Jadi sejak itu, tersusunlah solmisasi dengan kata DO RE MI FA SOL LA SI. Untuk mempermudah
penulisan kata dari nama nada ini, maka seorang filosof bangsa Prancis bernama Jean Jacques Rousseau
yang memiliki perhatian yang besar terhadap musik, menuliskannya dengan memberikan lambang
untuk nada ini berupa tulisan angka.
Sistem penulisan nada dengan angka yang diciptakan oleh Rousseau ini, kemudian dikembangkan lagi
oleh tiga orang sebangsanya, yaitu Aime de Paris, Pierre de Galin dan lebih dipopulerkan lagi oleh
seorang tokoh musik pendidikan bangsa Prancis bernama Emile Cheve dan dikenal dengan sistem
Cheve hingga hari ini.
Sistem Cheve sendiri dikenal secara luas diseluruh dunia dan dibawa ke Indonesia oleh para kolonialis
Belanda. Namun perkembangannya kini sudah jauh berubah dan mulai ditinggalkan karena sistem yang
digunakan terutama di negara-negara yang maju di bidang musik lebih banyak menggunakan notasi
balok.
MEMBACA NOTASI ANGKA
Notasi angka adalah penulisan suatu karya musik pada kertas dengan menggunakan angka sebagai simbolnya. Cara
membaca not angka : 1 - do, 2 - re, 3 - mi, 4 - fa, 5 - sol, 6 - la, 7 – si 0 atau angka nol dalam notasi angka disebut
sebagi tanda diam atau tanda berhenti.
1. Titik (.) Tanda Titik digunakan dalam dua macam fungsi:
a. Sebagai tanda tinggi rendah nada Untuk nada rendah, titik diletakkan di bawah nada yang dimaksud, sedangkan
untuk nada tinggi titik diletakkan di atas nada yang dimaksud
b. Sebagai tanda jumlah/panjang ketukan Tanda titik digunakan untuk tanda penambahan jumlah/panjang ketukan
suatu nada. Titik diletakkan setelah nada yang dimaksud.
2. Garis Tegak (|) Garis tegak digunakan sebagai batas birama, sehingga disebut garis birama Dua garis tegak menandai
satu birama.
| 3 · · 2 4 | = satu birama
3. Garis Mendatar Sebagai pembagian jumlah ketukan. Dalam satu birama, terdapat 4 ketukan.