PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam
bahasa Indonesia, berdasarkan garis besar nya sastra berarti bahasa
yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik,
sehingga berkesan di hati pembaca nya.
Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan
sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
Dalam sastra Indonesia sendiri, benyak sekali bagian-bagianya.
Secara garis besar sastra indonesia terbagi menjadi dua yaitu sastra
lama dan sastra baru/modern.
Dari
sekian
banyak
sastra
contoh
nya
seperti
puisi,
cerprn,
B. Rumusan masalah
Untuk memudahkannya ada beberapa komponen yang akan
dibahas, diantaranya.
a. Definisi Sastra.
b. Perkembangan Sastra Di Indonesia
c. Sejarah Sastra Indonesia
d. Perbedaan Karya Sastra Lama Dan Karya Sastra Baru
e. Fungsi Sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SASTRA
Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa
sansekerta, yakni susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan
sastra berarti buku,tulisan atau huruf. Berdasarkan kedua kata itu,
susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak
hanya berupa tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya
semacam itu di namakan dengan sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang
yang dinamakan dengan kesusastraan meliputi karya sastra lisan dan
tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.
Berdasarkan
defenisi
tersebut,
beberapa
ahli
kemudian
2.
3.
Melayu
yang
murni
atau
bersih.
Bahasa
Melayu
yang
antara
penduduk
daerah
yang
semula
disebut
tahun
1848
Pemerintah
jajahan
Belanda
mendapat
dalam
membangkitkan
kesadaran
kebangsaan
dan
menulis puisi Indonesia yang sedapat mungkin lepas dari tradisi sastra
Melayu.
menyajikan
perjuangan
bangsanya
MENGELUH
I
Bukan beta berpijak bunga,
melalui hidup menuju makam.
Setiap saat disimbur sukar,
bermandi darah, dicucurkan dendam.
merebut kemerdekaan.
Roman Azab dan Sengsara buah tangan Merari Siregar merupakan kritik
tak langsung kepada berbagai adat dan kebiasaan buruk yang tidak
sesuai lagi dengan zaman modern. Roman ini merupakan roman pertama
tentang kawin paksa, dan buah tangan M. Kasim yaitu Muda Teruna
(1922) yang berupa hikayat.
Roman Sitti Nurbaya (1922) karya Marah Rusli, telah berhasil
mengeluarkan kritik terhadap berbagai keburukan adat kuno yang
berkenaan dengan perkawinan. Kemudian baru tiga puluh tahun Marah
Rusli menghasilkan karya La Hami (1952) dan Anak Kemerdekaan. Ketika
ia meninggal, masih ada subuah naskan roman yang belum diterbitkan
berjudul Memang Jodoh.
Pengarang lain yang menentang adat kuno mengenai perkawinan
dalam roman-romannya ialah Adinogoro nama samaran Djamaludin
(1904-1966) yang menulis dua buah buah roman berjudul Darah Muda
(1927) dan Asmara Jaya (1928). Kedua roman itu tokoh-tokoh muda
bukan saja menentang adat kuno dalam membela haknya memilih jodoh,
melainkan juga menang dalam perlawanan itu.
Persoalan pemilihan jodoh dan campur tangan orang tua dalm
pernikahan anaknya terdapat pula dalam roman lain terbitan Balai
Pustaka misalnya roman berjudul Karam Dalam Gelombang Percintaan
(1926) buah tangan Kedjora, Pertemuan (1927) buah tangan Abas Soetan
Pamoentjak, Salah Pilih (1928) karangan Nur Sutan Iskandar, Cinta yang
Membawa Maut (1926) karangan Abd. Ager dan Nursinah Iskandar.
Kisah percintaan yang tokoh-tokohnya terdiri dari para pemuda
yang telah mengecap pendidikan sekolah merupakan tema yang disukai
benar oleh umumnya para pengarang masa itu, seperti dapat dita baca
dalam roman-roman Jeumpa Aceh (1928) bukan tangan H.M. Zainuddin.
Tak Disangka (1929) karangan Tulis Sutan Sati, Tak Putus Dirundung
Malang (1929) karangan Sutan Takdir Alisyahbana, dan lain-lain.
Roman terpenting yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun dua
puluhan ialah Salah Asuhan (1928) buah tangan lebih realistis. Yang
menjadi perhatian bukan lagi kawin paksa. Pertentangan paham antara
kaum muda dengan kaum kolot dalam soal pernikahan tidaklah dilihatnya
secara blok hitam dan blok putih. Ia dengan jelas dan meyakinkan
melukiskan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang terdapat
pada kedua blok itu. Yang menjadi masalah bagi pengarang yang aktif
dalam pergerakan kebangsaan Indische Partij (tahun belasan) ialah
akibat-akibat lebih jauh dari pertemuan kebudayaan Eropa yang masuk ke
dalam tubuh anak-anak bangsanya melalui pendidikan sekolah kolonial
Belanda.
Abdul Muis sendiri karena aktivitasnya dalam syariat Islam pernah
mendapat hukuman dari pemerintah jajahan Balanda. Ia seorang
Minangkabau yang pergi merantau untuk berlayar ke Jawa lalu kawin
dengan gadis Sunda dan hidup di tanah Priangan sampai meninggal.
Kecuali menulis Salah Asuhan, ia pun menulis Pertemuan Jodoh (1933),
juga roman percintaan yang bertendensi sosial. Sehabis perang menulis
roman berdasarkan sejarah yakni Surapati (1950) dan Robert Anak
Surapati (1953). Keduanya merupakan roman sejarah perjuangan
melawan penjajahan Belanda. Ketiga buah romannya yang lain itu tidak
ada yang mengatasi Salah Asuhan nilainya.
oleh
Muhammad
Yamon
ini
memang
sangat
banyak
TEJDA
Lihat langit sebelah barat
Lautan warna dibuat teja,
Berkilau-kilau dari darat
Ke cakrawala bayangan mega
Makin lama muram cahaya;
Awan kelabu, perlahan melayang,
Melayang, melayang entah ke mana,
Laksana mimpi ia menghilang.
Keluh kesah menurut awan,
Setelah menyala sebentar saja,
Pergi perlahan bermuram durja,
Hatiku menangis dipalu rawan,
tentang
keburukan
adat
kebiasaan
buruk
dilingkungan
seorang
pemuda
8. Haji Said Daeng Muntu yang biasa memakai nama H.S.D Muntu
ialah seorang pemimpin Muhammadiyah di Sulawesi. Romanromannya antara lain :
a. Pembalasan (1935), merupakan roman sejarah yang terjadi di daerah
Goa ketika daerah itu mulai dikuasai oleh Belanda, menceritakan
sekitar pengkhianatan seorang seorang pembantu yang mendapat
kepercayaan dari tuannya.
b. Karena Kerendahan Budi (1941), mempermasalahkan persoalan sosial
dan pendidikan modern.
9. Soetomo Djauhar Arifin (lahir di Madiun 1916 dan meninggal di
Jakarta 1959). Romannya berjudul Ardang Teruna (1941), merupakan
roman nyanyian kemenangan kaum muda terhadap kaum kolot.
Para Pengarang Wanita
1. Sariamin yang biasa terkenal dengan nama Selasih atau Seleguri
menulis di Talu, Sumatra Barat 1909. Ia menulis dua buah roman yaitu :
a. Kalau Tak Untung (1933), melukiskan percintaan dua orang anak yang
bersahabat sejak kecil, sama-sama sekolah dan sama pula hidup dalam
tak berkecukupan.
b.
