Anda di halaman 1dari 10

PROSES MORFOLOGIS PEMAJEMUKAN KATA

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Morfologi semester 3
yang diampu oleh dosen Mekar Ismayani M.Pd)

Makalah
Disusun oleh :

Dede Heri Pramono 14210200


Nasrul Bagus 14210282
Suci Lestari 14210213
Asri Anggraeni R 14210215
Fitri Nuraini 14210230
Widdy Rahma Umar 14210189

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) SILIWANGI BANDUNG
PROGRAM STRATA 1 (S1)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2015-2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Berkat izin-Nya pula makalah ini dengan segala
kekurangannya dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita semua
selaku pengikut ajarannya yang insya Allah dalam keadaan syafaatnya. Aamiin
Ucapan terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada kedua orangtua kami yang
senantiasa mendidik kami dan membimbing kami. Rasa terimakasih juga kami ucapkan
kepada dosen Mekar Ismanaini M.Pd selaku dosen mata kuliah Morfologi pada semester 3
yang tak kenal dengan kta lelah dalam memberikan ilmunya. Tak lupa pula kepada rekan-
rekan yang memberikan masukan dan saran demi terbentuknya makalah yang dapat
bermanfaat bagi kita semua. Khususnya bagi mereka yang ingin memperdalam di bidang
linguistik bahasa Indonesia
Makalah ini berisi tentang salah satu dari proses morfologis yaitu pemajemukan kata.
Di dalam makalah ini kita akan belajar mengenai apa pengertian dari kata majemuk dan
bagaimana proses kata majemuk itu dapat berlangsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik itu dalam
segi fisik maupun kedalaman isi materi yang disajikan pada makalah ini. Maka dari itu kami
dengan sangat terbuka menerima masukan dan saran dari para pembaca demi perbaikan
dalam proses pembuatan makalah selanjutnya.
Harapan kecil dari kami semoga para pembaca khususnya mereka yang berkelut di
bidang bahasa Indonesia dapat memetik manfaat dari makalah ini. Aamiin
Cimahi, 5 Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan............................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.3.2 Manfaat Penulisan..................................................................................... 3
1.3.2.1 Manfaat Teoritis................................................................................ 3
1.3.2.2 Manfaat Praktis................................................................................. 3

Bab 2 Landasan Teori......................................................................................................... 4


2.1 Proses Morfologis Pemajemukan Kata................................................................ 4

Bab 3 Pembahasan.............................................................................................................. 6
3.1 Pengertian Pemajemukan Kata............................................................................ 6
3.2 Kata Majemuk..................................................................................................... 7
3.2.1 Pengertian Kata Majemuk............................................................................. 7
3.2.2 Ciri-ciri Kata Majemuk.................................................................................. 9
3.3 Kata Majemuk dengan Unsur Morfem Unik........................................................ 12

Bab 4 Penutup...................................................................................................................... 13
4.1 Simpulan.............................................................................................................. 13
4.2 Saran.................................................................................................................... 14

