Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara
mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu
keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi perkembangan
pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Seseorang akan
memperoleh informasi, ilmu pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru
dengan cara membaca. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan
memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam
pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian, maka kegiatan
membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin
maju dan meningkatkan diri. Oleh sebab itu, peran guru mengajarkan membaca di
sekolah sangat penting.
Para pakar yang menganalisis membaca sebagai suatu keterampilan,
memandang hakikat membaca itu sebagai suatu proses atau kegiatan yang
menerapkan seperangkat keterampilan dalam mengolah hal-hal yang dibaca untuk
menangkap makna. Para pakar yang mengutamakan psikolinguistik, menyikap
membaca itu sebagai proses merekonstruksi informasi yang terdapat dalam bacaan
atau sebagai suatu upaya untuk mengolah informasi dengan menggunakan
pengalaman atau kemampuan pembaca dan kompetensi bahasa yang dimilikinya
secara kritis. Dari kedua pendapat itu maka diperoleh kesimpulan bahwa membaca
adalah suatu aktivitas untuk menangkap intonasi bacaan baik yang tersurat maupun
tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif, kreatif
dan apresiasi dengan memanfaatkan pengalaman belajar membaca.
Membaca merupakan suatu hal yang rumit yang melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis, pemahaman kreatif.

1
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat yang ada dalam latar belakang maka, penulis dapat
menyimpulkan bahwa rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apakah pengertian membaca?
2. Apa hakikat membaca?
3. Apa sajakah proses membaca?
4. Apa saja aspek-aspek dalam membaca?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan masalah merupakan jawaban atau sasaran yang ingin dicapai
pemakalah dalam sebuah maklaah. Oleh sebab itu , tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui pengertian membaca
2. Untuk Mengetahui hakikat membaca.
3. Untuk Memahamai proses membaca.
4. Untuk Mengetahui aspek-aspek dalam membaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
Membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa. Manfaat dari
membaca adalah kita akan memperoleh ilmu pengetahuan yang pastinya ilmu
tersebut sangat berguna bagi kita. Sebelum kita mengenal jauh tentang membaca,
ada baiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari membaca.
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya
dalam hati).
2. Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang
tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
3. Finochiaro dan Bonomo (1973: 119), membaca adalah memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis.
4. Lado (1976: 132), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari
gambaran tertulisnya.
5. Gorys Keraf (1996: 24), membaca adalah suatu proses yang kompleks
meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca juga dapat
diartikan sebagai proses pemberian makna simbol-simbol visual.
6. Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8), membaca adalah merupakan
rangkaian yang respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon
kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi
beberapa sub keterampilan, yang meliputi sensori, persepsi, sekuensi,
pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya,
aktivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilan tersebut
dilakukan secara bersam-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.

3
7. Kolker (1983: 3), membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca
dan penulis dengan bahasa tulis. Hakikat membaca ini menurutnya ada tiga
hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada
perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pemikiran, dan perilaku bahasa
mengacu pada bahasa anak.
8. Tampubalon (1987: 6), mengatakan karena bahasa tulisan mengandung ide-
ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan
membaca, proses-proses kognitif (penalaran), terutama yang bekerja. Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa membaca adalah cara untuk membina daya
nalar.
9. Smith (Ginting, 2005), membaca merupakan suatu proses membangun
pemahaman sari teks yang tertulis.
10. Juel (Sandjaja, 2005), membaca adalah proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sehingga hasil
akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari
bacaan.
11. Nurhadi (1987: 13-14), membaca adalah proses pengucapan lisan untuk
mendapatkan isi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan rumit
dimaksudkan faktor di atas sering bertautan dan berhubungan, membentuk
semacam koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahan terhadap bacaan.
12. Soedarso (1996: 4), membaca adalah tidak hanya sekedar membunyikan
lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas
yang kompleks yang mengarahkan sejumlah besar tindakan yang berbeda-
beda.
13. Syafi'i (1999: 7), membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang
disebut proses mekanis,beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir
dalam mengolah informasi.
14. Farris (1993: 304), membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep,
informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan
demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan

4
atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumya dengan apa yang terdapat
dalam bacaan.
Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa
membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide,
gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk
tulisan.