Pengaruh
Keadaan
(1937),
mengisahkan
kesengsaraan
dan
yang
kehilangan
ayah,
kemudian
kehilangan
kekasihnya.
masing-masing
berjudul
Gadis
Modern
(1941)
dan
Cerita Pendek
Dalam majalah Pandji Poeskaka dan lain-lain tahun dua puluhan sudah
mulai dimuat kisah-kisah pendek yang sifatnya lelucon-hiburan. Ceritacerita itu mengingatkan kita akan tokoh-tokoh cerita rakyat lama yang
Menjelang Jepang datang, terbit pula pada Balai pustaka dua buah buku
drama buah tangan Saadah Alim dan Affandi. Buah tangan Saadah Alim
Basmallah
Dengan bismillah disambut bidan
Dengan bismillah berkafan badan
Dengan bismillah hidup dan mati
Dengan bismillah diangkat bakti
yaitu surah Al-Ikhlas menjadi Maha Tunggal, surah Al-Asri menjadi Waktu
dan surat An-Nasri menjadi Bersyukurlah.
5. Or. Mandank
Adalah seorang penyair Islam yang menyindir ulama-ulama yang banyak
memberi fatwa sedangkan kelakuannya sendiri bertentangan dengan apa
yang difatwakannya.
Nama sebenarnya adalah Oemar gelar Datuk Radjo Mandonk dilahirkan
di Kota Panjang, Suliki, 1 Januari 1913. Sindiran itu terdapat dalam buku
Sebab Aku Terdiam (1939). Ia menerbitkan buku di Balai Pustaka
berjudul Narumalina (1932). Sebuah cerita yang penuh lirik melukiskan
kehidupan di kampung. Tahun 1939 ia menerbitkan Pantun Orang Muda
dan Sebab Aku Terdiam.
Pemimpin yang merasa cukup dengan memberi fatwa saja berupa ada
tanggung jawab, disindirnya dengan halus dalam sajak yang berjudul
Petua dan Nasihat, sindiran itu ditujukan kepada diri sendiri. Di bagian
lain
dilukiskan
betapa
orang-orang
yang
hendakl
bekerja
asyik
Hidup
ditulisnya
antara
tahun
1935
dan
1941.
Dasar keagamaan pada penyair ini berasa tidak pernah sampai lepas
dalam segala penderitaan dan kemalangan Ia senantiasa ingat akan
Tuhan
Dalam sajaknya Aku Kembali, Kasih ia melukiskan pertemuannya
kembali dengan Tuhan. Setelah ia mengembara kemana-mana, merasa
rindu dan Selalu sangsi atas cintamu.
Dan kesadaran akan mati menyebabkan ia selalu ingat akan perintah
tuhan, seperti ia katakana dalam sajaknya Betapa Gerang Akan Jadinya.
Semua itu menyebabkan ia sadar betapa arti hidup dan kehidupan di alam
pana ini, seperti dituliskan dalam sajak Hidup.
para
penyair
sesudah
perang
dari
pada
kepada
penyair
sebelumnya.
Penyair ini hilang tak berbekas ditengah pergolakan perang saudara yang
berkecamuk di Sumatra sekitar tahun 1957-1958 (PRRI).
kemerdekaan
dan
mendapat
anugerah
Satyalencana
2. MARAH RUSLI
Seorang bangsawan yang lahir di Padang pada tahun 1889 dan
meninggal pada tanggal 17 Januari 1968. Ia menjadi dokter hewan
beberapa
lama
di
Sumbawa
dan
terakhir di
Semarang. Akibat
3. ABDUL MUIS
Abdul Muis dilahirkan di Bukittingi 3 Juli 1886. Ayahnya berasal dari Laras
Sungai Puar, Ibunya putri Jawa keturunan Sentot Alibasya. Ia meninggal
pada tahun 1959 di Bandung. Pendidikannya adalah Stovia tetapi tidak
tamat. Kemudian menjadi wartawan dan pemimpin Serikat Islam, serta
giat dalam gerakan untuk memperoleh otonomi yang lebih besar bagi
Hindia (Indies) sepanjang Perang Dunia I. Pernah pula menjadi anggota
delegasi Comite Indie Weerbaar (Panitia Pertahanan Hindia) ke negeri
Belanda. Dilantik menjadi anggota Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat)
pada
tahun
1920.
terkenal adalah Salah Asuhan. Roman ini sangat menarik karena temanya
dan cara pengarang mengungkakan tema itu. Selain itu, roman ini
menarik karena keterusterangannya dalam membicarakan masalah
diskriminasi ras (keturunan bangsa) dan masalah sosial, serta yang lebih
menarik lagi karena persoalan ini diungkap karya sastra.
Roman Abdul Muis kedua adalah Pertemuan Jodoh (1933) dibandingkan
dengan roman pertamanya roman ini kurang berhasil. Roamn tersebut
berisi
kritik
terhadap
unsur-unsur
feodalisme
yang
menghambat
dihasilkannya
antara
lain
5. MUHAMMAD KASIM
Muhammad Kasim lahir pada tahun 1886 di Muaara Sipongi dan
pekerjaan sehari-harinya menjadi guru. Satu keistimewaannya adalah
menampilkan cerita-cerita lucu. Bukunya yang berejudul : Pemandangan
Dunia Anak-Anak, mendapat juara kesatu dalam lomba mengarang
bacaan anak-anak yang diselenggarakan oleh Balai Pustaka, pada tahun
1924.
Karangan
Muhammad
Kasim
Antara
lain:
1931-1935)
nan Aluih (saduran dari sebuah kaba Minangkabau dalam bentuk prosa
beriman).
7. MERARI SIREGAR
Merari Siregar dilahirkan di Sipirok, Sumatra Utara pada tanggal 13 Juni
dan meninggal tanggal 23 April 1940 di Kalianget, Madura. Ia menjadi
terkenal karena romannya Azab dan Sengsara (1920). Karya-karyanya
adalah
Azab
dan
Sengasara
(roman
1920).
Selain pengarang di atas juga ada pengarang wanita dalam Balai Pustaka
antara
lain
a. Nurani
Nurani terkenal dalam dunia sastra karena terjemahan-terjemahannya
antara lain berjudul Pinokio.
b. Saadah Alim
Pengarang ini dikenal karena karya-karyanya sendiri maupun terjemahan.
Karyanya sendiri adalah pembalasannya (1941 drama) dan Taman
Penghibur Hati (kumpulan cerpen 1941).
c. Selasih
Selasih lahir pada tanggal 31 Juli 1909 di talu, Lubuk Sikaping. Karyakaryanya adalah Kalau- Tak Untung (roman 1933) dan Pengaruh Keadaan
(roman 1937), sedangkan puisi-puisinya dimuat dalam majalah Panji
Pustaka dan Pujangga Baru. Ia sering menggunakan nama samaran
Seleguri atau Sariamin.
untuk
menerbitkan
majalah
khusus
kebudayaan
dan
kebudayaan
bukan
berarti
tidak
menimbulkan
reaksi.
Armijn Pane
Organisator pujangga baru adalah Armijn Pane. Tahun 1933 ia bersama
Takdir dan kawan sekolahnya, Amir Hamzah, menerbitkan majalah
Poedjangga Baroe. Armin terkenal sebagai pengarang roman Belenggu
(1940). Roman ini mendapat reaksi yang hebat, baik dari yang pro
maupun yang kontra terhadapnya.Yang pro menyokongnya sebagai hasil
sastra yang berani dan yang kontra menyebutnya sebagai sebuah karya
cabul yang terlalu banyak melukiskan kehidupan nyata yang selama itu
disembunyikan dibelakang dinding-dinding kesopanan.
Belenggu ialah sebuah roman yang menarik karena yang dilukiskan
bukanlah gerak-gerak lahir tokoh-tokohnya, tetapi gerak-gerak batinnya.