Daftar Pustaka....................................................................................................................... 15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan berkomunikasi yang kita lakukan, baik secara langsung (tatap muka)
ataupun secara tidak langsung (menggunakan media) kerap kita sering menemukan gabungan
dua kata tetapi memiliki satu makna. Kata-kata yang dimaksud misalnya kata rumah sakit,
rumah makan, besar kepala, tangan panjang, dan lain sebagainya. Kata rumah sakit memiliki
makna gedung tempat merawat orang sakit, rumah makan berarti tempat untuk
makan, besar kepala berarti orang yang sombong dan kata tangan panjang yang berarti
suka mencuri. Bahkan mungkin kata-kata tersebut kita temukan pada saat kita melakukan
kegiatan membaca.
Di dalam bahasa Indonesia, kata-kata tersebut disebut dengan kata majemuk. Kata
majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya (Ramlan, 2009;76).
Kata rumah sakit yang terdiri dari kata “rumah” dan kata “sakit”. Begitu juga dengan tangan
panjang yang terdiri dari kata “tangan” dan “panjang”.
Di samping itu, kata majemuk juga ada yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata. Pokok kata adalah satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan
secara gramatik tidak memiliki sifat bebas (Ramlan, 2009;31). Kata majemuk yang tergolong
dalam hal ini misalnyadaya juang, daya tahan, ruang baca dan ada pula yang terdiri dari
pokok kata semua, misalnya lomba tari, jual beli, simpan pinjam dan masih banyak lagi.
Apabila kita memerhatikan secara sekilas perbedaan kata majemuk antara kata
majemuk yang terdiri dari dua unsur kata dan kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan
pokok kata ataupun pokok kata semua, maka kita dapat membuat simpulan sementara
perbedaannya. Perbedaannya adalah apabila kata majemuk yang terdiri dari dua unsur kata,
maka jika hanya menjadi satu unsur kata, masih memiliki makna. Seperti kata rumah
sakit, apabila kata sakitnya dihilangkan, dan hanya menjadi kata rumah saja maka masih
memiliki arti yaitu bangunan tempat tinggal manusia.
Akan tetapi hal ini berbeda dengan kata majemuk yang terdiri dari satu unsur kata dan
satu pokok kata.Seperti kata daya juang, apabila katadayanya dihilangkan, dan menjadi
kata juang saja, maka apakah masih memiliki makna? Jika melihat pada pembahasan pokok
kata di satuan-satuan gramatik, maka kata juang tersebut tidak memiliki makna. Benarkah
simpulan tersebut? Bisakah kata majemuk yang terdiri dari unsur dua kata, kata-katanya
bebas dari kelas kata apa saja? Seperti Mangga besar yang terdiri dari
kata Mangga dan besar. Apakah ini termasuk jenis kata majemuk ataubukan? Bukankah
kata manga besar juga terdiri dari dua unsur kata? Apabila bukan termasuk kata majemuk,
adakah syarat-syarat tertentu dari unsur kata yang dapat dijadikan kata majemuk?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang menjadi dasar kami untuk mempelajari lebih
lanjut mengenai proses morfologis pemajemukan kata. Di lain sisi pula untuk memenuhi
kewajiban kami sebagai mahasiswa semester 3 pada mata kuliah Morfologi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah yang ada, diantaranya:
(1). Apa pengertian pemajemukan?
(2). Bagaimana proses pemajemukan kata?
(3). Apa ciri-ciri kata majemuk?
(4). Apa unsur-unsur yang terkandung pada kata majemuk?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
(1). untuk mengetahui proses morfologis pemajemukan kata
(2). untuk mengetahui pengertian dari pemajemukan kata
(3). untuk mengetahui kata majemuk beserta unsur-unsurnya
(4). untuk mengetahui ciri-ciri kata majemuk

1.3.1 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini terbagi menjadi dua hal, yaitu manfaat secara teoritis
dan secara praktis.
1.3.1.1 Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk :
(1). mengetahui teori-teori pemajemukan kata
(2). mengetahui pengertian kata majemuk
(3). mengetahui ciri-ciri kata majemuk dan unsur-unsurnya
1.3.1.2 Manfaat Praktis
Adapun secara praktis, makalah ini bermanfaat sebagai pegangan kecil
bagi kita khususnya di bidang bahasa Indoneisa sebagai rujukan atau referensi
mengenai kata majemuk