B. Hakikat Membaca
Menurut Tarigan, membaca pemahaman (reading for undersanding) adalah
jenis membaca untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi
kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman
terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu.1 Menurut Rubin, membaca
pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencangkup dua
kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang
konsep verbal.2 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam
merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca dengan
menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki untuk mengerti ide pokok,
detail penting, dan seluruh pengertian serta mengingat bahan yang dibacanya.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
bersifat reseptif (menerima), dikatakan reseptif karena dengan membaca akan
memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.3
Membaca juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh suatu gagasan, kesimpulan dan berbagai pandangan dari pengarang
melalui bukti tertulis.4
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,

1
Abidin Yunus, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2012), hlm 59.
2
Somadaya Samsu, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), hlm 7.
3
Abdul Jalil Dan Elmustian, Pendidikan Bahasa Indonesia Di Kelas-Kelas Rendah Sekolah
(Dasar, Pekanbaru: Unri Press, 2006) hlm 66
4
Abdul Razak, Membaca Pemahaman, Teori Dan Aplikaasi Pengajaran, (Pekanbaru:
Autografi, 2005) hlm 1

5
berpikir, psikolinguitik, dan metokognitif. Sebagai proses visual menbaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.5
Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan mengintepretasi
yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring
dan membaca dalam hati.Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang
dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan umum. Sedangkan kegiatan
membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan
untuk mengrti dan memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis.
Syafi’ie menyebutkan hakikat membaca adalah:
1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,
kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami
secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-
baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat
ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap
bacaan.
3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan
makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dipunyai.
4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan
memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi
dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan.
7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan
5
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm 2

6
merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang
membawa makna.6
Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan
merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan
terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf.

C. Proses Membaca
Pada hakekatnya aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, adapun bagian
itu diantaranya adalah membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.
Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan
membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan
pada saat membaca. Adapun proses membaca yaitu membaca sebagai proses
psikologi, membaca sebagai proses sensori, membaca sebagai proses perseptual,
membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses
perkembangan keterampilan.7
1. Membaca sebagai suatu proses psikologis
Yang dimaksud dengan membaca sebagai proses psikologis yakni
bahwasannya kesiapan dan kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta
berkaitan erat dengan faktor-faktor yang bersifat psikis seperti motivasi, minat, latar
belakang sosial ekonomi, serta oleh tingkat perkembangan dirinya, seperti
intelegensi dan usia mental (mental age).
2. Membaca sebagai proses sensoris
Membaca itu pada awalnya merupakan proses sensoris, yakni dimulai dari
melihat (bagi mereka yang matanya normal) atau meraba (bagi mereka yang tuna
netra). Stimulus masuk lewat indera penglihatan, mata. Fase tingkat awal anak
menunjukkan kemampuan yang secara umum disebut membaca. Pada saat

6
Imam Syafi’ie, Pengajaran Membaca Terpadu. (Bahan Kursus Pendalaman Materi Guru
Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP, 1999), hlm 6-7.
7
Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa, 1984) hlm 8

7
permulaan itu anak mulai sadar bahwa tanda dan lambang-lambang tentu
menunjukkan nama dari benda. Kemudian mereka belajar bahwa jika lambang-
lambang itu dirangkai. Akan tersusunlah pembicaraan.
3. Membaca sebagai proses perseptual
Proses perseptual dalam membaca mempunyai kaitan yang erat dengan
proses sensoris. Oleh karena itu Anda harus waspada untuk tidak
mempertukarkannya. Seperti halnya dalam proses sensoris, secara umum persepsi
dimulai dari melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Namun
demikian dalam proses membaca cukup hanya memperhatikan kedua hal yang
pertama, yakni melihat dan mendengar.
Vernon (1962) memberikan penjelasan bahwa proses perseptual dalam
membaca itu terdiri atas empat bagian:
a. Kesadaran akan rangsangan visual;
b. Kesadaran akan persamaan pokok untuk mengadakan klasifikasi umum
kata-kata;
c. klasifikasi lambang-lambang visual untuk kata-kata yang ada di dalam kelas
yang umum;
d. identifikasi kata-kata yang dilakukan dengan jalan menyebutkannya.
4. Membaca Sebagai Proses Perkembangan
Membaca itu pada dasarnya merupakan suatu proses perkembangan yang
terjadi sepanjang hayat seseorang. Kita tidak tahu kapan perkembangannya itu
mulai dan kapan akan berakhir. Meski membaca itu merupakan proses
perkembangan, geraknya tidak berada dalam jarak-jarak yang beraturan dan
tidak tertentu waktunya.
5. Membaca Sebagai Proses Perkembangan Keterampilan Berbahasa
Membaca merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan
berbahasa, yakni menyimak, berbicara dan menulis (Tarigan, 1980). Sebagai
suatu keterampilan sebagaimana keterampilan-keterampilan lainnya,
keterampilan membaca hanya akan dapat dicapai dengan baik jika disertai
dengan upaya latihan yang sungguh-sungguh. Bentuk-bentuk latihan dapat
dilakukan per-aspek atau per-komponen keterampilan tertentu atau dapat pula
secara sekaligus langsung mempraktikannya. Sifat proses perkembangan
keterampilan dapat dijelaskan sebagai berikut:

8
a. Keterampilan tersebut bersifat objektif
Salah satu hal yang mula-mula kita sadari meneliti proses
perkembangan keterampilan membaca itu ialah bahwa perkembangan
keterampilan membaca itu bersifat objektif. Hal tersebut dipandang objektif
karena dalam perkembangannya tidak tergantung pada materi, metode,
ataupun tingkatan-tingkatan akademis.
b. Keterampilan itu mempunyai sifat berlanjut
Meskipun keterampilan itu terikat pada tingkatan kelas anak, namun
kaitannya tetap tampak. Ini tidak berarti bahwa Anda harus mengajarkan
konsonan awal sebelum mengajarkan konsonan akhir, tanda titik sebelum
tanda tanya, atau membaca huruf A sebelum huruf B.
c. Keterampilan itu dapat digenerelisasikan
Keterampilan dasar dalam membaca dapat digenerelisasikan,
sehingga anak yang telah menguasai keterampilan tersebut dituntut dalam
menerapkannya kapan saja dan dimana saja jika situasi dan kondisi
mengkhendaki penggeneralisasikan itu.8

D. Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang komplek yang melibatkan
serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Menurut Tarigan ada dua aspek di dalam
membaca yaitu :
1. Keterampilan yang Bersifat Mekanis.
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) aspek ini
mencakup :
a. Pengenalan bentuk huruf.
b. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, klausa, dan
lainlain).
c. Pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi.
d. Kecepatan membaca taraf lambat.

8
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa, 1984) hlm 9-14

9
2. Keterampilan yang Bersifat Pemahaman
Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). aspek ini
mencakup :
a. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorika).
b. Memahami signifikasi makna, maksud, tujuan pengarang, relevansi
kebudayaan, dan reaksi pembaca.
c. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
d. Kecepatan membaca dengan fleksibel yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.9

9
Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. Membaca dalam Teori dan Praktik. (Bandung:
Mutiara, 2003) hlm 26-27

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-
kata, ide, gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang
dalam bentuk tulisan.
2. Hakikat Membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual
dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut
berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam
mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual
mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui
sistem syaraf.
3. Adapun proses membaca yaitu (1) Membaca sebagai proses psikologi, (2)
Membaca sebagai proses sensori, (3) Membaca sebagai proses perseptual,
(4) Membaca sebagai proses perkembangan, dan (5) Membaca sebagai
proses perkembangan keterampilan.
4. Menurut Tarigan ada dua aspek di dalam membaca yaitu : Keterampilan
yang Bersifat Mekanis dan Keterampilan yang Bersifat Pemahaman.

B. Saran
Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih khususnya kami
sendiri selaku pembuat makalah bisa lebih paham mengenai hakikat membaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jalil Dan Elmustian, 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia Di Kelas-Kelas
Rendah Sekolah Dasar, Pekanbaru: Unri Press.
Abdul Razak, 2005. Membaca Pemahaman, Teori Dan Aplikaasi Pengajaran,
Pekanbaru: Autografi
Farida Rahim, 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara
Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Mutiara
Samsu Somadaya, 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Syafi’ie, Imam, 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman
Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Yunus Abidin, 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter,
Bandung: PT Refika Aditama

12

Anda mungkin juga menyukai