Arminj pane sebagai pengarang dalam roman yang berjudul Belenggu ini
tidak
menyelesaikan
ceritanya
sebagai
kebiasaan-kebiasaan
para
Literatuur
(1949).
Gaya bahasa Armijn sangat bebas dari struktur bahasa Melayu. Dalam
karangan-karangannya ia pun lebih banyak melukiskan gerak kejiwaan
tokoh-tokohnya
membedakan
daripada
Armijn
gerak
lahirnya.
dengan
Inilah
terutama
pengarang
yang
lainnya.
mendirikan
majalah
Pujangga
Baru.
majalah
Poedjangga
Baroe.
Asmara Hadi
DAN PENYAIR-PENYAIR PUJANGGA BARU YANG LAIN
Sesungguhnya banyak penyair yang menulis sajak yang jumlahnya lebih
dari cukup untuk dibukukan. Tetapi tidak mereka lakukan.
Salah seorang diantara mereka adalah Asmara Hadi yang sering
mempergunakan nama samaran H.R. atau Ipih, A. M. Daeng Myala (A.M.
Thahir), Mozasa (Muhammad Zain Saidi) , M.R. Dajoh dan lain-lain.
a. Asmara Hadi
Sajak-sajaknya penuh romantik dan kesedihan dan dalam sebagian
sajaknya lagi terasa semangat perjuangan yang penuh keyakinan. Hal ini
di ilhami luka jiwa yang disebabkan oleh kematian cintanya; seperti pada
puisi
Kusangka
Dulu,
Kuingat
Padamu
c. M. R. Dajoh
Ia juga menaruh minat pada pelukisan kehidupan si kecil. Karyanya antara
lain: Syair Untuk A. S. I. B. (1935) dalam bahasa Belanda yang kemudian
diterjemahkan lagi kedalam bahasa Indonesia.
d. Moehammad Zain Saidi (Mozasa)
Sajak-sajaknya hanya melukiskan kegembiraan menghadapi alam.
Sajaknya sederhana namun didasari rasa cinta yang mesra, seperti dalam
puisi yang berjudul: Dikaki Gunung.
e. A. Rivai (Yogi)
Pada tahun 1930 ia mengumumkan sekumpulan sajak dengan judul
Gubahan dalam Sri Poestaka. Kumpulan sajaknya yang kedua berjudul
Puspa Aneka diterbitkanya sendiri yaitu pada tahun 1931.
Dari sajak-sajaknya akan tampak bahwa ia gemar akan teosofi dan
terpengaruh oleh ajaran Krishnamurti.
Kecuali para penyair yang sudah disebut tadi dalam Poedjangga Baroe
kita saksikan munculnya para penyair seperti Aoh K. Hadimadja, M. Taslim
Ali Bahrun Rangkuti, Maria Amin dan lain-lain yang perananya akan lebih
penting pada kurun masa yang lebih kemudian.
dari
bahasa
Minangkabau
kebahasa
Indonesia.
Dua buah Syair Siti Marhumah yang Saleh (1930) dan Syair Rosina.
Paulus Supit pengarang Menado mengarang roman yang berjudul Kasih
Ibu (1932). Aman Dt. Madjoindo lahir 1896 di Solok terkenal sebagai
pengarang anak-anak roman antara lain berjudul Menebus Dosa (1932)
dan Si cebol Rindukan Bulan (1934). Dan beberapa syair diantaranya: Si
Banso, Gul Bakawali. Suman Hasibuan atau Suman Hs. Lahir di
Bengkalis 1904. Terkenal gaya bahasanya yang lincah dan ringan. Ceritaceritanya mirip detektif diantaranya Kasih Tak Terlarai(1929), Percobaan
Setia (1931) dan Mencahari Pencuri Anak Perawan (1932). Habib St
Maharadja berjudul Nasib yang mengisahkan tentang seorang pemuda
Pada saat menjelang Jepang datang, muncul pula Mario Amin (dilahirkan
di Bengkulu Tahun 1920). Menulis sajak-sajak dalam majalah Poedjangga
Baroe, tetapi peranannya lebih berarti pada masa Jepang ketika ia
menulis dan mengumpulkan beberapa prosa lirik yang simbolistis.
5. Cerita Pendek
Dalam majalah Pandji Poestaka dan lain-lain tahun kedua puluhan sudah
mulai dimuat kisah-kisah yang sifatnya lelucon-hiburan, seperti Si
Kabayan, Si Lebai malang, Jaka Dolok dan lain-lain.
Pada tahun 1936 atas usaha Balai Pustaka, cerita-cerita lucu yang ditulis
oleh M. Kasim yang sebelumnya bertebaran dalam Pandji Poestaka, di
bukukan dengan judul Teman Duduk.
M. Kasim ialah seorang guru yang telah menulis sejak tahun 1922, yaitu
dengan romannya yang pertama berjudul Muda Taruna. Pada tahun 1924
ia menang sayembara mengarang yang diselenggarakan oleh Balai
Pustaka, dengan naskah Pemandangan Dalam Dunia Kanak-Kanak (SI
Amin) sebuah cerita kanak-kanak.
Berbagai-bagai saat dalam kehidupan manusia sehari-hari dijadikan
bahan tulisan lucunya: beberapa lelucon lebaran dikumpulkannya dengan
judul Gurau Senda di I Sawal dan yang lainnya seperti Bual di Kedai
Kopi, Bertengkar Berisik, dan lain-lain.dan hanya Cara Chicago lah
yang tidak berupa lelucon.
Tidak banyak berbeda dengan cerpen-cerpen M. Kasim ialah cerpencerpen Suman Hs. Kemudian dikumpulkan dengan kata pengantar oleh
Sutan Takdir Alisjahbana yang ketika itu menjadi redaktur Balai Pustaka.
Kumpulan itu diberi judul Kawan Bergulat (1938) judul ini tidak banyak
beda dengan judul kumpulan Cerpen M. Kasim: Maksudnya Hendaknya
menunjuk isi buku tersebut hanyalah sekedar bahan bacaan senggang.
Tetapi kalau dibandingkan gaya bahasanya, bahasa Suman lebih jernih.
Hanya terasa pada bewberapa ceritanya, Suman memberikan kritik juga
pada sifat-sifat manusia, misalnya dalam Pandai Jatuh menyindir orang
yang suka sombong dalam Fatwa membawa Kecewa menyindir Orang
yang menyebut dirinya alim dan suka memberi fatwa supaya orang suka
bersedekah tetapi ia sendiri serakah. Dalam Kelekar Si Bigor menyindir
orang yang sok sekolah tetapi akalnya dapat dikalahkan oleh orang yang
buta huruf.
Kesedihan sebagai motif penulisan cerpen, menjadi bahan yang produktif
buat Haji Abdul Karim Amrullah yang lebih dikenal sebagai Hamka (lahir
Februari 1908 di Maninjau). Seperti yang dikumpulkan dalamDidalam
Lembah Kehidupan (1941). Berlainan dengan M. Kasim dan Suman Hs.
Hamka mempergunakan cerpen bukan sebagai hiburan tetapi sebagai
usaha untuk menggugah rasa sedih para pembaca. Adapun karya-karya
Hamka adalah kumpulan Air Mata, kesedihan dan rintihan yang diderita
oleh
golongan
manusia
diatas
dunia
ini
dan
Inyik
Utih.
dan
ketakutan
kepada
Barat
yang
menyebabkan
6. Drama
Effendi
menulis
drama
dalam
bahasa
Indonesia
yang
dan
lukisan-lukisan
sisinya
kurang
mendapa
perhatian.