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pemajemukan Kata


Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua buah
kata yang menimbulkan suatu kata baru (M. Ramlan, 1985 ). Dalam pengertian ini Ramlan
lebih merujuk kepada makna baru yang muncul daripada perubahan fonemnya seperti
pada afiksasi. Hal ini senada dengan pengertian proses pemajemukan kata menurut Tata Baku
Bahasa Indonesia (1988) yang menyatakan bahwa pemajemukan adalah proses pembentukan
kata melalui penggabungan morfem dengan kata, atau kata dengan kata
yangmenimbulkan pengertian baru yang khusus. Pengertian menurut Tata Baku Bahasa
Indonesia (TBBI) ini pun memerhatikan makna baru yang timbul akibat proses
pemajemukan. Perbedaanya dengan apa yang dikemukakan Ramlan hanya merujuk terhadap
kata dengan kata yang membentuknya, sedangakan TBBI menambahkan kata dengan
morfem. Hasil dari proses pemajemukan kata ini disebut kata majemuk atau
kompositum
Penggunaan kerangka teori yang dikemukakan oleh Ramlan dan Tata Baku Bahasa
Indonesia 1988;168 dengan beberapa alasan, diantaranya :
(1). Pendekatan terhadap makna baru yang timbul dari kata tersebut dan tidak adanya
perubahan fonem yang baru. Berbeda dengan proses afiksasi yang terjadi perubahan
fonemnya misalnya seperti prefix Me(N)- yang berubah menjadi Men-, Meng-, Meny-,
Menye-, dan Mem-.
(2). Pendakatan secara makna juga mampu membedakan satuan yang disebut kata majemuk
dan satuan yang tidak disebut kata majemuk. Misalnya pada kata kamar mandi dan orang
mandi. Keduanya sama-sama terdiri dari kata nominal dan kata verbal. Kata nominal yang
dimaksud adalah kata orang dan kamar, sedangkan kata verba yang dimaksud adalah kata
mandi. Untuk membedakan manakah yang termasuk kata majemuk dan bukan, pendekatan
secara makna akan lebih mudah
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pemajemukan Kata


Pengertian pemajemukan kata menurut beberapa ahli yaitu :
(1). Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua
buah kata yang menimbulkan suatu kata baru (M. Ramlan, 2007 ).
(2). Pemajemukan adalah proses pembentukan suatu konstruksi melalui
penggabungan 2 morfem / kata atau lebih (Samsuri, 1978 ).
(3). Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem
dasar yang hasil keseluruhannya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola
fonologis, gramatikal, dan semantik yang khusus menurut kaidah bahasa yang
bukan pemajemukan (Harimurti Kridalaksana, 1982 )
(4). Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem
dengan kata, atau kata dengan kata yang menimbulkan pengertian baru
yang khusus (TBBI, 1988 : 168).
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemajemukan kata
adalah proses penggabungan kata dengan kata, kata dengan pokok kata, atau pokok kata
dengan pokok kata yang menghasilkan makna baru secara khusus. Penggabungan kata
dengan kata misalnya pada kata rumah sakit. Kata dengan pokok kata misalnya pada
kata pasukan tempur. Dan penggabungan pokok kata dengan pokok kata misalnya pada
kata jual beli. Pokok kata adalah satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa,
dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas. Contoh pokok kata misalnya juang, temu,
alir, sandar, baca, ambil, jabat, main, rangkak dan masih banyak lagi (Ramlan 2009;31).
Hasil dari proses pemajemukan kata disebut kata majemuk atau kompositum.

