Anda di halaman 1dari 2

MEMBACA LITERAL

Pengertian Membaca Literal


Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: Membaca pemahaman literal adalah
membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks secara
tersurat
Membaca literat merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning)
yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang
terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi,
yakni makna tersiratnya, baik dalam tataran antar baris apalagi makna yang terletak dibalik
barisnya.
Dalam taksonomi membaca pemahaman, kemampuan membaca literal merupakan kemampuan
membaca yang paling rendah, karena selain pembaca lebih banyak bersikap pasif juga tidak
melibatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan perkataan lain, ketika melakukan proses membaca,
sang pembaca hanya berusaha menerima berbagai hal yang tersurat dari kata- kata yang dibacanya
atau yang dikemukakan oleh pengarang. Oleh karena itu, untuk pengukuran pemahaman jenis
membaca level ini, kita dapat menggunakan kata- kata kunci pertanyaan: apa, siapa, dimana atau
kapan.
Tujuan Membaca Literal
Membaca literal bertujuan hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks bacaan.
Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal (reading the lines) dalam teks
bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih jauh. Teknik seperti ini biasanya dipakai
dalam proses belajar mengajar tingkat rendah, misalnya siswa SD-SMP.
Contoh Membaca Literal
Siswa SD yang diberi tugas membaca sebuah buku cerita atau buku tentang ilmu pengetahuan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman Literal

Untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, sekurang-kurangnya guru perlu membina


lima faktor pendukung pemahaman seperti yang diungkapkan oleh Burn, Reo dan Ross (1996: 112)
yaitu: (a) potensi skemata pembaca, (b) potensi mengingat. (c) perspektif pembaca, (d) kemampuan
berpikir, dan (e) aspek efektif. kelima hal tersebut dibahas sebagai
berikut.
(a) Potensi Skemata Pembaca
Setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang. Potensi itu ada pada diri siswa itu sendiri yang
tersimpan di dalam memorinya. Hal ini sebagaimana yang dinyataan oleh Cahyono (1992/1993: 25)
bahwa: Skemata adalah berupa pengetahuan yang tersimpan di dalam memori siswa yang dapat
berfungsi pada saat siswa menginterpretasi informasi baru serta membiarkan informasi baru itu
masuk dan menjadi bagian dari pengalaman yang tersimpan. Jadi, skemata itu berupa pengetahuan
yang telah kita dapatkan yang tersimpan di dalam memori kita.
(b) Potensi Mengingat
Kemampuan mengingat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dan memiliki
tingkat yang berbeda-beda pula. Dalam Taksonomi Bloom kemampuan ini termasuk kemampuan
tingkat rendah. Mengingat sangat diperlukan dalam membaca, karena dengan mengingat pembaca
dapat menggungkapkan kembali dan menghubungkan antara apa yang
dibaca dengan
apa yang dipahaminya.
(c) Perspektif

Pembaca

Perspektif pembaca merupakan potensi yang sangat menentukan pemahaman seseorang dalam
membaca teks bacaan. Dengan perspektif yang dimilki oleh siswa terhadap bacaan yang dibacanya
dapat memberikan kemudahan dalam memahami isi bacaan. Perspektif yang dimaksud adalah
pendapat, anggapan, dan tinjauan pembaca terhadap teks yang dibacanya.
(d) Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir adalah syarat untuk memahami sesuatu. Kemampuan berpikir yang dimaksud
adalah kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis tentang apa
yang
dibacanya.
(e) Aspek Afektif
Aspek afektif adalah aspek yang juga menentukan kemampuan sesorang memahami isi bacaan
dengan baik. Afektif adalah sikap seseorang terhadap teks yang dibacanya. Dengan memiliki sikap
yang positif atau dengan kemampuan pembaca menanggapi isi teks dengan baik, maka akan
menghasilkan pemahaman yang baik.

Anda mungkin juga menyukai