Armijin Pane banyak menulis drama pada masa sebelum perang. Dramadramanya banyak mengambil latar belakang kenyataan hidup jamanya.
Berdasarkan cerpenya Barang Tiada Berharga , juga melukiskan
kehidupan jamannya sendiri. Akan tetapi bukan berarti ia tidak menulis
drama berdasarkan peristiwa masa silam. Dari roman I Gusti Njoman
Pandji Tisna, ia membuat drama I Swasta setahun di Bedahulu dan
berdasarkan sebuah cerita M.A. Salman dalam bahasa Sunda ia pun
setting masa silam.
Setelah perang drama-drama Armijn Pane itu kemudian dikumpulkan dan
di terbitkan dengan jdudul Jinak-jinak Merpati (1953).
Menjelang Jepang datang, terbit pula Balai Pustaka dua buah buku drama
tangan Saadah Alim yang berjudul. Pembalasannya (1940) dan buah
tangan Adin Affandi. Yang berjudul Gadis Modern (1941). Keduanya
meupakan komedi yang mengejek orang-orang intelek.
7. Roman-roman dari Medan dan Surabaya
Di luar lingkungan pujangga baru dan Balai Pustaka, ada juga penerbitanpenerbitan sastra, baik prosa berupa roman maupun puisi berupa
kumpulan
sajak.
Dlam
lapangan
penerbitan
roman,
untuk
tidak
roman buah tangan hamka yang tadi sudah pernah kita singgung dalam
hubungan penulis cerpen.
Hamka ialah putra Haji Abdul Karim Amrullah, seoran ulama pembaharu
Islam yang terkemuka di Sumatera Barat yang pernah mendapat gelar
kehormatan dari Universitas Al-Zahar di Kairo, Mesir. karena itu,
meskuipun Hamka sekolahnya hanya sampai kelas II Sekolah Dsasar
saja, namun ia mendapat pendidikan agama dan bahasa Arab yang luas
dari Sumatra Thawalib, Parabek (Bukittinggi) dan dari ayahnya. Tahun
1927 Hamka pergi ke Jawa dan belajar lebih lanjut kepada H.O.S.
Tjokroaminoto, seorang pemimpin Islam terkemuka di Surabaya. Tahun
1927 ia pergi naik haji ke Mekah dan sepulangnya dari sana ia menjadi
guru
agama
di
padang
dan
turut
pula
memimpin
pergerakan
Minagkabau yang terkenal kukuh itu pula. Dalam roman ini diceritakan
tentang Zainuddin seorang anak dari perkawinan cmpuran Minang dengan
Makasar tak berhasil mempersunting gadis idamannya karena rapt nidikmamak tdiak setuju dan menganggap Zainuddin tidak sebagai manusia
penuh. Zainuddin kemudian menjadi pengarang dan dalam suatu
kecelakaan gadis kecintaanya meninggal dlam kapal yang ditumpanginya.
Roman ini menimbulkan heboh pada tahun 1962, kerena ada orang yang
menyebutnya roman ini sebagai hasil curian (plagiat). Roman ini disebut
sebagai curian dari sebuah karangan pengarang Perancis Alphonse Karr
yang penuh disadur ke dalam Bahasa Arab oleh Mustaffa Luthfi AlManfaluthi (1876-1924) sorang pujangga Arab-Mesir yang sangat
dikagumi Hamka. Karanga Jean Bapitiste Alphonse Karr (1808-1890)
yang dlalm bahsa Perancisnya berjudul Sous les Tilleules (Di bawah
naungan
pohon
Tila)
(1832)
Madjulin.
Madjdulin
ini
kemudian
8. Pengarang Sumatra
Melalui usaha penyairnya sendiri dan penerbitpenerbit swasta kecilkecilan di sumatra maka terbit beberapa buah kumpulan sajak yaitu Puspa
Aneka buah tangan Yogi. Ali Hasjmy, Surapaty, Samadi, Bandaharo dan
lain-lain.
Hasjmy atau lebih dikenal dengan M. Alie Hajiem (lahir di Seulimeum Aceh
tahun 1914) sajak-sajaknya dimuat dalam majalah pujangga baru yaitu
Kisah Seorang Pengembara (1936) memuat 35 buah sajak yang
kebanyakan berbenmtuk soneta. Karyanya yang lain Dewan Sajak
(1940) di bagi dalam 7 bagian yang rata-rata setiap bagian pengarang
BASMALLAH
Dengan bismillah disambut bidan
Dengan bismillah berkafan badan
Dengan bismillah hidup dan mati
Dengan bismillah diangkat bakti
Selain RifaI Ali penyair Islam lain adalah Or. Mandank (lahir di
Kotapanjang, Suliki, 1-1-1913). Lewat karyanya Sebab Aku Terdiam
beliau menyindir ulama-ulama yang banyak memberi fatwa sedangkan
kelakuannya sendiri bertentangan dengan apa yang difatwakannya. karyakarya Dr.Mandank yang lain ialah Pantun Orang Muda (1939).
Pedang
yang
mengalami
berbagai
kemalangan.
Dasar keagamaan pada penyair ini tidak pernah lepas, ia senantiasa ingat
akan Tuhan, ia sadar dan kian ikhlas berjuang, katanya dalam sajaknya
Jangan Di kenang. Sajak-sajaknya yang lain berjudul Aku Kembali
Kekasih . Ia melukiskan pertemuannya kembali dengan Tuhan
setelah ia mengembara ke mana-mana merasa rindu dan Selalu Sangsi
Atas Cintamu. Ia kemudian sadar, BETAPA GERANG AKAN JADINYA?,
ASAL TAK HINA DISISI TUHAN.
Semua hal yang terkandung dalam puisi itu menyebabkan penyair
akhirnya yakin akan kebenaran jalan yang benar, hidup baginya hanyalah
mencari ridho ilahi semata.
Penyair ini hilang tak berbekas di tengah-tengah pergolakan perang
saudara yang berkecamuk di Sumatera sekitar tahun 1957-1958 (PRRI).
dan
untuk
dibanggakan,
tetapi
kami
memikirkan
suatu
diterbitkan
dalam
kumpulan
karangan
Jassin
berjudul
Chairil Anwar
Chairil Anwar dilahirkan di Medan tanggal 22 Juli 1922. Sekolahnya hanya
sampai mulo ( SMP ) dan itu pun tidak tamat kemudian ia belajar sendiri,
sehingga tulisan-tulisannya matang dan padat berisi.
Dari esai dan sajak-sajaknya jelas sekali ia seorang individualis yang
bebas. Dengan berani dan secara demonstratif pula ia menentang sensor
Jepang dan itu menyebabkan ia selalu menjadi incaran Kenpetai (polisi
rahasia Jepang yang terkenal galak dan kejam).
Sajaknya yang termasyhur dan merupakan gambaran semangat hidupnya
yang memberist dan individualis berjudul AKU (ditempat lain diberi judul
Semangat). Dalam sajak itu ia menyebut dirinya sebgai binatang
jalang, sebutan yang segera menjadi terkenal.
AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau.
Tak perlu sedus edan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Siap
Sedia,
erita
Buat
Dien
DIPONOGORO
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagus menjadi api
Di depan sekali Tuan menenti
Tak gentar. Laean banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bisa mati
Maju
Ini baaaarisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Tamaela,
dan
lain-lain.
DOA
Kepada Pemeluk Teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar sudah sungguh
Sajak-sajak
Khairil
merupakan
renungan
tentang
hidup,
Sorga
ia
sangat
sinis
mengejek
manusia-manusia
yang
ternyata plagiat dari sajak Archibald MacLeish berjudul The Young Dead
Soldiers. Demikian juga sajak Kepada Peminta-minta, Rumahku dan lainlain.