3.2 Kata Majemuk


3.2.1 Pengertian Kata Majemuk
Pengertian kata majemuk di dalam bahasa Indonesia sejak dulu sampai
sekarang belum pernah terselesaikan (lih.Linguistik UmumAbdul Chaer hal.186) dalam arti
sampai kini pendapat tentang konsep dasarnya masih simpang siur dan sering terjadi
perdebatan.
Para ahli linguistik tradisional, seperti Sutan Takdir Alisjahbana (1953), yang
berpendapat bahwa kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru yang
tidak merupakan gabungan makna unsur-unsurnya. Misalkan kata kumis kucing yang
bermakna ‘sejenis tumbuhan’ dan mata sapi dengan makna ‘telur yang digoreng tanpa
dihancurkan’ adalah kata majemuk. Berbeda dengan kumis kucingdengan arti ‘kumis
dari binatang kucing’ dan mata sapi dalam arti ‘mata dari binatang sapi’ bukanlah kata
majemuk.
Venhar (1978) mempunyai pendapat lain mengenai kata majemuk.
Menurutnya suatu komposisi disebut kata majemuk kalau hubungan kedua unsurnya tidak
bersifat sintaksis. Komposisi matahari, bumiputera dan daya juang adalah kata
majemuk, sebab tidak dapat dikatakan matahari adalah “matanya hari “( bandingkan dengan
mata adik yang artinya matanya adik), bumiputera tidak dapat dianalisis menjadi bumi
miliknya putera (bandingkan dengan bumi kita yang dapat dianalisis menjadi bumi
miliknya kita), dan daya juang yang tidak dapat dianalisis menjadi daya untuk berjuang.
Bahwa matahari, bumiputera dan daya juang adalah kata majemuk terbukti dari tidak
dapat disisipkannya sesuatu diantara kedua unsurnya menjadi matanya hari, buminya
putera dan dayaku juang

Sedangkan Kridalaksana (1985) menegaskan bahwa kata majemuk haruslah


tetap berstatus kata; kata majemuk harus dibedakan dari idiom, sebab kata majemuk adalah
konsep sintaksis, sedangkan idiom adalah konsep semantis.Idiom adalah ungkapan
bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya
(Moeliono, 1984;177).Maka, bentuk-bentuk seperti orangtua dalam arti ayah ibu, meja
hijau dalam arti pengadilan, dan mata sapi dalam arti telur goreng tanpa
dihancurkan’ bukanlah kata majemuk. Yang termasuk kata majemuk justru bentuk-bentuk
seperti antipati, geografi, mahakuasa, multinasional dan pasfoto, karena memenuhi
persyaratan sebagai bentuk status kata.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat kita tarik kesmpulan bahwa
Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di samping itu, ada
juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya.
(1). Ahli linguistkc tradisionnal tata bahasa sangat memperhatikan aspek
ortografinya memberikan ciri bahwa yang disebut kata majemuk adalah kata yang
terdiri dari dua bagian tetapi ditulis serangkai seperti matahari, hululalang, pasfoto dan
sebagainya .
(2). Para tata bahasa struktural menitikberatkan kajian pada struktur, datang
dengan konsep bahwa kedua unsur kata majemuk tidak bisa dipisahkan dengan unsur
lain dan tidak bisa dibalik susunannya. Umpamanya bentuk mata sapi dalam arti telur
yang digoreng tanpa dihancurkan adalah sebuah kata majemuk sebab tidak bisa
dipisah misalnya menjadi matanya sapi atau mata dari sapi atau tidak bisa dibalikkan
menjadi sapi mata.
(3). Formula untuk bisa membedakan antara kata majemuk dengan idiom yaitu :
Kata Majemuk : A + B bermakna keterkaitan AB
Idiom : A + B bermakna C
Misalnya, terjun payung adalah sebuah kata majemuk karena
maknanya yaitu melakukan terjun dengan memakai alat semacam payung. Jadi,masih ada
hubungannya dengan makna terjun dan kata payung. Sedangkan bentuk naik darah
dalam arti menjadi sangat marah adalah sebuah idiom sebab maknanya tidak bisa
ditelusuri dari kata naik dan kata darah.

