Anda di halaman 1dari 17

DIKTAT MPKT SENI MUSIK & VOKAL

Disusun oleh:
Aditya Pradana Setiadi
Mira Oktaviana Whisnu Wardhani











UNIVERSITAS INDONESIA
2009


Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
1
DAFTAR ISI


Unsur-Unsur Pembentuk Gaya Musik ...................................... 2

Medieval ..................................................................... 4

Renaissance ................................................................. 6

Barok ........................................................................ 8

Klasik ........................................................................ 10

Romantik .................................................................... 11

Modern & Modern II ......................................................... 12

Modern Avant Garde ...................................................... 13

Musik Tradisi Barat dan Perkembangannya di Indonesia ................. 14

Musik Sub-Culture ........................................................... 15

Referensi ..................................................................... 16










Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
2
PENGANTAR APRESIASI MUSIK

UNSUR-UNSUR PEMBENTUK GAYA MUSIK
MUSIK terbentuk dari kombinasi berbagai unsur, dan GAYA MUSIK (music style) berarti
cara-cara tertentu dalam memakai dan mengkombinasikan unsur-unsur tersebut.
Contoh/ilustrasi mengenai gaya musik yang berbeda antar daerah/negara, antar
periode waktu (era), antar komponis, dsb.

Unsur-unsur pembentuk gaya musik:
1. SUARA
Umumnya berupa NADA. Nada tersusun/terangkai menjadi MELODI.
Contoh: Perubahan konsep suara dalam berbagai Era, ada musik yang
didominasi oleh melodi dan ada yang tidak.

2. RITME
Musik dalam satuan waktu: irama, birama, tempo
Contoh: birama majemuk, tanpa birama,/pulsasi tidak jelas, tempo rubato, dll.

3. DINAMIK
Tingkat/derajat (Degrees) bunyi keras atau lembut dalam suatu karya musik.
Contoh: piano (p) = lembut; forte (f) = keras/nyaring

4. HARMONI
Harmoni: penyusunan akord. Akord adalah kombinasi dari tiga (atau lebih) nada
yang dibunyikan secara bersamaan.
Contoh: fungsi akord, perubahan konsep akord (dissonan?)

5. TEKSTUR
Jumlah dan susunan alur suara (voice/line) dalam musik, yaitu Monofoni,
Homofoni, Polifoni.

6. FORM/BENTUK
Penyusunan ide/motif/tema dalam struktur tertentu.
Contoh: Bentuk A B (binary), A B A (ternary), A B A C A (rondo)

Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
3

7. MEDIA
Sarana penyampaian musik
- Vokal: solo, paduan suara
- Instrumental: solo, orkestra, apa saja instrumennya

Dalam Apresiasi Musik, dipelajari bermacam-macam GAYA MUSIK.
Untuk memahami suatu gaya musik dan perubahan-perubahan dalam gaya musik perlu
dipelajari juga latar belakang penciptaan musik tersebut: bagaimana kondisi politik,
ekonomi, sosial, budaya, tatanan masyarakat, pola pikir masyarakat, fungsi musik
dalam masyarakat, riwayat komponis, dsb.

Berdasarkan perbedaan GAYA MUSIK-nya, sejarah musik (Barat) umumnya dibagi dalam
beberapa ERA:

- MEDIEVAL / Abad Pertengahan (450 1450)
- RENAISSANCE / Renaisans (1450 1600)
- BAROQUE / Barok (1600 1750)
- CLASSIC / Klasik (1750 1820)
- ROMANTIC / Romantik (1820 1900)
- MODERN (1900 )














Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
4
MEDIEVAL
(450 1450)

Diawali jatuhnya Kekaisaran Romawi, perang antar suku, migrasi besar-besaran. Diikuti
fase terbentuknya kota, negara, dan makin kuatnya kedudukan Gereja dalam
kehidupan masyarakat Eropa (dominasi Gereja).
Musik Gereja menjadi dasar perkembangan art music pada masa-masa selanjutnya.

A. MONOPHONY
Mayoritas adalah musik VOKAL. Instrumentasi biasanya hanya satu alur melodi.

GREGORIAN CHANT (Nyanyian Gregorian)
Jenis yang paling menonjol.
Diciptakan oleh para biarawan/pendeta gereja, awalnya hanya dinyanyikan oleh laki-
laki saja, tanpa instrument.
Paus Gregorius I berjasa mengumpulkan Chant tersebut dan membuat standarisasi
liturgi.