Pada tahun 1948, Chairil Anwar menerbitkan dan memimpin
redaksi majalah Gema Suasana tetapi segera pula ditinggalkannya. Ia tak
pernah betah lama-lama kerja di suatu kantor dan pada tahun 1949,
tanggal 28 April ia meninggal di RSU Pusat Jakarta karena serangan
penyakit tipes dan penyakit lain. Ketika dikuburkan dipemakaman karet
masyarakat
Jakarta
menunjukan
perhatian
yang
besar
dengan
mengirimkan jenazahnya.
Setelah meninggal sajak-sajaknya diterbitkan orang sebagai buku:
Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Luput (1949), Deru Campur
Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950). Yang terakhir merupakan
kumpulan sajak bertiga dengan Asrul Sani dan Rivai Avin. Tulisan-utlisan
Khairil yang tidak dimuat dalam ketiga kumpulan itu kemudian diterbitkan
dengan kata pengantar H.B. Jassin berjudul Chairil Anwar Pelopor
Angkatan 45 (1956). Dan sajaknya telah diterjemahkan kedalam bahasa
asing di antaranya di dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda,
Rusia, Hindi, dan lain-lain.
Asrul
Sani
sangat
merdu
(melodius).
Kata-katanya
memberikan citra (image) yang lincah dan segar. Dalam sikap ia seorang
moralis yang sangat mencintai dan meratapi manusia dan kemanusiaan.
Sajak-sajaknya Matera dan Surat dari Ibu menunjukkan pandangan
hidupnya yang moralis.
MANTERA
Raja dari batu hitam
Di balik rimba kelam,
Naga malam,
Mari ke mari!
supaya
budak-budak
tidur
di
pangkuan
bunda.
Masa
Dari
Suatu
Tempat,
Museum,
Panen
dll.
Rivai Apin lahir di Padang Panjang tanggal 30 Agustus 1927. Sajaksajaknya tidak semerdu sajak-asajak Asrul, tetapi berat dengan masalah
yang mau sungguh-sungguh. Sejak masih duduk di sekolah menegang ia
telah mengumumkan sajak-sajak dalam majalah-majalah terkemuka. Ia
pernah duduk sebagai anggota redaksi Gema suasana, Gelanggang, dan
Zenith. Tahun 1954 ia melaksasnakan tindakan yang mengejutkan kawankawannya. Ia keluar dari redaksi Gelanggan dan beberapa waktu
kemudian ia masuk kelingkungan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
Idrus
Lahir di Padang tanggal 21 September 1921. Ia pelopor angkatan 45, lulus
dari sekolah menengah, ia bekerja dari menjadi redaktur Balai Pustaka. Di
sanalah ia mulai menaruh perhatian kepada sastra. Pada zaman Jepang
ia menulis beberapa cerita romantik tentang pemuda yang berjuang untuk
Asia Timur Raya seperti Ave Maria dan dramanya Kejahatan Membalas
Dendam. Tapi, ketika melihat kesengsaraan dan kemelaratan rakyat di
bawah kaki Dai Nippon, ia meninggalkan cerita romantic, dan mulai
menuliskan cerita-cerita yang melukiskan ralitaskehidupan sehaari-hari.
Sesudah masa revolusi tuliannya diumumkan dengan judul umum CoratCoret di Bawah Tanah. Cerita ini melukiskan tentang kehidupan rakyat di
jaman Jepang secara sinis dan kasar. Sikap sinis dan kasarnya
diperlihatkan dalam karangannya Surabaya, sampai-sampai ia di sebut
Kontra Revolusi .
Karangan-karanagan itu keudian dikumpulkan dan diterbitkan
sebagai buku dengan judul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
(1948). Cerita lainnya adalah Aki (1940) yang merupakan kidah
sebagai
pengarang
roman.
Ia
juga
memuat
roman
Kisah.
Di
lapangan
penerjemahannya
ia
berjasa
telah
Belgia
William
Elsshot
(1882)
dll.
Achadiat K. Mihardja
Meskipun pada zaman revolusi ia sudah menerbitkan dan
memimpin majalah Gelombang Zaman, nama Achdiat tidak peernah
disebut-sbut dalam dunia sastra sampai ia muncul dengan romannya
Atheis (1948). Ia dilahirkan di garut pada tanggal 6 Maret 1911.
Roman itu melukiskan kehidupan dan kemelut manusia Indonesia
dalam menghadapi berbagai pengaruh dan tantangan jaman. Tokoh
Utamanya seorang pemuda kelahiran desa bernama Hasan. Pada masa
kecilnya hidup dalam lingkungan keluarga yang taat beragama Islam dan
pengikut suatu aliran tarikat tapi ketika ia bekerja di kota, jauhlah ia
dengan kehidupan agama.
Apaagi ketika akhirnya bertemu dengan kawan sekolahnya
yangbenama Rusli yang dengan sadar menyebut dirinya sebagai seorang
ateis. Hasan yang kesadaraan agamanya hanya secara tradisional saja
mudah
sekali
terombang-ambing.
Perkataan-perkatan
Rusli
yang
dan
romannya
Perburuan
(1950)
mendapat
hadiah
sayembara pengaran yang diadkan oleh Balai Pustaka. Blora ditulis dalam
gaya yang sangat padat dan menyenakkan. Cerpen itu kemudian
bersaaaaaaaama duauah cerpen lainnya yang juga ditulis Pram dalam
penjaran ditebitkan menjadi sebuah bkkuu berjudl Subuh (1950).
Roman Keluarga Gerilya (1950) dan cerpen-cerpen yang ditulisnya
dalam penjara itu bersama sama beberapa cerpen yang ditulisnya
sebelumnya diterbitkan dalam buku yang berjudul Percikan Revolusi
(1950).
Perburuan ialah sebuah cerita fiksi (rekaan) yang berdasarkan
pemberontakan PETA yang gagal terhadap Jepang, karena salah satu
orang di antara shodancho yang akan berontak itu berkhianat. Selanjutnya
Pram membahas kesetiaan manusia: ketika shodancho Hardo yang
menyamar sebagai kere bertemu dengan bakal mertuanya, dengan
ayahnya, ia hanya menemukan kekecewaan saja. Bakal metuanya
berkhianat
lapor
pada
Jepang
dan
ayahnya
yang
dicopot
dari
yang sempat dilarang beredar pada masa Orde Baru dan baru bisa
dinikmati secara bebas beberapa tahun setelah rejim orba jatuh melalui
gerakan Reformasi 1997. Dalam kwratet itu Pram melukiskan masa awal
tumbuhnya nasionalisme untuk melawan pemerintah kolonial Belanda di
wilayah Hindia Belanda melalui sinergi tokoh Nyai Ontosoroh, seorang
gundik Belanda, Tuan Melema, dan anak pribumi bernama Minke.
Semangat perlawanan dimulai ketika hak asasi mereka diinjak-injak
kaum penjajah. Annelis, kekasih sekaligus istri Minke dan anak
kesayangan Nyai direnggut secara paksa oleh hukum kolonial. Annelis
diambil paksa harus meninggalkan tanah kelahiran dan orang-orang yang
dicintainya di Hindia Belanda.
Mochtar Lubis
Terkenal sebagai wartawan surat kabar yang dipimpinnya adalah :
Indonesia raya dan dilarang terbit pada tahun 1958. Ia sendiri sejak tahun
1956 ditahan denga tuduhan yang bukan-bukan, hampir 9 tahun ia
disekap oleh rezim pemerintahan SEKARNO dan dikeluarkan pada tahun
1966. Setelah keluar ia bersama H.B. Yassin , Taufik Ismail, arief
Budiman, Goenawan, Mohammad. Dll menerbitkan dan memimpin
majalah Sastra HORISON .