3.2.2 Ciri-ciri Kata Majemuk


Perhatikan satuan kata berikut ini :
(1).Kursi malas
(2).Adik malas
Jika diperhatikan secara sepintas, satuan tersebut terdiri dari dua kata
yang termasuk golongan kata nominal dan kata sifat. Kata nominal yang dimaksud
adalah kata kursi dan adik, sedangkan kata sifat yang dimaksud adalah kata malas
Apabila satuan terdiri dari kata nominal dan kata sifat, maka satuan
tersebut mempunya dua kemungkina. Kemungkinan yang pertama yang disebut satuan
kalusa, dan kemungkinan kedua yang disebut satuan frase. Klausa adalah satuan
gramatik yang terdiri dari predikat, baik disertai subyek, obyek, pelengkap, dan
keterangan ataupun tidak (Ramlan, 2007). Sedangkan frase yang dimaksud kemungkinan
disini adalah sebagai frase endosentrik yang atribut, ialah frase yang terdiri dari unsur
yang tidak setara.
1. Kemungkinan sebagai klausa
Jika kursi malas merupakan klausa, tentu kursi itu dapat diikuti menjadi
“Kursi itu malas” Kata malas dapat pula didahului katatidak, sangat, atau agak. Sehingga
menjadi kursi itu tidak malas, kursi itu sangat malas, dan kursi itu agak malas. Tteapi
semuanya sangat tidak mungkin. Ini berbeda halnya dengan adik itu tidak malas, adik
itu sangat malas dan adik itu agak malas.
2. Kemungkinan sebagai frase
Jika kursi mala situ merupakan frase, tentu dapat disela dengan kata “yang” menjadi
“Kursi yang malas” atau “Adik yang malas” Sama halnya dengan kemungkinan sebagai
klausa, kalimat kursi yang malas sangat tidak mungkin ada maknanya. Berbeda halnya
dengan kalimat adik yang malas.
Dari kemungkinan sebagai klausa atau sebagai frase, kata kursi malas tida
disebut sebagai klausa maupun frase tetapi dinamakan kata majemuk.
Dengan memerhatikan ciri-ciri tersebut, dan dapat ditentukan satuan mana yang
disebut kata majemuk dan satuan mana yang tidak merupakan satuan majemuk.

Ciri-ciri kata majemuk sebagai berikut :


A. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata.
Pokok kata adalah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan
biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi
sesuatu kata (Ramlan, 2007). Misalnya, juang, temu, alir, sandar, tempur, renang,
jual,beli dan masih banyak lagi. Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata,
atau pokok kata semua. , berdasarkan ciri ini, merupakan kata majemuk karena pokok kata
merupakan satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dalam
tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas. Sehingga gabungan dengan
pokok kata tentu tidak dapat dipisahkan atau diubah strukturnya. Kata majemuk yang terdiri
dari kata dan pokok kata misalnya kolam renang, pasukan tempur, lomba lari, jam kerja,
masa kerja dan masih banyak lagi.
Sedangkan yang terdiri dari pokok kata semua misalnya jual beli, tanggung jawab,
tanya jawab , simpan pinjam dan masih banyak lagi.

B. Berupa kata dan kata tetapi tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah
strukturnya.
Satuan kamar mandi kelihatannya sama dengan orang mandi, keduanya sama-sama
terdiri dari kata nominal dan kata kerja. Kata nominal yang dimaksud yaitu
kata kamar dan orang, sedangkan kata kerja yang dimaksud yaitu kata mandi. Tetapi apabila
diteliti secara mendalam, keduanya itu berbeda.
Pada kata orang mandi , kata orang dapat diikuti dengan kata itu sehingga menjadi
“orang itu mandi”. Sedangkan pada kata kamar mandi,kata kamar tidak dapat diikuti dengan
kata itu dan menjadi Kamar itu mandi Kata orang juga dapat diikuti dengan kata sedang,
sehingga menjadi orang itu sedang mandi. Tetapi kata pada kata kamar mandi tidak dapat
diikuti dan menjadi kamar itu sedang mandi. Begitupun bisa diikuti dengan kata sudah, telah
atau belum.
Kata-kata kamar itu sedang mandi, kmar itu belum mandi, kamar itu telah mandi dan
kamar itu mandi satuan-satuan tersebut dalam bahasa Indoneisa tidak ada. Berdasarkan ciri
ini, kata kamar mandi disebut kata majemuk sedangkan kata orang mandi disebut klausa.
Satuan kaki tangan berbeda dengan satuan meja kursi meskipun unsur-unsurnya
sama, yaitu berupa kata nominal keseluruhannya. Di antara kata meja dan kursi dapat
disisipkan kata dan menjadi meja dan kursi. sebaliknya di antara kata kaki dan tangan
dalam kaki tangan tidak dapat disisipkan kata dan, Kalau disisipkan maka artinya berbeda,
misalnya
(1). Dia menjadi kaki tangan musuh
(2)* Dia menjadi kaki dan tangan musuh
(3). Kaki tangannya sudah tidak ada
Kaki tangan pada kalimat no.1 merupakan kata majemuk karena kedua unsurnya tidak dapat
dipisahkan. Sedangkan kaki tangan pada kalimat no.3 bukan merupakan kat majemuk,
melainkan sebuah frase karena kedua unsurnya dapat dipisahkan. Misalnya dipisahkan
dengan kata dan menjadi Kakidan tangannya sudah tidak ada.
Berikut ini merupakan satuan gramatik, yang berdasarkan ciri kedua dan merupakan kata
majemuk :
Mata gelap Orang besar Baju dalam
Orang tua Orang kecil Ruang makan
Kamar gelap Rakyat kecil Meja makan
Kedutaan besar Kamar kecil Anak timbangan

