelaskan bahwa
ada lima ciri membaca yaitu membaca adalah proses konstruktif, membaca
harus lancar, membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat, membaca
memerlukan motivasi, serta membaca merupakan keterampilan yang harus
dikembangkan secara berkesinambungan.
Membaca adalah proses konstruktif. Dalam kegiatan membaca,
diperlukan proses membangun pengetahuan yang dikonstruksi dari
pengalaman dan wawasan yang telah dimiliki sebelumnya. Pembaca
memberikan pemahaman baru terhadap isi bacaan dari informasi yang
terdapat dalam teks wacana melalui proses membangun konsep atau teori.
Kemampuan memadukan pengetahuan baru yang diperoleh dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki adalah cara yang paling
tepat dalam memahami bacaan. Informasi terdahulu menjadi penghubung
antara bahan bacaan dengan proses pemahaman bacaan tersebut.

4
Membaca harus lancar untuk kepentingan memahami bacaan secara
komprehensif. Jika kemampuan membaca belum lancar, maka akan
berpengaruh terhadap kecepatan efektif membaca.
Sejalan dengan hal di atas, perbendaharaan kata menjadi bahan
penunjang utama dalam memahami bacaan. Perbendaharaan kata yang
terbatas akan menghambat kinerja otak dalam memroses kata-kata yang
terdapat pada bacaan. Pembaca akan menemukan kata-kata sulit jika
perbendaharaan kata yang dimiliki terbatas. Oleh karena itu, untuk dapat
meningkatkan kemampuan membaca, pembaca harus membaca sebanyak-
banyaknya.
Beraneka ragam bahan bacaan yang ada menuntut pembaca memiliki
strategi yang tepat dalam membaca. Jenis bahan bacaan, tingkat kesukaran
bacaan, dan tujuan membaca adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam menentukan strategi membaca.
Persoalan minat dan motivasi membaca adalah bagian penting yang
sangat membutuhkan perhatian. Motivasi merupakan dorongan yang
membuat seseorang melakukan kegiatan. Motivasi yang kuat dapat
membangkitkan minat. Motivasi membaca ini perlu diperkuat baik dari dalam
maupun dari luar mengingat minat dan kemampuan membaca kita saat ini
masih rendah.
Walaupun setiap orang memiliki potensi yang sama dalam membaca,
kemampuan membaca seseorang harus dikembangkan secara terus-menerus
mengingat kemampuan ini tidak dapat berkembang dengan sendiri. Latihan
membaca sebanyak-banyaknya adalah upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan membaca.

4. Komponen Kegiatan Membaca


Farida Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa kegiatan membaca
terdiri dari dua komponen yaitu: a) proses membaca, dan b) produk membaca.
Berikut akan adalah penjelasan mengenai kedua komponen tersebut.

5
a. Proses Membaca
Farida Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa proses membaca
terdiri dari 9 aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran,
pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Kesembilan aspek ini
berkolaborasi dalam diri pembaca pada saat ia menghadapi bahan bacaan
dalam kegiatan membaca.
Proses sensori visual menurut Farida Rahim (2008: 12) diperoleh
dengan pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan.
Penglihatan yang sehat dan normal sangat membantu proses pemahaman
bacaan. Anak-anak belajar
membedakan secara visual simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang
digunakan untuk mempresentasikan bahan lisan.
Kegiatan perseptual merupakan aktivitas otak dalam mengenali suatu
kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Otak
memberikan persepsi terhadap bahan bacaan berdasarkan pengalaman yang
telah tersimpan, baik pada memori ingatan jangka pendek maupun memori
ingatan jangka panjang. Kegiatan perseptual juga bergantung pada daya ingat
pembaca.
Aspek urutan merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang
tersusun secara linear, yang umumnya tampil dalam satu halaman dari kiri ke
kanan atau dari atas ke bawah. Aspek urutan yang dimaksud di sini bukan
berarti mata harus mengikuti urutan perkata, tetapi menyesuaikan dengan
daya jangkau mata, terutama dalam kemampuan membaca efektif.
Dibutuhkan kemampuan elastisitas mata dalam menyapu halaman bacaan
secara menyeluruh tanpa mengabaikan urutan tulisan.
Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Farida
Rahim (2008: 12) menyampaikan bahwa anak-anak yang memiliki
pengalaman banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam
mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi
dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki pengalaman
terbatas.