Ia lahir di Padang tanggal 7 Maret 1922. Buku romannya yang
pertama berjudul Tak Ada Esok (1950), Jalan Tak Ada Ujung (1952)
dan mendapat hadih sastra nasional dari BMKN. Roman ketiga berjudul
Senja di Jakarta menceritakan tentang kehidupan politik kotor pada
Sitor Situmorang
Lahir di Harianboho, Tapanuli tanggal 2 ktober 1942. Mulai terkenal
tahun 1953, ketika menulis sajak, drama, cerpen, esai, dll. Sajaknya
pertama berjudul Surat Kertas Hijau 1954. Sajaknya kedua berjudul
Dalam Sajak 1955.
Aoh K. Hadimadja
Nama samarannya Karlan Hadi, muncul didunia sastra pada masa
sebelum perang. Sajaknya dimuat dalam majalah Poedjangga Baroe ,
yang banyak menyanyikan keindaha alam. Pada masa Jepang ia menulis
sajak-sajaknya yang religius 1952 dimuatnya dalam kumpulan Zahra.
Tahun 1952, ia juga menulis sandiwara berjudul sejumlah repootasi
literernya dalammanusia dan tanahnya. Ia pun menjadi pemimpin
sejarahan mingguan mimbar di Medan.
Ia membukukan kegitan dalam buku berjudul beberapa paham angkatan
45 1952), ia pun menulis bahasnya dimuat dalam polemiknya dengan
Hamka dan Bakri Siregar dengan H.B. Yassin dan sajak karang penyair
muda Sumatera.
Ia lahir pada tanggal 15 September 1911. Tahun 1953 ia menjadi
pengawal Radio HILVERSUM NEDERLAND dan BBC LONDON.
Trisno Sumardjo
Lahir di Surabaya tanggal 6 Desember 1916, dikenal sebagai
pelukis dan bersama dengan S. Soedjojono menerbitkan majalah seniman
1947, di Solo buku pertamanya terbit 1952 berjudul Kata hati dan
Perbuatan . Tahun 1953 menerbitkan Cita Taruna dan menrbitkan
Meskipun ia telah menulis sajak yang cukup banyak tapi ia belum berhasil
membukukannya.
Harjadi Hartowardojo
Nama
lengkapnya
Harjadi
Sulaeman
Hartowardojo,
mulai
Dansa, hail
Melangkah, hail
berputar dalam lingkaran
berbaris
Tangan berkepit-kepit
angkatan 45 dari segi bentuk atau isinya dan beliau sendiripun tidak
mengaku sebagai angkatan 45.
Adapun hasil karya beliau sebagai berikut :
a. Esai-esai tentang sastra, seni, dan filsafat diantaranya :
Adam dan Si Anak Hilang , Homo Faber , Surat dari Cidadap
Girang , dimuat dalam majalah kebudayaan Indonesia. Dan esia-esai
lainnya tentang Ciliung dimuat dalam majalah gelanggang / siasat.
b. Drama yang terbit pada tahun 1950.
Sajaknya Prabu dan Putri yang disebutnya Sebuah Tragedi , ini
merupakan sanduran dari sebuah cerita Pandji yang menceritakan
bahwa segi percakapan tokoh-tokohnya nampak kecendrungan
kepada pemikiran filosofis, percakapan tentang hidup, mati, ada
dan tidak ada, keabadian, bahagia, dan lain-lain. Dan drama ini
sulit dipentaskan.
Drama yang lain berjudul Merah Semua Putih Semua ( 1961 ).
Yang menceritakan atau melatar belakangi masa revolusi fisik
melawan Belanda, yang berbentuk novela.
c. Dari drama beliau juga menulis scenario yang berjudul Lagu Kian
Mendjauh ( 1959 ). Menceritakan tentang kehidupan seorang
seniman musik yang mana dalam kehidupannya terlibat cinta terhadap
seorang gadis orkes yang di pimpinnya.
d. Beliau juga menulis sajak, yang berjudul sebagai berikut :
Rekaman dari Tudjuh Daerah ( 1951 ) ini merupakan sajak yang
paling tebal terbit di Indonesia.
Sajak yang berdasarkan kisah-kisah lama dari Lutung Kasarung,
dari kisah Singasari dalam Kartanagara dan kisah Adam Dan
Hawa daalm Paradise Lost dan lain-lain.
1. Ida Nasution.
Ida Nasution adalah pengarang esai yang berbakat dalam menulis esai
yang dimuat dalam majalah-majalah. Tapi nasib beliau malang karena
menjadi korban revolusi dan hilang dalam perjalanan Jakarta Bogr
( 1948 ).
2. Walujati.
Lahir di Sukabumi tanggal 5 Desember 1942. Mulai menulis sajak
pada masa-masa awal revolusi, sajak berjudul Berpisah merupakan
sejak romantik yang mendapat pujian dari Chairil Anwar. Dan pada
tahun 1950 Walujati mengumumkan sebuah roman yang berjudul
Pudjani dan masih banyak lagi roman yang beliau tulis tak kunjung
terbit.
3. St. Nuraini.
Lahir di Padang tanggal 6 Juli 1930. Beliau mnulis sajak, cerpen, esai,
dan menterjemahkan hasil sastra asing. Salah satu sajak beliau yang
sangat lembut dan halus sekali melukiskan perasaan sebagai ibu yang
meratapi anaknya yang keguguran.
4. S. Rukiah.
Lahir di Purwarkarta tanggal 25 April 1972, beliau juga menulis sajak
dan bahkan dimuat dalam bukunya Tandus ( 1952 ) mendapat
hadiah sastra nasional B.M.K.N. tahun 1952 untuk puisi. Selain itu
beliau juga menulis roman yang berjudul Kejatuhan DaN Hati ( 1950
) yang mengisahkan tentang perasaan wanita yang jatuh cinta kepada
seorang politikus tetapi kemudian terpaksa kawin dengan pedagang
pilihan ibunya.
5. Suwarsih Djojopuspito
Lahir di Bogor tanggal 20 April 1912. Hasil karyanya berupa roman
yang ditulis dalam bahasa Belanda berjudul Buiten Het Gareel (diluar
garus) terbitan tahun 1941. Roman ini menceritakan kehidupan kaum
P. Sengojo
Nama sebenarnya ialah Suriman, lahir di daerah Ungaran, tanggal
25 November 1926. Kalau menulis sejak ia menggunakan nama samaran
MENCARI ANGIN
Perahu yang melancar di atas ke permukaan air yang kemilau dalam
cahaya surya bermain --------------Aku yang merasa tenang dalam kegirangan yang meresap dari pohon di
hadapan
Burung yang terbang lalu melayang di atas embusan angin-----------Aku dan engkau yang tiada berpandangan lagi, dan alam bebas
melepaskan kita berdua--Makin yang berharap menimbulkan bahagia ---------------Ah, kita berdua telah saling percaya.
( Gelanggang / Siasat, 1953)
M. Ali
Nama lengakpnya Muhammad Ali Maricar, lahir di Surabaya
tanggal 23 April 1927 dari keturanan India. Ia menulis sajak, cerpen dan
sandiwara. Banyak dimuat dalam majalah-majalah Pudjangga Baru,
Zenith, Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Konfrontasi, Indonesia dan
lain-lain. Cerpen-cerpen, sajak dan sandiwara yang terbaik kemudian
dibukukan dalam sebuh kumpulan berjudul Hitam atas Putih (1959).