CIRI-CIRI
Teks religius berbahasa Latin.
Tonalitas: memakai modus gereja (dorian, phyrgian, lydian, mixolydian, dsb.)
Ritme, tempo, dinamik, kalimat: ditentukan oleh tekanan/bobot kata pada teks lagu.
Mula-mula disebarkan secara lisan. Sejalan dengan perkembangan dan standarisasi
oleh gereja, Gregorian Chant ini mulai dinotasikan.
Notasinya: Notasi NEUMATIC (neume = simbol), terdiri dari 4 paranada, ada
neume tunggal (simple) dan ganda (compound).
Belum mengenal nilai not dan tanda birama.
Belum ada standarisasi frekuensi nada, lagu yang sama bisa dinyanyikan pada pitch
yang berbeda.
Listening: Gregorian Chant
Alleluia, beatus qui suffert




Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
5
B. AWAL PERKEMBANGAN POLYPHONY
Adanya ORGANUM
Berkembang sekitar abad 8, berupa pengembangan Gregorian Chant.

ARS ANTIQUA (1160 1320)
Abad 12 Paris menjadi panutan budaya di Eropa. Sekelompok musisi di Paris dan
sekitarnya aktif memproduksi musik-musik polifoni, terutama untuk liturgi di Katedral
Notre Dame, Paris.
Komposisi mereka berciri:
- Memakai modus ritmik (rhytmic modes) ternary
- Mulai terasa ada beat/irama
- Notasi = ligature
Kelompok tersebut disebut The Notre Dame School/The Parisian School.
Tokohnya adalah Leonin dan Perotin.

Mulai 1250 ada kecenderungan/trend baru dalam penulisan musik polifoni, yaitu
pemakaian teks yang dikombinasikan antara bahasa setempat (non-Latin) dan bahasa
Latin (politekstual). Komposisi seperti ini umumnya dikenal dengan nama MOTET.
Pada akhir Ars Antiqua ada kecenderungan untuk memakai teks sekular/ non religius.

ARS NOVA (1315 1375)
Pusatnya di Paris. Ciri-cirinya antara lain adalah ritme yang lebih kompleks, dan sudah
mengenal pembagian binary (1 ketuk dibagi 2). Selain itu mulai banyak komposisi
sekular. Tokohnya antara lain: Guillaume de Machaut.

Selain di Paris, di Itali mulai berkembang polifoni sekular (madrigal). Tokohnya antara
lain adalah Francesco Landini.








Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
6
RENAISSANCE
(1450 1600)


Kekuasaan Gereja Katolik berkurang.
Reformasi Gereja oleh Martin Luther (Jerman)
Humanisme
Manusia universal Leonardo da Vinci

Penemuan percetakan oleh Johannes Guttenberg. Musik dicetak untuk pertama
kalinya. Buku musik mulai dinikmati secara luas, tidak hanya di kalangan bangsawan
(aristokrat) atau kalangan terpelajar (scholars) saja.

Karakteristik musik Renaissance:
- Mulai memikirkan efek akord/harmoni (vertical line)
- Tekstur polifoni, setiap suara sama pentingnya
- Jumlah suara dan range bertambah, musik vokal pada umumya SATB
- Register bass dipakai untuk pertama kalinya, sehingga harmoni lebih kaya
- Tonalitas: mulai mengenal Mayor dan Minor
- Notasi: sudah ada nilai not
- Musik untuk paduan suara umumnya acapella (zaman ini adalah zaman emas
acapella)
- Peranan instrumen mulai berkembang
- Mulai ada emosi/ekspresi melalui Word Painting.

Jenis-jenis musik vokal Renaissance:
A. Religius:
- MOTET, komposisi untuk paduan suara, dominan polifonik, teks religius,
berbahasa Latin, hanya terdiri dari 1 movement
- MISSA, mirip Motet tapi terdiri dari beberapa movement (bagian).
Susunan standar: Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus, Agnus Dei
- CHORALE, efek reformasi gereja. Biasanya dipakai di gereja non-Katolik
(Protestan). Awalnya berupa Hymne Jerman yang diaransemen untuk
paduan suara.

Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
7
B. Sekular:
- Madrigal (Italia dan Inggris)
- Nyanyian solo dengan iringan (umumnya diiringi Lute). Disebut juga Lute
Song/Ayre.

Komponis yang terkenal di zaman ini antara lain adalah:
- Johannes Ockeghem - Giovanni Pierluigi da Palestrina
- Jacob Obrecht - William Byrd
- Josquin de Prez - John Dowland
- Orlando de Lassus - Guillaume Dufay
- William Mundy - Christopher Tye



Listening:
- Guillaume Dufay: Supremum est mortalibus bonum (Missa Lhomme arme)
- Christopher Tye: Omnes Gentes & Peccavimus (Motet)
- Ludwig Senfl: Ich armes Kutzlein kleine (Choral)


















Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
8
BAROK
(1600 1750)

Perkembangan pitch, sudah mulai ada standar frekuensi nada.
Perkembangan instrumen.
Adanya patron dalam musik.

Karakteristik:
- Mulai ada dinamik (terraced dynamic), ada kontras suara
- Tekstur: Polifoni, dimana semua suara sama penting
- Tonalitas: Mengenal tangganada Mayor dan Minor
- Motif irama dan melodi berulang sepanjang komposisi (Sequence)
- Mulai ada unsur emosi/ekspresi, pada karya vokal penulisan musik sesuai kata-kata
- Harmoni lebih berkembang dan lebih kompleks
- Orkestra mulai berkembang, terutama alat gesek (strings) sebagai inti
- Sudah mulai ada tanda tempo, tanda mula, tanda dinamik (control dari komposer)
- Karya-karya penuh dengan ornamentasi (zaman itu dianggap untuk memperindah)

Jenis-jenis musik vokal:
OPERA
Drama yang ditampilkan dalam bentuk musik dan akting. Lahirnya di Italia, dengan
Opera Orfeo karya Claudio Monteverdi yang dianggap sebagai opera pertama.
Bel canto teknik menyanyi indah
Aria Nyanyian opera yang melodius
Recitative Style menyanyi yang menirukan orang berbicara
Libretto naskah opera (Librettist: penulis naskah opera)

ORATORIO
Komposisi (religius) untuk paduan suara, memiliki alur cerita, tetapi tanpa akting.
Biasanya ada narator untuk menyambungkan setiap adegan dalam bentuk recitative.
Contoh: St. Matthew Passion (Kisah Sengsara Jesus menurut St. Mateus) karya J.S.
Bach
Komponis era Barok yang terkenal:


Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
9
Claudio Monteverdi (1567 1643), Itali
Transisi dari Renaissance ke Barok. Opera Orfeo ciptaannya termasuk opera pertama
yang pernah ada. Ia juga membuat Madrigal yang sangat beragam.

Listening: Io mi son giovinetta (Madrigal, book IV)

Johann Sebastian Bach (1685 1750), Jerman
Semua karyanya ia buat dengan spirit religius. Sering mengakhiri karyanya dengan
S.D.G. (Soli Deo Gloria).
Membuat semua macam jenis karya, kecuali opera. Sangat terkenal dalam mengolah
Chorale untuk Gereja Protestan.
Ia merupakan court-musician di Weimar, kemudian menjadi Kappelmeister di Coethen,
dan Music Director di Leipzig.

Listening: Wir setzen und mit Trnen nieder (from St. Matthew Passion)

George Frederic Handel (1685 1759), Jerman
Banyak berkeliling ke berbagai negara, akhirnya 1712 menetap di Inggris dan menjadi
court-musician disana. Ia banyak membuat opera hingga 1741 (banyak dalam bahasa
Italia), kemudian Oratorio.
Oratorio yang sangat terkenal: Messiah (yang ada koor Halelujah), dan Judas
Maccabeus. Keduanya dalam bahasa Inggris. Handel terkenal sangat mahir dalam
pemakaian dan pengolahan chorus.

