Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Proses Membaca

Dosen Pengampu : Dra. RUMASI SIMARE-MARE , M.Pd

Disusun Oleh KELOMPOK 6 :

1. MELI MIRANDA TAMBUNAN ( 2202111001)


2. NANDA DWI RIFANI ( 2202111003)
3. HADIDA APRILIA MUNTHE ( 2203311048)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
                                                                                     
            Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan Rahmat,Inayah,Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“PROSES MEMBACA”Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu,kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
            Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga Allah swt memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah,Amin Yaa Rabbal Alamin.Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.

Medan, November 2020

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek
kehidupan melibatkan kegiatan membaca.
            Membaca merupakan tonggak belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Karena itu,
boleh jadi keterampilan membaca adalah kunci sukses  dalam pendidikan dan kehidupan yang
lebih luas.
     Kemampuan membaca tidak muncul dengan sendirinya pada diri kita.Kemampuan itu
dibentuk melaui latihan. Dibutuhkan cara yang tepat untuk kegiatan belajar membaca.
Diperlukan stimulasi yang tepat agar mampu menangkap pesan-pesan atau  tujuan dari membaca
itu sendiri.

B.    Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan hakikat membaca?
2. Apa saja proses membaca?
3. Jelaskan proses membaca dalam hati?
4. Jelaskan proses membaca nyaring?

C.    Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui hakikat membaca
2.Untuk mengetahui proses membaca
3. Untuk mengetahui proses membaca dalam hati
4. Untuk mengetahui proses membaca nyaring
BAB II
PEMBAHASAN

1.       Hakikat membaca
       Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan
(informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan
memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah
fikir  memahami makna yang  terkandung dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.
            Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis.(H.G Taringan, 1985:7).
Dengan demikian membaca merupakan kegiatan yang penting bagi seseorang yang ingin
meningkatkan diri untuk  memperluas wawasannya.