Dalam karangan-karangannya tampak sekali perhatiannya terdahap
masalah-masalah sosial dan kehidupan masyarakat. Sandiwara radio
yang dimuat dalam buku itu berjudul Lapar merupakan gambaran
tentang orang-orang yang karena lapar bersedia menjual apapun juga
miliknya untuk sekedar penangasel perut termasuk menjual anak dan
dirinya sendiri. Dalam sebagian sajaknya, juga maslah ketuhanan dan
keyakinan agama menjadi perhatiannya.
Kecuali yang dimuat dalam hitan atas Putih itu, masih benyak lagi
karangan-karangannya yang belum dibukukan, baik cerpen maupun
sajak. Beberapa buah karangannya yang lebih panjang dari cerpen telah
diterbitkan berupa buku-buku kecil di Surabaya, antaranya 5 Tragedi
(1954), Siksa dan Bayangan (1955), Persetujuan dengan Iblis (1955) dan
Kubur Tak Bertanda (1955). Umumnya nilainya di bawah karangankarangan yang dimuat dalam Hitam atas Putih
mengatakan
bahwa
sastra
Indonesia
sedang
mengemukakan
sebuah
prosaran
yang
diberinya
judul
Jossin
dalam
majalah
mimbar
Indonesia
mengemukakan
2. Sastra Majalah
Sejak tahun 1953 balai pustaka yang sejak jaman sebelum perang
merupakan penerbit utama buat buku-buku sastra, kedudukannya tidak
menentu. Demikian pula penerbit Pustaka Rakyat yang tadinya disamping
balai pustaka merupakan penerbit nasional yang banyak menerbitkan
buku-buku sastra, agaknya terlibat dalam berbagai kesukaran begitu juga
dengan penerbitan buku lainnya seperti pembangunan, dan lainnya.
Maka aktivitas sastra terutama hanya dalam majalah-majalah saja
seperti gelanggang atau siasat, mimbar Indonesia, Zhenit, pujangga baru
dan lain-ain. karena sifat majalah maka karangan-karangan yang
mendapat tempat terutama yang berupa sajak, cerpen dan karangankarangan lain yang tidak begitu panjang. Keadaan seperti itulah yang
menyebabkan lahirnya istilah sastra majalah istilah ini pertama kali
dilontarkan oleh Nugroho Notosusanto yang dimuat dalam majalah
kompas yang dipimpinnya.
Persoalan lahirnya angkatan sesudah Chairil Anwar. Dalam
simposium sastra tahun 1955, Harijadi S. Hartowardoyo memberikan
sebuah prosaran yang berjudul Puisi Indonesia sesudah Chairil Anwar
juga dalam simposium-simposium di Jogyakarta, Solo dan kota-kota lain
ada kecendrungan pikiran untuk menganggap telah lahir suatu angkatan
para pengarang baru yang terasa tidak tepat lagi digolongkan kepada
angakatan Chairil Anwar yang populer dengan nama angkatan 45 itu
dalam simposium sastra yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun
1960 Ajib Rosyidi memberikan sebuah prasaran tentang sumbangan
angkatan
terbaru
sastrawan
Indonesia
kepada
perkembangan
3. Beberapa Pengarang
NUGROHO NOTOSUSANTO
Nugroho Notosusanto terkenal sebagi penulis prosa, terutama
pengarang cerpen. Tidak merasa mendapat kepuasaan dalam menulis
A.A. Navis
A.A. Navis lebih tepat digolongkan kepada angakatan 45. Ia lahir di
Padangpanjang 17 November 1924. Ia baru muncul dalam gelanggang
TRISNOYUWONO
Trisnoyuwono sudah mulai menulis cerpen-cerpen picisan pada
tahun lima puluhan awal. Kumpulan cerpennya yang pertama laki-laki dan
Mesiu (1957) mendapat hadiah sastra nasional dari B.M.K.N. tahun 1957-
IWAN SIMATUPANG
Iwan Simatupang (lahir di Sibolga pada tanggal 18 Januari 1928)
mula-mula menulis sajak, kemudian esai. Cerpen-cerpen dan dramadrama yang ditulisnya, juga roman-romannya, tidaklah terikat oleh logika,
plot dan perwatakan yang biasa. Drama absurd Eugene Ionesco dan lainlainnya yang sesudah Perang Dunia kedua mendapat perhatian yang
besar bukan saja di Eropa. Di antara drama-drama yang sudah
TOHA MOHTAR
Pengarang yang sejak awal tahun lima puluhan produktif menulis
cerpen-cerpen dalam majalah-majalah hiburan (anehnya tak pernah dia
menulis dalam majalah sastra atau kebudayaan!) dengan nama samaran
yang selalu berganti-ganti ialah Toha Mohtar. Ia mengejutkn dunia sastra
Indonesia dengan sebuah roman berjudul pulang (1958). Roman ini
mendapat hadiah sastra nasional B.M.K.N. tahun 1958.
Sebagai roman Pulang sangat sederhana, tetapi justru karena
kesederhanaannya maka ia terasa jernih bening setelah penulis Pulang,
Toha Mohtar menulis pula Daerah Tak Bertuan (1963), sebuah kisah
revolusi yang digali dari pengalaman perjuangan di Surabaya ketika para
pemuda mempertahankannya dari serbuan tentara sekutu. Roman ini
tidaklah menandingi Pulang yang ditulisnya lebih dahulu. Belakangan
terbit pula romannya yang lain yang berjudul Bukan Karena Kau (1968)
dan Kabut Rendah (1968).
SUBAGIO SASTROWARDOJO
Subagio Sastrowardojo lebih dikenal sebagai penyair dan bukunya
yang pertama merupakan kumpulan sajak, yaitu Simphoni (1957).
Cerpen-cerpennya dibukukan dengan judul Kejantanan di Sumbing
(1965).
Cerpennya Perawan Tua sangat menyaran, melukiskan keadaan jiwa
seorang gadis yang karena mau setia kepada kekasihnya yang gugur
dalam pertempuran melawan belanda lalu menghadapi hidupnya yang
sepi. Perawan Tua merupakan salah sebuah prosa terindah yang pernah
ditulis dalam bahasa Indonesia. Sajak Subagio yang belum diterbitkan
sebagai buku antara lain yang termuat dalam naskahnya Daerah
Perbatasan dan Salju.
MOTINGGO BOESJE
Motinggo Boesje lahir di Kupang kota, Lampung tanggal 12
November 1937. Buku yang ditulis dan diterbitkannya berupa romanroman. Ia pun menulis cerpen dan drama. Drama-Drama yang ditulisnya
umumnya berbentuk novela mengikuti cara penulisan drama Utuy T.
Sontani.
Dengan drama pula Motinggo pertama kali menarik perhatian orang
kepadanya. Ketika ia mendapat hadiah dalam sayembara penulisan
drama yang diadakan tahun 1958. Dramanya Malam Jahanam mendapat
hadiah pertama. Drama lainnya yang ditulis kemudian ialah antara lain
Badai Sampai Sore (1962), Nyonya dan Nyonya (1962), Malam Pengantin
di Bukit Kera (1963) dan lain-lain.
Sebelum menulis drama, Motinggo menulis cerpen dan sajak.
Cerpennya kemudian dibukukan antara lain Dalam Keberanian Manusia
(1962), Nasehat Untuk Anakku (1963), Matahari Dalam Kelam (1963) dan
lain-lain.
Kemudan yang secara manakjubkan tak habis-habisnya ditulis
Motinggo ialah roman. Diantaranya Tidak Menyerah (1962) merupakan
cerita menarik yang secara simbolik melukiskan tentang palimo pemburu
tua yang kesepian pantang menyerah kepada harimau tua yang
mengganas di kampungnya. Sejuta Matahari (1963) mengungkapkan
suatu persoalan sosial 1944 (1962) merupakan roman sebuah revolusi.