Listening:
- Zadok the Priest (Coronation Anthem)
- Let the Bright Seraphim (from opera Samson)









Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
10
KLASIK
(1750 1820)

Didahului oleh era perpindahan dari Barok ke Klasik (Pre-Classical) yang berlangsung
hingga 1770:
- Kebebasan dari pengaruh gereja, ada otonomi pada kerajaan atau sosok perorangan
- Pengaruh percetakan pada publikasi karya-karya musik
- Kaum menengah mulai dapat belajar seni, termasuk membaca karya sastra
- Konser untuk publik mulai diadakan secara rutin
- Mulai ada majalah musik yang memuat info, kritik tentang musik
- Style pada zaman ini merupakan reaksi terhadap gaya Barok yang dianggap rumit
- Pusat kesenian pindah dari gereja ke Salon (tempat minum/kumpul)

Komposer di era Klasik lebih bereksperimen dengan orkestra dan musik instrumental
lainnya, seperti piano. Secara umum, musik koor kurang begitu diperhatikan.
Di era Klasik, hanya terdapat beberapa karya koor yang terkenal, antara lain adalah:
- Joseph Haydn (1732 1809): Oratorio The Seasons dan The Creation
- Wolfgang Amadeus Mozart (1756 1791): Missa Requiem (unfinished)
- Ludwig van Beethoven (1770 1827): Missa Solemnis dan Symphony no. 9

Listening Mozart Requiem Mass:
- Requiem Aeternam (Beristirahat dalam damai)
- Kyrie eleison (Tuhan ampunilah kami)
- Dies Irae (Hari Kemarahan)
- Tuba mirum (Suara sangkakala)
- Rex Tremendae (Raja yang Agung)
- Lacrimosa (Menitikkan air mata)

Di era ini opera juga berkembang dengan pesat, terutama karya Mozart. Beberapa
operanya mengadopsi teknik menyanyi coloratura, yakni teknik menyanyi yang
mengedepankan kehebatan dan akrobat vokal (virtuositas) dari penyanyinya.

Listening: Der hlle Rache from Die Zauberflte




Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
11
ROMANTIK
(1820 1900)


Karakteristik:
- Harmoni lebih kaya
- Tone color lebih ekspresif dan beragam
- Range dinamik lebih luas
- Tempo lebih fleksibel: rubato, tanda-tanda accelerando, ritardando, dsb.
- Tanda ekspresi dan dinamik ditulis secara lebih rinci

Pada era Romantik banyak sacred music berupa chorus yang dibawa keluar dari Gereja
dan ditampilkan di gedung-gedung pertunjukan. Beberapa diantaranya bahkan tidak
cocok untuk ditampilkan di dalam gereja, seperti misalnya Requiem karya Giuseppe
Verdi yang sifatnya sangat operatik dan terlalu grand untuk dibawakan di gereja.
Oratorio masih tetap dikembangkan, seperti Elijah karya Felix Mendelssohn.

Listening: Mendelssohn Jagdlied op 83 no 4

ART SONG
Nyanyian solo dengan iringan, perkembangan dari Lieder yang dipelopori oleh
Schubert. Teksnya diambil dari puisi-puisi karya pujangga terkenal (misalnya Goethe).
Melodi benar-benar menyatu dengan tekanan kata pada puisi/lirik. Iringannya yang
utama adalah piano. Antara nyanyian dan iringan saling menjalin membentuk suatu
kesatuan.

Komponis yang terkenal sebagai pencipta Art Song antara lain:
- Franz Schubert - Robert Schumann
- Felix Mendelssohn - Johannes Brahms

Listening: Gabriel Faur Aprs un reve




Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
12
MODERN

Terjadi perkembangan radikal dalam science dan seni.
Lintas informasi dan lintas budaya menghasilkan corak musik yang sangat beragam
(Age of musical diversity). Sumber inspirasinya sangat beragam, mulai dari musik folk,
pop, jazz, berbagai style dari era terdahulu, dll.
Sebagaimana genre musik lain, choral music juga menjadi eksprerimen bagi komposer
era Modern.

Listening: Selection from Broadway Musical


MUSIK MODERN II
Sedjak 1950

Sejak World War II manusia hidup serba instan, teknologi sangat mempengaruhi
kehidupan. Dalam dunia musik juga seperti itu, gaya serta cara yang dianut sangat
beragam namun juga cepat berubah, mulai dari yang tradisional/konvensional hingga
yang kontemporer (avant garde).