2.      Pengertian dan Proses membaca


Pengertian dan Proses Membaca Apa yang dimaksud dengan membaca? Jawaban atas
pertanyaan tersebut akan sangat luas dan beragam, bergantung dari sudut mana kita hendak
meninjaunya. Para pakar hingga saat ini umumnya masih memberikan batasan yang berbeda-
beda. Seperti diakui oleh William (1984:2), hingga saat ini menurutnya para pakar masih
bersilang pendapat dalam memberikan definisi membaca yang benar-benar akurat. Meskipun
demikian menurutnya ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, yakni
bahwasannya unsur yang harus ada dalamsetiap kegiatan membaca yakni pemahaman
(understanding). Sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah
kegiatan membaca. Anderson (1972:209) secara singkat dan sederhana mencoba mendefinisikan
embaca sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambing-lambang bahasa
tulis atau reading is a recording and decoding process. Tetapkah pengertian membaca seperti itu?
Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Bagi Budi yang masih duduk dikelas 1 SD misalnya,
pengertian membaca semacam itu sudah bisa dikatakan tepat. Alasannya karena ketika dia
melakukankegiatan membaca dia hanya terbtas mengemukakan atau membunyikan rangkaian
lambang- lambang bahasa tulis yang dilihatnya; dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi
frasa, kalimat dan seterusnya.
Perkara apakah dirinya mengerti atau tidak arti atau makna dari seluruh rangkaian lambang-
lambang bahasa tulis tersebut tidak begitu menjadi persoalan benar. Kegiatan membaca semacam
itu tentunya merupakan level yang paling rendah. Selain itu pengertian tersebut mengisyaratkan
seakan-akan proses membaca merupakan proses yang pasif belaka. Bagi anak-anak SD kelas 2
keatas pengertian membaca sebagaimana disebutkan oleh Anderson di atas tentunya sudah tidak
dapat dipertahankan lagi. Sebab tuntutan pada level mereka ketika mereka melakukan kegiatan
proses membaca adalah pemahaman. Atau dengan perkataan lain saat mereka harus dapat
memahami maksud atau tujuan arti lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya.
Oleh karena itu Finnochiaro dan Bonomo (1973:119) mencoba mendefinisikan membaca
sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis
(reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or witten material). Kedua
jenis kegiatan membaca tersebut oleh para pakar membaca umumnya digolongkan sebagai
kegiatan membaca literal. Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara
literal (tampak jelas) dalam bacaan atau informasi yang ada dalam baris-baris bacaan (reading
the lines). Pembuka tidak lagi menangkap makna yang lebih dalam lagi yaitu makna di balik
baris-baris tersebut. Membaca semacam ini masih mencerminkan sebagai kegiatan yang pasif. 
 Pengertian membaca yang sebagaimana diaktakan oleh Finnochiaro dan Banomo di atas
untuk anak-anak SLTP ke atas tampaknya sudah tidak tepat lagi. Mengapa demikian?
Jawabannya karena bagi mereka ketika membaca bukan hanya dituntut untuk memahami
informasi-informasi yang tersurat saja tapi juga yang tersirat. Atau sebagaimana dikatakan oleh
Goodman (1967:127) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya sekedar menuntut
kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut
kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna.
Oleh karena itu membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna atau
pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines), melainkan juga
makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang
terdapat dibalik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dalam kajian membaca jenis
membaca semacam ini digolongkan kedalam membaca kritis serta membaca kreatif. Selain itu
dalam prosesnya kegiatan membaca ini juga tidak lagi pasif melainkan sebagai proses yang aktif.
Membaca sebagai suatu proses psikologis Yang dimaksud dengan membaca sebagai proses
psikologis yakni bahwasannya kesiapan dan kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi
serta berkaitan erat dengan faktor-faktor yang bersifat psikis seperti motivasi, minat, latar
belakang sosial ekonomi, serta oleh tingkat perkembangan dirinya, seperti intelegensi dan usia
mental (mental age). 
Membaca sebagai proses sensoris Membaca itu pada awalnya merupakan proses sensoris,
yakni dimulai dari melihat (bagi mereka yang matanya normal) atau meraba (bagi mereka yang
tuna netra). Stimulus masuk lewat indera penglihatan, mata. Pada tingkat awal anak-anak
menunjukkan kemampuan yang secara umum sekali disebut membaca. Para saat permulaan itu
anak mulai sadar bahwa tanda lambang-lambang tersebut itu dirangkai-rangkaikan maka akan
tersusunlah suatu pembicaraan. Kapankah anak-anak telah memiliki kesiapan penglihatan untuk
memulai membaca buku? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya anak
mempunyai kesiapan penglihatan untuk membaca pada usia 5-6 tahun. Pada usia tersebut anak
dianggap telah memiliki kompetensi koordinasi binakular, persepsi yang dalam pemfokusan
pengaturan dan pengubahan perasaan secara bebas. Akan tetapi pada usia tersebut karena anak
merupakan pribadi-pribadi dengan pola kepribadian yang berbeda dalam pertumbuhan dan
perkemvanannya kita harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang layak tentang hal-hal yang
pantas diperhatikan.
Membaca sebagai proses perceptual Proses perceptual dalam membaca mempunyai kaitan
yang erat dengan proses sensoris. Oleh karena itu Anda harus waspada untuk tidak
mempertukarkannya. Seperti halnya dalam proses sensoris, secara umum persepsi dimulai dari
melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Namun demikian dalam proses membaca
cukup hanya memperhatikan kedua hal yang pertama, yakni melihat dan mendengar. Vernon (!
962) memberikan penjelasan bahwa proses perceptual dalam membaca itu terdiri atas empat
bagian:
1)      kesadaran akan rangsangan visual;
2)      kesadaran akan persamaan pokok untuk mengadakan klasifikasi umum kata-kata;
3)      klasifikasi lambing-lambang visual untuk kata-kata yang ada di dalam kelas yang umum
4)      identifikasi kata-kata yang dilakukan dengan jalan menyebutkannya. 
Macam – macam Proses Membaca
Berdasarkan bersuara tidaknya saat membaca, proses membaca ada dua yaitu proses
membaca dalam hati dan proses membaca nyaring.
1.      Proses Membaca Dalam Hati
Membaca  dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan ingatan
visual(visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam
hati (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi (Tarigan 2008:30). Latihan membaca
dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca sendiri. Pada tahap ini anak-anak harus
diberikan bacaan tambahan, yang penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai bahan
bacaan, memahami ide-ide dengan usahanya sendiri. Tarigan dalam Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa, mengemukakan bahwa membaca dalam hati merupakan kunci bagi
semua ilmu pengetahuan. Bila seseorang dapat membentuk konsep-konsep serta sikap-sikap
pribadi, hal itu berarti dia telah memperluas kesatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh
dasar pendapat. Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu keseluruhan
yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami fragmen-fragmen yang
lepas-lepas saja.
            Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain :
1.  Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun.
2.  Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala.
3.  Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring.
4.  Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk.
5.  Mengerti dan memahami bahan bacaan.
6.  Dituntut kecepatan mata dalam membaca.
7.  Membaca dengan pemahaman yang baik.
8.  Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas: (a)  Membaca ekstensif,
(b)Membaca intensif.