Masih banyak lagi roman-roman Motinggo yang lain. Misalnya : Dosa Kita
Semua (1963), Tiada Belas Kasihan (sebuah roman pendek, 1963), Batu
Serampok (juga sebuah legenda, 1963), Titisan Dosa di atasnya (1964),
Ahim-Ha, Manusia Sejati (1963), Perempuan itu Bernama barabah (1963),
Dia Musuh Keluarga (1968) dan lain-lain.
Indonesia),
Dua
Manusia
Sepanjang
Bukit
(dalam
novela
sukaduka
cerita
sebuah
rumah
tangga.
4. Beberapa Penyair
TOTO SUDARTO BACHTIAR
Toto Sudarto Bachtiar (lahir di Paliman, Ceribon, tanggal 12 Oktober 1929)
telah mulai mengumumkan sajak-sajaknya sekitar tahun 1950. Sajaknya
yang terkenal Ibukota Senja ditulisnya tahun 1951.
Sebagian besar sajak-sajaknya telah dikumpulkan dan diterbitkan menjadi
dua buah buku, masing-masing berjudul Suara (1956) dan Etsa (1958).
Kumpulan sajak 1950-1955 telah menyebabkan penyairnya mendapat
hadiah sastra nasional dari BMKN sebagai penyair terbaik tahun 19551956.
Sebagai penyair ia senantiasa merindukan kemerdekaan yang disebutnya
tanah air dan laut semua suara dan tanah air penyair dan pengembara.
TENTANG KEMERDEKAAN
Dalam sajaknya yang berjudul Keterangan ia merasa perlu memberi
penjelasan kepada H.B. Jassin kritikus sastra terkemuka, bahwa kuburan
penyair Hanyalah nisan kata-katanya selama ini/Tentang mimpi, tentang
dunia sebelum kau tidur,..., tulisannya hanya nasib jari yang lemah...
Tanpa merasa tahu tentang apa/Dia menyeret langkahnya/Sampai di
mana dia akan tiba/Tetapi dengan jari kakinya ditulisnya sebuah sajak.
Kepada Chairil Anwar ia merasa perlu membuat pernyataan ; Aku makin
menjauh/dari
tempatmu
berkata
kesekian
kali/Laut-laut
makin
Maria
Rilke,
Ernest
Hemingway
dan
lain-lain.
WS. RENDRA
Nama lengkapnya Wilibrodus Surendra Broto (lahir di Solo tanggal 7
Nopember 1935) ialah penyair Indonesia terpenting pada masa ini.
Sajak-sajaknya yang permulaan, tampak pengaruh nyanyian-nyanyian
dolanan kanak-kanak Jawa dan pengaruh penyair Spanyol Federico
RAMADHAN KH
Lengkapnya Ramadhan Kartahadimadja lahir di Bandung 16 Maret 1927,
baru tampi namanya sebagai penulis sekitar tahun 1952. Mula-mula
menulis cerpen, kemudian menulis sajak. Ia pun seorang penerjemah
yang telah berjasa memperkenalkan sajak-sajak dan drama-drama
Federico Garcia lorca ke dalam bahasa Idonesia yang diterjemahkannya
dari bahasa Spanyol. Karya-karya penting lorca sudah diterjemahkannya
semua. Yang sudah terbit dramanya Yerman saja (1959). Yang lain-lain
diumumkan dalam majalah saja, antaranya drama Rumah Bernada Alba
dalam majalah Indonesia dan buku-buku sajak-sajak Lorca terpenting
seperti Cancioes dan Romancero Gitano.
Sajaknya sendiri ditulisnya ketika ia baru pulang dari Spanyol, dan
dibukukan dengan judul Priangan Si Jelita (1958). Untuk buku itu ia
mendapat hadiah sastra nasional dari B.K.M.N. tahun 1957-1958 untuk
puisi.
DENDANG SAYANG
I
Di Cikajang ada gunung
Lembah lenggang nyobek hati,
Bintang pahlawan di dada,
KIRDJOMULJO
Kirdjomuljo (lahir di Yogyakarta tahun 1930) ialah salah seorang
penyair Indonesia yang banyak sekali menulis sajak. Tahun 1953-1956
banyak di antaranya yang dimuat dalam majalah-majalah. Tahun 1955
terbit buku kumpulan sajaknya berjudul Romance Perjalan I. Romance
Perjalanan jilid-jilid selanjutnya tidak pernah terbit, meskipun kono
naskahnya sudah disiapkan penyairnya.
Kirdjomuljo juga menulis banyak drama. Yang pernah terbit menjadi
buku hanya satu yaitu yang berjudul Nona Maryam yang diterbitkan
dalam satu jilid dengan drama buah tangan W.S. Rendra berjudul Orangorang di Tikungan Jalanan (1955). Dua tiga buah lagi pernah dimuat
dalam majalah Budaya Yogyakarta, diantaranya Penggali Intan (1957).
Belakangan ini Kirdjomuljo pun ada menulis cerpen dan roman,
yang sudah terbit berjudul Cahaya di Mata Emi (1968) dan di Saat
Rambutnya Terurai (1968) yang sangat lamban benar gayanya.
Surachman R.M. (lahir di Cibatu, garut, 19 September 1936) sajaksajaknya menunjukkan perhatian yang besar terhadap masalah-masalah
sosial. Ia terkenal pula sebagai penulis yang banyak menulis sajak dalam
bahasa daerahnya, bahasa Sunda. Kumpulan sajaknya berbahasa Sunda
telah terbit berjudul Surat Kayas (1968).
IBU
teduh tanjung wangi jadi pusat rindu
teduh ibu perbawa pantang menundung
jika di dunia cumalah ibu dan bapa
akan bisa kukuasai seluruh jagat raya
5. Drama
Setelah beberapa tahun lamanya penulisan drama Indonesia hampirhampir hanya mengenal Utuy. T. Sontani sebagai tokoh tunggal,
NASJAH DJAMIN
Nasjah Djamin lahir di Medan tahun 1924, tetapi hidupnya kebanyakan
dihabiskannya di Yogya. Meski ia sudah mulai menulis (sajak) pada awal
revolusi fisik, namun sampai awal tahun 50-an ia lebih banyak
mencurahkan perhatiannya kepada seni lukis dari pada sebagai penulis.
Drama Sekelumit Nyanyian Sunda kemudian diterbitkan bersama dengan
dramanya Titik-titik Hitam dengan judul Sekelumit Nyanyian Sunda
(1964). Drama lain yang ditulisnya berjudul/Jembatan Gondolayu (dimuat
dalam majalah Budaya) Sekelumit Nyanyian Sunda asalnya merupakan
sebuah cerpen yang kemudian dikerjakan menjadi drama dan dibukukan
tahun 1962 dengan judul yang sama. Kumpulan cerpennya yang lain
berjudul Dibawah Kaki Pak Dirman (1967). Dalam cerpennya Nasjah
banyak bertindak sebagai juru bicara kesenian dan seniman modern yang
hidup
Bohemien
dan
menimbulkan
berbagai
ketegangan
dengan
komidi
ini
merupakan
sebuah
sindiran
terhadap
Bentuk Karya Sastra lama berupa puisi yang terikat seperti syair,
pantun, hikayat, mite, legenda, dongen.
F. FUNGSI SASTRA.
Banyakfungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara
lain sebagai berikit.
1.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang
termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban
dengan
perkembangan
masyarakat
akan
tepat
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku.
Badudu, J.S (1981). Sari kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka
prima.
Depdikbd (1974). Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
_________(1979). Bahasa Indonesia SMU. Jakarta : Balai pustaka