6
Untuk memahami makna bacaan, pembaca terlebih dahulu harus
memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya. Kemudian pembaca
membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam
materi bacaan. Agar proses ini dapat berlangsung pembaca harus berpikir
sistematis, logis, dan kreatif.
Guru dapat membimbing siswa meningkatkan kemampuan berpikir
melalui membaca dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Adapun pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan sehubungan dengan bacaan tidak hanya
pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang berupa fakta.
Proses membaca selanjutnya yaitu aspek asosiasi meliputi mengenal
hubungan antara simbol dengan bunyi bahsa dan makna (Farida Rahim, 2008:
13). Kegiatan mengasosiasi makna ini akan berhubungan erat dengan
perbendaharaan kata yang dimiliki oleh pembaca. Pembaca yang kaya dengan
perbendaharaan kata akan mudah mengasosiasi makna yang terdapat pada
bacaan.
Selanjutnya, Farida Rahim (2008: 13) menerangkan bahwa masih ada
aspek proses membaca yang lain yaitu sikap atau afektif berkenaan dengan
kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca,
menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca. Motivasi dan
kesenangan membaca sangat membantu siswa untuk memusatkan perhatian
pada membaca.
Motivasi dan kesenangan membaca akan terbangun jika pengajar
mampu memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat baca.
Pembelajaran yang menyenangkan cederung akan menunjukkan hasil yang
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang membosankan apalagi
memberatkan siswa.
Aspek dari proses membaca yang terakhir menurut Farida Rahim
(2008: 13) adalah pemberian gagasan dimulai dengan penggunaan sensori
dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta
membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Makna dibangun
berdasarkan pada teks yang dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemui di

7
dalam teks. Pembaca akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang
sama jika pengalaman dan reaksi afektif dari pembaca tersebut berbeda
(Farida Rahim, 2008: 14).
b. Produk Membaca
Komponen kegiatan membaca yang kedua yaitu produk membaca.
Farida Rahim (2008: 12) menjelaskan bahwa produk membaca merupakan
komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca.
Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi
pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan
dalam teks. Komunikasi dalam membaca tergantung pada pemahaman yang
dipengaruhi oleh seluruh aspek proses membaca.

5. Aspek-aspek Membaca
Henry Guntur Tarigan (1985:11) menjelaskan ada dua aspek penting
dari membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan
yang bersifat pemahaman. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical
skills) yaitu keterampilan yang berada pada kedudukan yang lebih rendah.
Aspek ini menurut Henry Guntur Tarigan (1985:11) mencakup pengenalan
bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola
klausa, kalimat, dan lain-lain), pengenalan hubungan/ korespondensi pola
ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis), dan kecepatan
membaca bertaraf lambat.
Adapun keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension
skills) menurut Henry Guntur Tarigan (1985:11) yaitu keterampilan yang
berada pada kedudukan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikasi
atau makna, evaluasi atau penilaian, kecepatan membaca fleksibel, yang
mudah disesuaikan dengan keadaan. Untuk mencapai tujuan dari dua
keterampilan tersebut diperlukan aktivitas membaca yang berbeda.
Seperti yang diungkapkan Henry Guntur Tarigan (1985: 12) yaitu agar
keterampilan yang bersifat pemahaman dapat diperoleh maka aktivitas
membaca yang tepat yaitu membaca dalam hati, sedangkan untuk dapat

8
memperoleh keterampilan yang bersifat mekanismaka aktivitas yang perlu
dikembangkan adalah membaca nyaring.

6. Jenis-Jenis Membaca
Henry Guntur Tarigan (1985: 13) membagi jenis-jenis membaca yang
menjadi bagian dari membaca dalam hati sebagai berikut.
a. Membaca ekstensif
Membaca ekstensif ini mencakup membaca survey, membaca sekilas,
dan membaca dangkal. Membaca ekstensif dalam pengertian ini adalah
membaca untuk kepentingan memperoleh informasi secara umum, bukan
untuk pemahaman dan pengetahuan detail.
b. Membaca intensif
Membaca intensif dibagi membaca telaah isi yang mencakup
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide.
Bagian yang kedua dari membaca intensif yaitu membaca telaah bahasa,
mencakup membaca bahasa asing dan membaca sastra.

Anda mungkin juga menyukai