Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan
bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik,
gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun
periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik
biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama
suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).
Nada
Nada adalah bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tunggal tertentu.
Dalam teori musik, setiap nada memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut
frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada
patokan. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya
tersebut. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Perbedaan tala antara
dua nada disebut sebagai interval. Nada dalam teori musik diatonis barat
diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada
C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan
Kadensa : suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah
kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup
(sementara) melodi tersebut.
Psikologis (kejiwaan ).
Karya music dapat memengaruhi jiwa manusia, mampu membangkitkan semangat atau
melemahkan semangat, misalnya pada lagu lagu perjuangan dan kebangsaan.
b.
Pedagogis(Pendidikan).
Karay music daapt dipakai dan sangat penting dipaki sebagai perantara di dalam
pendidikan, misalnya lagu kanak-kanak dan anak-anak.
c.
Sosiologis
Musik oleh manusia dipakai sebagai kawan yang dapat membantu atau sebagai perantara
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya lagu bekerja, untuk keagamaan, iringan tari,
drama, film, peragaan pakaian, pengobatan, pesta, acara di radio dan tv, politik.
d.
Kultural (kebudayaan).
Musik merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia. Musik dapat merupakan suatu
hasil kebudayaan yang mempunyai nilai seni yang tinggi.
e.
Historis (Sejarah).
Di dalam tingkatan (nilai) perkembangan peradaban manusia, music pun tidak
ketinggalan di dalam keikutsertaan untuk menentukan tingkatan peradaban manusia pada
umumnya. Jadi, karya musik merupakan salah satu tiang/unsur di dalam menegakkan
sejarah manusia.
TEKNIK DAN GAYA MENYANYI LAGU DAERAH
Lagu-lagu daerah biasanya diiringi dengan seperangkat alat musik daerah yang
sering disebut dengan karawitan.Istilah karawitan menunjuk pada seperangkat alat musik
tradisional secara lengkap secara orkestra.Seringkali seorang pemain/seniman ahli
karawitan menambah/mengurangi komposisi karawitan yang dimainkan,begitu juga
beberapa gaya.Pada musik karawitan Betawi gaya dalam gambang kromong disebut liaw
sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah tertentu.
Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarika dan
dikembangkan.Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan
dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi dimana lagu
tersebut harus dinyanyikan.
Komposisi karawitan dapat mengembangkan perbedaan-perbedaan dari sebuah
wilayah dengan wilayah lainnya sepanjang waktu.Inilah yang menyebabkan munculnya
gaya yang berbeda-beda.Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang
dihasilkan dari beberapa kondisi :
1. Gaya lokal Karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan
daerah lainnya.Pada isu globalisasi kemudian disebut sebagai entitas lokal genius.
2. Gaya Individual Tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta lagu-lagu yang
TEKNIK VOKAL
Teknik Vokal, Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya,
suara manusia juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi,
resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.
a. Intonasi
Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang penyanyi
karena tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada), suara yang dihasilkan
menjadi sumbang dan tidak merdu. Istilah intonasi mempunyai pengertian yang berbeda
apabila diterapkan dalam bahasa atau seni vokal. Namun, sebenarnya saling mendukung
dan memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi seorang penyanyi, musisi, dan
komponis. Banyak suku kata yang memiliki teknik pengucapan tersendiri.
Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata. Intonasi
mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan
suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan intonasi yang baik, coba
nyanyikan nada-nada berikut secara berulang. Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan
dengan cara menyanyikan nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah
menyanyikan lagu dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan
cara disambung. Adapun langkah-langkah berlatih kelenturan
adalah sebagai berikut.
a) Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.
b) Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.
c) Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke nada tinggi
dengan artikulasi na, ka, la, dan ra.
Contohnya:
Sikap badan yang benar akan membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai
pendorong utama produksi suara. Sikap yang baik, antara lain
a) kepala harus tegak, pandangan ke depan;
b) tulang punggung lurus;
c) dada sedikit membusung;
d) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.