3.3 Kata Majemuk dengan Unsur Morfem Unik


Morfem unik adalah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan
tertentu (Ramlan, 2007). Contoh kata majemuk yang terdapat unsur morfem uniknya
yaitu :
Simpang siur
Sunyi senyap
Gelap gulita
Terang benderang
Kata siur, senyam, gulita dan benderang merupakan morfem unik yang artinya satuan
tersebut hanya berkombinasi dengan tertentu. Seperti siur yang hanya berkombinasi
dengn simpang, senyap yang hanya berkombinasi dengan sunyi, gulita yang hanya
berkombinasi dengan gelap dan benderangyang hanya berkombinasi dengan terang
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pemajemukan kata adalah proses penggabungan antara kata dan kata, kata dengan
pokok kata, dan pokok kata dengan pokok kata yang menghasilkan makna baru. Hasil dari
proses pemajemukan adalah kata majemuk atau kompositom. Kata majemuk adalah
gabungan dari kata dan kata, kata dan pokok kata atau pokok kata dan pokok kata yag
keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila masih dapat dipisahkan dengan
unsur kata lain, maka bukan merupakan kata majemuk. Pokok kata adalah satuan gramatik
yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa serta dalam proses gramatik tidak
memiliki sifat bebas. Contoh dari pokok kata misalnya tempur, temu, juang, alir dan
sebagainya.

Ciri-ciri dari kata majemuk yaitu :


(1). Salah satu unsurnya merupakan pokok kata atau pokok kata semua
(2). Kedua unsurnya berupa kata tetapi kedua unsurnya tidak dapat dipisahkan dengan
unsur kata lain.
(3). Salah satu unsurnya berupa morfem unik.

4.2 Saran
Penggunaan kata majemuk hendaknya memerhatikan bisa atau tidaknya ditambahkan
unsur lain sebagai pemisahnya, apabila unsur tersebut dapat dipisahkan berarti kata tersebut
tidak disebut kata majemuk. Kata majemuk terdiri dari kata dank ta, atau kata dengan pokok
kata ataupun pokok kata semua tetapi hendaknya kita tetap menyebutkannya dengan satu kata
saja yaitu kata majemuk
Misalnya kata majemuk rumah sakit, kata rumah sakit tetap kita sebut sebagai satu kata,
bukan dua kata sekalipun unsurnya terdapat kata rumah dansakit.

DAFTAR PUSTAKA
Ramlan.2007.Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
Chaer, Abdul.2012. Linguistik Umum.Jakarta : Rineka Cipta
Finoza, Lamuddin.2009.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Diksi Insan Mulia

Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indoneisa. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Diposting oleh Dede Heri Pramono di 06.04
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Tuga

Anda mungkin juga menyukai