Pemakaian SUARA dalam arti luas/bebas. Suara tidak lagi harus berupa nada. Suara
manusia dieksploitasi tidak hanya nyanyi tapi segala kemungkinan bunyi yang
ditimbulkan oleh mulut.
Di Indonesia misalnya Slamet Abdul Syukur dengan Tetabeuhan dan Uwek-uwek

Listening:
- Karlheinz Stockhausen: Kontakte (for electronic sounds, piano, percussion)
- Krzysztov Penderecki: Threnody for the Victims of Hiroshima
- Krzysztov Penderecki: Canticum Canticorum Salomonis (choir)
- Tony Prabowo: Tentang Pantai dan Doa Persembunyian
- Iskandar: Kisah Mawar di Malam Hari (Pranawengrum Katamsi, soprano)
- Mochtar Embut: Setitik Embun (Pranawengrum Katamsi, soprano)





Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
13
SUPLEMEN (oleh Mira Wardhani)

Era Modern/ Avant Garde
(1950 sekarang)

Menjelang perang dunia kedua terjadi perubahan, yang menurut Dieter Mack disebut
sebagai perubahan paradigma dalam musik. Perubahan ini, terutama terjadi dari sisi
tonalitas yang di pelopori oleh Arnold Schoenberg dan ritme, yang digagas oleh
Stravinsky.

Inovasi ekstrim yang dilakukan oleh komposer yang sejaman dengan Igor Stravinsky dan
Arnold Schoenberg, lazim dilakukan oleh komposer Jerman, mengingat latar belakang
sosial politik di Jerman ketika itu.

Perubahan berkesenian dalam konteks seni musik, tidak hanya sebatas ritme dan
tonalitas, serta latar belakang penciptaan musik tersebut, namun dipengaruhi pula
oleh kemajuan teknologi.

Selanjutnya setelah perang dunia kedua, mulai muncul aliran-aliran serialisme
(Karlhein Stockhausen, Pierre Boulez, Luigi Nono, etc), musik elektronik (Arnold
Walter, Harvey Olnick, dan Myron Schaeffer, etc), Kasus Oliver Messiaen, aliran
eksperimental (Heinz Holliger, Bryan Ferneyhough, etc), dan munculnya interaksi
musik antar negara yang memunculkan aliran World music dan New Age.

Era ini juga ditandai dengan kelahiran dan kemunculan aliran Rock n Roll (Elvis
Presley), pop (The Beatles), rock (Jimi Hendrix, The Doors, Pink Floyd, Deep Purple,
Queen, etc) juga merupakan awal perkembangan musik industri.

Listening:
-3 Klavierstcke op. 11 (A. Schoenberg)
- The Rite of Spring (Igor Stravinsky)
- Sonata Piano No.1 (Pierre Boulez)
- Tabuh-tabuhan (Colin McPhee)
- Lagu-lagu karya The Beatles, Jimi Hendrix, etc


Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
14
Seiring dengan maraknya industri film, setelah perang dunia kedua, muncullah
komposer-komposer yang karya-karyanya diperuntukkan untuk music scorring, music
theme dari sebuah film. Komposer-komposer tersebut diantaranya: John William,
James Horner, Ennio Morricone, Philip Glass, Tan Dun, etc.

Listening:
- OST Star Wars, OST Home Alone, etc Theme (John William)
- Cinema Paradiso (Ennio Morricone)



MUSIK TRADISI BARAT DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Pada bahasan mengenai topik diatas akan diawali dengan sisi historis persentuhan
musik-musik etnis di Indonesia dengan Barat, yang kemudian melahirkan jenis musik
keroncong, tanjidor, etc. Juga akan sedikit disinggung mengenai komposer-komposer
Indonesia yang berkarya pada periode Hindia Belanda (awal tahun 1900-an),
diantaranya adalah Soerjopoetro, dengan karyanya Rarjwo Sarojo.

Persentuhan dengan musik tradisi Barat, kemudian mulai berkembang pada era
pergerakan nasional (1928), penjajahan Jepang, revolusi fisik (1945-1950), hingga
akhir dari tahun 1950-an. Pada saat itu selain merupakan era penciptaan lagu
kebangsaan Indonesia Raya oleh WR. Soepratman (1928), era tersebut melahirkan lagu-
lagu Perjuangan. Komposer-komposer pada saat itu selain WR. Supratman adalah
Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, Liberty Manik, Koesbini, etc.