2) Posisi Mulut
Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan
posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut.
a) Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips) sehingga suara yang
ke luar tidak lemah dan bulat.
b) Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibir sebelah atas.
c) Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supaya kekuatan suara tidak
berkurang.
d) Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang ke luar menjadi jelas
dan lantang.
e) Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup lubang yang menuju
ke rongga hidung.
f) Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap mendatar, sedangkan
ujung lidah menyinggung gigi seri sebelah bawah.
Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang dihasilkan
menjadi pekak, lemah, dan tidak nyaring.
3) Latihan Vokalisis
Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa
latihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi hurufhuruf hidup. Tujuan latihan vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf
vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi
bulat, merdu, dan indah.
Perhatian!
a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung sehingga rongga
dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.
b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secara bertahap.
c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis (sis ... sis ...).
Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.
e. Pembawaan
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah
ketepatan dalam menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsurunsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan
kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan klimaks lagu.
Provinsi
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Kepri
Lagu Daerah
Provinsi
Bungong Jeumpa, Lembah Alas,
Piso Surit, Seulanga, SepakatNTB
Segenap
Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala
Le Pongpong, Bungo Bangso,
Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi,
Madekdek Magambiri, Mariam
NTT
Tomong, Nasonang Dohita Nadua,
Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga
Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing
So, Tapian Nauli
Ayam Den Lapeh, Barek Solok,
Dayung Palinggam, Kambanglah
Bungo, Kampuang Nan Jauh Di
Mato, Ka Parak Tingga, MalamKalbar
Baiko, Kampuang nan Jauh di
Mato, Indang Sungai Garinggiang,
Rang Talu
Soleram, Kebangkitan Melayu,
Tanjung Katung, Bungo Cempako,
Lancang
kuning,
Langgam
Melayu, Ayam Putih Pungguk,
Makan Sirih, Uyang Bagan TakKalteng
Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku
Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri
Tujuh, Dedap Durhaka, Kutang
Barendo.
Pak Ngah Balek
Kalsel
Lagu Daerah
Helele U Ala De Teang, Moree, OrlenOrlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana, Tutu
Koda
Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin,
Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do
Hawu, Bolelebo, Desaku, Lewo Ro Piring
Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila
Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong
Bebek Angsa, Orere, O Nina Noi, Lereng
Wutun,
Barantai,
Indung-Indung.
Esa Mokan, Gadis Taruna, Si Patokaan, O
Ina Ni Keke, Sitara Tillo, Tahanusangkara
dan Tan Mahurang.
Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
Tondok Kadadingku, Tope Gugu
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Bali
Angin
Mamiri,
Pakarena,
Sulawesi
Parasanganta, Ma Rencong, Ammac Ciang,
Sulsel
Anak Kukang, Ati Raja, Battibatti,
Ganrang
Ambon Manise, Ayo Mama, Buka Pintu,
Burung Kakatua, Burung Tantina, GoroBubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es
Goro Ne, Gunung Salahatu, Hela Rotan,
Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk
Huhatee, Lembe-lembe, Mande-mande,
Dadali, Panon Hideung, PeuyeumMaluku Naik-Naik Ke Puncak Gunung, Nona
Bandung, Pileuleuyan, Tokecang,
Manis Siapa Yang Punya, O Ulate, Ole
Sintren
Sioh, Rasa Sayange, Sarinande, Saule,
Sayang Kene, Tanase dan Waktu Hujan
Sore-sore.
Gambang Suling, Gek Kepriye,
Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jaranan,
Malut
Yon Batane, Leng Kali Leng, Togal
Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing
Tawang Ono Lintang,
Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora
Papua
Apuse, Yamko Rambe Yamko, Sajojo
Jamu, Te Kate Dipanah.
Keraban Sape, Jamuran, Kidang
Talun, Lindri, Tanduk Majeng.
Cublak-Cublak
Suweng,
GaiP. Barat
E mambo simbo
Bintang,
Kembang
Malathe,
Padhang Wulan
Mejangeran, Ratu Anom, Dewa
ayu, Janger, Macepet Cepetan,
Meyong-Meyong, Ngusak Asik,
dan Puteri Ayu
Dayung Sampan, Ibu, dan Jereh
Bu Guru.