       2.      Proses Membaca Nyaring


                   Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi
pelajar, pengajar, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk
menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang
(Tarigan1978:23). Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga turut
aktif auditory memory (ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut
dengan otot-otot kita) (Multon,1970:15 dalam Tarigan 1979:23). Membaca nyaring adalah
sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta
mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan
keterampilan-keterampilan membaca nyaring, pelajar harus memahami proses komunikasi dua
arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi tanggapan
secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca. Memang
tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif, mempunyai nilai
apresiaisi yang tinggi (Dawson (et al) 1936:215-216).
Pembaca harus memahami aksara di atas kertas seta memproduksikan suara yang tepat dan
bermakna. Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter.
Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asing aktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada
pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension). Mengingat hal tersebut,
maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah
dipahami (Broughton(et al) 1978:91). Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa
kegunaan membaca nyaring sangat terbatas. Sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam
kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi,pengacara, atau pastor.
Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas (Broughton
(et al) 1978:92).
Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia
sampaikan. Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan
pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat (Tarigan 2008:27). Agar
dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan
persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami  kata-kata
dengan cepat. Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokkan kata-
kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancer.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai
kemampuan, diantaranya adalah :
1. Menggunakan ucapan yang tepat.
2. Menggunakan frase yang tepat.
3. Menggunakan intonasi suara yang wajar.
4. Dalam posisi sikap yang baik.
5. Menguasai tanda-tanda baca.
6. Membaca dengan terang dan jelas.
7. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif.
8. Membaca dengan tidak terbata-bata.
9. Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya.
10. Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya.
11. Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan.
12. Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN:
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat membaca seseorang.Namun secara
garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni
Faktor-faktor yang bersifat intrinsic (yang berasal dalam pembaca). Faktor-faktor
intrinsic antara lain meliputi kepemilikan kompentensi bahasa, minat, motivasi, dan kemampuan
membacanya.
Faktor-faktor ekstrinsik dibagi menjadi dua kategori, yakni unsur-unsur yang berasal dari
dalam teks bacaan (keterbacaan dan organisasi teks), dan kedua, unsur-unsur yang berasal dari
lingkungan (fasilitas, guru, model pengajaran.
Membaca merupakan suatu proses yang merupakan rangkaian tindakan atau kegiatan yang
menghasilkan produk atau hasil. Proses membaca merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai
dari menatap bacaan sampai mengolah informasi dalam otak. Proses tersebut merupakan proses
membaca dalam hati. Selain membaca dalam hati,pembaca bisa saja membaca nyaring. Proses
membaca nyaring diawali dengan menatap bacaan dan diakhiri dengan kegiatan melafalkan
bacaan. Proses membaca dalam hati melibatkan indra mata dan otak;sedangkan membaca
nyaring melibatkan indra mata, otak, dan mulut.
Walaupun proses membaca melibatkan dua atau tiga tempat, namun proses membaca
merupakan kegiatan yang kompleks yang terjadi di dua atau tiga tempat tersebut. Karena
kekomplekan tersebut, para ahli membaca menggambarkan proses membaca yang berbeda-beda.
Proses membaca yang berbeda-beda tersebut diantaranya adalah proses membaca dalam hati,
proses membaca nyaring, proses membaca Fries, dan proses membaca Gough (Haryadi 2010:99-
105).

B. Saran
Sebagai penerus generasi bangsa yang cerdas diharapkan agar lebih sering membaca
maupun menyukai kegiatan literasi agar pengetahuan yang dimiliki bisa berkembang dan luas
sehingga dapat menambah wawasan yang dimilki oleh seorang pelajar maupun mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

http://sinarnurul.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahasa-indonesia-tentang.html
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-membaca-dan.html
http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/jenis-jenis-membaca.html
http://zutry.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-tujuan-membaca.html
http://www.medrec07.com/2015/03/pengertian-dan-definisi-membaca.html

Anda mungkin juga menyukai