Setelah era 1950-an, banyak jenis musik yang dipengaruhi oleh tradisi Barat,
berkembang di Indonesia. Jenis musik tersebut dikategorikan oleh Dieter Mack,
diantaranya sebagai berikut:
1. Musik baru dalam idiom tradisi barat. Komposer dalam kategori ini diantaranya
adalah: Amir Pasaribu, Mochtar Embut, Binsar Sitompul, FX Soetopo, Liberty
Manik, Trisutji Kamal, Jazeed Djamin, Marusya Nainggolan, Jaya Suprana.
2. Musik baru yang bersumber dari unsur etnis. Musisi pada kategori ini
diantaranya adalah Rahayu Supanggah, Suka Hardjana.

Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
15
3. Musik Baru yang berlatar belakang budaya Indonesia dan budaya Barat.
Komposer yang membuat komposisi pada kategori ini, diantaranya: Slamet
Abdul Sjukur, Sapto Rahardjo, Franki Raden, IGN Wiryawan Budhiana (Budhi
Ngurah), etc.
4. Musik yang bertolak dari suatu estetika musik kontemporer barat (Otto
Sidharta, Tony Prabowo, etc)
5. Musik Populer yang berasal dari proses akulturasi berbagai tradisi (keroncong
dan dangdut)
6. Musik Pop, rock dan jazz

Listening:
- Amir Pasaribu: Tari Bali
- Jazeed Djamin: Nyi Ronggeng
- Slamet Abdul Sjukur: Tetabeuhan Sungut
- Budhi Ngurah: Kinanthi
- Musik-musik karya Luluk Purwanto, Rhoma Irama, Koes Plus Iwan Fals, God Bless, etc


MUSIK-MUSIK SUB-CULTURE

Aliran yang merepresentasikan Sub-culture diantaranya adalah Punk. Punk lahir sekitar
tahun 1974-1976, sebagai reaksi, kritik dan protes, terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat ketika itu, juga kerap menyuarakan kaum-kaum marginal dan kaum muda
yang menginginkan perubahan. Maka tidak heran musik Punk, kerap diidentikkan
dengan istilah musik anti kemapanan. Musik yang memiliki spirit yang kurang lebih
sama adalah Heavy Metal, rap, hip-hop dan Underground.

Listening:
Led Zeppelin, Black Sabbath, Green Day, Children of Bodom, Off Spring, Eminem,
Mbah Surip, etc.











Ratna Arumasari Katamsi, Aditya Pradana Setiadi, Mira Oktaviana Whisnu Wardhani
MPKT Seni Musik & Vokal, Universitas Indonesia, 2009
16
REFERENSI

Downes, Cindy. Music Appreciation (2004). Diakses dari:
http://www.oklahomahomeschool.com/musicApprHSU.html

Jenks, Chris. Sub Culture. UK: Sage Pub, 2005.

Kamien, Roger. Music: An Appreciation (9
th
Edition). USA: McGraw-Hill Higher Education, 2008.

Katamsi, Ratna Arumasari. Diktat Sejarah Musik I & II. SM-YPM, 2009.

Mack, Dieter. Sejarah Musik Jilid 4 dan 5. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1995.

McNeill. Rhoderick. Sejarah Musik (Jilid 1 dan 2). Jakarta: Gunung Mulia, 1998.

Panola College. Course Syllabus: Music Appreciation. Diakses dari:
http://legacy.panola.edu/syllabi/MUSI/MUSI%201306.pdf

Perlman, Marc. The Traditional Javanese Performing Arts in The Twilight of The New Order:
Two Letters From Solo, Indonesia Journal Vol. 68, USA: Cornell University, Oktober
1999.

Saoud, Rabah. The Arab Contribution to Music of the Western World. UK: FSTC, 2004.

Raden, Franki. Dinamika Pertemuan Dua Tradisi (musik Kontemporer Indonesia, di Abad 20),
Jurnal Kebudayaan Kalam, Edisi 2-1994.

Wheaton, Jack. All That Jazz, USA: Ardley House Publisher, 1994.

Yampolsky, Philip. Hati Yang Luka: An Indonesian Hit, Indonesia Journal, Vol. 47, USA: Cornell
University, April 1989.

Anda mungkin juga menyukai